askep b p h
DESCRIPTION
askepTRANSCRIPT
BENIGN PROSTAT HIPERPLASIA
I. PENGKAJIAN
Waktu
: 3 Oktober 2009Tempat
: Ruang Edelwais RSUD 1. IDENTITAS PASIEN
Nama: Tn. SUmur: 70 Tahun
Jenis Kelamin: Laki-laki
Suku/Bangsa: Jawa/Indonesia
Agama: Islam
Pekerjaan: PetaniPendidikan: SD kelas 3Alamat: Babakan Rt 07/II Karang Pucung CilacapTanggal MRS: 1 Oktober 2009 Diagnosa Medis: Benigne Prostat Hyperplasia
Alasan Dirawat: Akan dioperasi/tidak dapat buang air kecil
Keluhan Utama: Sulit buang air kecil
Upaya yang telah dilakukan: Tanggal 1 Oktober Dibawa ke E Rumah Sakit Umum Daerah Banyumas
Terapi/operasi yang pernah dilakukan : Dipasang Kateter
2. RIWAYAT KEPERAWATAN (NURSING HISTORY)
1) Riwayat Penyakit Sekarang
Karena tidak dapat buang air kecil kemudian dipasang Catheter sambil menunggu rencana operasi tanggal 3 Oktober 2009.
2) Riwayat Penyakit Dahulu
Dahulu pernah menderita katarak, sempat periksa ke RS Banyumas. Sebelum terkebne BPH klien mengatakan belum pernah mengalami sakit yang sekarang dialami. Klien datang ke RS dengan keluhan tidak bisa buang air kecil, kemudian di RS Banyumas dipasang Catheter sampai sekarang.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada keluarganya yang mengalami penyakit seperti yang dideritanya sekarang, hanya dalam keluarganya ada yang mempunyai riwayat tekanan darah tinggi sama dengan dirinya.4) Keadaan Kesehatan Lingkungan
Klien mengatakan bahwa Lingkungan rumah tempat tinggal cukup bersih di daerah pegunungan, akan tetapi sulit untuk mendapatkan air di musim kemarau.5) Riwayat Kesehatan Lainnya
Klien tidak menggunakan alat bantu.3. OBSERVASI DAN PEMERIKSAAN FISIK
1) Keadaan Umum baik2) Tanda-tanda vital
Suhu
: 37,5 0C
Nadi
: 120 X/menit. Kuat dan teratur
Tekanan darah: 180/90 mmHg.
Respirasi: 22 x/menit
3) Body Systems
(1) Pernafasan (B 1 : Breathing)
Frekuensi 22 x/menit, Irama teratur, tidak terlihat gerakan cuping hidung, tidak terlihat Cyanosis, tidak terlihat keringat pada dahi.(2) Cardiovascular (B 2 : Bleeding)
Nadi 120 X/menit kuat dan teratur, tekanan darah 180/90 mmHg, Suhu 37,5 0C, perfusi hangat. Cor S1 S2 tunggal reguler, ekstra sistole/murmur tidak ada
(3) Persyarafan (B 3 : Brain)
Tingkat kesadaran (GCS) Membuka mata : Spontan (4)
Verbal : Orientasi baik (5)
Motorik : Menurut perintah (6)
Compos Mentis : Pasien sadar baik(4) Perkemihan-Eliminasi Uri (B.4 : Bladder)
Terpasang polly kateter, Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning pekat, kateter terawat. Genital Hygiene cukup bersih.
(5) Perkemihan-Eliminasi Alvi (B 5 : Bowel)
Peristaltik normal, tidak kembung, tidak terdapat obstipasi maupun diare, klien baru 1 X/hari buang air besar.(6) Tulang-Otot-Integumen (B 6 : Bone)
Tidak terdapat kontraktur maupun dikubitusPola aktivitas sehari-hari
(1) Pola Persepsi Dan Tata Laksana Hidup Sehatan
Klien mengatakan apabila sakit langsung memeriksakan diri ke mantri atau klinik terdekat di rumahnya.(2) Pola Nutrisi dan Metabolisme
Klien dirumah biasa makan 3 X/hari dengan lauk yang cukup.Klien tidak alergi makanan tertentu, klien tidak suka makan daging dari kecil. Klien mengatakan biasa makan sayur yang berkuah dan bubur di rumah.setelah di RS klien tidak menghabiskan bahkan tidak memakan makanan yang diberikan oleh RS. Saat ini setelah diganti dengan bubur sumsum klien selalu menghabiskan porsi makanan yang diberikan dan minum air putih sekitar 2 3 liter perhari.
