artikel ilmiah - · pdf filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy...

15
PENGARUH P TINGKAT PE T “Untuk memenuhi sala PROGRAM S PENDIDIKAN KESEHATAN TERHAD ENGETAHUAN SISWA SDKELAS 4, TENTANGCUCI TANGAN ARTIKEL ILMIAH ah satupersyaratan guna mencapai Sarjana Kepe Oleh : YUNITHA LEO LEDE NIM. ST 151042 M STUDI SARJANA KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2017 DAP ,5,6 rawatan” N

Upload: tranhanh

Post on 06-Feb-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SD

TENTANGCUCI TANGAN

“Untuk memenuhi salah

PROGRAM STUDI

STIKES KUSUMA HUSADA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

TINGKAT PENGETAHUAN SISWA SDKELAS 4,5,6

TENTANGCUCI TANGAN

ARTIKEL ILMIAH

“Untuk memenuhi salah satupersyaratan guna mencapai Sarjana Keperawatan”

Oleh :

YUNITHA LEO LEDE

NIM. ST 151042

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2017

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP

KELAS 4,5,6

Sarjana Keperawatan”

SARJANA KEPERAWATAN

Page 2: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa SD Kelas

4,5,6 Tentang Cuci Tangan

Yunitha Leo Lede1), Ika Subekti Wulandari2), Agnes Sri Harti3)

1) Mahasiswa Program Studi Sarjana KeperawatanSTIKes Kusuma Husada Surakarta

2) Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

3)Dosen Program Studi D3 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstrak

Terwujudnya derajat kesehatan masyarakat tersebut dapat dicapai, dengan Program

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Perilaku Sehat Cuci Tangan Pakai Sabun adalah salah

satu perilaku hidup bersih dan sehat. Anak sekolah merupakan generasi penerus bangsa

perlu dijaga dan dilindungi kesehatannya. Jumlah usia sekolah yang cukup besar yaitu

30% dari jumlah penduduk Indonesia merupakan masa keemasan untuk menanamkan

PHBS sehingga anak sekolah dapat menjadi agen perubahan, baik dilingkungan sekolah,

keluarga dan masyarakat. Tujuan penelitian untuk mengetahui Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Terhadap Tingkat Pengetahuan Siswa SD Kelas 4,5,6 Tentang Cuci Tangan.

Jenis penelitian quasi eksperimen dengan desain one group pre test - post test non

equavivalent control group yang dilakukan di SDN 02 Selokaton Karanganyar dan teknik

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan jumlah responden

sebanyak 86 responden dibagi 2 kelompok yaitu 43 siswa sebagai kelompok intervensi

dan 43 siswa sebagai kelompok kontrol. Analisa data dilakukan menggunakan uji statistik

non parametik yaitu uji Wilcoxon dan Uji Mann Withney Test.

Kesimpulan penelitian adalah adanya peningkatan pengetahuan pada siswa SDN 02

Selokaton Karangayar dengan p value (0,00 < 0,05) dan ada perbedaan pengetahuan pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol dengan p value (0,00 < 0,05).

Saran yang diberikan kepada pihak sekolah agar meningkatkan pendidikan kesehatan

melalui materi tambahan tentang cuci tangan, hidup bersih dan sehat.

Kata kunci : Pendidikan kesehatan, tingkat pengetahuan, cuci tangan

Daftar pustaka : 44 (2004-2015)

1

Page 3: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

The Effect of Health Education to the Knowledge Level of Hand Washing in the 4, 5, 6

Grade Students of Elementary School

Yunitha Leo Lede1), Ika Subekti Wulandari2), Agnes Sri Harti3

1)Students ofUndergraduate Nursing Program STIKes Kusuma Husada Surakarta

2),Lecturer in Undergraduate Nursing Courses STIKes Kusuma Husada Surakarta

3)Lecturer D3 Nursing Courses STIKes Kusuma Husada Surakarta

Abstract

The realization of the public health status can be achieved with The Program of

Clean and Healthy Life Behavior. Healthy behavior through hand washing is one of the

clean and healthy life behaviors. School children are the future generation whose health

needs to be saved and protected. The number of school age are big enough, there are

30% of the total population of Indonesia. It is a golden age for instilling PHBS (Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat - Clean and Healthy Life Behavior), so that school children can

be the agents of change in schools, families and communities. The purpose of this

research is to determine the effect of health education to the knowledge level of hand

washing in the 4, 5, 6 grade students of elementary school.

