asap rokok dapat mengganggu kesehatan manusia
TRANSCRIPT
Asap Rokok Dapat Mengganggu Kesehatan
Manusia
Nama : Liani GintingYakhdi Perari PinemRiri AstikaFeliks SipahutarAndre Sebastiano GintingMuhammad Iqbal
Kelas : XI I A 1
B A B I
P E N D A H U L U A N
1.1. Latar Belakang Masalah
Merokok merupakan salah suatu aktivitas yang sudah mendunia. Pria,
wanita, tua, muda sudah banyak yang mencoba benda yang di sebut rokok ini.
Bahkan banyak di sekeliling kita merupakan pecandu rokok berat. Tapi
tahukah kita, Apa yang di maksud rokok itu??
Menurut Situs Wikipedia Indonesia, Rokok adalah silinder dari kertas
berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara)
dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Selain tembakau, rokok juga mengandung zat – zat berbahaya seperti
tar, nikotin,dan zat yang bersifat karsinogen.
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas
dan partikel. Partikel yang di bebaskan selama merokok sbanyak 5 X 109 ppm.
Komponen gas terdiri karbonmonoksida (CO), karbondioksida (CO2) ,
hidrogen sianida, amonia, oksida dari nitrogen, dan senyawa hidro karbon.
Komponen partikel terdiri dari: tar, nikotin, benzofiren, fenol , dan kadnium.
Asap yg ditimbulkan para perokok terbagi 2 yaitu: asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side stream smoke).asap utama merupakan
asap tembakau yg dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping
adalah asap yang ditimbulkan oleh tembakau dan disebar ke udara bebas yang
akan dihirup orang lain atau disebut perokok pasif.
Adapun dampak yang di timbulkan oleh rokok akan di jelaskan pada bab
selanjutnya.
1.2. Rumusan Masalah
1
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada kertas karya ini adalah
sebagai berikut :
Apakah yang di maksud rokok?
Apa saja kandungan yang terdapat pada rokok?
Apakah dampak negatif rokok terhadap kesehatan manusia?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak
negatif dari rokok terhadap kesehatan manusia.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberi gambaran kepada para
perokok tentang bahaya dari rokok.
2
B A B II
L A N D A S A N T E O R I
1.1 Pengertian RokokMenurut situs wikipedia Indonesia, Rokok adalah silinder dari
kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120 mm (bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-
daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat
mulut pada ujung lain.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), rokok
adalah racun yang dapat menyebabkan gejala yang sangat fatal bila
tidak dihentikan.
1.2 Komposisi Rokok
Rokok mengandung lebih dari 4000 bahan kimia
berbahaya.Sekitar 60 diantaranya dikenal bersifat karsinogenik
(penyebab terjadinya kanker), bahan kimia yang berbahaya dalam
rokok diantaranya adalah:
1. ASETON : Penghapus cat kuku
2. AMONIAK : bahan pembersih lantai
3. ARSENIK : Racun Tikus
4. BUTAN : bahan bakar korek api
5. KADMIUM : dipakai pada baterai mobil
6. CO : Gas beracun yang keluar dari knalpot
7. DDT : obat pembasmi serangga
8. HCN : Gas racun untuk hukuman mati
9. METANOL : Bahan bakar roket
3
10. NAPTHALENE : Kapur Barus
11. TOLUENE : bahan pelarut industri
12. VINIKLORIDA : Bahan baku plastik PCV
13. TEMBAKAU : obat untuk membersihkan nanah
14. TAR : Perusak sel-sel tubuh
15. NIKOTIN : Perangsang adrenalin
4
1.3 Subjek Perokok
Berikut ini adalah subjek-subjek yang biasanya menggunakan
rokok yaitu :
Anak-anak
Anak-anak biasanya merokok disebabkan pengaruh lingkungan
( teman sebaya ). Mungkin saja disebabkan karena kurang ketatnya
pengawasan orang tua ataupun karena orang tuanya memiliki
kesibukan yang padat sehingga melantarkan anaknya.
Remaja
Remaja adalah masa dimana terjadinya kelabilan jiwa karena
mengalami pergantian fase dari fase anak-anak menuju dewasa.
Dewasa
Pada masa dewasa alasan merokok biasanya karena kebutuhan untuk
menenangkan pikiran. Itu disebabkan banyaknya opini masyarakat
yang apabila merokok dapat mengurangi beban pikiran.
1.4 Jenis-jenis rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini
didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok,
proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasarkan bahan pembungkus terbagi menjadi :
Klobot : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
jagung.
Kawung : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
aren.
Sigaret : rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
Cerutu : rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun
tembakau.
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi terbagi atas :
Rokok Putih : rokok yang bahan baku atau isinya hanya
5
daun tembakau yang diberi saus untuk
mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu.
Rokok Kretek : rokok yang bahan baku atau isinya berupa
daun tembakau dan cengkeh yang diberi saus
untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.
Rokok Klembak : rokok yang bahan baku atau isinya berupa
daun tembakau, cengkeh, dan kemenyan yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
aroma tertentu.
Rokok berdasarkan proses pembuatannya, terdiri atas :
Sigaret Kretek Tangan : rokok yang proses pembuatannya
dengan cara digiling atau dilinting
dengan menggunakan tangan dan atau
alat bantu sederhana.
Sigaret Kretek Mesin : rokok yang proses pembuatannya
menggunakan mesin. Sederhananya,
material rokok dimasukkan ke dalam
mesin pembuat rokok
Keluaran yang dihasilkan mesin pembuat rokok berupa rokok
batangan. Saat ini mesin pembuat rokok telah mampu menghasilkan
keluaran sekitar enam ribu sampai delapan ribu batang rokok per
menit. Mesin pembuat rokok, biasanya, dihubungkan dengan mesin
pembungkus rokok sehingga keluaran yang dihasilkan bukan lagi
berupa rokok batangan namun telah dalam bentuk pak. Ada pula mesin
pembungkus rokok yang mampu menghasilkan keluaran berupa rokok
dalam pres, satu pres berisi 10 pak. Sayangnya, belum ditemukan
mesin yang mampu menghasilkan SKT karena terdapat perbedaan
diameter pangkal dengan diameter ujung SKT. Pada SKM, lingkar
pangkal rokok dan lingkar ujung rokok sama besar.
6
Rokok berdasarkan penggunaan filter.
Rokok Filter (RF) : rokok yang pada bagian pangkalnya
terdapat gabus.
Rokok Non Filter (RNF) : rokok yang pada bagian pangkalnya
tidak terdapat gabus.
2.5. Asap Rokok
Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang
200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan
kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar,
nikotin, karbon monoksida, dsb.
Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung tiga kali lipat
bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung bahan
pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin
tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang
dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya
daripada polusi di jalanan raya yang macet.
2.6. Perokok aktif dan perokok pasif
Seorang perokok aktif membunuh 200 ribu orang perokok pasif
dalam satu tahun. Sungguh angka fantastik yang sangat mengerikan.
Tapi inilah kesimpulan yang dikeluarkan Organisasi Kesehatan
Nasional dalam memperingati Hari Tanpa Rokok, tanggal 31 Mei 2007
ini.
Laporan WHO tahun ini menjelaskan bagaimana fokus
penelitian adalah dampak membahayakan asap rokok yang dihisap
oleh orang yang tidak merokok dalam ruangan tertutup. Laporan ini
diiringi juga dengan angka dan lokasi, beserta berbagai informasi yang
membantah klaim penolakan para perokok bila mereka dianggap
mengganggu hak hidup orang lain. Juga dengan menjelaskan
bagaimana kondisi perokok di berbagai negara berbeda serta
penjelasan ancaman kesehatan yang parah bagi perokok pasif di tempat
tertutup.
7
Perokok pasif adalah orang-orang yang tidak merokok, namun
menjadi korban perokok karena turut mengisap asap sampingan (di
samping asap utama yang dihembuskan balik oleh perokok). Perokok
pasif memiliki resiko yang cukup tinggi atas kanker paru-paru dan
jantung koroner, serta gangguan pernafasan. Bagi anak-anak di bawah
umur, terdapat resiko kematian mendadak akibat terpapar asap rokok.
Setidaknya tercatat 4000 kematian perokok pasif per tahun di
US, WHO menghimbau agar dikeluarkan undang undang larangan
merokok di tempat tertutup dan di tempat umum. Lokasi tertutup dan
tempat umum diharapkan 100% bersih sama sekali dari asap rokok.
Larangan seperti ini, juga dianjurkan agar disertai dengan tahap
penyadaran masyarakat khusus agar para perokok pasif mengerti
bagaimana dampak kesehatan yang bakal mereka terima akibat berada
di satu ruangan dengan perokok aktif. Terlebih bila perokok itu adalah
penghuni rumah sendiri.
Di antara kenyataan menyedihkan yang disodorkan laporan
tersebut adalah, separuh anak-anak duia, atau sekitar 700 juta anak
mengalami gangguan kesehatan lantaran menjadi perokok pasif.
Kebanyakan, penderitaan mereka disebabkan dari dalam rumah mereka
sendiri karena jelas yang paling bertanggung jawab dan paling dekat
dengan mereka adalah orang tua mereka sendiri di dalam rumah.
Derita anak-anak dan para perokok pasif adalah karena mereka
menghisap 4000 bahan kimiawi yang ada dalam asap rokok. Di
antaranya adalah 50 materi kimiawi yang sudah terkenal bisa
menyebabkan kanker (sering di sebut karsinogen). Ditambah lagi, asap
rokok yang dihisap perokok pasif bisa menyebabkan penjakit paru-
paru, jantung dan sejumlah penyakit pernafasan dan bahkan bisa
menyebabkan kematian.
2.7. Bahaya Merokok
Merokok dapat membahayakan kesehatan tubuh. Diantaranya
dapat mengakibatkan penyakit :
Kanker Paru
8
Kanker paru merupakan kanker penyebab kematian tertinggi.Hampir
90 % pengidap kanker paru tidak bisa diselamatkan karena jika sudah
akut,dengan mudah kanker akan menyebar ke jaringan tubuh
sekelilingnya seperti hati,tulang belakang, dan otak melalui pembuluh
darah.Penyebab utama kanker paru adalah asap rokok.Zat-zat
radioaktif juga bisa menyebabkan kanker,namun jumlah kasusnya
relatif sedikit.
Kematian umumnya bukan terjadi akibat kesulitan bernapas karena
membesarnya kanker,tetapi posisi paru-paru dalam sistem peredaran
darah yang membuat kanker mudah menyebar ke seluruh
tubuh.Penyebaran metastase (kanker) ke arah otak dan bagian kritis
lainnya menjadi penyebab kematian.90 % penderita meninggal dalam
3 tahun setelah diagnosis.
Gejala Kanker Paru – Paru adalah :
Batuk terus menerus atau batuk kronis Napas pendek-pendek Sakit
pada dada Bronkitis Rasa lelah Berat badan turun Suara serak Sulit
menelan makanan atau cairan
Ada 4000 bahan kimia di dalam asap rokok.Diantaranya yang memicu
kanker adalah : Benzo pyrenes,vinyl chloride,nitroso-nor-nicotine.
Ancaman Utama Rokok adalah :
Otak : stroke,perubahan kimia otak
Mulut dan tenggorokan : kanker bibir,mulut,tenggorokan,dan
laring
Jantung : melemahkan arteri,meningkatkan risiko serangan
jantung
Dada : kanker esofagus
Paru-paru : kanker,empisema,asma,penyakit paru obstruktif kronis
Hati : kanker
Perut : tukak lambung,kanker lambung,pankreas dan usus
besar,pelebaran pembuluh nadi perut
Ginjal dan kandung kemih : kanker
9
Reproduksi pria : kerusakan sperma,impoten
Reproduksi perempuan : kanker leher rahim,mandul
Kaki : gangren akibat penggumpalan darah.
IMPOTENSI
Dalam propaganda anti rokok, memang telah dicantumkan
bahwa selain mengakibatkan berbagai gangguan kesehatan, rokok juga
menyebabkan impotensi. Percayakah Anda atau ini hanya sekedar
omong kosong untuk menakut-nakuti belaka? Ternyata tidak. Kini
impotensi sudah menjadi alasan kuat untuk berhenti merokok.
Ini berdasarkan sebuah studi yang dilakukan oleh Centers for
Disease Control di Atlanta, dengan melibatkan 60 orang pria.
Ditemukan bahwa pria perokok lebih besar resikonya 27 kali lipat
untuk menderita impotensi dibandingkan mereka yang tidak merokok.
Bahkan mantan perokok pun tetap lebih besar resikonya untuk
mengalami disfungsi ereksi.
Dr. John Spangler dari Wake Forest University berkata, "Ini
akan merupakan ‘senjata’ bagi dokter atau petugas kesehatan saat
menghadapi pria perokok, apalagi dengan tekanan darah tinggi, untuk
mengingatkan bahwa mereka berada dalam masalah yang lebih besar."
Tambahnya lagi, hal ini akan menarik perhatian besar para lelaki,
mengingat bagi mereka masalah seksual adalah sesuatu yang penting.
Merokok dan juga tekanan darah tinggi selama ini memang
diketahui sebagai faktor risiko terjadinya gangguan ereksi, atau disebut
impotensi. Terlebih lagi, merokok juga menambah besar kemungkinan
hipertensi, dan ini menjadi lingkaran yang semakin buruk.
