artikel pdm lussy 1 h

23
Membangun Karakter dan Watak Bangsa Melalui Pendidikan A. Pendahuluan Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para tokoh pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia, serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia. Dari masa perkembangan peradaban kuno sampai munculnya abad pencerahan(renaisance) di eropa, bidang pendidikan mendapat tempat utama dan strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan merupakan yang paling 1

Upload: lusi-setiyo-rini

Post on 26-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

tgs kuliah matematika dasar

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Pdm Lussy 1 h

Membangun Karakter dan

Watak Bangsa Melalui

Pendidikan

A.Pendahuluan

Berbicara tentang pendidikan, maka membahas perkembangan peradaban

manusia. Perkembangan pendidikan manusia akan berpengaruh terhadap dinamika

sosial-budaya masyarakatnya. Sejalan dengan itu, pendidikan akan terus mengalami

perkembangan sesuai dengan perkembangan kebudayaan. Banyak pendapat para

tokoh  pendidikan yang kemudian berdampak terhadap peradaban manusia. Tulisan

ini akan mendeskripsikan pendapat tentang arti pentingnya pendidikan bagi manusia,

serta sasaran pendidikan secara umum di Indonesia.

Dari masa perkembangan peradaban kuno sampai munculnya abad

pencerahan(renaisance) di eropa, bidang pendidikan mendapat tempat utama dan

strategis dalam kehidupan pemerintahan. Pendidikan merupakan yang paling utama,

hal itu setidaknya dapat kita lihat dari pendapat beberapa ahli berikut ini;

Jean Jaqques Rosseau, seorang tokoh pembaharu Perancis menyebutkan,

Semua yang kita butuhkan dan semua kekurangan kita waktu lahir, hanya

akan kita penuhi melalui pendidikan.  

1

Page 2: Artikel Pdm Lussy 1 h

Aristoteles, ahli filsafat Yunani kuno berpendapat, bahwa perbaikan

masyarakat hanya dapat dilakukan dengan terlebih dahulu meperbaiki

sistem pendidikan.

Van de venter, tokoh politik ETIS atau balas budi, yang menjadi tonggak

awal perkembangan munculnya golongan terpelajar Indonesia juga

mengatakan, Pendidikan yang diberikan kapada rakyat pribumi, akan dapat

merubah nasib pribumi,

Tokoh Pendiri nasional yakni Ir. Soekarno dan Ki Hajar Dewantara, juga

menyebutkan bahwa satu-satunya yang dapat mengubah nasib suatu bangsa

hanyalah Pendidikan.

Selanjutnya menurut UNESCO, badan PBB yang menangani bidang

pendidikan menyerukan kepada seluruh  bangsa-bangsa di dunia bahwa, jika ingin

membangun dan berusaha memperbaiki keadaan seluruh bangsa, maka haruslah dari

pendidikan, sebab pendidikan adalah kunci menuju perbaikan terhadap peradaban.oleh

karena itu UNESCO merumuskan bahwa pendidikan itu adalah:

1. Learning how to think (Belajar bagaimana berpikir)

2. Learning how to do (Belajar bagaimana melakukan)

3. Learning how to be (Belajar bagaimana menjadi)

4. Learning how to learn (Belajar bagaimana belajar)

5. Learning how to live together (Belajar bagaimana hidup bersama)

Dengan demikian, jelaslah bahwa pendidikan adalah sesuatu yang sangat penting

dan mutlak bagi umat manusia. Oleh karena itu, tidaklah sekedar transfer ilmu

pengetahuan (transfer of knowledge). Tujuan pendidikan sesungguhnya menciptakan

pribadi yang memiliki sikap dan kepribadian  yang positif. Sikap dan kepribadian

yang positif antara lain:

2

Page 3: Artikel Pdm Lussy 1 h

Memiliki dan bangga berkompetensi, yakni memiliki Ilmu pengetahuan

Bangga berdisiplin

 Tahan mental menghadapi kesulitan hidup

Jujur dan dapat dipercaya (memiliki karakter yang baik dan integritas yang

baik atau suka bekerjasama dalam tim)  

