askep gangguan jiwa pada ibu hamil.doc

31
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas kadangkadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan telahn melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada wanita. Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII. Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya. Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finasial, 1

Upload: rina-ms

Post on 12-Nov-2015

707 views

Category:

Documents


124 download

TRANSCRIPT

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangKehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita.1,2 kehamilan dan nifas kadangkadang dapat menimbulkan psikosis. Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan telahn melaporkan bahwa 1 dari 8 orang akan mengalami gangguan depresi dan jumlah tersebut hampir 2 kali lipat pada wanita. Pada trimester I kehamilan ditandai dengan reaksi tubuh berupa mual diwaktu pagi, ketegangan payudara, perubahan fisik, seksual, diet, pergerakan, peningkatan ukuran perut dan payudara. Pada keadaan emosi terjadi secara berfluktuasi, periode ini faktor resiko terjadinya gangguan psikologis misalnya reaksi terhadap kehamilannya, pengalaman kehamilan sebelumnya yang tidak menyenangkan, kehamilan yang motivasinya tidak jelas, kurangnya dukungan keluarga dan perubahan gaya hidup, semuanya tampak pada minggu I dan II pada kehamilan dan berakhir pada minggu X dan XII.Pada trimester II, dilanjutkan dengan perubahan emosional hanya sedikit, dan berpusat pada kesan tubuh, seksual dan janin yang sementara dikandungnya.Pada trimester III, reaksi emosi meningkat kembali pada saat yang sama terjadi perasaan fisik yang kurang nyaman secara akut. Perhatian juga berubah pada hal finasial, persiapan ruang bayi, perlengkapan bayi sampai pada pengasuh serta kapasitas sebagai orang tua.Dengan demikian resiko dan penyebab yang terkait, seperti tersebut diatas dapat sebagai pencetus terjadinya reaksi-reaksi psikologis mulai tingkat gangguan emosional yang ringan ketingkat gangguan jiwa yang serius.1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum Tujuan umum dari makalah ini yaitu untuk mengetahui asuhan keperawatan perkembangan psikosial pada ibu hamil.

1.2.2 Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penulisan makalah ini antara lain :1. Untuk mengetahui definisi kehamilan 2. Untuk mengetahui perubahan dan adaptasi psikologis selama masa kehamilan3. Untuk mengetahui masalah emosi selama kehamilan4. Untuk mengetahui gangguan jiwa pada kehamilan dan penanganannya5. Untuk mengetahui cara mengatasi gangguan psikologis kehamilanBAB IILANDASAN TEORI2.1 Definisi Kehamilan Kehamilan adalah suatu proses yang normal akan tetapi kebanyakan wanita akan mengalami perubahan baik dari segi psikologis maupun emosional selama kehamilan. Sering kali kita mendengar betapa bahagianya dia karena akan menjadi seorang ibu tetapi tidak jarang ada wanita yang merasa khawatir kalau terjadi masalah selama kehamilannya misalnya ibu takut dengan anak yang akan dilahirkannya apakah normal ataukah tidak atau mungkin ibu takut kehilangan kecantikannya.Sedangkan gangguan psikologis adalah Perubahan psikologi pada ibu hamil merupakan hal yang normal dan merupakan hal yang individual. Didasarkan pada teori Revarubin. Teori ini menekankan pada pencapaian peran sebagai ibu, dimana untuk mencapai peran ini diperlukan proses belajar melalui serangkaian aktifitas. 2.2 Perubahan dan Adaptasi Psikologis selama Masa Kehamilan2.2.1 Perubahan Peran Selama KehamilanSeiring dengan bertambahnya usia kehamilan, ibu akan mengalami perubahan psikologis dan pada saat ini pula wanita akan mencoba untuk beradaptasi terhadap peran barunya melalui tahapan sebagai berikut :1. Tahap Antisipasi Dalam tahap ini wanita akan mengawali adaptasi perannya dengan merubah peran sosialnya melalui latihan formal (misalnya kelas-kelas khusus kehamilan) dan informal melalui model peran (role model). Meningkatnya frekuensi interaksi dengan wanita hamil dan ibu muda lainnya akan mempercepat proses adaptasi untuk mencapai penerimaan peran barunya sebagai seorang ibu.2. Tahap Honeymoon (menerima peran, mencoba menyesuaikan diri)Pada tahap ini wanita sudah mulai menerima peran barunya dengan cara mencoba menyesuaikan diri. Secara internal wanita akan mengubah posisinya sebagai penerima kasih sayang dari ibunya menjadi pemberi kasih sayang terhadap bayinya. Untuk memenuhi kebutuhan akan kasih sayang, wanita akan menuntut dari pasangannya. Ia akan mencoba menggambarkan figur ibunya dimasa kecilnya dan membuat suatu daftar hal-hal yang positif dari ibunya untuk kemudian ia daptasi dan terapkan kepada bayinya nanti. Aspek lain yang berpengaruh dalam tahap ini adalah seiring dengan sudah mapannya beberapa persiapan yang berhubungan dengan kelahiran bayi, termasuk dukungan semangat dari orang-orang terdekatnya.3. Tahap Stabil (bagaimana mereka dapat melihat penampilan dalam peran)Tahap sebelumnya mengalami peningkatan sampai ia mengalami suatu titik stabil dalam penerimaan peran barunya. Ia akan melakukan aktivitas-aktivitas yang bersifat positif dan berfokus untuk kehamilannya, seperti mencari tahu tentang informasi seputar persiapan kelahiran, cara mendidik dan merawat anak, serta hal yang berguna untuk menjaga kondisi kesehatan keluarga.4. Tahap Akhir (perjanjian)Meskipun ia sudah cukup stabil dalam menerima perannya, namun ia tetap mengadakan perjanjian dengan dirinya sendiri untuk sedapat mungkin menepati janji mengenai kesepakatan-kesepakatan internal yang telah ia buat berkaitan dengan apa yang akan ia perankan sejak saat ini sampai bayinya lahir kelak.2.2.2 Perubahan psikologis selama kehamilan:

