askep gangguan cairan dan elektrolit

Upload: anntitik

Post on 05-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

KDM

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY. N DENGAN DIAGNOSA MEDIS ANEMIA, GEA DEHIDRASI RINGANDI RUANG EDELWEIS RSUD KULON PROGO

Disusun untuk MemenuhiTugas Praktik Laboratorium Klinik Kebutuhan Dasar Manusia II

Disusun oleh:

1. Annisa RahmatiahP071201120462. Dodik Firmansah P071201120533. Meilina MurdianiP07120112065

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTAJURUSAN KEPERAWATAN2013

BAB IDASAR TERORIA. PENGERTIANGastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare. (Kamus Besar Dorland Hartanto, 2002)Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala diare atau tanpa disertai muntah (muntah berak). (Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2)Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. (Cecilya L. Bets, 2002)B. ETIOLOGI1. Faktor infeksia. Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina, Aeromonas, dan sebagainya.b. Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan lain-lain.c. Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), protozoa (Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).2. Faktor malabsorbsiMalabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.3. Faktor makananMakanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.4. Factor psikologisRasa takut dan cemas.5. ImunodefisiensiDapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.6. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang tenggorokan.C. PATOFISIOLOGIMekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :1. DehidrasiDisebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut masuk ke dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa lambung sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang berbentuk cair.2. Gangguan keseimbangan asam-basaHal ini terjadi karena : a. kehilangan Na-bikarbonat bersama tinjab. adanya ketosis kelaparanc. terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringand. produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjale. pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler3. HipoglikemiaAdalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel dan penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin, dan hormon pertumbuhan. Gejalanya antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, dan kejang sampai lama.4. Gangguan giziDisebabkan karena : a. makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah beratb. walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer diberikan terlalu lamac. makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena hiperperistaltik5. Gangguan sirkulasiGangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan perdarahan dalam otak.D. MANIFESTASI KLINISGejala awal :1. Anak menjadi cengeng2. Gelisah3. Suhu badan meningkat4. Nafsu makan menurun atau tidak ada5. Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)6. Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu

Gejala lain : 1. Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)2. Gejala dehidrasi3. Berat badan menurun4. Ubun-ubun cekung (pada bayi)5. Tonus dan turgor kulit berkurang6. Selaput lendir dan bibir keringE. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Laboratoriuma. Pemeriksaan tinjaPemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopikharus dilakukan untuk menentukan diagnosa yang pasti. Pemeriksaan secara makroskopik harus diperhatikan bentuk, warna tinja, ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-lain.Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit, dan bakteri.b. Pemeriksaan darahHomogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.Pemeriksaan AGD dan elektrolit, yaitu Na, K, Cl, dan Mg.Pemeriksaan urineDitetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.2. EndoskopiPemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap penderia diare. Lebih-lebih lagi setelaah ditemukan colon fibrescope maka akan mempermudah dalam pembuatan diagnosa.3. RadiologiPenderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif dan regional enteritis. Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan radiology.

BAB IITINJAUAN KASUSA. PENGKAJIANTanggalPengkajian:11Juni 2013

Oleh:Kelompok 7

Metode:Observasi, wawancara, pemeriksaanfisikdanstudidokumen

Sumber:Klien, keluargapasien, buku status pasiendan team kesehatan

1. Identitas pasien a. Identitas pasien Nama : Ny. NUmur : 80 thJeis kelamin: perempuan Agama : IslamStatus : JandaPendidikan : tidak sekolah Pekerjaan : IRTSuku : JawaAlamat : Karang Patihan,Demangrejo, SentoloDiagnosa Medis : anemia, GEA dehidrasi ringanNo. RM : 568498Tanggal masuk RS : 8 Juni 2013b. Identitas penanggung jawab Nama : Tn. AUmur : 60 tahun Pekerjaan : DriverAlamat : Depok,SlemanHubungan dengan pasien : Menantu2. Riwayat kesehatan a. Keluhan UtamaKlien masuk rumah sakit karena mengalami BAB cair 5x/hari sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakitb. Keluhan tambahanMakan /minum klien sedikit, perut terasa nyeri, mual, badan terasa lemasc. Riwayat penyakit sekarangDx. medisAnemia, GEA dehidrasi ringand. Riwayat penyakit dahulu Tidak adae. Riwayat penyakit keluarga Keluargapasienmenyatakanbahwadarikeluarganyatidakada yang mempunyairiwayatpenyakitsampaisepertiini, biasanyakalausakitsepertiiniBAB hanya2-3x/hari dan setelah 1 hari bisa sembuh sendiri

