asam (2)
DESCRIPTION
asamTRANSCRIPT
Asam
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.
Suatu analisis farmaseutika meliputi dan pengerjaan serta
pemeriksaan suatu senyawa tunggal ataupun pemeriksaan zat yang
merupakan bagian dari suatu sistem kompleks. Termasuk dalam
kategori ini adalah sediaan farmasi baik itu obat-obatan, makanan,
minuman, kosmetik maupun alat-alat kesehatan. Dimana sediaan-
sediaan farmasi ini, pada umumnya terdiri atas zat aktif dan zat bantu
yang dibuat menjadi sutu bentuk sediaan yang sesuai dengan
penggunaannya. Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani,
maupun nabati yang dalam dosis layak dapat menyembuhkan,
meringankan atau mencegah penyakit.
Asam secara umum merupakan senyawa kimia yang bila
dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan dengan pH lebih kecil
dari 7. Dalam definisi modern, asam merupakan suatu zat yang dapat
memberi proton (ionH+) kepada zat lain yang disebut basa, atau dapat
menerima pasangan elektron bebas dari suatu basa.
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Asam adalah suatu zat yang bila dilarutkan dalam air
terionisasi menghasilkan ion H+ atau molekul yang dapat menerima
proton (H+).
Suatu asam bereaksi dengan suatu basa dalam reaksi
penetralan untuk membentuk garam.
B. Maksud Percobaan
mengetahui dan memahami cara mengidentifikasi senyawa
obat dari golongan asam pemeriksaan golongan secara kualitatif
menggunakan pereaksi pendahuluan dan spesifik.
C. Tujuan Percobaan
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menentukan senyawa
obat golongan asam dengan menggunakan beberapa metode pengujian,
yaitu uji pendahuluan, uji golongan dan uji reaksi spesifik.
D. Prinsip Percobaan
Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan senyawa kimia dari
senyawa golongan asam dan golongan fenol dengan melakukan uji
organoleptik, uji pemijaran dan penambahan beberapa pereaksi spesifik.
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Umum
Sekitar tahun 1800, banyak kimiawan Prancis, termasuk
Lavoisier mendefinisikan asam sebagai zat mengandung oksigen
karena pengetahuannya akan asam kuat hanya terbatas pada asam-
asam okso dan karena ia tidak mengetahui komposisi sesungguhnya
dari asam-asam halida, HCl, HBr, dan HI. Lavoisier-lah yang memberi
nama oksigen dari kata bahasa Yunani yang berarti "pembentuk
asam". Setelah unsur klorin, bromin, dan iodin teridentifikasi dan
ketiadaan oksigen dalam asam-asam halida ditemukan oleh Sir
Humphry Davy pada tahun 1810, definisi oleh Lavoisier tersebut harus
ditinggalkan (Harrizul,1995).
Kimiawan Inggris pada waktu itu, termasuk Humphry Davy,
berkeyakinan bahwa semua asam mengandung hidrogen. Kimiawan
Swedia Svante Arrhenius lalu menggunakan landasan ini untuk
mengembangkan definisinya tentang asam. Ia mengemukakan
teorinya pada tahun 1884.(harrizul,1995)
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Pada tahun 1923, Johannes Nicolaus Brønsted dari Denmark
dan Martin Lowry dari Inggris masing-masing mengemukakan definisi
protonik asam-basa yang kemudian dikenal dengan nama kedua
ilmuwan ini. Definisi yang lebih umum diajukan oleh Lewis pada tahun
yang sama, menjelaskan reaksi asam-basa sebagai proses transfer
pasangan elektron.(RA,Day, 1980)
Istilah "asam" merupakan terjemahan dari istilah yang
digunakan untuk hal yang sama dalam bahasa-bahasa Eropa seperti
acid (bahasa Inggris), zuur (bahasa Belanda), atau Säure (bahasa
Jerman) yang secara harfiah berhubungan dengan rasa masam.
Dalam kimia, istilah asam memiliki arti yang lebih khusus. Terdapat
tiga definisi asam yang umum diterima dalam kimia, yaitu definisi
Arrhenius, Brønsted-Lowry, dan Lewis.
