evprog iva cimalaya derry setiwan
DESCRIPTION
ivaTRANSCRIPT
Bab I
Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Saat ini penyakit tidak menular, termasuk kanker menjadi masalah utama baik di
dunia maupun di Indonesia. Menurut data WHO tahun 2013, insidens kanker meningkat
dari 12,7 juta kasus pada tahun 2008 menjadi 14,1 juta kasus tahun 2012. Sedangkan
jumlah kematian meningkat dari 7,6 juta orang pada tahun 2008 menjadi 8,2 juta orang
pada tahun 2012. Dan kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di dunia sebesar 13%
setelah penyakit kardiovaskular.1
Kanker pada wanita, termasuk kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker
ovarium setiap tahunnya menyumbangkan angka kematian yang tinggi. Setiap tahunnya
lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher Rahim ditemukan di seluruh dunia dan lebih
dari 270.000 wanita meninggal setiap tahunnya akibat kanker serviks di seluruh dunia,
lebih dari 85% ditemukan pada wanita dengan kondisi sosial ekonomi rendah sampai
menengah.1-3
Kanker pada leher rahim disebabkan oleh infeksi Human pappilomavirus (HPV) yang
ditularkan melalui hubungan seksual, kebanyakan orang tertular HPV segera setelah
melakukan hubungan seksual.2
Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan data riset
kesehatan dasar (Riskesdas) tahun 2013, prevalensi tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4
per 1000 penduduk, atau sekitar 330.000 orang. Kanker tertinggi di Indonesia pada
perempuan adalah kanker payudara dan kanker leher rahim. Berdasarkan estimasi
Globocan, International Agency for Research on Cancer (IARC) tahun 2012, insidens
kanker payudara sebesar 48.998 (30,5%) dengan perbandingan 40 per 100.000
perempuan, kanker leher rahim sebesar 20.928 (13%) dengan perbandingan 17 per
100.000 perempuan dan angka kematian akibat kanker payudara sebesar 19.750 (21,5%)
dan kanker leher rahim sebesar 9.495 (10,3%). Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah
Sakit (SIRS) 2010, kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus (28,74%),
kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).1
Kedua kanker ini menjadi salah satu masalah utama pada kesehatan perempuan di
dunia, terutama pada negara berkembang yang mempunyai sumber daya terbatas seperti
Indonesia. Alasan utama meningkatnya kedua kanker tersebut adalah kurangnya program
penapisan yang efektif dengan tujuan untuk mendeteksi keadaan sebelum kanker maupun
1
kanker pada stadium dini termasuk pengobatan sebelum proses invasif yang lebih lanjut.
Oleh karena itu, Indonesia mengembangkan upaya pengendalian kanker leher rahim dan
payudara melalui pencegahan sejak tahun 2007. Pencegahan kanker leher rahim
menggunakan metode Single Visit Approach yaitu dengan inspeksi visual dengan Asam
Asetat (IVA) dan krioterapi untuk IVA positif, sedangkan pencegahan kanker payudara
menggunakan metode Clinical Breast Examination (CBE).2,4 Menurut Depkes RI 2007,
pencegahan kanker leher rahim difokuskan pada wanita yang berisiko tinggi dan berusia
30-50 tahun. World Health Organization (WHO, 2007) mengatakan bahwa semua wanita
yang pernah berhubungan seksual kemungkinan besar memiliki risiko terkena kanker
leher rahim. Wanita yang termasuk dalam kelompok risiko tinggi adalah mereka pertama
kali berhubungan seksual dan memiliki anak pada usia muda, memiliki lebih dari 5 anak,
memiliki banyak pasangan seksual, merokok dan terinfeksi Human Immunodeficiency
Virus (HIV).3
Pada Kabupaten Karawang, kasus kanker leher rahim yang ditemukan pada tahun
2011 sebanyak 0,3 % dari seluruh wanita usia subur dan kasus kanker payudara sebanyak
0,6 % dari seluruh wanita usia subur. Program pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara di Kabupaten Karawang yang telah berlangsung dari tahun 2007 telah mampu
menapiskan sebesar 20,6% dari seluruh wanita usia subur dan dengan target sebesar 85
%. Untuk wilayah kerja Puskesmas Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan sendiri pada
tahun 2014, dari data Dinas Kesehatan Karawang didapatkan jumlah perempuan berusia
diantara 30 hingga 50 sebanyak 7.554 orang dengan target penapisan sebanyak 6.421
orang untuk periode 5 tahun. Cakupan program kanker leher rahim dan payudara untuk
wilayah Puskesmas Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan sebesar 41,22 % pada periode
Januari sampai dengan Desember 2014 dengan target penapisan kanker leher rahim dan
payudara sebesar 85 %.5
Berdasarkan latar belakang di atas maka perlu dilakukan evaluasi untuk menilai
penyebab dan penyelesaian masalah program pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara di Puskesmas Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang periode Juli 2014
sampai dengan Juni 2015.
2
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan
masalahnya sebagai berikut :
1.2.1 Masih tingginya angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
kanker yaitu sebesar 13% dari seluruh penyebab kematian di dunia menurut WHO
2012.
1.2.2 Masih tingginya angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan
kanker payudara di dunia. Menurut data yang diterima WHO setiap tahun
ditemukan lebih dari 500.000 kasus baru kanker leher rahim dan lebih dari
270.000 wanita meninggal akibat kanker leher rahim.
1.2.3 Tingginya angka kesakitan kanker payudara di Indonesia yaitu sekitar 40 per
100.000 perempuan dan angka kesakitan kanker leher rahimsebesar 17 per
100.000 perempuan dengan angka kematian akibat kanker payudara sebesar
19.750 orang (21,5%) dan kanker leher rahim sebesar 9.495(10,3%) menurut data
IARC tahun 2012.
1.2.4 Berdasarkan data dari Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) Indonesia 2010
diketahui bahwa kasus rawat inap kanker payudara sebesar 12.014 kasus
(28,74%), kanker leher rahim 5.349 kasus (12,8%).
1.3 Tujuan
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pada program pencegahan kanker leher
rahim dan kanker payudara d i Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan,
Kabupaten Karawang, periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
1.3.2. Tujuan Khusus
a) Diketahuinya cakupan konseling perempuan berusia 30-50 tahun di
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
b) Diketahuinya cakupan penyuluhan kelompok perempuan berusia 30-50 tahun
di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
c) Diketahuinya cakupan penapisan kanker leher rahim pada perempuan berusia
30-50 tahun di Puskesmas Kecamatan Cilamaya, Kabupaten Karawang
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
3
d) Diketahuinya cakupan perempuan yang dilakukan krioterapi pada penapisan
kanker leher rahim dengan IVA positif di Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang periode Juli 2014 sampai dengan Juni
2015.
e) Diketahuinya cakupan perempuan dengan hasil positif dari tes Inspeksi Visual
dengan Asam Asetat (IVA) pada penapisan kanker leher rahim di Puskesmas
Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang periode Juli
2014 sampai dengan Juni 2015.
f) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim
di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
g) Diketahuinya cakupan penapisan kanker payudara pada perempuan berusia
30-50 tahun di Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten
Karawang periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
h) Diketahuinya cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara di
Puskesmas Cilamaya Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
1.4 Manfaat
1.4.1. Bagi Evaluator
a) Menerapkan ilmu pengetahuan yang telah diperoleh saat kuliah.
b) Mempunyai pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program penapisan
kanker leher rahim dan kanker payudara di Puskesmas dalam lingkup wilayah
kerjanya.
c) Mengetahui kendala yang dihadapi dalam mengambil langkah-langkah yang
harus dilakukan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan antara lain
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan.
d) Melatih serta mempersiapkan diri dalam mengatur program, khususnya
Program Kesehatan.
