artikel

7
BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA TINGKAT SMALB- C Mohammad Saifur R, Mardianto, dan Saichudin Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragan Universitas Negeri Malang E-mail: [email protected] ABSTRAK: Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C adalah mempraktikkan berbagai keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, maka perlu adanya buku pedoman sebagai alat pendukung untuk dijadikan bahan rujukan dalam mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan. Metode penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian pengembangan Borg dan Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat melalui permainan untuk siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang. Hasil penelitian adalah: (1) dengan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat memberikan masukan kepada guru pengajar pendidikan jasmani, materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi dan berbentuk permainan yang disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita, hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan; (2) buku pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini; (3) Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masing-masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita. Kata kunci: gerak dasar lokomotor, lompat dan loncat, tunagrahita. Kegiatan olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia, bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi sebuah kebutuhan hidup masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan kepada anak-anak, maka kegiatan latihan tersebut harus memperhatikan kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh dari anak itu sendiri. Tidak semua anak dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada sebagian kecil yang mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik maupun dalam perkembangan mental. Anak yang demikian diklasifikasikan sebagai anak luar biasa (berkebutuhan khusus). Anak luar biasa (berkebutuhan khusus) biasanya menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususan masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu, SLB bagian C untuk tunagrahita, dan lain sebagainya (Wikipedia Bahasa Indonesia: 2011). Istilah anak tunagrahita Nuryadin (2005: 1-2) memberikan penjelasan dalam bukunya, yang mengatakan bahwa anak tunagrahita adalah anak yang mengalami hambatan perkembangan. Perkembangan jasmani dan motorik

Upload: kenny-odukz

Post on 18-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

cuba

TRANSCRIPT

  • BENTUK LATIHAN GERAK DASAR LOKOMOTOR (LOMPAT DAN

    LONCAT) MELALUI PERMAINAN UNTUK ANAK TUNAGRAHITA

    TINGKAT SMALB- C

    Mohammad Saifur R, Mardianto, dan Saichudin

    Ilmu Keolahragaan Fakultas Ilmu Keolahragan

    Universitas Negeri Malang

    E-mail: [email protected]

    ABSTRAK: Salah satu standar kompetensi yang harus dicapai dalam

    pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C adalah mempraktikkan berbagai

    keterampilan permainan olahraga dalam bentuk sederhana. Dalam pelaksanaan

    pembelajarannya, maka perlu adanya buku pedoman sebagai alat pendukung

    untuk dijadikan bahan rujukan dalam mencapai standar kompetensi yang telah

    ditentukan. Metode penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model

    penelitian pengembangan Borg dan Gall. Tujuan dari penelitian ini adalah

    mengembangkan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat

    dan loncat melalui permainan untuk siswa SMALB- C Sumber Dharma Malang.

    Hasil penelitian adalah: (1) dengan buku pedoman bentuk latihan gerak dasar

    lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat memberikan masukan kepada guru

    pengajar pendidikan jasmani, materi pembelajaran teknik dasar lompat dan loncat

    dengan menggunakan beberapa variasi dan berbentuk permainan yang

    disesuaikan dengan kemampuan anak tunagrahita, hal itu membuat siswa menjadi

    lebih mudah melakukan, lebih aktif, senang serta antusias dalam proses

    pembelajaran yang dilakukan; (2) buku pedoman model latihan gerak dasar

    lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat digunakan dengan baik apabila guru

    pengajar membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran yang sesuai dengan

    kebutuhan anak tunagrahita. Model pembelajaran yang variatif dan bisa

    menyenangkan bagi anak tunagrahita akan sangat mendukung keberhasilan dalam

    penerapan buku ini; (3) Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan

    pengaruh dari masing-masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap

    respon dan adaptasi sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.

    Kata kunci: gerak dasar lokomotor, lompat dan loncat, tunagrahita.

