askep bph

Upload: anisa-putri

Post on 17-Jul-2015

473 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Asuhan Keperawatan Pada Klien Tn R dengan BPH (Benigna Prostat Hipertropi) Di IRNA Bedah RS Muhammadiyah Palembang 2011

D I S U S U N O L EH

ANISA PUTRI PO. 71. 20. 1. 09. 002 Tingkat III.A

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG JURUSAN KEPERAWATAN

Benigna Prostat Hipertropi (BPH) A. Pengertian Hipertropi Prostat adalah hiperplasia dari kelenjar periurethral yang kemudian mendesak jaringan prostat yang asli ke perifer dan menjadi simpai bedah. (Jong, Wim de, 1998). Benigna Prostat Hiperplasi ( BPH ) adalah pembesaran jinak kelenjar prostat, disebabkan oleh karena hiperplasi beberapa atau semua komponen prostat meliputi jaringan kelenjar / jaringan fibromuskuler yang menyebabkan penyumbatan uretra pars prostatika (Lab / UPF Ilmu Bedah RSUD dr. Sutomo, 1994 : 193). B. Etiologi Penyebab terjadinya Benigna Prostat Hipertropi belum diketahui secara pasti. Tetapi hanya 2 faktor yang mempengaruhi terjadinya Benigne Prostat Hypertropi yaitu testis dan usia lanjut. Ada beberapa teori mengemukakan mengapa kelenjar periurethral dapat mengalami hiperplasia, yaitu : -Teori Sel Stem (Isaacs 1984) Berdasarkan teori ini jaringan prostat pada orang dewasa berada pada keseimbangan antara pertumbuhan sel dan sel mati, keadaan ini disebut steady state. Pada jaringan prostat terdapat sel stem yang dapat berproliferasi lebih cepat, sehingga terjadi hiperplasia kelenjar periurethral. -Teori MC Neal (1978) Menurut MC. Neal, pembesaran prostat jinak dimulai dari zona transisi yang letaknya sebelah proksimal dari spincter eksterna pada kedua sisi veromontatum di zona periurethral.

C. Anatomi Fisiologi Kelenjar proatat adalah suatu jaringan fibromuskular dan kelenjar grandular yang melingkari urethra bagian proksimal yang terdiri dari kelnjar majemuk, saluran-saluran dan otot polos terletak di bawah kandung kemih dan melekat pada dinding kandung kemih dengan ukuran panjang : 3-4 cm dan lebar : 4,4 cm, tebal : 2,6 cm dan sebesar biji kenari, pembesaran pada prostat akan membendung uretra dan dapat menyebabkan retensi urine, kelenjar prostat terdiri dari lobus posterior lateral, anterior dan lobus medial, kelenjar

prostat berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang ada uretra dan vagina. Serta menambah cairan alkalis pada cairan seminalis. D. Patofisiologi Menurut Mansjoer Arif tahun 2000 pembesaran prostat terjadi secara perlahan-lahan pada traktus urinarius. Pada tahap awal terjadi pembesaran prostat sehingga terjadi perubahan fisiologis yang mengakibatkan resistensi uretra daerah prostat, leher vesika kemudian detrusor mengatasi dengan kontraksi lebih kuat. Sebagai akibatnya serat detrusor akan menjadi lebih tebal dan penonjolan serat detrusor ke dalam mukosa buli-buli akan terlihat sebagai balok-balok yang tampai (trabekulasi). Jika dilihat dari dalam vesika dengan sitoskopi, mukosa vesika dapat menerobos keluar di antara serat detrusor sehingga terbentuk tonjolan mukosa yang apabila kecil dinamakan sakula dan apabila besar disebut diverkel. Fase penebalan detrusor adalah fase kompensasi yang apabila berlanjut detrusor akan menjadi lelah dan akhirnya akan mengalami dekompensasi dan tidak mampu lagi untuk kontraksi, sehingga terjadi retensi urin total yang berlanjut pada hidronefrosis dan disfungsi saluran kemih atas. E. Tanda dan Gejala

Hilangnya kekuatan pancaran saat miksi Kesulitan dalam mengosongkan kandung kemih. Rasa nyeri saat memulai miksi Adanya urine yang bercampur darah (hematuri).

