aset tak berwujud

7
Definisi Aset Tak Berwujud PSAK 19 (revisi 2010) mendefinisikan aset tak berwujud sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik. Terdapat beberapa karakteristik utama dari suatu aset tak berwujud, yaitu sebagai berikut. 1. Dapat diidentifikasi (identifiability). Suatu aset memenuhi kriteria dapat diidentifikasi jika : a. Dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut. b. Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hal tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya. 2. Kendali (control). Entitas mengendalikan suatu aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut. Manfaat ekonomis masa depan tersebut dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut. Umumnya pengendalian tersebut timbul karena adanya hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan. Akan tetapi, hak legal tidak diperlukan jika entitas dapat melakukan pengendalian manfaat ekonomis masa depan tersebut dengan cara lain. 3. Tidak mempunyai wujud fisik. Dalam beberapa kondisi aset tak berwujud mempunyai elemen fisik sehingga perlu pertimbangan untuk menentukan apakah suatu aset tersebut merupakan aset berwujud atau tak berwujud. Pengakuan Awal Aset Tak Berwujud Aset tak berwujud diakui sebagai aset jika : 1. Memenuhi definisi aset tak berwujud 2. Memenuhi kriteria pengakuan, yaitu (a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh menfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. (b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.

Upload: livia-marsa

Post on 16-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

akuntansi keuangan aset tak berwujud

TRANSCRIPT

Definisi Aset Tak BerwujudPSAK 19 (revisi 2010) mendefinisikan aset tak berwujud sebagai aset nonmoneter yang dapat diidentifikasi tanpa wujud fisik.Terdapat beberapa karakteristik utama dari suatu aset tak berwujud, yaitu sebagai berikut.1. Dapat diidentifikasi (identifiability).Suatu aset memenuhi kriteria dapat diidentifikasi jika :a. Dapat dipisahkan atau dibedakan dari entitas dan dijual, dipindahkan, dilisensikan, disewakan atau ditukarkan, baik secara tersendiri atau bersama-sama dengan kontrak terkait, aset atau liabilitas teridentifikasi, terlepas dari apakah entitas bermaksud untuk melakukan hal tersebut.b. Timbul dari kontrak atau hak legal lainnya, terlepas dari apakah hal tersebut dapat dialihkan atau dipisahkan dari entitas atau dari hak-hak dan kewajiban-kewajiban lainnya.2. Kendali (control).Entitas mengendalikan suatu aset jika entitas memiliki kemampuan untuk memperoleh manfaat ekonomis dari aset tersebut dan dapat membatasi akses pihak lain dalam memperoleh manfaat ekonomis tersebut.Manfaat ekonomis masa depan tersebut dapat mencakup pendapatan dari penjualan barang atau jasa, penghematan biaya atau manfaat lain yang berasal dari penggunaan aset tersebut.Umumnya pengendalian tersebut timbul karena adanya hak legal yang memiliki kekuatan dalam suatu pengadilan. Akan tetapi, hak legal tidak diperlukan jika entitas dapat melakukan pengendalian manfaat ekonomis masa depan tersebut dengan cara lain.3. Tidak mempunyai wujud fisik.Dalam beberapa kondisi aset tak berwujud mempunyai elemen fisik sehingga perlu pertimbangan untuk menentukan apakah suatu aset tersebut merupakan aset berwujud atau tak berwujud.Pengakuan Awal Aset Tak BerwujudAset tak berwujud diakui sebagai aset jika :1. Memenuhi definisi aset tak berwujud2. Memenuhi kriteria pengakuan, yaitu (a) kemungkinan besar entitas akan memperoleh menfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. (b) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal.Jika kriteria pengakuan tidak dipenuhi, maka biaya yang dikeluarkan harus diakui sebagai beban.Aset tak berwujud pada awal pengakuannya harus diakui sebesar biaya perolehan. Pengukuran biaya perolehan aset tak berwujud tergantung dari kondisi aset tak berwujud tersebut diakuisisi. Terdapat beberapa kemungkinan cara perolehan aset tak berwujud, yaitu :1. Perolehan terpisah.Untuk aset tak berwujud yang diperoleh secara terpisah maka pengukuran biaya perolehannya terdiri atas :a. Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak yang tidak dapat dikembalikan, dikurangi diskon dan rabat.b. Biaya yang secara langsung dapat diatribusikan yang terjadi dalam menyiapkan aset tersebut sehingga siap untuk digunakan sesuai tujuan penggunaannya.2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis.Jika aset tak berwujud diperdagangkan secara bebas di pasar aktif, maka harga pasar adalah dasar pengukuran terbaik. Jika aset tak berwujud tidak mempunyai pasar aktif, maka biaya perolehan ditentukan berdasarkan jumlah yang akan dibayarkan perusahaan dalam transaksi normal pada tanggal akuisisi.Aset tak berwujud yang timbul dari bisnis harus diakui terpisah dari goodwill. Kecuali jika biaya perolehan aset tak berwujud yang diakuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis tidak dapat diukur secara andal, maka aset tersebut tidak diakui secara terpisah tetapi dimasukkan sebagai goodwill.3. Akuisisi dengan hibah pemerintah.Pemerintah dapat menghibahkan aset tak berwujud, seperti hak impor atau hak kuota, hak beroperasi pada stasiun televisi atau radio.Entitas yang memperoleh aset tak berwujud dengan hibah pemerintah mempunyai pilihan untuk pengakuan aset tak berwujud tersebut, yaitu :a. Mengakui sebesar nilai wajar.b. Mengakui aset tak berwujud dan hibah dengan nilai nominal ditambah dengan segala pengeluaran yang berhubungan secara langsung untuk menyiapkan aset tersebut agar dapat digunakan sesuai dengan maksud penggunaannya.4. Pertukaran aset.Biaya perolehan dari aset tak berwujud yang diperoleh dari pertukaran adalah diukur pada nilai wajar, kecuali :a. Transaksi pertukaran tersebut kurang memiliki substansi komersial.b. Nilai wajar aset baik yang diterima maupun yang dilepaskan tidak dapat diukur dengan andal.Jika aset yang diperoleh tidak diukur dengan nilai wajar, maka biaya perolehan aset tak berwujud diukur sesuai dengan jumlah tercatat dari aset yang dilepaskan.Entitas perlu mempertimbangkan sejauh mana arus kas masa depan diharapkan berubah sebagai akibat dari transaksi tersebut, dengan memperhatikan hal-hal berikut :a. Konfigurasi (contohnya risiko, waktu dan jumlah) dari arus kas dari aset yang diterima berbeda dari konfigurasi arus kas dari aset yang ditukarkan.b. Nilai spesifik entitas dari bagian operasinya yang dipengaruhi entitas oleh perubahan transaksi sebagai akibat dari pertukaran.c. Perbedaan pada poin a atau b signifikan jika dibandingkan dengan nilai wajar dari aset yang ditukarkan 5. Aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal (goodwill dan aset tak berwujud lainnya).Goodwill hanya dapat diakui dari kombinasi bisnis. Goodwill yang timbul secara internal tidak diakui sebagai aset tak berwujud karena tidak memenuhi kriteria pengakuan sebagai berikut.a. Dasar pengukuran biaya perolehan yang andal.b. Identifikasi terpisah dari sumber daya yang lain.c. Kendali oleh perusahaan.Untuk menentukan apakah aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal (selain goodwill) dapat diakui sebagai aset tak berwujud, maka perlu dibedakan antara tahap penelitian dan tahap pengembangan.1. Tahap penelitianPenelitian adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan pemahaman teknis atas ilmu yang baru. Seluruh biaya penelitian harus dibebankan pada periode yang bersangkutan.2. Tahap pengembanganPengembangan adalah penerapan temuan penelitian atau pengetahuan lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat, produk, proses, sistem atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami perbaikan substansial, sebelum dimulainya produksi komersial atau pemakaian. Biaya dalam tahap pengembangan