1.4.2. Bagi Perguruan Tinggi
a) Mengamalkan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, pengabdian
kepada masyarakat, dan penelitian.
b) Sebagai masukan untuk bahan dalam melaksanakan penyuluhan dalam bidang
kesehatan.
4
c) Mewujudkan kampus sebagai masyarakat ilmiah dalam peran sertanya di
bidang kesehatan.
d) Mengenalkan Fakultas Kedokteran UKRIDA kepada masyarakat
1.4.3. Bagi Puskesmas
a) Dengan adanya masukan-masukan berupa hasil evaluasi dan beberapa saran-
saran maka diharapkan dapat menjadi umpan balik positif bagi Puskesmas
Kecamatan Cilamaya, dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas program
pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara sehingga Puskesmas
dapat mengetahui besarnya permasalahan khususnya mengenai kanker
payudara dan kanker leher rahim di wilayah kerja Puskesmas serta faktor
resiko yang ditemukan sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang
tepat.
1.4.4. Bagi Masyarakat
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker leher rahim dan
kanker payudara dengan cara pencegahan dan perlakuan yang tepat pada
masyarakat yang membutuhkan sebagai upaya menghentikan penyakit pada
tahap permulaan.
1.5 Sasaran
Semua perempuan berusia 30-50 tahun yang ada di Puskesmas Cilamaya Kecamatan
Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, periode Juli 2014 sampai dengan Juni 2015.
5
Bab II
Materi dan Metode
2.1. Materi
Materi yang dievaluasi dalam program ini didapatkan dari laporan hasil kegiatan
program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara periode Juli 2014 sampai dengan
Juni 2015 di puskesmas Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan, kabupaten Karawang,
yang berisi kegiatan antara lain:
1. Konseling
2. Penyuluhan kelompok
3. Penapisan kanker leher rahim
4. Penapisan dengan hasil IVA positif pada penapisan kanker leher rahim
5. Pena nganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif
6. Penapisan kanker payudara
7. Pelayanan rujukan pada penapisan kanker payudara
2.2. Metode
Metoda yang digunakan pada kegiatan evaluasi program ini adalah dengan melakukan
pengumpulan data, analisis data dan pengolahan data yang ada pada program deteksi dini
kanker leher rahim dan kanker payudara dengan cara membandingkan cakupan program
deteksi dini kanker leher rahim dan payudara di Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014
sampai dengan Juni 2015 terhadap tolok ukur yang telah ditetapkan dan menemukan
penyebab masalah dengan menggunakan pendekatan sistem kemudian dibuat usulan dan
saran sehingga dapat digunakan untuk menjawab permasalahan pelaksanaan program yang
terjadi, baik pada awal, di tengah maupun di akhir program.
6
Bab III
Kerangka Teoritis
3.1 Kerangka Teoritis
Gambar 3.1. Unsur-Unsur dalam Sistem
Gambar di atas menerangkan sistem adalah gabungan dari elemen-elemen yang
saling dihubungkan dengan suatu proses atau struktur dan berfungsi sebagai satu
kesatuan organisasi dalam upaya menghasilkan sesuatu yang telah ditetapkan. Bagian
atau elemen tersebut dapat dikelompokkan dalam lima unsur, yaitu :
1) Masukan (input) adalah kumpulan bagian atau elemen yang terdapat dalam sistem
dan dibutuhkan untuk dapat berfungsinya sistem tersebut, terdiri dari tenaga (man),
dana (money), sarana (material), metode (method), mesin atau alat yang digunakan
(machine), jangka alokasi waktu (minute), lokasi masyarakat (market), dan
informasi (information).
2) Proses (process) adalah kumpulan bagian atau elemen yang ada di dalam sistem
dan berfungsi untuk mengubah masukan menjadi keluaran yang dir encanakan.
Terdiri dari unsur perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),
pelaksanaan (actuating), dan pemantauan (controlling).
3) Keluaran (output) adalah kumpulan bagian atau elemen yang dihasilkan dari
berlangsungnya proses dalam sistem.
4) Lingkungan (environment) adalah dunia di luar sistem yang tidak dikelola oleh
sistem tetapi mempunyai pengaruh besar terhadap sistem, terdiri dari lingkungan
fisik dan non fis ik.
7
5) Umpan balik (feed back) adalah kumpulan bagian atau elemen yang merupakan
keluaran dari sistem dan sekaligus sebagai masukan dari sistem tersebut, berupa
pencatatan dan pelaporan yang lengkap, monitoring, dan rapat bulanan.
6) Dampak (impact) adalah akibat yang dihasilkan oleh keluaran dari suatu sistem.
3.2 Tolok Ukur
Tolok ukur terdiri dari variabel masukan, proses, keluaran. Digunakan sebagai
pembanding atau cakupan minimal yang harus dicapai dalam program deteksi dini kanker
leher rahim dan kanker payudara.
8
Bab IV
Penyajian Data
4.1. Sumber Data
Sumber data menggunakan data sekunder dari :
a. Data Demografi Puskesmas Kecamatan Cilamaya tahun 2014
b. Catatan hasil kegiatan bulanan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara
di Puskesmas Cilamaya Juli tahun 2014 sampai Juni 2015.
4.2. Data Umum
4.2.1 Data Wilayah Geografi
1) Lokasi Puskesmas
1. Lokasi dan Batas-batas wilayah Puskesmas :
a. Lokasi : Gedung Puskesmas Cilamaya terletak di Jl. Pasar Cilamaya,
Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang Barat
b. Batas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya
Sebelah Utara : berbatasan dengan Laut Jawa
Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Banyusari
Sebelah Barat : berbatasan dengan Kecamatan Cilamaya Kulon
Sebelah Timur : berbatasan dengan Kabupaten Subang
2. Wilayah Administrasi
Luas wilayah kerja Puskesmas Cilamaya adalah 35.256 Ha, terdiri dari 33
Dusun, 73 RW, 155 RT yang mencakup 7 desa yaitu:
Desa Cikarang
Desa Cikalong
Desa Tegalsari
Desa Tegalwaru
Desa Mekarmaya
Desa Cilamaya
Desa Muara
4.2.2 Data Demografis: (Lampiran II)
9
4.2.2.1 Topografi
Sebagian besar merupakan dataran rendah dan bersifat agraris seluas 35.256 Ha
yang semuanya terdiri d ari tanah datar yang terbagi menjadi tanah sawah seluas
16.766 Ha, tanah kering 9.654 Ha dan empang atau tambak seluas 8.836 Ha.
4.2.2.2 Geologi
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Cilamaya, Kabupaten Karawang berada pada
dataran rendah yang sesuai untuk pertanian dan berdekatan dengan laut.