3. Pengkajian saat inia. Pola nutrisi1. Sebelum sakita) Makan : nafsu makansedang, makan 3x/hari, habis 1 porsib) Minum : 6-7 gelas sehari (teh dan air putih)2. Selama sakit a) Makan : nafsu makan kurang, makan3x/hari dari diit BBtim di RShabis porsib) Minum :4-6 gelas ukuran 200cc,infus RL 20 Tpm

b. Pola eliminasi 1. Sebelum sakit a) BAB : lunak, 1x/ harib) BAK : 5x/ hari2. Selama sakit a) BAB : saat masuk RS : cair, 5x/ hari saat pengkajian : masih sedikit cair , 2-3x/ harib) BAK : > 10x/hari

c. Pola aktivitas dan latihan 1. Sebelum sakit

Kemampuan perawatan diri01234

Makan dan minum

Mandi

Toleting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ ROM

2. Selama sakit

Kemampuan perawatan diri01234

Makan dan minum

Mandi

Toleting

Berpakaian

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Ambulasi/ ROM

Keterangan : 0 : Mandiri1 : Dibantu alat 2 : Dibantu orang lain 3 : Dibantu orang lain dan alat4 : Tergantung total

d. Pola tidur dan istirahat1. Sebelum sakit pasien tidur selama 7jam/ hari2. Selama sakit pasien tidur selama 5jam/ hari dan sering terbangune. Pola perseptual 1. Sebelum sakita) Pendengaran pasien berkurang karena sudah tuab) Penglihatan pasien sudah agak kaburc) Pengecapan pasien masih baikd) Sensasi pasien masih baik2. Selama sakita) Pendengaran sudah berkurang karena sudah tuab) Penglihatan pasien sudah kaburc) Pengecapan pasien kurang baik karena lidah tesara pahitd) Sensasi pasien masih baikf. Pola persepsi diri1. Sebelum sakitTidak ada kecemasan2. Selama sakitKlien terlihat lemah dan pucat,kecemasan hanya terlihat ketika akan dilakukan asuhan keperawatan klien terlihat takut dan gelisah

g. Pola seksual dan reproduksi1. Sebelum sakitpasien sudah menopouse2. Selama sakitpasientidak memiliki gairah seksh. Pola peran hubungan 1. KomunikasiDalam berkomunikasi pasien berkomunikasi baik dengan keluarga2. Hubungan dengan orang lainPasien bersosialisasi baik dengan lingkungan dan keluarga terbukti banyak saudara ataupundan kerabat yang menjenguknya3. Kemampuan keuanganKeluarga pasien dapat digolongkan dalam kelompok sosial kelas menengah

i. Pola manajemen koping dan stres1. Sebelum sakitKeluarga pasien mengatakan pasien senang jalan-jalan disekitar rumah2. Selama sakitPasien terlihat jenuh karena ruang gerak pasien terbatas j. Sistem nilai keyakinan1. Sebelum sakitPasien mengatakan beragama islam dan rajin beribadah2. Selama sakitPasien tidak melaksanakan ibadah sholat karena penyakitnya,tapi pasien tetap berdoa untuk kesembuhannya.

4. Pemeriksaan fisik tanggal 11 juni 2013a. Pemeriksaan umum1) Keadaan umum : sedang2) Kesadaran : composmentis3) Tanda-tanda vital a) TD : 120/80 mmHgb) N : 82 x/menitc) S : 36,5 Cd) R : 23 x/menitb. Pemeriksaan Head to toe1) Kepala : meesochepal2) Rambut : bersih,beruban dan potongan pendek3) Mata: reflek terhadap cahaya baik,konjungtiva pucat4) Hidung : simetris, tidak ada polip,sekresi ada5) Telinga : simetris, tidak ada serumen6) Mulut dan gigi: bersih,kemampuan bicara kurang jelas karena sudah tua7) Leher : tidak ada pembesaran kelenjar, peningkatan JVP8) TorakInspeksi : bentuk dada simetris,bergerak dengan mudah saat respirasiPalpasi : tidak ada nyeri tekanPerkusi : perkusi diatas permukaan paru dalam keadaan normal Auskultasi : paru-paru dalam keadaan normal9) Abdomen Inspeksi : tidak ada lesi,simetrisPalpasi : nyeri tekanPerkusi : kembungAuskultasi : terdapat bising usus 10) Genetalia : berjenis kelamin perempuan,dan terpasang DC11) Kulit : pucat,turgor jelek12) Ekstermitas a. Atas : kekuatan otot lemah,tangan kanan terpasang infuse RL 20 Tpm b. Bawah :tidak ada edema5. Pemeriksaan penunjang Hasil pemeriksaan laboratorium pada tanggal 11 juni 2013

