askeb bbl
DESCRIPTION
docTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keadaan bayi baru lahir atau neonatus sangat terganggu pada pertumbuhan
janin didalam uterus, kualitas pengawasan antenatal, penyakit-penyakit ibu dan
penaganan persalinan.
Angka kematian bayi dan perinatal hingga kini, masih cukup tinggi, yakni
35/1000 kelahiran hidup, meskipun kejadian ini dipengaruhi oleh keadaan sejak
dalam kandungan. Akan tetapi perawatan pada masa neonatal juga sangat
mempengaruhi faktor-faktor yang menyebabkan kematian perinatal meliputi :
infeksi kelahiran, preterm/BBLR, asfiksia dan hipotermi.
Menurut Sarwono, penelitian telah menunjukkan bahwa lebih dari 50A%
kematian bayi terjadi dalam periode neonatal yaitu pada bulan pertama kehidupan.
Kurang baiknya penanganan BBL yang lahir sehat, akan menyebabkan kelainan-
kelainan yang dapat mengakibatkan cacat seumur hidup, bahkan kematian.
Neonatus pada minggu-minggu pertama sangat dipengaruhi oleh kondisi-kondisi
ibu pada waktu hamil dan melahirkan. Manajemen yang baik pada waktu masih
dalam kandungan, selama persalinan, segera sesudah dilahirkan dan pemantauan,
pertumbuhan dan perkembangan selanjutnya akan menghasilkan bayi yang sehat.
Dalam suatu perawatan atau asuhan tidak hanya terbatas pada neonatus
yang mempunyai masalah secara jelas akan tetapi untuk manajemen kebidanan
saat ini pada neonatus normal pun harus dilakukan perawatan untuk antisipasi
timbulnya masalah. Derajat kesehatan neonatal akan menjadi dasar
untukpertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal menuju generasi muda
yang sehat dan berpotensi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan asuhan Kebidanan pada By. Ny.”R” dengan
Bayi Baru Lahir Normal diharapkan mahasiswa mampu melaksanakan
asuhan kebidanan secara baik dan komprehensif, baik pada klien maupun
keluarga.
1
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Melaksanakan pengkajian pada By. Ny. ”R” dengan Bayi Baru Lahir
Normal di Puskesmas Wonosari yang meliputi data subyektif dan
obyektif.
2. Mengidentifikasi masalah pada By. Ny. ”R” dengan Bayi Baru Lahir
Normal di Puskesmas Wonosari
3. Mengantisipasi masalah potensial pada By. Ny. ”R” dengan Bayi
Baru Lahir Normal di Puskesmas Wonosari
4. Menentukan kebutuhan segera pada By. Ny. ”R” dengan Bayi Baru
Lahir Normal di Puskesmas Wonosari
5. Merencanakan tindakan asuhan kebidanan pada By. Ny. ”R” dengan
Bayi Baru Lahir Normal di Puskesmas Wonosari
6. Melaksanakan implementasi dari rencana yang telah disusui.
7. Melaksanakan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan serta
melakukan asuhan selanjutnya.
1.3 Metode Penulisan
1. Wawancara : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan menanyakan
langsung kepada keluarga pasien yang bersangkutan, maupun
dari rekam medik.
2. Observasi : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan observasi
langsung pada pasien.
3. Studi kasus : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan melihat dan
mempelajari kasus dari rekam medis di Puskesmas Wonosari
4. Studi pustaka : Makalah asuhan kebidanan ini dibuat dengan mempelajari
teori dari buku-buku sumber untuk memperlengkap kasus
yang dialami.
1.4 Sistematika Penulisan
Penyusunan asuhan kebidanan ini terbagi dalam 5 bab yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Meliputi latar belakang, Tujuan, Metode penulisan dan Sistematika
penulisan
2
BAB II : TINJAUAN TEORI
Berisi tentang Konsep BBL normal dan Tinjauan Manajemen
Kebidanan Varney.
BAB III : TINJAUAN KASUS
Berisi tentang Pengkajian, Identifikasi masalah dan diagnosa,
Identifikasi masalah potensial, Identifikasi kebutuhan segera,
Intervensi, Implementasi, Evaluasi.
BAB IV : PEMBAHASAN
Membahasa ada tidaknya kesenjangan antara teori dan praktek
dilapangan.
