asistensi 1

8
1. Jika dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian maka wajib pajak dikenai : a. Sanksi administrais berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan b. Sanksi administrais berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan c. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak terbitnya surat putusan banding sampai tanggal pelunasan d. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak pengajuan banding sampai dengan tanggal terbitnya surat putusan banding. 2. apabila permohonan keberatan Wajib Pajak ditolak dan Wajib Pajak tidak mengajukan banding maka Wajib Pajak dikenai a. Sanksi administrais berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan b. Sanksi administrais berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan c. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak terbitnya surat putusan banding sampai tanggal pelunasan d. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak pengajuan banding sampai dengan tanggal terbitnya surat putusan banding. 3. Menurut pasal 17 C, wajib pajak yang termasuk sebagai kriteria tertentu ialah, kecuali: a. WP dengan peredaran bruto diatas 4,8 milyar dalam satu tahun. b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak; c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar

Upload: ridlofathoni

Post on 17-Sep-2015

214 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

1. Jika dalam hal permohonan banding ditolak atau dikabulkan sebagian maka wajib pajak dikenai :a. Sanksi administrais berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatanb. Sanksi administrais berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatanc. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak terbitnya surat putusan banding sampai tanggal pelunasand. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak pengajuan banding sampai dengan tanggal terbitnya surat putusan banding.2. apabila permohonan keberatan Wajib Pajak ditolak dan Wajib Pajak tidak mengajukan banding maka Wajib Pajak dikenaia. Sanksi administrais berupa denda sebesar 100% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatanb. Sanksi administrais berupa denda sebesar 50% dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurangi dengan pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatanc. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak terbitnya surat putusan banding sampai tanggal pelunasand. Imbalan bunga sebesar 2% per bulan dari jumlah pajak berdasarkan putusan banding terhitung sejak pengajuan banding sampai dengan tanggal terbitnya surat putusan banding.3. Menurut pasal 17 C, wajib pajak yang termasuk sebagai kriteria tertentu ialah, kecuali: a. WP dengan peredaran bruto diatas 4,8 milyar dalam satu tahun. b. tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua jenis pajak, kecuali tunggakan pajak yang telah memperoleh izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran pajak;c. Laporan Keuangan diaudit oleh Akuntan Publik atau lembaga pengawasan keuangan pemerintah dengan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian selama 3 (tiga) tahun berturut-turut; dand. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di bidang perpajakan berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap dalam jangka waktu 5 (lima) tahun terakhir4. Daluwarsa penetapan pajak ditentukan dalam jangka waktu................. sesudah saat terutangnya pajak atau berakhirnya Masa Pajak, Bagian Tahun Pajak atau tahun Pajak. a. 5 tahunb. 10 tahunc. 15 tahund. 20 tahun 5. Yang menjadi objek pajak adalah perolehan hak atas tanah dan atau bangunan, Hak atas tanah sebagaimana dimaksud ialah a. hak milik;b. hak guna usaha;c. hak guna bangunand. hak eksplorasi6. Dasar pengenaan pajak bumi dan bangunan adalaha. Nilai perolehan objek pajakb. Nilai jual objek pajakc. Nilai buku objek pajakd. Nilai residu objek pajak7. Jenis Pajak provinsi terdiri atas kecualia. Pajak Kendaraan Bermotor; b. Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor; c. Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotord. Pajak hotel 8. Besarnya Nilai Jual Objek Pajak Tidak Kena Pajak Bumi dan Bangunan ditetapkan sebesar.......................untuk setiap Wajib Pajak.a. Rp. 8.000.000,-b. Rp.10.000.000,-c. Rp.7.500.000,-d. Rp. 15.000.000,-9. Tarif pajak yang dikenakan atas obyek pajak bumi dan bangunan adalah sebesara. 