artikel limbah kemoterapi
DESCRIPTION
kankerTRANSCRIPT
Sejak jaman dahulu dikenal beberapa cara pengobatan untuk menyembuhkan penyakit
kanker. Cara paling tua adalah pembedahan, kemudian menyusul penyinaran terhadap sel-sel
tumor ganas yang peka sinar gamma dan dengan perkembangan pengetahuan mengenai
struktur, fungsi, proliferasi sel dan mekanisme regulasi didalamnya, pengobatan kimiawi
pada tahun-tahun terakhir maju dengan pesat.
Sitostatika merupakan salah satu pengobatan kanker yang paling banyak
menunjukkan kemajuan dalam pengobatan penderita kanker. Bahan Sitostatika adalah
zat/obat yang merusak dan membunuh sel normal dan sel kanker, serta digunakan untuk
menghambat pertumbuhan tumor malignan. Istilah sitostatika biasa digunakan untuk setiap
zat yang mungkin genotoksik, mutagenik, onkogenik, teratogenik, dan sifat berbahaya
lainnya. Sitostatika tergolong obat beresiko tinggi karena mempunyai efek toksik yang tinggi
terhadap sel, terutama dalam reproduksi sel sehingga dapat menyebabkan karsinogenik,
mutagenik dan tertogenik.
Limbah sitotoksik, yaitu bahan yang terkontaminasi selama peracikan, pengangkutan,
atau tindakan terapi sitotoksik. Pengelolaan limbah dari sisa buangan pencampuran sediaan
sitoatatika (seperti: bekas ampul,vial, spuit, needle,dll) harus dilakukan sedemikian rupa
hingga tidak menimbulkan bahaya pencemaran terhadap lingkungan.
Limbah medis rumah sakit juga dapat menyebabkan gangguan genetik dan
reproduksi. Meskipun mekanisme gangguan belum sepenuhnya diketahui secara pasti, namun
beberapa senyawa dapat menyebabkan gangguan atau kerusakan genetik dan system
reproduksi manusia
Langkah – langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Gunakan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Tempatkan limbah pada wadah buangan tertutup. Untuk benda-benda tajam seperti spuit,
vial, ampul, tempatkan di dalam wadah yang tidak tembus benda tajam, untuk limbah lain
tempatkan dalam kantong berwarna (standar internasional warna ungu) dan berlogo
sitostatika
c. Beri label peringatan (Gambar 2) pada bagian luar wadah.
d. Bawa limbah ke tempat pembuangan menggunakan troli tertutup.
e. Musnahkan limbah dengan incenerator 1000ºC.
f. Cuci tangan.
Usaha Minimisasi Limbah
1. Menyeleksi bahan-bahan yang kurang menghasilkan limbah sebelum membelinya.
2. Menggunakan sedikit mungkin bahan-bahan kimia.
3. Mengutamakan metode pembersihan secara fisik daripada secara kimiawi.
4. Mencegah bahan-bahan yang dapat menjadi limbah seperti dalam kegiatan petugas
kesehatan dan kebersihan.
5. karena adanya kesan kurang baik akibat limbah yang tidak ditangani dengan baik.
6. Memonitor alur penggunaan bahan kimia dari bahan baku sampai menjadi limbah
bahan berbahaya dan beracun.
7. Memesan bahan-bahan sesuai kebutuhan.
8. Menggunakan bahan yang diproduksi lebih awal untuk menghindari kadaluarsa.
9. Menghabiskan bahan dari setiap kemasan.
10. Mengecek tanggal kadaluarsa bahan pada saat diantar oleh distributor.