askep morbili akper pemkab muna
TRANSCRIPT
I. KONSEP MEDIS
A. DEFINISI Morbili adalah penyakit virus akut, menular yang
ditandai dengan 3 stadium, yaitu stadium prodormal ( kataral ), stadium erupsi dan stadium konvalisensi, yang dimanifestasikan dengan demam, konjungtivitis dan bercak koplik ( Ilmu Kesehatann Anak Edisi 2, th 1991. FKUI ).
Campak adalah demam eksantematosa akut oleh virus yang menular ditandai oleh gejala prodromal yang khas, ruam kulit dan bercak koplik. (Ovedoff, 1995:451)
Campak adalah suatu penyakit akut menular yang ditandai dengan tiga stadium : (1) stadium inkubasi (2) stadium prodromal (3) stadium akhir. (Nelson, 1992 : 198).
B. Etiologi
Penyebabnya adalah virus morbili yang terdapat
dalam sekret nasofaring dan darah sealma masa
prodormal sampai 24 jam setelah timbul bercak-
bercak. Virus ini berupa virus RNA yang termasuk
famili Paramiksoviridae, genus Morbilivirus.
Cara penularan dengan droplet infeksi.
C. Epidemiologi Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu yang pernah menderita morbili akan mendapat kekebalan secara pasif (melalui plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan mengurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila seseorang wanita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester I, II, atau III maka ia akan mungkin melahirkan seorang anak dengan kelainan bawaan atau seorang anak dengan BBLR, atau lahir mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun. Morbili dapat ditularkan dengan 3 cara,antara lain :1.percikan ludah yang mengandung virus2.kontak langsung dengan penderita3.penggunaan peralatan makan & minum bersama.
NEXT…….
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahir ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1 tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah:1. bayi berumur lebih dari 1 tahun 2. bayi yang tidak mendapatkan imunisasi 3. Daya tahan tubuh yang lemah4. Belum pernah terkena campak5. Belum pernah mendapat vaksinasi campak.6. remaja dan dewasa muda yang belum
mendapatkan imunisasi kedua.
D. Patofisiologi
Sebagai reaksi terhadap virus maka terjadi eksudat yang serous dan poliferasi sel mononukleus dan beberapa sel polimorfonukleus di sekitar kapiler. Kelainan ini terdapat pada kulit, selaput lendir nasofaring, bronkus dan konjungtiva
E. Manifestasi klinis
Masa tunas/inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih dari 10-20 hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang dibagi dalam 3 stadium1. Stadium kataral (prodormalStadium prodormal berlangsung selama 4-5 hari ditandai oleh demam ringa hingga sedang, batuk kering ringan, coryza, fotofobia dan konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang dijumpai2. Stadium erupsiCoryza dan batuk-batuk bertambah.Timbul enantema / titik merah dipalatum durum dan palatum mole.Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertai dengan menaiknya suhu tubuh. Eritema timbul dibelakang telinga dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah
Next…………
3. Stadium konvalesensiErupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua (hiperpigmentasi) yang bisa hilang sendiri.Selain hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang bersisik.Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk morbili.Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema atau eksantema ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila ada komplikasi
F. Komplikasi
- Otitis media akut- Pneumonia / bronkopneumoni- Encefalitis- Bronkiolitis- Laringitis obstruksi dan laringotrakkhetis
I. Pengobatan
Terdapat indikasi pemberian obat sedatif, antipiretik untuk mengatasi demam tinggi.Istirahat ditempat tidur dan pemasukan cairan yang adekuat.Mungkin diperlukan humidikasi ruangan bagi penderita laringitis atau batuk mengganggu dan lebih baik mempertahanakan suhu ruangan yang hangat
J. Pemeriksaan Diagnostik 1.Pemeriksaan Fisik Mata : terdapat konjungtivitis, fotophobia Kepala : sakit kepala Hidung : Banyak terdapat secret, influenza, rhinitis/koriza, perdarahan hidung (pada stad eripsi ). Mulut &bibir : Mukosa bibir kering, stomatitis, batuk, mulut terasa pahit. Kulit : Permukaan kulit ( kering ), turgor kulit, rasa gatal,
ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam).
Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas, wheezing, renchi, sputum
Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh kembang R/ imunisasi.
Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu makanan
Next…………
ruam makuler pada leher, muka, lengan dan kaki (pada stad. Konvalensi), evitema, panas (demam). Pernafasan : Pola nafas, RR, batuk, sesak nafas,
wheezing, renchi, sputum Tumbuh Kembang : BB, TB, BB Lahir, Tumbuh
kembang R/ imunisasi. Pola Defekasi : BAK, BAB, Diare Status Nutrisi : intake – output makanan, nafsu
makanan
2. Pemeriksaan Darah Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan
leukopenia.
