artikel dari skripsi

26
UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA KUNCI UNTUK SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA KELAS III SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014 ABSTRAK Khoirunnisyak Pasca Sarjana UNS Email : [email protected] Khoirunnisyak. UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA KUNCI UNTUK SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA KELAS III SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Pasca Sarjana Pendidikan Luar Biasa. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menyimak centa pendek siswa penyandang tuna daksa melalui penggunaan kata kunci dalam pembelajaran menyimak cerita pendek bagi anak penyandang tunadaksa kelas III di SLB D YPAC Surakarta. Teknik kata kunci digunakan untuk mengingat data berupa kalimat panjang. Dalam menentukan kata kuci kita harus mencari kalimat utama yang ada dalam kalimat tersebut Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu penelitian yang berupa kolaborasi atau kerjasama antara peneliti dengan guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, tes dan analisis dokumen. Untuk menguji validitas data penulis menggunakan triangulasi. Data penelitian berupa nilai ketrampilan menyimak cerita pendek, bersumber dari anak, yang dikumpulkan metode tes. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif prosentase. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik kata kunci dapat meningkatkan ketrampilan menyimak cerita pendek pada penyandang tunadaksa kelas III SLB D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014. Kata Kunci : Peningkatan, Ketrampilan, Kata Kunci, Tuna Daksa, SLB D YPAC Surakarta

Upload: anonymous-kop3mayaf

Post on 10-Apr-2016

7 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

s

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Dari Skripsi

UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA KUNCI UNTUK SISWA PENYANDANG TUNA

DAKSA KELAS III SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014

ABSTRAK

KhoirunnisyakPasca Sarjana UNS

Email : [email protected]

Khoirunnisyak. UPAYA PENINGKATAN KETRAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK KATA KUNCI UNTUK SISWA PENYANDANG TUNA DAKSA KELAS III SLB D YPAC SURAKARTA TAHUN AJARAN 2013/2014. Pasca Sarjana Pendidikan Luar Biasa. Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan ketrampilan menyimak centa pendek siswa penyandang tuna daksa melalui penggunaan kata kunci dalam pembelajaran menyimak cerita pendek bagi anak penyandang tunadaksa kelas III di SLB D YPAC Surakarta. Teknik kata kunci digunakan untuk mengingat data berupa kalimat panjang. Dalam menentukan kata kuci kita harus mencari kalimat utama yang ada dalam kalimat tersebut

Penelitian ini berbentuk Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas yaitu suatu penelitian yang berupa kolaborasi atau kerjasama antara peneliti dengan guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik observasi, tes dan analisis dokumen. Untuk menguji validitas data penulis menggunakan triangulasi. Data penelitian berupa nilai ketrampilan menyimak cerita pendek, bersumber dari anak, yang dikumpulkan metode tes. Data dianalisis dengan menggunakan deskriptif prosentase.

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa teknik kata kunci dapat meningkatkan ketrampilan menyimak cerita pendek pada penyandang tunadaksa kelas III SLB D YPAC Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

Kata Kunci : Peningkatan, Ketrampilan, Kata Kunci, Tuna Daksa, SLB D YPAC Surakarta

Page 2: Artikel Dari Skripsi

ABSTRACTKhoirunnisyak

Postgraduate UNSEmail: [email protected]

Khoirunnisyak. SKILLS ENHANCEMENT MEASURES Listening TECHNIQUE USING SHORT STORIES KEYWORDS FOR STUDENTS Physically Disabled CLASS III SLB D YPAC ACADEMIC YEAR 2013/2014. Postgraduate Education. University of Sebelas Maret Surakarta.

The purpose of this research is to improve the students' skills of listening short Centa quadriplegic through the use of keywords in learning to listen to short stories for children with physical disabilities in elementary class III- SLB D YPAC Surakarta. Techniques used key words to remember the data in the form of a long sentence. In determining the key words we should be looking for key words in the sentence

This study is Classroom Action Research . Class Action Research is a study in the form of collaboration or cooperation between researchers and teachers. Data collection techniques used were observation, test and document analysis. To test the validity of the author's data using triangulation. The research data in the form of short stories worth listening skills, sourced from the child, who collected test method. Data were analyzed using descriptive percentages.

Based on the research that has been done can be concluded that the techniques keywords can improve listening skills of short stories in quadriplegic class III SLB D YPAC Surakarta academic year 2013/2014.

Keywords: Improvement, Skills, Keywords, Tuna Daksa, SLB D YPAC Surakarta

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pendidikan adalah sesuatu yang melekat dengan fitrah kemanusiaan. Sejak awal mula

peradaban orang telah mengetahui bagaimana proses belajar dan pembelajaran, melihat orang lain

mengerjakan sesuatu, menyikapi sesuatu kemudian melakukan inisiasi, dan menirunya sudah cukup

bisa dikatakan sebagai proses pembelajaran. Perkembangan ilmu dan teknologi dalam era

globalisasi ini banyak menuntut masyarakatnya untuk mampu menyimak berbagai informasi dengan

cepat dan tepat baik melalui berbagai media, radio, televisi, telepon, internet maupun melalui tatap

muka secara langsung. Berbagai lembaga-lembaga baik di lingkungan pemerintah maupun para

pakar yang sesuai dengan bidang informasi yang membutuhkan berbagai pemecahan masalah

melakukan berbagai kegiatan seperti rapat, seminar, diskusi, ceramah, debat, simposium dan

sebagainya.