BAB V : PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1 Pengertian Asuhan segera bayi baru lahir
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru
lahir selama jam pertama setelah kelahiran
(Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal, 2002)
2.2 Penatalaksanaan awal bayi baru lahir
Penatalaksanaan BBL meliputi :
2.2.1 Pencegahan infeksi
Bayi baru lahir sangat rentan terhadap infeksi saat melakukan penanganan
bayii baru lahir, pastikan untuk melakukan tindakan pencegahan infeksi
berikut ini :
a. Cuci tangan secara seksama sebelum dan sesudah melakukan kontak
dengan bayi baru lahir.
b. Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
c. Pastikan bahwa semua peralatan, termasuk gunting dan benang tali pusat
telah didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
d. Pastikan bahwa timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop dan
benda – benda lainnya yang akan bersentuhan dengan bayi dalam
keadaan bersih.
2.2.2 Penilaian awal
Segera lakukan penilaian awal pada bayi baru lahir secara cepat dan tepat (0
– 30 detik), evaluasi data yang terkumpul, buat diagnosis, dan tentukan
rencana asuhan atau perawatan bayi baru lahir. Nilai kondisi bayi baru lahir
secara cepat dengan mempertimbangkan hal – hal berikut ini :
a. Apakah bayi bernafas tanpa ada kesulitan dan atau menangis kuat ?
b. Apakah bayi bergerak aktif atau dalam keadaan lemas ?
c. Apakah warna kulit bayi merah muda, pucat atau biru ?
4
2.2.3 Pencegahan kehilangan panas
Bayi baru lahir tidak dapt mengatur temperatur tubuhnya secara memadai,
dan dapat cepat kedinginan jika kehilangan panas panas tidak segera dicegah
bayi yang mengalami kehilanganpanas (hipotermia) beresiko tinggi untuk
jatuh sakit atau meninggal. Cara mencegah terjadinya kehilangan panas
dengan cara :
a. keringkan bayi dnegan seksama.
b. Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat.
c. Tutup bagian kepala bayi.
d. Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya.
e. Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir.
f. Tempatkan bayi pada lingkungan yang hangat.
2.2.4 Rangsangan taktil
Mengeringkan tubuh bayi merupakan tindakan stimulasi. Untuk bayi yang
sehat, hal ini biasanya cukupuntuk merangsang terjadnya pernafasan
spontan, Jika bayi tidak segera memberikan respon terhadap pengeringan
dan rangsangan dan menunjukkan tanda – tanda kegawatdaruratan segera
lakukan tindakan untuk membantu pernafasan.
2.2.5 Merawat tali pusat
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak begitu
menentukan dan tidak akan mempengaruhi bayi, kecuali pada bayi kurang
bulan. Apabila bayi tidak menangis, maka tali pusat segera dipotong untuk
memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali pusat dipotong 5
cm dari dinding perut bayi dnegan gunting steril dan diikat dengan pengikat
steril.
2.2.6 Memulai pemberian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jamsetelah bayi lahir.
Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk menyusukan
bayinya segera setelah tali pusat diklem dan dipotong. Pemberian ASI secara
dini akan :
a. Merangsang produksi ASI.
b. Memperkuat reflek menghisap bayi.
c. Mempromosikan keterikatan antara ibu dan bayinya.
d. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui kolostrum.
5
e. Merangsang kontraksi uterus.
2.2.7 upaya profilaksis terhadap gangguan mata
Obat eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1% dianjurka untuk penyakit mata
karena klamidia (penyakit menular seksual). (Maternal neonatal, 2002)
2.3 Adaptasi bayi baru lahir terhadap kehidupan ekstra uterin.
2.3.1 Sistem penafasan
Pernafasan awal dipicu oleh faktor – faktor fisik, sensorik dan kimia
a. faktor – faktor fisik meliputi usaha yang diperlukan untuk
mengembangkan paru – paru dan mengisi alveolus yang kolaps.
b. Faktor – faktor sensorik meliputi suhu, bunyi, cahaya, suara dan
penurunan suhu.
c. Faktor – faktor kimia meliputi perubahan dalam darah sebagai akibat
asphiksia sementara selama kelahiran.
Frekuensi pernafasan bayi baru lahir berkisar antara 30 – 60 X/mnt, skresi
lendir mulut dapat menyebabkan bayi batuk dan muntah, terutama selama 12
– 18 jam pertama. Bayi baru lahir lazimnya bernafas melalui hidung. Respon
reflek terhadap obstruksi nasal, membuka mulut untuk mempertahankan
jalan nafas, tidak ada sebagian besar bayi sampai 3 minggu setelah
kelahiran.
2.3.2 Sistem kardiovaskuler
Berbagai perubahan anatomi berlangsung setelah lahir denyut nadi adalah
120 – 160 x/mnt saat bangun dan 100 x/mnt saat tidur. Rata – rata tekanan
darah adalah 80/46 mmHg dan bervariasi sesuai dengan ukuran dan tingkat
aktifitas bayi.