F. Komplikasi

Aterosclerosis Infark jantung Impoten Haemoragik post operasi Fistula Striktur pasca operasi & inconentia urine

G. Pemeriksaan Diagnosis 1. Laboratorium Meliputi ureum (BUN), kreatinin, elekrolit, tes sensitivitas dan biakan urin. 2. Radiologis Intravena pylografi, BNO, sistogram, retrograd, USG, Ct Scanning, cystoscopy, foto polos abdomen. Indikasi sistogram retrogras dilakukan apabila fungsi ginjal buruk, ultrasonografi dapat dilakukan secara trans abdominal atau trans rectal

(TRUS = Trans Rectal Ultra Sonografi), selain untuk mengetahui pembesaran prostat ultra sonografi dapat pula menentukan volume buli-buli, mengukut sisa urine dan keadaan patologi lain seperti difertikel, tumor dan batu (Syamsuhidayat dan Wim De Jong, 1997). 3. Prostatektomi Retro Pubis Pembuatan insisi pada abdomen bawah, tetapi kandung kemih tidak dibuka, hanya ditarik dan jaringan adematous prostat diangkat melalui insisi pada anterior kapsula prostat. 4. Prostatektomi Parineal Yaitu pembedahan dengan kelenjar prostat dibuang melalui perineum. H. Penatalaksanaan 1. Non Operatif o Pembesaran hormon estrogen & progesteron o Massase prostat, anjurkan sering masturbasi o Anjurkan tidak minum banyak pada waktu yang pendek o Cegah minum obat antikolinergik, antihistamin & dengostan o Pemasangan kateter. 2. Operatif o TUR (Trans Uretral Resection) o STP (Suprobic Transersal Prostatectomy) o Retropubic Extravesical Prostatectomy) o Prostatectomy Perineal

Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Benigna Prostat Hipertropi (BPH) A. Pengkajian 1. Data subyektif : o Pasien mengeluh sakit pada luka insisi. o Pasien mengatakan tidak bisa melakukan hubungan seksual. o Pasien selalu menanyakan tindakan yang dilakukan. o Pasien mengatakan buang air kecil tidak terasa. 2. Data Obyektif : o Terdapat luka insisi o Takikardi o Gelisah o Tekanan darah meningkat

o o

Ekspresi wajah ketakutan Terpasang kateter

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post operasi 2. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum

C. Intervensi 1. Diagnosa Keperawatan 1. : Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post operasi Tujuan : Klien mampu mempertahankan derajat kenyamanan secara adekuat. Kriteria hasil :o o

Secara verbal klien mengungkapkan nyeri berkurang atau hilang. Klien dapat beristirahat dengan tenang.

Intervensi : No Intervensi Mandiri 1. Kaji tingkat nyeri, frekuensi. Tingkat intensitas nyeri dan frekuensi menunjukkan skala nyeri. Mengetahui perkembangan klien Rasionalisasi

2.

Observasi TTV

3.

Atur posisi pasien senyaman mungkin

Membantu mengurangi rasa nyeri

4.

Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam Kolaborasi

Membantu mengurangi rasa nyeri

5.

Beri obat yang dapat mengurangi nyeri

Untuk mengurangi nyeri

(analgesik). 2. Diagnosa Keperawatan 2. : Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum. Tujuan : Gangguan aktivitas dapat teratasi Kriteria hasil :o o

Klien mampu beraktivitas dengan normal Klien dapat memenuhi kebutuhan sendiri secara bertahap sesuai dengan kemampuan

Intervensi :No Intervensi Rasionalisasi

Mandiri1.

Bantu klien kebutuhannya

dalam

memenuhi Agar kebutuhan klien tetap dapat terpenuhi.

2.

3.

4.