Dalam kehidupan sehari-hari sering pula harus menyimak berita, cerita, pengumunan,

laporan, dan sebagainya namun tidak semua orang mampu menyimak dengan baik, padahal

kemajuan masyarakat sangat tergantung pada kemampuan menyimak berbagai informasi anggota

masyarakatnya. Jika seseorang banyak mendapatkan informasi berarti orang itu meningkatkan

pengetahuan dan banyak pengetahuan berarti meningkatkan daya pikir.

Page 3: Artikel Dari Skripsi

Untuk mampu menyimak khususnya dalam menyimak cerita pendek pada anak tunadaksa

sangat perlu ditingkatkan, meskipun belum tentu sama seperti dengan anak normal tetapi

memaksimalkan kemampuan adalah sangat penting. Metode pembelajaran yang masih lemah

ditunjukkan dengan adanya kebingungan pada anak ketika mengikuti pelajaran melalui observasi

menulis mengkibatkan kemampuan anak dalam mengikuti pelajaran menjadi kurang maksimal.

Kebanyakan guru yang masih monoton hanya ceramah saja tanpa memperhatikan kemampuan

menyimak anak. Kemampuan atau keterampilan menyimak pada anak benar-benar harus

diperhatikan, guru atau sekolah harus menyediakan apa saja yang dapat digunakan sebagai

pendukung kegiatan menyimak. Selama ini banyak sekali guru yang mengabaikan hal ini, tanpa

disadari oleh para guru bahwa sebenamya faktor pendukung kegiatan menyimak sangat penting.

Guru yang terlatih dan berkompetensi harus dimiliki oleh setiap pendidik. Tanpa adanya

guru yang terlatih dan berkompetensi proses pembelajaranpun kurang berkembang utamanya dalam

kemampuan menyimak. Guru yang telah terlatih dan berkompetensi sangat berperan besar dalam

mempengaruhi keterampilan menyimak anak karena bertindak sebagai fasilitator. Jadi guru harus

jelas dalam menerangkan sehingga anak mampu menyimak dengan benar dan memahami materi.

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan ketrampilan menyimak cerita pendek bagi anak

tunadaksa kelas III SD YPAC Surakarta.

Manfaat Penelitian

Penelitian inti diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi guru,

terkait tentang metode pembelajaran teknik kata kunci dengan mata peiajaran Bahasa Indonesia di

kelas III SLB-D YPAC Surakarta dan memberikan alternatif pemecahan masalah yang berkaitan

dengan pembelajaran Bahasa Indonesia pada pokok bahasan menyimak cerita pendek melalui

penggunaan teknik kata kunci pada anak tunadaksa kelas III SD YPAC Surakarta Tahun Ajaran

2013 / 2014.

LANDASAN TEORI

Pengertian Anak Tunadaksa

Anak tuna daksa adalah anak yang mengalami gangguan fisik yng mengakibatkan anak atau

penyandang mengalami hambatan dalam bersosialisasi dengan masyarakat. Drs. Musjafak Assjari,

M.Pd. (1995:58), mengatakan bahwa istilah tunadaksa berasal dari kata "tuna yang berarti rugi,

kurang, dan daksa berarti tubuh". Tunadaksa ditujukan kepada mereka-mereka yang memiliki

anggota tubuh tidak sempurna, misalnya: buntung atau cacat. Sedangkan menurut Drs. Abdul Salim

Page 4: Artikel Dari Skripsi

Choiri, M.Kes. (2006), "Tunadaksa diartikan sebagai akibat dari gangguan pada tulang atau otot

sehingga mengurangi kapasitas normal individu untuk berdiri sendiri."

Pengertian Keterampilan Menyimak

Ketrampilan dalam menyimak harus dimiliki setiap individu yang berhubungan dengan

masyarakat umum. Ketrampilan menyimak sangat dibutuhkan karena dalam pergaulan

bermasyarakat seorang individu dituntut untuk mampu mengikuti aturan atau pergaulan dalam

masyarakat. Menurut A. Tarmizi dalam (www.maseko.web.id.com.20Febuari 2009) menyimak

merupakan salah satu keterampilan berbahasa di antara empat keterampilan bahasa lain seperti

menulis, membaca, dan berbicara.

Menurut Paul T. Rakin dalam Tarmizi (www.maseko.web.id.20Febuari 2009) komunikasi

penggunaan waktu untuk menyimak adalah 45%, sedangkan yang 55% terbagi untuk menulis,

membaca, dan berbicara. Menurut Henry Guhtur Tarigan (1996: 28) "menyimak adalah suatu

proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman,

apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami

makna komunikasi yang telah disampaikan oleh sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan".

