artikel skripsi gundar
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS EKONOMI
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN
MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU
PANDANARAN SEMARANG
Disusun Oleh:
Nama : Fahmi
NPM : 10205450
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Lana Sularto, Dr
Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat
Dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)
JAKARTA
2009
1
ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI KERJA
TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU PANDANARAN SEMARANG
ABSTRAK
Kepemimpinan merupakan unsur penting di dalam sebuah perusahaan, sebab tanpa
adanya kepemimpinan dari seorang pemimpin maka suatu perusahaan tersebut akan
mengalami kemunduran. Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda
dalam memimpin atau sering disebut dengan gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan
yang dijalankan oleh seorang pemimpin dalam mempengaruhi perilaku orang lain sesuai
dengan keinginannya itu dipengaruhi oleh sifat pemimpin itu sendiri. Pemimpin dengan
gaya kepemimpinan yang baik akan menciptakan motivasi yang tinggi di dalam diri
setiap bawahan, sehingga dengan motivasi tersebut akan timbul semangat kerja yang
dapat meningkatkan kinerja dari bawahan itu.
Penelitian ini menggunakan metode sensus karena keterbatasan populasi yaitu 52
pegawai. Data yang diperoleh diuji dengan uji validitas dan reliabilitas untuk memastikan
kevalidan data, kemudian dilakukan analisis data dengan uji regresi dan korelasi dengan
bantuan SPSS 14. Dari hasil penelitian diperoleh nilai koefisien determinasi (r2) sebesar
44,08% yang berarti kinerja ditentukan oleh motivasi kerja dan gaya kepemimpinan dan
sisanya sebesar 55,92% dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci: gaya kepemimpinan, motivasi, kinerja
Daftar Pustaka (1998 - 2006)
(xi + 42 + lampiran)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Di hampir semua perusahaan yang ada, pegawai merupakan asset penting
yang wajib mereka jaga. Oleh karena itu bagi perusahaan yang khususnya
bergerak dibidang jasa pelayanan yang mengandalkan tingkat kinerja pegawai di
perusahaannya, maka perusahaan tersebut dituntut untuk mampu mengoptimalkan
kinerja pegawainya. Salah satu pendekatan dalam
2
upaya meningkatkan kinerja pegawai tersebut dapat dilakukan melalui praktek
kepemimpinan atau gaya kepemimpinan yang handal dan motivasi berprestasi
yang tinggi dan terarah.
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya
kepemimpinan. Kepemimpinan mempunyai hubungan yang sangat erat
dengan motivasi, karena keberhasilan seorang pemimpin dalam
menggerakkan orang lain dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat
tergantung kepada kewibawaan, dan juga pemimpin itu di dalam menciptakan
motivasi didalam diri setiap orang bawahan, kolega maupun atasan pemimpin
itu sendiri.
Kurang adanya peranan kepemimpinan dalam menciptakan komunikasi
yang harmonis serta memberikan pembinaan pegawai, akan menyebabkan tingkat
kinerja pegawai rendah. Demikian halnya dengan kurangnya motivasi pegawai
seperti tidak disiplin masuk kerja, malasmalasan dalam bekerja akan
menyebabkan kinerja pegawai rendah. Hal ini terlihat pada SPBU 44.502.05 atau
yang lebih dikenal dengan nama SPBU Pandanaran yang terletak di kota
Semarang bahwa tingkat kinerja belum optimal dikarenakan dalam praktek
dilapangan pihak SPBU kurang memberikan komunikasi yang harmonis di antara
pimpinan dengan bawahan, serta kurangnya motivasi yang diberikan yang
menyebabkan semangat pegawai rendah dan berakibat menurunkan kinerja
pegawai. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penulisan
dengan judul
“ANALISIS PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI
KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI SPBU PANDANARAN
SEMARANG”.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara gaya
kepemimpinan yang diberikan terhadap kinerja pegawai?
3
2. Apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara motivasi kerja
yang diberikan terhadap kinerja pegawai?
3. Berapakah besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan motivasi kerja
terhadap kinerja pegawai?