Bagaimana dengan Viagra? Apakah obat ini bisa mengatasi
impotensi secara tuntas? Menurut Dr. Spangler, hal ini harus
dipikirkan ulang, karena studi yang dilakukannnya juga menunjukkan
bahwa berhenti merokok akan jauh lebih baik untuk disarankan
dibanding langsung menulis resep Viagra. Berhenti merokok, akan
berpengaruh baik bagi kesehatan seksual , dan juga kesehatan tubuh
secara umum.
10
Antibodi Menurun
Rongga mulut sangat mudah terpapar efek yang merugikan
akibat merokok. Tejadinya perubahan dalam rongga mulut sangat
masuk diakal karena mulut merupakan awal terjadinya penyerapan zat-
zat hasil pembakaran rokok. Temperatur rokok pada bibir adalah 30
derajat C, sedangkan ujung rokok yang terbakar bersuhu 900 derajat C.
Asap panas yang berhembus terus menerus ke dalam rongga
mulut merupakan rangsangan panas yang menyebabkan perubahan
aliran darah dan mengurangi pengeluaran ludan. Akibatnya rongga
mulut menjadi kering dan lebih an-aerob (suasana bebas zar asam)
sehingga memberikan lingkungan yang sesuai untuk tumbuhnya
bakteri an-aerob dalam plak. Dengan sendirinya perokok berisiko lebih
besar terinfeksi bakteri penyebab penyakit jaringan pendukung gigi
dibandingkan mereka yang perokok.
Pengaruh asap rokok secara langsung adalah iritasi terhadap
gusi dan secara tidak langsung melalui produk-produk rokok seperti
nikotin yang sudah masuk melalui aliran darah dan ludah, jaringan
pendukung gigi yang sehat seperti gusi, selaput gigi, semen gigi dan
tulang tempat tertanamnya gigi menjadi rusak karena terganggunya
fungsi normal mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi dan dapat
merangsang tubuh untuk menghancurkan jaringan sehat di sekitarnya.
Pada perokok terdapat penurunan zat kekebalan tubuh
(antibodi) yang terdapat di dalam ludah yang berguna untuk
menetralisir bakteri dalam rongga mulut dan terjadi gangguan fungsi
sel-sel pertahanan tubuh. Sel pertahanan tubuh tidak dapat mendekati
dan memakan bakteri-bakteri penyerang tubuh sehinggal sel
pertahanan tubuh tidak peka lagi terhadap perubahan di sekitarnya juga
terhadap infeksi.
Gusi seorang perokok juga cenderung mengalami penebalan
lapisan tanduk. Daerah yang mengalami penebalan ini terlihat lebih
kasar dibandingkan jaringan di sekitarnya dan berkurang
kekenyalannya. Penyempitan pembuluh darah yang disebabkan nikotin
mengakibatkan berkurangnya aliran darah di gusi sehingga
meningkatkan kecenderungan timbulnya penyakit gusi.
11
Tar dalam asap rokok juga memperbesar peluang terjadinya
radang gusi, yaitu penyakit gusi yang paling sering tejadi yang
disebabkan oleh plak bakteri dan faktor lain yang dapat menyebabkan
bertumpuknya plak di sekitar gusi. Tar dapat diendapkan pada
permukaan gigi dan akar gigi sehingga permukaan ini menjadi kasar
dan mempermudah perlekatan plak. Dari beberapa penelitian yang
telah dilakukan plak dan karang gigi lebih banyak terbentuk pada
rongga mulut perokok dibandingkan bukan perokok. Penyakit jaringan
pendukung gigi yang parah, kerusakan tulang penyokong gigi dan
tanggalnya gigi lebih banyak terjadi pada perokok daripada bukan
perkok. Pada perawatan penyakit jaringan pendukung gigi pasien
perokok memerlukan perawatan yang lebih luas dan lebih lanjut.
Padahal pada pasien bukan perokok dan pada keadaan yang sama
cukup hanya dilakukan perawatan standar seperti pembersihan plak
dan karang gigi.
Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga
lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap
setiap hari berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok
dan status merokok itu sendiri, apakah masih merokok hingga sekarang
atau sudah berhenti.
Nikotin berperan dalam memulai terjadinya penyakit jaringan
pendukung gigi karena nikotin dapat diserap oleh jaringan lunak
rongga mulut termasuk gusi melalui aliran darah dan perlekatan gusi
pada permukaan gigi dan akar. Nikotin dapat ditemukan pada
permukaan akar gigi dan hasil metabolitnya yakni kontinin dapat
ditemukan pada cairan gusi. Perlekatan jaringan ikat dan serat-serat
kolagen terhambat, sehingga proses penyembuhan dan regenerasi
jaringan setelah perawatan terganggu.
ANGINA
Nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah pada jantung.
ASMA
Mengalami kesulitan bernafas.
12
ALERGI
Iritasi akibat asap rokok.
Gejala-gejala gangguan kesehatan akibat alergi adalah :
iritasi mata, sakit kepala, pusing, sakit tenggorokan, batuk dan sesak
nafas.Wanita hamil yang merokok atau menjadi perokok pasif,
meyalurkan zat-zat beracun dari asap rokok kepada janin yang
dikandungnya melalui peredaran darah. Nikotin rokok menyebabkan
denyut jantung janin bertambah cepat, karbon monoksida
menyebabkan berkurangya oksigen yang diterima janin. Anak-anak
yang orangtuanya merokok menghadapi kemungkinan lebih besar
untuk menderita sakit dada, infeksi telinga, hidung dan tenggorokan.
Dan mereka punya kemungkinan dua kali lipat untuk dirawat di rumah
sakit pada tahun pertama kehidupan mereka.
Bronkitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama
pada seorang penderita. Kadang-kadang bronkitis kronis yang lebih
banyak, kadang-kadang emfisema paru yang lebih banyak. Jarang
yang hanya bronkitis kronis saja atau emfisema saja. Dalam keadaan
lanjut, kedua penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran napas
yang menetap dan dinamakan Penyakit Paru Obstruktif Kronik
(PPOK) atau Chronic Obstructive Pulmonary Disease (COPD).
Di negara-negara Barat, ilmu pengetahuan dan industri telah maju
dengan mencolok, tetapi telah pula menimbulkan pencemaran
lingkungan dan polusi. Ditambah lagi dengan masalah merokok,
mengakibatkan penyakit bronkitis kronis dan emfisema paru menjadi
suatu masalah besar. Di Inggris dan Amerika Serikat PPOK
merupakan salah satu penyebab utama ketidakmampuan penderita
untuk bekerja dan banyak menyebabkan kematian.