1. Arrhenius: Menurut definisi ini, asam adalah suatu zat yang
meningkatkan konsentrasi ion hidronium (H3O+) ketika dilarutkan
dalam air. Definisi yang pertama kali dikemukakan oleh Svante
Arrhenius ini membatasi asam dan basa untuk zat-zat yang dapat larut
dalam air.
2. Brønsted-Lowry: Menurut definisi ini, asam adalah pemberi proton
kepada basa. Asam dan basa bersangkutan disebut sebagai
pasangan asam-basa konjugat. Brønsted dan Lowry secara terpisah
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
mengemukakan definisi ini, yang mencakup zat-zat yang tak larut
dalam air (tidak seperti pada definisi Arrhenius).
3. Lewis: Menurut definisi ini, asam adalah penerima pasangan elektron
dari basa. Definisi yang dikemukakan oleh Gilbert N. Lewis ini dapat
mencakup asam yang tak mengandung hidrogen atau proton yang
dapat dipindahkan, seperti besi(III) klorida. Definisi Lewis dapat pula
dijelaskan dengan teori orbital molekul. Secara umum, suatu asam
dapat menerima pasangan elektron pada orbital kosongnya yang
paling rendah (LUMO) dari orbital terisi yang tertinggi (HOMO) dari
suatu basa. Jadi, HOMO dari basa dan LUMO dari asam bergabung
membentuk orbital molekul ikatan. (Khopkar, 1990)
Walaupun bukan merupakan teori yang paling luas
cakupannya, definisi Brønsted-Lowry merupakan definisi yang paling
umum digunakan. Dalam definisi ini, keasaman suatu senyawa
ditentukan oleh kestabilan ion hidronium dan basa konjugat terlarutnya
ketika senyawa tersebut telah memberi proton ke dalam larutan
tempat asam itu berada. Stabilitas basa konjugat yang lebih tinggi
menunjukkan keasaman senyawa bersangkutan yang lebih tinggi.
Sistem asam/basa berbeda dengan reaksi redoks; tak ada perubahan
bilangan oksidasi dalam reaksi asam-basa.(Khopkar, 1990)
Sifat-sifat
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila
asamnya asam kuat.
Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam.
Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan
elektrolit.
Sifat kimia
Dalam air, reaksi kesetimbangan berikut terjadi antara suatu asam
(HA) dan air, yang berperan sebagai basa,
HA + H2O ↔ A- + H3O+
Tetapan asam adalah tetapan kesetimbangan untuk reaksi HA
dengan air:
Asam kuat mempunyai nilai Ka yang besar (yaitu,
kesetimbangan reaksi berada jauh di kanan, terdapat banyak H3O+;
hampir seluruh asam terurai). Misalnya, nilai Ka untuk asam klorida
(HCl) adalah 107. .(Praeparakidi,1973)
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Asam lemah mempunyai nilai Ka yang kecil (yaitu, sejumlah
cukup banyak HA dan A- terdapat bersama-sama dalam larutan;
sejumlah kecil H3O+ ada dalam larutan; asam hanya terurai sebagian).
Misalnya, nilai Ka untuk asam asetat adalah 1,8 × 10-5. .
(Praeparakidi,1973)
Asam kuat mencakup asam halida - HCl, HBr, dan HI. (Tetapi,
asam fluorida, HF, relatif lemah.) Asam-asam okso, yang umumnya
mengandung atom pusat ber-bilangan oksidasi tinggi yang dikelilingi
oksigen, juga cukup kuat; mencakup HNO3, H2SO4, dan HClO4.
Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.
(Praeparakidi,1973)
Larutan asam lemah dan garam dari basa konjugatnya
membentuk larutan penyangga.