    Kegiatan olahraga merupakan suatu bagian dari kegiatan hidup manusia,

    bahkan dapat dikatakan bahwa olahraga merupakan kegiatan yang sudah menjadi

    sebuah kebutuhan hidup masing-masing individu. Apabila olahraga diberikan

    kepada anak-anak, maka kegiatan latihan tersebut harus memperhatikan

    kebutuhan dan kemampuan maksimal respon tubuh dari anak itu sendiri. Tidak

    semua anak dilahirkan dalam keadaan sempurna, ada sebagian kecil yang

    mengalami hambatan-hambatan, baik dalam perkembangan fisik maupun dalam

    perkembangan mental. Anak yang demikian diklasifikasikan sebagai anak luar

    biasa (berkebutuhan khusus). Anak luar biasa (berkebutuhan khusus) biasanya

    menempuh pendidikan di Sekolah Luar Biasa (SLB) sesuai dengan kekhususan

    masing-masing. SLB bagian A untuk tunanetra, SLB bagian B untuk tunarungu,

    SLB bagian C untuk tunagrahita, dan lain sebagainya (Wikipedia Bahasa

    Indonesia: 2011). Istilah anak tunagrahita Nuryadin (2005: 1-2) memberikan

    penjelasan dalam bukunya, yang mengatakan bahwa anak tunagrahita adalah anak

    yang mengalami hambatan perkembangan. Perkembangan jasmani dan motorik

    http://id.wikipedia.org/w/index.php?title=SLB&action=edit&redlink=1

  • anak tunagrahita tidak secepat perkembangan anak normal, Anak tunagrahita

    mempunyai karakteristik diantaranya mempunyai koordinasi yang kurang,

    gerakannya canggung/ kurang seimbang dan kurang terkendali, serta kesulitan

    ketika melakukan gerakan motorik kasar, keterbatasan daya pikir yang dialami anak tunagrahita juga menyebabkan mereka sulit mengontrol, apakah perilaku

    yang ditampakkan dalam aktivitas sehari-hari wajar atau tidak wajar (menurut

    ukuran normal). Untuk mengatasi hal-hal tersebut, sebagai pokok pemecahannya

    bukanlah dengan jalan pengobatan saja, tetapi harus berkaitan dengan jalan

    mengadakan latihan-latihan dan perlu dilakukan modifikasi kegiatan sebagai

    terapi perilaku sehingga nantinya anak bisa lebih mandiri dalam kehidupan sehari-

    harinya (Widati dan Murtadlo, 2007: 265). Latihan permainan yang

    diperuntukkan bagi anak tunagrahita bukan sembarang permainan, Prasedio dalam

    Efendi (2006: 105) mengatakan bahwa permainan yang bisa diberikan kepada

    anak tunagrahita paling tidak memiliki muatan antara lain, memiliki nilai terapi

    yang berbeda serta sosok permainan yang diberikan tidak terlalu sulit untuk

    dicerna anak tunagrahita. Dari hasil analisis kebutuhan peneliti dalam pelaksanaan

    pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yaitu

    meskipun di SMALB- C tersebut sudah mempunyai acuan berupa Standar

    Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD), namun dalam pelaksanaannya

    sangat mengalami kesulitan dalam pencapaian SK dan KD yang ada karena belum

    adanya pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) berupa

    permainan untuk dikembangkan dalam pembelajaran Penjasorkes yang bernilai

    terapi, edukatif, dan menyenangkan bagi anak tunagrahita. Dalam pelaksanaan

    pembelajaran pendidikan jasmani, setelah melakukan olahraga pemanasan, siswa

    langsung bermain bebas sesuai dengan kehendak masing-masing, dalam hal ini

    pendidik hanya bertugas sebagai pengamat siswa yang sedang melakukan

    aktifitas, hal tersebut menyebabkan pembelajaran kurang berjalan secara efektif

    dan efisien, padahal anak berkebutuhan khusus juga mempunyai hak yang sama

    tentang pelayanan pendidikan, untuk itu maka perlu adanya pengembangan buku

    pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor berupa permainan yang sesuai