Pengertian Ilmu Bahasa Indonesia

Bahasa adalah alat komunikasi dengan orang lain,tanpa adanya bahasa tidak akan terjadi

hubungan antar individu. Menurut Soepomo Poedjosoedarmo (2001: 169) menyatakan bahwa

"Bahasa ialah sistem simbol lisan yang arbitraris, dengan mana anggota masyarakat saling

berkomunikasi".

Bahasa digunakan individu untuk melakukan kerja sama dengan individu lain. Menurut

Mustakim (1994:2), pengertian "bahasa secara teknis adalah seperangkat ujaran yang bermakna

yang dihasilkan oleh alat ucap manusia, sedangkan secara praktis bahasa merupakan alat

komunikasi antar anggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna, yang

dihasilkan oleh alat ucap manusia". Dari pengertian pengajaran dan bahasa dapat disimpulkan

bahwa pengajaran bahasa Indonesia adalah suatu yang bertujuan untuk mendidik dan melatih

kemampuan berbahasa Indonesia para siswa.

Pengertian Cerita Pendek

Cerita pendek adalah sebuah cerita singkat dimana cerita tersebut tidak bersambung atau

cerita tersebut langsung selesai. Untuk pembelajaran anak sekolah dasar biasanya cerita pendek

hanya terdiri dari beberapa paragraf saja, sehingga anak lebih mampu mengingat materi dengan

menggunakan kata kunci. Menurut Eko dalam ("www.maseko.web.id200919 Maret), "cerita pendek

Page 5: Artikel Dari Skripsi

yang disingkat menjadi cerpen adalah suatu bentuk prosa naratif-fiktif'.. Cerita pendek cenderung

padat dan langsung pada tujuannya dibandingkan dengan karya-karya fiksi yang lebih panjang

seperti novella (dalam pengertian modern) dan novel karena singkatnya.

Penceritaan suatu kejadian dalam sebuah cerpen harus bersifat ekonomis. Dalam sebuah

cerpen hanya dibutuhkan dua atau tiga tokoh yang penting saja. Konflik hanya satu dan

dikembangkan menjadi kuat sehingga bisa menggerakkan cerita. Hanya ada satu efek saja untuk

membaca sehingga kesan yang sampai ke pembaca adalah satu pesan. Suatu cerpen harus

merupakan suatu kesatuan yang menyeluruh.

Cerita adalah sebuah kisah yang terdiri dari beberapa kalimat yang saling berhubungan dan

membentuk sebuah cerita. Cerita pendek merupakan cerita yang tidak bersambung dan cerita

tersebut langsung pada inti permasalahan serta pemecahannya. Menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia (2005:108), "cerita adalah karangan yang mengisahkan perbuatan, pengalamn,

penderitaan orang, bagaimana sesuatu teijadi, peristiwa atau hal. Pendek adalah meringkas atau

mengikhtisarkan".

Kerangka Berfikir

Kondisi Awal Ketrampilan menyimak cerita pendek kelas III

rendah

Tindakan Pembelajaran menyimak dengan teknik kata kunci

Kondisi Akhir Ketrampilan menyimak cerita pendek kelas III

meningkat

Page 6: Artikel Dari Skripsi

Hipotesis Tindakan

Penggunaan teknik kata kunci dapat meningkatkan ketrampilan menyimak cerita pendek pada anak

tunadaksa kelas III SD YPAC Surakarta.

METODOLOGI PENELITIAN

Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SLB D YPAC yang beralamatkan di Man Slamet Riyadi 364,

Laweyan, Surakarta. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai lokasi penelitian adalah karena pertama

data yang dibutuhkan untuk penelitian ini berada di SLB D,YPAC Surakarta. Kedua, karena peneliti

ingin meneliti tentang peningkatan kemampuan menyimak cerita pendek melalui teknik kata kunci

dalam pemebelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia.

Subjek danObjek Penelitian

1. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah kemampuan keterampilan menyimak cerita pendek di kelas III

SLB-D YPAC Surakarta

2. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SLB-D YPAC Surakarta yang terdiri dari 7 siswa.

Data dan Sumber Data

Data yang dkumpulkan dalam penelitian ini meliputi:

1. Data Kualitatif

Yaitu data yang berupa informan berbentuk kalimat pemahaman terhadap suatu mata pelajaran

keterampilan, pandangan atau sikap siswa terhadap metode belajar yang baru, aktivitas siswa

dalam mengikuti pelajaran, perhatian, antusias dalam belajar, kepercayaan diri dan motivasi

belajar.

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang kemampuan siswa dalam

menyimak materi pelajaran Bahasa Indonesia data penelitian itu dikumpulkan dari berbagai sumber

yang meliputi:

1. Prestasi belajar dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

Data yang dikumpulkan adalah data kemampuan menyimak cerita pendek anak tunadaksa di

kelas SLB III D, YPAC Surakarta.

2. Informan.

Informasi dalam penelitian ini adalah guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III

dan siswa kelas III yang berjumlah 7 siswa.