Delokalisai juga terjadi pada ion ini. Pada saat ini, salah satu
dari antara elektron bebas dari atom oksigen overlap dengan elektron
dari rantai benzen. .(Praeparakidi,1973)
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Overlap ini mengakibatkan dislokalisasi. Dan sebagai hasil
muatan negatif tidak hanya berada pada oksigen tetapi tersebar ke
seluruh molekul. .(Praeparakidi,1973)
Lalu mengapa fenol lebih lemah daripada asam etanoik? Pada
ion etanoat, delokalisasi terpusat pada daerah antara 2 atom
oksigen.Sistem yang terdelokalisasi membagi muatan negatif diantara
kedua atom oksigen. Tidak ada oksigen yang lebih kuat menarik
hidrogen ion. Pada ion fenoksida, atom oksigen tunggal masih
merupakan yang paling elektronegatif dan sistem yang terdelokalisasi
terpusat pada daerah oksigen tersebut. Sehingga atom oksigen
memiliki muatan yang paling negatif, walaupun sebenarnya tidak
memiliki muatan sebanyak itu apabila delokalisasi tidak terjadi.
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Delokalisasi membuat ion fenoksida lebih stabil dari seharusnya
sehingga fenol menjadi asam. Namun delokalisasi belum membagi
muatan dengan efektif. Muatan negatif disekitar oksigen akan tertarik
pada ion hidrogen dam membuat lebih mudah terbentuknya fenol
kembali. Sehingga itu fenol merupakan asam yang sangat lemah. .
(Http/wikipedia/fenol)
Penggunaan asam
Asam memiliki berbagai kegunaan. Asam sering digunakan
untuk menghilangkan karat dari logam dalam proses yang disebut
"pengawetasaman" (pickling). Asam dapat digunakan sebagai elektrolit
di dalam baterai sel basah, seperti asam sulfat yang digunakan di
dalam baterai mobil. Pada tubuh manusia dan berbagai hewan, asam
klorida merupakan bagian dari asam lambung yang disekresikan di
dalam lambung untuk membantu memecah protein dan polisakarida
maupun mengubah proenzim pepsinogen yang inaktif menjadi enzim
pepsin. Asam juga digunakan sebagai katalis; misalnya, asam sulfat
sangat banyak digunakan dalam proses alkilasi pada pembuatan
bensin. .(Http/wikipedia/fenol)
B. Uraian Bahan
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
1. Asam salisilat (FI IV : 51)
Nama resmi : Acidum Acetylsalicylicum
Sinonim : Asam asetilsalisilat, Asetosal
BM / RM : 180,16 / C9H8O4
Rumus bangun :
----COOH
OCOCH3
Pemerian : Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih ;
tidak berbau, atau hampir tidak berbau; rasa
asam.
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air mudah larut dalam
etanol (95%) P,larut dalam kloroform P, dan
dalam eter P.
Suhu lebur : 141 0 C – 144 0 C.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
Kegunaan : Sebagai sample
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
BAB 3
METODE KERJA
A. Alat praktikum
Adapun alat yang digunakan yaitu tabung reaksi, Botol semprot,
Rak tabung, dan Sendok tanduk
B.Bahan praktikum
Adapun bahan yang digunakan yaitu Air suling, FeCl3, NaoH,
sampel X8.
C. Penentuan Golongan Senyawa Dan Reaksi Spesifik
A. Golongan Asam
1. Zat + FeCl3 Kuning
2. Zat + Iodoform Bening
3. Zat + Cuprifill Biru Muda
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
4. Zat + DAB-HCl Bening
5. Zat + Fehling A + Fehling B Biru
D. Cara Kerja
1. Uji Organoleptis
1. Diambil sampel lalu dilihat bentuk, warna, bau dan rasa dari
sampel tersebut.
2. Uji Kelarutan
1. Dibuat larutan stok yaitu dengan menambahkan sampel dengan
aquadest
2. Dilihat kelarutan dari sampel tersebut pada saat penambahan
aquades, apakah sampel mudah larut atau sukar larut
3. Dilakukan lagi pengujian kelarutan terhadap pelarut yang
bersifat asam yaitu H2SO4 dan basa yaitu NaOH,
3. Pernentuan Golongan senyawa dan Spesifik
A. Golongan asam
1. Ditambahkan sampel dengan kode sampel X8 dengan FeCl3
2. Di homogenkan dalam tabung reaksi lalu diamati perubahan
warnanya.