    dengan karakteristik anak tunagrahita, sehingga buku pedoman ini bisa digunakan

    guru pendidikan jasmani dalam melaksanakan pembelajaran dan dengan adanya

    buku pedoman bentuk latihan ini maka pelaksanaan pembelajaran pendidikan

    jasmani khususnya materi gerak dasar lompat dan loncat bisa lebih efektif dan

    efisien, bentuk latihan ini juga akan lebih menarik siswa untuk lebih antusias

    mengikuti pembelajaran dikarenakan adanya permainan-permainan dengan

    menggunakan alat yang disajikan secara menarik sehingga secara otomatis anak

    akan lebih aktif dalam mengikuti materi yang disampaikan, siswa lebih mudah

    melakukan gerakan-gerakan yang disajikan dalam buku pedoman, karena telah

    disusun sesederhana mungkin untuk disesuaikan dengan karakteristik anak

    tunagrahita.

    METODE

    Penelitian dan pengembangan ini mengacu pada model penelitian

    pengembangan Borg dan Gall (1989) dalam Sukmadinata (2008: 169-170) yang

    terdiri dari 10 langkah. Namun prosedur yang dipaparkan oleh Borg dan Gall

    tentu saja bukan merupakan langkah-langkah yang baku. Menurut Ardhana (2002:

    09) mengemukakan bahwa prosedur pelaksanaan penelitian pengembangan bukan

  • merupakan langkah-langkah baku yang harus diikuti secara kaku, setiap

    pengembangan tentu saja dapat memilih dan menentukan langkah-langkah yang

    paling tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapinya dalam

    proses pengembangan. Penelitian dan pengembangan ini hanya menggunakan 7

    langkah pengembangan. karena penelitian pengembangan yang dilakukan hanya

    untuk satu sekolah saja dan menyesuaikan pada karakteristik, keterbatasan waktu,

    tenaga serta biaya, sehingga langkah ke 8 hingga 10 tidak dilaksanakan. Data

    yang diperoleh merupakan data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif dan

    kualitatif diperoleh dari tinjauan 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli

    pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 orang ahli pembelajaran atletik,

    serta 3 guru SMALB- C Sumber Dharma Malang melalui teknik analisis data

    kuantitatif dan kualitatif menggunakan analisis dokumen berupa instrumen angket

    dan saran atau masukan terhadap evaluasi rancangan produk. Selain itu juga data

    kuantitaif dan kualitatif diperoleh dari analisis kebutuhan untuk mengetahui

    persentase kebutuhan produk yang akan dikembangkan serta dari data uji coba

    kelompok kecil dan uji coba kelompok besar yang menggunakan teknik analisis

    data menurut Sudijono (1998:24) dengan rumus P = f/N x 100 %.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Gambaran Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani di SMALB- C

    Sumber Dharma Malang

    Salah satu Standrat Kompetensi (SK) yang ada pada kurikulum SMALB-

    C kelas X Semester 1 yaitu: 1. Mempraktikkan berbagai keterampilan permainan

    olahraga dalam bentuk sederhana dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.

    Adapun kompetensi dasar (KD) yang harus dicapai adalah: 1.3 Mempraktikkan

    keterampilan atletik dengan menggunakan peraturan yang dimodifikasi serta nilai

    kerjasama, kejujuran, menghargai, semangat dan percaya diri (Direktorat

    Pembinaaan Sekolah Luar Biasa, 2006: 95). Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, guru belum

    mempunyai rencana pelaksaan pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya,

    setelah melakukan pemanasan, siswa diberikan kebebasan untuk melakukan

    aktivitas yang mereka inginkan, salah satu penyebab terjadinya hal tersebut adalah

    belum ada buku pedoman yang bisa dijadikan rujukan oleh guru dalam menyusun

    dan melaksanakan materi yang telah di tentukan pada SK dan KD yang ada.