(3) Pola Eliminasi
Selama di rumah sakit klien buang air besar 1 X/hari.
Klien buang air kecil saat ini dengan menggunakan polly kateter, Jumlah urine 1200 cc/24 jam, warna urine kuning pekat.
(4) Pola Aktivitas dan latihan
Klien biasanya bekerja diluar rumah sebagai petani, tapi saat ini klien hanya beristirahat di Rumah Sakit sambil menunggu penyembuhan setelah operasi.(5) Pola tidur.dan Istirahat
Klien kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari. Klien tampak terlihat cemas dengan rasa nyeri setelah dilakukan operasi. (6) Pola Kognitif dan Persepual
Klien kurang mampu melihat dan mendengar dengan baik, klien tidak mengalami disorientasi.
(7) Pola Persepsi Dan Konsep Diri
Klien mengalami cemas karena Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
(8) Pola Hubungan dan Peran
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Akan tetapi keluarga mengatakan klien orang yang suka marah-marah pada keluarganya.(9) Pola Reproduksi Seksual
Klien mengatakan mempunyai 1 orang istri sebelumnya sudah pernah menikah, dengan istri pertama klien di karuniai 5 orang anak, dengan istri ke 2 klien mengatakan mempunyai 4 orang anak dan ada 4 oranglagi yang di asuh oleh klien. Klien menatakan senang dan puas karena kebutuhan kasih sayangnya telah terpenuhi oleh keluarganya.(10) Pola Penanggulangan Stress
Klien merasa sedikit stress menghadapi tindakan operasi. karena kurangnya pengetahuan tentang Type pembedahan dan Jenis anesthesi. Klien mengatakan jika ada masalah klien berdoa dan bercerita dengan istrinya maupun keluarganya.(11) Pola Tata Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama islam, sebelum sakit klien mengatakan rajin menjalankan sholat 5 waktu, klien rajin berzikir dan berdoa.(12) Personal Higiene
Kebiasaan di rumah klien mandi 2 X/hari, gosok gigi 2 X/hari, dan cuci rambut 1 X/minggu.
(13) Ketergantungan
Klien tidak perokok, tidak minum-minuman yang mengandung alkohol.
Aspek Psikologis
Klien terkesan takut akan penyakitnya, merasa terasing dan sedikit stress menghadapi tindakan operasi.
Aspek Sosial/Interaksi
Hubungan dengan keluarga, teman kerja maupun masyarakat di sekitar tempat tinggalnya biasa sangat baik dan akrab. Saat ini klien terputus dengan dunia luar, kehilangan pencari nafkah (bagi keluarganya), biaya mahal.
Aspek Spiritual
Klien dan keluarganya sejak kecil memeluk agama islam, ajaran agama dijalankan setiap saat. Klien sangat aktif menjalankan ibadah sholat 5 waktu sehari dan aktif mengikuti kegiatan agama yang diselenggarakan oleh masjid di sekitar rumah tempat tinggalnya maupun oleh masyarakat setempat.