Di Indonesia, penelitian mengenai bronkitis kronis dan emfisema
paru masih sangat kurang. Di poliklinik konsultasi peru RS.
Persahabatan Jakarta (Nawas, dkk) mendapatkan 26% penderita yang
13
berobat adalah PPOK, kedua terbanyak setelah penyakit tuberkulosis
paru. Tetapi penderita bronkitis kronis dan emfisema paru yang
dirawat di Subunit Pulmonologi, UPF /Laboratorium Penyakit Dalam
RS Hasan Sadikin/Fakultas Kedokteran Unpad Bandung selama tahun
1968-1978 adalah 6,21% dari seluruh penderita paru, merupakaan
urutan ke-enam terbanyak.
Di Indonesia diperkirakan, orang-orang berusia diatas 40 tahun atau
golongan lanjut usia akan relatif bertambah, karena angka kematian
yang menurun, ini berarti perlunya peningkatan pelayanan bagi
penyakit-penyakit yang tidak menular seperti kanker, penyakit jantung
dan penyakit degeneratif lainnya. Diingat pula di masa-masa
mendatang akan adanya pertambahan penduduk, meningkatnya
industri, konsumsi rokok yang tinggi, serta peningkatan pencemaran
lingkungan dan polusi. Melihat hal-hal demikian diperkirakan di
tahun-tahun mendatang, penderita bronkitis kronis dan emfisema paru
di Indonesia akan terus meningkat.
Definisi Bronkitis kronis
Bronkitis kronis adalah suatu definisi klinis yaitu batuk-batuk hampir
setiap hari disertai pengeluaran dahak, sekurang-kurangnya 3 bulan
berturut-turut dalam satu tahunnya dan terjadi paling sedikit selama 2
tahun. Beberapa penyakit lain juga memberikan gejala yang sama
antara lain tuberkulosis paru, bronkiektasis, tumor paru, asma bronkial.
Karena itu penyakit-penyakit tersebut harus disingkirkan terlebih
dahulu sebelum diagnosis bronkitis kronis ditegakkan. Kadang-kadang
sukar membedakan antara bronkitis kronis dan asma bronkial, bahkan
dapat timbul bersamaan pada seorang penderita.
Bronkitis kronis dapat dibagi menjadi :
- Simple chronic bronchitis; bila sputumnya mukoid
- Chronic atau Recurrent mucopurulent bronchitis; bila dahaknya
14
mukopurulen
- Chronic obstructive bronchitis; jika disertai obstruksi saluran napas
yang menetap.
Definisi emfisema paru
Emfisema paru adalah suatu definisi anatomik, yaitu suatu perubahan
anatomis paru-paru yang ditandai dengan melebarnya secara abnormal
saluran udara sebelah distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan
dinding alveolus.
Menurut American College of Chest Physicians/American Thoracic
Society (1975), PPOK didefinisikan sebagai sekelompok penyakit paru
dengan etiologi tidak jelas, yang ditandai oleh perlambatan aliran udara
yang bersifat menetap pada waktu ekspirasi paksa. Penyebab paling
sering adlah bronkitis kronis dan emfisema paru. Tetapi dapat pula
disebabkan penyakit-penyakit lain seperti bronkiektasis, asma bronkial
dan tuberkulosis paru.
Epidemiologi
Di Amerika Serikat, sekitar 10-25% penduduk menderita simple
chronic bronchitis. Lebih banyak terdapat pada laki-laki diatas 40
tahun. Di Inggris bronkitis kronis terdapat pada 17% laki-laki dan 8%
wanita, India 3% dan Nepal 12%. Emfisema paru di Amerika Serikat
terdapat pada 65% laki-laki dan 15% wanita. Di Jepang 42%. Data-
data epidemiologis di Indonesia sangat minim. Dari penelitian Edo,
dkk di Kalimantan Tengah, insidensi bronkitis kronis adalah 6,1%.
Nawas, dkk melakukan penelitian di Poliklinik Paru RS. Persahabatan,
Jakarta dan mendapatkan PPOK sebanyak 26%, kedua terbanyak
setelah tuberkulosis paru (65%). Penderita bronkitis kronis yang
dirawat di Sub-Unit Pulmonologi, UPF/Laboratorium Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Unpad/RS Hasan Sadikin tahun 1978-1982
adalah 6,21% dari seluruh penyakit paru yang dirawat. Merupakan
keenam terbanyak setelah penyakit tuberkulosis paru.
15
Patologi
Kelainan utama pada bronkitis kronis adalah hipertrofi dan hiperplasia
kelenjar mukus bronkus. Terjadi sekresi mukus dan dinding bronkus.
Angka ini dinamakan indeks Reid, normalnya adalah 0,26. Pada
bronkitis kronis rata-rata 0,55. Terdapat juga peradangan difus,
penambahan sel mononuklear di submukosa trakeobronkial,
metaplasia epitel bronkus dan silia berkurang. Pada penderita yang
sering mengalami bronkospasme, otot polos saluran bertambah dan
timbul fibrosis peribronkial. Yang penting juga adalah perubahan pada
saluran nafas kecil (small airways) yaitu hiperplasia sel goblet, sel
radang di mukosa dan submukosa, edema, fibrosis peribronkial,
penyumbatan mukus intraluminal dan penambahan otot polos.
Pada emfisema paru terdapat pelebaran secara abnormal saluran udara
sebelah distal bronkus terminal, yang disertai kerusakan dinding
alveolus.
Menurut American Thoracic Society (1962), dibagi atas:
- Paracicatricial : terdapat pelebaran saluran udara dan kerusakan
dinding alveolus di tepi suatu lesi fibrotik paru.
- Lobular : pelebaran saluran udara dan kerusakan dinding
alveolus di asinus/lobulus sekunder.
Dibagi lagi menurut tempat prosesnya yaitu :
- Sentro lobular, kerusakan terjadi di daerah sentral asinus.
Daerah distalnya masih normal.
- Panlobular, kerusakan terjadi di seluruh asinus.
- Tidak dapat ditentukan, kerusakan terdapat di seluruh asinus,
tetapi tidak dapat ditentukan dari mana mulainya.
Emfisema sentrolobular sering ditemukan pada penderita pria perokok,
biasanya pada lobus atas paru dan menyertai penderita bronkitis kronis.
Emfisema panlobular terdapat pada penderita defisiensi alfa-1-antitripsin
16
dan sering menyertai proses degeneratif atau penderita bronkitis kronis,
timbul pada lobus bawah.
Patogenesis
Ada 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronkitis kronis
dan emfisema paru yaitu rokok, infeksi dan polusi. Selain itu terdapat
pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.