Memiliki pola pikir yang rasional dan ilmiah Bangga bertanggung jawab  

Terbiasa bekerja keras

Mengutamakan kepedulian terhadap sesamanya

Mengutamakan berdiskusi dari pada berdebat (not conflict but consensus)

Hormat pada aturan

Menghormati hak-hak orang lain

Memiliki moral dan etika yang baik

Mencintai pekerjaan 

Suka menabung

Menghasilkan manusia Indonesia seperti keadaan di atas merupakan keinginan

insan pendidikan. Semua pendidik dan tenaga kependidikan di negeri ini harus

memahami hal itu sehingga dalam melaksanakan setiap aktivitas belajar-mengajar,

tidak hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan kepada warga didik (warga

belajar), tetapi kita harus membimbing mereka melalui melalui motivasi dan contoh

keteladanan yang bermuara pada pembinaan sikap (behaviour) maupun etika/moral

peserta didik ataupun warga belajar.

Kemudian apabila kita simak bersama, bahwa dalam pendidikan atau mendidik

tidak hanya sebatas mentransfer ilmu saja, namun lebih jauh dan pengertian itu yang

lebih utama adalah dapat mengubah atau membentuk karakter dan watak seseorang

agar menjadi lebih baik, lebih sopan dalam tataran etika maupun estetika maupun

perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

3

Page 4: Artikel Pdm Lussy 1 h

Memang idealnya demikian. Namun apa yang terjadi di era sekarang? Banyak

kita jumpai perilaku para anak didik kita yang kurang sopan, bahkan lebih ironis lagi

sudah tidak mau menghormati kepada orang tua, baik guru maupun sesama. Banyak

kalangan yang mengatakan bahwa "watak" dengan "watuk" (batuk) sangat tipis

perbedaannya. Apabila "watak" bisa terjadi karena sudah dari sononya atau bisa juga

karena faktor bawaan yang sulit untuk diubah, namun apabila "watak" = batuk, mudah

disembuhkan dengan minum obat batuk. Mengapa hal ini bisa terjadi? Jelas hal ini

tidak dapat terlepas adanya perkembangan atau laju ilmu pengetahuan dan teknologi

serta informasi yang mengglobal, bahkan sudah tidak mengenal batas-batas negara

hingga mempengaruhi ke seluruh sendi kehidupan manusia.

B.Makna Pendidikan

Banyak kalangan memberikan makna tentang pendidikan sangat beragam,

bahkan sesuai dengan pandangannya masing-masing. Azyumardi Azra dalam buku

"Paradigma Baru Pendidikan Nasional Rekonstruksi dan Demokratisasi", memberikan

pengertian tentang "pendidikan" adalah merupakan suatu proses di mana suatu bangsa

mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk

memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien. Bahkan ia menegaskan, bahwa

pendidikan lebih sekedar pengajaran, artinya, bahwa pendidikan adalah suatu proses

dimana suatu bangsa atau negara membina dan mengembangkan kesadaran diri

diantara individu-individu.

Di samping itu, pendidikan adalah suatu hal yang benar-benar ditanamkan selain

menempa fisik, mental dan moral bagi individu-individu, agar mereka menjadi

manusia yang berbudaya, sehingga diharapkan mampu memenuhi tugasnya sebagai

4

Page 5: Artikel Pdm Lussy 1 h

manusia yang diciptakan Allah Tuhan Semesta Alam sebagai makhluk yang sempurna

dan terpilih sebagai khalifahNya di muka bumi ini yang sekaligus menjadi warga

negara yang berarti dan bermanfaat bagi suatu Negara

C.Perkembangan Pendidikan

Bangkitnya dunia pendidikan yang dirintis oleh Pahlawan kita Ki Hadjar

Dewantara untuk menentang penjajah pada massa lalu, sungguh sangat berarti apabila

