askep dekompensasi cordis 1
TRANSCRIPT
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
1/8
Askep Dekompensasi Cordis
Nama : ANSELINA ERI
KLS : D/KP/VI
NIM : 04.08.2029
Askep DECOMPENSASI CORDIS
A. PENGERTIANGagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis berupa kelainan fungsi jantung
sehingga jantung tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
volume diastolic secara abnormal.
B. ETIOLIGI
Gagal jantung adalah adalah komplikasi yang paling sering dari segala jenis penyakitjantung congenital maupun didapat.Mekanisme fisiologis yang menyebabkan gagal
jantung mencakup keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awal,beban akhir,ataumenurunkan kontraktilitas miokardium.Keadaan-keadaan yang meningkatkan beban awalmeliputi regurgitasi aorta dan cacat septum ventrikel;dan beban akhir meningkat pada
keadaan dimana terjadi stenosis aorta dan hipertansi sistemik.Kontraktilitas miokardium
dapat menurun pada infark miokardium dam kardiomiopati.
C. PATOFISIOLOGI
Kelainan intrinsik pada kontraktilitas myokard yang khas pada gagal jantung akibat
penyakit jantung iskemik,mengganggu kemampuan pengosongan ventrikel yangefektif.Kontraktilitas ventrikel kiri yang menurun mengurangi curah sekuncup,dan
meningkatkan volume residu ventrikel.
Sebagai respon terhadap gagal jantung,ada tiga mekanisme primer yang dapat dilihat:
1) meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik
2) Meningkatnya beban awal akibat aktivasi system rennin angiotensin aldosteron,dan3) Hipertrofi ventrikel.Ketiga respon kompensatorik ini mencerminkan usaha untuk
mempertahankan curah jantung.
Kelainan pad kerja ventrikel dan menurunnya curah jantung biasanya tampak padakeadaan beraktivitas.Dengan berlanjutnya gagal jantung maka kompensasi akan menjadi
semakin kurang efektif.
Meurunnya curah sekuncup pada gagal jantung akan membangkitkan respon simpatik
kompensatorik.Meningkatnya aktivitas adrenergic simpatik merangang pengeluarankatekolamin dari saraf saraf adrenergic jantung dan medulla adrenal.Denyut jantuing dan
kekuatan kontraksi akan meningkat untuk menambah curah jantung.Juga terjadivasokonstriksi arteria perifer untuk menstabilkan tekanan arteria dan redistribusi volume
darah dengan mengurangi aliran darah ke organ organ yang rendah metabolismenya
seperti kulit dan ginjal,agar perfusi ke jantung dan otak dapat dipertahankan
Penurunan curah jantung pada gagal jantung akan memulai serangkaian peristiwa di
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
2/8
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
3/8
Kriteria mayor :
1.Dispnea nocturnal paroksismal atau ortopnea.
2.Peningkatan tekanan vena jugularis3.Ronkhi basah tidak nyaring
4.Kardiomegali
5.Edema paru akut6.Irama derap S3
7.Peningkatan tekanan vena >16 cm H20
8.Refluks hepatojugular.Kriteria minor :
1.Edema pergelangan kaki
2.Batuk malam hari
3.Dispneu deffort4.Hepatomegali
5.Efusi pleura
6.Kapasitas vital berkurang menjadi 1/3 maksimum
7.Takikardi (.120x/menit)
F. PENATALAKSANAANGagal jantung ditangani dengan tindakan umum untuk mengurangi beban kerja jantung
dan manipulasi selektif terhadap ketiga penentu utama dari fungsi miokardium,baik
secara sendiri-sendiri maupun secara gabungan dari :1) beban awal,
2) kontraktilitas,dan
3) beban akhir.
Prinsip penatalaksanaan gagal jantung :1.Menigkatkan oksigenasi dengan pemberian oksigen dan menurunkan konsumsi O2
melalui istirahat/pembatasan aktivitas.
2.Memperbaiki kontraktilitas otot jantungMengatasi keadaan yang reversible,termasuk tirotoksikosis,miksedema,dan aritmia.