Saat ini klien merasa tergangguan pemenuhan kebutuhan spiritualnya
4. DIAGNOSTIC TEST
Laboratoriun
Hb
: 15,3 mg/dl
((13,4 mg/dl)
Leukosit
: 12.000
BSN
: 98 mg/dl
(( 140 mg/dl)
2 jam pp
: 200
BUN
: 21 mg/dl
(10 20)
Serum Creatinin: 1,3 mg/dl
(0,6 1,3)
Kalium
: 4,3 mmol/l
(3,5 5,2 mmol/l)
Natrium
: 138 mmol/l(135 146 mmol/l)
Albumin
: 4,76 gr/dl
(3,2 3,5 gr/dl)
SGOT
: 21 U/L
SGPT
: 12 U/L
Bilirubin Direk
: 0,14
Bilirubin Total
: 0,32
TherapyTgl 3/10/2009 (Ketorolac III, Kalnek III, Taxegram II, Radin II)
Tgl 4/10/2009 (Inj. Taxegram 2X1 gr, Inj. Radin 2X1, Inj.Kalnek 3X1)
Tgl 5/10/2009 (Inj. Taxegram 2X1 gr, Radin 2X1, Kalnek 3X1)
Tgl 6/10/2009 (Taxegram 2X1, Ketorolac 3)
Tgl 7/10/2009 (Taxegram 1gr, Ketorolac 1 gr, Radin 1 gr)
Tgl 8/10/2009 (Cefradoxcil 2X1, Urinter 3X1, Meloxicam 2X1, Ranitidin 2X1) 5. ANALISA DAN SINTESA DATA
Hari/jam/tgldATAETIOLOGIMASALAH
Jumat/16.00 WIB/09-10-09S : Klien mengatakan nyeri pada daerah parut post op, skala nyeri 5, nyeri senut-senut, nyeri dating tiba-tiba, nyeri bertambah apabila tubuh klien digerakan dan nyeri berkurang apabila sedang ngobrol.
O : Klien tampak mringis dan mengeluh sakit, klien tampak berhati-hati apabila menggerakan tubuhnya (miring)
Nadi : 120 X/menit.
TD : 180/90 mmHg.
RR: 22 x/menit
S : 37,5 0C
Agen CederaNyeri Akut
umat/17.00 WIB/09-10-09S : Klien mengatakan nyeri aktivitas masih di bantu dan lambat dalam menggerakan tubuhnya karena sakit pada daerah post op.
O : Klien tampak kesulitan bergerak, klien terlihat mengalami keterbatasan gerak ROM, dalam menggerakan tubuh klien tampak lambat.
Nyeri, Tidak NyamanHambatan Mobilitas Fisik
Jumat/19.00 WIB/09-10-09S : -
O : Terdapat Kateter yang tersambung dengan urinebag, tertdapat luka post op pada abdomen diatas simpisi pubis, luka terbalut kassa, balutan agak sedikit basah.Prosedur invasifResiko terhadap Infeksi
II. DIAGNOSA KEPERAWATAN (Berdasarkan Prioritas
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen Cedera2. Hambatan Mobilitas Fisik Berhubungan Dengan Nyeri, Tidak Nyaman3. Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien ditandai dengan
4. Resiko tinggi terhadap Infeksi Saluran Kencing.berhubungan dengan Prosedur invasive ditandai dengan : tertdapat luka post op pada abdomen diatas simpisi pubis, luka terbaliut kassa, balutan agak sedikit basah.III. PERENCANAAN TINDAKAN PERAWATAN
Tgl/JamDx. KepPerencanaanParaf & Nama
TujuanIntervensi
3 Oktober 2009/1Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 Jam, nyeri pada klien berkurang dengan criteria hasil ;1. Skala nyeri menurun menjadi 2
2. Wajah tampak lebih rileks
3. Klien dapat melkaukan tekik relaksasi nafas dalam untuk mengurangi nyeri dengan benar1.1 Kaji nyeri, lokasi, karakteristik, intensitas skala nyeri
1.2 ajarkan teknik relaksasi nafas dalam
1.3 Kaji tanda non verbal
1.4 Kaji hal yang menambah dan mengurangi nyeri
1.5 Masukan injeksi ketorolac 3X1 ampul, bila perluKoernia Nanda P. S,Kep
3 Oktober 2009/2Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 Jam, nyeri pada klien berkurang dengan criteria hasil ;