5%b. 0,5%c. 15%d. 2%10. Tarif pajak ditetapkan atas objek BPHTB sebesara. 5%b. 0,5%c. 15%d. 2%11. Dasar pengenaan BPHTB adalaha. Nilai perolehan objek pajakb. Nilai jual objek pajakc. Nilai buku objek pajakd. Nilai residu objek pajak12. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah pajak yang terutang kurang dibayar. Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksi berupaa. bunga 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung mulai saat terutangnya pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayarb. kenaikan 100% (seratus persen) atas Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayarc. kenaikan 50% (lima puluh persen) atas Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayard. tidak ada sanksi13. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun sesudah saat terutangnya pajak, Direktur Jenderal Pajak dapat menerbitkan Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan apabila ditemukan data baru dan atau data yang semula belum terungkap yang menyebabkan penambahan jumlah pajak yang terutang setelah diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar.Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalam Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayar Tambahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditambah dengan sanksia. bunga 2% (dua persen) sebulan untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung mulai saat terutangnya pajak sampai dengan diterbitkannya Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayarb. kenaikan 100% (seratus persen) atas Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayarc. kenaikan 50% (lima puluh persen) atas Surat Ketetapan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan Kurang Bayard. tidak ada sanksi14. Direktur Jenderal Pajak dapat mengeluarkan Surat Ketetapan Pajak PBB dalam hal-hal sebagai berikut : i. apabila Surat Pemberitahuan Obyek Pajak tidak disampaikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (2) dan setelah ditegor secara tertulis tidak disampaikan sebagaimana ditentukan dalam Surat Tegoran;ii. apabila berdasarkan hasil pemeriksaan atau keterangan lain ternyata jumlah yang terhutang lebih besar dari jumlah pajak yang dihitung berdasarkan Surat Pemberitahuan Obyek Pajak yang disampaikan oleh wajib pajak Jumlah pajak yang terhutang dalam Surat Ketetapan Pajak adalaha. pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 25% dihitung dari pokok pajak.b. pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 50% dihitung dari pokok pajak.c. pokok pajak ditambah dengan denda administrasi sebesar 100% dihitung dari pokok pajak.d. Pokok pajak15. setelah lewat ....................hari dari tanggal Surat Teguran tidak dilunasi, diterbitkan Surat Paksa yang diberitahukan oleh Jurusita Pajaka. 21b. 15c. 20d. 3016. dalam jangka waktu 2 x 24 jam setelah Surat Paksa diberitahukan oleh Jurusita Pajak tidak dilunasi, Jurusita Pajak dapat melakukan tindakan penyitaan, dengan dibebani biaya pelaksanaan Surat Perintah Melakukan Penyitaan sebesara. Rp. 100.000,00b. Rp. 50.000,00c. Rp. 25.000,00d. Rp. 125.000,0017. Hak untuk melakukan penagihan pajak, termasuk bunga, denda, kenaikan, dan biaya penagihan pajak, daluwarsa setelah melampaui........................... terhitung sejak penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Kurang Bayar, Surat Ketetapan Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Pembetulan, Surat Keputusan Keberatan, Putusan Banding, serta Putusan Peninjauan kembali.a. 5 tahunb. 10 tahunc. 15 tahund. 25 tahun18. Dalam pasal 17 C tentang restitusi, Apabila berdasarkan hasil pemeriksaan Direktur Jenderal Pajak menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, jumlah kekurangan pajak ditambah dengan sanksia. sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% dari jumlah kekurangan pembayaran pajakb. sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 50 % dari jumlah kekurangan pembayaran pajakc. sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 150% dari jumlah kekurangan pembayaran pajakd. sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% dari jumlah kekurangan pembayaran pajak per bulan sejak pengajuan restitusi sampai dengan terbitnya surat keputusan restitusi