1. Rokok
Menurut buku Report of The WHO Expert Committe on Smoking
Control, rokok adalah penyebab utama bronkitis kronis dan emfisema
paru. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan
Volume Ekspirasi Paksa 1 detik pertama (VEP1). Dari 34.000 dokter
di Inggris, hanya tiga dokter yang meninggal karena bronkitis kronis
dan emfisema paru. Sedang penderita perokok, banyak yang
meninggal karena penyakit diatas. Secara patologis rokok
berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan
metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan. Juga dapat
menyebabkan bronkokontriksi akut. Menurut Crofton dan Douglas
merokok menimbulkan pula inhibisi aktivitas sel rambut getar,
makrofag alveolar dan surfaktan.
2. Infeksi
Menyebabkan kerusakan paru lebih hebat sehingga gejala-gejalanya
pun lebih berat. Infeksi saluran pernapasan bagian atas pada seorang
penderita bronkitis kronis hampir selalu menyebabkan infeksi paru
bagian bawah, serta menyebabkan kerusakan paru bertambah.
Eksaserbasi bronkitis kronis disangka paling sering diawali dengan
infeksi virus, yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder oleh
bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Haemophilus
influenzae dan Streptococcus pneumoniae.
3. Polusi
Polusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab
17
penyakit di atas, tetapi apabila disertai dengan merokok, resiko akan
lebih tinggi. Zat-zat kimia yang dapat juga menyebabkan bronkitis
adalah zat-zat pereduksi seperti oksigen, zat-zat pengoksidasi seperti
N2O, hidrokarbon, aldehid dan ozon.
4. Keturunan
Belum diketahui dengan jelas apakah faktor keturunan berperan atau
tidak, kecuali pada penderita dengan defisiensi alfa-1-antitripsin yang
merupakan suatu protein. Kerja enzim ini menetralkan enzim
proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak
jaringan, termasuk jaringan paru, karena itu kerusakan jaringan lebih
lanjut dapat dicegah. Defisiensi alfa-1-antitripsin adalah suatu kelainan
yang diturunkan secara autosom resesif, yang sering diderita oleh
penderita emfisema paru adalah penderita dengan gen S atau Z,
emfisema paru akan cepat muncul bila penderita tersebut merokok.
5. Faktor Sosial Ekonomi
Kematian pada penderita bronkitis kronis ternyata Lebih banyak pada
golongan sosial ekonomi rendah. Mungkin disebabkan oleh faktor
lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
6. Hipotesis Elastase-Anti Elastase
Di dalam paru terdapat keseimbangan antara enzim proteolitik elastase
dan anti elastase agar tidak terjadi kerusakan jaringan. Perubahan
keseimbangan akan menimbulkan kerusakan jaringan elastik paru.
Arsitektur paru akan berubah dan timbul emfisema. Sumber elastase
yang penting adalah pankreas, sel-sel Poli Morfonuklear (PMN) dan
makrofag alveolar/Pulmonary Alveolar Macrophage (PAM).
Perangsangan pada paru antara lain oleh asap rokok dan infeksi,
menyebabkan elastase bertambah banyak. Aktivitas sistem anti elastase
yaitu sistem enzim alfa-1-protease-inhibitor terutama enzim alfa-1-anti
tripsin (alfa-1-globulin) menjadi menurun. Akibat tidak ada lagi
18
keseimbangan antara elastase dan anti elastase akan menimbulkan
kerusakan jaringan elastin paru dan kemudian emfisema.
Patofisiologi
Penyempitan saluran pernafasan terjadi pada bronkitis kronis maupun
pada emfisema paru. Bila sudah timbul gejala sesak, biasanya sudah
dapat dibuktikan adanya tanda-tanda obstruksi. Pada bronkitis kronis
sesak nafas terutama disebabkan karena perubahan pada saluran
pernafasan kecil, yang diameternya kurang dari 2 mm, menjadi lebih
sempit, berkelok-kelok dan kadang terjadi obliterasi. Penyempitan
lumen terjadi juga oleh metaplasia sel goblet. Saluran pernafasan besar
juga berubah. Timbul terutama karena hipertrofi dan hiperplasia
kelenjar mukus, sehingga saluran pernafasan lebih menyempit.
Pada emfisema paru penyempitan saluran nafas terutama disebakan
elastisitas paru-paru yang berkurang. Pada paru-paru normal terjadi
keseimbangan antara tekanan yang menarik jaringan paru keluar, yaitu
yang disebabkan tekanan intrapleural dan otot-otot dinding dada
dengan tekanan yang menarik jaringan paru ke dalam, yaitu elastisitas
paru. Bila timbul keseimbangan antara kedua tekanan tersebut, volume
paru yang terbentuk disebut sebagai Kapasitas Residu Fungsional/KRF
atau Functional Residual Capacity/FRC yang normal. Bila elastisitas
paru berkurang, akan timbul kesimbangan baru dan menghasilkan
KRF yang baru pula, yang lebih besar. Volume residu (VR) atau
residual volume (RV) dan Kapasitas Total Paru (KTP) bertambah
pula, tetapi Kapasitas Vital (KV) menurun.
Pada orang normal sewaktu terjadi ekspirasi maksimal, tekanan yang
menarik jaringan paru akan berkurang, sehingga saluran-saluran
pernafasan bagian bawah paru akan tertutup. Pada penderita emfisema
paru dan bronkitis kronis, saluran-saluran pernafasan tersebut akan
lebih cepat dan lebih banyak menutup serta dinding alveoli yang rusak,
akan menyebabkan ventilasi dan perfusi yang tidak seimbang.
Tergantung dari kerusakkannya, dapat terjadi alveoli dengan ventilasi
yang kurang, akan tetapi perfusi baik. Sehingga penyebaran udara
pernafasan maupun aliran darah ke alveoli, tidak sama dan merata.
19
Atau dapat dikatakan juga tidak ada keseimbangan antara ventilasi dan
perfusi di alveoli (V/Q rasio yang tidak sama). Timbulah hipoksia dan
sesak nafas. Lebih jauh lagi hipoksia alveoli menyebabkan
vasokontriksi pembuluh darah paru dan polisitemia. Terjadi hipertensi
pulmonal, yang dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan
korpulmonal.