Research was quasi experimental design with one group pre test - post test non

equavivalent control group. It was done at SDN 02 Selokaton Karanganyar. The

sampling technique was using purposive sampling with 86 respondents divided into 2

groups with 43 students in intervention group and 43 students in control group. The data

analyzes is done by using statistical test of non parametik with Wilcoxondan test and

Mann Whitney test.

The conclusion of research showed that there was knowledge improvement in

students of SDN 02 Selokaton Karangayar with p value of 0.00 <0.05, and there were

different knowledge in the intervention group and the control group with p value of 0.00

<0.05.

For the advice given to the school, it is expected that the school improve health

education through additional material on hand washing, hygiene, and healthy life.

Keywords : Health Education, Knowledge Level, Hand Washing

Bibliography : 44 (2004-2015)

2

Page 4: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

PENDAHULUAN

Pembangunan kesehatan di Indonesia

merupakan bagian dari pembangunan

nasional yang bertujuan untuk

meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup sehat bagi semua

orang agar terwujud derajat kesehatan

masyarakat yang tinggi guna

tercapainya negara yang kuat.

Terwujudnya derajat kesehatan

masyarakat tersebut dapat dicapai,

dengan Program Perilaku Hidup Bersih

dan Sehat (PHBS). Program PHBS

merupakan upaya untuk memberikan

pengalaman belajar atau menciptakan

suatu kondisi bagi perorangan,

keluarga, kelompok dan masyarakat.

Menurut Yusup, (2008) salah satu dari

empat kunci kegiatan PHBS untuk

meningkatkan pencapaian derajat

kesehatan adalah meningkatkan

perilaku cuci tangan yang benar yaitu

cuci tangan dengan air yang mengalir

dan sabun.

Perilaku Sehat Cuci Tangan Pakai

Sabun (CTPS) adalah salah satu

perilaku hidup bersih dan sehat, hal ini

telah menjadi perhatian dunia. Masalah

kurangnya praktek cuci tangan tidak

hanya terjadi dinegara berkembang saja

tetapi juga terjadi dinegara maju dan

kebanyakan masyarakatnya masih lupa

untuk mencuci tangan.

Anak sekolah merupakan generasi

penerus bangsa perlu dijaga dan

dilindungi kesehatannya. Jumlah usia

sekolah yang cukup besar yaitu 30%

dari jumlah penduduk Indonesia

merupakan masa keemasan untuk

menanamkan PHBS sehingga anak

sekolah dapat menjadi agen perubahan,

baik dilingkungan sekolah, keluarga

dan masyarakat.

Anak usia sekolah dasar sangat rentan

terhadap dengan kejadian diare, karena

umur 6-12 tahun mempunyai kebiasaan

jajan disekolah, tidak mencuci tangan

sebelum makan dan kurang

pengawasan dari orang tua. Mereka

lebih sering jajan es atau kue-kue yang

mana bahan makanan yang mereka

konsumsi sudah tercemar oleh kuman

sehingga menyebabkan diare.

Menurut Proverawati dan Rahmawati,

(2012) manfaat dari cuci tangan

berguna untuk pencegahan penyakit

yaitu dengan cara membunuh kuman

ditangan. Mencuci tangan dengan

benar, maka tangan menjadi bersih dan

bebas dari kuman. Apabila tangan

dalam keadaan bersih akan mencegah

penularan penyakit seperti diare,

cacingan, penyakit kulit, Infeksi

Saluran Pernapasan Atas (ISPA) dan flu

burung.

Hasil pelaksanaan program PHBS

tentang mencuci tangan, menurut studi

3

Page 5: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

WHO tahun 2007 menyatakan kejadian

diare menurun 45% dengan perilaku

mencuci tangan pakai sabun, 32%

dengan meningkatkan akses masyarakat

terhadap sanitasi dasar dan 39%

perilaku pengelolaan air minum yang di

rumah tangga, dengan upaya tersebut

kejadian diare menurun sebanyak 94%.

Berdasarkan penelitian Afrina (2009)

mengenai praktik cuci tangan, menurut

standard WHO mengungkapkan bahwa

ternyata dari 27 responden (100%)

tidak melakukan praktik cuci tangan

tersebut dengan benar. Hal ini

disebabkan karena responden tidak

melakukan langkah-langkah praktik

cuci tangan secara urut dan benar.

Sebanyak 25 responden (92,6%) positif

terdapat bakteri Staphylococcus sp pada

tangannya, 22 responden (88,0%) yang

telapak tangannya mengandung bakteri

jenis Staphylococcus dan 3 responden

(12,0%) pada telapak tangannya

mengandung jenis bakteri patogen yaitu

Staphylococcus aureus.

