askep anak dengan bp

18
ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN BRONCHOPNEUMONI A. KONSEP DASAR 1. Pengertian Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat (Whalley and Wong, 1996). Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G. Bare, 1993). Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia Anderson, 1994). Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa Bronkopneumonia adalah radang paru- paru yang mengenai satu atau beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat

Upload: nie-ntu-enie

Post on 09-Aug-2015

225 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Askep Anak Dengan BP

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN

BRONCHOPNEUMONI

A. KONSEP DASAR

1. Pengertian

Bronchopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau

beberapa lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak Infiltrat

(Whalley and Wong, 1996).

Bronchopneumina adalah frekwensi komplikasi pulmonary, batuk

produktif yang lama, tanda dan gejalanya biasanya suhu meningkat, nadi

meningkat, pernapasan meningkat (Suzanne G. Bare, 1993).

Bronchopneumonia disebut juga pneumoni lobularis, yaitu radang paru-

paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing (Sylvia

Anderson, 1994).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa

Bronkopneumonia adalah radang paru-paru yang mengenai satu atau beberapa

lobus paru-paru yang ditandai dengan adanya bercak-bercak infiltrat yang

disebabkan oleh bakteri,virus, jamur dan benda asing.

2. Etiologi

Bakteri : Diplococus Pneumonia, Pneumococcus, Stretococcus Hemoliticus

Aureus, Haemophilus Influenza, Basilus Friendlander (Klebsial Pneumoni),

Mycobacterium Tuberculosis.

Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.

Page 2: Askep Anak Dengan BP

Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices

Dermatides, Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans,

Mycoplasma Pneumonia. Aspirasi benda asing.

Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh

yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun,

pengobatan antibiotik yang tidak sempurna.

3. Fatofisiologi

Bronkopneumonia merupakan infeksi sekunder yang biasanya disebabkan oleh

virus penyebab Bronchopneumonia yang masuk ke saluran pernafasan sehingga

terjadi peradangan broncus dan alveolus. Inflamasi bronkus ditandai adanya

penumpukan sekret, sehingga terjadi demam, batuk produktif, ronchi positif dan

mual. Bila penyebaran kuman sudah mencapai alveolus maka komplikasi yang

terjadi adalah kolaps alveoli, fibrosis, emfisema dan atelektasis.

Kolaps alveoli akan mengakibatkan penyempitan jalan napas, sesak napas, dan napas

ronchi. Fibrosis bisa menyebabkan penurunan fungsi paru dan penurunan produksi

surfaktan sebagai pelumas yang berpungsi untuk melembabkan rongga fleura. Emfisema

(tertimbunnya cairan atau pus dalam rongga paru) adalah tindak lanjut dari pembedahan.

Atelektasis mngakibatkan peningkatan frekuensi napas, hipoksemia, acidosis respiratori,

pada klien terjadi sianosis, dispnea dan kelelahan yang akan mengakibatkan terjadinya

gagal napas. Secara singkat patofisiologi dapat digambarkan pada skema proses.

4. Manifestasi klinis

Biasanya didahului infeksi traktus respiratorius bagian atas. Penyakit ini umumnya

timbul mendadak, suhu meningkat 39-40O C disertai menggigil, napas sesak dan cepat,

batuk-batuk yang non produktif “napas bunyi” pemeriksaan paru saat perkusi redup, saat

auskultasi suara napas ronchi basah yang halus dan nyaring.

Page 3: Askep Anak Dengan BP

Batuk pilek yang mungkin berat sampai terjadi insufisiensi pernapasan

dimulai dengan infeksi saluran bagian atas, penderita batuk kering, sakit kepala,

nyeri otot, anoreksia dan kesulitan menelan.

5. Pemeriksaan penunjang

1. Pengambilan sekret secara broncoscopy dan fungsi paru untuk preparasi

langsung, biakan dan test resistensi dapat menemukan atau mencari

etiologinya, tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar.

2. Secara laboratorik ditemukan leukositosis biasa 15.000 – 40.000 / m dengan

pergeseran LED meninggi.

3. Foto thorax bronkopeumoni terdapat bercak-bercak infiltrat pada satu atau

beberapa lobus, jika pada pneumonia lobaris terlihat adanya konsolidasi pada

satu atau beberapa lobus.

6. Penatalaksanaan

Kemotherapi untuk mycoplasma pneumonia, dapat diberikan Eritromicin 4 X 500 mg

sehari atau Tetrasiklin 3 – 4 mg sehari.

Obat-obatan ini meringankan dan mempercepat penyembuhan terutama

pada kasus yang berat. Obat-obat penghambat sintesis SNA (Sintosin Antapinosin

dan Indoksi Urudin) dan interperon inducer seperti polinosimle, poliudikocid

pengobatan simtomatik seperti :

1. Istirahat, umumnya penderita tidak perlu dirawat, cukup istirahat dirumah.

2. Simptomatik terhadap batuk.

3. Batuk yang produktif jangan ditekan dengan antitusif

4. Bila terdapat obstruksi jalan napas, dan lendir serta ada febris, diberikan

broncodilator.