1. Perubahan Psikologis Trimester I (Periode Penyesuaian) :a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang merasa benci dengan kehamilannya.b. Kadang muncul penolakan, kekecewaan, kecemasan, dan kesedihan. Bahkan kadaang ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja.c. Ibu akan selalu mencaari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat perhatian dengan seksama.e. Oleh karena perutnya, masih kecil, kehamilan merupakan rahasia seorang ibu yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau malah mungkin dirahasiakannya.f. Hasrat untuk melakukan hubungan seks berbeda-beda pada tiap wanita, tetapi kebanyakan akan mengalami penurunan.2. Perubahan Psikologis Trimester II (Periode kesehatan yang baik)a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi.b. Ibu sudah dapaat menerima kehamilan.c. Merasakan gerakan anak.d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran.e. Libido meningkat.f. Menuntut perhatian untuk cinta.g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya.h. Hubungan seksual meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang lain yang baru menjadi ibu.i. Ketertarikan dan aktifitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan persiapan untuk peran baru. 3. Perubahan Psikologis Trimester III (penantian dengan penuh kewaspadaan)1) Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak menarik.2) Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu.3) Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan, khawatir akan keselamatannya.4) Khawatir bayi yang akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi yang mencerminkan perhatian dan kekhawatirannya.5) Merasa sedih akan terpisah dari bayinya.6) Merasa kehilangan perhatian.7) Perasaan mudah terluka atau sensitif.8) Libido menurun.2.3 Masalah Emosi Selama KehamilanKehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa kehamilan merupakan peristiwa kodrat yang harus dilalui tetapi sebagian lagi menganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan kehidupan selanjutnya.Perubahan kondisi fisik dan emosional yang komplek, memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan yang ditumbuhkan dari norma norma sosiokultural dan persoalan dalam kehamilan itu sendiri, dapat merupakan pencetus berbagai reaksi psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ketingkat gangguan jiwa yang berat.Dukungan psikologik dan perhatian akan memberi dampak terhadap pola kegiatan sosial ( keharmonisan, penghargaan, pengorbanan, kasih sayang dan empati) pada wanita hamil dan dari aspek teknis, dapat mengurangi aspek sumber daya (tenaga ahli), cara penyelesaian persalinan normal, akselerasi, kendali nyeri dan asuhan neonatal),Hubungan episode kehamilan dengan reaksi psikologis yang terjadi.:a. Trimester 1 :Sering terjadi fluktuasi lebar aspek emosional sehingga perode ini mempunyai resiko tinggi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman. b. Trimester II :Fluktuasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungannya.c. Trimester III :Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang akan dihadapi.2.4 Gangguan Jiwa Pada Kehamilan Dan PenanganannyaSejumlah besar pengobatan psikotropik sekarang telah tersedia untuk penanganan gangguan mental (Kuller dkk, 1996). Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.