4.2.2.3 Iklim
Sesuai dengan bentuk morfologinya, Cilamaya merupakan dataran rendah dengan
temperatur udara rata-rata 32-36 ºC.
4.2.2.4 Hidrografi
Cilamaya mempunyai banyak aliran sungai yang mengarah ke muara dan
langsung berhubungan dengan laut Jawa.
4.2.2.5 Demografi
Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilamaya tahun
2014 berdasarkan data PKP adalah 52.004 jiwa, yang terdiri dari :
Jumlah penduduk laki-laki : 26.742 orang
Jumlah penduduk perempuan : 25.262 orang
Jumlah r umah tangga : 16.734 rumah tangga
Jumlah bayi dan balita : 5.002 anak
Jumlah desa yang termasuk dalam wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Cilamaya adalah 7 desa dengan luas wilayah 35.256 Ha, maka berarti rata-
rata kepadatan penduduk Kecamatan Cilamaya adalah 1.48 Jiwa/ Ha.
Klasifikasi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan di wilayah kerja
Puskesmas Cilamaya paling banyak adalah tamat SLTA yaitu sebesar 42,93 %
dan paling sedikit tamat Perguruan Tinggi yaitu 5,46 % .
Sebagian besar penduduk mempunyai mata pencaharian sebagai petani sebesar
60 % dan selebihnya antara lain adalah pedagang dan buruh.
Sebagian besar penduduk beragama Islam.
4.2.2.6 Jenis Sarana Kesehatan
10
Jenis sarana kesehatan yang tersedia di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan
Cilamaya, antara lain:
a. Puskesmas UPTD : 1 buah
b. Puskesmas pembantu : 1 buah
c. Puskesmas keliling : 1 buah
d. Posyandu : 43 buah
e. Praktek perorangan
Dokter umum : 3 Orang
Dokter gigi : 1 Orang
Bidan : 22 Orang
Perawat : 8 Orang
Perawat Gigi : 1 Orang
Juru immunisasi : 1 Orang
Petugas Gizi : 1 Orang
Petugas Laboratorium : 1 Orang
Petugas Penyuluh : 1 Orang
P etugas Farmasi : 1 Orang
Pelaksana Umum : 7 Orang
Pengemudi : 1 Orang
Petugas Kebersihan : 2 Orang
Petugas Keamanan : 2 Orang
f. Fasilitas Kesehatan
Puskesmas : 1 Buah.
Pustu : 1 Buah.
Posyandu : 43 Buah.
Balai Pengobatan Swasta : 10 Buah
Bidan Praktek : 21 Orang
Dokter Praktek Swasta : 4 Orang
Polindes : 1 Orang
Klinik Swasta : 6 Buah
4.3. Data Khusus
4.3.1 Masukan
11
4.3.1.1 Tenaga
Dok ter Umum : 1 orang
Koordinator : 1 orang bidan terlatih
Bidan Puskesmas : 2 orang bidan terlatih
4.3.1.2 Dana
APBD : Cukup
4.3.1.3 Sarana
Medis :
i. Tes IVA
Meja peralatan (trolley) : 1 buah
Wadah peralatan dengan tutup : 3 buah
Meja pemeriksaan : 1 buah
Lampu sorot sumber cahaya : 2 buah (1 dalam kondisi
rusak)
Senter (bila listrik mati) : Tidak ada
Baterai kering untuk senter : Tidak ada
Bivalved spekulum :20 (5 buah ukuran kecil,
12 buah sedang, dan 3 buah besar)
Kain perlak untuk meja ginekologi : Tidak ada
Kain penutup perut pasien : 1 buah
Kursi pemeriksa : 1 buah
Gallipots antikarat : 2 buah
Kapas lidi kassa : Jumlah cukup
Sarung tangan disposable : Jumlah cukup
Spatula kayu : Jumlah cukup
Asam asetat 3-5% : Jumlah cukup
Masker : Jumlah cukup
Atlas IVA : 0 buah (hilang)
ii. Krioterapi
Unit Krioterapi :1 buah (Rusak sejak 2012
sedang dalam perbaikan).
12
Krioterapi tip : 0 buah (Hilang)
Karet penahan untuk krio unit : 1 per unit
Tabung CO2 : 2 buah
Kereta dorong untuk tabung CO2 : 1 buah
Pengatur waktu/Timer : 1 buah
iii. Pencegahan Infeksi
Ember plastik dekontaminasi : 2 buah
Larutan klorin 0,5% : Jumlah cukup
Kondom : Jumlah cukup
Sabun bubuk : Jumlah cukup
Sikat gigi (untuk cuci alat) : 1 buah
Sarung tangan rumah tangga : 2 pasang
Tempat sampah plastik : Ada
Kantung plastik : Jumlah cukup
iv. Antibiotik untuk IMS : Jumlah cukup
Non-Medis :
Tinta stempel : 1 buah
Leaflet : 0 buah (Habis)
Poster : 4 buah
Catatan Medik Pemeriksaan
PAnggul/ IVA dan Payudara : Ada
Stempel untuk persetujuan ibu
di kartu status ibu : Ada
Buku acuan Pencegahan
Kanker Leher Rahim dan
Kanker Payudara : Ada
4.3.1.4 Metode
1. Konseling dan Penyuluhan Kelompok
13
Pemahaman yang jelas tentang kanker leher rahim dan kanker payudara
merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan program pencegahan
kanker leher rahim dan payudara.
Pada anamnesis perorangan dicari faktor resiko baik kanker leher rahim atau
payudara yang tercantum dalam status pemeriksaan seperti:
a. Sebelum tindakan IVA
Sebelum menjalani tes IVA, pasien dianamnesis, edukasi konseling dan
penyuluhan perorangan ataupun kelompok. Hal yang perlu diketahui
antara lain:
Menstruasi < 12 tahun
Usia pertama berhubungan seksual <17 tahun
Sering keputihan
Merokok
Terpapar asap rokok >1 jam sehari
Kurang konsumsi buah dan sayur
Sering konsumsi makanan berlemak dan berpengawet
Kurang aktifitas fisik (30 menit/hari)
Riwayat operasi kandungan
Menopause >50 tahun
Kehamilan pertama >35 tahun
Pernah atau tidak menyusui
Pernah atau tidak melahirkan
Pernah pap smear
Riwayat keluarga kanker dan jenis kanker
KB hormonal ( pil >5 tahun atau suntik >5 tahun )
Riwayat tumor jinak payudara
b. Setelah tindakan IVA
Jika hasil tes IVA negatif, beritahu ibu untuk datang menjalani
tes kembali 5 tahun kemudian dan ingatkan ibu tentang faktor-
faktor resiko.
Jika hasil tes IVA positif, jelaskan artinya dan pentingnya
pengobatan dan tindak lanjut dan didiskusikan langkah-langkah
selanjutnya yang dianjurkan.
14
Jika telah siap menjalani krioterapi, beritahukan tindakan yang
akan dilakukan lebih baik pada hari yang sama atau hari lain bila
pasien inginkan.
Jika tidak perlu merujuk, isi kertas kerja dan jadwal pertamuan
yang perlu.
Pada semua kasus, khususnya jika pengobatan diberikan segera,
konseling harus selengkap mungkin untuk memastikan agar ibu
dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang
didapatkan (informed consent).
Pada sesi penyuluhan kelompok yang diadakan pada kelompok masyarakat
dibahas beberapa topik dengan tujuan memberikan informasi tentang
kanker leher rahim dan kanker payudara, yaitu :
Menghilangkan kesalahpahaman konsep dan rumor tentang IVA
dan krioterapi.
Sifat dari kanker leher rahim atau payudara sebagai sebuah penyakit
Faktor- faktor resiko terkena penyakit tersebut
Pentingnya penapisan dan pengobatan dini
Konsekuensi bila tidak menjalani penapisan
Mengkaji pilihan pengobatan bila hasil test IVA abnormal
Peran pasangan pria dalam penapisan dan keputusan menjalani
pengobatan
Pentingnya pendekatan kunjungan tunggal sehingga ibu siap
menjalani krioterapi pada hari yang sama jika mereka mendapat
hasil IVA abnormal
Arti test IVA positif atau negatif
Pentingnya membersihkan daerah genital/kemaluan sebelum
menjalani test IVA
2. Penapisan Kanker Leher Rahim
Upaya pemeriksaan atau tes sederhana dan mudah dilaksanakan pada populasi
masyarakat yang sehat yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat yang
sakit atau berisiko terkena penyakit di antara masyarakat yang sehat.
15
Dilakukan Inspeksi Visual dengan aplikasi Asam Asetat (IVA) untuk
pemeriksaan lesi prakanker leher rahim. Tindakan yang dilakukan sesuai
prosedur legeartis (tepat dan etis).
Hasil daripada pemeriksaan Inspeksi Visual dengan Asam Asetat dibagikan
mengikut kategori klasifikasi IVA seperti tabel dibawah :
Tabel 4.1. Klasifikasi IVA menurut kriteria klinis
Klasifikasi IVA Kriteria Klinis
Tes Negatif Halus, berwarna merah muda, seragam, tidak berfitur,
ektropion, cervicitis, ovula Nabothian dan lesi acetowhite tidak
singnifikant
Tes Positif Bercak putih (acetowhite epithelium sangat jelas terlihat)
dengan batas yang tegas dan meninggi, tidak mengkilap yang
terhubung atau meluas dari SSK (squamocolumnar junction)
Dicurigai
kanker
Pertumbuhan massa seperti kembang kol yang mudah berdarah
atau luka bernanah/ ulcer
3. Penanganan Dengan Krioterapi Pada Penapisan Kanker Leher Rahim
Perempuan yang mendapat hasil tes IVA positif termasuk perempuan dengan
usia kehamilan kurang dari 20 minggu boleh mendapatkan pengobatan
krioterapi. Krioterapi adalah proses pembekuan leher rahim baik menggunakan
CO2 terkompresi atau NO2 sebagai pendingin (pendinginan terus-menerus
selama tiga menit untuk membekukan, diikuti pencairan selama lima menit
kemudian tiga menit pembekuan kembali). Tindakan ini sesuai prosedur
legeartis.
Tabel 4.2. Klasifikasi lesi yang dapat dilakuka n krioterapi di Puskesmas1
16
Lesi yang dapat dilakukan krioterapi di
puskesmas dan unit pelayanannya dan RS
yang mempunyai pelayanan ginekologi
Krioterapi yang tidak dapat dilakukan oleh
tenaga dokter umum/bidan di puskesmas
1. Lesi acetowhite yang menutupi
serviks kurang dari 75% (jika lebih
dari 75% serviks tertutup harus
dilakukan oleh seorang ginekolog)
2. Tidak lebih dari 2 mm di luar daerah
kriotip (dari diameter prob krioterapi)
3. Lesi tidak meluas sampai dinding
vagina atau kanal serviks diluar
jangkauan krioprob
4. Tidak dicurigai kanker.
1. Lesi acetowhite yang menutupi
serviks lebih dari 75% permukaan
leher rahim.
2. Lesi acetowhite meluas sampai ke
dinding vagina atau lebih dari 2 mm di
luar kriotip.
3. Pasien menginginkan pengobatan lain
selain dari krioterapi atau meminta tes
diagnosa lebih lanjut.
4. Dicurigai kanker
5. Pada pemeriksaan bimanual, dicurigai
adanya massa ovarium (ovarium
mass)
4. Pelayanan Rujukan Pada Penapisan Kanker Leher Rahim
Pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim dilakukan sesuai temuan
IVA seperti tabel dibawah ini:
Tabel 4.3. Pelayanan rujukan penapisan kanker leher rahim sesuai dengan temuan
IVA
Temuan IVA Tindakan Rujukan
Perempuan yang dicurigai
menderita Kanker Leher Rahim
Segera rujuk ke fasilitas yang dapat
memberikan pengobatan kanker invasif secara
memadai.
Perempuan dengan hasil tes
positif dengan lesi menutup lebih
dari 75% serviks, meluas ke
dinding vagina atau meluas 2 mm
lebih dalam daripada probe
Rujuk untuk asestmen dan pengobatan di
fasilitas terdekat yang menawarkan LEEP atau
biopsi konus. Jika perjalanan ke fasilitas lain
tidak mungkin atau tidak dapat dilakukan, beri
konseling tentang kemungkinan persistensi lesi
17
krioterapi termasuk ujung dari
probe.
setelah 12 bulan dan perlunya pengobatan.
Perempuan dengan hasil tes posi
tif yang memenuhi kriteria untuk
mendapat pengobatan segera
tetapi ingin penggobatan selain
krioterapi
Beri konseling tentang keunggulan dan
kekurangan dari semua cara pengobatan. Rujuk
ke fasilitas terdekat yang melayani pengobatan
sesuai pilihan si ibu/perempuan.
Perempuan dengan hasil tes
positif yang menginginkan tes
(atau diagnosa) lebih lanjut yang
tidak tersedia di fasilitas
(Puskesmas).
Rujuk ke fasilitas terdekat yang melayani
kolposkopi dan biopsi.
Perempuan dengan hasil tes
positif yang menolak menjalani
pengobatan
Beri konseling tentang kemungkinan
berkembangnya penyakit dan prognosisnya.
Anjurkan untuk berkunjung kembali setelah
satu tahun untuk menjalani tes IVA kembali
untuk menilai status penyakitnya.