dapat dikapitalisasi jika manfaat ekonomi masa depan kemungkinan besar akan diterima oleh entitas yang bersangkutan.Terdapat enam kriteria pengakuan spesifik yang harus dipenuhi seluruhnya agar biaya pengembangan dapat dikapitalisasi, yaitu sebagai berikut.1. Kelayakan teknis penyelesaian aset tak berwujud tersebut sehingga aset tersebut dapat digunakan untuk dijual.2. Niat untuk menyelesaikan aset tak berwujud tersebut dan menggunakannya atau menjualnya.3. Kemampuan untuk menggunakan atau menjual aset tak berwujud tersebut.4. Bagaimana aset tak berwujud akan menghasilkan kemungkinan adanya pasar bagi keluaran aset tak berwujud atau pasar atas aset tak berwujud itu sendiri atau jika aset tak berwujud itu akan digunakan secara internal, entitas harus mampu menunjukkan kegunaan aset tak berwujud tersebut.5. Tersedianya sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lainnya untuk menyelesaikan pengembangan aset tak berwujud dan untuk menggunakan atau menjual aset tersebut.6. Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait dengan aset tidak berwujud selama pengembangannya.Dalam kondisi entitas tidak memisahkan terhadap riset dan tahap pengembangan, maka semua pengeluaran yang terjadi dianggap terjadi seluruhnya untuk tahap penelitian, sehingga seluruh pengeluaran yang terjadi dicatat sebagai beban pada saat terjadinya.Pengukuran Setelah PerolehanSetelah pengakuan awal, entitas harus memilih salah satu dari dua dasar pengukuran aset tak berwujud, yaitu sebagai berikut.1. Model biaya perolehanJika entitas memilih menggunakan model biaya maka setelah pengukuran awal aset tak berwujud dinilai berdasarkan biaya perolehannya dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.2. Model revaluasiJika entitas memilih model revaluasi, maka nilai aset setelah pengukuran awal dinilai berdasarkan nilai wajar dikurangi dengan akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi penurunan nilai.Penentuan nilai wajar aset tak berwujud hanya dapat ditentukan dengan mengacu pada pasar aktif aset tak berwujud tersebut. Tidak diperbolehkan menggunakan model penilaian atau teknik yang lain. Pasar aktif adalah pasar tempat aset diperdagangkan adalah homogen, pembeli dan penjual yang berkeinginan dapat ditemukan setiap saat, dan harga tersedia untuk publik. Oleh karena ketentuan tersebut, model revaluasi tidak dapat diterapkan untuk sebagian besar aset tak berwujud.AmortisasiDalam menentukan masa manfaat aset tak berwujud semua faktor yang relevan harus dipertimbangkan, diantaranya :1. Harapan manfaat aset bagi entitas dan apakah aset dapat dikelola secara efisien oleh tim manajemen lain.2. Tipe siklus hidup produk bagi aset dan informasi umum mengenai estimasi masa manfaat dari aset serupa yang digunakan untuk keperluan yang serupa.3. Jenis teknis, teknologi, komersial atau jenis lain dari keusangan.4. Stabilitas industri dimana aset beroperasi dan perubahan permintaan pasar atas produk atau jasa yang dihasilkan aset.5. Perkiraan atas tindakan kompetitor atau kompetitor potensial.6. Tingkat pengeluaran perawatan yang dibutuhkan untuk menghasilkan manfaat ekonomis masa depan dari aset dan kemampuan entitas serta niat entitas untuk mencapai tingkat tersebut.7. Periode pengendalian aset dan hukum atau batasan serupa dalam pemanfaatan aset, seperti masa berlaku sewa yang berhubungan.8. Apakah masa manfaat aset tergantung dengan masa manfaat aset entitas lainnya.Masa manfaat terbatas, aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas harus diamortisasi. Masa manfaat tersebut harus mencerminkan periode selama aset tersebut memberikan manfaat ekonomis bagi entitas.Jumlah yang diamortisasi adalah harga perolehan aset (atau harga pasar dalam hal menggunakan model revaluasi) dikurangi nilai sisanya. Amortisasi dimulai pada saat aset tersebut siap untuk dipergunakan dan dihentikan pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya atau direklasifikasi menjadi aset tidak lancar dimiliki untuk dijual.Namun, ada kalanya, manfaat ekonomis yang terkandung dalam aset tak berwujud tersebut terserap dalam menghasilkan aset lain. Dalam kondisi tersebut maka beban amortisasi merupakan bagian dari harga pokok aset lain tersebut dan dimasukkan ke dalam jumlah tercatatnya.Masa manfaat tidak terbatas, suatu aset disebut memiliki masa manfaat tidak terbatas apabila tidak dapat ditentukan masa manfaat dengan periode waktu yang mana dalam periode waktu tersebut entitas dapat memperoleh manfaat ekonomis dari aset tak berwujud tersebut.Masa manfaat tidak terbatas bukan berarti masa manfaatnya tidak terhingga akan tetapi masa manfaat tersebut harus ditentukan berdasarkan rencana pengeluaran masa depan yang dibutuhkan untuk merawat aset pada standar kinerjanya.Penentuan tersebut tidak dapat dilakukan berdasarkan rencana pengeluaran masa depan yang melebihi pengeluaran yang diperlukan untuk mempertahankan kinerja aset sebesar kinerja standarnya.Perusahaan tidak mengamortisasi aset tak berwujud dengan masa manfaat yang tidak terbatas. Perusahaan perlu melakukan pengujian penurunan nilai secara tahunan untuk mengetahui apakah nilai terpulihkan dari aset tak berwujud tersebut lebih rendah dari nilai tercatatnya.Penghentian PengakuanSuatu aset tak berwujud harus dihentikan pengakuannya jika :1. Dalam (proses) pelepasan.2. Ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya.Keuntungan atau kerugian yang timbul dari penghentian pengakuan aset tak berwujud dihitung sebagai perbedaan antara nilai tercatat aset tak berwujud dan nilai wajar dari imbalan yang diterima.Pengungkapan Aset Tak Berwujud dan Akun TerkaitSuatu entitas harus mengungkapkan hal-hal berikut untuk kelas aset tak berwujud, dipisahkan antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset tak berwujud lainnya, antara lain :1. Apakah masa manfaat tidak terbatas atau terbatas, jika masa manfaat terbatas diungkapkan tingkat amortisasi yang digunakan atau masa manfaatnya.2. Metode amortisasi yang digunakan untuk aset tak berwujud dengan masa manfaat terbatas.3. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (secara agregat dengan akumulasi kerugian akibat penurunan nilai) pada awal dan akhir periode.4. Unsur-unsur dalam laporan pendapatan komprehensif yang mana amortisasi aset tak berwujud termasuk (didalamnya).5. Pengakuan atas jumlah tercatat pada awal dan akhir periode menunjukkan :a. Penambahan, secara terpisah mengindikasikan aset tak berwujud dari pengembangan internal, yang diperoleh secara terpisah dan yang diperoleh melalui kombinasi bisnis.b. Aset digolongkan sebagai aset yang dimiliki untuk dijual atau termasuk dalam kelompok aset lepasan dan dikelompokkan sebagai dimiliki untuk dijual sesuai dengan PSAK 58 (revisi 2009) aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi yang dihentikan.c. Peningkatan atau penurunan selama periode tersebut yang berasal dari revaluasi sesuai dengan paragraf 75, 85 dan 86 dan dari pengakuan kerugian penurunan nilai atau pengembalian dalam pendapatan komprehensif lainnya yang sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009) penurunan nilai aset (jika ada).d. Kerugian penurunan nilai yang diakui dalam laporan laba rugi selama periode sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009) penurunan nilai aset (jika ada).e. Kerugian penurunan nilai yang dibalik dalam laporan laba rugi selama periode sesuai dengan PSAK 48 (revisi 2009) penurunan nilai aset (jika ada).f. Setiap amortisasi yang diakui selama periode.g. Selisih kurs neto yang timbul dari nilai translasi laporan keuangan ke mata uang penyajian dan translasi operasi luar negri dengan mata uang asing ke mata uang penyajian yang digunakan entitas.h. Perubahan lainnya pada jumlah tercatat aset selama periode.