A. Gangguan Kecemasan pada KehamilanSemua wanita hamil mempunyai pengalaman peristiwa kecemasan. Cemas terhadap perubahan fisik, kesukaran persalinan dan kesehatan janin yang dikandungnya. Kadang-kadang kecemasan itu menjadi berlebihan dan merugikan sehingga timbul gangguan cemas seperti fobia, perilaku menghindar serta kecemasan yang berulang.

a) Gangguan kecemasan secara menyeluruh

Gambaran utama gangguan ini kekhawatiran dan kecemasan yang berlebihan tentang kehidupan kehamilan, misalnya komplikasi kehamilan, sekalipun kehamilan itu normal, yang ditandai dengan ketegangan motorik dan hiperaktifitas motorik dan otonom misalnya: gemetar, gugup, gelisah, cepat lelah; gejala hiperaktifitas otonom misalnya : nafas pendek, palpitasi, keringat, kaki dan tangan dingin, pusing, mual, gangguan menelan, kewaspadaan yang berlebihan, perasaan terancam, iritabel, insomnia.

b) Gangguan Panik

Bermanifestasi dengan ciri-ciri utama adanya periode kekhawatiran yang mendalam atau perasaan tidak enak yang berlangsung beberapa menit dan sifatnya berulang secara tak terduga. Serangan panik terjadinya mendadak dengan rasa takut dan kecemasan yang berlebihan serta perasaan ingin mati. Ada laporan bahwa wanita yang hamil mengalami peningkatan gejala panik selama kehamilan. Gejala yang dialami selama serangan panik : nafas pendek, rasa tercekik, jantung berdebar-debar, telinga mendengung, mata kabur / berkunang, perasaan gatal, takut mati dan kehilangan kontrol.

c) Gangguan obsesif kompulsif

Gangguan ini ditandai oleh dorongan dan obsesi berulang yang cukup berat dan menyebabkan tekanan emosi yang nyata. Obsesi adalah ide yang menetap, pikiran atau impuls yang tidak masuk akal,misalnya keinginan. Kompulsi adalah tingkah laku yang berulang-ulang yang dilakukan sebagai respon atas obsesi. Tingkah laku kompulsif dan pikiran obsesif menyebabkan tekanan mental yang nyata pada wanita hamil.B. Penanganannya Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk mengatasi ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya. Dengan mendiskusikan pikiran dan perasaan yang mengganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.Pada wanita dengan gangguan obsesif kompulsif, dimana obsesi menetap dan kecemasan yang tidak dapat ditoleransi rawat inap mungkin diperlukan. Pengobatan noninvasif yang efektif dari gangguan kecemasan dapat digunakan melalui latihan relaksasi otot yang bertahap, visual imagery, latihan kognitif, latihan biofeedback.Dasar pengobatan ini adalah relaksasi otot dan ketegangan otot tidak timbul pada waktu yang sama, karena itu wanita hamil yang belajar untuk melemaskan ototnya tidak akan mengalami gejala gangguan kecemasan.Obat anti cemas dapat menghilangkan gejala cemas. Penggunaan obat anti cemas sebaiknya dihindari pada kehamilan trimester I. Bila kecemasan berlebihan dan mengganggu dapat diberikan obat anti cemas golongan benzodiazepin dan non benzodiazepin. Pasien yang hamil dengan adanya gejala panik yang serius dapat diberikan alprazolam dengan dosis minimum.Wanita hamil yang mendapat obat golongan benzodiazepin, bayinya akan memberikan 2 tipe reaksi toksik, yaitu : sindrom floppy infant dan reaksi withdrawal. Gilberg menghubungkan penggunaan benzodiazepin dosis rendah yang lama dengan sindrom floppy infant dengan gejala : hipotoni, letargi, sulit mengisap, sianosis dan hipotermia. Rementeria dan Bhatt menggambarkan gejala withdrawal pada bayi baru lahir dengan penggunaan diazepam selama kehamilan yang timbul 2 6 jam setelah kelahiran, terdiri dari : tremor, iritabel, hipertonia dan semangat menghisap. Gejala ini berhasil diatasi dengan pemberian fenobarbital selam 6 minggu. Erkkola dan Kanto menrekomendasikan wanita yang menggunakan benzodiazepin sebaiknya tidak menyusui. Penggunaan obat anti cemas tentang terjadinya kelainan kongenital masih kontroversi. Namun, beberapa penelitian melaporkan penggunaan diazepam selama kehamilan meningkatkan resiko terjadinya labiopalatoskisis.2.5 Tanda dan Gejala psikologis pada ibu hamil

