askep hernia

29
HERNIA I. Konsep Dasar A. Pengertian Hernia Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003). Hernia inguinalis adalah hernia yang melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000). B. Klasifikasi Menurut klasifikasinya hernia terdiri dari 2 macam yaitu: 1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003). 2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang mengalami kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004). C. Etiologi

Upload: januar-pardede

Post on 24-Jul-2015

249 views

Category:

Documents


9 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hernia

HERNIA

I. Konsep Dasar

A. Pengertian

Hernia Hernia adalah suatu penonjolan isi suatu rongga melalui pembukaan

yang abnormal atau kelemahannya suatu area dari suatu dinding pada rongga dimana

ia terisi secara normal (Lewis,SM, 2003). Hernia inguinalis adalah hernia yang

melalui anulus inguinalis internus/lateralis menelusuri kanalis inguinalis dan keluar

rongga abdomen melalui anulus inguinalis externa/medialis (Mansjoer A,dkk 2000).

B. Klasifikasi

Menurut klasifikasinya hernia terdiri dari 2 macam yaitu:

1. Hernia inguinalis indirect atau disebut juga hernia inguinalis lateralis yaitu hernia

yang terjadi melalui cincin inguinal dan mengikuti saluran spermatik melalui

kanalis inguinalis (Lewis,SM, 2003).

2. Hernia inguinalis direct yang disebut juga hernia inguinalis medialis yaitu hernia

yang menonjol melalui dinding inguinal posterior di area yang mengalami

kelemahan otot melalui trigonum hesselbach bukan melalui kanalis, biasanya

terjadi pada lanjut usia (Ignatavicus,dkk 2004).

C. Etiologi

Menurut Black,J dkk (2002).Medical Surgical Nursing, edisi 4. Pensylvania: W.B

Saunders, penyebab hernia inguinalis adalah :

1. Kelemahan otot dinding abdomen biasanya disebabkan oleh:

a. Kelemahan jaringan

b. Adanya daerah yang luas diligamen inguinal

c. Trauma

2. Peningkatan tekanan intra abdomen

a. Obesitas

b. Mengankat benda berat

c. Mengejan apabila konstipasi

d. Batuk kronik

Page 2: Askep Hernia

e. Kehamilan

f. Hipertropi prostate

3. Faktor resiko: kelainan congenital

D. Patofisiologi

Hernia berkembang ketika intra abdominal mengalami pertumbuhan tekanan

seperti tekanan pada saat mengangkat sesuatu yang berat, pada saat buang air besar

atau batuk yang kuat atau bersin dan perpindahan bagian usus kedaerah otot

abdominal, tekanan yang berlebihan pada daerah abdominal itu tentu saja akan

menyebabkan suatu kelemahan mungkin disebabkan dinding abdominal yang tipis

atau tidak cukup kuatnya pada daerah tersebut dimana kondisi itu ada sejak atau

terjadi dari proses perkembangan yang cukup lama, pembedahan abdominal dan

kegemukan. Pertama-tama terjadi kerusakan yang sangat kecil pada dinding

abdominal, kemudian terjadi hernia. Karena organ-organ selalu selalu saja melakukan

pekerjaan yang berat dan berlangsung dalam waktu yang cukup lama, sehingga

terjadilah  penonjolan dan mengakibatkan kerusakan yang sangat parah.sehingga

akhirnya menyebabkan kantung yang terdapat dalam perut menjadi atau mengalami

kelemahan jika suplai darah terganggu maka berbahaya dan dapat menyebabkan

ganggren (Oswari, E. 2000).

