asam tanat

8
TUGAS KIMIA KELOMPOK KIMIA : 1.ANDRE N.G.V (02) 2.DEDE J.P (06) 3.WISNU F.A (21)

Upload: andre-vano

Post on 30-Jun-2015

163 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

-

TRANSCRIPT

Page 1: Asam Tanat

TUGAS KIMIAKELOMPOK KIMIA :

1.ANDRE N.G.V (02)

2.DEDE J.P (06)

3.WISNU F.A (21)

Page 2: Asam Tanat

Asam Tanat

Page 3: Asam Tanat

Asam Tanat

Rumus Kimia : C76H52O46

Tanin (atau tanin nabati, sebagai lawan tanin sintetik) adalah suatu senyawa polifenol yang berasal dari tumbuhan, berasa pahit dan kelat, yang bereaksi dengan dan menggumpalkan protein, atau berbagai senyawa organik lainnya termasuk asam amino dan alkaloid.

Page 4: Asam Tanat

Tanin (dari bahasa Inggris tannin; dari bahasa Jerman Hulu Kuno tanna, yang berarti “pohon ek” atau “pohon berangan”) pada mulanya merujuk pada penggunaan bahan tanin nabati dari pohon ek untuk menyamak belulang (kulit mentah) hewan agar menjadi kulit masak yang awet dan lentur. Namun kini pengertian tanin meluas, mencakup aneka senyawa polifenol berukuran besar yang mengandung cukup banyak gugus hidroksil dan gugus lain yang sesuai (misalnya karboksil) untuk membentuk perikatan kompleks yang kuat dengan protein dan makromolekul yang lain.

Senyawa-senyawa tanin ditemukan pada banyak jenis tumbuhan; pelbagai senyawa ini berperan penting untuk melindungi tumbuhan dari pemangsaan oleh herbivora dan hama, serta dalam pengaturan pertumbuhan[1]. Tanin yang terkandung dalam buah muda menimbulkan rasa kelat (sepat)[2]; perubahan-perubahan yang terjadi pada senyawa tanin bersama berjalannya waktu berperan penting dalam proses pemasakan buah.

Kandungan tanin dari bahan organik (serasah, ranting dan kayu) yang terlarut dalam air hujan (bersama aneka subtansi humus), menjadikan air yang tergenang di rawa-rawa dan rawa gambut berwarna coklat kehitaman seperti air teh, yang dikenal sebagai air hitam (black water). Kandungan tanin pula yang membuat air semacam ini berasa kesat dan agak pahit.[3]

Page 5: Asam Tanat

ManfaatTanin terutama dimanfaatkan orang untuk menyamak kulit agar awet dan mudah digunakan. Tanin juga digunakan untuk

menyamak (mengubar) jala, tali, dan layar agar lebih tahan terhadap air laut. Selain itu tanin dimanfaatkan sebagai bahan pewarna, perekat, dan mordan[4].

Tanin yang terkandung dalam minuman seperti teh, kopi, anggur, dan bir memberikan aroma dan rasa sedap yang khas. Bahan kunyahan seperti gambir (salah satu campuran makan sirih) memanfaatkan tanin yang terkandung di dalamnya untuk memberikan rasa kelat ketika makan sirih. Sifat pengelat atau pengerut (astringensia) itu sendiri menjadikan banyak tumbuhan yang mengandung tanin dijadikan sebagai bahan obat-obatan.[4] Tanin yang terkandung dalam teh memiliki korelasi yang positif antara kadar tanin pada teh dengan aktivitas antibakterinya terhadap penyakit diare yang disebabkan oleh Enteropathogenic Esclierichia culi (EPEC) pada bayi [5] Hasil penelitian Yulia (2006) menunjukkan bahwa daun teh segar yang belum mengalami pengolahan lebih berpotensi sebagai senyawa antibakteri, karena seiring dengan pengolahan menjadi teh hitam, aktivitas senyawa-senyawa yang berpotensi sebagai antibakteri pada daun teh menjadi berkurang[6]

Pakan Ternak[sunting | sunting sumber]

Tanin yang terkandung dalam pakan ternak seperti pada daun kaliandra, dapat menjadi anti nutrisi pada ternak ruminansia jika dikonsumsi berlebih. Hal ini dapat diatasi dengan cara melakukan manipulasi proses pencernaan oleh mikroba rumen dengan menginokulasi isolasi bakteri toleran tanin supaya mengoptimalkan pemanfaatan kaliandra sebagai sumber pakan [7] Tanin mampu memproteksi protein bahan pakan, seperti daun katuk, sehingga tidak terdegradasi di rumen [8] Tanin juga bermanfaat sebagai agensia pelindung asam lemak tak jenuh, sehingga tidak terdegradasi oleh mikroba rumen dalam sistem pencernaan ruminansia [9]

Penyamakan[sunting | sunting sumber]

Dalam proses penyamakan, tanin bereaksi dengan protein dari belulang. Proses ini akan mengawetkan kulit dari serangan-serangan bakteri. Di samping itu, penyamakan akan memberi warna tertentu, serta membentuk kepadatan dan kelenturan kulit tersamak yang berbeda-beda; bergantung kepada sifat-sifat kulit asal dan kepada proses penyamakan yang digunakan.[4] proses penyamakan dapat menggunakan tanin dari kulit kayu akasia sebagai bahan penyamak nabati [10]

Perekat kayu[sunting | sunting sumber]

Tanin yang terkandung dalam tanaman bakau dan akasia dapat di ekstrak yang dapat dijadikan perekat kayu lamina.Perekat autokondensat tanin bakau dan akasia memiliki nilai keteguran geser kayu laminanya yang tidak berbeda dengan menggunakan perekat fenolformaldehida dan ureaformaldehida[11]

Page 6: Asam Tanat

Dampak Negatif

Page 7: Asam Tanat

• Tidak dapat di sangkal lagi bahwa teh banyak mengandung antioksidan, dapat membunuh bakteri dan memiliki efek antioksidan yang positif tetapi orang-orang yang banyak minum teh hijau menderita masalah Lambung.

• Memang benar bahwa antioksidan yang di temukan dalam teh adalah antioksidan berjenis polifenol, yang mencegah atau menetralisasi efek radikal bebas yang merusak. Namun, jika beberapa antioksidan tersebut menyatu, mereka menjadi sesuatu yang disebut TANIN.

• Tanin menyebabkan beberapa tumbuhan dan buah-buahan memiliki rasa sepat. Rasa “pahit” dalam buah kesemek yang pahit, misalnya, disebabkan oleh tannin. Tannin mudah teroksidasi, maka, bergantung pada banyaknya zat itu terkena air panas atau udara, dengan mudah ia dapat berubah menjadi asam tanat. Terlebih lagi, asam tanat berfungsi membekukan protein. Teori saya adalah asam tanat memiliki efek negatif pada mukosa lambung – yaitu selaput lender yang melapisi lambung – sehingga menyebabkan orang tersebut menderita berbagai masalah lambung, seperti tukak lambung.

• Pemeriksaan menggunakan endoskop untuk memeriksa lambung mereka yang secara teratur meminum teh (teh hijau, teh cina, teh hitam inggris) atau kopi yang banyak mengandung asam tanat, biasanya ditemukan mukosa lambung mereka menipis akibat perubahan atrofi. Lapisan lambung yang begitu penting itu menyusut begitu saja. Sebuah fakta yang sudah banyak di ketahui: perubahan atrofi yang kronis atau mag kronis dapat dengan mudah berkembang menjadi kanker lambung.

Asam Tanat Dalam Teh

Page 8: Asam Tanat