1. Klien dapat melakuakan ambulasi = berjalan
2. Menunjukan tingkat mobilisasi secara mandiri2.1 Ajarkan klien rentang gerak pasif (ROM)
2.2 Ajarkan klien untuk melakukan aktivitas secara mandiri sedikit demi sedikit.
2.3 Ajarkan klien untuk latihan jalanKoernia Nanda P. S,Kep
3 Oktober 2009/3Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 4X24 Jam, diharapkan tidak ada tanda-tanda infeksi dengan criteria hasil :
1. Reatnes tidak ada
2. Edema tidak ada
3. Ecinosis tidak ada
4. Discharge tidak ada
5. Aproksimately tidak ada
6. Luka tampak bersih3.1 Kaji tanda-tanda infeksi3.2 Kaji tanda-tanda vital
3.3 kurangi masuknya organism dengan mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
3.4 ganti balutan dengan tknic septic
3.5 berikan antibiotic sesuai program Koernia Nanda P. S,Kep
IV. catatan keperawatanTgl/JamDx. KepIMPLEMENTASIEVALUASI RESPON (S-O)Paraf & Nama
3 Oktober 2009/19.30 WIB19.45 WIB
19.50 WIB
20.00 WIB
5 Oktober 2009/14.00 WIB14.15 WIB
14.20 WIB15.00 WIB6 Oktober 2009/08.00 WIB
3 Oktober 2009/20.00 WIB
20.25 WIB
20.30 WIB5 Oktober 2009/14.00 WIB
14.15 WIB
14.20 WIB
5 Oktober 2009/14.00 WIB
6 Oktober 2009/19.30 WIB
IIIIII1.1 Mengkaji nyeri, lokasi, karakteristik, intensitas skala nyeri
1.2 Mengkaji tanda non verbal nyeri1.3 Mengajarkan teknik relaksasi nafas dalam
1.4 Memberikan injeksi ketorolac 1 ampul
1.1 Mengkaji skala nyeri
1.2 Mengkaji tanda-tanda nono verbal
1.3 Mengkaji hal yang menambah dan mengurangi nyeri1.4 melatih kllien untuk melakukan tekik relaksasi nafas dalam
1.1 Mengkaji skala nyeri
1.2 Menganjurkan klien melakukan teknik relaksasi nafas dalam yang sudah di ajarkan
2.1 Melatih ROM pada klien2.2 Menganjurkan klien untuk berlatih melakukan aktivitas secara mandiri sedikit demi sedikit
2.3 Menganjurkan klien untuklatihan berjalan
2.1 Meminta klien untuk melakukan ROM secara mandiri2.2 Menganjurkan klien untuk berlatih melakukan aktivitas sedikit demi sedikit
2.3 menganjurkan klien untuk berjalan
3.1 Mengkaji tanda-tanda infeksi
3.2 Mengobservasi tanda-tanda vital
3.3 Memberikan obat
3.1 Mengkaji tanda-tanda infeksi
3.2 Mengobservasi tanda-tanda vital
3.3 Memberikan injeksi cefotaxim 1 gr
S : Klien mengatakan nyeri skala 5 pada daerah post op, nyeri senut-senut, nyeri bertambah ketika sedikit bergerak, berkurang ketika ngobrol dengan perawat.O: Klien kooperatif
S : -
O : wajah klien tampak tegang dan meringis ketika menahan nyeri
S : -
O : Klien kooperatif
S : -
O : Obat masuk per IV slangS : Klien mengatakan nyeri sudah berkurang menjadi skala 4O : klien kooperatif
S : -
O : wajah klienmasih tampak sedikit tegang
S : klien mengatakan nyeri bertambah ketika kllien pindah posisi dari posisi tidur ke posisi duduk, berkurang ketika ngobrol bareng perawat.O; klien tampak berhati-hati ketika bergerak
S : -O : klien tampak berlatih nafas dalam
S : klien mengatakan nyeri ringan skala 3
O : wajah tampak rileks
S : -
O : klien tampak melakukan teknik relaksasi nafas dalam 3xS : -O : Klien kooperatif
S :Klien mengatakan akan melakukan aktifitas secara mandiri, seperti berpindah posisi di tempat tidur, makan minum.
O : Klien kooperatif
S : Klien mengatakan akan mulai latihan berjalan.
O : Klien tampak turun dari tempat tidur, berdiri dengan bantuan perawat dan keluarga, kemudian berjalan 3 -5 langkah ke depan.
S :-O: Klien tampak melakukan gerakan-gerakan ROM
S :-
O: Klien kooperatif
S : Klien mengatakan sudah mulai latihan berjalan
O: Klien Nampak berjalan mandiri.
S : -
O: Tampak luka bekas operasi di atas simpisis Pubis, Luka tersebut kassa, balutan tampak sedikit basah/rembes.