kita cermati dengan saksama. Untuk itu tidak terlalu berlebihan apabila bangsa

Indonesia sebagai bangsa yang besar memperingati hari Pendidikan Nasional yang

jatuh setiap tanggal 2 Mei ini, sebagai bentuk refteksi penghargaan sekaligus bentuk

penghormatan yang tiada terhingga kepada para Perintis Kemerdekaan dan Pahlawan

Nasional. Di samping itu, betapa jiwa nasionalisme dan kejuangannya serta wawasan

kebangsaan yang dimiliki para pendahulu kita sangat besar, bahkan rela berkorban

demi nusa dan bangsa. Lantas bagaimana perkembangan sekarang? Sangat ironis,

memang. Banyak para pemuda kita yang tidak memiliki jiwa besar, bahkan sangat

mengkhawatirkan, janganjangan terhadap lagu kebangsaan kita pun sudah tidak hafal,

jangankan menghayati. Namun, kita sangat yakin dan semakin sadar, bahwa hanya

melalui dunia pendidikanlah bangsa kita akan menjadi maju, sehingga dapat mengejar

ketertinggalan dengan bangsa lain di dunia, sekaligus merupakan barometer terhadap

kualitas sumber daya manusia.

Krisis moneter yang berlanjut dalam krisis ekonomi yang terjadi hingga

puncaknya ditandai dengan jatuhnya rezim Soeharto dari kekuasaannya pada Mei

1998 yang lalu, telah mendorong reformasi bukan hanya dalam bidang politik dan

ekonomi saja, melainkan juga terimbas dalam dunia pendidikan juga. Reformasi

dalam bidang pendidikan, pada dasarnya merupakan reposisi dan bahkan rekonstruksi

5

Page 6: Artikel Pdm Lussy 1 h

pendidikan secara keseluruhan atau secara komprehensif integral. Reformasi, reposisi

dan rekonstruksi pendidikan jelas harus melibatkan penilaian kembali secara kritis

pencapaian dan masalah-masalah yang dihadapi dalam penyelenggaraan pendidikan

nasional.

Apabila kita amati secara garis besar, pencapaian pendidikan nasional kita masih

jauh dan harapan, apalagi untuk mampu bersaing secara kompetitif dengan

perkembangan pendidikan pada tingkat global. Baik secara kuantitatif maupun

kualitatif, pendidikan nasional masih memiliki banyak kelemahan mendasar. Bahkan

pendidikan nasional, menurut banyak kalangan, bukan hanya belum berhasil

meningkatkan kecerdasan dan keterampilan anak didik, melainkan gagal dalam

membentuk karakter dan watak kepribadian (nation and character building), bahkan

terjadi adanya degradasi moral.

D.Reformasi Pendidikan

Kita harus sadar, bahwa pembentukan karakter dan watak atau kepribadian ini

sangat penting, bahkan sangat mendesak dan mutlak adanya (tidak bisa ditawar-tawar

lagi). Hal ini cukup beralasan. Mengapa mutlak diperlukan? Karena adanya krisis

yang terus berkelanjutan melanda bangsa dan negara kita sampai saat ini belum ada

solusi secara jelas dan tegas, lebih banyak berupa wacana yang seolah-olah bangsa ini

diajak dalam dunia mimpi. Tentu masih ingat beberapa waktu yang lalu Pemerintah

mengeluarkan pandangan, bahwa bangsa kita akan makmur, sejahtera nanti di tahun

2030. Suatu pemimpin bangsa yang besar untuk mengajak bangsa atau rakyatnya

menjadi "pemimpi" dalam menggapai kemakmuran yang dicita-citakan.

6

Page 7: Artikel Pdm Lussy 1 h

Banyak kalangan masyarakat yang mempunyai pandangan terhadap istilah

"kelatahan sosial" yang terjadi akhir-akhir ini. Hal ini memang terjadi dengan

berbagai peristiwa, seperti tuntutan demokrasi yang diartikan sebagai kebebasan tanpa

aturan, tuntutan otonomi sebagai kemandirian tanpa kerangka acuan yang

mempersatukan seluruh komponen bangsa, hak asasi manusia yang terkadang

mendahulukan hak daripada kewajiban. Pada akhirnya berkembang ke arah

berlakunya hukum rimba yang memicu kesukubangsaan (ethnicity). Kerancuan ini

menyebabkan orang frustasi dan cenderung meluapkan perasaan tanpa kendali dalam

bentuk "amuk massa atau amuk sosial".