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
3.Dilakukan hal yang sama dengan menggunakan pereaksi lain yaitu
dengan menggunakan Iodoform, Cuprifil, DAB-HCl, Fehling A dan
Fehling B dan marquis
4. Diamati setiap perubahan warna yang terjadi pada pereaksi –
pereaksi tersebut.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
A. Data Pengamatan
1. Uji Organoleptik
a) Sampel X8 (Asam Salisilat)
No. Kode sampel Bentuk Warna Bau
1 X8 Hablur Putih khas
2. Penentuan Golongan senyawa dan Reaksi Spesifik
- Golongan Asam
Zat + FeCl3 ungu
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Zat + pereaksi marquis merah jambu rose
Zat + NH4OH larut
B. PEMBAHASAN
Asam merupakan suatu senyawa yang memiliki atom H+, bila
dilarutkan dalam air akan mudah larut dan memiliki daya hantar listrik. Asam
memiliki sifat yang korosif terhadap logam, apabila dilarutkan dalam air akan
terasa masam, dan akan terasa menyengat bila disentuh,
Asam digolongkan menjadi dua bagian yaitu asam kuat dan asam
lemah. Asam kuat merupakan suatu senyawa yang sempurna bila dilarutkan
dalam air dan mempunyai nilai Ka yang besar merupakan suatu senyawa
yang tidak dapat terlrut secara sempurna, memiliki daya hantar listrik yang
lemah dan mempunyai nilai Ka yang kecil
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Asam kuat meliputi asam halida - HCl, HBr, dan HI. Asam-asam okso,
yang umumnya mengandung atom pusat ber-bilangan oksidasi tinggi yang
dikelilingi oksigen, juga cukup kuat, yaitu HNO3, H2SO4, dan HClO4.
Kebanyakan asam organik merupakan asam lemah.
Secara umum, asam memiliki sifat sebagai berikut:
1. Rasa: masam ketika dilarutkan dalam air.
2. Sentuhan: asam terasa menyengat bila disentuh, terutama bila asamnya
asam kuat.
3. Kereaktifan: asam bereaksi hebat dengan kebanyakan logam, yaitu
korosif terhadap logam.
4. Hantaran listrik: asam, walaupun tidak selalu ionik, merupakan elektrolit.
Pada percobaan yang telah dilakukan dilakukan pengujian
organoleptik yaitu dengan mengamati bau, warna, dan bentuk adapun
hasil yang diperoleh yaitu sampel dengan kode X8 memiliki bau khas
atau tidak berbau, warna yaitu tidak berwarna dan memiliki bentuk
menyerupai hablur.
Sedangkan pada pengujian pendahuluan yaitu sampel di tetesi
dengan Fecl3 menghasilkan perubahan warna menjadi ungu
perubahan menjadi ungu menandakan senyawa tersebut termasuk
dalam derivate salisilat kemudian dilakukan lagi pengujian spesifik
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
yaitu dengan menggunakan pereaksi marquis diperoleh perubahan
warna menjadi merah jambu atau rose.
Dan dilakukan uji kelarutan dengan menggunakan NH4OH yaitu
dimana sampel larut.
Jadi dengan itu dapat ditarik kesimpulan bahwa sampel kode
X8 merupakan derivat salisilat yaitu asam salisilat.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
pada sampel dengan kode X8 merupakan senyawa asam yaitu derivat
salisilat merupakan asam salisilat.
B. Saran
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
Ada baiknya pereaksi ditambah atau dilengkapi agar pada saat
mengidentifikasi praktikan tidak kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ars, Praeparakidi, 1973 “ Card System dan Reaksi Warna”, ; ITB, Bandung
Dirjen POM. 1979. “ Farmakope Indonesia” Edisi III. Depkes. RI : Jakarta.
Dirjen POM. 1995.” Farmakope Indonesia” Edisi IV. Depkes.RI.Jakarta.
Harrizul rivai. 1995.” Asas Pemeriksaan Kimia”. UI. Press: Jakarta.
RA.day,dkk.1980.” Analisa Kimia Kuantitatif”. Erlangga: Yogyakarta.
PUTRI NILAMSARI(15020130049)
Asam
S.M Khopkar.1990.” Konsep Dasar Kimia Analitik.”. UI.press : Jakarta.
PUTRI NILAMSARI(15020130049)