Hernia inguinalis dapat terjadi karena kongenital atau karena sebab yang

didapat. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur karena meningkatnya

penyakit yang meninggikan tekanan intra abdomen dan jaringan penunjang berkurang

kekuatannya. Dalam keadaan relaksasi otot dinding perut, bagian yang membatasi

anulus internus turut kendur. Pada keadaan ini tekanan intra abdomen tidak tinggi dan

kanalis inguinalis berjalan lebih vertikal. Bila otot dinding perut berkontraksi kanalis

inguinalis berjalan lebih transversal dan anulus inguinalis tertutup sehingga dapat

mencegah masuknya usus ke dalam kanalis inguinalis. Pada orang dewasa kanalis

tersebut sudah tertutup, tetapi karena kelemahan daerah tersebut maka akan sering

menimbulkan hernia yang disebabkan keadaan peningkatan tekanan intra abdomen

(Nettina, 2001).

Page 3: Askep Hernia

E. Penyimpangan KDM

Page 4: Askep Hernia

F. Tanda dan Gejala

Umumnya penderita menyatakan turun berok, burut atau kelingsir atau

menyatakan adanya benjolan di selakanganya/kemaluan.bnjolan itu bisa mengecil

atau menghilang, dan bila menangis mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat

benda berat akan timbul kembali. Dapat pula ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau

gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.

G. Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan barium dari hernia sepanjang esophagus.

2. Pemeriksaan endoskopi melihat defek.

3. Abdominal X rays – menampakkan keadaan abnormal dari tinggi gas dalam perut.

4. Pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, elektrolit) – mungkin menunjukkan

heokonsentrasi (peningkatan hematokrit), dehidrasi (peningkatan atau penurunan

sodium), dan peningkatan WBC (eritrosit).

H. Penatalaksanaan

Manajemen medis

Setiap penderita hernia inguinalis lateralis selalu harus diobati dengan jalan

pembedahan. Pembedahan secepat mungkin setelah diagnosa ditegakkan. Adapun

prinsip pembedahan hernia inguinalis lateralis adalah :

1. Herniotomy : membuang kantong hernia, ini terutama pada anak – anak karena

dasarnya adalah kongenital tanpa adanya kelemahan dinding perut.

2. Herniorrhaphy : membuang kantong hernia disertai tindakan bedah plastik untuk

memperkuat dinding perut bagian bawah di belakang kanalis inguinalis.

Pada pasien yang didapatkan kontraindikasi pembedahan atau menolak dilakukan

pembedahan, dapat dianjurkan untuk memakai sabuk hernia (truss). Sabuk itu dipakai

waktu pagi dimana penderita aktif dan dilepas pada waktu istirahat (malam).

I. Rencana Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian

Pengkajian : ditujukan pada nyeri, ada tonjolan (pembengkakan) di daerah

inguinal, cemas, tingkat pengetahuan pasien tentang hernia dan penanganannya.

Pengkajian juga ditujukan pada riwayat.

Page 5: Askep Hernia

2. Diagnosa keperawatan

a. Nyeri berhubungan dengan penonjolan hernia (mekanik).

b. Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan.

c. Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur emergensi pada hernia

strangulasi dan inkarserata.

d. Retensi urine (resiko terhadap hal yang sama) yang berhubungan dengan

nyeri, trauma dan penggunaan anestetik selama pembedahan abdomen.

e. Kurang pengetahuan : potensial komplikasi GI yang berkenaan dengan adanya

hernia dan tindakan yang dapat mencegah kekambuhan mereka.

3. Intervensi

a. Memberi rasa nyaman.

- Pasang pembebat atau ikat pinggang pada pasien jika hernia bersifat

reduce (dapat kembali) jika dianjurkan.

- Posisi trendelenburg mungkin mengurangi tekanan pada hernia, jika

memungkinkan.

- Menekankan pada pasien untuk memakai pembebat di dalam pakaian dan

memasang sebelum bangun dari tempat tidur jika hernia bersifat reduce

(dapat kembali).

- Evaluasi tanda dan gejala hernia inkarserata atau strangulasi.

- Pasang NGT, jika diindikasikan, untuk menghilangkan penekanan pada

kantong hernia

b. Menghilangkan nyeri post operasi.

- Anjurkan pasien membelat daerah insisi dengan tangan atau bantal jika

batuk untuk mengurangi nyeri dan melindungi lokasi dari peningkatan

tekanan intraabdominal.