Berhadapan dengan berbagai masalah dan tantangan, pendidikan nasional pada

saat yang sama (masih) tetap memikul peran multidimensi. Berbeda dengan peran

pendidikan pada negara-negara maju, yang pada dasarnya lebih terbatas pada transfer

ilmu pengetahuan, peranan pendidikan nasional di Indonesia memikul beban lebih

berat Pendidikan berperan bukan hanya merupakan sarana transfer ilmu pengetahuan

saja, tetap lebih luas lagi sebagai pembudayaan (enkulturisasi) yang tentu saja hal

terpenting dan pembudayaan itu adalah pembentukan karakter dan watak (nation and

character building), yang pada gilirannya sangat krusial bagi notion building atau

dalam bahasa lebih populer menuju rekonstruksi negara dan bangsa yang lebih maju

dan beradab.

Oleh karena itu, reformasi pendidikan sangat mutlak diperlukan untuk

membangun karakter atau watak suatu bangsa, bahkan merupakan kebutuhan

mendesak. Reformasi kehidupan nasional secara singkat, pada intinya bertujuan untuk

membangun Indonesia yang lebih genuinely dan authentically demokratis dan

berkeadaban, sehingga betul-betul menjadi Indonesia baru yang madani, yang bersatu

padu (integrated). Di samping itu, peran pendidikan nasional dengan berbagai jenjang

dan jalurnya merupakan sarana paling strategis untuk mengasuh, membesarkan dan

7

Page 8: Artikel Pdm Lussy 1 h

mengembangkan warga negara yang demokratis dan memiliki keadaban (civility)

kemampuan, keterampilan, etos dan motivasi serta berpartisipasi aktif, merupakan ciri

dan karakter paling pokok dari suatu masyarakat madani Indonesia. Jangan sampai

yang terjadi malah kekerasan yang meregenerasi seperti halnya yang terjadi di IPDN

yang menjadi sorotan akhir-akhir ini (Kompas 16/4), Kekerasan fisik yang

mengorbankan nyawa dan harta benda tersebut, sangat jelas terkait pula dengan masih

bertahannya "kekerasan struktural" (structural violence) pada tingkat tertentu.

Akibatnya, perdamaian hati secara hakiki tidak atau belum berhasil diwujudkan.

E.Pendidikan Karakter

Tidak perlu disangsikan lagi, bahwa pendidikan karakter merupakan upaya yang

harus melibatkan semua pihak baik rumah tangga dan keluarga, sekolah dan

lingkungan sekolah, masyarakat luas. Oleh karena itu, perlu menyambung kembali

hubungan dan educational networks yang mulai terputus tersebut. Pembentukan dan

pendidikan karakter tersebut, tidak akan berhasil selama antar lingkungan pendidikan

tidak ada kesinambungan dan keharmonisan.

Dengan demikian, rumah tangga dan keluarga sebagai lingkungan pembentukan

dan pendidikan karakter pertama dan utama harus lebih diberdayakan. Sebagaimana

disarankan Philips, keluarga hendaklah kembali menjadi school of love, sekolah untuk

kasih sayang (Philips, 2000) atau tempat belajar yang penuh cinta sejati dan kasih

sayang (keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warrahmah). Sedangkan pendidikan

karakter melalui sekolah, tidak semata-mata pembelajaran pengetahuan semata, tatapi

lebih dari itu, yaitu penanaman moral, nilai-nilai etika, estetika, budi pekerti yang

luhur dan lain sebagainya. Pemberian penghargaan (prizing) kepada yang berprestasi,

8

Page 9: Artikel Pdm Lussy 1 h

dan hukuman kepada yang melanggar, menumbuhsuburkan (cherising) nilai-nilai

yang baik dan sebaliknya mengecam dan mencegah (discowaging) berlakunya nilai-

nilai yang buruk. Selanjutnya menerapkan pendidikan berdasarkan karakter

(characterbase education) dengan menerapkan ke dalam setiap pelajaran yang ada di

samping mata pelajaran khusus untuk mendidik karakter, seperti; pelajaran Agama,

Sejarah, Moral Pancasila dan sebagainya.