Digitalisasi ;
1.Dosis digitalis :Digoksin oral untuk digitalisasi cepat 0,5 2 mg dalam 4-6 dosis selama 24 jam dan
dilanjutkan 2 x 0.5 mg selama 2-4 hari
Digoksin iv 0,75-1 mg dalam 4 dosis selama 24 jam.
Cedilanid iv 1,2-1,6 mg dalam 24 jam.2.Dosis penunjang untuk gagal jantung : digoksin 0,25 mg sehari.Untuk pasien usia lanjut
dan gagal ginjal dosis disesuaikan
3.Dosis penunjang digoksin untuk fibrilasi atrium 0,25 mg4.Digitalisasi cepat diberikan untuk mengatasi edema pulmonal akut yang berat :
Digoksin 1-1,5 mg iv perlahan lahan
Cedilanid 04-0,8 mg iv perlahan lahan.3.Menurunkan beban jantung
Menurunkan beban awal dengan diet rendah garam,diuretic dan vasodilator
a)Diet rendah garam
Pada gagak jantung dengan NYHA kelas IV,penggunaan diuretic,digoksin dan
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
4/8
penghambat angiotensin converting enzyme (ACE),diperlukan mengingat usia harapan
hidup yang pendek.Untuk gagal jantung kelas II dan III diberikan ;
1)Diuretik dalam dosis rendah atau menengah (furosemid 40-80 mg)2)Digoksin pada pasien dengan fibrilasi atrium maupun kelainan sinus
3)Penghambat ACE (captopril mulai dari dosis 2 X 6,25 mg atau setara penghambat ACE
yang lain,dosis ditingkatkan secara bertahap dengan memperhatikan tekanan darahpasien); isorbid dinitrat (ISDN) pada pasien dengan kemampuan aktivitas yang terganggu
atau adanya iskemia yang menetap,dosis dimulai 3 X 10-15 mg.Semua obat harus
dititrasi secara bertahap.b)Diuretik
Yang digunakan furosemid 40-80 mg.Dosis penunjang rata-rata 20 mg.Efek samping
berupa hipokalemia dapat diatasi dengan suplai garam kalium atau diganti dengan
spironolakton.Diuretik lain yang dapat digunakan antara lainhidroklorotiazid,klortalidon,triamteren,amilorid,dan asam etakrinat.
Dampak diuretic yang mengurangi beban awal tidak mengurangi curah jantung atau
kelangsungan ,tapi merupakan pengobatan garis pertama karena mengurangi gejala dan
pengobatan dan perawatan di rumah sakit.Penggunaan penghambat ACE bersamadiuretic hemat kalium harus berhati hati karena memungkinkan timbulnya hiperkalemia.
c)Vasodilator1)Nitrogliserin 0,4-0,6 mg sublingual atau 0,2-2 g/kg BB/menit iv.
2)Nitroprusid 0,5-1 g/kgBB/menit iv
3)Prazosin per oral 2-5 mg4)Penghambat ACE: kaptopril 2 X 6,25 mg.
G. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Perubahan perfusi jaringan yang berhubungan dengan penurunan curah jantung,kongesti vena sekunder terhadap kegagalan kompensasi jantung.
2. Potensial komplikasi : shock kardiogenik
3. Gangguan pertukaran gas yang berhubungan dengan akumulasi cairan dalam alveoliparu berlebihan volume cairan, sekunder terhadap status hemodinamik tidak stabil
4. Resiko hipoksia berat
5. Resiko terhadap kelebihan volume cairan : edema yang berhubungan denganpeningkatan preload, penurunan kontraktilitas, penurunan aliran darah ke ginjal,
penurunan laju filtrasi glomerulus (peningkatan produksi ADH )
6. Perubahan pola tidur yang berhubungan dengan nyeri, sesak nafas dan lingkungan
rumah sakit yang asing bagi klien.7. Resiko terhadap kerusakan integritas kulit : ulkus dekubitus yang berhubungan dengan
imobilisasi/intoleransi aktivitas,oedema dan perubahan perfusi jaringan.