ESSAY 1) Wajib pajak A mempunyai obyek pajak berupa :a) Tanah seluas 800 m2 dengan harga jual Rp. 300.000/m2;b) Bangunan seluas 400m2 dengan nilai jual Rp. 350.000/m2;c) Taman mewah seluas 200 m2 dengan nilai jual Rp. 50.000/m2;d) Pagar mewah sepanjang 120 m dan tinggi rata-rata pagar 1,5 m dengan nilai jual Rp. 1.750.000/m2;Persentase nilai jual kena pajak misalnya 20% dan nilai jual bangunan tidakkena pajak sebesar Rp. 2.000.000,- . berapa total pajak yang terutang?Besarnya pajak yang terhutang adalah sebagai berikut : Nilai jual tanah : 800 x Rp. 300.000,00 = Rp. 240.000.000,00

nilai jual bangunan Rumah dan garasi 400 x Rp. 350.000,00 = Rp.140.000.000,00 Taman Mewah 200 x Rp. 50.000,00 = Rp. 10.000.000,00 Pagar mewah (120x1,5)xRp. 175.000,00 = Rp. 31.500.000,00= Rp.181.500.000,00 Batas nilai jual bangunan tidak kena pajak = Rp. 2.000.000,00 Nilai jual bangunan = Rp.179.500.000,00 Nilai jual tanah dan bangunan = Rp.419.500.000,00

Besarnya Pajak Bumi dan Bangunan yang terhutang : Atas tanah = 0,5% x 20% x Rp. 240.000.000,00 = Rp. 240.000,00 Atas bangunan = 0,5% x 20% x Rp. 179.500.000,00 = Rp. 179.500,00 Jumlah pajak yang terhutang = Rp. 419.500,002) Wajib Pajak memperoleh tanah dan bangunan pada tanggal 29 Maret 1998. Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 110.000.000,00. Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 30.000.000,00 Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan pada tanggal 30 Desember 1998, ternyata ditemukan data yang belum lengkap yang menunjukkan bahwa nilai Perolehan Objek Pajak sebenarnya adalah Rp160.000.000,00. Pajak yang telah dibayar terkait kasus ini ialah Rp. 4.000.000,-. Berapakah total jumlah pajak yang masih harus diabayar?

Nilai Perolehan Objek Pajak Rp 160.000.000,00Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak Rp 30.000.000,00 (-)Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak Rp 130.000.000,00

Pajak yang seharusnya terutang =5% x Rp130.000.000,00 = Rp 6.500.000,00Pajak yang telah dibayar Rp 4.000.000,00 (-)Pajak yang kurang dibayar Rp 2.500.000,00

Sanksi administrasi berupa bunga dari 29 Maret 1998 sampai dengan 30 Desember 1998 = 10 x 2% x Rp2.500.000,00 = Rp500.000,00

Jadi, jumlah pajak yang harus dibayar sebesar Rp2.500.000,00 + Rp500.000,00 = Rp3.000.000,00

3) Pajak Penghasilan PT. ABCa) Wajib Pajak telah memperoleh pengembalian pendahuluan kelebihan pajak sebesar Rp 80.000.000,00.Dari pemeriksaan diperoleh hasil sebagai berikut:a) Pajak Penghasilan yang terutang sebesar Rp 100.000.000,00b) Kredit pajak, yaitu: i) Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000,00ii) Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000,00iii) Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000,00Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut diterbitkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, berapa jumlah yang masih harus dibayar oleh PT ABC ? Pajak Penghasilan yang terutang sebesar Rp 100.000.000,00Kredit Pajak: Pajak Penghasilan Pasal 22 Rp 20.000.000,00Pajak Penghasilan Pasal 23 Rp 40.000.000,00Pajak Penghasilan Pasal 25 Rp 90.000.000.00 (+) Rp 150.000.000,00 Jumlah Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pajak Rp 80.000.000,00 (-)Jumlah pajak yang dapat dikreditkan Rp 70.000.000,00 (-)Pajak yang tidak/kurang dibayar Rp 30.000.000,00Sanksi administrasi berupa kenaikan sebesar 100% Rp 30.000.000,00 (+)Jumlah yang masih harus dibayar Rp 60.000.000,00