Di samping itu tidak kalah pentingnya pendidikan di masyarakat. Lingkungan

masyarakat juga sangat mempengaruhi terhadap karakter dan watak seseorang.

Lingkungan masyarakat luas sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan penanaman

nilai-nilai etika, estetika untuk pembentukan karakter. Menurut Qurais Shihab (1996 ;

321), situasi kemasyarakatan dengan sistem nilai yang dianutnya, mempengaruhi

sikap dan cara pandang masyarakat secara keseluruhan. Jika sistem nilai dan

pandangan mereka terbatas pada kini dan di sini, maka upaya dan ambisinya terbatas

pada hal yang sama.

Apabila kita cermati bersama, bahwa desain pendidikan yang mengacu pada

pembebasan, penyadaran dan kreativitas sesungguhnya sejak masa kemerdekaan

sudah digagas oleh para pendidik kita, seperti Ki Hajar Dewantara, KH. Ahmad

Dahlan, Prof. HA. Mukti Ali, Ki Hajar Dewantara misalnya, mengajarkan praktek

pendidikan yang mengusung kompetensi/kodrat alam anak didik, bukan dengan

perintah paksaan, tetapi dengan "tuntunan" bukan "tontonan". Sangat jelas cara

mendidik seperti ini dikenal dengan pendekatan "among"' yang lebih menyentuh

langsung pada tataran etika, perilaku yang tidak terlepas dengan karakter atau watak

seseorang. KH. Ahmad Dahlan berusaha "mengadaptasi" pendidikan modern Barat

sejauh untuk kemajuan umat Islam, sedangkan Mukti Ali mendesain integrasi

kurikulum dengan penambahan berbagai ilmu pengetahuan dan keterampilan. Namun

mengapa dunia pendidikan kita yang masih berkutat dengan problem internalnya,

9

Page 10: Artikel Pdm Lussy 1 h

seperti penyakit dikotomi, profesionalitas pendidiknya, sistem pendidikan yang masih

lemah, perilaku pendidiknya dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, membangun karakter dan watak bangsa melalui pendidikan

mutlak diperlukan, bahkan tidak bisa ditunda, mulai dari lingklingan rumah tangga,

sekolah dan masyarakat dengan meneladani para tokoh yang memang patut untuk

dicontoh. Semoga ke depan bangsa kita lebih beradab, maju, sejahtera kini, esok dan

selamanya. Seiring dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional 2 Mei Tahun 2007

yang lalu dan mereka yang lahir pada tanggal yang sama, semoga panjang umur dan

berjiwa pendidik yang patut disuri tau-ladani generasi yang akan datang, bahkan

lestari selamanya.

F. Pentingnya Pendidikan Karakter

Pembangunan karakter adalah fondasi yang paling penting untuk menyiapkan

anak dalam bertindak sebagai individu ataupun mahluk sosial. Pembangunan karakter

harus dilakukan sedini mungkin, di mulai dari keluarga dan dilanjutkan pada lembaga

pendidikan yang paling rendah sampai paling tinggi. Pembangunan karakter yang

paling penting adalah pa-da lima tahun pertama kehidupan manusia atau masa golden

age . Masa ini akan menentukan karakter anak pada masa selanjutnya saat anak

berkembang.

Pada masa golden age, anak akan mengingat semua hal yang terjadi padanya.

Bila ia dikenalkan yang baik, maka ia akan mengingat seumur hidupnya. Sebaliknya,

bila ia kerap dikenalkan dengan perilaku buruk, ia pun akan merekamnya dan akan ia

ingat selamanya.