    Belum adanya pelaksanaan pembelajaran yang terprogram mengakibatkan

    sebagian siswa kurang antusias dalam mengikuti pelajaran pendidikan jasmani,

    selain itu kurangnya pengembangan kemampuan sosial siswa akibat dari kegiatan

    yang dilakukan siswa dilakukan menurut kehendak masing-masing anak tanpa di

    program oleh guru pengajar, oleh karena itu perlu adanya buku pedoman yang

    bisa digunakan guru sebagai alat pendukung dalam hal pelaksanaan pembelajaran

    pendidikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang yang lebih inovatif,

    variatif, efektif dan efisien.

    Hasil Penelitian dan Pengembangan

    Berdasarkan hasil analisis kebutuhan melalui pemberian angket kepada

    guru Pendikan jasmani di SMALB- C Sumber Dharma Malang, dari 3 tenaga

    pengajar menyetujui untuk diadakannya pengembangan berupa buku pedoman

    bentuk-bentuk latihan gerak dasar lompat dan loncat melalui permainan.

    Selanjutnya data penelitian yang berupa saran atau masukan hasil evaluasi para

  • ahli terhadap rancangan produk yang terdiri dari 1 ahli gerak lokomotor, 1 ahli

    pembelajaran pendidikan jasmani adaptif, dan 1 ahli pembelajaran atletik

    dijadikan sebagai dasar dalam melakukan revisi produk yang akan dikembangkan

    sebelum menjadi produk awal. Produk awal setelah dijustifikasi oleh ahli,

    kemudian diujicobakan pada kelompok kecil dengan menggunakan 6 siswa anak

    tunagrahita di SMALB- C Sumber Dharma Malang sebagai subyek. Pelaksanaan

    uji coba kelompok kecil dilakukan bertepatan pada saat jadwal pembelajaran

    pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan di sekolah. Yaitu pada hari Sabtu pada

    tanggal 26 Mei 2012 dengan didampingi guru pendamping anak tunagrahita

    sebanyak 3 orang dan sekaligus menjadi tim evaluasi produk yang dikembangkan

    oleh peneliti. Data dari uji coba kelompok kecil yang diperoleh melalui pengisian

    angket menunjukkan banyaknya saran yang diberikan oleh guru SMALB- C

    Sumber Dharma, terutama penekanan pada penyesuaian jarak yang ditentukan

    dalam materi lompat dan loncat harus benar-benar menyesuaikan dengan

    kemampuan anak tunagrahita. Kemudian uji coba kelompok besar dilaksanakan

    setelah merevisi produk dari hari ujicoba pada kelompok kecil tentang bentuk-

    bentuk latihan gerak dasar lokomotor lompat dan loncat. Uji coba kelompok besar

    dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang dengan jumlah siswa

    sebanyak 7 orang. Pelaksanaan uji coba kelompok besar dilakukan pada hari Rabu

    tanggal 20 Juni 2012, namun sebelum melakukan kegiatan praktek dilapangan,

    peneliti juga melaksanakan kegiatan penjelasan secara teori pada hari Selasa

    tanggal 19 Juni 2012, bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada siswa

    tentang materi yang akan dipraktekkan, hal itu sesuai dengan masukan guru

    SMALB- C pada hasil evaluasi kelompok kecil. Data dari uji coba kelompok

    besar yang diperoleh melalui pengisian angket menunjukkan adanya beberapa

    masukan terkait dengan cara penyampaian atau metode pembalajaran harus lebih

    variatif tidak hanya terpaku dengan materi yang disampaikan, akan tetapi juga

    diberikan selingan berupa bernyanyi bersama, dan lain-lain.