- Berikan analgetik sesuai anjuran

- Ajarkan tentang istirahat, pemberian es, dan elevasi skrotum sebagai

tindakan yang dilakukan untuk mengurangi edema skrotum atau

pembengkakan setelah perbaikan dari hernia inguinal.

- Ajarkan ambulasi segera setelah diperbolehkan.

Page 6: Askep Hernia

- Nasehati pasien bahwa kesukaran dalam berkemih setelah pembedahan

adalah hal yang umum terjadi; meningkatkan eliminasi untuk menghindari

rasa tidak nyaman dan memasang catheter jika diperlukan.

c. Pencegahan infeksi

- Periksa pembalut drain dan insisi adanya kemerahan dan pembengkakan.

- Monitor tanda dan gejala infeksi lain; demam, dingin, malaise dan keringat

berlebihan.

- Berikan antibiotik, jika diperlukan.

d. Pembelajaran pasien/memelihara kesehatan

- Nasehati bahwa nyeri dan pembengkakan skrotum mungkin timbul 24 –

48 jam setelah pembedahan pada hernia inguinal.

- Ajarkan untuk memonitor sendiri tanda-tanda infeksi : nyeri, perembesan

dari insisi, peningkatan suhu, juga kesukaran yang terus menerus dalam

buang air.

- Menginformasikan bahwa mengangkat beban harus dihindari selama 4 – 6

minggu. Atletik dan penggunaan tenaga yang berlebihan dihindari selama

8 sampai dengan 12 minggu post operasi, setiap pemberian istruksi.

4. Evaluasi

a. Hernia yang dapat dihilangkan secara efektif dengan pembebat atau ikat

pinggang; pasien merasa nyaman ; tidak ada gejala dan infeksi.

b. Kebutuhan analgesik minimal; tidak timbul edema, ambulasi.

c. Tidak demam, luka bersih dan kering.

Page 7: Askep Hernia

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito,J,L (1999).   ”Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan “ Edisi 2

D.D.Ignatavicius dan M.V.Bayne (1991), ” Medical Surgical Nursing “ , A Nursing Process Approach, W. B. Saunders Company, Philadelphia

Doenges M.E. (1989) Rencana Asuhan Keperawatan, Guidlines for Planning Patient Care (2 nd ed ). Philadelpia, F.A. Davis Company.

Engrand, Barbara (1999), Keperawatan Medikal Bedah , volume 4, Jakarta, EGC

Goodner, Brenda & Roth, S.L. (1995), “Panduan Tindakan Keperawatan Klinik Praktis”, alih bahasa Ni Luh G. Yasmin Asih, EGC, Jakarta

Long; BC and Phipps WJ (1985) Essential of Medical Surgical Nursing : A Nursing Process

Approach St. Louis. Cv. Mosby Company

Page 8: Askep Hernia

II. Rencana Asuhan Keperawatan

A. Pengkajian

Nama : Tn ‘Ir’

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL/Umur : 21 thn

Status perkawinan : Belum nikah

Agama : Islam

Suku : Makassar

Pendidikan : D.III

Pekerjaan : Tidak ada

Sumber Informasi : Ibu

Alamat : Makassar

Pekerjaan : IRT

Pendidikan : SLTA

Alamat : Makassar

B. Status Kesehatan Saat Ini

1. Alasan masuk Rumah Sakit/Keluhan Utama : Nyeri perut bawah

2. Riwayat Kesehatan utama : Nyeri disertai benjolan, dialami sejak ± 2 bulan yang

lalu, nyeri lebih hebat ketika beraktivitas dan berkurang pada saat istirahat, serta

benjolan membesar ketika beraktivitas dan hilang kalau beristirahat. Klien masuk

Rumah Sakit dengan keluhan benjolan makin besar dan terasa makin nyeri, tidak

mengalami perubahan meskipun sedang beristirahat.