Page 7: Artikel Dari Skripsi

3. Dokumen.

Dokumen atau arsip, yang antara lain berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,

hasil tes siswa, foto kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dan hasil wawancara yang

dilakukan oleh siswa maupun guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

Teknik Pengumpulan Data

Salah satu langkah dalam penelitian adalah pengumpulan data yang merupakan prosedur

sistematis dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan. Oleh karena itu alat pengumpulan

data harus benar-benar valid dan reliabel. Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka pengumpulan

data diperoleh melalui observasi.

Prosedur Penelitian

Prosedur dan langkah dalam melaksanakan tindakan dilakukan melalui tahap-tahap yang

disusun secara sistematis yaitu dengan siklus tersebut adalah tahap perencanaan, tahap pelaksanaan

tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi.

Skema Siklus Penelitian

Suharsimi Arikunto, dkk (2006:74)

Perencanaan Tindakan I

Pelaksanaan Tindakan I

Pengamatan

Refleksi IPermasalahan Baru Hasil Refleksi

Perencanaan tindakan II

Pelaksanaan tindakan II

PengamatanRefleksi II

Jika Permasalahan Belum Terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya

Page 8: Artikel Dari Skripsi

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pelaksanaan Penelitian

Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing terdiri dari empat

tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, analisis dan refleksi.

SIKLUS I

a. Perencanaan Tindakan I

Kegiatan perencanaan ini dilaksanakan pada hari Senin, 8 Februari 2010 di ruang guru

YPAC Surakarta. Peneliti dan guru Kelas 3D mendiskusikan tentang rancangan tindakan yang akan

dilakukan dalam proses penelitian. Dari hasil diskusi tersebut peneliti mengajukan solusi alternative

yang berupa metode pembelajaran dengan menggunakan teknik kata kunci. Akhirnya peneliti dan

guru sepakat untuk melaksanakan pembelajaran dalam peningkatan menyimak cerita pendek

dengan menggunakan teknik kata kunci dengan mated yang sama yang sudah disampaikan pada

pembelajaran pra siklus. Dalam perencanaan ini peneliti menyajikan data yang telah dikumpulkan

kemudian bersama-sama dengan guru menentukan solusi yang dapat diambil.

Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Peneliti dan guru menyusun RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dengan materi cerita

pendek dan soal-soal.

2) Peneliti dan guru mendiskusikan desain pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode teknik

kata kunci.

b. Pelaksanaan Tindakan I

Dalam kegiatan belajar mengajar guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunkan

teknik kata kunci, pelaksanaannya yaitu sebagai berikut:

1) Apersepsi yang bertujuan membuat siswa menjadi semangat dan minat dalam mengikuti

pelajaran. Apersepsi dilaksanakan dengan guru mengajukan pertanyaan pancingan yaitu

pertanyaan tentang pelajaran yang telah lalu dan mengarah pada materi yang akan dibahas.

2) Guru menbagikan materi berupa lembaran yang berisi cerita pendek yang berjudul "Kancil dan

Pak Tani" dan soal-soal yang berjumlah 20 soal pilihan ganda.

3) Setelah guru membagikan soal, siswa membaca cerita secara bergantian dengan suara nyaring

dan intonasi yang benar.

4) Guru dan siswa lain menyimak. Guru bersama siswa lain membenarkan apabila teman yang

sedang membaca mengalami kesulitan atau kesalahan.

5) Setelah selesai membaca, guru menjelaskan bagaimana cara menjawab soal dengan

menggunakan teknik kata kunci. Guru menjelaskan tentang teknik kata kunci.

6) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum dipahami.

7) Guru memberi waktu pada siswa untuk mengerjakan soal.

Page 9: Artikel Dari Skripsi

8) Untuk menghargai kerja keras siswa di akhir pembelajaran, guru memberikan tepuk

tangan.

c. Pengamatan

Pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia berlangsung peneliti sebagai partisipan pasif

mengamati kegiatan belajar mengajar dari awal sampai akhir dan mencatat hasil siklus I di dalam

kelas didampingi guru. Siklus I dilaksanakan pada 17 Februari 2010 dan berlangsung selama 1X60

menit. Guru mengawali pembelajaran dengan melakukan apersepsi terhadap siswa, guru mengabsen

siswa, dan memberikan pertanyaan pancingan ulang mengarah ke pelajaran.

Kemudian guru membagaikan materi cerita pendek "Kancil dan Pak Tani" dan soal-soal yang

berjumlah 20 soal pilihan ganda dan siswa diminta membaca cerita dengan nyaring dan intonasi

yang benar secara bergantian. Guru dan siswa lain menyimak serta mengoreksi apabila teman yang

sedang membaca mengalami kesulitan. Kemudian guru menerangkan cara menjawab soal dengan

teknik kata kunci. Setelah itu guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang hal yang

belum dimengerti.

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar Bahasa Indonesia,

diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Siswa yang aktif selama kegiatan apersepsi berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan

2) Siswa yang mampu membaca nyaring dengan intonasi yang benar serta lancar berjumlah 5

siswa dari 7 siswa secara keseluruhan.

3) Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab berjumlah 3 siswa dari 7 siswa secara

keseluruhan.

d. Refleksi

Secara umum terdapat beberapa kelemahan yang terjadi saat proses belajar mengajar yaitu:

1) Guru masih kesulitan membangkitkan semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Keaktifan dan kesungguhan siswa dalam kegiatan pembelajaran masih rendah. Terlihat pada

kegiatan membaca dan Tanya jawab masih sedikit siswa yang ikut berpartisipasi.

3) Siswa yang menguasai materi sebesar 50% ke atas masih sedikit. Hal ini dikarenakan motivasi

siswa saat mulai sampai akhir pembelajaran masih rendah, sehingga banyak siswa yang tidak

menaruh perhatian yang serius saat proses pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus I, peneliti bersama guru kolaborator mengadakan

refleksi sebagai berikut:

1) Agar siswa lebih semangat dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti pembelajaran, sebaiknya

guru lebih tegas dalam menyikapi perilaku siswa jika tidak memperhatikan, siswa diberi sanksi

menyanyi di depan kelas.

Page 10: Artikel Dari Skripsi

2) Untuk mendorong siswa agar lebih semangat dan bersungguh-sungguh sebaiknya guru lebih

banyak memberikan reward kepada siswa yang telah berusaha aktif saat pembelajaran

berlangsung. Berikut adalah hasil dari siklus I.

Tabel 1. Hasil post-test I

No. Nama Inisial

Item yang benar nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

1.2.3.4.5.6.7.

lcaKikiMeliMimiUdinSariSato

1014915161112

68681088

50%70%45%75%80%55%60%

D (sangat kurang)C(cukup )E (sangat kurang)B (baik )B (baik )D (kurang )C(cukup )

Jumlah Total 87 54 435%Rata-rata 12,4 7,71 62%

SIKLUS II

a. Perencanaan tindakan II

Berdasarkan hasil refleksi tindakan pada siklus I, maka pada siklus II ini peneliti bersama

guru kolaborator berdiskusi mengenai cara yang tepat untuk memperbaiki kekurangan pada siklus I.

Setelah melakukan diskusi dengan guru kolaborator, akhirnya didapatkan kegiatan-kegiatan sebagai

berikut:

Langkah-langkah pertemuan pertama

1) Guru menjelaskan standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran

menyimak cerita pendek, serta memberi kesempatan kepada siswa untuk menceritakan

pengalaman yang dialami secara singkat sebelum pembelajaran di mulai.

2) Guru membagikan mated kepada murid yang berisi cerita pendek, 20 soal pilihan ganda.

3) Murid membaca cerita pendek secara bergantian dengan suara nyaring

4) Guru dan murid yang belum atau sudah mendapat giliran membaca, meyimak mated yang

sedang dibaca temannya.

5) Guru menyimak sambil membenarkan apabila ada salah pengucapan , kemudian guru memberi

contoh pengucapan yang benar.

6) Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

7) Guru memberikan pujian kepada murid yang sudah mengerjakan soal dengan tenang (tidak

ramai sendiri) dan yang selesai terlebih dahulu.

Langkah-langkah pertemuan kedua:

1) Guru menjelaskan mengenai standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia

Page 11: Artikel Dari Skripsi

2) Guru memberi pertanyaan agar siswa termotivasi yang mengarah pada pelajaran.

3) Guru melanjutkan pembelajaran pada pertemuan pertama, yaitu mencocokkan soal yang sudah

dikerjakan kemarin dan memberikan penjelasan yang benar serta mengulas kembali tentang

metode teknik kata kunci.

4) Memberi kesempatan pada siswa yang belum mengerti atau belum jelas.

5) Guru memberi pertanyaan penutup sesuai dengan materi sebagai pertanda bahwa siswa

menguasai metode teknik kata kunci.

6) Guru memberi pertanyaan penutup sesuai dengan materi sebagai pertanda bahwa siswa

menguasai metode teknik kata kunci.

7) Guru memberikan reward kepada semua siswa dengan tepuk tangan dan kalimat pujian.

b. Pelaksanaan Tindakan II

Pelaksanaan tindakan II dilakukan dalam dua kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu, 10

Maret 2010 dan Senin, 15 Maret 2010 di ruang kelas III YPAC Surakarta. Dalam pelaksanaan

siklus II ini, guru menerapkan solusi yang telah didiskusikan dengan peneliti untuk mengatasi

kekurangan pada siklus I. Adapun pelaksanaan tindakan II dengan menerapkan metode teknik kata

kunci, sebagai berikut:

1) Untuk mengawali kegiatan pembelajaran guru melakukan apersepsi terlebih dahulu. Kegiatan

ini dilakukan untuk meningkatkan minat belajar siswa di awal pembelajaran. Langkah yang

diambil guru dalam kegiatan ini yaitu guru mengadakan pertanyaan pancingan yang mengarah

pada pelajaran serta untuk bercerita tentang pengalaman yang pernah dialami secara singkat.

2) Memberikan tugas kepada siswa untuk membaca cerita yang sudah dibagikan dengan suara

nyaring secara bergantian.

