askep anak pada morbili

Upload: haikjismail

Post on 09-Oct-2015

68 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

keperawatan

TRANSCRIPT

ASKEP ANAK PADA MORBILI

ASKEP ANAK PADA MORBILIMay 12, 20141DEFINISI

Morbili/Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular yang ditandai dengan 3 stadium, yaitu : stadium kataral, stadium erupsi dan stadium konvelensi. (Rusepno, 2002:624)

May 12, 20142ETIOLOGI

Penyebab penyakit ini adalah sejenis virus yang tergolong dalam famili paramyxovirus yaitu genus virus morbili. May 12, 20143MANIFESTASI KLINIK

1. Stadium Kataral ( prodormal )2. Stadium Erupsi3. Stadium KonvalensasiMay 12, 20144Patofisiologi

Gejala awal ditunjukkan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul pada bagian belakang telinga, dahi, dan menjalar ke wajah dan anggota badan. Selain itu, timbul gejala seperti flu disertai mata berair dan kemerahan (konjungtivis). Setelah 3-4 hari, kemerahan mulai hilang dan berubah menjadi kehitaman yang akan tampak bertambah dalam 1-2 minggu dan apabila sembuh, kulit akan tampak seperti bersisik. (Supartini,2002:179).

Penularannya sangat efektif, dengan sedikit virus yang infeksius sudah dapat menimbulkan infeksi pada seseorang. Penularan campak terjadi melalui droplet melalui udara, terjadi antara 1-2 hari sebelum timbul gejala klinis sampai 4 hari setelah timbul ruam. Di tempat awal infeksi, penggadaan virus sangat minimal dan jarang dapat ditemukan virusnya. Virus masuk kedalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel mononuklear mencapai kelenjar getah bening lokal. Di tempat ini virus memperbanyak diri dengan sangat perlahan dan dari tempat ini mulailah penyebaran ke sel jaringan limforetikular seperti limpa.

May 12, 20145Pemeriksaan Penunjang

1. Pada pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan leukopeni

2.Dalam spuntum, sekresi nasal, sedimen urine dapat ditemukan adanya multinucleated giant cells yang khas

3.Pada pemeriksaan serologis dengan cara hemagglutination inhibition test dan complemen fixation test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya rash dan mencapai puncaknya pada 2-4 minggu kemudian. (Rampengan, 1997 : 94)

4. Pada pemeriksaan serologi dengan cara hemaglutination inhibition test dan complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang spesifik dalam 1 3 hari setelah timbulnya ras dan mencapai puncaknya pada 2 4 minggu kemudianMay 12, 20146Komplikasi

1.PneumoniaPerluasan infeksi virus disertai dengan infeksi sekunder. Bakteri yang menimbulkan pneumoni pada mobili adalah streptokok, pneumokok, stafilokok, hemofilus influensae dan kadang-kadang dapat disebabkan oleh pseudomonas dan klebsiela.

2. GastroenteritisKomplikasi yang cukup banyak ditemukan dengan insiden berkisar 19,1 30,4%

3. EnsefalitisAkibat invasi langsung virus morbili ke otak, aktivasi virus yang laten, atau ensefalomielitis tipe alergi.

4. Otitis media

5. Mastoiditis

May 12, 20147ASUHAN KEPERAWATAN

A.Pengkajian

1. BiodataTerdiri dari biodata pasien dan biodata penanggung jawab.

2. Proses keperawatana. Keluhan utamaKeluhan utama pada pasien dengan morbili yaitu demam terus-menerus berlangsung 2 4 hari. (Pusponegoro, 2004 : 96)b.Riwayat keperawatan sekarangAnamnesa adanya demam terus-menerus berlangsung 2 4 hari, batuk, pilek, nyeri menelan, mata merah, silau bila kena cahaya (fotofobia), diare, ruam kulit. (Pusponegoro, 2004 : 96)

May 12, 20148c. Riwayat keperawatan dahuluAnamnesa pada pengkajian apakah klien pernah dirawat di Rumah Sakit atau pernah mengalami operasi (Potter, 2005 : 185).

d. Riwayat KeluargaDapatkan data tentang hubungan kekeluargaan dan hubungan darah, apakah klien beresiko terhadap penyakit yang bersifat genetik atau familial. (Potter, 2005 : 185)3. Pemeriksaan Fisika. Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobiab.Kepala : sakit kepalac.Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung ( pada stad eripsi ).

d. Mulut & bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit.

e. Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal, ruam makuler pada leher,muka, lengan dan, evitema, panas (demam).

f.Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum

g.Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.

h. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare

i.Status Nutrisi : intake output makanan, nafsu makanan

May 12, 20149B.Diagnosa Keperawatan (Doengoes, E Marylin,2000)

1. Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh bd proses inflamasi

2. Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh bd anoreksia.