3. Keluhan Saat Ini : Nyeri pada daerah Operasi

4. Riwayat Diagnosa Medis:

a. Hernia Inguinalis Lateral (HIL) Tanggal : 09 Juli 2011

b. Post Op HIL Tanggal : 12 Juli 2011

Page 9: Askep Hernia

C. Riwayat Kesehatan Keluarga

Genoogram

Keterangan :

: Laki-laki : Tinggal serumah

: Perempuan : Menikah

: Sudah Meninggal

: Klien

? : Umur tidak diketahui

Komentar :

1. Saudara perempuan ayah klien meninggal karena kecelakaan

2. Klien menderita penyakit Hernia Inguinalis Lateral

D. Riwayat Kesehatan Masa Lalu

1. Penyakit yang pernah dialami

a. Kanak-kanak : Klien pernah menderita penyakit thypoid pada umur 9 tahun

b. Kecelakaan : Tidak pernah

c. Pernah dirawat : Pernah pada umur 9 tahun

2. Alergi : Klien tidak mengetahui riwayat alerginya

3. Kebiasaan:

53 t

27 t 21 t 16

41 t44 t52 t

11 t

18 t

38 t

49 t

?

Page 10: Askep Hernia

Klien mempunyai kebiasaan merokok dan minum kopi, klien mengaku tidak pernah

mengkomsumsi obat-obatan.

4. Klien mengatakan tidak mengkomsumsi alcohol

5. Pola nutrisi:

a. Sebelum sakit

- Berat badan : 64 kg Tinggi badan 170 cm

- Jenis makanan: nasi, lauk pauk, sayuran, kadang disertai buah

- Makanan yang disukai: Nasi goreng, coto

- Makanan yang tidak disukai : Tidak ada

- Makanan pantangan : Tidak ada

- Nafsu makan : Baik

- Perubahan berat badan 6 bulan terakhir: tidak diketahui

b. Perubahan setelah sakit:

- Jenis diet : Sesuai menu Rumah Sakit Nafsu makan : Tidak berubah

- Rasa mual : Ada Muntah : Tidak ada

- Intake cairan : Oral ± 2500 cc/hari , Parenteral 1500 cc/hr

- Porsi makan : Porsi yang disediakan dihabiskan

6. Pola Eliminasi

a. Sebelum sakit

a) Buang Air Besar ( BAB )

Frekuensi 1 / hari

Penggunaan pencahar : Tidak pernah

Waktu : Malam hari

Konsistensi : normal, warna kuning

b) Buang Air Kecil

Frekuensi 4 – 5 x / hari

Waktu : Tidak menentu

Konsistensi : Warna kuning, bau amoniak

Volume : Tidak diketahuib. Perubahan setelah sakita) BAB : Klien mengatakan sakit pada saat BAB dan diperberat apabila mengedanb) BAK : Terpasang Kateter, 1500 cc/hari

7. Pola Tidur dan Istirahat

Page 11: Askep Hernia

a. Sebelum Sakit :- Waktu tidur : Siang tidak menentu, Malam hari pukul 23 – 06 WITA- Lama tidur / hari : ± 10 jam / hari- Kebiasaan pengantar tidur : Nonton dll- Kebiasaan saat tidur : Tidak diketahui- Kesulitan dalam tidur : Tidak adab. Perubahan setelah sakit : Klien mengatakan suka terbangun, terutama pada saat nyeri

pada daerah bekas operasi.

8. Pola Aktivitas dan latihan

a. Sebelum sakit:

- Kegiatan dalam pekerjaan : Tidak dikaji

- Olah Raga : Klien senang sepak bola dan dilakukan 3 kali dalam seminggu

- Kegiatan diwaktu luang : Nonton, istirahat

b. Perubahan setelah sakit: Klien belum bisa beraktivitas berat dalam jangka waktu

yang relative lama.