K. Penetalaksanaan Teraupetik
Pemberian vitamin A Istirahat baring selama suhu
meningkat, pemberian antipiretikPemberian antibiotik pada anak-anak
yang beresiko tinggi Pemberian obat batuk dan sedativum
II. KONSEP KEPERAWATAN
I. PENGKAJIAN A. Anamnesa 1.Identitas Nama,umur, jenis kelamin. 2.Keluhan utama 3.Riwayat penyakit sekarang 4.Riwayat penyakit dahulu 5.Riwayat kehamilan dan persalinan 6.Riwayat nutrisi 7.Riwayat imunisasi 8.Riwayat pertumbuhan dan perkembangan 9.Kebutuhan aktivitas sehari-hari
Klasifikasi Data
A. Data Subyektif Ibu klien mengeluh anaknya sesak Ibu klien mengeluh anaknya demam Ibu klien mengeluh anaknya nyeri menelan Ibu klien mengeluh kulit anaknya
kemerahan/adanya ruam Ibu klien mengeluh anaknya lemah Ibu klien mengeluh nafsu makan anaknya
menurun Orang tua khawatir keadaan anaknya Klien mengeluh dengan batuk yang dialaminya
Next………………B. Data Obyektif Ibu klien Nampak cemas/gelisah Klien Nampak susah bernapas Nampak nyeri menelan Nampak kulit kemerahan/adanya rash Nafsu makan menurun Nampak batuk Kulit terasa panas Porsi makan ¼ sdm Terdapat bercak-bercak merah pada mukosa
mulut Mukosa mulut kering Kebutuhan klien di bantu orang tua
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola napas tak efektif b.d peningkatan produksi sekret 2. Hipertermi b.d adanya infeksi3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nafsu makan menurun adanya rasa sakit pada saat mengunyah & menelan,4. Gangguan Integritas Kulit b.d adanya rash/ruam pada kuli5. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan otot 6. Kecemasan b.d Stres psikologis bagi keluarga dan klien
INTERVENSI
1.Pola napas tak efektif b.d peningkatan produksi sekret Auskultasi bunyi napas Kaji/pantau frekwensi frekuensi pernapasan. Catat adanya atau derajat dispnea Observasi karakteristik batuk Dorong pengeluaran sputum, pengisapan (suction)
bila diindikasikan. Kolaborasi dengan tim medis pemberian O2 sesuai dengan indikasi Kaji tanda vital – pernafasan, nadi, tekanan darah
next…….
2. Hipertermi b.d adanya infeksiKaji saat timbulnya demamObservasi tanda-tanda vital tiap 3 jam.anjurkan klien untuk minum banyak +
1500 perhari.beri kompres hangat pada daerah dahi,
axilla, lipat paha.Anjurkan untuk tidak memakai selimut
dan pakaian tebal.Kolaborasi untuk anti peretik
next…
3. Gangguan pemenuhan keb.nutrisi kurang dari keb.tubuh b.d nafsu makan menurun adanya rasa sakit pada saat mengunyah & menelan Kaji riwayat nutrisi, termasuk makanan yang disukai. Observasi dan catat masukan makanan pasien. Timbang berat badan tiap hari. Berikan makanan sedikit dari frekuensi sering dan atau makan diantara waktu makan. Observasi dan catat kejadian mual atau muntah, flatus,
dan gejala lain yang berhubungan Berikan obat analgetik bila ada indikasi (kolaborasi)
Lanjut……..
4. Gangguan Integritas Kulit b.d adanya rash/ruam pada kulIt Jaga agar kuku tetap pendek dan bersihPakailah sarung tangan atau restrein sikuBerikan pakaian yang tipis, longgar, dan tidak
meng mengiritasi.Tutup area yang sakit (lengan panjang, celana
panjang, pakaian satu lapis).Berikan losion yang melembutkan (sedikit saja
pada ruam terbuka)Hindari pemajanan panas atau sinar matahari.
Trusss………..
5. Intoleransi Aktivitas b.d kelemahan otot permainan yang sesuai dengan tingkat
perkembangannya Kaji hal-hal yang mampu /tidak mempu dilakukan
klien sehubungan dengan kelemahan fisiknya Bantu klien memenuhi kebutuhan aktivitasnya
sesuai dengan tingkat keterbatasan klien ( mandi, makan, BAK )
Jelaskan tentang hal-hal yang membantu kekuatan fisiknya meningkat.
Berikan aktivitas / permainan yang sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Laju……
6. Kecemasan b.d Stres psikologis bagi keluarga
dan klien.Kaji tingkat kecwemasan ( Ringan,
sedang, berat, panik) Jalin hubungan saling percaya dengan
klien / keluargaBeri kesempatan pada keluarga/klien
untuk mengungkapkan rasa cemasnya