5. Penapisan Kanker Payudara
Skrining kanker payudara (Clinical Breast Examination) dan edukasi
masyarakat tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI). Pemeriksaan
yang dilakukan sesuai prosedur legeartis
6. Pelayanan Rujukan Pada Penapisan Kanker Payudara
Rujukan dilakukan pada setiap kasus yang ditemukan benjolan atau dicurigai
keganasan.
7. Pencatatan dan pelaporan
Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas (SP2TP) dilakukan
setiap bulannya.
4.3.2 Proses
4.3.1 Perencanaan
18
Tidak ada perencanaan kegiatan secara tertulis yang lengkap mengenai
program deteksi dini kanker leher rahim dan payudara, dari hasil wawancara
dengan pelaksana program, didapatkana hasil perencanaan program deteksi
dini kanker leher rahim dan kanker payudara adalah sebagai berikut:
a. Penyuluhan Kelompok
Dilakukan berkelompok satu bulan sekali di satu desa yang dipilih oleh
penanggung jawab pelaksana IVA. Penyuluhan dilakukan oleh bidan desa
dan petugas dari puskesmas.
b. Konseling
Dilakukan pada hari Senin dan Jumat oleh bidan di Puskesmas dengan
memberikan sesi konseling perorangan dengan cara anamnesis, inform
consent, dan mengedukasi pasien yang datang ke ruang IVA di puskesmas,
setelah pasien setuju barulah dilaksanakan penapisan kanker leher rahim.
c. Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan hari Senin dan Jumat oleh bidan di Puskesmas kepada pasien
yang datang keruang IVA dan di tempat praktek bidan desa secara
berkelompok kepada seluruh masyarakat yang telah disosialisasikan oleh
kader, penapisan berkelompok ini diadakan satu kali tiap bulannya di satu
desa yang telah dipilih oleh penanggung jawab pelayanan IVA. Baik hasil
IVA positif atau negatif, pasien dilanjutkan dengan kegiatan penapisan
kanker payudara. Pada hasil IVA positif, pasien diedukasi, kemudian dibuat
rencana penanganan dengan krioterapi jika pasien setuju.
d. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Penanganan dengan krioterapi pada penemuan lesi pra-kanker atau IVA
positif sedang tidak dapat dilaksanakan karena kerusakan pada mesin alat
krio sejak tiga tahun yang lalu. Setelah kerusakan mesin tersebut,
penanganan pada pasien yang memerlukan krioterapi dirujuk ke fasilitas
medis terdekat lain yang menyediakan layanan krioterapi.
e. Penapisan kanker payudara
Dilakukan hari Senin dan Jumat oleh bidan di Puskesmas kepada pasien
yang datang ke ruang IVA di puskesmas dan di tempat praktek bidan desa
secara berkelompok satu bulan satu kali di satu desa yang dipilih oleh
penanggung jawab pelayanan IVA. Bila hasil pemeriksaan ditemukan
benjolan pasien diedukasi kemudian dirujuk kefasilitas kesehatan terdekat.
19
f. Pelayanan Rujukan
Dilakukan setiap hari Senin dan Jumat oleh dokter maupun bidan di
Puskesmas berupa rujukan bagi pasien dengan hasil pemeriksaan IVA
positif, pasien meminta terapi lain atau tes diagnosa lain, pada pasien
dengan kondisi ginekologis lain, atau pasien yang dicurigai keganasan,
yang tidak dapat dilakukan terapi di puskesmas.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Setiap akhir bulan oleh bidan di Puskesmas, berupa kegiatan pencatatan
hasil kegiatan program penapisan kanker rahim dan payudara di Puskesmas
setempat dan dilaporkan setiap bulan.
Gambar 4.1. Alur Pelaksanaan Kegiatan Program Deteksi Dini Kanker
Leher Rahim dan Kanker Payudara.
4.3.2 Pengorganisasian
20
(-) Periksa ulang 5 tahun
kemudian
(+)
(+)
Kepala Puskesmas
dr. Azis Gopur
Konseling
Konseling
Penyuluhan Kelompok
Penapisan Kanker Leher Rahim
dengan Pemeriksaan IVA
Penapisan Kanker Payudara dengan
Pemeriksaan Clinical Breast Examintation
Dirujuk
Penanganan dengan
krioterapi
Kontrol
Pelaksanaan Luar Gedung Puskesmas
Pelaksanaan Dalam Gedung Puskesmas
Gambar 4.2. Struktur Organisasi Program Inspeksi Visual dengan Asam Asetat
(IVA)
Puskesmas Cilamaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang
Struktur organisasi yang dibuat oleh puskesmas masih kurang optimal, pada
struktur organisasi terlihat seolah-olah yang bekerja hanya bidan pelaksana, hal in
dikarenakan pada struktur organisasi ini tidak dicantumkan secara jelas pembagian
tugas dan wewenang pelaksanaan Program IVA. Dalam struktur ini tidak ditemukan
pembagian yang jelas antara siapa yang akan melakukan konseling dan penyuluhan
kelompok, siapa yang akan melakukan penapisan kanker leher rahim, siapa yang akan
melakukan krioterapi, siapa yang akan melakukan penapisan kanker payudara dan
program rujukan IVA positif serta yang dicurigai kanker payudara. Kekurangan dari
pembuatan struktur ini akan berdampak pada hasil cakupan program penapisan kanker
leher rahim dan kanker payudara.
21
Penanggung jawab
Pelaksana Pelayanan IVA
Bd. Hj.Enok,AMKeb
Koordinator IVA
Bd. Reni,AMKeb
Bidan – Bidan Desa
Pelaksana
Bd. Nina, AMKeb
4.3.3 Pelaksanaan
a. Penyuluhan kelompok
Dilakukan penyuluhan berkelompok setiap satu bulan sekali di satu desa
yang dipilih oleh bidan penanggung jawab pelayanan IVA. Penyuluhan
dilakukan oleh bidan. Tidak terdapat pencatatan pada setiap kegiatan
penyuluhan kelompok.
b. Konseling
Dilakukan kepada semua pasien yang datang ke ruang IVA, pada hari senin
dan jumat di Puskesmas oleh bidan. Pasien dianamnesis, dilakukan
informed consent, dan diedukasi bila pasien setuju dilanjutkan ke penapisan
kanker leher rahim. Terdapat pencatatan kepada semua pasien yang di
konseling, terdapat juga formulir konseling dan persetujuan untuk tindakan
pada pasien.
c. Penapisan kanker leher rahim
Dilakukan pada hari senin dan jumat di Puskesmas kepada pasien yang
telah diberi penyuluhan perorangan oleh bidan dan dilakukan satu bulan
sekali di satu desa yang dipilih oleh penanggung jawab pelaksana IVA.