Tanda dan gejalanya adalah :

a. Kehabisan tenaga atau kebanyakan gerak.

b. Tidak bisa tidur walaupun mempunyai kesempatan.

c. Menangis tidak tertahan dan mata terasa berlinang.

d. Menyadari bahwa perasaan amat cepat berubah.

e. Sangat judes atau peka terhadap bunyi dan sentuhan .

f. Senantiasa berfikiran negatif.

g. Tanpa berwujud merasa tidak mampu.

h. Tiba-tiba takut atau gugup.

i. Tidak bisa memusatkan perhatian.

j. Lebih sering lupa

k. Rasa bingung dan bersalah.

l. Makan amat sedikit atau amat banyak.

m. Asik dengan fikiran yang menghantui dan mengerikan.

n. Kehilangan kepercayaan dan harga diri

2.6 Cara Mengatasi Gangguan Psikologis KehamilanIbu yang sedang hamil, pasti akan mengalami berbagai macam perubahan bukan hanya perubahan secara fisik namun juga secara psikologis. Jangan heran jika ibu yang hamil tiba-tiba menangis atau marah. Ini terjadi karena adanya perubahan hormonal yang lazim dialami oleh ibu-ibu yang sedang hamil.Untuk itu ibu-ibu yang kini sedang mengandung buah hati, harus selalu menjaga kondisi psikologisnya agar tetap baik dan seimbang. Jika kondisi psikologis sang ibu baik pastinya sang ibu akan lebih tenang atau rileks saat menjalani masa-masa kehamilannya.Berikut beberapa cara yang dapat menyeimbangkan kondisi psikologis saat ibu sedang mengandung:

1) Informasi

Cari informasi seputar kehamilan terutama mengenai perubahan yang terjadi dalam diri ibu termasuk hal-hal yang perlu dihindari saat sedang mengandung agar janin tumbuh sehat. Pengetahuan atau informasi yang tepat akan membuat ibu merasa lebih yakin sekaligus bisa mengurangi rasa cemas yang sering muncul karena ketidaktahuan mengenai perubahan yang terjadi.

2) Komunikasi dengan suami

Bicarakan perubahan yang terjadi selama hamil dengan sang suami, sehingga ia juga tahu dan dapat memaklumi perubahan yang terjadi. Apabila sudah dikomunikasikan, sang suami akan memberikan dukungan psikologis yang dibutuhkan.

3) Rajin check-up

Periksakan kehamilan secara teratur. Cari informasi dari dokter atau bidan terpercaya mengenai kehamilan. Jangan lupa, ajaklah suami saat berkonsultasi ke dokter atau bidan.

4) Makan

Pahami benar pengetahuan mengenai asupan makanan yang sehat bagi perkembangan janin. Hindarilah mengonsumsi bahan yang dapat membahayakan janin, seperti makanan yang mengandung zat-zat aditif, alkohol, rokok, atau obat-obatan yang tidak dianjurkan bagi ibu hamil. Jauhkan juga zat berbahaya seperti gas buang kendaraan yang mengandung timah hitam yang berbahaya bagi perkembangan kecerdasan otak janin.