2.3.3 Termoregulasi dan metabolik
Suhu bayi baru lahir dapat turun beberapa derajat setelah lahir karena
lingkungan eksternal lebih dingin dari pada lingkungan intrauterin. Suplai
lemak subkutan yang terbatas dan area permukaan kulit yang besar di
bandingkan berat badan menyebabkan bayi mudah menghantarkan panas
pada lingkungan.
6
2.3.4 Neurologis
Sistem neurologis bayi secara anatomik/ fisiologis belum berkembang
sempurna. Bayi baru lahir menunjukkan gerakan – gerakan tidak
terkoordinasi pengaturan suhu yang labil, kontrol otot yang buruk, mudah
terkejut dan tremor pada ekstremitas perkembangan bayi baru lahir terjadi
cepat ; sewaktu bayi tumbuh, perilaku yang kompleks (kontrol kepala,
tersenyum dll) akan berkembang reflek bayi baru lahir merupakan indikator
penting perkembangan normal.
2.3.5 Gastrointestinal
Kemampuan bayi baru lahir aterm untuk menelan dan mencerna makanan
selain susu masih terbatas. Hubungan antara esofagus bawah dan lambung
masih belum sempurna yang mengakibatkan bayi sering “gumoh”
kemampuan lambung sendiri terbatas, kurang dari 30 cc dan akan bertambah
secara lambat bersamaan dengan tumbuhnya bayi, kalenjar saliva imatur saat
lahir ; sedikit saliva diolah sampai bayi berusia 3 bulan. Pengeluaran
mekonium diekskresikan dalam 24 jam pada 90% bayi baru lahir normal
2.3.6 Imunitas
Bayi baru lahir tidak dapt membatasi organisme penyerang dipintu masuk
imaturitas sejumlah sistem pelindung secara signifikan meningkatkan resiko
infeksi pada periode neonatus.
a. respon inflamasi berkurang baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
b. fagositosis lambat.
c. keasaman lambung dan reduksi pepsin dan tripsin belum berkembang
sempurna sampai usia 3 – 4 minggu.
d. imunoglobulin A hilang dari saluran pernafasan dan perkemihan kecuali
jika bayi tersebut menyusu ASI, imunoglobulin A juga tidak terdapat
dalam saluran gastrointestinal.
2.4 Keadaan yang harus diwaspadai selama bayi dirawat
2.4.1 Keadaan umum
Bayi yang sehat tampak kemerahan, aktif, menangis keras, minum baik,
suhu tubuh 36°C - 37°C.
7
2.4.2 Suhu tubuh
Suhu tubuh diukur paling tidak 1 kali sehari, bila suhu rectal dibawah 36°C,
letakkan bayi ditempat yang lebih panas seperti incubator atau dalam
pangkuan ibu.
2.4.3 Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari.
Dalam 3 hari pertama berat badan bayi akan turun oleh karena bayi
mengeluarkan air kencing dan mekonium, sedang cairan yang masuk belum
cukup. Pada hari ke 4 biasanya berat badan akan naik kembali.
2.4.4 Defekasi
Mekonium akan mulai keluar dalam waktu 24 jam, pengeluaran ini akan
berlangsung sampai hari ke 2 – 3. Pada hari ke 4 – 5 warna tinja menjadi
coklat kehijauan. Selanjutnya warna tinja akan tergantung pada susu yang
diminumnya.
2.4.5 Air kencing
Bila kandung kencing belum kosong pada waktu lahir air kencing akan
keluar dalam waktu 24 jam yang harus dicatat ialah kencing pertama,
frekuensi kencing berikutnya serta warnanya.
2.4.6 Perubahan warna kulit
Perlu diteliti apakah kulit tidak menjadi pucat, kuning, biru atau timbul
perdarahan di kulit.
2.4.7 Pernafasan
Pada perubahan pernafasan dicatat frekusensi, dangkal atau dalamnya
pernafasan, apnea, nafas cuping hidung, retraksi sela iga, substenal,
suprasternal dan apakah gangguan pernafasan ini berhubungan dengan
pemberian minum.
2.4.8 Muntah
Apabila bayi muntah, perlu dicatat jumlah, warna, konsistensi, cara muntah,
apakah ada hubungannya dengan pemberian minum atau gangguan di
saluran pencernaan.
8
2.5 Rawat gabung (Rooming In)
Bila keadaan ibu memungkinkan, bayi diawat bersama ibu dalam satu kamar. Bayi
ini pada waktu – waktu tertentu dikumpulkan dalam ruangan bayi yang berada
didekat kamar ibu, supaya ibu dapat beristirahat dan tidur dengan tenang.