S : -
O: Tampak luka bekas operasi di atas simpisis Pubis, Luka tersebut kassa, balutan tampak sedikit basah/rembes.
S : -
O: Injeksi masuk lewat venaS : -
O: Balutan tampak belum diganti
S : -
O: TD :
N :
S :
RR : S : -
O: Obat masuk Koernia Nanda P. S,Kep
Catatan perkembanganTgl/JamDx. KepPERKEMBANGAN (SOAP)Paraf & Nama
III
IIIS : Klien mengatakan nyeri skala 5
O : Ekspresi wajah masih tampak tegang dan meringis
A : Masalah sebagian teratasi.P : Lanjutkan intervensi 1.1, 1.2, 1.3, 1.4
S : Klien mengatakan nyeri skala 5
O : Ekspresi wajah masih tampak tegang dan meringis
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1.1, 1.2, 1.3, 1.4
S : Klien mengatakan nyeri skala 5
O : Ekspresi wajah masih tampak tegang dan meringis
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 1.1, 1.2, 1.3, 1.4
S : Klien mengatakan akan berlatih berjalan
O : Klien tampak mulai melakukan aktivitas mandiri =makan, minum, klien mulai tampak latihan jalan dengan di topang oleh istrinya.
A : Masalah sebagian teratasi.
P : Lanjutkan intervensi 2.1, 2.2, 2.3
S : Klien dan keluarga mengatakan sudah bisa
O : Klien tampak berjalan secara mandiri keluar kamar
A : Masalah teratasi
P : hentikan intervensi
Tgl/jamDiagnosa Keperawatan/Data PenunjangTUJUAN DAN HASIL YANG DIHARAPKANRENCANA TINDAKANrasionalNAMA PERAWAT / MAHASISWA
2 April 2002Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan dan kehilangan status kesehatan.
Data Penunjang :
Klien mengatakan sedikit stress menghadapi tindakan operasi. Klien mengatakan kurang tidur baik pada waktu siang maupun malam hari. Klien tampak terganggu tegang dan gelisah dengan kondisi ruang perawatan yang ramai
Tensi 140/80 mmHg
Nadi = 120 X/mtTujuan :
Rasa cemas dapat diatasi/berkurang.
Kriteria :
Pasien dapat menyatakan kecemasan yang dirasakan.
Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
Tensi dan Nadi dalam batas normal.
Ekspresi wajah ceria/rileks. Berikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.
Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman.
Batasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.
Observasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.
Temani pasien bila gejala-gejala kecemasan timbul.
Berikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan perasaannya .
Hindari konfrontasi dengan pasien.
Berikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan pasien.
Lakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.
Anjurkan pasien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.
Berikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.
Hargai setiap pendapat dan keputusan pasien. Untuk mengurangi rasa cemas
privacy dan lingkungan yang nyaman dapat mengurangi rasa cemas.
Untuk dapat lebih memberikan ketenangan.
Untuk mendeteksi dini terhadap masalah
Untuk mengurangi rasa cemas
Kemampuan pemecahan masalah pasien meningkat bila lingkungan nyaman dan mendukung diberikan.
Untuk mengurangi ketegangan pasien
Informasi yang diberikan dapat membantu mengurangi kecemasan/ansietas
Untuk menghindari kemungkinan yang tidak diinginkan
Untuk mengurangi ketegangan dan kecemasan pasien
Untuk mengurangi ketergantungan pasien
Untuk meningkatkan harga diri pasien.Nanda
3 April 2002Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien.
Data Penunjang :
Pasien menyatakan belum memahami tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
Pasien bertanya-tanya tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.Tujuan :
Pengetahuan pasien tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan meningkat
Kriteria
Pasien dapat menjelaskan kembali tentang sifat penyakit, tujuan tindakan yang diprogramkan dan pemeriksaan diagnostik.
Pasien tidak bertanya lagi tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan. Kaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
Berikan penjelasan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
Berikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
Diskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi.
