asam valproat
DESCRIPTION
all about asam valproatTRANSCRIPT
Bagian Ilmu Kesehatan Anak NOVEMBER 2012
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin
ASAM VALPROAT
ANGGA CHAERULLAH ASMARA PUTRA
110 208 120
FAKULTAS KEDOKTRAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2012
PENDAHULUAN
Antikonvulsi digunakan terutama untuk mencegah dan mengobati bangkitan epilepsi
(epileptic seizure). Golongan obat ini lebih tepat dinamakan antiepilepsi; sebab obat ini
jarang digunakan untuk gejala konvulsi lain. Bromida, obat pertama yang digunakan untuk
terapi epilepsi telah ditinggalkan karena ditemukannya berbagai antiepilepsi baru yang lebih
efektif. Fenobarbital diketahui mempunyai efek antikonvulsi spesifik, yang berarti efek
antikonvulsinya tidak berkaitan langsung dengan efek hipnotiknya. Di Indonesia fenobarbital
ternyata masih digunakan, walaupun di luar negeri obat ini mulai banyak ditinggalkan.
Fenitoin (difenilhidantoin), sampai saat ini masih tetap merupakan obat utama antiepilepsi.
Di samping itu karbamazepin yang relatif baru makin banyak digunakan, karena
dibandingkan dengan fenobarbital pengaruhnya terhadap perubahan tingkah laku maupun
kemampuan kognitig lebih kecil.
Obat antiepilepsi terdiri atas beberapa golongan antara lain: (1) golongan hidantoin,
(2) golongan barbiturat, (3) golongan oksazolidindion, (4) golongan suksinimid, (5)
karbamazepin, (6) golongan benzodiazepin, (7) asam valproat, (8) antiepilepsi lain seperti:
fenasemid dan penghambat karbonik anhidrase.
ASAM VALPROAT
Valproat (dipropilasetat, atau 2 propilpentanoat) terutama efektif untuk terapi epilepsi
umum, dan kurang efektif terhadap epilepsi fokal. Valproat menyebabkan hiperpolarisasi
potensial istirahat membran neuron, akibat peningkatan daya konduksi membran untuk
kalium. Efek antikonvulsi valproat didasarkan meningkatnya kadar asam gama aminobutirat
(GABA) di dalam otak.
Pemberian valproat per oral cepat diabsorpsi dan kadar maksimum serum tercapai
setelah 1 – 3 jam. Dengan masa paruh 8 – 10 jam, kadar darah stabil setelah 48 jam terapi.
Jika diberikan dalam bentuk amida, depamida, kadar valproat dalam serum sepadan dengan
pemberian dalam bentuk asam valproat, tetapi masa paruhnya lebih panjang yaitu 15 jam.
Biotransformasi depamida menjadi valproat berlangsung in vivo, tetapi jika dicampur dengan
plasma in vitro perubahan tidak terjadi. Kira-kira 70% dari dosis valproat diekskresi di urin
dalam 24 jam.
INDIKASI
Asam valproat adalah obat pilihan utama untuk pengobatan epilepsi umum seperti
serangan umum lena (petit mal), untuk serangan mioklonik, serangan tonik-klonik umum,
dan juga epilepsi parsial misalnya bangkitan parsial kompleks, terutama bila serangan ini
merupakan bagian dari sindrom epilepsi umum primer. Sedangkan terhadap epilepsi fokal
lain efektivitasnya kurang memuaskan. Obat ini juga dapat digunakan untuk semua jenis
serangan lainnya. Penggunaan untuk anak kecil harus dibatasi karena obat ini bersifat
hepatotoksik.
Valproat telah diakui efektivitasnya sebagai obat untuk bangkitan lena, tetapi bukan
merupakan obat terpilih karena efek toksiknya terhadap hati. Valproat juga efektif untuk
bangkitan mioklonik dan bangkitan tonik-klonik.
DOSIS DAN DOSIS AWAL
Obat ini dapat diberikan sekali, 2 kali atau 3 kali sehari. Dosis awal yang biasa
diberikan 400 – 500 mg sehari dan dapat denaikkan sebanyak 200 – 250 mg setiap minggu.
DOSIS RUMAT
Dosis rumat biasanya untuk pasien dewasa berkisar antara 600 – 1500 mg sehari dan
untuk anak-anak 30 – 50 mg/kgBB/hari.
INTERAKSI OBAT
Interaksi obat dengan valproat biasa didapatkan. Asam valproat akan meningkatkan
kadar fenobarbital 40% karena terjadi penghambatan hidroksilasi fenobarbital, suatu efek
yang penting adalah meningkatnya kadar fenobarbital bila digunakan bersamaan dengan
valproat dan kombinasi kedua obat ini dapat menimbulkan sedasi. Kombinasi dengan fenitoin
dan dengan karbamazepin dapat meningkatkan kadar kedua obat ini. interaksinya dengan
fenitoin terjadi melalui mekanisme yang lebih kompleks. Fenitoin total dalam plasma akan
turun, karena biotransformasi yang meningkat dan pergeseran fenitoin dari ikatan protein
plasma, sedangkan fenitoin bebas dalam darah mungkin tidak dipengaruhi. Kombinasi asam
valproat dengan klonazepam dihubungkan dengan timbulnya status epileptikus bangkitan
lena. Sedangkan kombinasi dengan aspirin dapat menaikkan kadar valproat.