Keuntungan Rooming In : mencegah/ mengurangi cross infection, coving dan
bender care dapat diberikan ibu kepada bayinya sejak lahir dan memudahkan
petugas untuk memantau kondisi ibu dan anak pada saat yang sama.
2.6 KONSEP MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN
I. Pengkajian
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama bayi : Untuk mengenal bayi
Umur :Digunakan mengetahui keadaan bayi,
Jenis Kelamin : Untuk mencocokkan identitas sesuai nama bayi, serta
menghindari kekeliruan bila terjadi kesamaan nama
dengan bayi lain
Anak ke : Untuk mengetahui paritas dari orang tua
Biodata orang tua
Nama : nama ibu dan suami untuk mengenal, memanggil, dan
menghindari terjadinya kekeliruan.
(Christina, 2000 :41).
Umur : mengetahui usia ibu sekarang
Agama : ditanyakan untuk mengetahui kemungkinan pengaruhnya
terhadap kebiasaan kesehatan pasien / klien. Dengan
diketahuinya agama pasien, akan memudahkan bidan
melakukan pendekatan di dalam melaksanankan asuhan
kebidanan.
(Depkes RI, 2002:14)
Suku : untuk mengetahui dari suku mana ibu berasal dan
menentukan cara pendekatan serta pemberian asuhan.
Pendidikan : untuk mengetahui tingkat pengetahuan sebagai dasar
dalam memberikan asuhan.
9
Pekerjaan : untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial
ekonomi klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat
mempengaruhi kesehatan klien atau tidak.
Penghasilan : untuk mengetahui status ekonomi penderita dan
mengetahui pola kebiasaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan klien.
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai
apakah lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta
mempermudah untuk melakukan kunjungan ulang.
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa saja yang dirasakan klien pada saat kita mengkaji
agar dapat mengetahui tindakan apa yang dilakukan.
3. Riwayat kesehatan keluarga
Untuk mengetahui apakah keluarga klien mempunyai penyakit keturunan,
menular yang dapat mempengaruhi kesehatan klien
4. Riwayat penyakit sekarang
Untuk mengetahui apakah bayi sekarang sedang menderita suatu penyakit
menular maupun menurun, yang dapat mempengaruhi pemberian
imunisasi
5. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui atau memprediksi komplikasi yang mungkin terjadi dan
membantu membuat ramalan tentang kesehatann bayi sekarang ini.
6. Riwayat Imunisasi
Untuk mengetahui imunisasi apa saja yang telah di dapatkan oleh bayi, dan
untuk menentukan imunisasi apa yang di berikan sesuai dengan usia bayi
7. Pola kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui kesenjangan atau perbedaan kebiasaan yang dapat
mempengaruhi tumbuh kembang bayi
8. Data psikososial
Untuk mengetahui apakah ibu menerima kelahiran bayi dan tindakan
medis yang akan dilakukan.Selain itu untuk mengetahui hubungan klien
dengan lingkungan sekitar.
10
9. Data sosial budaya
Untuk mengetahui kebiasaan ibu dalam kepercayaan yang dijalani ibu dan
keluarga.
B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Untuk mengetahui bagaimana kesehatan umum bayi dan adanya kelainan
yang dapat mempengaruhi kesehatan bayi.
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Kepala : terdapat benjolan abnormal/ tidak, warna rambut.hitam/
merah, kulit kepala bersih/ tidak
Muka : Simetris/ tidak, pucat / tidak, tampak ikterus/ tidak
Mata : Simetris/ tidak, sklera ikterus/ tidak, konjungtiva pucat /
tidak, terdapat tanda-tanda sindrom down/ tidak
Hidung : tampak pernafasan cuping hidung/ tidak, terdapat sekret/
tidak, septumnasi simetris / tidak.