    Pembahasan Analisis Data Penelitian dan Pengembangan

    Analisis data berdasarkan tabel hasil tinjauan tiga orang ahli dengan

    kualifikasi 1 orang ahli gerak lokomotor, 1 orang ahli pendidikan jasmani adaptif

    serta 1 orang ahli pembelajaran atletik. Berdasarkan data yang diperoleh melalui

    kuesioner dan konsultasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: hampir secara

    keseluruhan ada perubahan dari gambar yang disajikan namun tidak mengubah

    secara keseluruhan terkait dengan esensi dari model-model latihan yang dirancang

    sebelumnya. Adapun perubahan dari hasil justifikasi ahli yaitu terkait dengan

    sampul buku yang diubah sedemikian rupa sehingga lebih mengarah pada gambar

    yang lebih edukatif dan menarik, adanya penyempurnaan daftar istilah yang

    kurang tepat, kelengkapan rujukan juga menjadi masukan dalam perubahan buku

    pedoman, penambahan alat-alat yang digunakan, serta perubahan terkait dengan

    tampilan gambar yang dirasa kurang jelas dalam menjelaskan makna gerakan

    yang telah dirancang menjadi hal yang dijadikan perbaikan. Mengenai perubahan

    secara khusus dari masing-masing model gerakan lompat dan loncat yang

    disajikan dari model 1 sampai model 13 tidak begitu banyak, hanya saja ada

    penambahan model gerakan dan penyesuaian jarak atau tingkat kesulitan dari

    gerakan yang akan diberikan kepada anak tungrahita.

  • Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok kecil dapat disimpulkan

    sebagai berikut: Beberapa perubahan dari hasil uji coba kelompok kecil, sebagian

    besar model-model yang diberikan yaitu dari model 1 sampai model 13, masih

    banyak yang perlu di perbaiki khususnya dalam menentukan jarak atau tingkat

    kesulitan gerakan yang diberikan. Karena dalam melaksanakan pembelajaran pada

    siswa tunagrahita harus disesuaikan dengan kemampuan atau karakteristik anak,

    faktor pendekatan psikologi terhadap anak juga sangat diperlukan agar siswa lebih

    antusias dan bisa menerima dengan senang terhadap kegiatan-kegiatan yang

    diberikan, sehingga dalam kegiatan selanjutnya kesulitan-kesulitan yang dialami

    oleh anak tunagrahita dalam melakukan gerakan lompat dan loncat berupa

    permainan bisa diminimalisir. Hasil lain dari masukan uji coba kelompok kecil

    yaitu sebelum melakukan kegiatan praktik hendaknya terlebih dahulu

    melaksanakan penjelasan secara teoritis bagi anak agar paling tidak siswa dapat

    mengetahui gerakan-gerakan yang akan mereka lakukan, sehingga dalam

    pelaksanaan praktik siswa tidak bingung lagi terhadap apa yang akan mereka

    lakukan. Hal itu juga membantu dalam peningkatan pendekatan psikologis

    terhadap anak yang berdampak pada semakin anak tunagrahita dekat dengan

    peneliti maka mereka akan secara otomatis akan lebih bisa menghargai dan

    antusias dalam melakukan kegiatan yang diberikan.

    Analisis data berdasarkan data uji coba kelompok besar dapat disimpulkan

    sebagai berikut: Hasil uji coba kelompok besar menunjukkan bahwa secara

    keseluruhan buku pedoman latihan gerak dasar lokomotor sudah baik dan bisa

    diterapkan pada anak tunagrahita tingkat SMALB- C, hal itu bisa dilihat pada

    persentase yang diperoleh dari hasil penilaian guru di SMALB- C Sumber

    Dharma Malang. Namun ada satu model yang tidak digunakan, yaitu pada model

    ke V gerakan loncat dikarenakan media yang digunakan berupa balok kayu bisa

    membahayakan pada anak, hal itu berkaitan juga dengan tidak adanya media

    balok tersebut untuk digunakan serta saran lapangan yang digunakan kurang

    mendukung. Kesesuaian Standar Kompetensi, Kompetensi dasar, kesesuaian

    gerakan dengan karakteristik anak tunagrahita, nilai-nilai yang terkandung dalam

    isi buku pedoman, hingga terkait dengan penggunaan rujukan serta kesimpulan

    secara keseluruhan dari buku pedoman sudah dapat dikatagorikan sesuai dari 25

    pertanyaan 24 pertanyaan terjawab sesuai dan sangat sesuai. Hanya ada satu

    jawaban dari pertanyaan terjawab kurang sesuai yaitu terkait dengan variasi

    penyajian materi. Hal itu menjadi sebuah rekomendasi perbaikan dalam

    penyempurnaan produk akhir, bahwa dalam melaksanakan buku pedoman latihan

    gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini, guru harus menyiapkan

    perencanaan pelaksanaan pembelajaran khusus yang nantinya bisa mendukung

    dalam pelaksanaan program pembelajaran gerak dasar lokomotor berupa lompat

    dan loncat.