Baik kegiatan penapisan secara berkelompok maupun perorangan,
pencatatannya dijadikan satu, tetapi sayangnya tidak ada data kohort pada
setiap pasiennya sehingga memungkinkan untuk pasien yang sama kembali
menjalani penapisan sebelum waktu 5 tahun.
d. Penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
Tindakan ini sudah tidak dapat dilakukan sejak alat krio rusak dan sedang
dilakukan perbaikan oleh dinas kesehatan karawang. Setiap pasien yang
menjalani pemeriksaan IVA dengan hasil yang membutuhkan tatalaksana
krioterapi dirujuk ke Puskesmas Kecamata Sukatani atau fasilitas kesehatan
terdekat yang mempunyai krioterapi.
e. Penapisan kanker payudara
Dilakukan hari senin dan jumat oleh bidan di Puskesmas kepada semua
pasien yang datang ke ruang iva di puskesmas. Kegiatan penapisan kanker
payudara dilakukan seusai penapisan kanker leher rahim. Kegiatan ini juga
dilakukan satu bulan sekali secara berkelompok di satu desa yang dipilih
oleh penanggung jawab pelaksana IVA. Baik kegiatan penapisan secara
berkelompok maupun perorangan, pencatatan dijadikan satu.
22
f. Pelayanan rujukan
Dilakukan pada hari senin sampai jumat di Puskesmas oleh dokter atau
bidan. Rujukan diarahkan ke RSUD Kabupaten Karawang atau rumah
sakit lain yang mampu mengelola pasien dengan efek samping maupun
komplikasi yang berat yang tidak dapat ditangani oleh tenaga medis di
Puskesmas. Terdapat pencatatan terhadap pasien-pasien yang dirujuk,
namun sayangnya tidak terdapat rujukan balik ke puskesmas untuk
mengikuti perkembangan pasien.
g. Pencatatan dan Pelaporan
Berupa kegiatan pencatatan hasil setiap kegiatan program penapisan kanker
rahim dan payudara di puskesmas setempat yang dilaksanakan harian dan
dilaporkan setiap bulan kepada Kepala Puskesmas.
4.3.4 Pengawasan
Pencatatan dan pelaporan : Bulanan
Rapat : Bulanan
4.3.5 Keluaran
A. Cakupan Konseling
Perkiraan target sasaran
Data dari dinas kesehatan Karawang tahun 2014 & 2015, jumlah wanita
usia subur di Puskesmas Kecamatan Cilamaya= 7.554 orang perempuan.
Target penapisan 5 tahun = 85% x 7.554
= 6.421 orang perempuan
Target yang akan ditapis tiap tahun = 6.421
5
= 1.284 orang perempuan
Target yang akan ditapis tiap bulan = 1.284
12
23
= 107 orang perempuan
Persentase konseling
= Jumlah penapisan kanker leher rahim dan payudara X 100%
Jumlah perempuan yang mendapat konseling
= 563 X 100%
563
= 100 %
B. Cakupan Penyuluhan Kelompok
Tidak terdapat data tertulis pelaksanaan penyuluhan kelompok.
C. Cakupan Penapisan Kanker Leher Rahim
Tabel 3. Jumlah Penapisan Kanker Leher Rahim Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014 –
Juni 2015
Bulan
Inspeksi Visual dengan
Asam Asetat IVA (+) Krioterapi Rujukan Komplikasi
Juli 2014 4 0 0 1 0
Agustus 2014 21 0 0 1 0
September 2014 18 0 0 1 0
Oktober 2014 140 0 0 1 0
November 2014 26 0 0 1 0
Desember 2014 63 0 0 1 0
Januari 2015 25 0 0 1 0
Februari 2015 30 0 0 0 0
Maret 2015 39 0 0 0 0
April 2015 108 0 0 0 0
24
Mei 2015 24 0 0 1 0
Juni 2015 65 0 0 1 0
Total 563 0 0 9 0
Persentase penapisan kanker leher rahim
= Pencapaian penapisan kanker leher rahim X 100%
Jumlah target penapisan kanker leher rahim per tahun
= 563 X 100%
1.284
= 43,8 %
D. Cakupan Penapisan dengan IVA positif
Persentasi penapisan dengan hasil IVA positif
= Penapisan dengan hasil IVA positif X 100%
Pencapaian penapisan kanker leher rahim
= 0 X 100%
563
= 0 %
E. Cakupan Penanganan dengan Krioterapi pada Penapisan Kanker Leher Rahim
Persentase penanganan dengan krioterapi
= Penanganan dengan krioterapi X 100%
Penapisan dengan hasil IVA positif
= 0 %
F. Cakupan Penapisan Kanker Payudara
Tabel 4. Jumlah Penapisan Kanker Payudara Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014 – Juni
2015
25
Bulan Clinical Breast Examination Benjolan (+) Curiga Ca
Juli 2014 4 4 1
Agustus 2014 21 4 1
September 2014 18 4 1
Oktober 2014 140 5 1
November 2014 26 6 1
Desember 2014 63 7 1
Januari 2015 25 0 1
Februari 2015 30 1 0
Maret 2015 39 0 1
April 2015 108 1 0
Mei 2015 24 1 0
Juni 2015 65 0 0
Total 563 33 8
Persentase Penapisan Kanker Payudara
= Pencapaian Penapisan Kanker Payudara x 100 %
Jumlah wanita usia subur
= 563 x 100 %
1284
= 43,84 %
G. Cakupan Pelayanan Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara
Persentase Temuan Kasus Rujukan Kanker Payudara
= Temuan Kasus Rujukan pada Penapisan Kanker Payudara x 100%
26
Hasil Benjolan Positif
= 41 x 100 %
41
= 100 %
4.3.6 Lingkungan
A. Fisik
Lokasi Puskesmas : Mudah dijangkau
Transportasi : Sarana transportasi terjangkau (seperti ojek dan
angkutan umum)
Fasi litas kesehatan lain : Ada dan dapat dijalin kerjasama yang baik
B. Non Fisik
Pendidikan :Mayoritas berpendidikan tamatan SLTA sebanyak
42,93 %
Sosial Ekonomi : Mayoritas bekerja sebagai petani sebanyak 60 %
Agama : Mayoritas beragama Islam
Dukungan suami : Mayoritas istri akan meminta persetujuan suami
4.3.7 Umpan Balik
Pencatatan dan pelaporan yang lengkap dan sesuai
dengan waktu yang ditentukan akan dapat
digunakan sebagai masukanAda
Rapat kerja yang membahas laporan kegiatan
setiap bulannya untuk mengevaluasi program yang
telah dijalankanAda
4.3.8 Dampak
A. Langsung
Menurunkan angka kesakitan kanker leher rahim Belum dapat dinilai
27
dan kanker payudara
Menurunkan angka kematian akibat dari kanker
leher rahim dan kanker payudara
Belum dapat dinilai
Meningkatnya jumlah penapisan kanker leher
rahim dan kanker payudara
Belum dapat dinilai
B. Tidak Langsung
Meningkatkan angka harapan hidup Belum dapat dinilai
Bab V
28
Pembahasan
Masalah Menurut Variabel Keluaran :
Tabel 5.1 Variabel keluaran yang menjadi masalah di Puskesmas Cilamaya Periode Juli 2014
sampai dengan Juni 2015
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Besaran
Masalah
1 Penyuluhan Kelompok 1 kali
/bulan/desa
Tidak ada
pencatatan dan
pelaporan
100%
2 Persentase penapisan kanker leher rahim 85% 43,84% 48,42%
3 Cakupan Temuan IVA positif 5-10% 0% 100%
4 Persentase penapisan kanker payudara 85% 43,84% 48,42%
5 Cakupan penanganan dengan krioterapi
pada penapisan kanker leher rahim
100% 0% 100%
Masalah Menurut Variabel Masukan:
Tabel 5.2 Variabel masukan yang menjadi masalah di Puskesmas Cilamaya periode Juli 2014
sampai dengan Juni 2015
No Variabel Tolak ukur Pencapaian Masalah
1.