Page 4: Askep Anak Dengan BP

5. Pemberian oksigen umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk kasus berat.

Antibiotik yang paling baik adalah antibiotik yang sesuai dengan

penyebab yang mempunyai spektrum sempit.

7. Komplikasi

Komplikasi dari bronchopneumonia adalah :

a. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps

paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang.

b. Empisema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga

pleura terdapat di satu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

d. Infeksi sitemik

e. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.

f. Meningitis yaitu infeksi yang menyerang selaput otak.

8. Tumbuh kembang anak usia 6 – 12 tahun

Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran berbagai organ

fisik berkaitan dengan masalah perubahan dalam jumlah, besar, ukuran atau

dimensi tingkat sel. Pertambahan berat badan 2 – 4 Kg / tahun dan pada anak

wanita sudah mulai mengembangkan ciri sex sekundernya.

Perkembangan menitikberatkan pada aspek diferensiasi bentuk dan fungsi

termasuk perubahan sosial dan emosi.

a. Motorik kasar

1. Loncat tali

Page 5: Askep Anak Dengan BP

2. Badminton

3. Memukul

4. Motorik kasar dibawah kendali kognitif dan secara bertahap meningkatkan

irama dan kehalusan.

b. Motorik halus

1. Menunjukan keseimbangan dan koordinasi mata dan tangan

2. Dapat meningkatkan kemampuan menjahit, membuat model dan bermain

alat musik.

c. Kognitif

1. Dapat berfokus pada lebih dari satu asfek dan situasi

2. Dapat mempertimbangkan sejumlah alternatif dalam pemecahan masalah

3. Dapat membalikan cara kerja dan melacak urutan kejadian kembali sejak

awal

4. Dapat memahami konsep dahulu, sekarang dan yang akan datang

d. Bahasa

1. Mengerti kebanyakan kata-kata abstrak

2. Memakai semua bagian pembicaraan termasuk kata sifat, kata keterangan,

kata penghubung dan kata depan

3. Menggunakan bahasa sebagai alat komuniukasi verbal

4. Dapat memakai kalimat majemuk dan gabungan

Page 6: Askep Anak Dengan BP

7. Dampak hospitalisasi

Hospitalisasi atau sakit dan dirawat di RS bagi anak dan keluarga akan

menimbulkan stress dan tidak merasa aman. Jumlah dan efek stress tergantung

pada persepsi anak dan keluarga terhadap kerusakan penyakit dan pengobatan.

Penyebab anak stress meliputi ;

1. Psikososial

Berpisah dengan orang tua, anggota keluarga lain, teman dan perubahan peran

2. Fisiologis

Kurang tidur, perasaan nyeri, imobilisasi dan tidak mengontrol diri

3. Lingkungan asing

Kebiasaan sehari-hari berubah

4. Pemberian obat kimia

Reaksi anak saat dirawat di Rumah sakit usia sekolah (6-12 tahun)

1. Merasa khawatir akan perpisahan dengan sekolah dan teman sebayanya

2. Dapat mengekpresikan perasaan dan mampu bertoleransi terhadap rasa nyeri

3. Selalu ingin tahu alasan tindakan

4. Berusaha independen dan produktif

Reaksi orang tua

Page 7: Askep Anak Dengan BP

1. Kecemasan dan ketakutan akibat dari seriusnya penyakit, prosedur, pengobatan

dan dampaknya terhadap masa depan anak

2. Frustasi karena kurang informasi terhadap prosedur dan pengobatan serta tidak

familiernya peraturan Rumah sakit

B. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORITIS

1. Pengkajian

a. Riwayat kesehatan

1) Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek,

demam.

2) Anorexia, sukar menelan, mual dan muntah.

3) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas seperti malnutrisi.

4) Anggota keluarga lain yang mengalami sakit saluran pernapasan

5) Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat dan dangkal,

gelisah, sianosis

b. Pemeriksaan fisik

1) Demam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung

2) Auskultasi paru ronchi basah

3) Laboratorium leukositosis, LED meningkat atau normal

4) Rontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar pada kedua

paru)

c. Factor fsikologis / perkembangan memahami tindakan

Page 8: Askep Anak Dengan BP

1) Usia tingkat perkembangan

2) Toleransi / kemampuan memahami tindakan

3) Koping

4) Pengalaman terpisah dari keluarga / orang tua

5) Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya

d. Pengetahuan keluarga / orang tua

1) Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran pernapasan

2) Pengalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan

3) Kesiapan / kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya

2. Diagnosa keperawatan

1) Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan penumpukan sekret.

2) Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan kapiler alveoli.