8. Resiko defisit volume cairan yang berhubungan dengan efek terapi diuretic yangberlebihan
9. Kecemasan atau takut yang berhubungan dengan keadaan fisik yang tidak dapat
diperkirakan/tidak diketahui, lingkungan yang tidak familiar, dan ancaman kematianakibat proses penyakit
10. Perubahan konsep diri (peran, harga diri) yang berhubungan dengan perubahan
kondisi fisik dan prognosa penyakit.
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
5/8
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL INTERVENSIRASIONAL
1 Penurunan curah jantung b/d kontraktilitas otot jantung
NOC :
Cardiac Pump effectiveness
Vital Sign StatusKriteria Hasil:
Tanda Vital dalam rentang normal (Tekanan darah, Nadi, respirasi)
Dapat mentoleransi aktivitas, tidak ada kelelahan
Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada asites
Tidak ada penurunan kesadaran NIC :
Cardiac Care
Evaluasi adanya nyeri dada ( intensitas,lokasi, durasi)
Monitor status pernafasan yang menandakan gagal jantung
Monitor abdomen sebagai indicator penurunan perfusi
Monitor adanya perubahan tekanan darahMonitor adanya dyspneu, fatigue, tekipneu dan ortopneu
Anjurkan untuk menurunkan stress
Vital Sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Monitor kualitas dari nadi
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
6/8
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Pembatasan komplikasi yang diakibatkan dari ketidakseimbangan antara suplai oksigen
miokardial dan kebutuhan pasien yang mengalami gejala kerusakan fungsi jantung
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL INTERVENSI
RASIONAL2 Bersihan Jalan Nafas tidak Efektif
b/d obstruksi jalan nafas
NOC :
Respiratory status : Airway patency
Aspiration Control
Kriteria Hasil :Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspneu
Menunjukkan jalan nafas yang paten, tidak ada suara nafas abnormal
Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas
NIC :
Airway Management Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi
Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Berikan bronkodilator bila perlu
Monitor respirasi dan status O2
Memfasilitasi kepatenan jalan nafas
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL INTERVENSI
RASIONAL3 Kelebihan Volume Cairan
NOC :
Fluid balance
Kriteria Hasil:
Terbebas dari edema, efusi, anaskara
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
7/8
Bunyi nafas bersih, tidak ada dyspneu/ortopneu
Terbebas dari distensi vena jugularis
vital sign dalam batas normal
Terbebas dari kelelahan, kecemasan atau kebingungan
NIC :
Fluid management Timbang berat badan
Pertahankan catatan intake dan output yang akurat
Pasang urin kateter jika diperlukan Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN , Hmt , osmolalitas urin )
Monitor vital sign
Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan (cracles, CVP , edema, distensi vena leher,asites)
Kaji lokasi dan luas edema
Monitor masukan makanancairan
Monitor status nutrisi
Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul memburuk Peningkatankeseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi akibat dari kadar cairan yang tidak
normal
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL INTERVENSIRASIONAL
4 Intoleransi aktivitas b/d fatigue
NOC :Energy conservation
Self Care : ADLs
Kriteria Hasil :
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan
RR
Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
NIC :Energy Management
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan
Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien Pengaturan penggunaan energi
untuk merawat atau mencegah kelelahan dan mengoptimalkan fungsi
-
7/29/2019 Askep Dekompensasi Cordis 1
8/8
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN /KRITERIA HASIL INTERVENSIRASIONAL
5 Cemas b/d penyakit kritis.
NOC :
Anxiety control
Kriteria Hasil :
Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas
Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas
Vital sign dalam batas normal
NIC :
Anxiety Reduction Gunakan pendekatan yang menenangkan
Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut
Dengarkan dengan penuh perhatian
Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasiMeminimalkan kekhawatiran yang dikaitkan dengan sumber bahaya yang tidak dapat
diidentifikasi dari bahaya yang dapat diantisipasi