9. Pola Pekerjaan:

a. Sebelum sakit

- Jenis pekerjaan : Tidak menetap

- Jumlah jam kerja : Tidak menetap

- Jadwal kerja : Tidak menetap

b. Perubahan setelah sakit: Klien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa

E. Riwayat Lingkungan

Tempat tinggal klien terletak di daerah yang berpenduduk padat, rumah klien tidak

mempunyai jarak, berdempet antara rumah yang satu dengan rumah yang lain, kebersihan

cukup terjaga meskipun timpat tinggal klien tidak bebas polusi.

F. Aspek Sosial

1. Pola Fikir dan Persepsi

a. Klien tidak menggunakan kacamata dan alat bantu dengar.

2. Persepsi sendiri

a. Hal yang difikirkan klien saat ini yaitu pekerjaan yang sudah 1 minggu

ditinggalkan

Page 12: Askep Hernia

b. Harapan setelah perawatan : Klien ingin sembuh dan dapat kembali

beraktivitas

3. Suasana hati dan rentang perhatian tidak dikaji

4. Hubungan/komunikasi

a. Klien dapat berbicara normal

b. Tempat tinggal : Klien tinggal bersama orang tuanya

c. Kehidupan keluarga : Klien tidak tahu

d. Tidak ada kesulitan dalam hubungan dengan orang tua, sanak saudara

5. Kebiasaan dalam hubungan seksual : Tidak diketahui

6. Pertahanan Koping:

a. Pengambilan keputusan : Tidak dikaji

b. Yang disukai tentang diri sendiri : tidak dikaji

c. Yang ingin dirubah dari kehidupan : Tidak dikaji

d. Yang dilakukan jika stress, marah-marah, dan keluar rumah

7. Sistem nilai dan kepercayaan

a. Sumber kekuatan : Tuhan

b. Bagi klien Tuhan, agama dan kepercayaan Penting

c. Kegiatan keagamaan klien yaitu Shalat

d. Kegiatan keagamaan di RS : Tidak ada

G. Pengkajian Fisisk

1. Kesadaran : Composmentis GCS E5M6V4

Keadaran Umum : Lemah

Tanda-tanda Vital : TD: 110/80 mmHg N: 112 x / Menit

P : 24 x / menit S: 370 C

2. Kepala:

Bentuk kepala normocephalik, Rambut dan kepala bersih, distribusi rambut

merata, tidak mudah tercabut, warna hitam, tidak ada luka dan edema.

3. Mata:

Ukuran pupil mengecil bila terkena cahaya, alis dan kelopak mata normal, sclera

kiri berwarna putih, konjunctiva tidak anemis, akomodasi tidak terkaji.

Page 13: Askep Hernia

4. Hidung:

Reaksi alergi tidak ada, klien pernah mengalami flu yaitu 4 – 5 x / tahun, sinus

tidak ada kelainan, tidak ada perdarahan di hidung.

5. Mulut dan tenggorokan:

- Gigi geligi tidak ada kelainan

- Gangguan bicara : Tida ada

- Tida ada kesulitan menelan

- Pemeriksaan gigi terakhir tidak diketahui

6. Dada dan paru-paru

- Suara nafas vesikuler, ronchi dan wheezing tidak ada

- Pola nafas regular – irregular

- Batuk tidak ada, sputum tidak ada, nyeri dada tidak ada

- Tidak sesak nafas

7. Jantung dan sirkulasi

- Nadi perifer teraba, SPO2 = 100 x / menit

- Capillary refilling : 2 – 3 detik

- Bunyi jantung tambahan tidak ada

- Irama jangtung : Ritmic

- Distensi vena jugularis : Tidak ada

- Tidak ada perubahan warna kulit, kuku, bibir dll

8. Abdomen

- Peristaltik usus normal 8 x / menit

- Tampak luka bekas operasi

- Nyeri tekan : Nyeri pada daerah luka

- Tidak teraba massa

- Tidak acites

9. Genetalia dan Anus

- Tidak ada kelainan

10. Ekstermitas

- Keadaan ekstremitas normal

- Simestris kiri kanan, ROM aktif

Page 14: Askep Hernia

- Akral hangat, Edema: tidak ada, cyanosis: tidak ada

11. Tulang belakang

- Tidak ada lordosis, kifosis, skoliosis

12. Kulit

- tidak tampak kelainan

13. Status neurologis

- Tidak ada kelainan pada nervus I – XII

H. Data Diagnostik

No Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

1

2

Darah rutin (Tgl 11 juli 2011)