2.8. Akibat merokok
1. Rambut Rontok (gundul)
2. Katarak ( lama-lama picek)
3. Kulit keriput
4. Kanker kulit (jenis kanker terganas & paling cepat menyebar)
5. Hilangnya pendengaran
6. Osteoporosis (bungkuk)
7. Karies dan stain gigi, halitosis dan periodontitis
8. Emphysema ( sesak nafas)
9. Penyakit jantung (calon kuat penghuni kubur secepatnya)
10. Kanker Paru-paru, kanker hidung, kanker Mulut, kanker kandung
kemih, kanker anus, kanker payudara, kanker uterus
11. Diskolorisasi jari-jari ( jorok)
12. Tukak lambung ( magh)
13. Psoriasis (gatal2)
14. Penyakit Buerger (pembuluh darah tersumbat)
15. Kerusakan Sperma (mandul)
2.9. The Journal
1. The Wall Street Journal on Cigarette Taxes
"Cigarette Tax Burnout"
20
Politicians in Annapolis are scratching their heads wondering
what happened to all those chain smokers who were supposed to help
balance Maryland's budget. Last year the legislature doubled the
cigarette tax to $2 a pack to pay for expanded health-care coverage.
Eight months later, cigarette sales have plunged 25% and the state is in
fiscal distress again.
A few pols are pretending to be happy that 30 million fewer
cigarette packs have been bought in the state so far this year. As House
Majority Leader Kumar Barve put it, fewer people smoking is "a good
thing." Yes, except that Maryland may be losing retail sales more than
smokers. Residents of Maryland's Washington suburbs can shop in
nearby Virginia, where the tax is only 30 cents a pack, and save at least
$15 per carton.
. . .
Maryland is only the latest state to prove the folly of trying to
finance government with a tax on a shrinking pool of smokers. In New
York City and State, tobacco taxes have been raised so many times that
the retail cost can exceed $9 a pack -- about double the national
average. Few budget-savvy smokers in the Big Apple pay that tax.
Patrick Fleenor, an expert on tobacco taxes at the Tax Foundation,
estimates that there is "now a 75% gap between cigarette sales in the
city and cigarette consumption." In other words, three out of four
cigarettes are bought elsewhere or are contraband. Out-of-state
purchases, tax-free Internet sales and a cigarette black market are
booming.
2. New Castle Journal; Where Cigarette Sales Have Increased Tenfold
By LAURA MANSNERUS
21
From the foot of the Delaware Memorial Bridge, where the cars
spill in from New Jersey, it is an easy 1.9-mile swoop (three minutes in
good traffic) to the Delaware Tobacco Outlet. On Saturday, the
manager, Shirley Legeza, arrived to find a busload of New Yorkers
waiting for her to open.
Not a mile down Route 13, past the gun store, Ellie Taylor
surveyed the parking lot this morning at her shop, Airport News and
Tobacco: ''Six cars, all New Jersey.''
Within two or three miles of the bridge, a half-dozen more
cigarette outlets share the bounty. For this fiscal year, which began
with thumping cigarette-tax increases in New York, New Jersey,
Pennsylvania and Maryland, sales in Delaware are 32 percent ahead of
the same period in 2002. Almost every month, Delaware officials have
had to raise sales projections.
And now those officials have another revision to make for the
year starting July 1. That is the day when, if Gov. James E. McGreevey
has his way, New Jersey's tax will rise 40 cents a pack to $1.90 -- by
far the highest in the nation except for the combined city and state tax
of $3 a pack in New York City.
Delaware's tax is 24 cents. To do better, a New Jerseyan would
have to keep driving southwest to West Virginia (17 cents) or Virginia
(2 1/2 cents), and Delaware has no sales tax. Gov. Ruth Ann Minner of
Delaware has proposed a 26-cent-a-pack increase, but even that would
leave a widening differential with New Jersey, allowing New Jerseyans
to buy a carton of Marlboros for about $25 rather than $50.
''I don't know if I can handle it,'' Ms. Legeza said from behind
the counter, nodding toward the steady line of customers. ''Not one
person in this line is from the state of Delaware.''
22
Ms. Legeza estimated that 80 percent of her customers were
from New Jersey, with many of the others from points as far northeast
as Connecticut.
Across the cash register, a customer named Mary, who like
most out-of-state buyers would not give her last name because she
violates the law by driving her stash home, volunteered that she had
been coming to Delaware since 1998, when the New Jersey tax rose to
80 cents from 40 cents.
Every two weeks, Mary drives 50 miles from rural Leesburg,
N.J., to buy cigarettes for herself and her husband, she said, saving
$150 to $200 a month.
''They ask for more and more'' in New Jersey, she said, ''and
where has the money gone? What do they do with it? I don't even have
health insurance.''
The cigarette price gap between Delaware and its neighbors has
grown in fits and starts for years, but the last round of increases opened
a chasm. New Jersey's tax rose to $1.50 a pack, matching New York's,
and Pennsylvania and Maryland both went to $1.
Despite ample research on the effects of cigarette prices on
sales, forecasters did not know what to expect. ''In the past, the
surrounding states have raised taxes and the diffferential has grown,
but it's never been of this magnitude and it's never been simultaneous,''
said David Gregor, the research director of the Delaware Department
of Finance.
At the same time, cigarette sales in New Jersey this fiscal year
have been 1.7 percent above the state's projections. The tax increase is
expected to raise about $200 million for fiscal year 2003, and a 40-cent
increase in July would yield $78 million more for the 2004 fiscal year.
23
It is hard to tell exactly where Delaware gets the extra
customers, since the tax is collected only from the half-dozen
wholesalers in the state, Mr. Gregor said. Nor can New Jersey track
sales by location to see which borders are the most porous.
Retailers here say bootlegging is surely rising, although serious
black-marketeers follow Interstate 95 to Virginia. The bigger dealers
insist that they abide by manufacturers' limits on sales of promoted
brands: customers may buy, for example, only two cartons of
Newports, which sell for $22 to $23 a carton here and $50 to $60 in
New Jersey.
But some dealers, they say, sell with abandon to out-of-state
buyers with vans bound for New York. ''They buy 50, 100, 500
cartons,'' said one manager.
With or without bootleggers, and with or without its own tax
increase, Delaware expects growing profits from other states' residents.
''I've been tempted to invite McGreevey and Bloomberg to come sit in
the parking lot,'' said one dealer, referring to the New Jersey governor
and to New York City's mayor, Michael R. Bloomberg. The dealer said
his sales had gone from 500 cartons a week a year ago to 5,000 a week
now.
Ms. Legeza estimated that her sales had risen 20 percent to 30
percent since July. This July, she predicted, the weekend traffic will be
even more frantic than it is now.
But the market accommodates. Ms. Legeza said that just up
Route 13, another cigarette outlet is opening soon.
Photo: The lines are long at the Delaware Tobacco Outlet in
New Castle, where smokers shop to avoid the high cigarette taxes in
New Jersey and other neighboring states. (David Hunsinger for The
New York Times).
24
3. Emphysema - Causes and SymptomsBy Terry Martin
What is Emphysema?