Telinga : simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, bersih/ tidak
Mulut : Bibir lembab / tidak, merah/ pucat/ biru, ada
labioskisis / palatoskisis / tidak, lidah bersih / tidak, ada
moniliasis / tidak
Leher : terdapat iritasi/ tidak, bersih/ tidak
Dada : Simetris/ tidak, normal chest/ pigeon chest, gerak nafas
teratur/ tidak, terdapat retraksi sela iga/ tidak
Abdomen : buncit/ tidak, pusar bersih/ kotor, terdapat granuloma/
tidak
Genetalia : jenis kelamin perempuan/ laki-laki, bersih / kotor,
terdapat kelainan/ tidak, terdapat iritasi/ tidak
Anus : bersih / tidak, terdapat iritasi/ tidak
11
Ekstrimitas
Atas : simertis / tidak, pergerakan aktif / tidak, terdapat
sindaktil/ polidaktil/ tidak
Bawah : simetris / tidak, pergerakan aktif / tidak, terdapat
sindaktil/ polidaktil/ tidak, terdapat pelvarus/ pelvagus/
tidak
Integumen : turgor baik/ tidak, merah/ pucat/ kuning, bersih/ bersisik
b. Palpasi
Kepala : ubun-ubun besar teraba datar/ cekung/ cembung/ lunak/
padat, teraba benjolan abnormal/ tidak
Abdomen : teraba benjolan abnormal / tidak, kulit kuning/ tidak
c. Auskultasi
Dada : terdengar ronchi/ whezing / tidak, bunyi jantung
normal / tidak
Abdomen : bising usus normal/ tidak
d. Perkusi
Perut : kembung / tidak
II. Identifikasi Diagnosa/ Masalah
By. Ny. ”...” umur.... hari dengan bayi baru lahir normal
III. Identifikasi Masalah potensial
Menentukan identifikasi masalah potensial yang mungkin terjadi berdasarkan
pengkajian dan diagnosa/ masalah
IV. Identifikasi kebutuhan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera bidan dan mencegah terjadinya
komplikasi/ keadaan yang lebih buruk.
12
V. Intervensi
Dx : By. Ny. “....” umur....hari dengan bayi baru lahir normal
Tujuan : Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya komplikasi / keadaan
yang lebih buruk
Kriteria hasil :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : ( 30 – 60 ) x/menit
Nadi : ( 100 – 140 ) x/menit
Suhu : ( 36,5 – 37,2 ) oC
Tidak terjadi hipotermi
Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1. Pertahankan suhu tubuh bayi
R/ menjaga bayi mengalami hipotermia.
2. Cegah bayi dari infeksi
R/ bayi sangat rentan dengan infeksi karena belum sempurna sistem
imunnya.
3. Lakukan observasi tentang BAB dan BAK
R/ kegagalan BAB dan BAK pada 24jam pertama menandakan adanya
kelainan saluran kencing dan saluran pencernaan.
4. Lakukan observasi suhu bayi
R/ merupakan parameter adanya kehilangan panas tubuh bayi.
5. Berikan ASI pada bayi
R/ ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
6. Berikan imunisasi
R/ pemberian imunisasi terutama BCG efektif diberikan segera setelah
lahir / dalam 24 jam pertama.
7. Ajarkan tanda – tanda bahaya pada orang tua bayi
R/ apabila terjadi bahaya pada bayi, orang tua dapat segera membawa
bayinya ke petugas kesehatan untuk mendapatkan perawatan lanjut.
8. Ajarkan pada orang tua cara merawat bayi
13
R/ ini adalah anak pertama, ortu mungkin masih kurang berpengalaman.
VI. Implementasi
Dilaksanakan sesuai dengan intervensi
VII. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan
akan bantuan akan benar-benar terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa
(PPKC, 2004)
BAB III
14
TINJAUAN KASUS
I. PENGKAJIAN
Hari / Tanggal : Minggu/ 6 – 12 – 2009
Jam : 20.15 WIB
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama : By. Ny.”A”
Umur : 0 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Anak ke : II
Data orang Tua
Ibu Ayah
Nama : Ny. “A” Nama : Tn. “S”
Umur : 29 tahun Umur : 35 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : - Penghasilan : -
Alamat : Nyinyit Tumpang Alamat : Nyinyit Tumpang
2. Keluhan Utama
Ibu telah melahirkan bayi tanggal 6-12-2009 jam 19.45 WIB dengan jenis
kelamin perempuan, BB 3100 gram, PB 49 cm.
3. Riwayat kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang
*Riwayat kehamilan sekarang
Trimester I : Ibu mengatakan terlambat haid sejak bulan maret
melakukan tes kehamilan sendiri di rumah dan hasilnya
positif kemudian tiap bulan periksa ke bidan , ibu mual
muntah sampai usia 3 bulan ibu mendapat tablet tambah
darah dan vitamin.