1.3 Batasan Masalah
Penulis membatasi masalah hanya pada pengaruh gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai SPBU Pandanaran kota Semarang.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
gaya kepemimpinan yang diberikan terhadap kinerja pegawai.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
motivasi kerja yang diberikan terhadap kinerja pegawai.
3. Untuk mengetahui berapa besarnya pengaruh gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai.
1.5 Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademis
Dapat memberikan pengetahuan mengenai gaya kepemimpinan dan
motivasi sehingga dapat berguna di masa yang akan datang.
2. Bagi Praktisi
Dapat mengetahui mengenai pengaruh antara gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja yang diberikan dengan kinerja pegawai.
1.6 Kerangka Pemikiran
1. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y)
Kepemimpinan itu adalah usaha suatu program pada saat terjadinya
interaksi melalui komunikasi dengan gaya tertentu yang memotivasi
seseorang atau kelompok dengaan pengaruh yang tidak memaksa
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan kinerja
pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
4
kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum, serta sesuai
dengan moral maupun etika. Kepemimpinan itu ditentukan dengan gaya
kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin itu sendiri, jika gaya
kepemimpinan yang diberikan baik dan dapat memberikan arahan kepada
bawahan dengan baik maka kinerja pegawai akan meningkat sesuai
dengan gaya kepemimpinan yang diberikan.
2. Pengaruh Motivasi Kerja (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y)
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang,
baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu
pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan
dan ketrampilan yang dimilikinya. Untuk dapat memberikan hasil
kerja yang berkualitas dan berkuantitas maka seorang pegawai
membutuhkan motivasi kerja dalam dirinya yang akan berpengaruh
terhadap semangat kerjanya sehingga meningkatkan kinerjanya.
3. Pengaruh Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja (X2) secara
bersama-sama dengan Kinerja Pegawai (Y)
Gaya kepemimpinan ditentukan oleh pemimpin itu sendiri, sehingga jika
gaya kepemimpinan yang diterapkan baik dan dapat memberikan arahan
yang baik kepada bawahan, maka akan timbul kepercayaan dan
menciptakan motivasi kerja dalam diri pegawai, sehingga semangat kerja
pegawai meningkat yang juga mempengaruhi kinerja pegawai kearah yang
lebih baik.
5
Keterkaitan antar variabel tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
X1
Y
X2
Gambar 1 Keterkaitan antar variabel
1.7 Hipotesis Penelitian
1. Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan (X1) terhadap Kinerja
Pegawai (Y)
2. Terdapat pengaruh antara Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Pegawai
(Y)
3. Terdapat pengaruh antara Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi Kerja
(X2) terhadap Kinerja Pegawai (Y)
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kepemimpinan
”Kepemimpinan menurut Ralph M. Stogdill (Wahjosumidjo 1994:23)
didefinisikan sebagai sarana pencapaian tujuan yang dimaksudkan dalam
hubungan ini pemimpin merupakan seseorang yang memiliki suatu program
dan yang berperilaku secera bersama-sama dengan anggota-anggota kelompok
dengan mempergunakan cara atau gaya tertentu, sehingga kepemimpinan
mempunyai peranan sebagai kekuatan dinamik yang mendorong, memotivasi
dan mengkoordinasikan organisasi dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan”
2.2 Gaya Kepemimpinan
Setiap pemimpin pada dasarnya memiliki perilaku yang berbeda dalam
memimpin para pengikutnya, perilaku para pemimpin itu disebut dengan gaya
kepemimpinan. Gaya kepemimpinan merupakan suatu cara pemimpin untuk
6
mempengaruhi bawahannya yang dinyatakan dalam bentuk pola tingkah laku atau
kepribadian. House dan Mitchel (Sutarto 1995:131) disamping
mengemukakan adanya dua faktor yang mempengaruhi perilaku kepemimpinan,
yaitu faktor pribadi bawahan dan faktor lingkungan kerja, kedua orang tersebut
membedakan adanya empat gaya kepemimpinan, yaitu:
1. Pemimpin Pengarah (Leader Directiveness)
2. Pemimpin Pendukung (Leader Supportiveness)
3. Pemimpin Peranserta (Participative Leadership)
4. Kepemimpinan Berorientasi Prestasi (Achievement-Oriented
Leadership)
2.3 Motivasi
”Motivasi menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2008:219) adalah
pemberian daya gerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar mereka
mau bekerja sama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upayanya untuk
mencapai kepuasan”
Teori Hirarki menurut A.H. Maslow (Ulber Silalahi 2002:345)
menunjukan adanya lima tingkatan keinginan dan kebutuhan manusia.