10

Page 11: Artikel Pdm Lussy 1 h

Yang paling penting bagaimana kita merumuskan pendidikan yang tidak hanya

mementingkan kecerdasan otak, melainkan kecerdasan otak dengan karakter yang

baik. Pembangunan karakter bisa dimulai dengan mengenalkan anak kepada hal-hal

kecil yang berhubungan dengan sikap dan perilaku yang baik. Contohnya,

mengucapkan terima kasih dan menolong teman yang sedang kesusahan. Dengan

begi-tu, kita sudah menanamkan kasih sayang, menghargai, dan menghormati orang

lain. Sudah saatnya kita berusaha memperbaiki pendidikan kita sebelum karakter

bangsa kita benar-benar hancur dan tidak bisa kita perbaiki lagi, sehingga mengancam

masa depan anak-anak kita.

Guru sebagai pendidik harus senantiasa bekerja sama dengan orang tua

bagaimana membangun karakter anak-anak kita seoptimal mungkin. Orang tua dan

guru adalah komponen yang sangat berkaitan untuk keberhasilan suatu pendidikan.

Dalam hal ini, sepertinya kekerasan dan penyimpangan moral sudah menjadi santapan

kita setiap harinya dan dapat diakses dengan mudah oleh anak-anak kita. Itulah

mengapa dasar-dasar karakter perlu dikembangkan pada masa-masa penting anak

yang sedang berkembang menjadi seorang manusia.

Pentingnya pendidikan berbasis ka-rakter menjadi suatu pemikiran.

Pembelajaran yang dilaksanakan untuk membangun karakter anak harus lebih

diutamakan dan harus kita mulai sedini mungkin dengan kerja sama pihak-pihak

terkait, terutama guru dan orang tua dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan juga

teladan yang baik. Bila perlu, sekolah merumuskan program atau kurikulum yang

menunjang untuk mengoptimalkan pembangunan karakter anak didik kita.

Sudah sepantasnya pemerintah memberikan perhatian khusus pada hal ini karena

akan menentukan masa depan bangsa kita kelak. Jangan terlalu berkutat pada hasil

pendidikan dengan diadakan ujian, tetapi lebih diutamakan pada proses pendidikan itu

sendiri karena pendidikan dinilai atas proses, bukan pada hasil.

11

Page 12: Artikel Pdm Lussy 1 h

G. Sasaran Pendidikan Indonesia

 Menteri Pendidikan Nasional Bambang Sudibyo mengatakan, akan mewujudkan

pendidikan Indonesia sebagai proses pembentukan manusia Indonesia yang

seutuhnya. Pernyataan itu akan termanifestasikan dalam 3 hal yaitu:

1. Penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi)

2. Estetika (Seni)

3. Moral dan Etika

Dengan demikian jelaslah bahwa pendidikan itu tidaklah sekedar transfer of

knowledge. Pendidikan itu juga harus belajar tentang behaviour, etika-moral dan

mental anak didik.

  Presiden R.I. Susilo Bambang Yudhoyono, pada acara Hari Anak Nasional,

mengatakan Bahwa Bangsa yang pendidikannya jelek tidak maju, Bangsa yang maju

adalah bangsa yang produktif, inovatif, dan cerdas, di samping memiliki akhlak dan

kepribadian yang baik, sehat jasmani dan rohani dan rukun satu sama lain. Wakil

Presiden Yusuf  Kalla, dalam menyikapi pro dan kontra tentang standarisasi Ujian

Nasional (UN) menegaskan, Anak-anak yang yang telah belajar keras dan sungguh-

sungguh tidak boleh disamakan dengan anak-anak yang malas,hal itu tidak benar, 

karena negara Indonesaia tidak dibangun dengan kemalasan, namun harus dengan

kerjakeras.