3) Guru dan murid yang sudah atau belum mendapat giliran membaca bersama-sama menyimak

teman yang sedang membaca.

4) Sambil menyimak guru membenarkan apabila dalam membaca atau intonasi kurang tepat.

5) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang sesuai dengan isi

bacaan.

6) Untuk mempertajam ingatan siswa, pada saat mencocokkan soal, guru sambil memberikan

pertanyaan yang berhubungan antara soal, baca dan teknik kata kunci.

7) Memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya kembali apabila ada mated yang belum

paham.

8) Untuk menghargai siswa yang telah berusaha aktif selama kegiatan belajar mengajar dan untuk

lebih memicu siswa. Guru memberikan reward berupa tepuk tangan dan kalimat pujian.

Page 12: Artikel Dari Skripsi

c. Pengamatan

Dalam kegiatan pelaksanaan tindakan II peneliti bertindak sebagai partisipan pasif. Kegiatan

observasi bertujuan untuk menjelaskan apakah kekurangan-kekurangan yang terdapat pada siklus I

dapat teratasi dengan solusi-solusi yang telah didiskusikan anatar kolaborator dengan peneliti, dan

bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas teknik kata kunci untuk meningkatkan kemampuan

anak dalam menyimak cerita pendek yang telah disampailan karena itu dalam diskusi telah

disepakati siklus II tetap menggunakan materi yang sama tetapi tetap menggunakan metode teknik

kata kunci.

Pertemuan pertama dilaksanakan Rabu, 10 Maret 2010. Pembelajaran diawali guru dengan

menanyakan keadaan siswa kemudian mengabsen siswa serta menyuruh siswa menceritakan

pengalaman yang pernah dialami secara singkat. Kemudian guru menjelaskan standart kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator dalam pembelajaran Bahasa Indonesia tersebut.

Pada kegiatan ini guru membagikan materi pelajaran kepada siswa, kemudian siswa

membaca cerita atau materi dengan nyaring secara bergantian. Guru dan siswa yang belum atau

sudah mendapatkan giliran membaca menyimak secara bersama-sama. Guru membenarkan apabila

dalam membaca dan intonasinya kurang tepat. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

bertanya apabila ada materi atau yang belum di pahami. Sebagian siswa sudah menunujukkan

keberaniannya untuk bertanya bahkan menyatakan pendapatnya. Guru memberikan tepuk tangan

dan kalimat pujian kepada sisa yang aktif.

Pada pertemuan kedua Senin, 15 Maret 2010, guru mengawali pembeljaran dengan tanya

jawab tentang materi pelajaran yang telah dipelajari pada pertemuan pertama. Kemudian guru

menjelaskan materi kembali tentang teknik kata kunci agar siswa benar-benar memahami materi.

Kemudian guru memberikan kesempatan kepada siswa yang belum memahami materi. Kemuadian

guru menjawab pertanyaan. Dlam kegitan ini siswa sudah mulai menunjukkan keaktifannya, hal

tersebut dapat dilihat dari semakin benyaknya siswa tepuk tangan dan guru memberikan pujian dan

tepuk tangan kepada siswa yang berani bertanya.

Dari observasi terhadap proses kegiatan belajar-mengajar tersebut dapat dinyatakan sebagai

berikut:

1) Siswa yang aktif dalam kegiatan apersepsi berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan.

2) Siswa yang aktif dalam kegiatan tanya jawab berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara

keseluruhan.

3) Siswa yang berani menyatakan pendapatnya berjumlah 6 siswa dari 7 siswa secara keseluruhan

4) Siswa yang memiliki tingkat penguasaan materi sebesar 60% ke atas berjumlah 5 siswa dari 7

siswa secara keseluruhan.

d. Refleksi.

Page 13: Artikel Dari Skripsi

Kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia dengan teknik kata kunci di Kelas III SD

YPAC Surakarta siklus II yang dilaksanakan ada hari Rabu, 10 Maret 2010 dan Senin, 15 Maret

2010 berjalan lancar. Kekurangan-kekurangan pada siklus sebelumnya dapat teratasi pada siklus ini.

Siswa lebih akatif dan antusias saat pembelajaran bila dibandingankan pada siklus I hal ini dapat

terlihat pada jumlah siswa yang aktif dalam kegiatan Tanya jawab dan menyatakan pendapatnya.

Guru berhasil membangkitkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.

Kemampuan siswa dalam menyimak cerita pendek pun meningkat saat pembelajaran menggunakan

teknik kata kunci tersebut. Berikut adalah hasil dari siklus II:

Tabel 2. Hasil post-test II

No. Nama Inisial

Item yang benar Nilai Tingkat

penguasaan Keterangan

1.2.3.4.5.6.7.

lcaKikiMeliMimiUdinSariSato

14161316201416

81081010810

60%80%65%80%100%60%80%

D (kurang)B (baik)C(cukup)B (baik)A (istimewa)C (cukup)B (baik)

Jumlah Total 109 64 545%Rata-rata 15,6 9,14 78%

Berikut adalah hasil dari pre-test sampai post-test.