  • PENUTUP

    Kesimpulan

    Produk berupa buku pedoman bentuk latihan gerak dasar lokomotor

    (lompat dan loncat) melalui permainan untuk anak tunagrahita tingkat SMALB-

    C, mulai dari penelitian awal (need assesment), pembuatan rancangan produk,

    evaluasi para ahli yang terdiri dari 1 ahli pendidikan jasmani adaptif, 1 ahli gerak

    lokomotor dan 1 ahli pembalajaran atletik, revisi produk, uji coba kelompok kecil,

    uji coba kelompok besar dan produk akhir. Buku pedoman model latihan gerak

    dasar lokomotor lompat dan loncat ini masih belum ada dan belum pernah

    dilaksanakan di SMALB- C Sumber Dharma Malang. Buku pedoman ini dapat

    memberikan masukan pada guru pengajar Penjasorkes materi pembelajaran teknik

    dasar lompat dan loncat dengan menggunakan beberapa variasi yang berbentuk

    permainan dan hal itu membuat siswa menjadi lebih mudah melakukan, lebih

    aktif, senang serta antusias dalam proses pembelajaran yang dilakukan. Buku

    pedoman model latihan gerak dasar lokomotor (lompat dan loncat) ini dapat

    digunakan dengan baik apabila guru pengajar membuat rancangan pelaksanaan

    pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan anak tunagrahita. Model

    pembelajaran yang variatif dan bisa menyenangkan bagi anak tunagrahita akan

    sangat mendukung keberhasilan dalam penerapan buku ini.

    Saran

    Berdasarkan simpulan di atas, maka saran/rekomendasi yang diajukan

    dirumuskan sebagai berikut. Dalam buku pedoman ini belum ada faktor

    pendukung terkait dengan model-model pembelajaran yang secara khusus

    digunakan dalam penerapan buku pedoman, sehingga perlu adanya penyusunan

    model-model pembelajaran yang sesuai dengan buku pedoman yang telah ada.

    Perlu adanya penelitian eksperimen berkaitan dengan pengaruh dari masing-

    masing model latihan yang ada dalam buku ini terhadap respon dan adaptasi

    sistem saraf maupun sistem otot anak tunagrahita.

  • DAFTAR RUJUKAN

    Ardhana, Wayan. 2002. Konsep Penelitian Pengembangan dalam Bidang

    Pendidikan dan Pembelajaran. Makalah disajikan dalam lokakarya

    nasional angkatan II, Pusat PenelitianPendidikan, Malang, 22-24.

    Direktorat Pendidikan Luar Biasa. 2006. Identifikasi Anak Berkebutuhan Khusus

    dalam Pendidikan Inklusif. (Online), (Direktorat PLB, diakses 7 Pebruari

    2010).

    Efendi, Mohammad. 2006. Pengantar Psikopedagogik Anak Berkelainan. Jakarta:

    PT Bumi Aksara.

    Nuryadin, Hadin. 2005. Bimbingan Konseling untuk Perilaku Non- Adaptif.

    Bandung: Pustaka Bani Quraisy.

    Sudijono, A. 1998. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

    Sukmadinata Nana Syaodih. Prof. Dr. 2008. Metode Penelitian Pendidikan.

    Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

    Widati, Sri dan Murtadlo. 2007. Pendidikan Jasmani dan Olahraga Adaptif.

    Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan

    Tinggi Direktorat Ketenagaan.

    Wikipedia Bahasa Indonesia. 2011. Anak Tunagrahita, (Online), (http://id.

    Wikipedia.org, diakses 27 Nopember 2011).

    http://id/