askep hidrokel
DESCRIPTION
askep hidrokelTRANSCRIPT
BAB IIITINJAUAN KASUS
1. Identitas PasienNama : an.CTtl :17 desember 2012Umur :3 thunJenis kelamin : laki-lakiAgama : kristenAlamat : jl.nilam 6 jakpusTanggal masuk : 20 oktober 2015-10-21Dokter : dr.AMR
2. Riwayat Kesehatan a. Keluhan Utama : Nyeri pada skrotum
Klien mengatakan nyeri pada kemaluannya. Nyeri bertambah saat klien berjalan dan akan berkurang saat klien beristirahat. Nyeri klien terasa seperti tertekan benda berat. Nyeri klien dirasakan pada daerah kemaluan sampai kepaha sebelah kanan. Nyeri klien di rasakan pada skala 4. Klien mengatakan nyeri yang diarakana pada saat yang tidak menentu. Klien mengatakan nyeri yang diarasakan hilang timbul.
b. Riwayat Terdahulu: ibu pasien mengatakan tahun 2014 anaknya DBDc. Riwayat Sekarang : Ibu pasien mengatakan imunisasi tidak lengkap, alergi obat
tidak ada, ada bengkak di kanan bawah skrotum anak.
3. Pola kebiasaana. Pola persepsi terhadap kesehatan
Klien mengatakan nyeri pada kemaluannya.b. Pola nutrisi
Keluarga klien mengatakan sudah puasa sejak jam 06.00 WIB. Operasi dijadwalkan jam 13.00 WIB.
c. Pola eliminasiKeluarga klien mengatakan klien tidak kesulitan saat BAK.
d. Pola aktivitas/istirahatKeluarga klien mengatakan klien susah untuk tidur sejak tadi malam.
e. Pola kebersihan diriKlien tampak bintik-bintik merah pada selakangan.
f. Pola kognitif perseptualKeluarga klien mengatakan masih dapat mendengar dan melihat dengan jelas. Keluarga klien mengatakan dapat memahami pembicaraan dalam Bahasa Indonesia. Keluarga klien mengatakan klien belum bisa membaca dan menulis. Klien terlihat belum lancar dalam berbicara.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis, GCS : 15 (E4M6V5)
TB : 90 cm
BB : 13 Kg
b. Tanda vital
TD : 99/65 mmHg
Nadi : 105 x/menit
RR : 24 x/menit
Suhu : 36 0C
c. Pemeriksaan Fisik Persistem
1) Sistem Pengliatan
Pada saat pengkajian didapatkan hasil posisi mata simetris, konjungitva merah
muda, sklera tidak kekuningan, pupil simetris antar kanan dan kiri, tidak
ditemukan midriasis pada pupil klien, tidak terdapat benjolan dan tidak
terdapat nyeri tekan.
2) Sistem Penciuman
Pada saat pengkajian didapatkan hasil posisi hidung klien simetris, tidak
terdapat tanda-tanda peradangan, klien mampu membedakan bau-bauan.
3) Sistem Pendengaran
Pada saat pengkajian didapatkan hasil posisi telinga klien simetris antara
kanan dan kiri, tidak ditemukan tanda-tanda peradangan, tidak ditemukan
nyeri tekan pada telinga klien, klien mampu menjawab pertanyaan yang
diberikan.
4) Sistem Wicara
Pada saat pengkajian didapatkan hasil klien masih belum mampu berbicara
dengan lancar.
5) Sistem Pernapasan
Pada saat pengkajian didapatkan hasil klien mampu bernapas dengan normal ,
tidak ditemukan pernapasan cuping hidung , tidak terdapat penarikan dinding
dada , suara napas klien vesikuler, RR 24 x/menit.
6) Sistem Pencernaan
Pada saat pengkajian didapatkan hasil mukosa klien lembab , klien mampu
menelan dengan normal tanpa ada gangguan, abdomen simetris, tidak terdapat
benjolan, bising usus 8 x/menit, tidak terdapat nyeri tekan pada abdomen.
7) Sistem Perkemihan
Pada saat pengkajian didapatkan hasil klien tidak mengalami kesulitan saat
BAK. Terdapat distensi vesika urinaria yang teraba pada saat palpasi. Terdapat
pembesaran pada skrotum sebelah kanan.
8) Sistem Integumen
Pada saat pengkajian didapatkan hasil kulit klien elastis, kulit klien teraba
hangat, tidak terdapat tanda-tanda peradangan.