5) Jaga penampilan

Perhatikanlah penampilan fisik dengan menjaga kebersihan dan berpakaian yang sesuai dengan kondisi badan yang sedang berbadan dua. Jangan lupa untuk melakukan latihan fisik ringan, seperti berenang atau jalan kaki ringan untuk memperlancar persalinan.

6) Kurangi kegiatan

Lakukanlah penyesuaian kegiatan dengan kondisi fisik saat hamil. Memasuki masa persalinan, ibu hamil dan suami harus sudah siap dengan berbagai perubahan yang akan terjadi setelah kelahiran sang bayi.

7) Dengarkan musik

Upayakan berbagai cara agar terhindar dari stres. Atasilah kecemasan maupun emosi negatif lainnya dengan mendengarkan musik lembut, belajar memusatkan perhatian, berzikir, yoga atau relaksasi lainnya.

8) Senam hamil

Bergabunglah dengan kelompok senam hamil sejak usia kandungan menginjak usia 5-6 bulan. Jangan lupa untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter kandungan. Senam hamil tidak hanya bermanfaat melatih otot-otot yang diperlukan dalam proses persalinan, melainkan juga memberi manfaat psikologis. Pertemuan sesama calon ibu biasanya diisi dengan acara berbagi pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran positif. Melalui kegiatan itu pula secara perlahan kesiapan psikologis calon ibu dalam menghadapi persalinan menjadi semakin mantap.

9) Latihan pernafasan

Lakukanlah latihan relaksasi dan latihan pernapasan secara teratur. Latihan ini bermanfaat untuk ketenangan dan kenyamanan sehingga kondisi psikologis bisa lebih stabil.

BAB IIIASUHAN KEPERAWATANAsuhan Keperawatan Ibu Hamil Dengan Gangguan Psikologis/Perilaku1. Pengkajiana. Riwayat Obstetri

Memberikan informasi yang penting mengenai kehamilan sebelumnya agar perawat dapat menentukan kemungkinan masalah pada kehamilan-sekarang. Riwayat Obstetri meliputi hal-hal di bawali ini :

a) Gravida, para-abortus, dan anak hidup (GPAH).

b) Berat badan bayi waktu lahir dan usia gestasi.

c) Pengalaman persalinan, jenis persalinan, tempat persalinan, dan penolong persalinan.

d) jenis anestesi dan kesulitan persalinan.

e) Komplikasi maternal seperti diabetes, hiperlensi, infeksi, dan perdarahan.

f) Komplikasi pada bayi.

g) Rencana menyusui bayi.

b. Riwayat Kontrasepsi

Beberapa bentuk konirasepsi dapat berakibat buruk pada janin, ibu, atau keduanya. Riwayat kontrasepsi yang lengkap harus didlapatkan pada saat kunjungan pertama. Penggunaan kontrasepsi oral sebelum kelahiran dan berlanjut.

c. Riwayat Penyakit dan OperasiKondisi kronis (menahun/terus menerus) seperti DM, hipertensi, dan penyakit ginjal bisa berefek buruk pada kehamilan. Oleh karena itu adanya penyakit infeksi, prosedur infeksi dan trauma pada persalinan sebelumnya harus didokumentasikan.

d. Riwayat KesehatanRiwayat kesehatan yang dikaji meliputi hal-hal sebagai berikut :

a) Usia, ras, dan latar belakang etnik (berhubungan dengan kelompok risiko tinggi untuk masalah genelis seperti anemia sickle sel, talasemia).b) Penyakit pada masa kanak-kanak dan imunisasi. c) Penyakit kronis (menahun/terus-menerus), seperti asma dan jantung. d) Penyakit sebelumnya, prosedur operasi, dan ccdera (pelvis dan pinggang). e) Infeksi sebelumnya seperti hepatitis, penyakit menular seksual, dan tuberkulosis. f) Riwayat dan perawalan anemia. g) Fungsi vesika urinaria dan bowel (fungsi dan perubahan). h) Jumlah konsumsi kafein tiap hari seperti kopi, teh, coklat, dan minuman ringan.i) Merokok (Jumlah batang per hari). j) Kontak dengan hewan peliharaan seperti kucing dapat meningkatkan risiko terinfeksi toxoplasma. k) Alergi dan sensitif dengan obat. l) Pekerjaan yang berhubungan dengan risiko penyakit. m) Riwayat keluarga. Memberikan informasi tentang kesehatan keluarga, termasuk penyakit kronis (menahun/terus--menerus) seperti diabetes melilus dan jantung, infeksi seperti tuberkulosis dan hepatitis, serta riwayat kongenital yang perlu dikumpulkan. n) Riwayat kesehatan pasangan. Untuk menentukan kemungkinan masalah kesehatan yang berhubungan dengan masalah genetik, penyakit kronis, dan infeksi. Penggunaan obat-obatan seperti kokain dan alkohol akan berpengaruh pada kemampuan keluarga untuk menghadapi kehamilan dan persalinan. Rokok yang digunakan oleh ayah akan berpengaruh pada ibu dan janin, terulama risiko mengalami komplikasi.Pernapasan akibat sebagai perokok pasif. Golongan darah dan tipe Rhesus ayah penting jika ibu dengan Rh negatif dan kemungkinan inkompabilitas darah dapat terjadi.

