asean-7-2015

Upload: michael-garcia

Post on 21-Feb-2018

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    1/56

    ASEAN

    MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEANKEMENTERIAN LUAR NEGERI RI

    Edisi 7 / MARET 2015

    Masyarakat

    SEBELUMNYA: BULETIN KOMUNITAS ASEAN

    MEMBIDIKPELUANG

    MEA

    ASEAN adalah Kita

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    2/56

    DAFTAR ISI

    POJOK SOSIALISASI 50

    KEMLU GANDENG

    PSA UGM DAN ROK

    SUARAKAN MEA

    LAPORAN KHUSUS 26

    INDONESIA, RUJUKAN

    PENANGGULANGAN

    BENCANA DI ASEAN

    Laporan Utama

    Efisiensi untuk Memenangi

    Persaingan 9

    MEA Perlukah Kita Takutkan 12

    Memetik Manfaat Nyata MEA 14

    Laporan Khusus

    Pemimpin Redaksi Se-ASEAN

    Sikapi Era MEA 17Paradigma Baru Pariwisata

    Indonesia 18

    Meningkatkan Daya SaingMelalui Pendidikan Kejuruan 20

    Reportase

    Pemuda Ikut Wujudkan MEA.24Pasar Modern BSD Siap Hadapi

    MEA.46

    Pojok Sosialisasi

    Tasikmalaya Optimistis Hadapi

    MEA 37Hadapi MEA Kemlu DorongSinergi Pemerintah, Pelaku

    Bisnis dan Akademisi 49

    Wisata

    Kepulauan Anambas 40

    Mighty Mekong 42Istana Nurul Iman, Istana

    Termegah di Dunia 44

    Apa Kata Mereka 52

    Selama 2005-2014 terdapat 13 preoyekpublic-private-partnership (PPP) yangsudah berjalan di Indonesia

    Kemampuan dan pengalaman Indonesiadalam menangani bencana alam layakdijadikan rujukan di kawasan ASEAN.

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 20152

    LAPORAN KHUSUS 22

    MEMANFAATKAN SKEMA

    PPP UNTUK PEMBANGUNAN

    INFRASTRUKTUR

    INDONESIA

    ASEAN

    MEDIA PUBLIKASI DIREKTORAT JENDERAL KERJA SAMA ASEAN

    KEMENTERIANLUARNEGERIRI

    Edisi 7 / MARET 2015

    Masyarakat

    SEBELUMNYA:BULETIN KOMUNITASASEAN

    MEMBIDIK

    PELUANG

    MEA

    ASEAN adalah Kita

    LAPORAN KHUSUS 28

    PERTEMUAN MENLU ASEAN DI KINABALU

    MENLU RI: ASEAN HARUS DIRASAKAN LANGSUNGOLEH RAKYAT

    Dalam pertemuan Menlu se-ASEAN di Kinabalu Malaysia, Menlu RI Retno LP. Marsudi

    membawa dinamika baru dengan pesan-pesan bagi ASEAN yang pro-rakyat

    WISATA 40

    ANAMBAS: DIVING DI

    KEPULAUAN TROPIS

    TERINDAH SEASIA

    COVER: 123RF

    LAPORAN KHUSUS 34PERNYATAAN PERS TAHUNAN

    MENLU RI

    PRIORITAS DIPLOMASI RI2015

    Menteri Luar Negeri RI menegaskan ada

    tiga prioritas politik luar negeri Indonesia

    untuk lima tahun ke depan, berdasarkan

    visi dan misi Presiden RI Joko Widodo.

    Yaitu, menjaga kedaulatan Indonesia,

    meningkatkan perlindungan terhadan

    warga negara dan badan hukum Indonesia,serta meningkatkan diplomasi ekonomi

    SERBA SERBI 48

    MENGENAL BADANSERTIFIKASI DAN LISENSIPROFESI INSINYUR

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    3/56

    LAPORAN UTAMA 6

    MEMBIDIK PELUANG MEA

    Insinyur Indonesia saat ini menghadapi tantangan yang berat. Untuk mendukung

    konektivitas agar bisa menunjang pertumbuhan ekonomi, Indonesia memerlu-kan pembangunan infrastruktur yang pesat. Jumlah insinyur di Indonesia masih

    lebih sedikit dibanding Thailand, Filipina, dan Malaysia. Di sisi lain, integrasi ASEAN

    akan memfasilitasi tenaga insinyur asing masuk ke Indonesia. Beruntung, Indonesia

    tercatat memiliki jumlah insinyur berstandar ACPE terbanyak di ASEAN.

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 3

    Penanggung Jawab:

    Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN

    Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja

    Sama ASEAN

    Redaktur:

    Widya Sinedu, Didik Trimardjono,

    Braviono Arief Adilaksono

    Penyunting/Editor:

    Endang Rusmihaty, Endang Susilowati,

    Ahimsa Seokartono, Rizky Anugerah

    Putra, Mohamad Rizali Noor, I Made

    Diangga Adika Karang, Novita

    Supit, Nur Rochma Amaliah, Rina F.

    Wahyuningsih, Fajar Arianto

    Desain Grafis/ Fotografer:

    Hardyanto

    Susilo

    Tuwuh Ismail

    Kasirun

    Puri Wulandari

    Mizana Khusnu Perdani

    Sekretariat:

    Avi Dewani HarahapDidi Suparyadi

    Mulyanto

    Priya Novian

    Kosasih

    TB. M. Ramadhan

    Indyah Kusumawati

    Alamat Redaksi:

    Direktorat Jenderal Kerja Sama ASEAN

    Kementerian Luar Negeri, Jl. Taman

    Pejambon No. 6, Jakarta Pusat,

    Telp. 021-3509050/021-3509059,

    Fax. 021-3509050

    Bagi Anda yang ingin mengirim tulisan atau menyampaikan

    tanggapan, informasi, kritik dan saran, silahkan kirim melalui

    e-mail: [email protected]

    ASEANMasyarakat

    LAPORAN UTAMA 10

    BUKAN AFTA 2015

    AFTA hanya merupakan kesepakatan

    negara-negara ASEAN untuk mem-

    bentuk kawasan perdagangan bebas.

    Sementara MEA yang berlaku akhir

    2015 nanti jauh lebih komprehensif

    dan lebih berdimensi kerja sama.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    4/56

    Diskursus mengenai Masya-rakat ASEAN khususnyaMasyarakat Ekonomi ASEAN(MEA), terus mengemukadi kalangan masyarakat,

    media, pelaku usaha, budayawan,dan juga pemerintah. Berbagaipertanyaan dan kekhawatiranmuncul di benak masyarakat. Apaitu MEA? Apa bedanya denganAFTA? Apa yang akan terjadi setelah

    tanggal 31 Desember 2015? SiapkahIndonesia memberlakukan MEA?Bagaimana dengan nasib pekerjaansaya? Pertanyaan-pertanyaan tersebutsetidaknya dapat menggambarkandua pandangan masyarakat terhadapMEA; rasa pesimis dan kepedulian.

    Kekhawatiran dan banyaknyapertanyaan khalayak mengenai MEAmerupakan hal yang wajar. Justrukekhawatiran dapat merupakanrefleksi kepedulian dari seluruhelemen masyarakat. Pertanyaan dan

    kekhawatiran tersebut bukan mutlakmilik Indonesia. Negara anggotaASEAN lainnya pada berbagaikesempatan juga telah menunjukankekhawatirannya terhadap pember-lakuan MEA di akhir 2015 nanti.Namun, bila dicermati secaraseksama tak satu pun pemimpinASEAN yang menyatakan akanmundur dari MEA. Sekalipun olehnegara-negara CLMV (Cambodia,Lao PDR, Myanmar, dan Vietnam)

    yang notabene Pendapatan DomestikBruto (PDB)-nya masih jauh di bawahnegara anggota ASEAN lainnyatermasuk Indonesia. Tentu sajatidak dapat ditepis bahwa kondisiekonomi serta politik yang beragamdi setiap negara anggota ASEANtelah menciptakan kompleksitasdan tantangan tersendiri bagiimplementasi MEA.

    MEA dibentuk dengan tujuan

    untuk mencapai kesempurnaanintegrasi ekonomi di kawasanASEAN yang diyakini dapatmemberikan manfaat nyata bagiseluruh elemen masyarakat. Meraihmanfaat bukanlah tanpa syarat. Sejakdiformulasikan, tiga dari empat pilarMEA jelas mempersyaratkan dayasaing sebagai kunci sukses. MEAsebagai kawasan pasar tunggal danberbasis produksi, sebagai kawasanyang berdaya saing, dan berintegrasidengan ekonomi global dapat

    terwujud apabila masing-masinganggotanya dan sebagai kawasanmemiliki daya saing. Esensinya MEAdirancang untuk meningkatkandaya saing ASEAN dalam menjawabsemakin ketatnya persaingan global.Tidak kurang Wakil Presiden JusufKalla dalam KTT BUMN se-ASEAN(ASEAN Summit for State OwnedEnterprise) di Batam, Februari lalu,menekankan bahwa kapasitas, dayasaing, dan efisiensi merupakan kunci

    memenangi persaingan global danMEA.

    MEA bukanlah AFTA (ASEANFree Trade Agreement) karena MEAmemiliki cakupan dimensi kerja samayang lebih luas dibanding AFTAyang hanya mengatur liberalisasiperdagangan barang. Setelah tanggal31 Desember 2015 tidak akan adaperubahan yang drastis di sektorperdagangan barang, karena sejak

    5 tahun terakhir bebas tarif sudahditerapkan bagi 99% produk barangdi ASEAN. Sementara untuk sektorjasa, khususnya tenaga profesional,implementasi bertahap komitmenliberalisasi masih akan melampaui31 Desember 2015. Disadari sektorini sering menjadi perhatianpublik utamanya terkait denganpertanyaan-pertanyaan di atas.Kalau kita sepakat bahwa daya saingadalah kunci sukses meraih peluangMEA, perubahan mind set dalam

    memandang MEA menjadi suatukeharusan. Kepedulian harus lebihmenonjol dari pada rasa pesimis.Mengkapitalisasi peluang akan lebihbaik dari pada mengkhawatirkanancaman. Tentu saja ini bukan suatuoptimisme yang tanpa syarat.

    Menengok pada liberalisasisektor jasa dan secara lebih khususmenyangkut tenaga kerja profesionalinsinyur, misalnya, peluang dantantangan bagaikan dua sisi mata

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 20154

    MEA, PELUANGBERSYARAT

    PERSPEKTIF

    Sekretaris Ditjen Kerja Sama ASEAN

    Iwan Suyudhie Amri

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    5/56

    uang dari uang yang sama. Padasetiap peluang selalu menyajikantantangan dan sebaliknya. BagiIndonesia yang akan gencarmembangun infrastruktur dalam 5 -10 tahun ke depan, kebutuhan akantenaga profesional insinyur akansemakin terasa urgensinya. Apakahmembangun infrastruktur harusmenunggu kemampuan daya pasokdomestik tenaga tersebut ataukahbisa kita segera mulai dengan

    konsekuensi membuka peluangmasuknya tenaga profesionalinsinyur asing yang difasilitasi olehkerangka MRA-MEA. MenurutBobby Gafur Umar, Ketua PersatuanInsinyur Indonesia (PII), hinggaDesember 2014 Indonesia telahmemiliki 700.000 insinyur dan 9.500diantaranya telah tersertifikasi ACPE(ASEAN Chartered ProfessionalEngineer). Jumlah itu merupakanyang terbesar dibandingkan dengannegara anggota ASEAN lainnya.

    Data tersebut mengisyaratkan bahwaprofesi insinyur Indonesia memilikimodal yang kuat untuk menembuspasar tenaga kerja profesional diASEAN. Namun, jumlah tersebutmasih defisit jika menilik kebutuhanpasar dalam negeri. Diperkirakan,5 10 tahun ke depan Indonesiamembutuhkan sekitar 1,5 jutatenaga insinyur guna mendukungpertumbuhan ekonomi di kisaran 7-8persen.

    Apabila Indonesia tidak mampumemenuhi kebutuhan tersebuttidaklah mustahil insinyur asingakan turut menikmati pasar dalamnegeri. Walaupun aliran bebastenaga kerja profesional asing dalamjangka pendek diperlukan untukmenopang pembangunan, Indonesiatetap harus mencetak lebih banyakinsinyur dan mendorong merekaagar memiliki sertifikat ACPE agarmampu bersaing di pasar dalam

    negeri, ASEAN, dan bahkan global.Kenyataan itu menggambarkanbahwa MEA memang bagaikanpisau bermata ganda, dan bukantidak mungkin situasi tersebutterjadi pada sektor tenaga kerjaprofesional lainnya. Jelas, dayasaing SDM merupakan hal mutlakuntuk mengubah tantangan menjadipeluang.