15
Trimester II : Ibu periksa ke bidan 4x, ibu tidak ada keluhan. Ibu mulai
merasakan gerakan janin saat usia kehamilan 4 bulan .Ibu
mendapat tablet tambah darah dan vitamin. Ibu mendapat
imunisasi TT saat usia kehamilan 5 bulan. Status TT: T5
Trimester III : Ibu periksa kebidan 2x, ibu mendapat vitamin dan tablet
tambah darah. Ibu sering kencing-kencing 8-10 kali perhari,
dan nyeri pada pinggang
Riwayat natal
Ibu melahirkan anak keduanya di BPS, secara normal, pada tanggal 6– 12 - 2009
dengan jenis kelamin perempuan, bayi langsung menangis, tidak ada kelainan
di tolong oleh bidan pada usia kehamilan 9 bulan, BB 3100 gram, PB 49 cm, Ari
– ari lahir lengkap
Riwayat Nifas
Setelah melahirkan keadaan ibu dan bayi baik, nifas selama 2 jam setelah
melahirkan tidak terjadi perdarahan, ibu tidak mengalami demam, ASI sudah
keluar setelah bayi lahir dan hingga saat ini bayi hanya minum ASI.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dari pihak orang tua bayi tidak ada yang menderita penyakit menular maupun
penyakit kronis seperti TBC, kuning, jantung dan lain-lain. Tidak ada
penyakit keturunan, seperti kencing manis, darah tinggi, maupun asma.
5. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Pola Kebiasaan Di BPS
a. Pol
a Nutrisi
Bayi masih belajar menyusui
b. Pol
a Eliminasi
Buang air besar : mekonium konsistensi lunak,
warna hitam
Buang air kecil lancar ±1-2 kali warna kuning
jernih.
c. Pol
a Personal
Hygiene
Bayi tampak bersih, bayi belum dimandikan,
dan ganti popok setiap habis BAB dan BAK.
d. Pol Bayi lebih sering tidur, bangun bila merasa
16
a Aktifitas lapar, BAK,BAK
e. Pol
a Istirahat
Kebiasaan menjelang tidur tidak ada masalah.
Bayi tidur mulai 2 jam lahir sampai saat
pengkajian
6. Data Psikososial
Bayi merupakan anak kedua dan kehadirannya sangat diharapkan oleh
keluarga.
A. DATA OBYEKTIF
Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : 30 kali/menit, reguler
Nadi : 120 kali/menit, reguler
Suhu : 36,5oC (Axiler)
Pemeriksaan Antropometri
BB : 3100 gram
PB : 49 cm
Lingkar Kepala : 34 cm
Lingkar Dada : 33 cm
Lingkar lengan : 10cm
Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kepala : tidak terdapat benjolan abnormal, warna rambut hitam, kulit
kepala bersih.
Muka : Simetris, tidak pucat, tidak ikterus
Mata : Simetris, sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak pucat, tidak
terdapat tanda sindrom down
Hidung : Tidak terdapat pernafasan cuping hidung, tidak terdapat sekret,
septumnasi simetris.
Telinga : Simetris, tidak ada serumen, dan bersih
Mulut : Bibir lembab dan merah, tidak ada labioskisis / palatoskisis,
lidah bersih, tampak bercak-bercak putih.
17
Leher : Bersih, tidak ada iritasi
Dada : simetris, bentuk normal chest, gerak nafas teratur, tidak terdapat
retraksi sela iga
Abdomen: Perut sedikit buncit, pusar bersih, tidak terdapat granuloma
Genetalia : Jenis kelamin perempuan labia mayora menutupi labia minora
Anus : bersih, tidak terdapat iritasi/ kemerahan
Ekstrimitas
Atas : Simertis, pergerakan aktif, tidak ada polidaktil maupun
sindaktil
Bawah : Simetris, pergerakan aktif, tidak ada polidaktil maupun
sindaktil, bentuk normal
Integumen : Bersih, warna merah
2. Palpasi
Kepala : Ubun-ubun besar belum menutup, lunak, tidak teraba benjolan
abnormal
Abdomen : Tidak teraba benjolan abnormal, kulit tidak kuning
Integumen : Turgor baik
3. Auskultasi
Dada : Tidak terdengar ronchi maupun wheezing, bunyi jantung
normal
Abdomen : Bising usus normal
4. Perkusi
Perut : Tidak kembung
Reflek patella : +/+
II. IDENTIFIKASI DIAGNOSA/ MASALAH
Dx : Bayi baru lahir normal hari ke I
Ds : Ibu mengatakan baru melahirkan anak keduanya secara normal pada tanggal 6-
12 -2009, jam 19.45 WIB, jenis kelamin perempuan BB : 3100 gram, PB : 49
cm
Do : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 3100 gram
18
PB : 49 cm
LIDA : 34 cm
LIKA : 33 cm
LILA : 10 cm
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : 30 kali/menit, reguler
Nadi : 120 kali/menit, reguler
Suhu : 36,5oC (Axiler)
[
III. IDENTIFIKASI MASALAH POTENSIAL
Tidak ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA
Tidak ada
V. INTERVENSI
Tanggal 6-12-2009 Jam 20.30 WIB.