2. Pemeriksaan Fisik

a. Pemeriksaan TTV

a) Tekanan darah

Posisi pengambilan tekanan darah sebaiknya ditetapkan, karena posisi akan memengaruhi tekanan darah pada ibu hamil. Sebaiknya tekanan darah diukur pada posisi duduk dengan lengan sejajar posisi jantung. Pendokumentasian perlu dicatat posisi dan tekanan darah yang didapatkan.b) Nadi Frekuensi nadi normalnya 60-90 kali per menit. Takikardi bisa terjadi pada keadaan cemas, hipertiroid, dan infeksi. Nadi diperiksa selama satu menit penuh untuk dapat menentukan keteraturan detak jantung. Nadi diperiksa untuk menentukan masalah sirkulasi tungkai, nadi seharusnya sama kuat dan teratur. c) Pernapasan

Frekuensi pernapasan selama hamil berkisar antara 16-24 kali per menit. Takipnea terjadi karena adanya infeksi pernapasan atau penyakit jantung. Suara napas hams sama bilateral, ekspansi paru simetris, dan lapangan paru bebas dari suara napas abdominal.

d) Suhu

Suhu normal selama hamil adalah 36,2-37,6C. Peningkatan suhu menandakan terjadi infeksi dan membutuhkan perawatan medis.b. Sistem Kardiovaskuler1. Bendungan vena Pemeriksaan sistem kardiovaskular adalah observasi terhadap bendungan vena, yang bisa berkembang menjadi varises. Bendungan vena biasanya terjadi pada tungkai, vulva, dan rektum.2. Edema Edema pada tungkai merupakan refleksi dari pengisian darah pada ekstremitas akibat perpindahan cairan intravaskular ke ruang intertisial. Ketika dilakukan penekanan dengan jari atau jempol menyebabkan terjadinya bekas tekanan, keadaan ini disebut pitting edema. Edema pada tangan dan wajah memerlukan pemeriksaan lanjut karena merupakan tanda dari hipertensi pada kehamilan.c. Sistem Muskuloskeletal(1) Postur Mekanik tubuh dan perubahan postur bisa terjadi selama kehamilan. Keadaan ini mengakibatkan regangan pada otot punggung dan tungkai. (2) Tinggi dan berat badan Berat badan awal kunjungan dibutuhkan sebagai data dasar untuk dapat menentukan kenaikan berat badan selama kehamilan. Berat badan sebelum konsepsi kurang dari 45 kg dan tinggi badan kurang dari 150 cm ibu berisiko melahirkan bayi prematur dan berat badan lahir rendah. Berat badan sebelum konsepsi lebih dari 90 kg dapat menyebabkan diabetes pada kehamilan, hipertensi pada kehamilan, persalinan seksio caesarea, dan infeksi postpartum. (3) Pengukuran pelviksTulang pelviks diperiksa pada awal kehamilan untuk menentukan diameternya yang berguna untuk persalinan per vaginam. (4) Abdomen Kontur, ukuran, dan tonus otot abdomen perlu dikaji. Tinggi fundus diukur jika fundus bisa dipalpasi diatas simfisis pubis. Kandung kemih harus dikosongkan sebelum pemeriksaan dilakukan untuk menetukan keakuratannya. Pengukuran metode Mc Donald dengan posisi ibu berbaring. d. Sistem Neurologi