Cuci tangan merupakan perilaku sehat

yang telah terbukti secara ilmiah dapat

mencegah penyebaran penyakit

menular seperti diare. Infeksi Saluran

Pernafasan Atas (ISPA) dan flu burung,

bahkan disarankan untuk mencegah

penularan influenza. Banyak pihak

yang telah memperkenalkan perilaku

ini sebagai intervensi kesehatan yang

sangat mudah, sederhana dan dapat

dilakukan oleh mayoritas masyarakat

Indonesia (DepKes RI, 2009).

Menurut Setiawati dan Dermawan,

(2008) Konsep dari pendidikan

kesehatan adalah proses belajar pada

individu, kelompok atau masyarakat

dari tidak tahu tentang nnilai-nilai

kesehatan menjadi tahu, dari tidak

mampu mengatasi masalah-masalah

kesehatannya sendiri menjadi mampu

dan lain sebagainya. Beberapa jurnal di

dunia melaksanakan penelitian yang

berkaitan dengan cuci tangan pakai

sabun. Menurut Chan (2009), dengan

judul artikel The Effects of Hand

Washing and Facemaskson Prevention

of Influenza Infection, penelitian ini

melibatkan 259 orang yang tinggal di

Hongkong, bahwa dengan mencuci

tangan dan menggunakan masker

membantu mencegah penyebaran virus

influenza kira-kira 36 jam dihitung

sejak gejala influenza ditemukan. Hal

ini sejalan dengan penelitian yang telah

dilakukan oleh Park dkk (2007),

menyebutkan cuci tangan dengan sabun

merupakan cara untuk mencegah

penyakit H1N1 dan Influenza.

Berdasarkan studi pendahuluan yang di

lakukan tanggal 14 Juni 2016 pada

siswa SD di SDN 02 Selokaton

karanganyar didapatkan informasi

jumlah keseluruhan siswa - siswi kelas

4

Page 6: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

4,5,6 berjumlah 111 orang. Hasil

wawancara terhadap 10 orang siswa -

siswi, 7 orang mengatakan tidak

mengetahui tentang cuci tangan yang

baik dan benar dan 3 orang mengatakan

mampu melakukan cuci tangan yang

baik dan benar tetapi ada beberapa

urutan cuci tangan yang mereka

lakukan belum tepat. Berdasarkan 10

orang siswa - siswi yang diwawancarai

pernah mengalami batuk, pilek dan

diare. Berdasarkan hasil wawancara

dengan guru didapatkan informasi

kurangnya penerapan anak-anak dalam

mencuci tangan dibuktikan dengan

pada saat jam istirahat anak-anak tidak

mencuci tangan pada saat sebelum dan

sesudah jajan. Sebelumnya pernah

dilakukan pendidikan kesehatan tentang

cuci tangan tetapi pendidikan kesehatan

tersebut tidak dilaksanakan secara rutin.

Berdasarkan uraian di atas, maka

peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan siswa SD

kelas 4,5,6 tentang cuci tangan di SDN

02 Selokaton Karanganyar

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan

merupakan penelitian kuantitatif quasi

eksperimendengandesainone group pre

test-post test non equavivalent control

group. Penelitian ini dilakukan di SDN

02 Selokaton Karanganyarpada bulan

januari 2017. Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 86 sampel yang kemudian

dibagi menjadi 43 siswa sebagai

kelompok intervensi dan 43 siswa

sebagai kelompok kontrol. Teknik

pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling.Kriteria inklusi

yang digunakan dalam penelitian ini

sebagai berikut:

1. Siswa – siswi SD yang bersedia

menjadi responden.

2. Siswa – siswi kelas 4,5,6.

Kriteria eksklusi yang digunakan dalam

penKelitian ini sebagai berikut: Siswa -

siswi yang tidak hadir dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar dan Siswa -

siswi yang

tidakmengikutisecaralengkapkegiatan

pendidikan kesehatan tentang cuci

tangan mulaidaripre-test, intervensi,

post-test.

Instrumen pengumpulan data

menggunakan kuesioner, leaflet dan

lembar observasiuntuk mendapatkan

data tingkat pengetahuan siswa SD

tentang cuci tangan di SDN 02

Selokaton. Cara analisis data yaitu

univariat untuk menjelaskan atau

mendeskripsikan karakteristik setiap

variabel penelitian dengan

menggunakan distribusi frekuensi dan

analisis bivariat untuk mengetahui

hubungan keterkaitan dua variabel

5

Page 7: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

dengan menggunakan uji statistik non

parametik yaitu uji Wilcoxon dan Uji

Mann Withney Test.

HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Analisis univariat

Tabel1.Tingkat pengetahuan siswa SD

tentang cuci tangan pre-test pendidikan

kesehatanpadakelompokintervensi dan

kelompok kontrol Januari 2017

Tingkat

pengeta

huan

Pre-test

Kelo

mpok

Inter

vensi

F

%

Kelom

pok

Kontrol

F

%

Kurang

Cukup

Baik

22

21

0

51.2

48.8

0

6

36

1

14.0

83.7

2.3

Total 43 100 43 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengetahuan tentang mencuci tangan

yang benar pada anak SDN 02

Selokaton Karangayar sebelum

pemberian pendidikan kesehatan pre-

test pada kelompok intervensi

mempunyai pengetahuan yang kurang

yaitu sebanyak 22 orang (51,2%).

Kurangnya pengetahuan anak SDN 02

Selokaton Karanganyar tentang cara

mencuci tangan yang benar dikarenakan

kurangnya informasi tentang cara

mencuci tangan serta manfaat dari

mencuci tangan itu sendiri dari guru

maupun petugas kesehatan setempat,

serta kurangnya informasi yang

didapatkan responden tentang cara

mencuci tangan yang benar melalui

media masa seperti majalah, koran,

radio, televisi, dan internet. Menurut

Notoatmodjo (2012) masyarakat yang

lebih banyak mendapat informasi dari

media masa seperti televisi, radio,

majalah dan koran akan memperoleh

informasi dan pengetahuan yang lebih

banyak dari pada yang tidak pernah

terpapar media sama sekali.

Pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan. Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan kepada

seseorang kepada orang lain untuk

mencapi tujuan tertentu. Pada

umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin muda pula pada

penerimaan informasi. Peneliti

berpendapat bahwa pengetahuan anak

SDN 02 Selokaton Karangayar masih

kurang karena anak SD

belummendapatkan informasi tentang

caramencuci tangan yang benar dari

petugas kesehatan setempat maupun

para guru serta dari berbagai sumber

seperti majalah, koran, televisi, dan

internet.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol

menunjukkan bahwa pengetahuan

tentang mencuci tangan yang benar

pada anak SDN 02 Selokaton

Karanganyar sebelum pemberian

pendidikan kesehatan pre-test pada

kelompok kontrol mempunyai

6

Page 8: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

pengetahuan yang cukup yaitu pada

pre-test sebanyak 36 orang (83,7%).

Cukupnya pengetahuan anak SDN 02

Selokaton Karanganyar tentang cara

mencuci tangan yang benar dikarenakan

cukupnya informasi serta manfaat dari

mencuci tangan itu sendiri melalui

informasi yang didapatkan dari guru,

petugas kesehatan setempat, media

masa seperti majalah, koran, radio,

televisi, dan internet.

Pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan. Pendidikan berarti

bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain untuk mencapi tujuan

tertentu. Pada umumnya makin tinggi

pendidikan seseorang makin muda pula

pada penerimaan informasi. Hal ini

sesuai dengan penilitian Mubarak

(2008), Pendidikan berarti bimbingan

yang di berikan seseorang pada orang

lain terhadap suatu hal agar mereka

dapat memahaminya. Tidak dapat

dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang maka semakin

mudah menerima informasi dan

akhirnya makin banyak pula

pengetahuan yang dimilikinya dan

sebaliknya.

Faktor lain juga yang mempengaruhi

cukupnya pengetahuan responden

tentang cara mencuci tangan yang benar

yaitu karena pengalaman pribadi

maupun orang lain tentang manfaat dari

mencuci tangan yang benar itu sendiri.

Hal ini sesuai dengan teori menurut

Wawan dan Dewi (2011) yang

mengatakan bahwa pengalaman pribadi

pula juga dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan dengan

cara mengulangi kembali pengalaman

yang pernah diperoleh dalam

memecahnya permasalahan yang

dihadapi dimasa lalu.

Tabel 2.Tingkat pengetahuan siswa SD

tentang cuci tangan post-test

pendidikan

kesehatanpadakelompokintervensi dan

kelompok kontrol Januari 2017

Tingkat

pengeta

huan

Post-

test

Kelo

mpok

Inter

vensi

F

%

Kelo

mpok

Kon

trol

F

%

Kurang

Cukup

Baik

0

5

38

0

11.6

88.4

16

26

1

37.26

0.52.