2.
Tenaga :
Bidan (terlatih)
Sarana
IVA Test:
5 orang
Senter bila mati listrik
Bivalved Speculum
3 orang
0 buah
20 buah
0 buah
(+)
(+)
(+)
29
Kain Perlak
Kain penutup perut
Atlas IVA
Unit Krioterapi
1 buah
0 buah
1 buah (rusak)
(+)
(+)
(+)
(+)
Masalah Menurut Variabel Proses :
Tabel 5.3 Variabel proses yang menjadi masalah di Puskesmas Cilamaya Periode Juli 2014
sampai dengan Juni 2015
No Variabel Tolok Ukur Pencapaian Masalah
1 Perencanaan Terdapat perencanaan
secara tertulis yang
lengkap dan jelas.
Tidak terdapat perencanaan
secara tertulis yang lengkap
dan jelas. Hanya ada intruksi
secara lisan.
(+)
2 Pengorganisasian Terdapat struktur
organisasi yang jelas
pembagian tugasnya
Struktur organisasi kurang
optimal, tidak jelas
pembagian tugasnya, tidak
jelas siapa yang mengerjakan
penyuluhan, penapisan kanker
leher rahim, penapisan kanker
payudara, dan penanganan
krioterapi.
(+)
3 Pelaksanaan
Penyuluhan
Kelompok
Dilakukan satu kali tiap
satu bulan di tiap desa.
Tidak terdapat pencatatan
secar tertulis mengenai
kegiatan pennyuluhan
kelompok.
(+)
Penapisan
kanker leher
Dilakukan satu kali pada
semua pasien setiap 5
Tidak terdapat data kohort
pada setiap pasiennya,
(+)
30
rahim tahun. sehingga memungkinkan
pasien menjalani penapisan
lebih dari satu kali dalam 5
tahun atau mungkin tidak
kembali melakukan penapisan
setelah lebih dari 5 tahun.
Penanganan
dengan
krioterapi pada
penapisan kanker
leher rahim yang
positif.
Single Visit Approach
harus dilakukan pada
setiap kasus dengan
IVA positif.
Belum dilaksanakannya
Single Visit Approach Karena
terjadinya kerusakan alat
krioterapi.
(+)
4 Pengawasan Setiap akhir bulan oleh
bidan di puskesmas,
berupa kegiatan
pencatatan hasil kegiatan
program pencegahan
kanker rahim dan
payudara di puskesmas
setempat dan dilaporkan
setiap bulan.
Setiap akhir bulan
dilaksanakan oleh bidan di
puskesmas tetapi hanya
laporan mengenai cakupa
penapisan kanker leher rahim
dan penapisan kanker
payudara saja, pencatatan
mengenai kegiatan
penyuluhan berkelompok
tidak ada.
(+)
Bab VI
31
Perumusan Masalah
Masalah menurut keluaran (masalah sebenarnya) :
A. Cakupan penyuluhan kelompok dengan besaran masalahnya 100% karena tidak terdapat
pencatatan pada kegiatannya.
B. Cakupan penapisan kanker leher rahim besaran masalahnya 48,42 %.
C. Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalah 100 %.
D. Cakupan penapisan kanker payudara besaran masalahnya 48,42 %.
E. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim besaran
masalahnya 100 %.
Masalah lain (penyebab) :
1. Masukan tenaga bidan yang terlatih masih kurang.
2. Tidak terdapatnya perencanaan secara tertulis yang jelas, hanya terdapat instruksi
secara lisan.
3. Struktur organisasi yang kurang optimal, tidak jelasnya pembagian tugas pada masing-
masing kegiatannya.
4. Tidak terdapat data pelaporan tertulis mengenai pelaksanaan kegiatan penyuluhan
kelompok.
5. Tidak terdapatnya data kohort pada setiap pasiennya, sehingga memungkinkan
pasiennya menjalani penapisan lebih dari satu kali dalam 5 tahun.
6. Masih belum dijalankan Single Visit Approach karena ketidaktersediaan alat/kerusakan
alat krioterapi.
Bab VII
32
Prioritas Masalah
Masalah menurut keluaran :
A. Cakupan penyuluhan kelompok masih kurang, karena belum ada data pelaporan tertulis
yang jelas.
B. Cakupan penapisan kanker leher rahim besaran masalahnya 48,42%.
C. Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalah 100%.
D. Cakupan penapisan kanker payudara besaran masalahnya 48,42 %.
E. Cakupan penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim besaran
masalahnya 100 %.
Prioritas Masalah :
No. Parameter Masalah
A B C D E
1 Besarnya masalah 5 5 5 5 5
2 Berat ringannya akibat yang ditimbulkan 2 5 5 5 5
3 Keuntungan social yang diperoleh 4 4 3 4 3
4 Teknologi yang tersedia 3 5 5 5 3
5 Sumber daya yang tersedia 4 5 5 5 2
Total 18 24 23 24 18
Keterangan derajat masalah :
5 = Sangat penting
4 = Penting
3 = Cukup penting
2 = Kurang penting
33
1 = Sangat kurang penting
Yang menjadi prioritas masalah adalah :
Cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara besaran ma salahnya 48,42 %.
Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalahnya 100 %.
Bab VIII
34
Penyelesaian Masalah
Masalah
1. Cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara masih kurang (43,84 %) dari target
sebesar 85 %.
Penyebab :
Kurangnya optimalnya perencanaan mengenai pelaksanaan kegiatan penapisan
kanker leher rahim, seperti tidak adanya pendataan dan pemetaan mengenai
jumlah sasaran pada tiap desanya sehingga ketika pelaksanaan penapisan kanker
leher rahim berkelompok atau penyuluhan berkelompok tidak dapat dilakukan
secara efektif.
Kurangnya penyuluhan yang dilakukan di desa-desa untuk menarik perhatian
penduduk setempat untuk melakukan pemeriksaan, baik pemeriksaan kanker leher
rahim melalui test IVA dan pemeriksaan kanker payudara.
Penyelesaian :
Melakukan pendataan dan pemetaan kepada jumlah sasaran pada tiap desanya,
sehingga dapat dilakukan penyuluhan atau penapisan secara berkelompok di desa
yang terdapat banyak jumlah sasarannya.