Kebutuhan tersebut adalah :
1. Kebutuhan fisiologis ( physiological needs )
2. Kebutuhan keamanan (safety needs)
3. Kebutuhan social ( social needs )
4. Kebutuhan penghargaan ( esteem needs )
5. Kebutuhan aktualisasi (Self actualization needs )
2.4 Kinerja
Kinerja menurut Boediharjo (2002:102) dapat diukur berdasarkan
empat indikator yaitu
1. Efektif dan efisien
2. Otoritas dan tanggung jawab
3. Disiplin
7
4. Inisiatif
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Populasi dan Sampel penelitian
Populasi diartikan sebagai seluruh anggota kelompok yang sudah
ditentukan karakteristiknya dengan jelas, baik itu kelompok orang, objek, atau
kejadian. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai SPBU 44.502.05 sebanyak
52 orang pegawai. Penelitian ini menggunakan metode sensus, yaitu mendata
keseluruhan populasi yang ada. Berdasarkan sensus dilapangan, maka sampel
dalam penelitian ini sebanyak 52 orang pegawai.
3.2 Data dan Variabel yang digunakan / INSTRUMEN
1. Variabel Gaya Kepemimpinan
a. Definisi Konseptual yaitu cara pemimpin untuk mempengaruhi
bawahannya.
b. Definisi Operasional yaitu cara pemimpin untuk mempengaruhi
bawahannya yang diukur dengan orientasi direktif, orientasi
supportive, orientasi partisipatif.
c. Indikator Penelitian dengan memperhatikan definisi konseptual
dan definisi operasional, maka disusun indikator variabel gaya
kepemimpinan adalah:
Orientasi direktif
Orientasi supportive
Orientasi partisipatif
Orientasi prestasi
2. Variabel Motivasi
a. Definisi Konseptual yaitu dorongan yang tumbuh dalam diri
seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan
semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya.
8
b. Definisi Operasional yaitu dorongan yang tumbuh dalam diri
seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk
melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan
semua kemampuan dan ketrampilan yang dimilikinya yang diukur
dengan kebutuhan fisik, kebutuhan keselamatan, kebutuhan
berkelompok, kebutuhan akan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri.
c. Indikator Penelitian dengan memperhatikan definisi konseptual
dan definisi operasional, maka disusun indikator variabel motivasi
adalah:
Kebutuhan fisik
Kebutuhan keselamatan
Kebutuhan berkelompok
Kebutuhan akan penghargaan
Kebutuhan aktualisasi diri
3. Variabel Kinerja Pegawai
a. Definisi Konseptual yaitu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam
menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien.
b. Definisi operasional yaitu hasil yang dicapai oleh pegawai dalam
menyelesaikan tugasnya secara efektif dan efisien yang diukur
dengan efisien dan efektivitas, otoritas daan tanggung jawab,
disiplin dan inisiatif.
c. Indikator penelitian dengan memperhatikan definisi konseptual
dan definisi operasional, maka disusun indikator variabel kinerja
pegawai adalah:
Efektivitas dan efisiensi
Orientasi dan tanggung jawab
Disiplin
Inisiatif
9
3.3 Metode Pengumpulan Data
1. Data Primer
a. Observasi
Melakukan pengamatan langsung dan melakukan pengumpulan
data melalui penyebaran kuesioner kepada pegawai SPBU 44.502.05.
b. Wawancara
Memberikan pertanyaan kepada pimpinan perusahaan dan karyawan
dalam rangka memperkuat data yang sudah dikumpulkan.
2. Data Sekunder
Melakukan studi pustaka dengan membaca seperti referensi, surat
kabar, majalah serta buku catatan selama perkuliahan dan lain-lainnya
yang berhubungan dengan penulisan ini. Sedangkan pengolahan data
menggunakan SPSS (Sould Product Solutions Statistic) 14 untuk
mempermudah penghitungan dan pengujian hipotesis penelitian.