Batasi aktifitas fisik yang berat. Pengetahuan membantu mengembangkan kepatuhan pasien dan keluarga terhadap rencana terapeutik
Untuk menambah pengetahuan pasien
Meningkatkan kemampuan pasien untuk memecahkan masalah
Untuk menambah pengetahuan pasien bahwa cairan dapat membantu pembersihan ginjal
Untuk mencegah kekambuhan Hernia yang juga dideritanyaNanda
4 April 2002Resiko tinggi terhadap Infeksi Saluran Kencing berhubungan dengan pemasangan Dower Cateter yang lamaTujuan :
Infeksi dapat dicecah
Kriteria hasil :
Mencapai waktu operasi tidak mengalami tanda infeksi. Pertahankan sistem kateter steril, Berikan betadine pada kateter dan ujung uretra kemudian tutup dengan kasa
Observasi tanda dan gejala Infeksi Saluran Kencing
Kolaborasi dengan dokter untuk penggantian Dower Kateter atau pemberian obat Antibiotika Mencegah masuknya bakteri dan infeksi/sepsis lanjutan
Mendeteksi infeksi sejak dini
Untuk mengurangi kemungkinan reseko Infeksi Saluran Kencing.Nanda
V. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
Tgl.JamTINDAKAN KEPERAWATANNAMA PERAWAT / MAHASISWA
2 April 200218.00 WIB Memberikan dorongan terhadap tiap-tiap proses kehilangan status kesehatan yang timbul.
Memberikan privacy dan lingkungan yang nyaman.
Membatasi staf perawat/petugas kesehatan yang menangani pasien.
Mengobservasi bahasa non verbal dan bahasa verbal dari gejala-gejala kecemasan.
Menemani pasien bila gejala-gejala kecemasan timbul.
Memberikan kesempatan bagi pasien untuk mengekspresikan perasaannya .
Menghindari konfrontasi dengan pasien.
Memberikan informasi tentang program pengobatan dan hal-hal lain yang mencemaskan pasien.
Melakukan intervensi keperawatan dengan hati-hati dan lakukan komunikasi terapeutik.
Menganjurkan pasien istirahat sesuai dengan yang diprogramkan.
Memberikan dorongan pada pasien bila sudah dapat merawat diri sendiri untuk meningkatkan harga dirinya sesuai dengan kondisi penyakit.
Menghargai setiap pendapat dan keputusan pasien.S u b h a n
3 April 200210.00 WIB Mengkaji tingkat pengetahuan pasien dan keluarga tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
Memberikan penjelasan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
Memberikan kesempatan pasien dan keluarga untuk mengekspresikan perasaannya dan mengajukan pertanyaan terhadap hal-hal yang belum dipahami.
Mendiskusikan pentingnya banyak minum air putih 3 4 liter perhari selama tidak ada kontra indikasi.
Membatasi aktifitas fisik yang berat.S u b h a n
4 April 200210.00 WIB Mempertahankan sistem kateter steril, memberikan betadine pada kateter dan ujung uretra kemudian tutup dengan kasa
Mengobservasi tanda dan gejala Infeksi Saluran Kencing
Mengkolaborasi dengan dokter untuk penggantian Dower Kateter atau pemberian obat AntibiotikaS u b h a n
VI. EVALUASI
Tgl.Diagnosa KeperawatanEvaluasiNAMA PERAWAT / MAHASISWA
2 April 2002Kecemasan berhubungan dengan rencana pembedahan dan kehilangan status kesehatan.Rasa cemas dapat diatasi/berkurang.
Kriteria :
Pasien dapat menyatakan kecemasan yang dirasakan.
Pasien dapat beristirahat dengan tenang.
Tensi dan Nadi dalam batas normal.
Ekspresi wajah ceria/rileks.S u b h a n
3 April 2002Kurangnya pengetahuan tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan berhubungan dengan kurangnya informasi yang akurat pada klien.Pengetahuan pasien tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.meningkat
Kriteria
Pasien dapat menjelaskan kembali tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.
Pasien tidak bertanya lagi tentang sifat penyakit, pemeriksaan diagnostik dan tujuan tindakan yang diprogramkan.S u b h a n
4 April 2002Resiko tinggi terhadap Infeksi Saluran Kencing berhubungan dengan pemasangan Dower Cateter yang lamaInfeksi dapat dicecah
Kriteria hasil :
Mencapai waktu operasi tidak mengalami tanda infeksi.S u b h a n