    Sinergi antar pemangkukepentingan juga merupakan faktorpenting dalam mendongkrak daya

    saing tenaga profesional. Pemerintahdaerah, dunia pendidikan danperguruan tinggi, praktisi, pelakuusaha, dan kalangan mediamempunyai peran yang tidak kalahpentingnya dalam meningkatkankapasitas sumber daya manusiaIndonesia. Mengangkat kualitasangkatan kerja profesional Indonesiaseperti peningkatan kapasitaspergururan tinggi serta pendidikanketerampilan dan kejuruan harus

    menjadi prioritas. Komposisipendidikan kejuruan denganpendidikan umum harus disesuaikan.Balai pelatihan kerja harus didukungdan semakin dikedepankanperannya. Tentu saja pemerintahdaerah juga memiliki peran sentral.Langkah sejumlah pemerintahdaerah yang telah melaksanakanpelatihan bahasa Inggris secaracuma-cuma merupakan kontribusisignifikan dalam mempersiapkan

    diri menghadapi MEA. Paling tidak,Surabaya dan Banyuwangi adalahcontoh terdepan dalam hal ini.Sinergi dengan media juga sangatpenting. Penyampaian pemahamanmengenai MEA yang komprehensifdan tidak parsial melalui mediamassa akan sangat membantudalam mempersiapkan tenaga kerjaprofesional Indonesia bersaing diASEAN dan dunia.

    Melalui MEA, kawasan ASEANtermasuk Indonesia di dalamnya,

    diharapkan akan semakinmengukuhkan diri sebagai risingstar alternatif tujuan investasi danperdagangan dunia selain Tiongkokdan India. Buah MEA tersebut harusdikelola agar bisa dinikmati secaraberkelanjutan oleh masyarakatIndonesia. Resepnya, tak ada yanglain, kecuali meningkatkan dayasaing melalui SDM yang mampumengubah tantangan menjadipeluang. l

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 5

    DREAMSTIME

    Negara-negara ASEAN akan tergabung dalam Masyarakat ASEAN sejak 31 Desember 2015 mendatang.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    6/56

    Para insinyur Indonesia saatini menghadapi tantanganyang berat. Betapa tidak.untuk mendukung konek-tivitas agar bisa menunjang

    pertumbuhan ekonomi, Indonesiamemerlukan pembangunan infra-struktur yang pesat. Terlebih lagi,sebagai negeri maritim Indonesia

    memerlukan upaya pembangunan in-frastruktur yang lebih besar.

    Lebih dari itu, Indonesia kiniikut serta dalam pembentukanMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)yang akan segera dilaksanakan pada31 Desember 2015. Konsekuensinya,persaingan tenaga insinyurprofesional nantinya tidak hanyadatang dari dalam negeri, tetapi jugadari negara-negara lain di ASEAN.Artinya, para insinyur Indonesia

    harus meningkatkan kualitas agarbisa menang bersaing denganinsinyur dari negara-negara ASEANlain. Kompetensi insinyur Indonesiaperlu ditingkatkan, begitu kataBobby Gafur Umar, Ketua UmumPersatuan Insinyur Indonesia (PII)dalam KonferensiASEAN Federationof Engineering Organizations di

    Yangoon, Myanmar, akhir tahun2014 lalu.

    Saat ini, kualitas infrastrukturdalam negeri Indonesia hanyaberperingkat ke-5 di ASEAN. Lalu,sumber daya manusia Indonesiamalah hanya berperingkat ke-6 diASEAN. Potret profesi insinyur puntak jauh berbeda. Secara kuantitatifjumlah insinyur Indonesia masihkurang untuk memenuhi kebutuhandalam negeri. Simak saja. Menurut

    Project Management Institute, 2015Indonesia memerlukan penambahaninsinyur sebanyak 65.000 orang,sedangkan penambahan tenagainsinyur Indonesia hanya sebesar36.000 orang.

    Lalu, menurut ASEAN Federationof Engineering Organisations

    (AFEO), jumlah insinyur profesional

    Indonesia hanya sekitar 9.000 orang.Jumlah itu masih lebih sedikitjika dibandingkan dengan negara-ASEAN lainnya, seperti Malaysia(11.170 orang), Thailand (23.000orang), dan Filipina (14.250 orang).

    Tak hanya itu. Secara kualitatif,tenaga insinyur profesional Indonesiamasih sedikit yang memenuhi standarMutual Recognition Arrangements

    (MRA) standar yang bertujuanmengurangi hambatan teknis

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 20156

    LAPORAN UTAMA

    Meski jumlah insinyur di Indonesia lebih sedikit dibanding Thailand, Malaysia dan Filipina, Indonesia

    memiliki jumlah insinyur bersertifikat ACPE terbanyak di ASEAN,

    POTRET DAYA SAING INSINYUR INDONESIA:

    MEMBIDIK PELUANG MEA

    Pekerja konstruksi yang sedang bekerja membangun infrastruktur.

    BUSINESS TIMES

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    7/56

    perdagangan jasa dan menentukanpersyaratan umum liberalisasisektor jasa di kawasan ASEAN.Dalam kerangka MRA ini, jumlahinsinyur Indonesia yang sudah diakuisebagai insinyur profesional dan

    bisa berpraktik di negara ASEANlainnya, diperkirakan hanya sekitar0,03 persen dari total insinyur asalIndonesia.

    Memang tak gampang bagi seoranginsinyur agar dapat dikatakansebagai insinyur professionalmenurut MRA. Pasalnya, insinyurtadi harus memenuhi persyaratandari ASEAN Chartered ProfessionalEngineer (ACPE) yang terbilangtinggi. Persyaratan itu, antaralain; telah lulus sarjana teknik dariuniversitas/lembaga pendidikan

    yang terakreditasi di salah satunegara ASEAN; memiliki sertifikat/lisensi sebagai tenaga ahli teknikyang diterbitkan oleh ProfessionalRegulatory Authority (PRA) darinegara anggota ASEAN; memilikipengalaman kerja di bidang teknikminimal tujuh tahun dan pengalamankerja yang menangani proyek teknikyang signifikan minimal dua tahun;mematuhi ketentuan ContinuingProfessional Development (CPD)

    sesuai dengan kebijakan negara asal;tidak memiliki catatan pelanggaranterhadap standar teknis, profesionalataupun etika, baik di tingkat lokalmaupun internasional.

    Kriteria tersebut sekaligus menjadi

    pembeda antara sarjana teknik(graduate engineer) dan profesiinsinyur (professional engineer).Perbedaan utama terletak padapengalaman kerja dan sertikasidari PRA. Di Indonesia, badanyang berfungsi sebagai PRA adalahLembaga Pengembangan JasaKonstruksi. Setelah mendapatsertifikasi dari PRA, insinyurprofesional dapat mengajukan dirike ASEAN Chartered ProfessionalEngineer Coordinating Committee(ACPECC) untuk mendapat

    pengakuan sah sebagai ACPE.Pengakuan sebagai ACPE pun tidak

    serta merta mengizinkan insinyurprofesional untuk bekerja di negaralain di ASEAN. Soalnya, seoranginsinyur ACPE harus memenuhi lagikriteria sebagai Insinyur ProfesionalAsing Teregistrasi atau RegisteredForeign Professional Engineer

    (RFPE), di Negara lain tempat iaakan bekerja. Persyaratannya adalahsebagai berikut; mematuhi kode

    etik profesionalitas sebagai insinyursesuai dengan kebijakan (UU No. 11Tahun 2014 tentang Jasa Konstruksi);mematuhi hukum dan peraturan dinegara tujuan; berafiliasi denganinsinyur profesional lokal di negara

    tujuan.Meski punya keterbatasan,insinyur Indonesia ternyata memilikikeunggulan. Pasalnya, jumlahinsinyur Indonesia yang tercatatsebagai ACPE merupakan yangterbesar di ASEAN. Hingga saatini, ada 987 insinyur yang tercatatsebagai ACPE. Yaitu, 290 dariIndonesia, 218 dari Singapura, 203dari Malaysia, 134 dari Vietnam, 85dari Myanmar, 55 dari Filipina, dan2 dari Brunei Darussalam.

    Terlepas dari itu, Indonesia tetap

    harus meningkatkan kualitas dankuantitas insinyurnya, karenakebutuhan Indonesia akan insinyuryang begitu tinggi tadi. Sepertidikatakan Bobby Gafur Umar,Peningkatan daya saing, kompetensi,dan keahlian insinyur Indonesia agarsesuai dengan dengan standar MutualRecognition Arrangements (MRA)dan bersertifikasiASEAN CharteredProfessional Engineer (ACPE),adalah sebuah tantangan dan

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 7

    Indonesia masih membutuhkan banyak tenaga insinyur untuk memacu pembangunan infrastruktur.BERITADAERAH.CO.ID

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    8/56

    pekerjaan rumah yang harus segerakita atasi.

    Untuk menjawab tantanganpenyediaan SDM insinyur yangberkualitas, PII memberikanbeberapa rekomendasi. Antara lain,

    peningkatan sertifikasi insinyurprofesional, pembangunan industrilitbang keinsinyuran dan insentif bagikontraktor yang mengembangkanriset dan teknologi serta inovasi,peningkatan sosialisasi mengenaiprofesi keinsinyuran bagi pelajarSMA, dan pembangunan industrimanufaktur untuk dapat mendukung

    peningkatan konstruksi nasional.PII juga menyadari, bahwa peran

    peningkatan daya saing insinyurtidak serta merta hanya datang daripemerintah atau lembaga tertentu.Insinyur Indonesia sendiri harus

    memiliki komitmen untuk menciptakanpembangunan bernilai tambah.Oleh karena itu, PII mengemukakanempat tuntutan insinyur Indonesia:Pertama, memiliki kemauan untukberinovasi dengan memperkuatpenguasaan dan pengembanganteknologi. Kedua, mendorongpemakaian produk dalam negeri,

    ketiga bekerjasama mengembangankompetensi SDM insinyur. Lalu yangkeempat, mendorong upaya strategispembangunan proyek infrastrukturnasional.

    Singkatnya, Insinyur Indonesia

    wajib meningkatkan kompetensikeinsinyuran untuk menjawabkeperluan pembangunan dalamnegeri serta mengantisipasi dampaknegatif dari MEA. Dengan demikian,insinyur Indonesia mampu memilikidaya saing yang tinggi. l

    SUMBER : DIREKTORAT KERJA SAMA EKONOMI ASEAN

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 20158

    Mutual Recognition Arrangements

    (MRA) adalah suatu mekanisme yangdisepakati negara anggota ASEANdalam mengatur harmonisasi stan-dar perdagangan jasa. MRA inidibentuk melaluiASEAN FrameworkAgreement on Mutual Recognition

    Arrangements yang bertujuanmengurangi hambatan teknisperdagangan jasa dan menentukan

    persyaratan umum liberalisasi sektorjasa. Jasa insinyur adalah salah satusektor jasa yang diakui dalam MRA,selain 7 sektor jasa lainnya, yaitujasa perawat, arsitektur, surveyor,tenaga kerja pariwisata profesional,akuntan, tenaga kesehatan, dantenaga kesehatan gigi.

    Praktik liberalisasi jasa insinyursendiri diatur dalam MRA on

    Engineering Services. Kesepakatanini dibentuk pada tanggal 9 Desember2005 di Kuala Lumpur, Malaysia.Ada dua hal utama yang disampaikandalam kesepakatan tersebut. Pertama,kriteria insinyur profesional yangdiakui dalam skema MRA, dan yangkedua prosedur bagaimana seoranginsinyur bisa melakukan praktik dinegara ASEAN lainnya.

    SEKILAS TENTANG MRA

    Insinyur Indonesia siap bersaing dengan tenaga dari negara-negara ASEAN lain.

    INFRASTRUCTURE DEVPOLICY

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    9/56

    W

    akil Presiden JusufKalla berpandanganbahwa Indonesia akanmampu memenangipersaingan dalam

    Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)jika dapat melakukan efisiensi di se-gala hal. Efisiensi yang dimaksudmeliputi kemampuan memproduksibarang dan jasa dengan lebih baik,lebih cepat, dan lebih murah.

    Semua persaingan itu mempunyaitiga aspek, yakni mana yang lebihbaik, lebih cepat, lebih murah.Apabila kita lebih baik, tentu kitamenjadi pemenang. Namun, itu sajatidak cukup, harus lebih murah dan

    lebih cepat, kata Wapres JusufKalla saat membukaASEAN Summitfor State-owned Enterprises and

    Media (ASSOEM) dan Kongres XXIVSerikat Perusahaan Pers (SPS) di

    Batam, pada tanggal 6 Februari 2015.Dalam forum yang mengangkat

    tema The Future of ASEAN inGlobal Economic Community

    and BUMN Outlook 2015, turuthadir Menteri Komunikasi danInformatika Rudiantara, KetuaUmum SPS Dahlan Iskan, GubernurKepulauan Riau Muhammad Sani,serta perwakilan negara sahabat.

    Menurut Wapres Jusuf Kalla,keberadaan MEA akan mendorong

    kerja sama yang lebih luas darisebelumnya. Tantangan ke depan,tambahnya adalah bagaimanamelakukan efisiensi perekonomiandalam negeri agar mampu bersaing.Efisiensi perekonomian antara lainmeliputi bagaimana memproduksibarang lebih baik, murah, dancepat; bagaimana membanguninfrastruktur dengan lebih baik; sertabagaimana mendorong produktivitasmanusianya lebih baik.

    Saat sebagian kalanganmengkhawatirkan pergerakantenaga kerja sebagai konsekuensipemberlakuan MEA, menurutWapres Jusuf Kalla hal itu takperlu dikhawatirkan karena padaprakteknya tidak semudah itu tenagakerja dari satu negara dapat masukke negara lainnya. Justru yang akanterjadi adalah sebaliknya, yakniakan lebih banyak pergerakantenaga kerja dari negara yangpendapatan pekerjanya lebih rendah,menuju negara yang pendapatan

    pekerjaanya lebih tinggi. Jadi, tidakmungkin buruh dari negara Malaysia,Singapura datang ke Indonesia.Yangmungkin adalah bekerjanya buruhIndonesia ke negara lain, katanya.