Tabel 3. Perolehan Nilai Pre-Test

No. Nama Inisial

Item yang benar Nilai Tingkat

penguasaan Keterangan

1.2.3.4.5.6.7.

lcaKikiMeliMimiUdinSariSato

813611151111

6868888

40%65%30%55%75%55%55%

E (sangat kurang)C(cukup)E (sangat kurang)D (kurang)B (baik)D (kurang)D (kurang)

Jumlah Total 75 52 375%Rata-rata 10,7 7,42 53%

Page 14: Artikel Dari Skripsi

Tabel 4. Perolehan Nilai Pos-Tes 1.

No. Namainisial

Item yangBenar Nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

1.2.3.4.5.6.7.

lcaKikiMeliMimiUdinSariSato

1014915161112

68681088

50%70%45%75%80%55%60%

E (sangat kurang)C (cukup)E (sangat kurang)B (baik)B (baik)D (kurang)C (cukup)

Jumlah Total 87 54 435 %

Rata-rata 12,4 7,71 62%

Tabel 5. Perolehan Nilai Pos-Tes II

No. Namainisial

Item yangBenar Nilai Tingkat

Penguasaan Keterangan

1.2.3.4.5.6.7.

lcaKikiMeliMimiUdinSariSato

14161316201416

81081010810

60%80%65%80%100 %60%80%

D (kurang)B (baik)C (cukup)B (baik)A (istimewa)C (cukup)B (baik)

Jumlah Total 109 64 545 %

Rata-rata 15,6 9,14 78%

Secara keseluruhan proses pembelajaran menyimak cerita pendek dengan teknik kata kunci

dapat berlangsung dengan baik, kekurangan-kekurangan yangada dapat teratasi. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa pembelajaran menyimak dengan metode teknik kata kunci tersebut telah

berhasil dan menunjukkan peningkatan baik dari segi proses maupun hasil belajar yaitu ketrampilan

menimak anak menjadi meningkat.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa

terjadi peningkatan kualitas pembelajaran (baik proses maupun hasil) menyimak cerita pendek

dengan teknik kata kunci dari siklus satu ke siklus berikutnya. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel

4.5 di bawah ini:

Page 15: Artikel Dari Skripsi

Tabel 6. Jumlah Siswa yang Aktif dalam Pembelajaran

No. Kegiatan Siswa Jumlah siswa

Siklus I Siklus II

1.2.3.4.

Aktif selama apersepsiKemampuan ketepatan membaca ceritaKeaktifan siswa dalamkegitan tanya jawabTingkat penguasaan materi sebesar 60 % keatas

5 siswa6 siswa3 siswa3 siswa

7 siswa7 siswa6 siswa5 siswa

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus dilaksanakan

dalam empat tahap, yakni: (1) tahap perencanaan tindakan, (2) tahap pelaksanaan tindakan, (3)

tahap observasi dan interpretasi, dan (4) tahap analisis dan refleksi.

Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi

yang ada di lapangan. Dari hasil survei, peneliti menemukan bahwa kemampuan siswa dalam

menyimak terhadap materi Bahasa Indonesia khususnya materi menyimak cerita pendek di kelas III

D YPAC Surakarta masih tergolong rendah. Kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru kelas

berupaya untuk mengatasi masalah tersebut dengan menggunakan metode teknik kata kunci dalam

proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi cerita pendek. Kemudian peneliti dan guru

kelas menyusun rencana untuk melaksanakan siklus I. Siklus I peneliti sebagai guru menggunakan

teknik kata kunci dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Ternyata masih terdapat kekurangan atau

kelemahan dalam pelaksanaannya. Siklus II merupakan siklus untuk memberikan solusi yang

dilaksanakan untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang ada selama proses pembelajaran

Bahasa Indonesia dengan teknik kata kunci pada siklus I. Siklus II dilaksanakan untuk mengatasi

kekurangan atau kelemahan yang ada selama proses pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya

menyimak cerita pendek dengan teknik kata kunci pada siklus I. Selain itu siklus II juga merupakan

siklus yang menguatkan hasil siklus I bahwa teknik kata kunci terbukti meningkatkan kemampuan

menyimak cerita pendek siswa terhadap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas HID YPAC

Surakarta.

Berdasarkan tindakan-tindakan tersebut, peneliti sebagai partisipan pasif berhasil

melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang mampu meningkatkan motivasi siswa, yang

berarti pada meningkatnya kemampuan meyimak siswa. Selain itu penelitian ini juga bermanfaat

untuk meningkatkan kinerja guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang

efektif dan menarik di kelas. Keberhasilan teknik kata kunci dapat meningkatkan kemampuan

menyimak cerita pendek mata pelajaran Bahasa Indonesia dapat dilihat dari indikator-indikator

sebagai berikut:

1. Motivasi belajar Bahasa Indonesia Siswa Meningkat

a. Siswa terlihat tertarik dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia.