3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis
3.4.1 Kalibrasi Instrumen Penelitian
Dilakukan untuk mengukur validitas dan reliabilitas instrument,
dimana pengujian validitas ini untuk memastikan bahwa peneliti telah
mengukur apa yang seharusnya diukur (Kuntjoro, 2003:150). Analisis
terhadap validitas menggunakan model koefisien korelasi product
moment (r). Sedangkan pengujian reliabilitas yang menggunakan rumus
koefisien Alpha atau Alpa Cronbach dilakukan untuk mengukur
sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya atau handal (Djaali,
Pudjiono, Ramly; 200:81).
3.4.2 Uji Hipotesis dengan Analisis Regresi dan Korelasi
Dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh dan hubungan
kedua variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara sendirisendiri
maupun bersama. Kriteria hubungan sebagai pedoman umum yang
digunakan adalah
10
TABEL 3
Kriteria hubungan
Nilai r Kriteria Hubungan
0 Tidak ada korelasi
0 - 0,20 Korelasi sangat lemah
0,21 - 0,40 Korelasi lemah
0,41 - 0,70 Korelasi kuat
0,71 - 0,90 Korelasi sangat kuat
0,91 - 0,99 Korelasi sangat kuat sekali
1 Korelasi sempurna
Sumber : Peramalan Bisnis (Sugiarto dan Harijono, 2000:92)
3.4.3 Pengujian Keterikatan Regresi
Dilakukan dengan uji F, yaitu untuk mengetahui bagaimana variabel
bebas yang digunakan secara bersamaan mampu menjelaskan variabel
terikat. Apabila hasil yang diperoleh Fhitung > Ftabel dan signifikansi
<0,05 maka artinya mempunyai keterikatan.
3.4.4 Pengujian Signifikansi
Dilakukan dengan Uji t, yaitu untuk mengetahui pengaruh
masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. Pada taraf nyata
sebesar 5% dan derajat kebebasan (df) N-2, setelah dibandingkan
kemudian diambil keputusan dengan kaidah: jika nilai thitung > ttabel
maka dinyatakan ada pengaruh, tetapi jika thitung < ttabel maka
dinyatakan tidak ada pengaruh.
3.4.5 Pengujian Statistik Regresi
Dilakukan dengan penghitungan Koefisien Determinasi (r²) yaitu
untuk melihat pengaruh variabel yang diteliti. Apabila didapat hasil
mendekati angka 1, artinya menunjukkan model regresi sangat kuat dalam
menerangkan keragamn variasi variabel terikatnya. Tetapi
11
apabila hasilnya mendekati 0 artinya semankin lemah variabel
bebasnya dalam menerangkan variabel terikatnya.
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1. Uji Validitas
Koefisien validitas untuk seleksi item pada tes yang mengukur kemampuan ini
dapat dipilih dari item-item yang memiliki koefisien 0,3 atau lebih. Karyawan yang
diberikan kuesioner untuk pengujian validitas ini berjumlah 52 orang. Pada uji validitas
seluruh kuesioner gaya kepemimpinan, motivasi kerja dan kinerja dinyatakan valid,
sehingga tidak ada pertanyaan yang harus dihilangkan guna menjamin validitas hasil
penelitian secara keseluruhan.
