asam salisilat

5
Pembahasan klp 1 Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik. Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam asetilsalisilat. Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Asidimentri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sedangkan alkalimetri meruapakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa. Titrasi adalah suatu proses dalam analisis volumetric dimana suatu titran atau larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya diteteskan melalui buret kedalam larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut titran dan zat yang sudah diketahui kadarnya tersebut disebut titer. Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.

Upload: budi-astawan

Post on 28-Sep-2015

47 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

text

TRANSCRIPT

Pembahasan klp 1Asam salisilat(asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal, yang dapat digunakan secaratopikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagaiobat luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dariasam organik. Di samping itu digunakan pulagaramsalisilat. Turunannya yang paling dikenal asalahasam asetilsalisilat.Asidi dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni reaksi antara ion hydrogen yang berasal dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat netral. Asidimentri merupakan penetapan kadar secara kuantitatif terhadap senyawa-senyawa yang bersifat basa dengan menggunakan baku asam. Sedangkan alkalimetri meruapakan penetapan kadar senyawa-senyawa yang bersifat asam dengan menggunakan baku basa.Titrasi adalah suatu proses dalam analisis volumetric dimana suatu titran atau larutan standar yang sudah diketahui konsentrasinya diteteskan melalui buret kedalam larutan lain yang belum diketahui konsentrasinya. Zat yang akan ditentukan kadarnya disebut titran dan zat yang sudah diketahui kadarnya tersebut disebut titer. Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah dengan melalui proses titrasi asidi-alkalimetri. Cara ini cukup menguntungkan karena pelaksanaannya mudah dan cepat, ketelitian dan ketepatannya juga cukup tinggi.Pada praktikum ini dilakukan penentuan kadar asam salisilat dengan metode asidi-alkalimetri menggunakan indikator fenolftalein, hal ini dilakukan karena jika megunakan indikator yang lain, adanya kemungkinan trayek pH-nya jauh dari titik ekuivalen. Dalam bidang Farmasi, asidi-alkalimetri dapat digunakan untuk menentukan kadar suatu obat dengan teliti karena dengan titrasi ini, penyimpangan titik ekivalen lebih kecil sehingga lebih mudah untuk mengetahui titik akhir titrasinya yang ditandai dengan suatu perubahan warna, begitu pula dengan waktu yang digunakan seefisien mungkin.

Pembakuan larutan NaOHPada standarisasi NaOH terhadap asam oksalat indicator yang digunakan adalah penolftalein atau PP 1 % ,pada saat indicator ditambahkan warna larutan tetap bening, setelah dititrasi dengan NaOH sebanyak 10,25 ml larutan berubah menjadi warna pink atau merah muda. Perubahan warna pada larutan disebabkan oleh resonansi isomer electron. Berbagai indicator mempunyai tetapan ionisasi yang berbeda,sehingga menunjukan warna pada range pH yang berbeda. Indicator penolftalein adalah indicator yang dibuat dengan kondensasi anhidrida fthalein dengan fenol. Jika indicator ini digunakan,maka akan menunjukan pH yang berkisar antara 8,2 10,0 atau berlangsung antara basa kuat dengan asam kuat. Dari hasil praktikum,di dapatkan normalitas NaOH sebesar 0,0975 N.Perubahan warna diharapkan tidak terlalu muda dan juga tidak terlalu tua. Agar mendapatkan hasil titrasiyang maksimal. Warna yang cocok adalah warna yang berada di tengah-tangah. Tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua.

Pembakuan larutan HClPada pembakuan larutan HCl, indicator yang digunakan adalah pp 1%. Sebelum ditambahkan indicator, 10 ml NaOH yang ditempatkan di Erlenmeyer tidak berwarna, dan setelah itu pula masih tetap tidak berwarna. Untuk menstandarisasi HCl, dilakukan titrasi terhadap NaOH dengan menggunakan indicator phenolftalein untuk menentukan titik akhir titrasi. Volume HCl yang dibutuhkan selama titrasi berlangsung sampai terjadinya titik akhir titrasi adalah sebesar 8,05 ml. berdasarkan perhitungan yang dilakukan, didapatkan konsentrasi yang sebenarnya dari HCl sebesar 0,1211 N.

Penetapan Kadar Asam Salisilat SampelPada praktikum ini dilakukan titrasi balik. Titrasi balik adalah penentuan kuantitatis analit di dalam sampel dilakukan dengan cara menambahkan senyawa berlebih yang diketahui konsentrasinya dengan pasti, kemudian kelebihan senyawa yang tidak bereaksi dengan analit dititrasi balik dengan senyawa pentiter yang tepat.Perlakuan pada penetapan kadar senyawa asam salisilat dalam sampel. 0,1 gramsampel yang dilarutkan dengan 30 mL NaOH. Kemudian campuran ini disaring dan diambil sebanyak 10 mL dan ditempatkan di Erlenmeyer untuk di titrasi. Setelah itu ditambahkan 3 tetes indikator fenolftalein, setelah penambahan indicator phenolftalein larutan berubah warna menjadi merah muda, hal itu dikarenakan larutan sudah dalam suasana basa karena penambahan NaOH. Larutan kemudian dititrasi (sebanyak 2 kali pengulangan/duplo) tetes demi tetes dengan larutan HCl 0,1 N, volume HCl yang diperlukan sampai larutan berubah warna menjadi colorless adalah sebanyak 7,73 ml dan 7,58 ml. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan massa asam salisilat dalam 0,1 gram sampel adalah sebesar 0,27458 gram dan 0,2772 gram. Dan rata rata kadar asam salisilat dalam % didapatkan sebesar 275,89%.Karena kadar yang diperoleh sangat besar dan sangat tidak sesuai dengan kadar asam salisilat yang tertera pada kemasan sampel , maka dilakukan perhitungan ulang terhadap volume HCl yang diperlukan untuk titrasi, dan didapatkan hasil volume titrasi yang seharusnya adalah sebesar 24,034021 mL.Terjadinya kesalahan dalam melakukan praktikum ini disebabkan oleh beberapa factor, diantaranya:1. Kesalahan pada saat penimbangan asam oksalat2. Kesalaha pada saat memasukan asam oksalat pada labu ukur3. Dan kesalahan kecil lainnya termasuk pembersihan pada bagian muka bagian atas buret yang tidak di lap oleh tisu .Ada dua cara untuk mengetahui titik ekivalen pada titrasi :1. Memakai pH meter untuk memonitor pH selama titrasi dilakukan. Kemudian membuat plot antara pH dengan volume titran untuk memperoleh kurva titrasi. Titik tengah dari kurva titrasi tersebut dinamakan titik ekivalen. Cara ini jarang dilakukan karena harus menggunakan sarana yang mendukung.Memakai indicator asam basa, indicator ditambahkan 2 hingga 3 tetes pada titran sebelum proses titrasi dilaukan. Indikator ini akanberubah warna ketika titik ekivalen terjadi. Pada saat inilah titrasi dihentikan.