  Tentunya,tujuan dan sasaran pendidikan di atas akan dapat tercapai melalui

peran aktif semua pihak yang terlibat yakni orangtua, tenaga pendidik, siswa-siswi,

12

Page 13: Artikel Pdm Lussy 1 h

pemerintah, dan  masyarakat, serta keberadaan dana pendidikan yang cukup pula. Di

Indonesia, proses pendidikan belum berjalan sesuai dengan yang diharapkan

masyarakat, sehingga apa yang menjadi sasaran pendidikan tersebut belum dapat

diwujudkan. Keadaan ekonomi yang belum sepenuhnya pulih, jumlah penduduk yang

sangat besar, kondisi geografis Indonesia yang luas serta belum maksimalnya peran

serta seluruh komponen bangsa menjadi kenyataan yang dapat memperlambat proses

pembangunan pendidikan nasional. Namun berbagai upaya signifikan telah dilakukan

pemerintah untuk mempercepat pembangunan pendidikan nasional, penetapan

anggaran pendidikan sebesar 20% dari APBN maupun APBD (Sesuai pasal 31 ayat 3

UUD 1945) menjadi indikator utama dimulainya percepatan peningkatan mutu

pendidikan Indonesia, pembenahan kurikulum nasional, penataan mutu tenaga

pendidik yang simultan dilakukan diharapkan akan membawa perubahan ke arah

terciptanya manusia Indonesia yang berpendidikan baik, bermoral, dan berdaya saing

tinggi.

13

Page 14: Artikel Pdm Lussy 1 h

Penutup

Pendidikan memegang peran penting dalam pembangunan nasional. Melalui

pendidikan yang baik, akan terlahir manusia Indonesia yang mampu bersaing di era

globalisasi bercirikan  high competition. Tanda-tanda ke arah itu sudah mulai tampak

dengan adanya prestasi anak-anak bangsa pada tingkat internasional. Perolehan medali

pada berbagai event sains tingkat dunia, peningkatan rating Human Development

Index (HDI) manusia Indonesia, pemberantasan buta aksara yang gencar dilakukan

baik melaui jalur pendidikan fomal terutama oleh jalur pendidikan nonformal,

penanggulangan angka putus sekolah melalui program pendidikan kesetaraan untuk

mensukseskan Program Wajib Belajar (Wajar) 9 tahun dan juga upaya pemberian

kecakapan dan keterampilan hidup kepada masyarakat, upaya meningkatan minat baca

masyarakat sampai ke pelosok desa, menjadi usaha dan prestasi nyata yang telah dan

akan tetap kita lakukan kita torehkan saat ini. Prestasi terbaru pendidikan Indonesia

adalah masuknya 4 Perguruan Tinggi Negeri (PTN) nasional ke dalam kelompok 500

perguruan tinggi terbaik dunia. Melihat kesungguhan yang begitu besar dari

pemerintah, maka sudah selayaknya kita sebagai anak bangsa, terutama yang bergerak

pada sektor pendidikan, baik formal, nonformal, maupun in-formal, menyatukan 

langkah dan pikiran untuk bersama-sama membantu pemerintah meningkatan

pendidikan nasional untuk menghasilkan masyarakat Indonesia yang cerdas, terampil

14

Page 15: Artikel Pdm Lussy 1 h

dan berbudi pekerti yang baik demi terwujudnya tujuan negara Indonesia yakni

masyarakat Indonesia yang adil dan makmur

DAFTAR PUSTAKA

www.Artikel Cakrawala TNI AL.com , posted @ Wednesday, September 05, 2007

5:51 PM by cakrawala

Falmersius L.Gaol, S.Sos.(Pamong Belajar BP-PLSP Regional I Medan),

Thursday, 12 April 2007

Mardi Santosa Sukasari, Sumedang. [email protected], 01 Juni 2010

Ngeblogs, 2009. Pentingnya Pendidikan bagi Manusia http://h3r1.ngeblogs.com/2009/11/22/pentingnya-pendidikan-bagi-manusia / diakses pada tanggal 25 Maret 2010.

15

Page 16: Artikel Pdm Lussy 1 h

16