3) Defisit volume cairan berhubungan dengan output yang berlebihan.

4) Resti pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake nutrisi yang tidak adekuat.

5) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi

6) Kurang pengetahuan orang tua tentang perawatan klien berhubungan dengan

kurangnya informasi.

7) Cemas anak berhubungan dengan dampak hospitalisasi

Page 9: Askep Anak Dengan BP

3Intervensi

Diagnosa 1

Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif.

KH : sekret dapat keluar.

Rencana tindakan :

1. Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan pernapasan dan

bunyi napas abnormal.

2. Lakukan suction sesuai indikasi.

3. Beri terapi oksigen setiap 6 jam

4. Ciptakan lingkungan / nyaman sehingga pasien dapat tidur dengan tenang

5. Beri posisi yang nyaman bagi pasien

6. Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan

7. Lakukan perkusi dada

8. Sediakan sputum untuk kultur / test sensitifitas

Diagnosa 2

Tujuan : pertujaran gas kembali normal.

KH : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas secara optimal

dan oksigenisasi jaringan secara adekuat

Page 10: Askep Anak Dengan BP

Rencana tindakan :

1. Observasi tingkat kesadaran, status pernafasan, tanda-tanda cianosis

2. Beri posisi fowler sesuai program / semi fowler

3. Beri oksigen sesuai program

4. Monitor AGD

5. Ciprtakan lingkungan yang nyaman

6. Cegah terjadinya kelelahan

Diagnosa 3.

Tujuan : Klien akan mempertahankan cairan tubuh yang normal

KH : Tanda dehidrasi tidak ada.

Rencana tindakan :

1. Catat intake dan output cairan (balanc cairan)

2. Anjurkan ibu untuk tetap memberikan cairan peroral

3. Monitor keseimbangan cairan , membran mukosa, turgor kulit, nadi cepat,

kesadaran menurun, tanda-tanda vital.

4. Pertahankan keakuratan tetesan infus

5. Observasi tanda-tanda vital (nadi, suhu, respirasi)

Page 11: Askep Anak Dengan BP

Diagnosa 4.

Tujuan : Kebuituhan nutrisi terpenuhi.

KH : Klien dapat mempertahankan/meningkatkan pemasukan nutrisi..

Rencana tindakan :

1. Kaji status nutrisi klien

2. Lakukan pemeriksaan fisik abdomen klien (auskultasi, perkusi, palpasi, dan

inspeksi)

3. Timbang BB klien setiap hari.

4. Kaji adanya mual dan muntah

5. Berikan diet sedikit tapi sering

6. Berikan makanan dalam keadaan hangat

7. kolaborasi dengan tim gizi

Diagnosa 5

Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh.

KH : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses infeksi hilang

Rencana tindakan :

1. Observasi tanda-tanda vital

2. Berikandan anjurkan keluarga untuk memberikan kompres dengan air pada

daerah dahi dan ketiak

3. Libatkan keluarga dalam setiap tindakan

Page 12: Askep Anak Dengan BP

4. Berikan minum per oral

5. Ganti pakaian yang basah oleh keringat

6. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat penurun panas.

Diagnosa 6

Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat

setelah dilakukan tindakan keperawatan

KH : Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya.

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya

2. Kaji tingkat pendidikan orang tua klien

3. Bantu orang tua klien untuk mengembangkan rencana asuhan keperawatan

dirumah sakit seperti : diet, istirahat dan aktivitas yang sesuai

4. Tekankan perlunya melindungi anak.

5. Jelaskan pada keluarga klien tentang Pengertian, penyebab, tanda dan gejala,

pengobatan, pencegahan dan komplikasi dengan memberikan penkes.

6. Beri kesempatan pada orang tua klien untuk bertanya tentang hal yang belum

dimengertinya

Diagnosa 7

Tujuan : Cemas anak hilang

KH : Klien dapat tenang, cemas hilang, rasa nyaman terpenuhi setelah dilakukan

tindakan keperawatan

Page 13: Askep Anak Dengan BP

Rencana tindakan :

1. Kaji tingkat kecemasan klien

2. Dorong ibu / keluarga klien mensufort anaknya dengan cara ibu selalu didekat

klien.

3. Fasilitasi rasa nyaman dengan cara ibu berperan serta merawat anaknya

4. Lakukan kunjungan, kontak dengan klien

5. Anjurkan keluarga yang lain mengunjungi klien

6. Berikan mainan sesuai kesukaan klien dirumah

4. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Brochopneumonia dalah :

a. Pertukaran gas normal.

b. Bersihan jalan napas kembali efektif

c. Intake dan output seimbang

d. Intake nutrisi adekuat

e. Suhu tubuh dalam batas normal

f. Pengetahuan keluarga meningkat

g. Cemas teratasi

Diposting oleh Susilawati di 5:18:00 PM 0 komentar Link ke posting ini Label: Askep Anak