9) Sistem Muskuloskeletal
Pada saat pengkajian didapatkan hasil ektremitas simetris antara kanan dan
kiri, anggota gerak atas dan bawah lengkap. Kekuatan otot
5555 5555
5555 5555
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Hasil laboratorium
No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai normal
1. Leukosit 6,61 x 10 3 /µL (6.0 – 17,0)
2. Eritrosit 4,74 x 10Ʌ / µL (3,0- 5,8)
3. Hemoglobin 11,0 g/dl (10,8 -11,8)
4. Hematokrit 32,9 % (35 – 43)
5. MCV 69,4 fl (73 – 101)
6. MCH 23,2 pg (23 – 31)
7. MCHC 33,4 g/dl (26 – 34)
8. Trombosit 160 x 10 3 /µL (150 – 440)
9. RDW 15,0 % (11,5 – 14,5)
10. Neutrofil 68,9 % (50 – 70)
11. Limfosit 17,2% (25 – 40)
12. Monosit 9,8 % (2 – 8)
13. Eosinofil 3,9 % (2 – 4)
14. Basofil 0,2 % (0 – 1)
15. Waktu perdarahan 3 menit (1 – 6)
16. Waktu pembekuan 12 meit (10 – 15)
5. Diagnosa Keperawatan
a. Pre Operatif
Cemas b.d hospitalisasi pada anak
b. Intra Operatif
Resiko gangguan pernafasan b.d efek anasthesi
c. Post Operatif
Nyeri b.d adanya luka insisi
a. Dx 1
DS : klien mengatakan takut dengan perawat
DO :
- Klien tampak menangis
- Klien tampak meronta
- Klien tampak ketakutan
- Ibu klien tampak menenangkan klien
b. Dx 2
DS : -
DO :
- Klien terpasang LMA
- Klien terpasang OPA
- Klien terpasang oksigen
- Klien terpasang saturasi oksigen
c. Dx 3
DS : -
DO :
- Klien tampak menangis
- Klien meringis
- Klien tampak gelisah
6. Intervensi Keperawatan
Diagnosa keperawatan dan
tujuan
Intervensi Rasional
Dx I :
Cemas b.d hospitalisasi anak
TUM :
Klien tidak merasa cemas
TUK :
Dalam waktu 1x24 jam
masalah cemas dapat teratasi
dengan kriteria hasil :
- Klien lebih tenang
- Klien tidak menangis
1. Lakukan pendekatan pada
klien
2. Dampingi klien selama berada
diruangan
3. Jaga kontak mata selama
berkomunikasi dengan klien
1. Untuk membina hubungan
saling percaya
2. Untuk menurunkan
kecemasan klien
3. Untuk menimbulkan rasa
empati dan care terhadap
klien
Dx II :
Resiko gangguan pernafasan
b.d efek anasthesi
TUM :
Tidak terjadi gangguan
pernafasan
TUK :
Dalam waktu 1x1 jam masalah
resiko gangguan pernafasan
tidak terjadi dengan kriteria
hasil :
- Pernafasan normal : 20
25 x/menit
- Saturasi oksigen
normal : 100%
- CRT : < 3 detik
1. Observasi TTV klien
2. Pertahankan kepatenan jalan
nafas selama operasi
3. Perhatikan alat bantu nafas
yang digunakan selama
operasi
1. Untuk mengetahui
keadaan umum klien
2. Kepatenan jalan nafas
memberikan oksigen yang
baik pada tubuh klien
3. Untuk mempertahankan
oksigenisasi yang baik
Dx III :
Nyeri b.d adanya insisi
TUM :
Nyeri dapat terkontrol
TUK :
Dalam waktu 1x4 jam masalah
1. kaji skala nyeri klien,
intensitas, lokasi dan durasi
2. Anjarkan teknik relaksasi
nafas dalam
3. Kolaborasi :
Pemberian obat analgetik
1. untuk mengetahui tingkat
nyeri
2. untuk mengurangi nyeri
3. obat analgetik dapat
nyeri dapat dikontrol dengan
kriteria hasil :
- Nyeri dapat terkontrol
- Skala nyeri : 0-1
- Klien tampak rileks
- Klien tidak menangis
mengurangi rasa nyeri
7. Implementasi Keperawatan
Diagnosa
Keperawata
n
Implementasi dan Hasil Evaluasi
Dx I 1. Melakukan pendekatan pada klien
Hasil : klien bertahap dapat dekat dengan
perawat
2. Mendampingi klien selama berada
diruangan
Hasil : klien diidampingi perawat selama
pre, intra, post operasi
3. Menjaga kontak mata selama
berkomunikasi dengan klien