3

Total 43 100 43 100

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

pengetahuan tentang cara mencuci

tangan yang benar pada siswa SDN 02

Selokaton Karanganyar setelah

pemberian pendidikan kesehatan Post-

test yaitu berupa pemutaran video yang

berdurasi 03:03 menit dan pembagian

leaflet serta penjelasan tambahan dari

peneliti selama 15 menit pada

kelompok intervensi benar. Penelitian

ini sama dengan penelitian yang

7

Page 9: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

dilakukan oleh Dhiah, pengetahuan

responden baik sebanyak 38 orang

(88.4%). Hasil penelitian di atas

menunjukkan adanya pengaruh dari

pendidikan kesehatan yang dapat

meningkatkan pengetahuan responden

tentang cara mencuci tangan yang Nur

(2012) yang dilakukan pada anak SD 2

Jambidan Banguntapan Bantul terhadap

31 responden dimana diperoleh hasil

pengetahuan sesudah memberikan

pendidikan kesehatan sebagian besar

berada pada kategori baik berjumlah 30

siswa (96,8%).

Hal ini sama dengan teori yang

menyebutkan bahwa pengetahuan

merupakan hasil tahu dari seseorang

yang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan

terhadap suatu objek terjadi melalui

panca indra manusia yaitu indra

penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba Notoatmodjo (2010).

Peningkatan pengetahuan disebabkan

karena pemberian pendidkan kesehatan

tentang cara mencuci tangan yang

benar, hasil penelitian ini sesuai dengan

yang dikemukan oleh Mubarak (2008)

yang menjelaskan bahwa tujuan utama

pendidikan kesehatan adalah agar orang

mampu menerapkan masalah dan

kebutuhannya sendiri, mampu

memahami terhadap apa yang mereka

lakukan terhadap masalahnya, dengan

sumber daya yang ada pada mereka

ditambah dengan dukungan dari luar,

dan mampu memutuskan kegiatan yang

tepat guna untuk meningkatkan taraf

hidup sehat dan kesejahteraan

masyarakat.

Menurut Mardela (2012), pendekatan

edukasi merupakan pendekatan yang

paling cocok terhadap upaya

pemecahan masalah kesehatan

masyarakat melalui faktor pengetahuan

dibandingkan dengan pendekatan

tekanan. Hal ini dikarenakan perubahan

atau tindakan pemeliharaan kesehatan

yang dihasilkan oleh edukasididasarkan

kepada pengetahuan dan kesadaraannya

melalui proses pembelajaran sehingga

perilaku tersebut diharapkan akan

berlangsung lama dan menetap karena

didasari oleh kesadaran. Peneliti

berpendapat bahwa tingkat pengetahuan

seseorang akan bertambah bila sudah

mendapatkan pendidikan dan informasi

kesehatan tentang cara mencuci tangan

yang benar.

Hasil penelitian pada kelompok kontrol

menunjukkan bahwa pengetahuan

tentang mencuci tangan yang benar

pada anak SDN 02 Selokaton

Karanganyar sesudah pemberian

pendidikan kesehatan post-test pada

kelompok kontrol mempunyai

pengetahuan yang cukup yaitu post-

testsebanyak 26 orang (60,5%).

8

Page 10: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

Cukupnya pengetahuan anak SDN 02

Selokaton Karanganyar tentang cara

mencuci tangan yang benar dikarenakan

cukupnya informasi serta manfaat dari

mencuci tangan itu sendiri melalui

informasi yang didapatkan dari guru,

petugas kesehatan setempat, media

masa seperti majalah, koran, radio,

televisi, dan internet.

Tabel 3. Hasil observasi tingkat

pengetahuan siswa SD tentang cuci

tangan pada kelompok intervensi dan

kelompok kontrol Januari 2017

Hasil

Observasi

Tingkat

pengetahuan

Kelompok

Intervensi

Kelompok

Kontrol

F % F %

Benar 34 79.1 30 69.8

Tidak benar 9 20.9 13 30.2

Total 43 100 43 100

Hasil penelitian yang telah dilakukan

didapatkan data bahwa karakteristik

pelaksanaan cuci tangan sebagian besar

responden melakukan cuci tangan

dengan benar pada kelompok intervensi

sebayak 34 orang (79,1%) dan pada

kelompok kontrol sebanyak 30 orang

(69,8%). Hal ini sejalan dengan teori

Lawrence Green dalam Notoatmodjo

(2010) bahwa pengetahuan terbentuk

karena tiga faktor yaitu faktor

predisposisi (pengetahuan, sikap,

keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai,

tradisi dan sebagainya), faktor

pemungkin (sarana dan prasaran atau

fasilitas yang memadai), faktor penguat

berdasarkan segi fasilitas masih

kurangnya fasilitas yang memadai

untuk siswa mencuci tangan seperti:

kurang mencukupinya sabun, tidak

adanya keran air di tempat strategis

(tempat yang sering dikunjungi anak-

anak) dan tidak adanya poster tentang

pentingnya mencuci tangan.

2. Analisis bivariat

Analisa bivariat adalah analisa yang di

lakukan untuk mengetahui hubungan

keterkaitan dua variabel (Notoatmodjo,

2012).

Tabel 4. Pengaruh pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan

siswa SD tentang cuci tangan

padakelompokintervensidankelompokk

ontrolpre-test post-test Januari 2017

Variabe

l

Kelompo

k Mean T

P

value

Tingkat

Pengeta

huan

(kelom

pokinte

r

vensi)

Pre-test 1.2791 -

5,870

0,000 Post-test 2.8837

Tingkat

Pengeta

huan

(kelom

Pokkon

trol)

Pre-test 1.7674 -

1,732

0,083 Post-tets 1.8372

Hasilpenelitianrata-rata pre-testtingkat

pengetahuantentangcucitanganpadakelo

mpokintervensiadalah 1,2791dan rata-

9

Page 11: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

rata post-test padakelompok intervensi

adalah 2,8837.

HasilujistatistikdenganWilcoxonmenunj

ukkanp

valuepadakelompokintervensiadalah

0,00< 0,05,

sehinggaterdapatpengaruhpendidikanke

sehatan terhadap tingkat pengetahuan

siswa SD tentang cuci tangan.

Hasilpenelitianrata-rata pre-test

tingkatpengetahuantentangcucitanganpa

dakelompokkontroladalah 1,7674 dan

rata-rata post-test pada kelompok

kontrol adalah 1,8372.

HasilujistatistikdenganWilcoxonmenunj

ukkan p valuepadakelompok kontrol

adalah 0,083 > 0,05 ,

sehinggatidakterdapatpengaruhpendidik

ankesehatan terhadap tingkat

pengetahuan siswa SD tentang cuci

tangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat pengaruh pendidikan kesehatan

tentang cara mencuci tangan dengan

benar terhadap pengetahuan anak SD

dengan p value (0,00< 0,05). Ada

perubahan yang positif terhadap

pengetahuan pada siswa di SDN 02

Selokaton Karanganyar yang telah

diberikan pendidikan kesehatan, hal ini

mengidentifikasi bahwa tujuan

pendidikan kesehatan telah berhasil

karena dapat mengubah pemikiran yang

sebelumnya tidak tahu menjadi tahu,

sejalan dengan yang dikemukan oleh

Depkes RI (2012) menyatakan bahwa

pendidikan kesehatan adalah satu

proses pemberian bantuan dari petugas

konseling melalui pertemuan tatap

muka dimana petugas konseling

menyampaikan informasi yang tidak

memihak serta memberikan dukungan

informasi agar siswa SD mampu

mengenali keadaan dirinya dan masalah

yang dihadapinya sehingga dapat

membuat keputusan yang tepat dan

mantap bagi diri sendiri.

Didukung oleh penelitian lain yang

melakukan penelitian tentang pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap perilaku

cuci tangan pakai sabun pada anak usia

sekolah di SD 02 Jambidan

Banguntapan Bantul Dhiah, Nur (2012)

bahwa ada pengaruh pendidikan

kesehatan pada pengetahuan mencuci

tangan pakai sabun untuk usia sekolah.

Dari hasil yang peroleh di atas bahwa

terdapat peningkatan pengetahuan

dilihat dari sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan. Hal ini

bisa terjadi dikarenakan pada saat

pemberian kesehatan terdapat

perpindahan informasi dari pemberi

informasi kepada responden melalui

penyuluhan, pemutaran video dan

pembagian leaflet. Hal ini sesuai

dengan teori yang dikemukakan oleh

Notoatmodjo (2010) bahwa pendidikan

10

Page 12: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

kesehatan dalam jangka waktu pendek

dapat menghasilkan perubahan dan

peningkatan pengetahuan individu,

kelompok dan masyarakat. Menurut

Notoatmodjo (2010) mengemukakan

bahwa pengetahuan adalah merupakan

hasil dari tahu dan ini terjadi setelah

orang melakukan pengindraan terhadap

suatu objek tertentu. Pengindraan

terjadi melalui pasca indra manusia

yakni pengelihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia didapat

melalui penglihatan dan pendengaran.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh

Muninja (2010) bahwa tujuan

pendidikan kesehatan adalah mengubah

perilaku masyarakat kearah perilaku

sehat sehingga tercapai derajat

kesehatan masyarakat yang optimal,

untuk mewujudkan perubahan perilaku

yang diharapkan setelah menerima

penyuluhan tidak dapat terjadi

sekaligus. Pencapaian target

penyuluhan kesehatan dibagi menjadi

tujuan jangka pendek yaitu terjadi

pencapaian perubahan pengetahuan,

tujuan jangka menengah hasil yang

diharapkan adalah adanya peningkatan

pengertian, sikap, dan keterampilan

yang akan mengubah perilaku sehat,

dan tujuan jangka panjang adalah dapat

menjalankan perilaku sehat dalam

kehidupan sehari-hari.

Peningkatan pengetahuan responden

setelah mengikuti pendidikan kesehatan

tentang cara mencuci tangan yang benar

memperkuat teori Notoatmodjo (2012)

tingkat pengetahuan seseorang ada

enam tingkat yaitu : tahu, memahami,

aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.

Namun pada hasil penelitian ini masih

hanya terlihat dari tataran tahu dan

memahami. Pada tataran aplikasi,

analisis, sintesis dan evaluasi belum

ditindak lanjut oleh peneliti, hal ini

disebabkan aplikasi, analisis dan

sintesis serta evaluasi dapat berkaitan

dengan cara mencuci tangan yang

benar.

Faktor penguat meningkatnya

pengetahuan adalah informasi saat

dilakukan pendidikan kesehatan pada

responden dengan metode leaflet dan

pemutaran video yang diterima

responden yang dipelajari lebih lanjut.

Langkah penting dalam pendidikan

kesehatan adalah membuat pesan yang

disesuaikan dengan sasaran termasuk

dalam pemilihan media, intensitasnya

dan lamanya penyampaian pesan.

Penyampaian informasi dipengaruhi

oleh metode dan media yang digunakan

yang mana metode dan media

penyampaian informasi dapat

memberikan efek yang signifikan

terhadap peningkatan pengetahuan

Notoatmodjo (2014).

11

Page 13: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

Peningkatan pengetahuan pada

responden dapat dipengaruhi oleh

faktor interaksi antara responden.

Materi yang tidak dimengerti oleh

responden kemudian mendapat jawaban

dari anggota responden yang lain

ataupun dari tutornya yang memang

mengetahui materi tentang cara

mencuci tangan yang benar.

Keberhasilan dari pendidikan kesehatan

ini juga sesuai dengan teori yang

menyatakan bahwa metode pendidikan

kesehatan dapat memberikan gambaran

tentang objek yang baru, bersifat

informatif dan dapat menghemat waktu

karena sebagian peserta memahami

materi dalam waktu yang bersamaan.

Hasil penelitian tentang keberhasilan

metode penyuluhan dan pemutaran

video ini dapat diterima karena faktor

peserta lebih suka mendengar dan

melihat secara langsung tentang cara

mencuci tangan yang benar Estriana

(2014).

Tabel 5.Perbedaan tingkat pengetahuan

siswa SD

tentangcucitanganpadakelompokinterve

nsidankelompokkontrol Januari 2017

Varia

bel

Kelo

mpok

M

ea

n

T P

value

Tingkat

pengeta

huan

Inter

vensi

-7,811 0,00

Kon

Trol

Hasil uji statistik dengan Mann Whitney

diperoleh p value pada adalah 0,00<

0,05 sehingga terdapat perbedaan

tingkat pengetahuan siswa SD tentang

cuci tangan, karena dilihat dari

observasi responden sangat antusias

terhadap kegiatan. Hal ini disebabkan

responden mendapatkan pendidikan

kesehatan tentang cuci tangan yang

benar melalui audio visual dan leaflet

yang sudah dibagikan. Hal ini juga

sesuai dengan peneliti sebelumnya

Ratna Wati (2011) ada peningkatan

pengetahuan tentang perilaku hidup

bersih sehat dan cuci tangan pakai

sabun dengan menggunakan media

leaflet dan metode ceramah.

Pengetahuan sangat erat hubungannya

dengan pendidikan dan dengan

memberikan pendidikan kesehatan akan

menambah pengalaman serta informasi

khususnya tentang mencuci tangan.

Pendidikan berarti bimbingan yang di

berikan seseorang pada orang lain

terhadap suatu hal agar mereka dapat

memahaminya. Menurut Notoatmodjo

12

Page 14: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

(2012) dalam proses pembentukkan

atau perubahan perilaku dipengaruhi

oleh beberapa faktor yang berasal baik

dari dalam maupun individu itu sendiri.

Faktor-faktor tersebut antara lain

persepsi, motivasi, proses belajar dan

lingkungan. Hal ini sejalan dengan teori

yang di kemukan oleh Bandura (2013)

yang menyatakan bahwa faktor

lingkungan mempengaruhi kesehatan

dan perubahan perilaku secara individu

dan kelompok.

KESIMPULAN

Berdasarkan dari tujuan penelitian dan

hasil penelitian yang diperoleh dari

pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan siswa SD

tentang cuci tangan kelas 4,5,6 di SDN

02 Selokaton Karanganyar maka

peneliti mengambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut :

1. Tingkat pengetahuan siswa SD

tentang cuci tangansebelum

pendidikan kesehatan pada

kelompok intervensi berpengetahuan

kurang sebanyak 22 orang (51,2%)

dan kelompok kontrol adalah

berpengetahuan cukup sebanyak 36

orang (83,7%).

2. Tingkat pengetahuan siswa SD

tentang cuci tangan sesudah

pendidikan kesehatan pada

kelompok intervensi berpengetahuan

baik sebanyak 36 orang (88,7%) dan

kelompok kontrol berpengetahuan

cukup sebanyak 26 orang (60,5%).

3. Hasil uji statistik dengan Wilcoxon

menunjukan p value adalah 0,00<

0,05 , sehingga terdapat pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan siswa

SDtentang cuci tangan.

SARAN

1. Bagi anak

Memberikan informasi tentang

pendidikan kesehatan mencuci

tangan sehingga dapat meningkatkan

perilaku anak tentang hidup bersih

yang diawali dengan mencuci

tangan dan memberikan informasi

tentang manfaat yang didapat bagi

kesehatan dengan melakukan cuci

tangan yang baik dan benar.

2. Bagi sekolah

Memberikan pengetahuan bagi

pihak sekolah tentang pentingnya

pendidikan kesehatan mencuci

tangan dengan baik dan benar serta

mendorong para guru untuk

memberikan materi tambahan

mengenai mencuci tangan dan hidup

bersih dan sehat.

3. Bagi peneliti

13

Page 15: ARTIKEL ILMIAH -  · PDF filesatu perilaku hidup bersih dan sehat. ... hygiene, and healthy life. ... jajan disekolah, tidak mencuci tangan

Meningkatkan pengalaman dan

wawasan bagi peneliti sendiri dalam

komunikasi dan menyampaikan

pendidikan kesehatan di kalangan

anak usia sekolah dan menambah

informasi untuk penelitian

selanjutnya tentang pengetahuan

cuci tangan dengan menggunakan

metode yang berbeda, sampel dan

populasi yang lebih banyak serta

dapat menganlisis faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan cuci

tangan.

4. Bagi institusi

Menambah referensi baik untuk

institusi maupun para dosen dalam

memberikan materi kepada

mahasiswa tentang cuci tangan

pakai sabun.

DAFTAR PUSTAKA

Dhiah, Nur. (2012). Pengaruh

Pendidikan Kesehatan terhadap

Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun

pada Anak Usia Sekolah di SD 2

Jambidan Banguntapan Bantul.

Skripsi.

Depkes RI. (2012). Panduan

Manajemen PHBS Menuju

Kabupaten / Kota Sehat.

Departemen RI: Jakarta.

Estriana (2014). Pengaruh Modeling

Media Video Cuci Tangan Terhadap

Kemampuan Cuci Tangan pada

Siswa Kelas 4 di SD Wonosari 02

Mangkang Semarang. Skripsi

Mardela (2012). Peran Edukasi

Kesehatan. Jakarta

Mubarak (2008). Ilmu Keperawatan

Komunitas, Kedua. Jakarta: Sagung

Seto.

Muninja. (2010). Manajemen

Kesehatan. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran.

Notoatmodjo. S. (2010). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

Notoatmodjo. S. (2010).Kesehatan

Masyarakat. Ilmu dan Seni. Jakarta:

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi

Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Notoatmodjo. S. (2014).Promosi

Kesehatan. Jakarta: Rineka cipta.

Ratna, Wati. (2011). Pengaruh

Pemberian Penyuluhan PHBS

Tentang Mencuci Tangan Terhadap

Pengetahuan dan Sikap Mencuci

Tangan pada Siswa Kelas V di SDN

Bulukantil Surakarta. Skripsi.

14