    Peran Media

    Lebih jauh, Wapres Jusuf Kallamenyatakan bahwa keberadaanmedia massa dibutuhkan danmenjadi bagian dari kemajuanekonomi. Tanpa kemajuan ekonomi,media sulit berkembang karenabelanja iklan tidak akan besar

    jika ekonominya tidak baik. Olehkarena itu, media harus memberikandukungan yang besar bagi kemajuanekonomi.

    Kita semua menyadari pentingnyapers dan media di mana pun, saatmemberikan informasi, pendidikan,pengetahuan bisnis, dan sebagainya.Tentu, harapan kita semua, pers akanberkembang lebih baik lagi, ujarWapres Jusuf Kalla.

    KOMPAS, 7 FEBRUARI 2015 / DITJEN KS ASEAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 9

    LAPORAN UTAMA

    EFISIENSI UNTUK

    MEMENANGI PERSAINGAN

    WIKIMEDIA.ORG

    Wakil Presiden RI Jusuf Kalla

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    10/56

    Seringkali kita mendengartalkshow atau seminarmengenai kesiapan Indo-nesia menghadapi ASEANFree Trade Area atau yang

    biasa disingkat AFTA. Berbagai ka-langan, mulai dari mahasiswa, pe-laku usaha, hingga pemerintah pu-sat dan daerah menyelenggarakankegiatan yang intinya mengaitkan

    berbagai isu yang mereka tanganidengan kesiapan Indonesia meng-hadapi AFTA tahun 2015. Namunkenyataannya, yang akan mulai kitahadapi di penghujung tahun 2015nanti bukanlah AFTA, melainkanpembentukan Masyarakat EkonomiASEAN (MEA).

    Lalu, apa bedanya AFTA danMEA? AFTA merupakan sebuahkesepakatan negara ASEANuntuk membentuk suatu kawasan

    perdagangan bebas di ASEAN.Pembentukan AFTA disepakati padatahun 1992, pada waktu itu seluruhpemimpin negara ASEAN berkumpuluntuk melakukan pertemuanKTT ASEAN yang keempat diSingapura. Tujuan pembentukankawasan perdagangan bebasASEAN adalah untuk menjadikankawasan ASEAN sebagai tempat

    produksi yang kompetitif sehinggaproduk ASEAN memiliki dayasaing kuat di pasar global. Selainitu, kawasan perdagangan bebasASEAN diharapkan akan mampumenarik lebih banyak ForeignDirect Investment (FDI) sekaligusmeningkatkan perdagangan antarnegara anggota ASEAN.

    Kawasan perdagangan bebasASEAN, tersebut diharapkandapat terwujud 15 tahun sejak

    disepakati pada tahun 1992. Namunkarena adanya krisis tahun 1998yang berdampak negatif terhadapekonomi di kawasan ASEAN,saat itu negara ASEAN sepakatuntuk merealisasikan kawasanperdagangan bebas secara bertahap.

    Sejak 2010, enam negaraASEAN yakni Indonesia, Malaysia,Singapura, Thailand, Brunei, dan

    Filipina, telah menurunkan hampirsemua tarif bea masuk impor menjadi0%. Sementara itu, empat negaraASEAN lainnya,yakni Kamboja,Myanmar, Laos, dan Vietnam,akan menurunkan tarifnya secarabertahap hingga mencapai 0% ditahun 2015.

    Jika AFTA merupakan upayanegara ASEAN untuk menciptakanliberalisasi perdagangan barang diASEAN, ASEAN Community atau

    BUKAN AFTA 2015

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201510

    LAPORAN UTAMA

    Jika AFTA hanya mengatur liberalisasi perdagangan barang, MEA lebih komprehensif dan berdimensikerja sama.

    NEWS.GOV.SG

    Terminal kontainer di Singapura, salah satu lokasi keluar masuk barang tersibuk di ASEAN.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    11/56

    Masyarakat ASEAN merupakanupaya negara ASEAN untukmengintegrasikan kawasan agarASEAN dapat menjadi kawasanyang aman, stabil, dan memiliki dayasaing global.

    Awalnya, setelah lima tahun sejakkrisis ekonomi 1998, dalam KTTKe-9 di Bali tahun 2003, pemimpinASEAN sepakat untuk membentukkawasan ASEAN yang terpadumelalui pembentukan MasyarakatASEAN ini, pada tahun 2020. Lalu,pada tahun 2007, pemimpin negaraASEAN merasa optimistis dengankondisi potensi pertumbuhanekonomi kawasan, sehinggatarget pencapaian pembentukanmasyarakat ASEAN dipercepatmenjadi tahun 2015.

    Masyarakat ASEAN terdiri atastiga pilar, yaitu political-security

    community, economic community(AEC) atau MEA, dan socio-cultural

    community. Terkait pilar MEA,ada empat tujuan pembentukanMEA. Pertama, MEA dibentukuntuk mewujudkan kawasan singlemarket dan production base, yaitukawasan yang memiliki tingkatkonsumsi domestik yang tinggisekaligus menjadi bagian dari matarantai produksi dunia. Hal tersebutdiwujudkan melalui dipermudahnya

    arus perdagangan untuk sektorbarang, jasa, investasi, pekerjaterampil, dan modal.

    Kedua, kawasan ASEANdiharapkan mampu menjadikawasan yang memiliki daya saingtinggi di dunia. Hal itu dirasa sangatpenting mengingat persaingan globalyang semakin ketat dan borderlesssehingga perlu adanya upaya bersamanegara ASEAN untuk meningkatkandaya saing. Hal tersebut dilakukanmelalui kerja sama pembentukanregional competition policy,IPRs action plan, pengembanganinfrastruktur, kerja sama energi,perpajakan, serta pengembanganusaha kecil dan menengah.

    Ketiga, Masyarakat EkonomiASEAN juga dibentuk untukmewujudkan suatu kawasan denganpembangunan ekonomi yang

    merata. Sepuluh negara ASEANmemiliki tingkat perekonomianyang berbeda-beda sehingga perluadanya pemerataan pembangunanekonomi di kawasan Asia Tenggara.Pemerataan ekonomi akan membawakestabilan ekonomi di kawasantersebut untuk jangka waktuyang panjang. Upaya pemerataanperekonomian di ASEAN dilakukanmelalui kerja sama pengembanganUKM serta realisasi dari program-

    program pemerataan ekonomi dinegara CLMV melalui ASEANInitiative for ASEAN Integration.

    Keempat, ASEAN berharap untukdapat berperan aktif dan berintegrasipenuh dalam ekonomi global.Kondisi perekonomian ASEAN yangstabil dan memiliki pertumbuhanyang tinggi, menjadikan kawasan

    ASEAN sebagai bintang kawasantujuan investasi dunia. Oleh karenaitu, seiring dengan meningkatnyaaktivitas investasi dan perdagangandi ASEAN, sudah saatnya ASEANmengambil inisiatif agar dapatberperan aktif dalam penentuan arahkebijakan perdagangan dunia.

    Keempat tujuan dari pembentukanMEA telah menggambarkan secarajelas bahwa AEC atau MEA memilikidimensi kerja sama yang lebih luasdan dalam, dari pada AFTA. Untuk

    mewujudkan empat tujuan tersebut,pemimpin ASEAN menetapkan tahun2015 sebagai tahun penyelesaiantarget pencapaian untuk melakukanintegrasi kawasan Asia TenggaraMulai tanggal 1 Januari 2016, ASEANdiharapkan telah menjadi kawasanyang lebih terintegrasi dengan dayasaing yang tinggi sehingga padaakhirnya mampu meningkatkankesejahteraan masyarakatnya. l

    DIREKTORAT KERJA SAMA EKONOMI ASEAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 11

    TEMPO.COOtomotif, salah satu sektor unggulan Indonesia untuk bersaing dalam Masyarakat Ekonomi ASEAN.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    12/56

    Kurang dari 360 hari lagi,Masyarakat Ekonomi ASE-AN (MEA) resmi dibentuksebagai salah satu pilarmasyarakat ASEAN. Mes-

    kipun pemahaman masyarakat di

    seluruh negara anggota tanpa ke-cuali masih minim seperti hasil sur-vei Sekretariat ASEAN tahun 2012,pemberlakuannya tetap akan dilaku-kan pada akhir 2015. PembentukanMasyarakat ASEAN adalah suatuproses yang terus berlanjut setelah2015, khususnya realisasi programaksi yang tertunda.

    Persiapan pembentukan MEA tidakhanya memunculkan kekhawatiran,tetapi juga menumbuhkan ekspektasi

    dan motivasi percepatan peningkatandaya saing. Beberapa tahun menjelangMEA, khususnya setelah berlakunyaPerjanjian Perdagangan BebasASEAN (AFTA) bagi enam anggota,termasuk Indonesia. 1 Januari 2010

    lalu, perdagangan antara-ASEAN2012 masih 25% (US$602 miliar) daritotal perdagangan ke seluruh dunia.Nilai investasi antar negara ASEAN2012 sekitar 18,1% (US$20,6 miliar)dari total nilai investasi.

    Menjelang pembentukan MEA,tujuan investasi asing yang palingmenarik dan terus berkembangialah ASEAN. Sementara Indonesiamenjadi penerima terbesar keduasetelah Singapura.

    Meskipun indikator makro cukupbaik, ASEAN masih rentan terhadapdampak resesi ekonomi di luarkawasan. Contoh terakhir, yaknimata uang seluruh anggota ASEANmengalami depresiasi terhadap dollarAS akibat rencana Bank FederalAS mengurangi paket stimulus danmeningkatkan suku bunga.

    Pemahaman

    Skeptisisme di dalam ASEAN

    umumnya merupakan akibat darikurangnya pemahaman mengenaiMasyarakat ASEAN, khususnyaMEA. Mulai dari interaksi langsungdengan masyarakat, pelaku usaha,hingga pejabat pemerintah di pusatdan daerah, sebagian besar tidakmemahami bahwa MEA hanyalahsalah satu dari tiga pilar MasyarakatASEAN. Dengan menjadikan

    ASEAN kawasan yang aman, damai,dan stabil, serta mampu secarakolektif mengatasi isu bidang sosialdan budaya, seperti bencana alamdan penyebar penyakit menular,merupakan tujuan pilar politik-keamanan dan sosial budaya.

    Pemahaman bahwa MEA hanyaperdagangan barang dan akanmembuka pasar Indonesia yangpaling besar tidak tepat karenaMEA mencakup empat pilar, yaknipasar tunggal, basis produksi;kompetitif, pengembangan usahakecil dan menengah (UMKM), sertaintegrasi ke dalam perekonomiandunia. Faktanya, berlakunyaAFTA sejak 1 Januari 2010 tidakmembanjiri pasar Indonesia, bahkansebaliknya menjadikan produkandalan ekspor Indonesia, sepertifarmasi dan produk industri lainnyajustru berjaya di beberapa negaraASEAN. Paradigma yang harusdiubah ialah pasar tunggal ASEANyang besarnya hampir tiga kali lipat

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201512

    MEA PERLUKAH KITA

    TAKUTKAN?

    LAPORAN UTAMA

    Ngurah swajaya, wakil tetap RI untuk ASEAN (2010-2013)

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    13/56

    pasar Indonesia sehingga peluang iniharus dimanfaatkan dan Indonesiaseharusnya tidak hanya menjadi tuanrumah di negeri sendiri, tetapi jugadi seluruh kawasan ASEAN.

    Terkait daya saing yangmasih lemah, Davos EconomicForum menunjukkan konsistensipeningkatan daya saing dariperingkat 38 (2012-2013) menjadi 34(2014-2015). Pada 2012, Indonesiamasuk peringkat ke-4 dunia, menjadinegara tujuan investasi palingmenarik investasi setelah Tiongkok,AS, dan India.

    Polemik yang berkembangmengenai sulitnya perbankan

    Indonesia beroperasi di negaralain, seperti perbankan Malaysiadan Singapura di Indonesia tanpadisertai pemahaman bahwamasuknya perbankan asing keIndonesia akibat liberalisasi sepihakuntuk menarik modal yang sangat dibutuhkan dengan dimungkinkannyakepemilikan modal asing secaramayoritas di perbankan Indonesia.Liberalisasi sektor keuangan ASEANbaru akan dimulai tahun 2020.

    Peningkatan kesiapanKegiatan sosialisasi, termasuk

    melalui iklan televisi dan mediasosial merupakan prioritas disamping peningkatan daya saingdan kualitas kelembagaan sertasumber daya manusia. LangkahLembaga Administrasi Negara(LAN) mewajibkan peserta KursusPimpinan (Sespim) mengangkatketiga pilar ASEAN sebagai temawajib penyusunan kajian kelompokdan upaya Kementerian LuarNegeri mendorong pembentukanPusat Studi Kajian ASEAN di duapuluh perguruan tinggi di seluruhIndonesia.

    Poros Maritim Indonesia,termasuk percepatan pembangunaninfrastruktur tol laut, energi,jalan raya, serta pelabuhan udaramerupakan langkah prioritas.Pelayanan administrasi satu atapdi tingkat pusat dan daerah,transparansi proses perizinan yangmurah dan efisien, realisasi ASEANSingle Window, diplomasi ekonomi,serta mewujudkan konektivitasmaritim dalam kerangka konektivitas

    ASEAN, khususnya jaringanpelayaran jarak dekat dan roll onroll off merupakan langkah-langkahkonkret menyongsong MEA 2015.

