askep hernia 2

3
BAB I KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Hernia Inguinalis adalah menonjolnya suatu organ tubuh atau struktur organ dari tempat yang normal melalui suatu aspek congenital atau yang didapat ( Barbara C. Long 1996 ). Hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan ( R. Syamsuhidayat, 1997 ). Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hernia adalah penonjolan isi rongga perut yang keluar melalui bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan dan dapat terjadi melalui aspek congenital maupun karena adanya factor yang didapat. B. ETIOLOGI Hernia Inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab yang didapat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominus yang menutup annulus inguinalis internus. Ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang menutupi trigonum haselback yang umumnya hampir tidak berotot, gangguan pada mekanisme ini dapat menyebabkan terjadinya hernia ( R. Syamsuhidayat, 1997 ). C. PATOGENESIS Kanal inguinalis afalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi desensus testikulorium melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum yang disebut prosesus vaginalis peritonei.

Upload: novi-kurnianingsih

Post on 11-Jul-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

de

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Hernia 2

BAB I

KONSEP DASAR

A. PENGERTIAN

Hernia Inguinalis adalah menonjolnya suatu organ tubuh atau struktur organ dari tempat

yang normal melalui suatu aspek congenital atau yang didapat ( Barbara C. Long 1996 ).

Hernia adalah protusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek atau bagian lemah dari

dinding rongga bersangkutan ( R. Syamsuhidayat, 1997 ).

Dari kedua pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa hernia adalah penonjolan isi

rongga perut yang keluar melalui bagian yang lemah dari dinding rongga yang bersangkutan

dan dapat terjadi melalui aspek congenital maupun karena adanya factor yang didapat.

B. ETIOLOGI

Hernia Inguinalis dapat terjadi karena anomaly congenital atau karena sebab yang

didapat, ada tiga mekanisme yang dapat mencegah hernia inguinalis yaitu kanalis inguinalis

yang berjalan miring, adanya struktur muskulus oblikus internus abdominus yang menutup

annulus inguinalis internus. Ketika berkontraksi dan adanya fasia transversal yang kuat yang

menutupi trigonum haselback yang umumnya hampir tidak berotot, gangguan pada mekanisme

ini dapat menyebabkan terjadinya hernia ( R. Syamsuhidayat, 1997 ).

C. PATOGENESIS

Kanal inguinalis afalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan terjadi

desensus testikulorium melalui kanal tersebut. Penurunan testis itu akan menarik peritoneum

yang disebut prosesus vaginalis peritonei.

Page 2: Askep Hernia 2

Pada bayi baru lahir umumnya prosesus vaginalis mengalami obliterasi sehingga isi

rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, sering kali

kanalis ini tidak menutup. Dalam keadaan normal, kanal yang terbuka akan menutup dalam usia

dua bulan.

D. PATWAYS

- Kelemahan jaringan / Batuk kronik, hypertropi prostat, konstipasi ruang luas pada ligamen mengangkat berat kehamilan / kegemukan ,- Trauma asites

Defek pada dinding peningkatan tekanan intra abdominal

Membentuk pintu masuk hernia mendorong isi herniaPada annulus internus

Kanalis inguinalis

Hernia Inguinalis

Pengobatan konsevatif Pengobatan operatif- reposisi- pemakain penyangga

Herniotomi Herniografi Tidak adekuatmetode koping

Post Herniografi Anestesi

Nyeri luka insisi dampak anestas

Ggn mobilitas pertahanan primer tidak adekuat

resti infeksi

Sumber :1. Sjamsuhidayat, 19972.Ester, 2002 Kurang pengetahuan

Page 3: Askep Hernia 2

E. MANIFESTASI KLINIS

Umumnya pasien mengatakan turun berok, burut, atau kelingsir, atau mengatakanadanya benjolan di selangkangan atau kemaluan. Benjolan tersebut bisa mengecil ataumenghilang pada waktu tidur, dan bila menangis, mengejan, atau mengangkat benda berat atauposisi pasien berdiri dapat timbul kembali. Bila telah terjadi komplikasi dapat ditemukan nyeri.

Keadaan umum pasien biasanya baik. Bila benjolan tidak nampak, pasien dapat disuruh

mengejan dengan menutup mulut dalam keadaan berdiri. Bila ada hernia maka akan tampak

tampak benjolan. Bila memang sudah ada tampak benjolan, harus diperiksa apakah benjolan itu

dapat dimsukan kembali. Pasien diminta berbaring, bernafas dengan mulut untuk mengurangi

tekanan intraabdominal, lalu skrotum diangkat berlahan – lahan.