3.Resiko kurang volume cairan bd kehilangan sekunder terhadap demam.

4. Gangguan pola nafas bd inflamasi saluran nafas.

5.Gangguan persepsi sensori bd radang konjungtiva.

6. Gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan proses penyakit morbili.

7.Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan inflamasi trakeobronkial dan peningkatan produksi sputum.

May 12, 201410INTERVENSI 1

1) Monitor perubahan suhu tubuh, denyutan nadi.2)Memberikan kompres dingin / hangat.3)Berikan pakaian tipis dalam memudahkan proses penguapan4)Libatkan keluarga dalam perawatan serta ajari cara menurunkansuhu dan mengevaluasi perubahan suhu tubuh.5)Kolaborasi medis untuk pemberian terapi antipiretik.

May 12, 201411INTERVENSI 2

1)Berikan sari buah yang banyak mengandung air.2)Berikan susu atau makanan dalam keadaan hangat.3)Berikan nutrisi bentuk lunak untuk membantu nafsu makan.4)Berikan diet TKTP atau nutrisi yang adekuat.5)Monitor perubahan berat badan, adanya bising usus, dan status gizi.

May 12, 201412Intervensi 3 :

1) Observasi penyebab kekurangan cairan : muntah, diare, kesulitan menelan, kekurangan darah aktif, diuretic, depresi, kelelahan2)Observasi TNSR.3)Observasi tanda tanda dehidrasi.4)Observasi keadaan turgor kulit, kelembaban, membran mukosa.5)Monitor pemasukan dan pengeluaran cairan bila kekurangan cairan terjadi secara mendadak, ukur produksi urine setiap jam, berat jenis dan observasi warna urine.6)Catat dan ukur jumlah dan jenis cairan masuk dan keluar perparetal. Perhatikan : cairan yang masuk, kecepatan tetesan untuk mencegah edema paru, dispneu, bila pasien terpasang infus.7)Timbang BB setiap hari.

May 12, 201413Intervensi 4:

1)Pantau adanya pucat dan sianosis. Pantau efek obat pada status respirasi. Tentukan lokasi dan luasnya krepitasi di tulang dada.2) Kaji kebutuhan insersi jalan napas.3) Observasi dan dokumentasikan ekspansi dada bilateral pada pasien dengan ventilator.4)Pemantauan Pernapasan : Pantau kecepatan, irama, kedalaman dan suaha respirasi; perhatikan pergerakan dada, amati kesimetrisan, penggunaan otot-otot bantu, serta retraksi otot suprakla vikular dan interkostal; pantau respirasi yang berbunyi, seperti mendengar.

May 12, 201414Intervensi 5:1)Jaga agar kuku tetap pendek dan bersih.2)Pakailah sarung tangan atau restrein siku.3)Berikan pakaian tipis, longgar, dan tidak mengiritasi.4)Tutup area yang sakit (lengan panjang, celana panjang, pakaian satu lapis).5) Berikan sedkit lotion yang melembutkan pada luka terbuka.6) Hindari pemajanan panas atau sinar matahari

May 12, 201415Intervensi 6:1) Observasi keadaan kulit selama masa perawatan.2) Kaji pola nutrisi dan cairan anak.3) Beri pakaian yang tipis dan menyerap keringat.4) Ganti pakaian dan alat tenun bila basah.5) Jaga kulit agar tetap bersih dan kering.6) Beri terapi sesuai program medik.

May 12, 201416Intervensi 7:1) Observasi pola napas anak, suara napas dan usaha anak untuk bernapas.Catat dan laporkan gejala takipnea, napas cuping hidung.3)Observasi warna kulit dan selaput lendir.4) Observasi sputum : warna, bau, sifat.5)Ajarkan napas mulut, teknik relaksasi dan latihan napas.6)Isap lendir bila perlu.7)Beri posisi semi fowler.

May 12, 201417Evaluasi1. Suhu tubuh 36,6 37,4 0 C.2. Bibir lembab.3. Nadi normal.4. Kulit tidak terasa panas.5. Tidak ada gangguan neurologis ( kejang )6. BB meningkat7.Mual berkurang / hilang8.Tidak ada muntah9. Pasien menghabiskan makan 1 porsi10. Nafsu makan meningkat11.Pasien menyebutkan manfaat nutrisi12. Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.13. Turgor baik

May 12, 201418