Page 16: Artikel Dari Skripsi

Siswa terlihat tertarik dalam mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya

materi cerita pendek dengan teknik kata kunci. Hal ini dapat dilihat dari antusias dan

semangat siswa dalam merespon stimulus dari guru. Siswa merasa mendapat sesuatu yang

baru dan berbeda dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.

b. Siswa tidak malu lagi untuk bertanya apabila ada kesulitan.

Siswa tidak malu lagi untuk bertanya meskipun kadang pertanyaan itu sangat

gampang bagi siswa yang lain. Pembelajaran yang baru dan berbeda, yang menerapkan

teknik kata kunci dalam pembelajaran Bahasa Indonesia khususnya pada materi menyimak

cerita pendek bagi siswa ternyata mampu mengubah siswa yang awalnya malu menjadi

berani untuk bertanya yang sebelumnya bila ada teman bertanya akan dianggap siswa

bodoh oleh temen yang lain. Hal ini ditunjukkan dengan bertambahnya jumlah siswa yang

berani bertanya.

c. Guru sudah dapat membangkitkan minat siswa

Minat siswa terhadap pembelajaran Bahasa Indonesia dapat dikatakan mengalami

peningkatan. Hal ini dapat dilihat pada sikap siswa saat mengikuti kegiatan belajar

mengajar. Siswa terlihat antusias dan semangat. Banyak siswa yang mengacungkan tangan

dan maju ke depan kelas secara sukarela ketika guru memberikan stimulus. Demikian juga

ketika guru memberikan pertanyaan lisan. Hal ini terjadi karena guru berusaha

membangkitkan motivasi siswa dengan memberikan penghargaan berupa pujian dan

hadiah kepada siswa yang aktif mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas.

2. Kemampuan menyimak semakin meningkat.

Dari tes yang dilakukan pada survei awal, diketahui bahwa kemampuan menyimak

siswa terhadap materi pelajaran yang telah disampaikan rendah. Hal ini terlihat dari capaian

nilai tes menyimak yang dilaksanakan. Pada siklus I diketahui bahwa tiga siswa tidak mencapai

batas minimal ketuntasan belajar (60%). Kisaran nilai yang dicapai siswa yaitu antara 45% -

55% dengan aspek rata-rata sangat kurang. Pada siklus II terdapat peningkatan menyimak

cerita pendek siswa. Semua siswa kelas III YPAC Surakarta telah mencapai ketuntasan belajar.

Berikut ini peningkatan skor siswa dari siklus ke siklus.

Page 17: Artikel Dari Skripsi

Tabel 7. Perolehan Nilai Tes Kemampuan Menyimak

No. Nama inisial Data Awal Siklus I Siklus 11 Keterangan

1.2.3.4.5.6.7.

leaKikiMeliMimiUdinSariSato

6868888

68681088

81081010810

MeningkatMeningkatMeningkatMeningkatMeningkatMeningkatMeningkat

Nilai Rata-Rata 7,42 7,71 9,14 Meningkat

Persentase 53% 62% 78% Meningkat

PENUTUP

Simpulan

Adapun simpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah bahwa Penggunaan Teknik

Kata Kunci dalam pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan menyimak cerita pendek bidang

Bahasa Indonesia pada anak tuna daksa kelas III SD YPAC Surakarta.

Implikasi

Penelitian ini memberikan gambaran bahwa keberhasilan proses dan hasil pembelajaran

ditunjang oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru dan siswa. Faktor yang

berasal dari guru yaitu : kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam

mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam pembelajaran, serta media yang digunakan

sebagai alat untuk menyampaikan materi yang digunakan guru di dalam kelas. Sedangkan faktor-

faktor dari siswa adalah minat siswa dalam mengikuti pelajaran dan motivasi siswa dalam

mengikuti pelajaran.

Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain sehingga harus diupayakan

maksimal agar semua faktor tersebut dapat membuat proses belajar mengajar berjalan dengan

efektif. Karena itu seorang guru sebelum melaksanakan proses belajar mengajar haruslah memiliki

persiapan yang matang seperti penguasaan terhadap materi pelajaran, keterampilan dalam

mengelola kelas, pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan perencanaan media yang akan

digunakan saat pembelajaran.

Berkaitan dengan pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi pelajaran,

upaya yang dilakukan dengan teknik kata kunci membuktikan terjadinya peningkatan kemampuan

menyimak cerita pendek bidang Bahasa Indonesia sehingga hal tersebut mempengaruhi kualitas

proses dan hasil pembelajaran. Penggunaan teknik kata kunci dalam penelitian ini merupakan salah

satu upaya yang dilakukan untuk menghadirkan metode pembelajaran yang baru dalam

Page 18: Artikel Dari Skripsi

pembelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga metode ini dapat dijadikan pertimbangan bagi guru yang

ingin menyampaikan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Metode ini juga dapat digunakan sebagai

suatu cara alternatif untuk memompa motivasi belajar siswa anak tunadaksa karena metode ini

menghadirkan kemudahan dalam belajar sehingga siswa tertarik dalam mengikuti proses belajar

mengajar dan mudah dalam memahami materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Untuk itu

teknik kata kunci perlu diterapkan terutama pada pokok bahasan dalam menyimak khususnya

menyimak cerita pendek.