Emphysema is a severe lung disease in which the tiny air sacs
(alveoli) in the lungs become damaged. Normal, healthy lungs look
like upside down branches of a tree with many thousands of these tiny
air sacs at the ends of those branches. Lungs with emphysema have
fewer, larger sacs.
What Causes Emphysema?
While environmental pollution can cause emphysema, cigarette
smoking is by far the most common cause. The chemicals in cigarette
smoke are thought to damage the delicate walls of the alveoli,
ultimately breaking them down, leaving larger sacs that are less
efficient at processing the exchange of oxygen and carbon dioxide that
allows us to breathe properly. These larger sacs are also weaker in
structure than many smaller ones and will collapse and trap air, making
it much more difficult for the lungs to properly inflate and deflate. The
result is breathlessness.
Symptoms of Emphysema
Shortness of breath (dyspnea) is the number one symptom of emphysema.
A chronic cough that may or may not be productive(producing sputum)
Wheezing
Additionally, the following symptoms could be associated with
emphysema:
Anxiety
Unintentional loss of weight
Feet and ankle swelling
Fatigue
25
A person with
emphysema may develop a
barrel chest in which the
distance from the chest to the
back is more pronounced due
to trapped air within the
lungs.
Emphysema is slow to progress. This lung disease develops very gradually over a
period of many years, and often goes unnoticed until a person begins having difficulty
with breathing on mild exertion. The effects of emphysema are permanent and
irreversible. However, if a person stops smoking soon enough, they may be able to
arrest further damage and even improve their lung function to some extent.
4. Cigarette Smoking and Cancer
By Terry Marten
Cigarette smoking alone is directly responsible for approximately 30% of all
cancer deaths annually in the United States(1).
Cigarette smoking also contributes to lung disease, heart disease, stroke, and
the development of low birth weight babies(2).
Quitting smoking can significantly reduce a person's risk of developing heart
disease, stroke, and diseases of the lung, and can limit adverse health effects on
children.
What are the effects of cigarette smoking on cancer rates?
Cigarette smoking causes 87% of lung cancer deaths. Lung cancer is the
leading cause of cancer death in both men and women(1). Smoking is also responsible
for most cancers of the:
larynx
oral cavity
26
esophagus
bladder
In addition, it is highly associated with the development of, and deaths from,
kidney, pancreatic, and cervical cancers(2,3).
Are there any health risks for nonsmokers?
The health risks caused by cigarette smoking are not limited to smokers -
exposure to secondhand smoke, or environmental tobacco smoke ETS, significantly
increases a nonsmoker's risk of developing lung cancer(1,2). According to the Centers
for Disease Control and Prevention(CDC), exposure to secondhand smoke causes
about 3,000 lung cancer deaths among nonsmokers and is responsible for lower
respiratory tract infections in an estimated 300,000 children each year(3). The U.S.
Environmental Protection Agency(EPA) released a risk assessment report in
December 1992 that classified secondhand smoke as a Group A carcinogen - a
category reserved for only the most dangerous cancer-causing agents(4,5).
What harmful chemicals are found in cigarette smoke?
Cigarette smoke contains about 4000 chemical agents, including over 60
substances that are known to cause cancer in humans(carcinogens)(3). In addition,
many of these substances, such as carbon monoxide, tar, arsenic, and lead, are
poisonous and toxic to the human body. Nicotine is a drug that is naturally present in
the tobacco plant and is primarily responsible for a person's addiction to tobacco
products, including cigarettes. During smoking, nicotine is absorbed quickly into the
bloodstream and travels to the brain in a matter of seconds. Nicotine causes addiction
to cigarettes and other tobacco products that is similar to the addiction produced by
using heroin and cocaine(6).
How does exposure to tobacco smoke affect the cigarette smoker?
The risk of developing smoking-related diseases, such as lung and other
27
cancers, heart disease, stroke, and respiratory illnesses, is related to total lifetime
exposure to cigarette smoke(7). This includes:
the number of cigarettes a person smokes each day
the intensity of smoking(i.e., the size and frequency of puffs)
the age at which smoking began
the number of years a person has smoked
the smoker's exposure to secondhand smoke.
How would quitting smoking affect the risk of developing cancer and other
diseases?
Smokers who quit live longer than those who continue to smoke. In addition,
the earlier smokers quit, the greater the health benefit(1). Quitting smoking reduces a
person's risk of dying from smoking-related cancers and other diseases(1). The extent
to which this risk is reduced depends on:
the number of years a person smoked
the number of cigarettes smoked per day
the age at which smoking began
the presence or absence of illness at the time of quitting
Research has shown that people who quit before age 35 reduce their
risk of developing a tobacco-related disease by 90 percent(1). Even smokers who quit
before age 50 significantly reduce their risk of dying from a tobacco-related
disease(1).
5. The Effects of Smoking on Human Health By Terry Martin
Smoking Effects on the Human Body
Toxic ingredients in cigarette smoke travel throughout the body, causing
damage in several different ways.
28
Nicotine reaches the brain within 10 seconds after smoke is inhaled. It has
been found in every part of the body and in breast milk.
Carbon monoxide binds to hemoglobin in red blood cells, preventing
affected cells from carrying a full load of oxygen.
Cancer-causing agents (carcinogens) in tobacco smoke damage important
genes that control the growth of cells, causing them to grow abnormally or
to reproduce too rapidly.
The carcinogen benzo(a)pyrene binds to cells in the airways and major
organs of smokers.
Smoking affects the function of the immune system and may increase the
risk for respiratory and other infections.
There are several likely ways that cigarette smoke does its damage. One is
oxidative stress that mutates DNA, promotes atherosclerosis, and leads to
chronic lung injury. Oxidative stress is thought to be the general mechanism
behind the aging process, contributing to the development of cancer,
cardiovascular disease, and COPD.
The body produces antioxidants to help repair damaged cells. Smokers have
lower levels of antioxidants in their blood than do nonsmokers.
Smoking is associated with higher levels of chronic inflammation, another
damaging process that may result in oxidative stress.
6. Health Effects of SmokingBy Terry Martin
Smokers have a harder time healing from surgeries, and have more
overall health issues than do nonsmokers. This results in more time away from
work, and more doctor and hospital visits. Smoking compromises a person's
health in so many ways.
Smokers are more likely to be absent from work than nonsmokers, and their
illnesses last longer.
Smokers tend to incur more medical costs, to see physicians more often in
the outpatient setting, and to be admitted to the hospital more often and for
longer periods than nonsmokers.
Smokers have a lower survival rate after surgery compared to that of
nonsmokers because of damage to the body's host defenses, delayed wound
29
healing, and reduced immune response. Smokers are at greater risk for
complications following surgery, including wound infections, postoperative
pneumonia, and other respiratory complications.
