asetosal
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI FISIKA
UJI STABILITAS LARUTAN ASETOSAL
Oleh :
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
FAKULTAS FARMASI
I. Tujuan:
Menggunakan data kinetika kimia untuk memperkirakan kestabialan suatu
larutan obat
II. Teori :
Stabilitas suatu zat (obat) merupakan factor yang harus diperhatikan dalam
memformulasi sediaan suatu obat. Hal ini penting karena sediaan suatu obat
diproduksi dalam jumlah yang banyak dan memerlukan waktu yang lama
untuk sampai pada pasien yang memerlukan. Disamping itu, selama
penyimpanan obat dapat mengalami penguraian dan mengakibatkan terjadi
perubahan dosis. Ada kalanya hasil penguraian dari obat tersebut bersifat
toksis. Oleh karena itu, perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas suatu obat, sehingga dapat dipilih suatu kondisi yang optium.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas suatu obat:
1. Temperatur
2. Kelembaban
3. Cahaya
4. Oksigen (O2)
5. PH
6. Mikroorganisme
7. Bahan-bahan tambahan yang digunakan dalam formulasi suatu obat
Pada umumnya penentuan stabilitas suatu obat dapat dilakukan dengan cara
pendekatan kinetika kimia.
Hal-hal yang diperhatiakn dalam penentuan stabilitas kinetika kimia obat:
1. Kecepatan reaksi
2. Fakto-faktor tambahan yang mempengaruhi kecepatan reaksi.
Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kecepatan reaksi adalah
pengaruh temperatur terhadap kecepatan reaksi atau persamaan Arhenius:
Keterangan:
K = Kostanta laju rekasi
∆ = Tetapan Arhenius
Ea = Energi aktifasi
T = Temperatus Absolut
Log K - Vs – 1/T memberikan kurva garis lurus
Dimana, slope =
Dan intercept = log ∆
Dengan mengunakan persamaan Arhenius didalam percobaan ini akan
ditetapkan kostanta kinetika kimia untuk :
Ditetapkan nilai energi aktivasi
Harga k pada temperatur kamar
Waktu Paruh (t1/2) dan waktu kadarluarsa (t90) pada suhu kamar.
III. Alat dan Bahan
Alat
- Oven
- Erlenmeyer ( 9 buah )
- Beaker glass
Bahan
- Acetosal
- Natrium sitrat
- NaOH
- Indikator PP
IV Prosedur Kerja
1. Timbang dengan seksama 12,5 g asetosal dan 25 g natrium citrat. Larutkan
Natrium citrat dengan air hangat kemudian didinginkan. Setelah dingin
larutkan natrium citrat. Encerkan dengan aqua dest sampai 500 ml.
2. Masukkan 50 ml larutan kedalam Erlenmeyer tertutup.
3 erlenmeyer dioven 40C
3 erlenmeyer dioven 60C
3 erlenmeyer dioven 80C
3. Penyimpanan dilakukan selama 1 jam dan kemudian dikeluarkan dari oven.
Kemudian dipipet 10 ml dari masing-masing larutan dan dititer dengan NaOH
0,1 N. Lakukan triplo (3x).
Catatan : Sebelum larutan diperlakukan tentukan konsentrasi awal acetosal
dengan NaOH 0,1 N dengan cara yang sama.
Prinsip Perhitunagan
Acetosal Asam asetat + Asam salisilat
( X – Y )
Keterangan :
Co = Konsentrasi awal asetosal
Ct = Konsentrasi Asetosal pada saat pengukuran
Co = Berdasarkan hasil titrasi larutan awal acetosal
Ct = X – Y
( X-Y ) + y + y = ml NaOH x Normalitas
V. Data
Suhu Volume lart (Asetosal + As sitrat)
Larutan NaOH
Konsentarasi
(N)
Volume (ml)
1 2 3 x
awal 10 0,1 13,5 13,4 13,4 13,4
40C 10 0,1 14,7 14,6 14,7 14,6
60C 10 0,1 15,2 15,3 15,2 15,2
80C 10 0,1 15,5 15,6 15,5 15,5
VI Perhitungan dan Analisa
Volume titran awal = 16 ml
(asetosal) =
x + y = ml NaOH . N NaOH
10 ml
y = ml NaOH . N NaOH _ X
10 ml
Pada Suhu 40C
y =
= 0,012 N
Pada Suhu 60C
y =
= 0,018 N
Pada Suhu 80C
y =
= 0,021 N
ln - kt
ln Ct = ln Co – kt
ln [asetosal] = ln [asetosal]o – kt
* 40 ln 0,012 = ln 0,134 – kt
-4,422 = -2,0099– k 1800
-2,4121 = -k 1800
k = 1,34 x 10
* 60 ln 0,018 = ln 0,134 – kt
- 4,0173 = -2,0099– k 3600
-2,0074 = -k 3600
k = 5,57 x 10-4
* 80 ln 0,021 = ln 0,134 – kt
- 3,863 = -2,0099– k 3600
-1,8533 = -k 3600
k = 5,14 x 10-4
T 1/T (X) K Ln K (Y) Pers linear
40 313 3,19 x 10 1,34 x 10 - 6,615 y = A + B x
= (-14,53) + 2438,4x
r = 0,8951
60 333 3,00 x 10 5,57 x 10 -7,492
80 353 2,8 x 10 5,14 x 10 -7,573
ln k = ln A - .
= slope Ea = 8,314 . (2.438,4)
=20,27 KJ mol
ln k (33) = - 14,53 - .
= -14,53-7,968 = -22,27
k (33) = 2,11.10-10 det-1
t t ½ = = = 3,28.106 detik
t 90 = = = 4,97x108 detik
kesimpulan
Ea = 25,73 Kj mol
k (33) = 2,11.10-10 det-1
t ½ = 3,28.106 detik
t 90 = 4,97.108 detik