EFEK SAMPING
Toksisitas valproat berupa gangguan saluran cerna, sistem saraf, hati, ruam kulit, dan
alopesia. Gangguan saluran cerna berupa anoreksia, mual dan muntah terjadi pada 16%
kasus. Efek terhadap susunan saraf pusat berupa kantuk, ataksia, dan tremor, menghilang
dengan penurunan dosis. Gangguan pada hati berupa peninggian aktivitas enzim-enzim hati,
dan sesekali terjadi nekrosis hati yang sering berakibat fatal. Kira-kira 60 kasus kematian
telah dilaporkan akibat penggunaan obat ini. Dari suatu uji klinik terkendali, dosis valproat
1200 mg sehari, hanya menyebabkan kantuk, ataksia, dan mual selintas. Terlalu dini untuk
mengatakan bahwa obat ini aman dipakai karena penggunaan masih terbatas.
Efek samping yang kronik dapat berupa mengantuk, perubahan tingkah laku, tremor,
hiperamonemia, bertambahnya berat badan, rambut rontok, penyakit perdarahan, gangguan
lambung (formulasi bersalut non-enterik)
Efek hematologis.
Aplasia sumsum tulang yang berat tetapi jarang juga telah dilaorkan pada penggunaan
etosuksimid, benzodiazepin dan valproat. Eosinofilia dengan ruam kulit dan demam dapat
juga terjadi sebagai bagian reaksi hipersensitivitas terhadap banyak obat antikonvulsi. Reaksi
imunologis yang jarang terjadi termasuk purpura trombositopenia autoimun akibat terapi
valproat.
Efek hepatologi.
Efek samping yang jarang tapi berbahaya dari valproat adalah gagal hati akut yang
seringkali fatal. Mekanisme reaksinya yang tidak biasa ini belum jelas. Efek samping ini
terjadi terutama pada anak yang biasanya menerima terapi multipel, dalam 6 bulan pertama
pengobatan dan mungkin berhubungan dengan telah adanya kelainan dasar metabolisme.
Efek samping ini harus dibedakan dengan kenaikan enzim hati yang sepintas dan ringan yang
sering terjadi akibat valproat (pada kira-kira 30% kasus) yang secara klinis tidak bermakna.
Efek idiosinkratik akut berupa pankreatitis hemoragik fatal pernah dilaporkan. Karena
berbahai efek ini, dokter wajib memonitor secara klinis semua pasien yang menerima
valproat dan mempertimbangkan dengan seksama kebutuhan dari obat tersebut pada pasien
dengan katagori berisiko tinggi (tetapi pemeriksaan biokimia rutin pada pasien yang
asimpthomatik tidak begitu bermanfaat).
Efek neurologis.
Valproat dapat menyebabkan mengantuk hebat dan kelambanan mental, terutama
tetapi tidak selalu hanya bila digunakan bersama-sama dengan fenobarbital. Mekanisme hal
ini tidak jelas, tetapi kemungkinan berhubungan dengan hiperamonemia akibat valproat.
Tremor dapat terjadi pada pasien yang mendapat terapi valproat kronik.
Efek metabolik dan endokrin.
Valproat secara konsisten menyebabkan hiperamonemia sebagai fenomena yang
berkaitan dengan dosis karena menghambat siklus enzim urea. Derajat kenaikan amonia
serum bervariasi cukup besar dan mungkin bergantung pada faktor genetik. Makna klinis
hiperamonemia yang diindusi oleh obat tidak seluruhnya jelas, tetapi mungkin karena kurang
mendapat perhatian. Keadaan ini dapat berupa letargi, hilang nafsu makan, nausea atau
muntah dan terapi valproat harus dihentikan jika timbul gejala-gejala tersebut.
Hiperglisinemia, hiperaminoasiduria dan defisiensi karnitin relatif telah juga
dilaporkan, mungkin mempunyai makna klinis yang kecil dan disebabkan karena gangguan
metabolisme seluler. Valproat merupakan asam lemak rantai pendek dan mempunyai banyak
efek metabolik yang potensial karena hambatan enzim mitokondria, yang banyak belum
diteliti secara formal. Valproat kadang-kadang menimbulkan amenorea dan menstruasi tidak
teratur.
Efek pada rambut dan jaringan ikat.
Valproat dapat mempunyai beberapa efek yang aneh terhadap pertumbuhan rambut.
Penipisan atau pengeritingan rambut bukan tidak biasa dan bisa berat, kadang-kadang
menimbulkan botak total. Perubahan ini kadang-kadang sementara, tetapi kadang-kadang
perlu penghentian terapi. Perubahan rambut biasanya terjadi dalam 6 bulan setelah mulai
pengobatan.