Melakukan pendataan kohort pada setiap pasiennya, sehingga dapat dihindari
melakukan penapisan lebih dari 1 x dalam 5 tahun atau tidak melakukan
penapisan lagi setelah 5 tahun, sehingga dapat dilakukan penjemputan untuk
pelaksanaannya.
Melaksanakan kegiatan penyuluhan secara rutin untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang pentingnya penapisan kanker leher rahim dan
payudara. Penyuluhan tidak hanya diperuntukan kepada kaum perempuan, tetapi
juga diperuntukan kepada kaum suami selaku pengambil keputusan untuk
meningkatkan pengetahuan tentang kanker leher rahim. Mungkin juga
penyuluhan diadakan dengan beberapa pihak seperti media massa, tokoh
masyarakat, tokoh agama, sponsor bakti sosial, PKK, atau dapat juga
mengundang para survivor kanker leher rahim yang bertahan hidup dan dilakukan
secara rutin.
35
Pada setiap kegiatan lokakarya bulanan, hendaknya masing-masing programmer
mengutarakan masalah pada programnya beserta jalan keluarnya sehingga terjalin
koordinasi yang lebih baik terhadap sesama programmer, pada setiap kegiatan
mingguan desa atau kecamatan, hendaknya kepala puskesmas atau bidan desa
menghadiri dan melakukan peneyuluhan mengenai kanker leher rahim dan
payudara, serta meminta aparat-aparat desa untuk mencari warganya yang
memiliki resiko tinggi untuk dimotivasi melakukan penapisan.
2. Cakupan penemuan IVA positif dengan besaran masalah 100%
Penyebab :
Cakupan penapisan kanker payudara yang masih kurang.
Struktur organisasi yang tidak optimal, tidak dapat diketahui siapa yang
melaksanakan penapisan kanker leher rahim dan apakah pelaksana kompeten
atau tidak.
Penyelesaian :
Melakukan pembagian tugas yang jelas dan terarah sehingga dapat diketahui
siapa yang bertanggung jawab melaksanakan penapisan kanker leher rahim.
Melakukan kembali pelatihan atau pengulangan materi kepada pelaksana
penapisan kanker leher rahim sehingga interpretasi hasil penapisan dapat
dipertanggungjawabkan.
Bab IX
Kesimpulan dan Saran
36
9.1. Kesimpulan
Dari hasil evaluasi program pencegahan kanker leher rahim dan payudara yang
dilakukan dengan cara pendekatan sistem di Puskesmas Kecamatan Cilamaya,
Kabupaten Karawang periode Januari - Desember 2014 didapatkan :
1. Cakupan konseling sebesar 100 %.
2. Cakupan penyuluhan kelompok sebesar 0%
3. Cakupan penapisan kanker leher rahim sebesar 43,84 %.
4. Cakupan penapisan kanker leher rahim dengan IVA positif yaitu 0 %.
5. Cakupan penanganan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
sebesar 0 %.
6. Cakupan pelayanan rujukan pada penapisan kanker leher rahim 100%.
7. Cakupan penapisan pencegahan kanker payudara sebesar 41,22 %.
Dipilih prioritas masalah, yaitu :
Cakupan penapisan kanker leher rahim dan kanker payudara masih kurang
(43,84 %) dari target sebesar 85%.
Persentase penanganan dengan krioterapi pada penapisan kanker leher rahim
(0 %) dari target sebesar 100%.
9.2. Saran
Apabila saran ini dapat dijalankan dengan benar, maka diharapkan kedua masalah ini
tidak akan kembali muncul di Puskesmas Kecamatan Cilamaya sebagai pokok masalah, yaitu
dengan :
Diharapkan kegiatan IVA dapat berjalan dari hari Senin-Jumat di Pukesmas
Cilamaya.
Melatih bidan desa yang mewakili masing-masing desa dan kader untuk
melakukan penyuluhan kelompok di setiap desa.
Pihak Puskesmas membuat usulan ke pihak Dinkes Karawang untuk pengadaan
alat krioterapi atau usulan perbaikan alat krioterapi.agar fasilitas krioterapi dapat
dijalankan kembali di Puskesmas.
Diharapkan agar pelaksana program melakukan pemetaan tertulis mengenai
sebaran wanita usia 30-50 tahun pada masing-masing desa sehingga memudahkan
37
pelaksana program dapat memprioritaskan desa mana yang harus dilakukan
penyuluhan dan penapisan secara berkelompok.
Diharapkan agar bidan membuat data tertulis didalam sebuah buku mengenai
penyuluhan kelompok mengenai desa mana dilakukan penyuluhan, waktu
pelaksanaan, materi yang diberikan, hasil pelaksanaan sehingga kegiatan
penyuluhan dapat dinilai manfaatnya.
Mengadakan penyuluhan tidak hanya untuk kelompok perempuan, namun juga
dilakukan untuk kelompok pria untuk meningkatkan tingkat pengetahuan tentang
kanker leher rahim dan payudara sehingga diharapkan tanpa adanya larangan dan
dukungan dari pihak pria terhadap kegiatan pencegahan kanker leher rahim
Kegiatan penyuluhan dilakukan bekerja sama dengan pihak-pihak luar, seperti,
tokoh agama dan organisasi sosial lainnya sehingga dengan dukungan peran aktif
masyarakat dapat mempermudah dan memfasilitasi kegiatan penyuluhan.
Penyuluhan yang diadakan akan lebih bersifat interaktif dan dinamis dengan
mengikutsertakan narasumber dokter atau mereka yang menderita kanker leher
rahim atau kanker payudara sehingga kesadaran masyarakat akan meningkat
seiring peningkatan pengetahuan masyarakat.
Pihak puskesmas juga membuat usulan kepada Dinas Kesehatan tentang
penyediaan media-media promosi pencegahan kanker leher rahim dan kanker
payudara, terutama video yang belum tersedia di wilayah Kecamatan Cilamaya
Wetan, sehingga diharapkan pada tahun berikutnya dengan diadakan kegiatan
rutin ini, cakupan penapisan kanker leher rahim dan payudara dapat meningkat
dan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker payudara dan
kanker leher rahim.
Daftar Pustaka
1. World Health Organization. Comprehensive cervical cancer prevention and control: a
healthier future for girls and women.Geneva:WHO.2013.
38
2. John Hopkins University. Cervical cancer prevention and treatment.diunduh dari:
http://www.jhpiego.org/content/cervical-cancer-prevention-and-treatment. 27 Juli 2015.
3. World Health Organization. Comprehensive Cervical Cancer Control. A Guide to
Essential Practice. Edisi ke-2. Geneva : WHO.2014.
4. Pedoman Teknis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim. Kepmenkes
RI No. 798/Menkes/ SK/ VII/ 2010
5. Buku acuan pencegahan kanker leher rahim dan kanker payudara. Direktoral
pengendalian penyakit tidak menular . Departemen Kesehatan RI. 2007.
39