Pemeriksaan neurologi lengkap tidak begitu diperlukan bila ibu tidak memiliki tanda dan gejala yang mengindikasikan adanya masalah. Pemeriksaan refleks tendon sebaiknya dilakukan karena hiperefleksi menandakan adanya komplikasi kehamilan.e. Sistem Integumen

Warna kulit biasanya sama dengan rasnya. Pucat menandakan anemis, jaundice menandakan gangguan pada hepar, lesi, hiperpigmentasi seperti cloasma gravidarum, serta linea nigra berkaitan dengan kehamilan dan strie perlu dicatat. Penampang kuku berwarna merah muda menandakan pengisian kapiler baik. f. Sistem Endokrin

Pada trimester kedua kelenjar tiroid membesar, pembesaran yang berlebihan menandakan hipertiroid dan perlu pemeriksaan lebih lanjut.g. Sistem Gatsrointestinala) Mulut

Membran mukosa berwarna merah muda dan lembut. Bibir bebas dari ulserasi, gusi berwarna kemerahan, serta edema akibat efek peningkatan estrogen yang menyebabkan hiperplasia. Gigi terawat dengan baik, ibu dapat dianjurkan ke dokter gigi secara teratur karena penyakit periodontal menyebabkan infeksi yang memicu terjadinya persalinan prematur. Trimester kedua lebih nyaman bagi ibu untuk melakukan perawatan gigib) UsusStetoskop yang hangat untuk memeriksa bising usus lebih nyaman untuk ibu hamil. Bising usus bisa berkurang karena efek progesteron pada otot polos, sehingga menyebabkan konstipasi. Peningkatan bising usus terjadi bila menderita diare. h. Sistem Urinariusa) Protein

Protein seharusnya tidak ada dalam urine. Jika protein ada dalam urine, hal ini menandakan adanya kontaminasi sekret vagina, penyakit ginjal, serta hipertensi pada kehamilan.b) Glukosa

Glukosa dalam jumlah yang kecil dalam urine bisa dikatakan normal pada ibu hamil. Glukosa dalam jumlah yang besar membutuhkan pemeriksaan gula darah. c) Keton

Keton ditemukan dalam urine setelah melakukan aktivitas yang berat atau pemasukan cairan dan makanan yang tidak adekuat.d) Bakteri

Peningkatan bakteri dalam urine berkaitan dengan infeksi saluran kemih yang biasa terjadi pada ibu hamil. i. Sistem reproduksi1) Ukuran payudara, kesimetrisan, kondisi puling, dan pengeluaran kolostrum perlu dicatat. Adanya benjolan dan tidak simetris pada payudara membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.2) Organ reproduksi eksternal Kulit dan membran mukosa perineum, vulva, dan anus perlu diperiksa dari eksoriasi, ulserasi, lesi, varises, dan jaringan parut pada perineum. 3) Organ reproduksi internal Serviks berwarna merah muda pada ibu yang tidak hamil dan berwarna merah kebiruan pada ibu hamil yang disebut tanda Chadwik.Diagnosa KeperawatanNo. Diagnosa KeperawatanintervensiRasional

1. Gangguan citra tubuh b.d perubahan penampilan.a. Terima persepsi diri klien dan berikan jaminan bahwa ia dapat mengatasi krisis ini.

b. Dorong klien melakukan perawatan diri.c. Kaji kesiapan klien, kemudian libatkan klien dalam pengambilan keputusan tentang perawatan bila memungkinkan.d. Berikan kesempatan kepada klien untuk menyatakan perasaan tentang citra tubuhnya.B

e. Bimbing dan kuatkan fokus klien pada aspek-aspek positif dari penampilannya dan upayanya dalam menyesuaikan diri dengan perubahan citra tubuhnya.f. Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman atau penerimaan klien .g. Orientasikan klien ke lingkungan sekitar.a. Untuk memvalidasi perasaannya.b. untuk meningkatkan rasa kemandirian.c. Keterlibatan dapat memberikan rasa kontrol dan meningkatkan harga diri.d. agar klien dapat mengungkapkan keluhannya dan memperbaiki kesalahpahaman.e. untuk mendukung adaptasi dan kemajuan yang berkelanjutan

