artikel pendidikan karakter

2
Pendidikan Karakter, Laksanakan! Pembuatan perangkat pembelajaran oleh guru wajib dilaksanakan sebelum mereka berangkat mengajar. Mereka membuat perencanaan yang bertujuan agar dapat menyampaikan materi pembelajarannya dengan lancar dan dapat diterima oleh murid. Di sana juga diperlukan insting keguruan untuk menerapkan strategi pembelajaran apa yang cocok untuk sebuah kompetensi dasar. Tidak hanya itu, guru harus bisa menyusun tahapan pembelajaran serta mampu menyusun instrumen penilaian dari kompetensi yang diajarkan. Kurikulum 2013 memang sudah digembar-gemborkan, tetapi sebelum kurikulum baru akan dilaksanakan, saya ingin me-review kembali kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum KTSP edisi 2011-2012, perangkat pembelajaran harus disertai dengan pendidikan karakter. Benar, bahwa para murid perlu dibentuk karakternya melalui pendidikan sekolah. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pendidikan karakter hanya tertulis pada perangkat pembelajaran? Bagaimana dengan tindak lanjutnya pada proses pembelajaran? Ini hanya pengamatan pribadi saya terhadap proses belajar murid. Tidak dipungkiri bahwa nilai adalah tahta tertinggi pada pembelajaran. Murid dikatakan berhasil dalam belajar jika mampu memperoleh nilai 100 atau NEM 30,00. Tetapi, bagaimana dengan karakter mereka? Memang tidak semua murid yang bernilai baik “tak berkarakter”, tetapi bukankah pendidikan karakter perlu kita “persaingkan” juga, seolah-olah tiap sekolah bangga jika mempunyai murid yang berkarakter mulia. Seolah-olah tiap sekolah ingin memamerkan muridnya, “Ini loh murid saya mempunyai karakter yang baik, hebat kan?” Bukan berarti saya tidak setuju dengan usaha tiap sekolah agar muridnya bernilai bagus, tetapi saya hanya ingin menyampaikan bahwa sekolah tidak hanya untuk mendapat nilai, namun juga untuk didikan. Murid-murid adalah aset bangsa, mereka perlu kita luncurkan dengan mesin-mesin yang dipoles melalui pendidikan. Akhlak mereka yang harus didahulukan, murid yang berkarakter mulia, otomatis akan memperbaiki diri. Bahkan mungkin orang tua tidak perlu repot-repot menyuruh mereka belajar, justru mereka yang sadar sendiri bahwa belajar memang perlu. Para pengawas ujian tidak perlu mencurigai peserta ujian untuk menyontek, karena mereka pasti berbuat jujur. Bagi mereka yang takut tidak lulus ujian, pasti akan berjuang keras untuk meraih nilai yang diinginkannya.

Upload: reza-de-lavega

Post on 16-Dec-2015

12 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

dhoajdojsdpadas

TRANSCRIPT

Pendidikan Karakter, Laksanakan!Pembuatan perangkat pembelajaran oleh guru wajib dilaksanakan sebelum mereka berangkat mengajar. Mereka membuat perencanaan yang bertujuan agar dapat menyampaikan materi pembelajarannya dengan lancar dan dapat diterima oleh murid. Di sana juga diperlukan insting keguruan untuk menerapkan strategi pembelajaran apa yang cocok untuk sebuah kompetensi dasar. Tidak hanya itu, guru harus bisa menyusun tahapan pembelajaran serta mampu menyusun instrumen penilaian dari kompetensi yang diajarkan.

Kurikulum 2013 memang sudah digembar-gemborkan, tetapi sebelum kurikulum baru akan dilaksanakan, saya ingin me-review kembali kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum KTSP edisi 2011-2012, perangkat pembelajaran harus disertai dengan pendidikan karakter. Benar, bahwa para murid perlu dibentuk karakternya melalui pendidikan sekolah. Namun yang menjadi pertanyaan adalah, apakah pendidikan karakter hanya tertulis pada perangkat pembelajaran? Bagaimana dengan tindak lanjutnya pada proses pembelajaran?Ini hanya pengamatan pribadi saya terhadap proses belajar murid. Tidak dipungkiri bahwa nilai adalah tahta tertinggi pada pembelajaran. Murid dikatakan berhasil dalam belajar jika mampu memperoleh nilai 100 atau NEM 30,00. Tetapi, bagaimana dengan karakter mereka? Memang tidak semua murid yang bernilai baik tak berkarakter, tetapi bukankah pendidikan karakter perlu kita persaingkan juga, seolah-olah tiap sekolah bangga jika mempunyai murid yang berkarakter mulia. Seolah-olah tiap sekolah ingin memamerkan muridnya, Ini loh murid saya mempunyai karakter yang baik, hebat kan?Bukan berarti saya tidak setuju dengan usaha tiap sekolah agar muridnya bernilai bagus, tetapi saya hanya ingin menyampaikan bahwa sekolah tidak hanya untuk mendapat nilai, namun juga untuk didikan. Murid-murid adalah aset bangsa, mereka perlu kita luncurkan dengan mesin-mesin yang dipoles melalui pendidikan. Akhlak mereka yang harus didahulukan, murid yang berkarakter mulia, otomatis akan memperbaiki diri. Bahkan mungkin orang tua tidak perlu repot-repot menyuruh mereka belajar, justru mereka yang sadar sendiri bahwa belajar memang perlu. Para pengawas ujian tidak perlu mencurigai peserta ujian untuk menyontek, karena mereka pasti berbuat jujur. Bagi mereka yang takut tidak lulus ujian, pasti akan berjuang keras untuk meraih nilai yang diinginkannya.Bangsa Indonesia semakin terpuruk dalam hal karakter. Bukti di koran-koran dan televisi, berbagai kasus menimpa para pemimpin bangsa. Tentu hal ini tidak kita inginkan terjadi pada masa berikutnya dan berikutnya. Banyak orang hebat yang menjadi pemimpin di negeri ini, tentunya mereka berprestasi, orang pintar, dan cerdas, namun tidak semua mempunyai karakter yang brilian. Sebagai guru, tentunya kita tidak ingin jika pemimpin generasi berikutnya seperti pemimpin generasi sekarang. Oleh karena itu, mengejar nilai bukanlah hal yang pokok, pendidikan karakterlah yang harus diutamakan. Pendidikan karakter jangan hanya ditulis di RPP atau silabus saja, namun harus dilaksanakan.