Hasil : ada kontak mata saat klien dan
perawat berkomunikasi
S : klien menyapa perawat
O : klien tampak lebih tenang, tidak
memberontak, tidak menangis
A : masalah keperawatan cemas
teratasi sebagian
P : intervensi keeperawatan dilanjutkan
- Dampingi klien selama berada
diruangan
- Jaga kontak mata selam
berkomunikasi dengan klien
Dx II 1. Mengobservasi TTV klien
Hasil : TD :99/65 mmHg, RR : 24
x/menit, N : 105 x/menit, S : 36 oC
2. Mempertahankan kepatenan jalan nafas
selama operasi
Hasil : selama operasi kepatenan jalan
nafas selalu diobservasi oleh dokter
anathesi dan penata anasthesi
3. Memperhatikan alat bantu nafas yang
digunakan selama operasi
Hasil : selama operasi alat bantu
diobservasi
S : -
O :klien tampak terpasang OPA, LMA,
Oksigen dan saturasi.
A : masalah Resiko gangguan
pernafasan teratasi
P : intervensi diteruskan
- Observasi TTV klien sampai
operasi selesai
- Pertahankan kepatenan jalan nafas
selama operasi
- Pertahankan alat bantu nafas
sampai operasi selesai dan semua
alat dilepaskan
Dx III 1. Mengkaji skala nyeri klien, intensitas,
lokasi dan durasi
Hasil : klien mengatakan nyeri diperut
2. Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
Hasil : klien tidak mampu diajarkan
latihan nafas dalam
3. Kolaborasi :
Memberikan obat analgetik
Hasil : klien diberikan obat injeksi koda
S : klien mengatakan nyeri diperut
O : klien tampak menangis, klien
tampak meringis,
A : masalah nyeri teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
- Kaji skala nyeri, intensitas, lokasi
dan durasi
- Ajarkan teknik relaksasi nafas
dalam
8. Tindakan Operasi
a. Pre Operasi
- Klien dipasang abocath
- Klien dibawa masuk kekamar operasi
- Klien diposisikan supine
- Klien dibius general anasthesi
b. Intra Operasi
- Memberikan scaple mess kepada operator untuk melakukan insisi
- Insisi pada kuadran bawah abdomen sepanjang 2-4 cm, ke arah lateral dari titik
tepat di atas tuberkulum pubikum.
- Memberikan pinset kepada asisten
- Memberikan hak kepada asisten dan operator untuk memperlebar area insisi
- Memberikan scaple mess kepada operator untuk membuka pasia
- Memberikan klem kepada operator dan asisten untuk membuka pasia
- Memberikan gunting untuk memperlebar pasia
- Membuka otot
- Tampak kantung hidrokel, lalu keluarkan isi kantung hidrokel (cairan)
- Melakukan aspirasi dengan spuit 5cc untuk mengambil cairan hidrokel.
- Berikan klem untuk meng klem dua sisi hidrokel
- Berikan couter untuk membuka kantung hidrokel
- Membebaskan lemak-lemak yang lengket di kantung hidrokel
- Membuang sisa kantung hidrokel dengan couter
- Menjahit kembali kantung dengan benang vicryl no. 3/0
- Observasi perdarahan
- Memasukkan kembali kantung dibantu dengan pinset
- Menjahit lapisan pasia dengan benang vicryl no.2/0
- Menjahit kulit dengan subkutikular dengan benang cromic no.3/0
- Menutup luka dengan kasa lembab
- Buka linen sebagian
- Bersihkan luka operasi dari dalam keluar
- Tutup luka dengan lumatul dan kemudian tutup dengan opsite
- Buka semua linen
- Bersihkan luka
- Klien di pindahkan
- Scrubnurse merapikan dan membersihkan alat operasi.
c. Post Operasi
- Klien masuk ruang pemulihan
- Klien terpasang oksigen 2 liter
- Klien terpasang tensi meter dengan hasil 100/70 mmHg
- Klien terpasang saturasi O2 dengan hasil 100 %
- Klien terpasang EKG dengan HR : 110 x/menit