2.Ketakutan b.d ketidakbiasaan

a. Berikan informasi sesuai tingkat pemahaman atau penerimaan klien.

b. Orientasikan klien ke lingkungan sekitar.

c. Orientasikan keluarga pada kebutuhan khusus klien dan izinkan anggota keluarga berpartisipasi dalam memberikan perawatan.

d. Atur anggota keluarga untuk tinggal bersama klien.

a. Untuk mengurangi ansietas klien dan meningkatkan kerja sama.b. Untuk berorientasi terhadap waktu, tempat, orang, kejadian.c. Tindakan ini dapat membantu memberikan dukungan yang efektif.d. Untuk membantu klien mengurangi ketakutannya.

3.Gangguan pola tidur b.d faktor psikologisa. Berikan kesempatan klien untuk mendiskusikan keluhan yang mungkin menghalangi tidur.b. Rencanakan asuhan keperawatan rutin yang memungkinkan pasien tidur tanpa terganggu selama beberapa jam.c. Berikan bantuan tidur, kepada klien, seperti bantal, mandi sebelum tidur, makanan atau minuman, dan bahan bacaan.d. Ciptakan lingkungan tenang yang kondusif untuk tidur.e. Berikan pendidikan kesehatan kepada klien tentang teknik relaksasi.

a. Mendengar aktif dapat membantu menentukan penyebab kesulitan tidur.b. Tindakan ini memungkinkan asuhan keperawatan yang konsisten dan memberikan waktu untuk tidur tanpa terganggu.c. Susu dan beberapa kudapan tinggi protein, seperti keju dan kacang, higiene pribadi secara rutin, yang dapat mempermudah tidur.d. Tindakan ini dapat mendorong istirahat dan tidur.e. Upaya relaksasi yang bertujuan biasanya dapat membantu meningkatkan tidur.

4.

Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri atau status peran sekunder akibat kehamilan

a. Kaji tingkat ansietas (ringan, sedang, berat, panik).

b. Beri kenyamanan dan ketentraman hati pada klien.

c. Singkirkan stimulasi yang berlebihan.

a. Untuk mengurangi tingkat kecemasan.b. Untuk mengurangi rasa khawatir klien.

c. Agar klien menjadi lebih tenang.

BAB IV

PENUTUP4.1 Kesimpulan Kehamilan adalah suatu masa dimana terjadi perubahan dramatis baik biologis, psikologis maupun adaptasi pada wanita. Kehamilan dan nifas kadang-kadang dapat menimbulkan psikosis. Insidens gangguan jiwa pada kehamilan lebih rendah dibanding post partum dan di luar kehamilan. Post partum 10-15%, diluar kehamilan 2-7%. Hasil penelitian sampai saat ini menunjukkan etiologi yang multifaktorial.Beberapa faktor yang dilaporkan seperti faktor hormonal, neuroendokrin, biokemikal, psikologik, sosial, budaya, genetik dan kepribadian, atau hubungan timbal balik diantara faktor-faktor tersebut. Gangguan jiwa yang dapat terjadi pada kehamilan antara lain : gangguan cemas menyeluruh, gangguan panik, gangguan obsesif kompulsif. Pengobatan wanita hamil dengan agen psikotropik mencakup mereka dengan penyakit psikiatrik sebelumnya atau bila gangguan emosional timbul selama kehamilan dan cenderung memiliki gangguan yang lebih berat.Pada masingmasing kasus, perlu dipertimbangkan efek samping obat pada bayi dibandingkan resiko ibu tanpa diterapi. Bagaimanapun pasien dengan gangguan jiwa yang berat harus ditangani oleh ahli psikiatri, yang dapat dikonsultasikan dengan ahli obstetri untuk pemberian obat pada wanita hamil. Terapi psikososial dalam kehamilan meliputi : terapi perilaku, psikoterapi interpersonal, terapi kelompok, terapi keluarga dan psikoterapi suportif.4.2 Saran Demikianlah makalah ini kami buat untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan kita tentang asuhan keperawatan perkembangan psikososial pada ibu hamil. Kami selaku penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca agar makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi.20