Agar kebutuhan klien tetap dapat Libatkan keluarga dalam memenuhi terpenuhi. kebutuhan klien Dapat meningkatkan kemampuan klien Beri motivasi klien dalam melakukan dalam beraktivitas aktivitas Memberikan bantuan sesuai kebutuhan akan mendorong kemandirian klien Beri bantuan sesuai kebutuhan dalam melakukan aktifitas

Daftar Pustaka Doenges, M.E., Marry, F..M and Alice, C.G., 2000. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan Dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Long, B.C., 1996. Perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan. Jakarta, Penerbit Buku Kedokteran EGC. Lab / UPF Ilmu Bedah, 1994. Pedoman Diagnosis Dan Terapi. Surabaya, Fakultas Kedokteran Airlangga / RSUD. dr. Soetomo. Hardjowidjoto S. (1999).Benigna Prostat Hiperplasia. Airlangga University Press. Surabaya Soeparman. (1990). Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. FKUI. Jakarta.

PENGKAJIAN DATA I. Identitas a. Identitas Klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat : Tn. R : 63 tahun : Laki-laki : Lrg. Tapakning No.346 RT.12 RW.05 Palembang

Status perkawinan : Kawin Agama Suku Pekerjaan Tanggal MRS : Islam : Indonesia : Buruh : 1 Desember 2011

Tanggal Pengkajian : 5 Desember 2011 No Med Rec Diagnosa Medis : 039125 : BPH

b. Identitas Penanggung Jawab Nama Umur Jenis Kelamin Agama Pekerjaan Alamat Hub dengan klien : Ny L : 25 tahun : Perempuan : Islam : Ibu rumah tangga : Lrg. Tapakning No.346 RT.12 RW.05 Palembang : Anak kandung

II. Status Kesehatan Saat Ini: a. Keluhan utama: Klien mengeluh nyeri saat BAK, BAK tertahan, skrotum edema b. Riwayat kesehatan sekarang: Klien mengatakan sudah di operasi tanggal 2 Desember 2011, nyeri luka post operasi, Klien sulit untuk bergerak ataupun beraktifitas c. Riwayat kesehatan masa lalu: Klien mengatakan belum pernah dirawat dirumah sakit dengan keluhan yang sama. d. Riwayat kesehatan keluarga: Dalam anggota keluarga tidak ada yang menderita penyakit seperti ini. e. Riwayat Kesehatan Psikososial Spiritual 1. Psikologis: Klien sesekali bertanya mengenai prognosis penyakit dan pengobatannya 2. Sosial: Hubungan klien dengan orang disekitarnya selama dirumah sakit terjalin cukup baik 3. Spiritual : Klien tampak sering berdoa untuk kesembuhan penyakitnya. f. Genogram

keterangan: : laki-laki yang sudah meninggal serumah : perempuan yang sudah meninggal : perempuan : laki-laki : klien :tinggal

g. Aktivitas sehari-hari No 1. Aktivitas Pola Nutrisi - Makanan Sebelum MRS Selama MRS

Makan nasi 1 porsi habis 3 Makan 3 x sehari dengan x sehari dengan lauk dan diet yang diberikan oleh sayur RS, porsi habis

-

Minuman

Minum air putih 5 gelas Minum air putih 6 gelas perhari, kopi 2 gelas perhari perhari BAB frekuensi 1-2x sehari, konsistensi padat, warna BAB frekuensi 2 hari kuning sekali, konsistensi padat, warna kuning BAK frekuensi 3-4 x sehari, warna coklat BAK warna coklat, terpasang kateter, output 1200cc/hari 1-2 jam/hari 7-8 jam/ hari 1-2 jam/hari 5-6 jam/ hari Klien dapat melakukan aktifitas sendiri tanpa Aktifitas klien terbatas, bantuan klien dibantu dalam beraktifitas karena klien merasa lemah, tangan kanan terpasang infus, klien terpasang kateter Klien mandi 2x sehari Bersih Bersih Bersih Klien hanya di lap badannya oleh keluarganya Kebersihan Cukup Kebersihan Cukup Kebersihan Cukup

2.

Pola Eliminasi BAB BAK

3.

Pola Istirahat (Tidur) Siang Malam Pola aktifitas

4.

5.