4.2. Uji Realibilitas
Tabel 4.1
Hasil Uji Realibilitas Kuesioner
Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kinerja
Variabel Koefisien Alpha Status
Gaya Kepemimpinan 0, 772 Reliabel
Motivasi Kerja 0,811 Reliabel
Kinerja 0,862 Reliabel
Sumber : data primer (diolah)
4.3. Uji Korelasi
Dengan menggunakan metode product momen dari Pearson maka dapat diketahui
korelasi antar gaya kepemimpinan dan motivasi kerja dengan kinerja sebagai berikut:
12
Tabel 4.2
Hasil uji Korelasi Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Correlations
Gaya_ Kepemim
pinan Motivasi KinerjaGaya_Kepemimpinan Pearson Correlation 1 .331* .434**
Sig. (2-tailed) .017 .001N 52 52 52
Motivasi Pearson Correlation .331* 1 .617**Sig. (2-tailed) .017 .000N 52 52 52
Kinerja Pearson Correlation .434** .617** 1Sig. (2-tailed) .001 .000N 52 52 52
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.4. Hasil Penelitian
Tabel 4.5
Hasil Analisis Regresi
Pengaruh Variabel Motivasi Kerja (X1) dan Gaya
Kepemimpinan (X2)
Terhadap Kinerja(Y)
Variabel Bebas
Gaya
Kepemimpinan(X1)
Motivasi Kerja (X2)
Konstanta =
4.797
R Square = 0.440
Koefisien Regresi(i) Nilai t hitung P
0,222 2,275 0.00
0,571 4,4699 0.00
Fhitung = 19.269
Ftabel = 3.15
Multiple R = 0.664 p = 0.0000
Sumber:Data diolah
Berdarkan hasil analisis pada Tabel 4.5 di atas, maka persamaan regresi yang
dihasilkan adalah : Y = 4,797 + 0,222 X1 + 0,571 X2
13
Dari persamaan regresi diatas menunjukkan variabel motivasi kerja (X1) dan gaya
kepemimpinan (X2) mempengaruhi kinerja (Y).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka peneliti menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan rendah antara variabel Gaya
Kepemimpinan dengan Kinerja (ry1=0,434). Pengaruh Gaya Kepemimpinan
terhadap Kinerja rendah. Hanya 18,83% dari Kinerja ditentukan oleh Gaya
Kepemimpinan, sedangkan sisanya sebesar 81,17% ditentukan oleh faktor lain.
2. Terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan kuat antara variabel Motivasi
Kerja dengan Kinerja (ry2=0.617). Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja
kuat. Hanya 38,06% dari Kinerja ditentukan oleh Motivasi Kerja, sedangkan
sisanya sebesar 61,94% ditentukan oleh faktor lain.
3. Terdapat hubungan positif dengan tingkat kekuatan kuat antara variabel Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama dengan Kinerja
(R=0,664). Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama
sama terhadap Kinerja kuat. Hanya 44,08% dari Kinerja ditentukan oleh Gaya
Kepemimpinan dan Motivasi Kerja secara bersama-sama, sedangkan sisanya sebesar
55,92% ditentukan oleh faktor lain.
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, peneliti mencoba memberikan saran sebagai berikut:
1. Dengan melihat kesimpulan diatas maka disarankan agar pihak manajemen
memperbaiki gaya kepemimpinan yang telah diberikan sehingga dapat memotivasi
karyawan dan menambah kinerja karyawan yang pada akhirnya akan bermanfaat
untuk SPBU.
14
2. Gaya kepemimpinan direktif merupakan gaya kepemimpinan yang paling besar
pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi kerja karyawan di SPBU di masa
mendatang, maka disarankan kepada pihak manajemen agar secara kontinyu
menciptakan kondisi kerja yang berorientasi pada direktif di setiap aktivitas
perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA
Boediharjo. 2002. Kinerja Organisasi. Erlangga: Jakarta
Gayatri. 2005. Analisis Pengaruh Prestasi Kerja dan Kompetensi
Terhadap
Keputusan Promosi Jabatan Karyawan PT. Jasa Angkasa Semesta
Tbk., di
Jakarta. Jurnal: Jakarta
Gomes, Faustino Cardoso. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. ANDI
OFFSET: Yogyakarta
Griffin, Ricky W. 2004. MANAJEMEN. Erlangga: Jakarta
Hasibuan, Malayu S.P. 2007. MANAJEMEN Dasar, Pengertian dan Masalah.
Bumi
Aksara: Jakarta
Setyaningsih, Sri H. 2005. Pengaruh Motivasi Berprestasi dan Gaya
Kpemimpinan
Camat Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Karang
Tengah Kota
Tangerang Provinsi Banten. Jurnal: Jakarta
Usman, Husaini. 2008. MANAJEMEN (Teori Praktik dan Riset Pendidikan).
Penerbit
Bumi Aksara: Jakarta
Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha
Ilmu:Yogyakarta
Wahjosumidjo. 1994. Kepemimpinan dan Motivasi. Ghalia Indonesia: Jakarta
15