    Keunggulan utama Indonesia yangsering tidak dimanfaatkan sebagaidaya saing yang paling kuat ialahdemokrasi dan good governance yangdilaksanakan sangat progresif.

    Kekhawatiran dapat dimanfaatkansebagai energi positif untukmendorong percepatan peningkatandaya saing dengan pembenahan danpenyederhanaan proses perizinan,profesionalisme, dan transparansibirokrasi, serta langkah-langkahprogresif lainnya untuk mendorong

    investasi, pembangunan, danpemerataan. Peningkatan dayasaing memerlukan sinergitas atauIndonesia incorporated untukmendukung pertumbuhan ekonomidan pemerataan, serta sangat krusialuntuk persiapan pembentukan MEAdan mencegah Indonesia kedalamperangkap negara berpendapatanmenengah (middle income trap).

    NGURAH SWAJAYA, WAKIL TETAP RI UNTUK ASEAN

    20102013, MEDIA INDONESIA 30 JANUARI 2015.

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 13

    KORANJAKARTA.COM

    Percepatan pembangunan infrastruktur, salah satu langkah prioritas untuk meningkatkan daya saing Indonesia menghadapi MEA.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    14/56

    Ya, memang momenistimewa. Karena, Kamis31 Desember 2015 nanti,sepuluh negara anggotaASEAN akan menjadi

    sebuah kawasan yang terintegrasiyaitu Masyarakat ASEAN-- yangmenjadi cita-cita para pemimpinASEAN. Lebih dari 600 jutamasyarakat ASEAN niscaya dapatdengan mudah melakukan aktifitasekonomi antara satu dengan yang

    lain. Keringanan pajak, penurunan/penghapusan tarif bea masuk(barang dan jasa) adalah segelintirinsentif yang kelak dapatdinikmati oleh segenap masyarakatASEAN. Kesepakatan ini diarahkanuntuk menjadikan kawasan tersebutsebagai pasar tunggal dan basisproduksi dengan pembangunan yangmerata dan berdaya saing global.

    Menilik sedikit ke belakang,kawasan ASEAN yang terintegrasi

    ini atau yang disebut denganMasyarakat ASEAN digagas sejaktahun 1997, tepatnya pada PertemuanTingkat Kepala Negara ASEAN ke-2di Kuala Lumpur. Awalnya, sepuluhkepala negara anggota ASEANmenargetkan kawasan Asia Tenggarayang terintegrasi pada tahun2020. Namun, keputusan tersebutdiakselerasi menjadi tahun 2015berkat pertemuan di Cebu, Filipina(2007).

    Bangun Kesadaran

    Tidak dapat dipungkiri, tingkatpopularitas ASEAN di masyarakatIndonesia masih jauh panggangdari api. Mengutip sebuah surveitahun 2012, sebesar 76% pendudukIndonesia belum familiar terhadapMasyarakat ASEAN. Apabiladitelisik lebih dalam, sebanyak 81%penduduk Indonesia hanya mengenalnama ASEAN bahkan 19% sisanya

    belum pernah mendengar tentangASEAN. Kondisi yang tidak jauhberbeda juga dialami oleh negara-negara ASEAN lainnya.

    Mencermati kondisi tersebut,kesepuluh negara anggota ASEAN,termasuk Indonesia, seyogianyalebih menggiatkan keterlibatanseluruh pihak. Sudah barangtentu, Pemerintah tidak bisaberjalan sendiri. Dibutuhkan upayasporadis dari seluruh pihak untuk

    membangun sekaligus menumbuhkankesadaran masyarakat terhadapesensi Masyarakat ASEAN 2015 yangsemakin dekat.

    ASEAN for the People

    Pemerintahan Presiden JokoWidodo dan Wakil Presiden JusufKalla membawa nuansa tersendiridi dalam diplomasi Indonesia.Diplomacy for the People menjadiruh di setiap meja perundingan.

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201514

    MEMETIK MANFAAT NYATA MEA

    LAPORAN UTAMA

    BACKYARDTRAVEL.COM

    Ada yang berbeda dengan 31 Desember 2015 nanti. Ketika seluruh warga dunia bersiap menikmati gemerlap kem-bang api dan riuh terompet menyambut pergantian tahun, justru 600 juta lebih warga ASEAN bersiap menyambut

    momen istimewa lainnya, Masyarakat ASEAN.

    Lebih dari 600 juta penduduk ASEAN harus bisa menikmati manfaat pemberlakuan MEA

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    15/56

    Magnitudo diplomasi Indonesiadiarahkan untuk memenuhikesejahteraan 250 juta rakyat

    Indonesia.Pendekatan tersebut turut

    dirasakan dalam mekanismeASEAN. Pada ASEAN ForeignMinisters Meeting Retreat padaJanuari 2015 lalu di Kota Kinabalu,Menteri Luar Negeri RI RetnoL.P. Marsudi memberi warnabaru dalam perundingan ASEAN.Kesenjangan antara kesepakatandan hasil pertemuan ASEANdengan pelaksanaan di lapanganmenjadi sorotan tersendiri didalam pertemuan tersebut. ASEAN

    diharapkan mampu memberikanmanfaat nyata (tangible results) bagirakyat.

    Dengan jumlah populasi penduduksebanyak 600 juta jiwa, stabilitasmakro ekonomi yang mapan sertatingkat inflasi di kisaran 3,5%,ASEAN merupakan target pasar yangcukup menjanjikan. Seluruh negara,termasuk Indonesia, berlomba-lomba untuk dapat menjadi pemainutama di kawasan. Bercermin

    pada neraca ekspor RI tahun 2012,sebesar seperempat dari total eksporIndonesia (USD 196 miliar) bertujuan

    ke negara anggota ASEAN.Sektor-sektor unggulan Indonesia

    pun cukup banyak bersuara digelanggang ASEAN. Minyak kelapasawit, karet, kakao, alas kaki, tekstilserta produk otomotif dan kayuadalah produk-produk unggulanIndonesia di pasar ASEAN. Menurutdata WTO dan publikasi pemetaanwilayah laut ASEAN RegionalCenter for Biodiversity Conservation,produksi Crude Palm Oil(CPO) dankekayaan alam Indonesia di ZonaEkonomi Ekslusif berturut-turut

    merupakan yang terbesar di ASEAN(19,7 juta metrik ton dan 5,8 juta km).

    Sebuncah Optimisme di Tahun 2015

    Pekerjaan rumah sepertikualitas infrastruktur dalamnegeri (berperingkat ke-5 diASEAN) dan sumber daya manusia(berperingkat ke-6 di ASEAN), tidakdapat dipungkiri, masih menjadicatatan tersendiri bagi kesiapanIndonesia menghadapi Masyarakat

    Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.Sekalipun demikian, kepercayaandan optimisme segenap pihak

    tidak boleh padam. Sektor-sektorunggulan Indonesia, seperti produkagro, perikanan, alas kaki-tekstilserta produk otomotif dan kayu,dapat dijadikan pendulum dalammemajukan bidak-bidak diplomasiekonomi Indonesia di kawasan.

    Tingkat kesadaran publikterhadap pentingnya MEA 2015 punterus dipacu oleh segenap pihak.Mainstreaming MEA 2015 di dalamsetiap kebijakan strategis sertaproliferasi penggunaan platformmedia sosial dalam menjangkau

    segmen masyarakat yang lebihluas patut terus didorong gunamembangkitkan kesadaran sekaliguskepemilikan (we-feeling) atas MEA2015. Semua tindakan tersebut tidaklain demi upaya menyejahterakan250 juta rakyat Indonesia. Diplomacyfor the People. ASEAN adalah kita. l

    ADHY BUWONO PUTRO

    P3K2 ASPASAF, BPPK

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 15

    LAPORAN UTAMA

    Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menargetkan produksi minyak sawit mentah (CPO) pada 2015 mencapai

    33 juta ton, dan sebanyak 22 juta ton ditujukan untuk ekspor. CPO merupakan unggulan Indonesia untuk bersaing dalam MEA.

    BERITADAERAH.COM

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    16/56

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201516

    MEADALAM SOROTAN

    MEDIA MASSA

    GALERI

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    17/56

    Menyongsong pemberla-kuan Masyarakat Eko-nomi ASEAN (MEA)yang akan dimulai 31Desember mendatang,

    sejumlah pemimpin redaksi mediamassa ASEAN menghadiri forumdialog di Batam untuk membahaslangkah-langkah yang dapat dila-kukan insan pers dalam menyikapi

    era keterbukaan ekonomi kawasan.Forum dialog ini diselenggarakanbertepatan dengan peringatan hariPers Nasional (HPN).

    Selain Indonesia dan Malaysia yangmenggagas forum dialog bertajukThe Role of the Media in the ASEAN

    Communityini, turut hadir pemimpinredaksi media massa dari Filipina,Thailand, dan Singapura. Acaraini bertujuan memberikan wadah keteman-teman media dalam hal ini

    para pemimpin redaksi dari negara-negara ASEAN untuk mengobrol,berdialog, dan berdiskusi, kataNurjaman Mochtar selaku KetuaForum Pemimpin Redaksi Indonesiadi sela-sela dialog.

    Pertemuan pertama ini belummemiliki target atau misi khusus,namun yang terpenting terbentuknyaruang dialog yang membuka

    informasi. Nah apakah ke depanforum pemimpin redaksi ASEAN iniakan dilembagakan, nantinya akandiserahkan kepada forum untukmemutuskan dan mengelolanya,ujar Nurjaman.

    Menteri Komunikasi danInformatika, Rudiantara, yangmenghadiri peringatan HPN 2015mengapresiasi pertemuan pemimpinredaksi se-ASEAN sebagai wujudpartisipasi industri pers dalam

    Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).Media massa se-ASEAN dapatberperan dalam menyampaikanpesan ke dunia internasionalmengenai kekuatan negara-negaraASEAN sebagai satu kesatuan diberbagai sektor.

    Sementara itu Menteri Komunikasidan Multimedia Malaysia, Dato SeriAhmad Shaberry Cheek, mengatakan

    bahwa MEA bukan hanya sekadarpergelaran negara-negara ASEAN,namun juga bagaimana negara-negara ASEAN membangun proseskebersamaan serta membawakesatuan antar negara danmasyarakat. Media massa se-ASEANdiharapkan dapat menyampaikaninformasi serta membangun opinidan persepsi mengenai upaya-upayamulia tersebut. l

    DITJEN KERJA SAMA ASEAN

    MEDIA INDONESIA, 9 FEBRUARI 2015

    PEMIMPIN REDAKSI SEASEAN SIKAPI ERA MEA

    LAPORAN KHUSUS

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 17

    Media massa se-ASEAN dapat berperan dalam menyampaikan pesan ke dunia internasional mengenai kekuatan negara-negaraASEAN sebagai satu kesatuan, di berbagai sektor.

    REUTERS

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    18/56

    Para Duta Besar RI harus ak-tif memburu peluang eko-nomi di negara tujuannyadan harus mempunyai pen-ciuman yang tajam terkait

    persoalan ekonomi. Demikian Presi-den Joko Widodo menekankan dalampembukaan Rapat Kerja PimpinanKementerian Luar Negeri tanggal 2

    Januari 2015 lalu.Kutipan tersebut mengisyaratkan

    bahwa para pemimpin harus mampumemanfaatkan diplomasi ekonomiuntuk dapat memberikan dampakpositif bagi perekonomian nasional.Pelaksanaan diplomasi ekonomididasari oleh empat pilar kegiatan,yaitu: promosi perdagangan,promosi wisata, promosi investasi,dan pengembangan kerjasamapembangunan.

    Pariwisata sebagai sektor unggulan

    Berangkat dari ide tersebut,pariwisata merupakan salah satuaspek penting dalam diplomasi

    ekonomi. Selama ini, paradigmamasyarakat terhadap pariwisataIndonesia adalah sebagai sektorunggulan nasional karenamemberikan kontribusi yang cukupbesar bagi devisa negara. Sektorpariwisata menyumbang 9,5% daritotal Produk Domestik Bruto (PDB)nasional pada tahun 2014. Selainitu, jumlah wisatawan asing yangmasuk ke Indonesia terus meningkatdari 8,8 juta wisatawan pada tahun2013 menjadi 9,4 juta pada tahun2014, sehingga tidak mengherankan

    jika pariwisata menjadi sektor yangdiunggulkan.

    Walaupun pariwisata menjadisektor unggulan nasional, bukanberarti pariwisata Indonesiadengan sendirinya akan unggul dimancanegara. Jika dibandingkandengan negara-negara di ASEAN,pariwisata Indonesia belumsepenuhnya unggul. Menurut dataForum Ekonomi Dunia tahun 2014,Indonesia berada di peringkat 4

    di antara negara-negara ASEANlainnya dengan total kunjungansebesar 9,4 juta wisatawan,sedangkan Malaysia di peringkat

    pertama (24 juta wisatawan) disusulThailand (22 juta wisatawan) danSingapura (13 juta wisatawan).

    Jika dibandingkan dengan indeksdaya saing pariwisata secarakeseluruhan pada tahun 2013,Indonesia berada di peringkat 70,sedangkan Singapura di peringkat10, Malaysia di peringkat 34, danThailand di peringkat 43.