Dx : Bayi baru lahir normal hari ke I
Tujuan : Mengidentifikasi dan mencegah terjadinya komplikasi / keadaan
yang lebih buruk
Kriteria hasil :
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : ( 30 – 60 ) x/menit
Nadi : ( 100 – 140 ) x/menit
Suhu : ( 36,5 – 37,2 ) oC
Tidak terjadi hipotermi
Tidak terjadi infeksi tali pusat
Reflek menghisap dan menelan baik
Eliminasi baik dan lancar
Tidak terjadi komplikasi
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan terapeutik dengan keluarga klien
19
R/ agar keluarga klien mengetahui siapa yang memberikan asuhan sehingga
dapat lebih kooperatif
2. Beritahu ibu dan keluarga kondisi bayi
R/ agar ibu dan keluarga mengetahui kondisi bayi
3. Pertahankan suhu tubuh bayi
R/ Menjaga bayi mengalami hipotermia.
4. Cegah bayi dari infeksi dengan perawatan tali pusat yang baik
R/ Bayi sangat rentan dengan infeksi karena belum sempurna sistem
imunnya.
5. Memberikan bayi vitamin K
R/ Mencegah terjadinya perdarahan
6. Lakukan observasi tentang BAB dan BAK
R/ Kegagalan BAB dan BAK pada 24jam pertama menandakan adanya
kelainan saluran kencing dan saluran pencernaan.
7. Lakukan observasi suhu bayi dan tanda-tanda vital
R/ Merupakan parameter adanya kehilangan panas tubuh bayi dan deteksi
dini adanya komplikasi
8. Berikan ASI pada bayi on demand
R/ ASI merupakan makanan yang terbaik bagi bayi.
9. Berikan imunisasi hepatitis B unijek
R/ Pemberian imunisasi terutama Hepatitis B efektif diberikan segera setelah
lahir / dalam 24 jam pertama.
10. Ajarkan tanda – tanda bahaya pada orang tua bayi
R/ Apabila terjadi bahaya pada bayi, orang tua dapat segera membawa
bayinya ke petugas kesehatan untuk mendapatkan perawatan lanjut.
VI. IMPLEMENTASI
Tanggal 6-12-2009 Jam : 20.45 WIB
1. Melakukan pendekatan terapeutik paa keluarga klien.dengan memberi salam
pada ibu dan memperkenalkan diri
2. Memberitahu kondisi bayi pada ibu dan keluarga, bahwa saat ini kondisi
bayinya dalam keadaan sehat
20
3. Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara memakaikan baju dan
membungkus bayi dengan kain
4. Mencegah bayi dari infeksi dengan cara membungkus tali pusat dengan kasa
kering dan apabila ingin memegang bayi harus cuci tangan terlebih dahulu.
5. Memberikan bayi injeksi vitamin K 1mg IM
6. Mengobservasi tanda-tanda vital bayi
Yaitu :
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : 30 kali/menit, reguler
Nadi : 126 kali/menit, reguler
Suhu : 36,5oC (Axiler)
7. Melakukan observasi BAB dan BAK bayi
Yaitu : bayi BAB 1kali mekonium, konsistensi lembek dan warna hitam
serta BAK ± 1-2 kali warna kuning jernih, bau khas amoniak
8. Menyarankan pada ibu untuk memberikan ASI sesering mungkin pagi, siang
dan malam dan sewaktu – waktu jika bayi mau
9. Memberikan imunisasi hepatitis B1 unijeck
10. Mengajarkan ibu beberapa hal yang harus diwaspadai jika terjadi pada bayi,
misal:
Keadaan umum
Bayi yang sehat tampak kemerahan, aktif, menangis keras, minum baik,
Menimbang berat badan sebaiknya dilakukan setiap hari.
Dalam 3 hari pertama berat badan bayi akan turun oleh karena bayi
mengeluarkan air kencing dan mekonium, sedang cairan yang masuk
belum cukup. Pada hari ke 4 biasanya berat badan akan naik kembali.
Eliminasi
Mekonium akan mulai keluar dalam waktu 24 jam, pengeluaran ini akan
berlangsung sampai hari ke 2 – 3. Pada hari ke 4 – 5 warna tinja
menjadi coklat kehijauan. Selanjutnya warna tinja akan tergantung pada
susu yang diminumnya.
Perubahan warna kulit
Perlu diteliti apakah kulit menjadi pucat, kuning, biru
21
VII. EVALUASI
Tanggal : 6 – 12 -2009
Jam : 21.00 WIB
Dx : Bayi baru lahir normal hari ke I
S : Ibu mengatakan lega telah melahirkan anaknya yang kedua dan mengerti
penjelasan petugas.
O : Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
BB : 3100 gram
PB : 49 cm
LIDA : 34 cm
LIKA : 33 cm
LILA : 10 cm
Tanda-tanda vital :
Pernafasan : 30 kali/menit, reguler
Nadi : 120 kali/menit, reguler
Suhu : 36,5oC (Axiler)
A : Bayi baru lahir normal hari ke I.
P : Ajarkan cara menyusui yang benar
22
BAB V
PEMBAHASAN
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru lahir
selama jam pertama setelah kelahiran
(Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal, 2002)
Dalam asuhan kebidanan pada By. Ny. ”R” usia 0 hari dengan bayi baru lahir
normal,dalam pengkajian data baik subjektif di temukan bahwa bayi dalam keadaan
normal, usia bayi 0 hari dengan tanggal lahir 26 Februari 2009, dan BB bayi 3100 gram
PB 49 cm. Dari data objektif ditemukan keadaan bayi sehat. Berdasarkan pengkajian
tersebut maka di tegakkan diagnosa By. Ny.”R” usia 0 hari dengan bayi baru lahir
normal. Dalam pengkajian tidak terdapat masalah. Intervensi yang di ambil antara lain:
mencuci tangan, mempersiapkan peralatan, melakukan penimbangan, melakukan
perawatan bayi baru lahir, serta mengisi buku KMS bayi.
Menurut penulis pada pengkajian dari data subjektif maupun data objektif hal-
hal yang di temukan merupakan hal yang umum di temukan pada pada bayi. Diagnosa
yang di ambil juga sudah tepat karena waktu pemberian imunisasi sudah sesuai dengan
23
usia bayi. Tidak ada masalah yang diangakat pad akasusu ini. Intervensi sudah di lakukan
sesuai dengan dengan tinjauan pustaka dan standar yang berlaku. Implementasi telah di
lakukan sesuai dengan intervensi.
Berdasarkan uraian fakta, opini, dan teori di atas dapat di tarik kesimpulan
bahwa tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan teori dengan praktek klinik yang ada.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada bayi baru
lahir selama jam pertama setelah kelahiran
(Buku panduan praktis pelayanan kesehatan maternal neonatal, 2002)
Perawatan bayi baru lahir harus dimengerti baik oleh tenaga kesehatan
maupun oleh ibu dan keluarganya. Penatalaksanaan awal bayi baru lahir meliputi
pencegahan infeksi, penilaian awal, pencegahan kehilangan panas, rangsangan
taktil, perawatan tali pusat, pemberian ASI dan profilaksis pada mata.
5.2 Saran
Diharapkan para tenaga kesehtan terutama bidan dapat mengerti dan
melaksanakan penatalaksanaannya atau asuhan pada bayi baru lahir dengan baik
agar bayi yang ditolong dapat selamat dan sehat.
24
1. Bagi mahasiswa
a. Agar menambah pengetahuan dan memahami konsep penatalaksanaan pada
bayi baru lahir normal.
b. Agar mahasiswa dapat memberikan asuhan kebidana pada bayi baru lahir
normal
2. Bagi Keluarga Klien
a. Keluarga agar lebih memperbanyak informasi tentang perawatan bayi baru
lahir normal
b. Keluarga agar lebih memahami kebutuhan bayi baru lahir
3. Bagi Tenaga Kesehatan.
a. Bagi tenaga kesehatan agar tetap mempertahankan untuk memberikan
tindakan terapeutik pada klien
b. Tenaga kesehatan agar tetap menjaga dan mempertahankan tindakan aseptic
sebelum dan sesudah melakukan tindakan
c. Tenaga kesehatan agar tetap mempertahankan pelayanan yang komprehensif
kepada klien.
d. Tenaga kesehatan agar tetap memberikan konseling kepada kleurga klien
agar keluarga klien mengetahui perawatan dan kebutuhan bayi.
25
DAFTAR PUSTAKA
Prawirohardjo, Sarwono.2005.Ilmu Kebidanan.Jakarta:YBP-SP
Depkes RI.2002. Buku Acuan Perawatan Maternal dan Neonatal.Jakarta:EGC
Farrer,Helen.2001.Perawatan Maternitas.Jakarta:EGC
FKUI.2000. Ilmu Kesehatan Anak jilid 3.Jakarta: Arcan
Varney,Helen.2007.Buku Ajar Asuhan Kebidanan.Jakarta:EGC
Depkes RI.1999.Modul Pelatihan Fungsional Bidan di Desa.
26