Periodontitis is a serious gum disease that can result in the loss of teeth and
bone loss. Smoking is causally related to periodontitis. This may be because
smoking affects the body's ability to fight infection and repair tissue.
Peptic ulcers, which are located in the digestive tract (stomach and
duodenum), usually occur in people with an infection caused by the
Helicobacter pylori bacterium. Among persons with this infection, smokers
are more likely to develop peptic ulcers than nonsmokers. In severe cases,
peptic ulcers can lead to death.
Although only a small number of studies have looked at the relationship
between smoking and erectile dysfunction, their findings suggest that
smoking may be associated with an increased risk for this condition. More
studies are needed, however, before researchers can conclude that smoking
is causally related to erectile dysfunction.
7. Chemicals in Cigarettes: What They Are and How They Harm UsBy Terry Martin
As smokers, we don't think about the chemicals in cigarettes. We think
about how cigarettes help us cope with the stress of daily life, how they calm
us down when we're angry, help us relax at the end of a long day, comfort us
when we're sad or lonely. Harmful chemicals in cigarettes? No, we don't think
much about that.
30
The truth of the matter is that smoking does the opposite of just about
everything we give it credit for. When the chemicals in cigarettes are inhaled,
they put our bodies into a state of physical stress by sending literally
thousands of poisons, toxic metals and carcinogens coursing through our
bloodstream with every puff we take. And those chemicals affect everything
from blood pressure and pulse rate to the health of our organs and immune
system.
While researchers are still working to uncover all of the hazards
cigarettes present to human life, we do know that air tainted with cigarette
smoke is dangerous for anyone who breathes it -- smoker or not.
Let's take a closer look at some of the harmful chemicals in cigarettes
and how they affect our health.
Chemicals in Cigarettes: Carcinogens
A carcinogen is defined as any substance that can cause or aggravate cancer.
Approximately 60 of the chemicals in cigarettes are known to cause cancer.
TSNAs
Tobacco-specific N-nitrosamines (TSNAs) are known to be some of the most
potent carcinogens present in smokeless tobacco, snuff and tobacco smoke.
Benzene
Benzene can be found in pesticides and gasoline. It is present in high levels in
cigarette smoke and accounts for half of all human exposure to this hazardous
chemical.
Pesticides
Pesticides are used on our lawns and gardens, and inhaled into our lungs via
cigarette smoke.
Formaldehyde
Formaldehyde is a chemical used to preserve dead bodies, and is responsible
31
for some of the nose, throat and eye irritation smokers experience when
breathing in cigarette smoke.
Chemicals in Cigarettes: Toxic Metals
Toxic / heavy metals
Toxic / heavy metals are metals and metal compounds that have the potential
to harm our health when absorbed or inhaled. In very small amounts, some of
these metals support life, but when taken in large amounts, can become toxic.
Arsenic
Commonly used in rat poison, arsenic finds its way into cigarette smoke
through some of the pesticides that are used in tobacco farming.
Cadmium
Cadmium is a toxic heavy metal that is used in batteries. Smokers typically
have twice as much cadmium in their bodies as nonsmokers.
Chemicals in Cigarettes: Poisons
Poison
Poison is defined as any substance that, when introduced to a living organism,
causes severe physical distress or death. Science has discovered approximately
200 poisonous gases in cigarette smoke.
Ammonia
Ammonia compounds are commonly used in cleaning products and fertilizers.
Ammonia is also used to boost the impact of nicotine in manufactured
cigarettes.
Carbon Monoxide
Carbon monoxide is present in car exhaust and is lethal in very large amounts.
Cigarette smoke can contain high levels of carbon monoxide.
32
Hydrogen Cyanide
Hydrogen cyanide was used to kill people in the gas chambers in Nazi
Germany during World War II. It can be found in cigarette smoke.
Nicotine
Nicotine is a poison used in pesticides and is the addictive element in
cigarettes.
A Word About Secondhand Smoke
Also known as environmental tobacco smoke, secondhand smoke is a
term used to describe cigarette smoke that comes from two sources: Smoke
that is exhaled by the smoker (mainstream smoke) and smoke produced by a
smouldering cigarette (sidestream smoke). Secondhand smoke is known to
contain at least 250 toxic chemicals, including 50 cancer-causing chemicals.
According to the U.S. Surgeon General, there is no risk-free level of exposure
to secondhand smoke. That means if you can smell cigarette smoke in the air,
it could be harming your health.
If you smoke...
...use the tools below to help you get started on your smoke-free
journey. There is no time like the present to stop the madness that cigarette
smoking is. You'll be rewarded with benefits beyond what you can probably
imagine and they'll start to occur faster than you think. Within 20 minutes of
your last cigarette, your body will begin to heal and improvements to your
mental and physical health will continue to grow with time invested in
smoking cessation.
It is never too late to quit smoking!
33
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70
hingga 120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter
sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.
Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara
agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada ujung lain.
2. Rokok mengandung aseton, amoniak, arsenik, butan, kadmium,
CO, DDT, HCN, metanol, napthalene, tolwene, viniclorida,
tembakau, tar, serta nikotin.
3. Subjek-subjek perokok adalah anak-anak, remaja, dan dewasa.
4. Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Pembedaan ini
didasarkan atas bahan pembungkus rokok, bahan baku atau isi
rokok, proses pembuatan rokok, dan penggunaan filter pada rokok.
5. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan
kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar,
nikotin, karbon monoksida, dsb.
6. Perokok aktif adalah seseorang yang mengkonsumsi rokok secara
langsung, sedangkan perokok piasif adalah seseorang yang
menghirup asap rokok dari perokok aktif.
7. Rokok dapat menyebabkan impotensi, darah tinggi, kanker,
gangguan kehamilan dan janin.
3.2 Saran - Saran
Bagi perokok aktif diharapkan sebaiknya mengurangi atau
menghentikan kebiasaan merokok, karena merokok merusak
kesehatan dan tubuh manusia.
34
Bagi perokok pasif diharapkan dapat menghindari keberadaan
perokok aktif dan berusaha menegur orang yang sedang
merokok karena merokok dapat menyebabkan gangguan
kesehatan.
Bagi orang – orang tidak merokok, sebaiknya Anda terus
memegang prinsip itu, dan Anda sebaiknya juga senantiasa
mengajak masyarakat untuk memerangi rokok dengan
memulai dari diri sendiri dan keluarga, karena mengingat
rokok sangat berbahaya bagi tubuh manusia.
35
DAFTAR PUSTAKA
Syamsuri, istamar.2007.Biologi 2B.Malang : Erlangga.
Subardjo, Ahmad.2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta :
Raja Gravindo.
Ensiklopedia Umum Untuk Pelajar.
Situs Wikipedia Indonesia
www.google.com
www.klinikpria.com
www.about.com
36