    Terlebih lagi, pemanfaatan sektorunggulan yang berdaya saing menjadikata kunci dalam menghadapiMasyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)

    akhir tahun 2015. Dengan demikian,Indonesia memiliki pekerjaanrumah yang harus dibenahi untukmewujudkan pariwisata Indonesiayang unggul dan berdaya saing.

    Pariwisata berdaya saing

    Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009tentang kepariwisataan, tujuanpokok kepariwisataan adalahmeningkatkan pertumbuhan

    PARADIGMA BARUPARIWISATA INDONESIA

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201518

    LAPORAN KHUSUS

    AWALUDDIN TAHIR

    Daya saing Pariwisata Indonesiaperlu ditingkatkan. Wisata ba-hari menjadi salah satu prog-

    ram unggulan dan prioritasdalam pembangunan kepari-wisataan nasional

    Derawan, salah satu destinasi wisata

    unggulan Indonesia di Kalimantan

    yang mulai dikenal dunia

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    19/56

    ekonomi, meningkatkan kesejah-teraan, menghapus kemiskinan,melestarikan alam, lingkungan,dan sumberdaya, serta memajukankebudayaan. Untuk mencapaitujuan tersebut, perlu adanya

    pembangunan kepariwisataan yangdiarahkan pada industri pariwisata,destinasi pariwisata, pemasaran, dankelembagaan pariwisata.

    Meskipun demikian, peningkatandaya saing menjadi tantangan barubagi pembangunan kepariwisataan.Selama ini peningkatan daya saingpariwisata berfokus pada pemasaranpariwisata untuk membanguncitra Indonesia sebagai destinasipariwisata yang berdaya saing, salahsatunya dengan branding WonderfulIndonesia yang mengedepankan

    wisata alam, sejarah, dan kebudayaandalam memasarkan wisata Indonesia.

    Jika dibandingkan dengan promosiwisata negara-negara ASEANlainnya, Thailand, Malaysia, danSingapura juga memiliki wisatayang serupa dengan Indonesia,sehingga upaya branding wisataantara Indonesia dan negara-negaratersebut relatif sama dan kurangberdaya saing

    Singapura misalnya, menge-depankan wisata belanja sebagai

    prioritas sektor pariwisata. PosisiSingapura dalam hal prioritas sektorpariwisata berada di peringkat 4dunia, sedangkan Indonesia beradadi peringkat 19. Artinya, Indonesiaperlu menentukan prioritas sektorpariwisata untuk meningkatkanbranding kepariwisataan yangmemiliki kekhasan.

    Selain itu, menurut data dariForum Ekonomi Dunia tahun 2013,tiga aspek pariwisata Indonesiayang memiliki nilai terendah,yakni infrastruktur dengan indeks

    2,1 dari skala 6, ICT (Informationand Communication Technology)dengan indeks 2,7 dari skala 6, sertakesehatan dan kebersihan denganindeks 2,9 dari skala 6.

    Marine Tourism

    Sebagai negara maritim terbesar diAsia Tenggara, wisata bahari (marinetourism) mampu menjadi prioritassektor wisata Indonesia yang berdayasaing. Hal ini sejalan dengan visi

    poros maritim yakni menjadikan lautIndonesia sebagai pusat dinamikadan kegiatan ekonomi regional danglobal melalui kerjasama di bidanginfrastruktur laut, perkapalan,pelayaran, perikanan,dan pariwisata.

    Wisata bahari merupakan salahsatu program unggulan dan prioritasdalam pembangunan kepariwisataannasional, dengan arah pengembanganyang terdiri dari pengenalan destinasi

    selam dan selancar (surfing),cruise, serta mendukung kampanyepelestarian lingkungan bahari, danpeningkatan wisata budaya bahari,kata Menteri Pariwisata, AriefYahya, pada Pembukaan SeminarNasional Pariwisata Bahari, di bulanDesember 2014.

    Untuk mencapai visi wisata baharitersebut, pemerintah memiliki duapendekatan. Pertama, KementerianPariwisata telah menetapkanKawasan Strategis PariwisataNasional (KSPN) yang berbasisbahari. KSPN ini mengintegrasikandimensi infrastruktur, aksesibilitas,konektivitas, aktivitas, fasilitas,hospitality dan preferensi pasar.Salah satu program pada KSPN iniadalah pengembangan poros tol lautdi Indonesia.

    Kedua, pemerintah tetap berupayauntuk meningkatkan sinergi antarapemerintah daerah, pelaku bisnis,serta masyarakat lokal untukdapat mengambil manfaat dari

    implementasi wisata bahari dengantetap memperhatikan kelestarianlingkungan.

    Tentunya, wisata bahari iniakan mampu memiliki daya saingpariwisata di ASEAN. Optimisme inididukung potensi kelautan Indonesiayang memiliki garis pantai mencapai80.000 km, luas laut mencapai sekitar3,1 juta km2, serta memiliki 51%dari terumbu karang di kawasan

    Asia Tenggara. Dengan besarnyapotensi laut tersebut dan upayauntuk meningkatkan aspek-aspek dibidang kepariwisataan, maka targetIndonesia untuk mencapai 20 jutakunjungan wisatawan mancanegaradapat direalisasikan.

    Singkatnya, pariwisata Indonesiamerupakan sektor unggulan nasional,namun belum berdaya saing di tingkatASEAN. Penentuan wisata baharisebagai sektor prioritas pariwisatamerupakan salah satu upaya untukmeningkatkan daya saing tersebut.Tidak diragukan lagi bahwaIndonesia perlu meningkatkan sektorpariwisata agar menjadi sektor yangtidak hanya unggul namun berdayasaing sehingga diplomasi ekonomiIndonesia dalam implementasi MEA2015 dapat berlangsung efektif.Inilah paradigma baru pariwisataIndonesia. l

    DITJEN KERJA SAMA ASEAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 19

    INDONESIA TRAVEL

    Wisata selam, salah satu arah pengembangan wisata bahari di Indonesia

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    20/56

    Dampak positif bonus de-mografi yang dimiliki In-donesia adalah modal be-sar bagi negeri ini untuksukses dalam pelaksanaan

    Masyarakat ASEAN 2015 sudah didepan mata. Lalu, siapkah SDM In-donesia berkompetisi dan meraupuntung dari pasar bebas dan perlu-asan kerja sama dalam MasyarakatEkonomi ASEAN (MEA) itu?

    Sayangnya, Indonesia hinggakini masih berhadapan denganmasalah kurangnya tenaga kerja

    yang berketerampilan tinggidan profesional. Simak saja. TheBoston Consulting Group (BCG2013) memprediksi perusahaan-perusahaan yang beroperasidi Indonesia pada 2020 akanmenghadapi kesulitan dalam mengisisetengah posisi pekerjaan entry-leveldan middle-manager. Sedangkanpada level senior-managers, posisiini akan diisi oleh pekerja Indonesiayang kurang memiliki kemampuanmanajerial dan berwawasan

    global (leadership skills dan globalexposure). Padahal skill itu sangatdibutuhkan bagi perusahaan untukdapat unggul dalam persaingan.

    Masalah kurangnya kemampuanSDM di Indonesia itu disebabkan olehketidaksesuaian antara keterampilandan pengetahuan yang diperolehsaat menempuh pendidikan, dengankebutuhan dunia kerja. Inilah yangakan menghambat pertumbuhandaya saing tenaga kerja Indonesiadalam Masyarakat Ekonomi ASEAN(MEA) 2015.

    Nah, salah satu solusinya adalahpeningkatan kualitas SDM melaluipendidikan kejuruan. Pendidikankejuruan harus menjadi salah satureferensi Indonesia untuk mencetaklulusan terampil dan siap bekerja diASEAN.

    Dalam beberapa tahun terakhir,Pemerintah Indonesia telahmengeluarkan kebijakan yangterfokus pada peningkatan kualitaspendidikan kejuruan. Beberapa

    prioritas Garis-Garis Besar ProgramPembinaan SMK Tahun 2012, yangdisusun oleh Direktorat Pembinaan

    SMK, Ditjen Pendidikan Menengah.Di situ disebutkan, hasil yang harusdicapai pada tahun 2014: 70%lulusan SMK siap bekerja pada tahunkelulusan; 85% SMK menyediakanlayanan pembinaan pengembangankewirausahaan; seluruh SMKmenerapkan pembelajaranyang membangun karakter; dansekurang-kurangnya 90% SMKmelakukan e-learning. Selain itu,pemerintah juga tengah menyiapkansertifikasi bagi lulusan SMK denganmenggandeng Badan Nasional

    Sertifikasi dan Profesi (BNSP) danpihak industri.

    Keterampilan tenaga kerja lulusankejuruan Indonesia, pada dasarnyacukup kompetitif dibandingkandengan negara anggota ASEANlainnya. Bahkan, Indonesia berhasilmeraih prestasi gemilang, pada ajangASEAN Skills Competition (ASC),yang melombakan penguasaankompetensi keterampilan kerjaberbagai bidang kejuruan, yang

    diikuti tenaga kerja ASEANmaksimal berusia 22 tahun.Dengan berbagai kategori yang

    dilombakan, seperti transportasi danlogistik; konstruksi dan teknologi;manufaktur dan teknik; TeknologiIndustri (TI); jasa; serta creativearts and fashion, tahun 2012 lalu,Indonesia berhasil meraih gelar juaraumum. Sedangkan di ajang yangsama tahun 2014, Indonesia beradadi peringkat dua setelah Vietnam.

    Untuk bersaing dalam MEA,Indonesia sebaiknya menyiapkanlulusan yang memiliki kemampuansesuai kebutuhan kompetensi duniakerja. Menurut Indonesia Skills

    Report yang dikeluarkan olehWorld Bankpada tahun 2010, selainketerampilan dan pengetahuandasar teknis, hal lain yang tak kalahpenting dan dibutuhkan tenagakerja Indonesia adalah manajemenketrampilan sosial individu (lifeskills atau transferable skills).

    Negara-negara seperti Malaysia,Brunei Darussalam, Jepang danRepublik Korea telah memberiperhatian serius terhadap life skills

    MENINGKATKAN DAYA SAING MELALUIPENDIDIKAN KEJURUAN

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201520

    LAPORAN KHUSUS

    SMK GAJAHMADA 1

    Kualitas pendidikan kejuruan perlu diberi perhatian serius untuk meningkatkan daya sa-

    ing SDM Indonesia dalam MEA.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    21/56

    tersebut. Yang dimaksud life skillsantara lain, inisiatif dalam bekerja;kemampuan berpikir; perencanaan;kreativitas; kemampuan untuk bekerjadalam tim; kemampuan memecahkanmasalah; dan kemampuan

    berkomunikasi. Negara seperti Jepangdan Republik Korea lebih jauh lagibahkan telah memasukkan etika kerjaglobal ke dalam kurikulum pendidikanvokasi mereka.

    Selain life skills, hal yang takkalah penting bagi tenaga kerjaIndonesia adalah peningkatankemampuan Bahasa Inggris danpenguasaan Teknologi Informasi(TI). Diharapkan, melalui penerapanlife skills, penguasaan TI dan bahasaInggris, tenaga kerja Indonesia dapatberkompetisi dengan tenaga kerja

    negara-negara ASEAN lainnya. Lebihjauh lagi, guna menjadi pemenang dikancah regional MEA, ada baiknyajika tenaga kerja Indonesia jugadiberi bekal keterampilan bahasaASEAN lainnya, seperti bahasa Thai.

    Indonesia juga diharapkan dapatmendorong pengembangan NationalQualification Frameworks (NQF)dan Regional Quality AssuranceFramework (RQAF), yang bertujuanmendapatkan pengakuan kualifikasidi ASEAN. Langkah membangun

    RQAF dan NQF di Indonesia inimenghadapi beberapa tantangan,tetapi pembahasan terus berlanjuthingga kini. Hasil akhirnyapembahasan diharapkan dapatmembantu memperbaiki kualifikasinasional, sehingga tenaga kerjaIndonesia mendapatkan pengakuanhandal baik di tingkat regionalASEAN maupun internasional.

    Indonesia juga perlu menjalinkerja sama yang erat denganberbagai pihak, termasuk pihakswasta. Kontribusi swasta akan

    membantu Pemerintah memecahkanmasalah ketrampilan tenaga kerjadi Indonesia. Kemampuan swastamengelola teknologi industri daninformasi patut menjadi bahan/pengetahuan rujukan untukmemperkaya wawasan sekolah-sekolah kejuruan di Indonesia.Program pelatihan guru denganmelibatkan swasta, dan programmagang berkesinambungan bagisiswa sekolah kejuruan akan semakin

    memuluskan langkah Pemerintahuntuk meningkatkan kualitas tenagakerja di Indonesia.

    Korea Selatan merupakan contohnyata negara yang menerapkan sistempendidikan kejuruan melibatkan

    kerja sama swasta. Pada tahun2010, Pemerintah Korea Selatantelah mendirikan jaringan MeisterHigh Schools, sekolah kejuruanyang bermitra dengan beberapaperusahaan untuk merancangkurikulum sesuai kebutuhanindustri. Untuk meningkatkanprestis dari sekolah-sekolah Meister,pemerintah menanggung uangsekolah dan asrama para siswa.Sementara, industri/swasta terlibatmenyediakan fasilitas, beasiswa,mentoring, dan pekerjaan.

    Dalam praktiknya, beberapakepala sekolah Meisters tersebutbahkan berasal dari dunia industri.Berkat kesuksesan program ini,terjadi peningkatan kualitasSDM sekolah kejuruan. Sekolahkejuruan yang tadinya berpredikatbiasa berubah menjadi sekolahMeister yang dikukuhkan denganpenandatanganan perjanjian kerjasama bersama industri.

    Di kawasan ASEAN, Vietnammerupakan salah satu negara anggota

    ASEAN yang serius menggarappengembangan pendidikan berbasiskompetensi kejuruan. Vietnam jugamenerapkan strategi pelatihankejuruan baru periode 2011-2020serta berambisi menerapkan standarinternasional dengan membanguntiga pusat akreditasi regional. Padatahun 2015, Vietnam berkomitmenuntuk membangun kerangka dasarbagi standar keterampilan di segalabidang pekerjaan. Upaya-upayaini tidak lain diterapkan untukdapat meraih tujuan tenaga kerja

    berkualitas, dengan label Trainedin Vietnam, yang diharapkanmenjadi pengakuan serta jaminanmutu tenaga kerja Vietnam di masamendatang.

    Menyambut pembentukanMasyarakat ASEAN 2015, ASEANterus berupaya meningkatkan kualitaspendidikan di kawasan, satu misipenting adalah menghasilkan SDMberkualitas. Kerja sama pendidikansektor kejuruan di negara ASEAN

    dilakukan dengan menyelenggarakansejumlah pelatihan seperti RegionalTechnical Vocational Education and

    Training (TVET Conference) padatahun 2012 di Hanoi, Vietnam, danpada tahun 2014 di Jakarta, Indonesia.Konferensi ini menjadi kesempatanyang baik dalam menjalin jejaringdi antara pendidikan kejuruanASEAN untuk saling bertukarpikiran mengenai pendidikan vokasi.Memuluskan langkah ASEAN,

    pengembangan pendidikan kejuruanjuga menggaet negara-negara MitraWicara di ASEAN seperti SelandiaBaru dan Australia dengan harapankualitas pendidikan dan SDM ASEANakan semakin baik dan siap memasukikancah pasar bebas ASEAN.

    Pengembangan ASEAN, salahsatunya melalui TVET Trainingand Conferences, diharapkan dapatmengatasi permasalahan tenagakerja berkualitas yang tengahdihadapi Indonesia dan negaraanggota ASEAN lainnya. Dengan

    Komitmen kuat dari pemerintah dandukungan masyarakat luas, makapendidikan kejuruan Indonesia akanlebih maju dan tidak dipandangsebelah mata.Pendidikan kejuruansebaiknya dimanfaatkan seoptimalmungkin dalam mencetak sumberdaya manusia Indonesia yang ungguldan berkualitas serta siap bersaing ditingkat ASEAN dan global. l

    DIT. KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 21

    Salah satu kegiatan belajar di SMK

    SMKN4 MALANG

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    22/56

    Untuk mendukung pem-bentukan MasyarakatASEAN 2015, ASEAN te-ngah berupaya mengem-bangkan berbagai proyek

    konektivitas dalam kerangka Mas-terplan on ASEAN Connectivity

    (MPAC). Tujuannya, untuk mewu-judkan ASEAN yang terintegrasidan terhubung. Namun, salah satutantangan pelaksanaan proyek-proyek konektivitas ini adalah ma-salah pendanaan.

    Guna mengatasi tantangan

    pendanaan yang besar itu, ASEANmengembangkan skema Public-Private Partnership (PPP). PPPadalah bentuk kemitraan antarapemerintah dan swasta dalampembiayaan dan penanganan proyekberinvestasi besar.

    Keseriusan ASEAN dalam hal ituterlihat dengan dilaksanakannyaWorkshop on an ASEAN Public-Private Partnership (PPP)

    Networking Forum: Toward an

    ASEAN di Manila, 16-17 Desember2014. Workshop tersebut bertujuan

    mempertemukan para pemangkukepentingan baik dari kalanganpemerintah maupun swasta untukmembahas tantangan, peluang, danbest practices dalam implementasiagenda PPP.

    Delegasi Indonesia, DR. Ir.Bastary Pandji Indra, MSP, DirekturPPP Bappenas, menyampaikanpaparan mengenai pembangunaninfrastruktur di Indonesia. DR.Bastary juga menyampaikanperkembangan skema PPP diIndonesia meliputi transformasi dan

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201522

    MEMANFAATAN SKEMA ASEAN PPP UNTUK

    PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR

    INDONESIA

    LAPORAN KHUSUS

    Serius mengupayakan kemitraan antara pemerintah dan swasta guna mengembangkan skemapembiayaan proyek berdana besar, ASEAN menggelar Workshop on ASEAN PPP Networking Forum.

    Pembangunan infrastruktur tol Sumatera, salah satu yang menggunakan pembiayaan dengan skema public-private partnership.

    MAXRESDEFAULT

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    23/56

    amandemen sejumlah peraturanserta keterlibatan pihak swastadalam pembangunan infrastrukturdalam negeri.

    Implementasi PPP tersebut bukanlagi hal baru untuk Indonesia.

    Indonesia telah membangun PPPCenter, mengembangkan projectdevelopment fund dengan aksesdukungan advisory pada tingkatdunia, mengadakan programpengembangan diri (capacitybuilding programme), sinkronisasiregulasi antara pemerintah pusatdan daerah serta lintas agensi, danjuga membangun sistem satu jendeladalam hal perizinan dan kepemilikantanah.

    Selama tahun 2005-2014 terdapat13 proyek PPP yang sudah berjalan,10

    proyek dalam tahap pembangunan,1 proyek dalam tahap FinancialClosing, 21 proyek dalam prosestransaksi, dan 26 proyek dalam tahappersiapan, jelas Bastari.

    Dalam implementasinya, sejumlahhambatan dihadapi Indonesia,seperti sulitnya perolehan tanah,kecilnya skala proyek akibatsistem desentralisasi, kurangnyainsentif dan kapasitas agensi-agensikontraktor pemerintah, rumitnyapersyaratan jaminan dari pemerintah

    pusat, kurangnya persiapanmanajemen proyek, kerangkaregulasi dan institusi yang tidakefisien serta kurangnya koordinasiantara institusi terkait.

    Untuk mengatasi sejumlahhambatan itu, pemerintah melakukanrevisi terhadap Regulasi PPP (RevisiKeputusan Presiden No.67/2005)serta ketetapan Regulasi lainnyayaitu UU No.2 Tahun 2012 tentangPerolehan Tanah dan KeppresNomor 39 Tahun 2014 tentang DaftarInvestasi Negatif. Hal itu dilakukan

    untuk mendorong partisipasi pelakuusaha asing dalam pembangunaninfrastruktur di Indonesia.

    Mengenai proyek konektivitasIndonesia, Bank Dunia telahmelakukan identifikasi terhadap 59proyek yang terdiri atas 4 proyekbandara, 18 proyek pelabuhan dankapal feri, 6 proyek kereta api,26 proyek jalan tol, dan 5 proyekenergi. Dari 59 proyek tersebut, 29proyek diidentifikasi dari MPAC, 21

    proyek dari badan-badan sektoralASEAN, dan 11 proyek dari rencananasional Masterplan Percepatan danPerluasan Pembangunan EkonomiIndonesia (MP3EI) dan PPP Book2013. Sesuai dengan konsep porosmaritim Presiden RI Joko Widodo,prioritas sektor di Indonesia dalamkaitan dengan MPAC tersebutadalah pengembangan infrastrukturpelabuhan (tol laut) dan penguatankapasitas Standard OperatingEnvironment (SOE).

    Bank Dunia menilai, terdapat 40

    proyek konektivitas ASEAN yangdiidentifikasi sebagai proyek PPPyang potensial. Dari 40 proyektersebut, 8 proyek merupakan proyekIndonesia yakni, Airport Packagedi Bandara Radin Inten II, BandaraKomodo, Bandara Palu, BandaraMutiara, ASEAN 47 port, PelabuhanBitung, Pelabuhan Palembang,Pelabuhan Makassar, Express railyang menghubungkan BandaraSoekaro-Hatta Airport and Bandara

    Halim Perdana Kusuma, Jalur KeretaApi Sulawesi dari Makassar ke Pare-Pare, Jalur Tol Manado-Bitung, danASEANHighway 25:Jalur Tol Trans-Sumatra yang menghubungkanPalembang-Bandar Lampung.

    Memanfaatkan workshop yangdimaksud, Indonesia juga menerimakunjungan perwakilan dari pihakswasta yaitu Abeinsa BussinessDevelopment, Metrobank, Belarmino

    Accounting Firm, IPE Asia

    Company Limited, Logie Group

    Limited, dan Zimnet Creative Media

    untuk mempromosikan proyek-proyek konektivitas di Indonesia.Pada masa mendatang, pesertaworkshop berkeinginan untuk dapatmenyelenggarakan kegiatan secararutin dengan melibatkan negara-negara mitra wicara Uni Eropauntuk berbagi pengalaman dan bestpracticesdalam implementasi agendaPPP. l

    DIT. MITRA WICARA DAN ANTAR KAWASAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 23

    Pembangunan infrastruktur membutuhkan dana besar, sehingga diperlukan kerjasama pe-

    merintah dan swasta.

    VICEGROUP.AF

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    24/56

    Isu pemuda merupakan salah satu

    prioritas kerjasama dalam pem-bentukan Masyarakat ASEANdi pilar sosial budaya. MandatASEAN mengenai kepemudaan

    terdapat dalam Cetak Biru Masyara-kat Sosial Budaya, di bawah agendapemberdayaan manusia. Yaitu, de-ngan adanya program untuk melan-jutkan program pengembangankepemimpinan pemuda dan programpenghargaan bagi pemuda, mem-bentuk ASEAN Youth Fund, sertamembentuk Forum KewirausahaanPemuda ASEAN.

    Kerja sama ASEAN di bidangkepemudaan sendiri dimulai sejakdiselenggarakannya KonferensiPemuda ASEAN tanggal 15-17 September 1975. Dalamperkembangannya, telah dibentukASEAN Expert Group on Youthdantelah pula disepakati Declarationof Principles to Strenghten ASEAN

    Collaboration on Youth pada tahun1983.ASEAN Expert Group on Youthkemudian berubah nama menjadi

    ASEAN Sub-Committee on Youth

    (ASY). Pada tahun 2001, status ASYditingkatkan menjadiASEAN SeniorOfficials Meeting on Youth (SOMY).

    Kerja sama ASEAN di bidangpemuda dilakukan ditingkatmenteri melalui ASEAN MinisterialMeeting on Youth (AMMY), yangmelakukan pertemuan setiap duatahun. Pelaksanaan dan pelaporanimplementasi program dankegiatan di bidang ini dilaksanakanoleh SOMY. SOMY membawahiCommittee for ASEAN Youth

    Cooperation (CAYC). Dalam rangkameningkatkan partisipasi pemuda,ASEAN telah melaksanakan kegiatanASEAN Youth Forum. Kegiatanitu merupakan inisiatif Indonesiapada masa keketuaan pada tahun2011. Pertemuan para pemimpinASEAN dengan perwakilan pemudauntuk pertama kalinya diadakanpada tanggal 7 Mei 2011 dimanaperwakilan pemuda dapat berdialogdan menyampaikan rekomendasikepada para Pemimpin ASEAN.

    Saat ini peran pemuda dianggap

    semakin penting dan dijadikan isuprioritas dalam setiap keketuaandi ASEAN. Simak saja. Dalamkeketuaan Brunei Darussalam diASEAN pada tahun 2013, Bruneimenyampaikan proposal mengenaipembentukan Youth Volunteerism:ASEAN Youth Volunteer Corps

    (AYVC) yang bertujuan sebagaidasar bagi profesional mudauntuk berkontribusi kepadamasyarakat dengan melakukanpelayanan publik sesuai dengankeahliannya. Pertemuan ASEANYouth Entrepreneurs Seminar and

    Expo:ASEAN Youth Entrepreneur

    Shaping the future of ASEANpada tanggal 22-23 Mei 2013menghasilkan Bandar Seri BegawanDeclaration on Youth Volunteerism

    and Entrepreneurship. Deklarasitersebut, antara lain, menyampaikanbahwa kesukarelaan pemuda danwirausaha sangat penting dalampembangunan Masyarakat ASEAN,pembentukan identitas bersama,

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201524

    PEMUDA IKUT WUJUDKAN MEA

    REPORTASE

    STEI.ITB.AC.ID

    ASEAN-Korea Youth Forum salah satu kegiatan pemuda ASEAN

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    25/56

    serta masyarakat yang peduli danberbagi sesama.

    Sepanjang tahun 2014, terdapatbeberapa pertemuan terkait isupemuda, antara lainASEAN LeadersMeeting with Representatives of

    Civil Society Organization (CSO)yang membahas peran pemudadalam Masyarakat ASEAN 2015,pembentukan ASEAN yangberorientasi kepada masyarakatdan pemuda sebagai pelopor, sertapeningkatan pemenuhan hak pemudaterkait pendidikan yang berkualitas,akses terhadap kesehatan, persamaangender, dan migrasi. Selain itu juga

    telah dilaksanakanASEAN LeadersMeeting with Representatives of

    Youth pada tanggal 11 Mei 2014 diMyanmar.

    Di dalam negeri, peran pemudaIndonesia dalam pembentukanMasyarakat ASEAN juga semakinmeningkat, diantaranya ditandaidengan diresmikannya ASEANYouth Center (AYC) yang pertamadi Indonesia pada tanggal 1 Juni2014 di Desa Panawuan Kabupaten

    Garut Jawa Barat. AYC diharapkandapat menginspirasi pemuda dalam

    berupaya memaksimalkan diriuntuk menyambut diberlakukannyaMasyarakat ASEAN, dengan tetapmelestarikan budaya dan identitaskebangsaan. Selain itu, AYC jugadiharapkan dapat menjadi pusatkajian diskusi dan referensi terkaitkerja sama ASEAN.

    Menyusul keberhasilan pendirianAYC yang pertama, pada tanggal 14Januari 2015 Kementerian Pemudadan Olahraga RI bekerjasama denganIndonesia Student and Youth Forum

    (ISYF) mengadakan peresmian AYC

    di lantai 6 Blok M Plaza, Jakarta,yang dibuka oleh Menteri Pemudadan Olahraga RI.

    Peran AYC dianggap penting gunamempersiapkan generasi muda dandiharapkan dapat menjadi saranayang dapat mendukung pemenuhanruang kreatif terbuka bagi kegiatankepemudaan dalam mengembangkanketerampilan, minat, bakat, danpotensi, serta menjadi saluran bagipemuda dalam meneruskan informasi

    terkait ASEAN.Adanya inisiatif dari Blok M Plaza

    untuk menyediakan ruang bagi AYCsecara gratis menunjukkan adanyakerja sama yang baik dengan pihakswasta untuk turut menyukseskanprogram pemerintah dan mengawalisejarah baru untuk memfasilitasikegiatan kepemudaan. Kerja samaitu dapat menjadi contoh dalammenjalankan Undang-UndangNomor 40 Tahun 2009 tentangKepemudaan, yaitu dalam halpenyediaan sarana dan prasaranakepemudaan.

    Di masa masa depan, Indonesia

    diharapkan akan terus menjalankankepemimpinannya di ASEAN.Untuk itu, pemuda Indonesiadiharapkan akan memegang peranpenting dalam kiprah ASEAN untukmenjadi pemimpin dan pembuatkeputusan di masa depan yangsenantiasa mengusung kepentingannasional Indonesia dalam ASEAN,dan berbagai forum internasionallainnya. l

    DIT KERJA SAMA FUNGSIONAL ASEAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 25

    TODAYNIPPON.COM

    Suasana kegiatan diASEAN-Youth Centerdi Blok M Plaza, Jakarta.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    26/56

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201526

    LAPORAN KHUSUS

    Kawasan Asia Tenggaramerupakan wilayah yang

    rawan bencana alam. Se-but saja beberapa peris-tiwa seperti gempa bumi

    dan tsunami Samudera Hindia tahun2004 yang menerjang sebagian be-sar wilayah yang berbatasan denganSamudera Hindia, dimana Indonesia(Aceh) dan Thailand menjadi wilayahterparah terkena dampak bencana.Lalu, topan Nargis tahun 2008 yangmenghantam Myanmar, topan Bophatahun 2012 dan topan Haiyan tahun2013 yang menerjang Filipina.

    Semuanya merupakan bencanabesar yang menimpa kawasanASEAN dan memakan korban jiwatidak sedikit. Peristiwa gempa bumidan tsunami tahun 2004 misalnya,telah menelan korban jiwa hingga240.000 orang, Lalu, topan Nargistahun 2008 kurang lebih 138.000korban jiwa, dan diperkirakanlebih dari 2 juta orang terkenadampaknya. Sementara, korban jiwapada topan Bopha yang menghantamFilipina tahun 2012 telah melebihi

    angka 1.000 orang. Sedangkan topanHaiyan tahun 2013 menyebabkan

    korban jiwa sebanyak 6.201 orang,dan korban hilang sebanyak 1.785orang.

    Bencana alam jelas merupakansesuatu yang ada di luar kekuasaanmanusia. Tidak ada cara untukmencegahnya, namun yangmungkin dapat dilakukan adalahmengurangi kerusakan yang timbuldari bencana alam. Dan, kesiapandalam menghadapi bencana adalahsatu hal yang bisa membuat sebuahperbedaan utama.

    Bagi ASEAN, penanganan bencanatentu akan jauh lebih efektif apabiladilakukan secara bersama. Gempabumi dan tsunami yang menimpaAceh dan beberapa wilayah pesisirdi kawasan Samudera Hindia padatahun 2004, menyadarkan ASEANbahwa kawasan Asia Tenggaraperlu membangun kerja sama untukmenanggulangi bencana alam. Fokusutamanya adalah, kesiap siagaan danbantuan kemanusiaan.

    Sebelumnya, ASEAN telah

    memiliki suatu mekanismeinstitusional pada tahun 1970an,

    dimana sekelompok ahli bencanaalam dikumpulkan untuk membahashal-hal terkait kebencanaan. Agarlebih konkrit, ASEAN memutuskanuntuk menggagas komitmen regionalpertama untuk tanggap bencanapada tahun 1976, melalui ASEANDeclaration of Mutual Assistance

    on Natural Disasters. Pada tahun2003, status kelompok ahli kemudianditingkatkan menjadi sebuah komitebernama ASEAN Committee onDisaster Mangement (ACDM), yangdikukuhkan melalui keputusanASEAN Standing Committee (ASC).

    Instrumen kunci dalampelaksanaan tugas dan fungsikebencanaan di kawasan ASEANdituangkan ke dalam sebuahkesepakatan yaitu ASEANAgreement on Disaster Management

    and Emergency Response (AADMER)yang disahkan pada tahun 2005.AADMER yang ditandatangani olehpara Menteri Luar Negeri negara-negara anggota ASEAN pada 26 Juli

    INDONESIA, RUJUKAN PENANGGULANGANBENCANA DI ASEANKemampuan dan pengalaman Indonesia dalam menangani bencana alam layak dijadikan rujukan dikawasan ASEAN.

    Penanganan korban bencana, lebih efektif dilakukan bersama oleh negara-negara ASEAN

    ANTARA

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    27/56

    2005 di Viantine, Laos, berfungsisebagai perjanjian yang memayungisegala bentuk kegiatan operasionalkebencanaan secara kolektif. Selainberfungsi sebagai payung hukumuntuk kebencanaan, AADMER jugamengatur jumlah kontribusi negaraanggota ASEAN untuk mekanismekerja kebencanaan. AADMER resmidiratifikasi dan diberlakukan pada

    24 Desember 2009, dan menghasilkanAADMER Work Programme 2010-2015.

    Bukti konkrit atas kerja kerasASEAN adalah pendirianAHA Centre(ASEAN Coordinating Centre for

    Humanitarian Assistance on Disaster

    Management). Pusat Koordinasi iniberdiri pada tanggal 17 November2011 dengan ditandatanganinyaAgreement on the Establishment of

    AHA Centreoleh para Menteri LuarNegeri ASEAN di Bali. AHA Centre

    adalah perwujudan implementasiPasal 20 ayat (1) perjanjian AADMER,dimana para negara anggota ASEANsepakat untuk mendirikan PusatKoordinasi ASEAN untuk BantuanKemanusiaan bagi PenanggulanganBencana.

    Sebagai pusat koordinasi bencanaalam di kawasan ASEAN, AHACentre bertugas untuk memobilisasibantuan dan mengolah informasiterkait kebencanaan, dan yangterpenting adalah AHA Centre

    memberikan informasi deteksidini (early warning) terhadapnegara anggota ASEAN melaluisistem teknologi informasi yangdikembangkan ASEAN bersamanegara Mitra Wicara seperti AmerikaSerikat, Australia, Selandia Baru,dan Jepang. AHA Centre telahmembuktikan kiprahnya sebagaimesin operasional pusat kebencanaan

    ASEAN dengan memberikanrespon cepat dan terkoordinir.Komitmen kuat Indonesia untukserius menangani isu kebencanaanditunjukkan dengan berdirinya PusatKoordinasi AHA Centre di Jakarta.Dukungan Pemerintah Indonesiaterhadap AHA Centre diwujudkandalam bentuk pemberian gedung danfasilitas untuk mendukung kegiatanoperasionalAHA Centre.

    Dalam kerja sama penanggulanganbencana, Indonesia memainkanperan penting. Bagi ASEAN,kemampuan dan pengalamanIndonesia dalam menangani bencanaalam layak dijadikan rujukan dikawasan, terutama saat menanganitsunami Aceh tahun 2004. Saat ini,tugas untuk mengkoordinasikanperencanaan dan pelaksanaankegiatan penanggulangan bencanasecara terpadu di Indonesiadipegang oleh Badan NasionalPenanggulangan Bencana Nasional(BNPB), yang dibentuk berdasarkan

    Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun2008. Untuk tugas penanggulanganbencana di daerah, baik di provinsimaupun kabupaten/kota dilakukanoleh Badan Penanggulangan BencanaDaerah (BPBD) yang ditetapkan

    dengan Peraturan Daerah, danpembentukannya dilaksanakanmelalui koordinasi dengan BNPB.

    Namun, peran BNPB bukan hanyamenangani bencana alam di dalamnegeri, melainkan juga terlibat aktifdalam memberikan bantuan terhadapnegara-negara yang terkena bencana.Misalnya, kepada Filipina saatterjadi Topan Haiyan tahun 2013.BNPB memberikan bantuan berupakebutuhan logistik dan personel keFilipina. Sebelumnya, BNPB jugatelah memberikan bantuan sebanyaktiga kali ke Filipina, yakni untukkorban banjir dan longsor padaOktober 2011, korban Topan Washipada Desember 2011, dan korbanTopan Bopha tahun 2013.

    Mewujudkan Masyarakat ASEAN2015, peran Indonesia di dalamASEAN akan semakin signifikan.Indonesia pada tahun 2014 telahberhasil melakukan terobosanbaru dalam pengembangan kerjasama penanggulangan bencana,dengan menyelenggarakan Latihan

    Gabungan Penanganan BencanaMentawai Megathrust Disaster

    Relief Exercisedi Padang. Latihangabungan ini melibatkan partisipasisipil dan militer. Kegiatan initerbukti mampu menarik minattidak hanya negara anggota ASEAN,namun beberapa negara besar yangtergabung dalam negara anggotaEast Asia Summit (EAS) sepertiAmerika Serikat, Australia, SelandiaBaru, dan Rusia.

    Melihat jauh kedepan bahwaASEAN 2015 adalah kita,Indonesia, maka, Indonesia harusterus tampil dengan gagasan danprakarsa yang mendobrak danmenarik perhatian dunia di bidangpenanggulangan bencana. Banggaakan kemampuan Indonesia di bidangyang cukup langka di ASEAN danbahkan di tingkat global haruslahdiamini oleh seluruh MasyarakatIndonesia. l

    DIT. KERJASAMA FUNGSIONAL ASEAN

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 27

    Korban bencana alam, sangat membutuhkan penanganan dan bantuan secara cepat.

    ANTARA

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    28/56

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201528

    LAPORAN KHUSUS

    Menteri Luar Negeri RI, Retno LP. Marsudi (kedua dari kanan) bersama para Menlu ASEAN di Kinabalu Malaysia.

    ASEAN perlu mempersem-pit kesenjangan antara ke-sepakatan dengan pelak-sanaan serta hasil nyatayang dapat dirasakan se-

    cara langsung oleh rakyat. Untuk itu,dengan melihat pengalaman dalamimplementasi Cetak Biru KomunitasASEAN, penyusunan Visi Masyara-kat ASEAN Paska-2015 perlu me-mastikan bahwa rakyat merasakandampak langsung dari pembentukanMasyarakat ASEAN.

    Hal itu disampaikan Menlu RIRetno Marsudi dalam PertemuanTingkat menteri ASEAN (ASEANForeign Ministers Meeting/AMM)

    di Kota Kinabalu, Malaysia, tanggal27 sampai 28 Januari 2015. Dalam

    debut pertamanya pada pertemuantingkat menteri ASEAN ini, MenluRl membawa dinamika baru denganpesan-pesan bagi ASEAN yang pro-rakyat.

    Menlu RI lebih lanjut memberikanpenekanan dalam isu perlindunganburuh migran di luar negeri, denganmenegaskan kembali pentingnyaASEAN untuk memiliki suatuinstrumen hukum yang mengikat.Ini adalah tindak lanjut dariASEANDeclaration on the Protection and

    the Promotion of the Rights of

    Migrant Workers guna melindungidan menjamin terpenuhinya hak-hak buruh migran dan keluarganyasemasa bekerja di luar negeri, kataMenlu Retno.

    Selain itu, kerja sama maritimdi ASEAN juga menjadi hal yangditekankan Menlu RI. Hal itu sejalandengan amanat yang disampaikanoleh Presiden Rl pada KTT ke-25ASEAN di Nay Pyi Taw Myanmar,bulan November 2015.

    Dalam kerja sama maritim, MenluRI mengharapkan dukungan ASEANatas usulan Indonesia mengenalkerja maritim dalam kerangka EastAsia Summit (EAS). Isu utamayang digarisbawahi oleh MenluRI adalah terkait pemberantasanIllegal, Unreported, Unregulated(IUU) Fishing, yang telah lamamenjadi bagian dari Cetak BiruKomunitas Politik dan KeamananASEAN. Kerja sama ASEAN dalam

    PERTEMUAN MENLU ASEAN DI KINABALU

    MENLU RI: ASEAN HARUS DIRASAKANLANGSUNG OLEH RAKYAT

    STRAITSTIMES.COM

    Menlu RI membawa dinamika baru dengan pesan-pesan bagi ASEAN yang pro-rakyat.

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    29/56

    MASYARAKAT ASEANEDISI 7 / MARET 2015 29

    bidang ini dapat dilakukan melaluimekanisrne ASEAN danASEAN-Iedmechanism lainnya seperti ASEANMaritime Forum, ASEAN Regional

    Forum, dan East Asia Summit,

    demikian disampaikan Menlu RI.

    Pertemuan tingkat menteri ASEANini merupakan yang pertama kalinyadilakukan di bawah keketuaanMalaysia untuk tahun 2015.Pertemuan ini dihadiri oleh seluruhMenteri Luar Negeri ASEAN,kecuali Menlu Brunei Darussalamyang diwakili oleh HRH. PrincessHajah Masna dan Menteri LuarNegeri Kamboja yang diwakili olehH.E. Seoung Rathchavy, Secretary ofState/Ketua SOM ASEAN-Kamboja.Pertemuan juga dihadiri olehSekretaris Jenderal (Sekjen) ASEAN.

    Berbagai agenda penting yangdibahas dalam pertemuan tingkatMenteri ASEAN ini antara laintindak lanjut KTT ASEAN ke-25 yangdilaksanakan di Nay Pyi Taw padabulan November 2015, pembahasanVisi Masyarakat ASEAN paska 2015,prioritas Malaysia sebagai KetuaASEAN untuk tahun 2015, hubunganeksternal ASEAN serta isu-isuregional dan internasional terkini.

    Secara khusus, dalam pertemuanini para Menlu ASEAN membahas

    rekomendasi High Level TaskForce on Stengthening the ASEAN

    Secretariat and Coordination of

    ASEAN Organs. Khususnya, dalamaspek perampingan pertemuanASEAN. Pada kesempatan itu, MenluRl menyampaikan usulan-usulanuntuk merampingkan pertemuandi ASEAN seperti kemungkinanpenyelenggaraan KTT ASEANmenjadi satu kali dalam satu tahundan pengaturan penyelenggaraanKTT ASEAN+1 dan Post MinisterialConference(PMC)+1.

    Dalam upaya perampinganitu, KTT ASEAN Plus Three(APT) dan KTT Asia Timur tetapdiselenggarakan tiap tahun. Untukmenghindari adanya pengulanganisu para Pemimpin ASEAN,dapat memanfaatkan mekanismeASEAN Troika sebagai formatpenyelenggaraan KTT ASEAN+1.

    Sementara untuk memperkuat danmeningkatkan kapasitas SekretariatASEAN (ASEC), diusulkan untuk

    menambah kontribusi tahunan darinegara-negara ASEAN.

    Melihat tumpang tindih dantugas-tugas SOM dan KomitePerutusan Tetap ASEAN (CPR), paraMenlu menilai perlunya dilakukan

    pembagian yang jelas (delineation)tugas dan fungsi SOM dan CPR.Intinya, para Menlu memintaSekretariat ASEAN untuk terusmemonitor implementasi seluruhrekomendasi HLTF di badan-badanASEAN.

    ASEAN Communitys Post-2015

    Dengan terbentuknya MasyarakatASEAN pada akhir tahun 2015,negara-negara ASEAN mulaimembahas visi masyarakat ASEAN

    paska 2015. Hal itu ditandai dengandisahkannya Kerangka Acuan(Terms of Reference) dari High LevelTask Force (HLTF) on the ASEAN

    Community Post-2015 Vision olehASEAN Coordinating Council

    Working Group (ACC WG). ParaMenlu ASEAN pada pertemuanitu umumnya mengharapkan agarHLTF dapat segera melaksanakanmandatnya dan menghasilkan VisiMasyarakat ASEAN paska 2015untuk dilaporkan KTT ASEAN ke-27

    mendatang.Menlu RI sendiri pada kesempatan

    itu menekankan bahwa MasyarakatASEAN paska 2015 perlumengandung beberapa komponenpenting. Yaitu, persatuan dankesatuan ASEAN, sedikitnyakesenjangan antara capaian CetakBiru dengan kondisi sesungguhnyapada masyarakat ASEAN, perlunyamasyarakat ASEAN dapatmerasakan manfaat langsung dariVisi Komunitas ASEAN Paska-2015,dan mempersempit kesenjangan

    pembangunan (NarrowingDevelopment Gap) antar negaraanggota ASEAN.

    Pada kesempatan itu, Menlu Rljuga mendorong upaya penyelarasanproposal-proposal terkait arsitekturkeamanan regional yang telahdisampaikan oleh negara-negaraASEAN dalam kerangka East AsiaSummit. Sebagaimana diketahui,berbagai negara seperti Indonesia,Rusia, Indonesia dan RRT telah

    menyampaikan proposal arsitekturregional yang bertujuan untukmenjaga stabilitas dan keamanan dikawasan.

    Satu hal yang menarik adalahadanya usulan untuk diterapkannya

    ASEAN Common TimeZone (waktu bersama ASEAN).

    Tujuan dari usulan ini adalahuntuk menyiapkan pasar modal danmemudahkan perdagangan dalammenyambut Masyarakat EkonomiASEAN tahun 2015. Para menlusepakat untuk membahas lebih lanjutusulan tersebut.

    Isu Laut Tiongkok Selatan (LTS)juga menjadi bahasan yang menjadiperhatian para Menlu ASEAN.Mereka sepakat untuk melakukanimplementasi secara penuh dan

    efektif Declaration on the Conductof Parties in the South China Sea

    (DOC) serta segera diselesaikannyakonsultasi Code of Conduct (COC)di Laut Tiongkok Selatan. Selainitu, beberapa negara ASEANmenyampaikan keprihatinan atasreklamasi yang dilakukan olehRRT dan menyerukan agar semuapihak dapat menahan diri untuktidak melakukan kegiatan yangmenimbulkan ketegangan.

    Menyikapi kebrutalan para

    anggota kelompok radikal diIrak dan Suriah, para Menlumengeluarkan pernyataan bersamayang menegaskan komitmen negaraanggota ASEAN untuk memerangiaksi kekerasan yang dilakukanoleh kelompok radikal di lrak danSuriah yang mengancam negara-negara lainnya. Pernyataan itujuga dikaitkan dengan perlunyaimplementasi secara menyeluruhKonvensi ASEAN tentang Konter-Terorisme serta Rencana AksiKomprehensif pemberantasan

    terorisme di ASEAN sesuai denganPiagam PBB dan prinsip-prinsiphukum internasional.

    Kesempatan pertemuan MenluASEAN juga dimanfaatkan MenluRI untuk menyampaikan rencanaIndonesia menjadi tuan rumahKonferensi Asia Afrika (KAA) danPeringatan 60 Tahun KAA diJakarta dan Bandung pada tanggal22-24 April 2015.l

    DIT. POLI TIK KEAMANAN ASEAN

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    30/56

    Masyarakat EkonomiASEAN (MEA) adalahrealita yang mau tidakmau akan menjadi ke-nyataan. Pemerintah

    dan masyarakat di seluruh negaraanggota ASEAN sibuk mempersiap-kan diri dalam menghadapi MEA. DiThailand misalnya, MEA telah masukmenjadi mata pelajaran wajib sejakdi bangku sekolah dasar dan diber-lakukan secara nasional. Belakanganini, Bahasa Indonesia telah menjadi

    mata pelajaran wajib dan masuk da-lam kurikulum sekolah di Thailand.Itulah salah satu strategi Thailandyang menilai betapa pentingnyaMEA bagi Thailand dan melihat In-donesia sebagai pasar atau potensiMEA terbesar di ASEAN. Mayoritasmasyarakat di berbagai pelosok dae-rah di Thailand secara umum sadardan menilai penting MEA yang akanhadir di penghujung 2015. Oleh ka-rena itu, mereka sibuk mempersiap-kan diri menyambut MEA. Lantas

    bagaimana dengan kesiapan daerah-daerah di Indonesia dalam mengha-dapi MEA?

    Untuk melihat langsung kesiapandaerah menghadapi MEA 2015, TimMajalah Masyarakat ASEAN telahmengadakan peliputan lapangan keSurabaya dan Banyuwangi, JawaTimur (Jatim). Dipilihnya Jatim se-bagai lokus liputan lapangan, karenakami menilai bahwa Jawa Timur se-perti pernyataan Gubernur Jatim,Dr. H. Soekarwo, SH, M.Hum men-

    ergaskan Jawa Timur siap mengha-dapi MEA 2015.

    Jatim Menghadapi Pasar ASEAN

    Menurut data Share of GDP inASEAN economy, WDI 20011) yangdikeluarkan Pemprov Jatim, pereko-nomian Jatim hampir setara dengandua pertiga perekonomian Vietnamatau hampir 2,5 kali lebih besar di-banding gabungan Laos, Kamboja,Timor Leste dan Papua Nugini (Sum-ber : Pemprov Jatim/ Demikian juga

    di sektor angkatan kerja, pendudukJatim yang lebih besar dari Malay-sia dan angkatan kerjanya yang lebihbesar dari gabungan angkatan kerjaBrunei Darussalam, Timor Leste,Singapura dan Laos, merupakan po-tensi sumber daya manusia yang sa-ngat kuat menghadapi pangsa pasardi MEA. Pemetaan daya saing tenagakerja Jatim terhadap pasar ASEANdari sisi upah buruh masih palingmurah kecuali dibanding Vietnam.

    Daya saing Jatim di pasar ASE-

    AN untuk level industri dan komo-ditas sangat bagus. Jatim memilikikeunggulan secara komperatif danmemiliki spesialisasi ekspor industrisecara spesialisasi pada 349 komodi-tas dimana yang terbanyak pada ko-moditas manufactures goods. Trendekspor Jatim ke pasar ASEAN meng-alami kenaikan sampai 50%, namunbelum diimbangi dengan kenaikanpangsa di pasar ASEAN. Saat iniyang menjadi negara tujuan eksporJatim adalah Malaysia, Singapura,

    MASYARAKAT ASEAN EDISI 7 / MARET 201530

    JAWA TIMURSIAP MENYONGSONG MEA

    REPORTASE

    KUSWANTO A

    Jembatan Suramadu, icon pembangunan Jawa Timur

  • 7/24/2019 ASEAN-7-2015

    31/56

    Thailand dan Vietnam. Sementarapenetrasi ekspor ASEAN ke Jatimdi hampir seluruh kelompok komo-ditas dan produk meningkat 58%,dimana penetrasi terbesar dilakukanVietnam (113%), Singapura (100%)

    dan Malaysia (12%). Peluang pasarkomoditas ekspor Jatim di kawasanASEAN unggul pada 19 komodi-tas dari 349, yaitu refined palm oil.Paper nes 40-150g, vehicle ignition

    wir, footwear nes leather sole, coffee

    not roasted/decaf, lysene/ glutamic

    acid, tech spect natural rubber, wood

    furniture nes, octanols, misc edible

    prods nes, copper refined, hardwood

    shaved/grooved, kaolin coated paper,

    polywood-hardwood faced, tobacco,

    frozen shrimps/prawns, crustaceans,

    tuna danaluminium plate.

    Tantangan Jawa Timur di Kancah MEA

    Dampak krisis global tahun 2009masih terasa khususnya terkait de-ngan proses pemulihan ekonomi du-nia yang berlangsung lambat. Per-tumbuhan ekonomi Jatim di tahun2014 juga tercatat lambat (6,06%berdasarkan TD 2000 atau 5,86 %berdasarkan TD 2010), namun demi-kian pencapaian tersebut masih lebihtinggi dari nasional. IntertemporalanalysisJatim di ranah ASEAN dapat

    dicatat bahwa tahun 2007-2013, Ja-tim overall terjadi kehilangan 122komoditas unggulan, hal ini menye-babkan turunnya ekspor Jatim dariUSD 835 juta menjadi USD 73 juta.Akan tetapi, pada saat yang sama Ja-tim gaining dengan munculnya lebihdari 200 komoditas baru yang ber-daya saing, sehingga meningkatkanekspor komoditas tersebut dari USD73 juta menjadi USD 3,5 milyar.

    Strategi Jawa Timur Menghadapi MEA

    Jatim menilai bahwa MEA bukan-

    lah produk yang ujuk-ujuk (pro-duk yang rampung dalam semalam),namun sebuah program yang diran-cang jauh sebelum tahun 2015 dariprakarsa negara-negara anggotaASEAN. Sebuah program yang di-rancang dengan memperhatikan ke-bijakan dan aturan dalam negeri ma-sing-masing negara anggota ASEAN,roadmap-nya, dan kepentingan-ke-pentingan lain yang sangat kompleks.Beberapa negara anggota ASEAN se-

    perti Singapura, Malaysia, Thailandtelah menyusun dan mempersiapkandiri sejak awal secara bertahap dansistematis dalam menghadapi MEA.Sementara Indonesia, baru injurytime melalui Keppres 37/2014 dan

    Inpres 6/2014 (1 September 2014).Oleh karena itu, Jatim dalam men-coba meng