Hygiene Mandi Kuku Rambut Kulit

h. Pemeriksaan fisik 1. Keadaan umum Kesadaran TD Nadi Suhu RR 2. Keadaan khusus : Lemah : Komposmentis : 140/90 mmHg : 84 x/menit : 36,5 oC : 20 x/menit

Persepsi Sensori Pendengaran Penglihatan Pengecap Peraba : Normal : Dibantu Kacamata : Normal : Normal Sistem Penglihatan Nyeri tekan Lapang pandang : Tidak OD/OS : Normal

Sistem Pernapasan Frekuensi Kualitas Batuk : 20 x/menit : Normal : Tidak ada Sistem Kardiovaskular TD Nadi Bunyi jantung Edema : 140/90 mmHg : 84 x/menit : Normal : Tidak ada Sistem Perkemihan Warna Pancaran urine BAK Vesica Urine Abdomen Bentuk Nyeri Dada Bentuk : Simetris : Simetris : Tidak ada : Coklat : Lemah : Terhambat : Nyeri tekan

Dispnea Pola napas Genitalia Skrotum Testis

: Tidak ada : Teratur

: Edema : Edema

i. Data Penunjang Pemeriksaan Laboratorium (tanggal 1 Desember 2011) Hb Leukosit LED Difcount CT BT Elektrolit Na Serum : 140 mEq : 14,8 g/dl : 6800/cmm : 33 mm/jam : 1/0/0/59/30/10 : 8 : 2

Kalium Serum : 3,6 mEq Faal Ginjal Urea Creatinin Karbohidrat BSS : 136 mg/dl : 32 mg/dl : 0,9 mg/dl

j. Therapy IVFD RL gtt 20 tetes/menit Cefotaxim 3x1 amp Ketorolac 3x1 amp

Kalnex 3x1 Analisis Data No 1. Data Ds: Os mengatakan nyeri pada luka post operasi Do: Ku meringis lemah, Os Penyebab Pembesaran prostat Resistensi uretra Penonjolan serat detrusor Retensi urine TD : 140/90 mmHg Pembedahan Nadi: 84 x/menit Nyeri luka post operasi Suhu: 36,5 oC RR: 20 x/menit 2. Ds: Os mengatakan nyeri luka post operasi, Os mengatakan tubuhnya lemah, Os sulit beraktivitas Do: Ku lemah, Os tampak sulit beraktivitas, Os dibatu dalam beraktivitas Retensi urine Pembedahan Nyeri (efek pembedahan) Kelemahan fisik Sulit beraktivitas Gangguan aktivitas Masalah Gangguan rasa nyaman

Diagnosa Keperawatan : 1. Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post operasi 2. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan umum.

Rencana Keperawatan N O 1. DIAGNOSA KEPERAWATAN Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan luka post operasi TUJUAN Tupan: Klien mampu Kaji tingkat nyeri, mempertahankan frekuensi. derajat kenyamanan secara adekuat. Ds: Os mengatakan Observasi TTV nyeri pada luka Tupen:Secara verbal post operasi klien mengungkapkan posisi pasien Do: Ku lemah, Os nyeri berkurang atau Atur senyaman mungkin hilang. meringis dapat 140/90 Klien beristirahat dengan tenang Nadi: 84 x/menit TD : mmHg Suhu: 36,5 oC RR: 20 x/menit Gangguan aktivitas berhubungan Tupan: dengan kelemahan aktivitas umum. teratasi Ds: Os mengatakan nyeri luka post operasi, Os mengatakan tubuhnya lemah, Os sulit beraktivitas Tupen: Ajarkan teknik relaksasi nafas dalam Kolaborasi Beri obat yang mengurangi (analgesik). Gangguan dapat Mandiri Bantu klien dalam memenuhi kebutuhannya dapat nyeri PERENCANAAN INTERVENSI Mandiri RASIONALISASI Tingkat intensitas nyeri dan frekuensi menunjukkan skala nyeri. Mengetahui perkembangan klien Membantu rasa nyeri mengurangi

Membantu rasa nyeri

mengurangi

Untuk mengurangi nyeri

2.

Agar kebutuhan klien tetap dapat terpenuhi.