- WBC

- RBC

- HGB

- HCT

- PLT

- PCT

- LED

Kimia Darah (Tgl 11 juli 2011)

- GDS

7,2 x 103/mm3

5,27 x 103/mm3

12,6 g/dl

35,0 L%

297 x 103/mm3

197 %

12

94 mg/dl

4,3 – 10,8 x 103/mm3

4,20 – 6,40 x 103/mm3

12,0 – 18,0 g/dl

37 – 52 L%

150 - 450 x 103/mm3

100 – 500 %

70 - 140 mg/dl

I. Terapy Medis

Nama Obat Dosis/Cara Pemberian Efek/Interaksi Obat

Tgl 12 Juli 2011

- Infus Rl

- Cefotaxim

- Ranitidin

- Ketorolac

- Antrain

20 tetes/menit

1 gr / 12 jam/iv

1 A/ 8 jam/iv

1 A/ 8 jam/iv

1 A / 8 jam

Page 15: Askep Hernia

Tgl 14 Juli 2011

- Infus RL

- Ceftriaxone 1 gr

- Ketorolac 1 amp

16 tetes/menit

3 x 1 tab/hari/oral

Per 12 jam / iv

Per 8 jam/ iv

III. Identifikasi Data

A. Data Subyektif

1. Klien mengeluh nyeri pada daerah bekas operasi

2. Klien mengeluh tidak mampu melakukan aktivitas yang biasanya dilakukan

B. Data Obyektif

1. Ekspresi wajah meringis

2. Klien memegang daerah yang nyeri

3. Nyeri skala sedang

4. Perubahan jalan, berjalan dengan pincang

5. ADL dilakukan di tempat tidur

6. ADL dibantu perawat keluarga

C. Data Risisko Infeksi

1. Hipertemia

2. Terdapat luka bekas operasi

3. Luka nampak basah

IV. Analisa Data

No Data Masalah1 DS :

1. Klien mengeluh nyeri pada daerah bekas

operasi

DO :

1. Ekspresi wajah meringis

2. Klien memegang daerah yang nyeri

3. Nyeri skala sedang

Nyeri Post Operasi

Page 16: Askep Hernia

2

3

DS :

1. Klien mengeluh tidak mampu melakukan

aktivitas yang biasanya dilakukan

DO :

1. Perubahan jalan, berjalan dengan pincang

2. ADL dilakukan di tempat tidur

3. ADL dibantu perawat keluarga

1. Hipertemia

2. Terdapat luka bekas operasi

3. Luka nampak basah

Intoleransi Aktifitas

Risiko Infeksi

V. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri berhubungan dengan tindakan pembedan/terputusnya kontinuitas jaringaan

2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan nyeri yang dirasakan pada daerah bekas

operasi

3. Risiko tinggi infeksi berhubungan dengan tindakan pembedahan

Page 17: Askep Hernia

VI. Rencana Asuhan Keperawatan

NO DIAGNOSA KEPERAWATANRENCANA ASUHAN

KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA TINDAKAN)

1 Nyeri berhubungan dengan

terputusnya kontinuitas jaringan

T : Nyeri hilang/berkurang dalam

waktu 2 x 24 jam setelah perawatan

K : - Nyeri hilang/berkurang

- Wajah tampak ceria

I : - Observasi keadaan umum dan

tanda-tanda vital

- Kaji tingkat nyeri, lokasi,

lamanya serangan

- Anjurkan teknik relaksasi nafas

dalam

- Anjurkan klien untuk merubah

posisi setiap 2 jam

- Kolaborasi pemberian obat

analgetik sesuai indikasi

2 Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan nyeri yang dirasakan pada

daerah bekas operasi

T : Klien dapat melakukan aktivitas

sendiri dalam waktu 2 x 24 jam

setelah perawatan

K : - Klien mampu melakukan

aktivitas sendiri

I : - Catat respon emosi/perilaku

mobilitas. Berikan aktivitas yang

Page 18: Askep Hernia

dapat ditoleransi.