PemeriksaanHasilNilai rujukanSatuanMetoda

Hematologi Hemoglobin Hematokrit Leukosit Trombosit Eritrosit

Hitung jenis Neutrofil %Limfosit %Monosit %Eosinofil %Basofil %

Kimia klinik Glukosa Darah Sewaktu

Fungsi hatiSGOTGGPT

Kimia klinik Ureum Kreatinin

Elektrolit Natrium Kalium Chlorida Calsium 5.519.45.62143.1

86.59.61.91.01.0

65

1210

401.3

136.93.62103.51.9512.00-16.0037.00-47.004.0-10.5150-4503.90-5.50

50.0-65.025.0-40.03.0-9.01.0-3.00.0-1.0

< 200

0-460-45

10-500.6-1.2

135-1463.4-5.495-1001.5-2.4g/dLvol %ribu/ulribu/uljuta/ul

%%%%%

mg/dL

U/lU/l

mg/dLmg/dL

mmol/Lmmol/Lmmol/Lmmol/L

ColorimetricAnalyzer calculatesImpedance ImpedanceImpedance

Impedance

GOD - PAP

IFCCIFCC

Modif BrhelotJaffe

ISEISEISE Spektro

B. Analisa dataNoDataMasalahPenyebab

1DS : pasien mengatakan badannya lemas, nyeri di perut dan mualDO : 1. Pasien terlihat lemas2. BAB cair, 5x/ hari, lendir (-), darah (-)3. Tdk muntah 4. Thoraka. Cardio : S1-S2 reguler b. Pulmo : respirasi (normal) c. Abdomen : supel, bising usus adad. Akral : hangat, tidak ada edema5. BAK lancar, bening6. TTVT : 120/180 mmHgN : 80 x/menitS : 36C7. Turgor kulit jelek 8. Konjungtiva pucat Kekurangan volume cairan Kehilangan cairan aktif

C. Diagnosa keperawatan Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan BAB 5x/ hari dengan konsistensi cair, turgor kulit jelek dan pasien terlihat lemas.

D. Perencanaan Diagnosa Tujuan Tindakan Rasional

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif ditandai dengan BAB 5x/ hari dengan konsistensi cair, turgor kulit jelek dan pasien terlihat lemas.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan 4x24 jam diharapkan volume cairan pasien dapat terpenuhi dengan kriteria hasil:1. Tanda vital dalam batas normal (TT: 120/80, N: 60-100 x/mnt, S; 36-37,50c, RR : < 40 x/mnt )2. tidak ditemukan tanda dehidrasi, hidrasi adekuat3. keseimbangan intake dan output4. tidak terjadi penurunan BB 10%5. tidak ada dahaga yang abnormal6. Turgor elastik , membran mukosa bibir basah, konjungtiva tidak anemis.7. Konsistensi BAB lembek, frekuensi 1 kali/ hari1. tingkatkan intake cairan sesuai BB2. monitor tanda-tanda vital3. monitor intake dan output4. monitor BB setiap 2hr/sesuai indikasi5. monitor adanya tanda-tanda dehidrasi dan status hidrasi6. monitor respon klien selama terapi elektrolit7. beri penkes klien untuk ikut aktif meningkatkan intake cairan8. kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat infus RL 20Tpm radin ketorolac cefotaxime cloxacillin1. mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit2. hipovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardi3. dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomelurus menyebabkan keluaran tidak adekuat untuk membersihkan sisa metabolisme4. mendeteksi kehilangan cairan, penurunan 1kg BB sama dengan kehilangan 1 liter5. penurunan sirkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa dan pemekatan urine, deteksi dini memungkinkan terapi cairan segera untuk memperbaiki defisit6. dapat mengganti program atau rencana apabila terapi tidak memberikan peningkatan keadaan yang baik7. peran aktif klien sangat efektif untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit8. mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat