artikel evprog

7
EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DI UPTD PUSKESMAS MEDANGASEM PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN AGUSTUS 2015 Muhamad Syaiful bin Samingan, S.Ked 11-2013-194 Bab I: Pendahuluan Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari. Pada tahun 2009 WHO menetapkan diare sebagai penyebab kematian kedua pada anak di bawah 5 tahun. Pada tahun 2013 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur <2 tahun. Pada tingkat kabupaten Karawang, total penderita diare pada tahun 2014 mencapai 76.936 orang. Pada tingkat Kecamatan Medangasem, diare masih termasuk dalam 10 besar penyakit yang ditemukan di Balai Pengobatan Umum Puskesmas Medangasem selama periode Januari sampai Agustus 2015. Bab II: Materi dan Metode Materi : Materi yang dievaluasi dalam Program Pemberantasan Diare di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, periode Januari sampai dengan Agustus 2015 yang terdiri dari: Penemuan kasus penderita diare semua umur dan balita secara pasif. Penentuan diagnosis. Pengobatan diare. Surveilans diare Penggunaan oralit dan zinc Penyuluhan perorangan dan kelompok. Pelatihan kader. Pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral).

Upload: epoi89

Post on 05-Jan-2016

212 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

artikel evaluasi program

TRANSCRIPT

Page 1: Artikel Evprog

EVALUASI PROGRAM PENGENDALIAN PENYAKIT DIARE DI UPTD

PUSKESMAS MEDANGASEM PERIODE JANUARI SAMPAI DENGAN

AGUSTUS 2015

Muhamad Syaiful bin Samingan, S.Ked

11-2013-194

Bab I: Pendahuluan

Diare didefinisikan sebagai buang air besar dengan konsistensi lembek atau cair, bahkan dapat berupa air saja dan frekuensinya lebih sering (biasanya tiga kali atau lebih) dalam satu hari.

Pada tahun 2009 WHO menetapkan diare sebagai penyebab kematian kedua pada anak di bawah 5 tahun.

Pada tahun 2013 diperkirakan 1,87 juta anak balita meninggal karena diare, 8 dari 10 kematian tersebut pada umur <2 tahun.

Pada tingkat kabupaten Karawang, total penderita diare pada tahun 2014 mencapai 76.936 orang.

Pada tingkat Kecamatan Medangasem, diare masih termasuk dalam 10 besar penyakit yang ditemukan di Balai Pengobatan Umum Puskesmas Medangasem selama periode Januari sampai Agustus 2015.

Bab II: Materi dan Metode

Materi :

Materi yang dievaluasi dalam Program Pemberantasan Diare di wilayah kerja Puskesmas Medangasem, periode Januari sampai dengan Agustus 2015 yang terdiri dari:

Penemuan kasus penderita diare semua umur dan balita secara pasif.

Penentuan diagnosis.

Pengobatan diare.

Surveilans diare

Penggunaan oralit dan zinc

Penyuluhan perorangan dan kelompok.

Pelatihan kader.

Pojok URO (Upaya Rehidrasi Oral).

Pencatatan dan pelaporan.

Metode :

Evaluasi program ini dilakukan dengan cara

melakukan pengumpulan,

pengolahan,

analisis,

dan intepretasi data

membandingkan cakupan Program Pengendalian Diare tersebut terhadap target yang ditetapkan

disajikan dengan tekstular dan tabular dengan menggunakan metode pendekatan sistem.

Bila ditemukan masalah, akan dibuat usulan dan saran sebagai pemecahan masalah

Page 2: Artikel Evprog

Bab III: Kerangka Teoritis

Tolok ukur diambil Buku Pedoman Pengendalian Penyakit Diare Tahun 2013

MASUKAN

(1)

PROSES

(2)

KELUARAN

(3)

DAMPAK

(6)

UMPAN BALIK

(5)

LINGKUNGAN

(4)

Bab IV: Penyajian Data

Sumber Data:Pengumpulan data diperoleh dari data sekunder yang berasal dari:

Profil Kesehatan UPTD Puskesmas Medangasem, Kecamatan Medangasem tahun 2015.

Laporan Bulanan Puskesmas Medangasem, Kecamatan Medangasem ,periode Januari 2015 sampai dengan Agustus 2015.

Laporan Tahunan UPTD Puskesmas Medangasem, Kecamatan Medangasem, tahun 2014.

Laporan Penyehatan Lingkungan Dinas Kabupaten Karawang 2014

Laporan Pendataan PHBS Rumah Tangga Dinas Kabupaten Karawang 2014.

Data Geografi :

Lokasi : Jl. Medangasem, Desa Medangasem, Kec.Jayakerta, Kab. Karawang.

Batas Wilayah

Utara : Kec. Tirtajaya

Selatan : Kec.Rengasdengklok

Barat : Kec. Pebayuran Bekasi

Timur : UPTD Puskesmas Jayakerta

Proses:

Penemuan kasus penderita diare secara pasif

Penetapan diagnosis sesuai SOP Pengobatan berdasarkan SOP Surveilans diare Distribusi logistik Penyuluhan baik perorangan dan

kelompok Pelatihan kader Pojok oralit Laporan dan rapat

Keluaran :

Cakupan penemuan penderit diare:

Perkiraan penderita diare menurut semua umur dan Balita

Target penemuan penderita diare semua umur dan Balita

Cakupan pelayanan program diare Cakupan diagnosis sesuai SOP Cakupan pelayanan pengobatan sesuai

standar Rata-rata penggunaan oralit Rata-rata penggunaan zinc Penyuluhan Pelatihan kader Pojok oralit Pencatatan dan pelaporan

Page 3: Artikel Evprog

Lingkungan:

Lingkungan Fisik

Lokasi Transportasi Fasilitas kesehatan Rumah Sehat Sumber air bersih Jamban Keluarga Tempat pengumpulan sampah Sistem Pembuangan Air Limbah

(SPAL)

Lingkungan Non Fisik

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tingkat pendidikan Sosio-ekonomi Sosial budaya

Bab V: Pembahasan

Page 4: Artikel Evprog

Bab VI: Perumusan Masalah

Cakupan Penemuan Penderita Diare semua umur secara Pasif 40,21% dari tolok ukur 66,7%. Besar masalah adalah 39,71%.

Cakupan penemuan penderita diare balita secara pasif 25,12% dari tolok ukur 66,7%. Besar masalah adalah 62,33%.

Rata-rata penggunan oralit 2 sachet dari tolok ukur 6 sachet. Besar masalah adalah 66%.

Rata-rata penggunaan zinc 6 tablet dari tolok ukur 10 tablet. Besar masalah adalah 40%.

Cakupan penyuluhan kelompok 41,66% dari tolok ukur 66,7%. Besar masalah adalah 37,54%.

Cakupan pelatihan kader 0% dari tolok ukur 100%. Besar masalah adalah 100%.

Pojok oralit tidak aktif 0% dari tolok ukur 100%. Besar masalah adalah 100%.

Bab VII: Prioritas Masalah

Pojok oralit tidak aktif 0%. Besar masalah 100%

Cakupan penggunan oralit 33% dari tolok ukur 100%. Besar masalah 66%

Bab VIII: Penyelesaian Masalah

Masalah IPojok oralit tidak aktif 0%. Besar masalah 100%

Penyebab masalah : Tidak adanya tenaga kesehatan yang

secara khusus ditunjuk untuk bertugas di pojok oralit.

Tidak disediakan secara khusus tempat untuk kegiatan pojok oralit.

Perencanaan waktu diadakannya pojok oralit tidak operasional.

Tidak lengkapnya alat untuk melakukan penyuluhan di pojok oralit seperti lembar balik.

Penyelesaian masalah: Menyusun pembagian tugas yang jelas

dan tertulis mengenai petugas yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pojok oralit

Menata ulang tempat ruang tunggu pasien sehingga bisa didapatkan tempat yang strategis untuk dilakukannya pojok oralit

Dibuat perencanaan dimana jika ada pasien yang masa observasinya dapat melebihi dari jam kerja tenaga kesehatan, maka tempat pojok oralit dapat dilakukan di UGD

Kerja sama dengan program promosi kesehatan untuk memperbanyak leaflet dan meminta materi powerpoint penyuluhan tentang diare ataupun oralit.

Masalah IICakupan penggunan oralit 33% dari tolok ukur 100%. Besar masalah 66%

Penyebab Masalah:

Dokter-dokter pada Puskesmas Medangasem banyak yang rangkap kegiatan sehingga banyak juga pasien diare yang dilayani oleh tenaga kesehatan lain

Tidak adanya SOP penatalaksanaan tentang diare yang ditempel pada dinding Puskesmas.

Stok oralit yang ada di Puskesmas Medangasem tidak sesuai dengan target yang ada

Distribusi oralit pada kader kurang.

Penyelesaian masalah:

Page 5: Artikel Evprog

Meningkatkan pengetahuan tenaga kesehatan lainnya mengenai pengobatan diare menurut Lintas diare

Dibuatnya keterangan alur atau poster mengenai penatalaksanaan diare sesuai SOP.

Dilakukannya kerja sama antara pemegang program P2M dengan bagian logistik pengobatan dalam hal perhitungan kebutuhan stok oralit yang seharusnya dimiliki Puskesmas.

Bab IX: Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan Adapun dari hasil evaluasi Program Pemberantasan Penyakit Diare di UPTD Puskesmas Medangasem periode Januari sampai dengan Agustus 2015 didapatkan: Kurangnya cakupan penemuan penderita

diare semua umur dan balita secara pasif.

Sudah terpenuhinya cakupan diagnosis diare sesuai SOP

Cakupan pengobatan diare sesuai SOP sulit dinilai karena tidak ada data yang tertulis mengenai hal ini.

Dilakukannya surveilans diare dengan tidak adanya KLB

Rata-rata penggunaan oralit yang diberikan tiap pasien hanya 2 sachet dan

Tidak terpenuhinya cakupan penggunaan zinc pada balita

Kurangnya cakupan penyuluhan kelompok

Tidak adanya pelatihan kader Tidak adanya pojok oralit Dilakukan pencatatan dan pelaporan

yang dicatat dalam laporan mingguan dan direkap dalam laporan bulanan. Namun pelaporannya kurang tepat waktu.

Dari semua masalah yang ditemukan, 2 prioritas masalah yang didapatkan adalah:

Pojok oralit tidak aktif

Kurangnya cakupan penggunan oralit

Saran Mengoptimalkan ruang tunggu pasien

untuk bisa ditempatkan pojok oralit. Menyusun pembagian tugas yang jelas

dan tertulis mengenai petugas yang bertanggungjawab dalam pelaksanaan pojok oralit, rincian tugasnya masing-masing serta membuat jadwal tugas petugas-petugas di Pojok Oralit secara teratur.

Melakukan pencatatan kasus diare di fasilitas pelayanan kesehatan lain di luar Puskesmas secara proaktif

Standar Operasional Prosedur (SOP) mengenai diagnosis dan penatalaksanaan diare

Kerja sama antara bagian P2M dengan bagian logistik pengobatan

Melakukan pertemuan untuk seluruh tenaga kesehatan di Puskesmas Medangasem guna mensosialisasikan kembali penatalaksanaan diare sesuai dengan pedoman

Membuat perencanaan yang utuh, rinci, dan terstruktur mengenai pelaksanaan pelatihan kader

Meningkatkan kedisiplinan lebih lagi dalam pencatatan dan pelaporan