Agar kebutuhan klien Libatkan keluarga dalam tetap dapat terpenuhi. Klien mampu memenuhi kebutuhan klien beraktivitas dengan Dapat meningkatkan normal Beri motivasi klien dalam kemampuan klien dalam beraktivitas melakukan aktivitas Klien dapat Do: Ku lemah, Os memenuhi kebutuhan Memberikan bantuan tampak sulit sendiri secara sesuai kebutuhan akan beraktivitas,Os bertahap sesuai Beri bantuan sesuai mendorong kemandirian dibantu dalam dengan kemampuan klien dalam melakukan kebutuhan beraktifitas aktifitas

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI NO 1. TANGGAL, WAKTU DIAGNOSA KEPERAWATAN IMPLEMENTASI EVALUASI

5 Desember Gangguan rasa Mandiri 2011, 12.00 nyaman : nyeri WIB berhubungan dengan Mengkaji tingkat frekuensi. luka post operasi

S: Os mengatakan nyeri, nyeri pada luka post operasi Skala nyeri 6, frekuensi 8-10 kali perhari O: Os meringis kesakitan Mengobservasi TTV Mengatur posisi senyaman mungkin pasien TD:140/90mmHg

N: 80 x/menit Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam RR: 20 x/menit T: 36,30C Kolaborasi A: Masalah Memberikan obat yang dapat teratasi sebagian mengurangi nyeri (Ketorolac 3x1). P: Intervensi diteruskan

Mandiri 2.

S: Os mengatakan sulit beraktivitas

Gangguan aktivitas Membantu klien dalam O: Os dibantu berhubungan dengan memenuhi kebutuhannya dalam beraktivitas kelemahan umum. Melibatkan keluarga dalam A: Masalah memenuhi kebutuhan klien teratasi sebagian Memberikan motivasi klien dalam melakukan aktivitas Memberikan bantuan sesuai P: Intervensi dilanjutkan kebutuhan

NO 1.

TANGGAL, WAKTU

DIAGNOSA KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI

EVALUASI

6 Desember Gangguan rasa Mandiri 2011, 17.00 nyaman : nyeri WIB berhubungan dengan Mengkaji tingkat frekuensi. luka post operasi

S: Os mengatakan nyeri, nyeri pada luka post operasi Skala nyeri 4, frekuensi 4-6 kali perhari O: Os meringis kesakitan Mengobservasi TTV Mengatur posisi senyaman mungkin pasien TD:130/80mmHg

N: 82 x/menit Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam RR: 20 x/menit Kolaborasi T: 36,50C Memberikan obat yang dapat mengurangi nyeri (Ketorolac A: Masalah 3x1). teratasi sebagian P: Intervensi diteruskan

Mandiri

2.

Gangguan aktivitas Membantu klien dalam O: Os dibantu berhubungan dengan memenuhi kebutuhannya dalam beraktivitas kelemahan umum. Melibatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan klien A: Masalah teratasi sebagian Memberikan motivasi klien dalam melakukan aktivitas Memberikan bantuan sesuai P: Intervensi kebutuhan dilanjutkan

S: Os mengatakan sulit beraktivitas

NO 1.

TANGGAL, WAKTU

DIAGNOSA KEPERAWATAN

IMPLEMENTASI

EVALUASI

7 Desember Gangguan rasa Mandiri 2011, 21.00 nyaman : nyeri WIB berhubungan dengan Mengkaji tingkat frekuensi. luka post operasi

S: Os mengatakan nyeri, nyeri berkurang

Skala nyeri 2, frekuensi O: Os tampak 2-3 kali perhari tenang Mengobservasi TTV TD:120/80mmHg Mengatur posisi pasien senyaman mungkin N: 80 x/menit Mengajarkan teknik relaksasi RR: 20 x/menit nafas dalam T: 36,00C Kolaborasi A: Masalah teratasi sebagian

Memberikan obat yang dapat mengurangi nyeri (Ketorolac P: Intervensi 3x1). diteruskan

2.

S: Os mengatakan sedikit bisa Gangguan aktivitas berhubungan dengan Membantu klien dalam beraktivitas sendiri kelemahan umum. memenuhi kebutuhannya Mandiri Melibatkan keluarga dalam O: Os sedikit dibantu dalam memenuhi kebutuhan klien beraktivitas Memberikan motivasi klien A: Masalah dalam melakukan aktivitas teratasi sebagian Memberikan bantuan sesuai P: Intervensi kebutuhan dilanjutkan