- Anjurkan pasien untuk tetap ikut

berperan serta dalam aktivitas

sehari-hari dalam keterbatasan

individu.

- Bantu pasien dalam melakukan

aktivitas

3 Risiko infeksi berhubungan dengan

tindakan pembedahan

T : Tidak terjadi infeksi pada area

bekas operasi dalam waktu 3 x 24

jam setelah perawatan

K : - Luka operasi kering

- Tidak ada tanda-tanda infeksi

I : - Awasi tanda-tanda infeksi

- Anjurkan keluarga untuk

menjaga kebersihan diri dan

lingkungan

- Ganti balutan dengan teknik

septik/aseptik.

- Kolaborasi untuk pemberian obat

antibiotik

VII. Tindakan keperawatan & Evaluasi

Page 19: Askep Hernia

NDX TINDAKAN EVALUASI

1

2

Mengobservasi keadaan umum dan tanda-

tanda vital

Hasil : TD : 130/85 mmHg

P : 20 x / mnt

N : 86 x / mnt

S : 38° C

Mengkaji tingkat nyeri, lokasi, lamanya

serangan

Hasil : Nyeri skala sedang, likasi pada daerah

post op, lama serangan ; hilang timbul sekitar

3-5 menit

Menganjurkan teknik relaksasi nafas dalam

Hasil : Klien menarik nafas panjang dari

hidung, kemudian di keluarkan melalui mulut

Menganjurkan klien untuk merubah posisi

setiap 2 jam

Hasil : Klien merubah posisi balik ke kanan

Mengkolaborasikan pemberian obat analgetik

sesuai indikasi

Hasil : Injeksi Ketorolac 1 amp/iv

Mencatat respon emosi/perilaku mobilitas.

Berikan aktivitas yang dapat ditoleransi.

Hasil : Klien tampak kesal saat tidak bisa ke

kamar mandi sendiri. Keluarga memberikan

pispot untuk memenuhi kebutuhan BAB klien

Menganjurkan klien untuk tetap ikut berperan

serta dalam aktivitas sehari-hari dalam

keterbatasan individu.

Hasil : Klien memakai sarung dan baju di

S : Klien mengatakan nyeri

agak berkurang

O : Ekspresi wajah tenang

Nyeri skala ringan

A : Nyeri terkontrol

P : Lanjutkan intervensi

1,3,4,5

S : Klien mengatakan masih

Belum bisa memenuhi

kebutuhannya sendiri

O : Kebutuhan klien dibantu

Oleh keluarga

A : Masalah belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi

2,3

Page 20: Askep Hernia

3

bantu oleh keluarga

Membantu pasien dalam melakukan aktivitas

Hasil : Memberikan klien makan

Mengawasi tanda-tanda infeksi

Hasil : Tanda infeksi yang di dapatkan ; klien

demam

Menganjurkan keluarga untuk menjaga

kebersihan diri dan lingkungan

Hasil : Keluarga mengganti pakaian dab

sarung klien yang sudah basah

Mengganti balutan dengan teknik

septik/aseptic

Hasil : GV dengan menggunakan handscoend

Mengkolaborasikan untuk pemberian obat

antibiotic

Hasil : Injeksi Ceftriaxon 1 gr/iv

S : klien mengatakan sudah

Tidak demam

O : Luka Nampak kering

tidak ada tanda

peradangan

A : Infeksi tidak terjadi

P : Pertahankan intervensi