artikel

4
Nama : Nisa Mardiyah Nim : 131424018 Kelas : 1A- Teknik Kimia Produksi Bersih Tanggal Pengumpulan : 12 Juni 2014 Tugas : Artikel Pkn Mau Di Bawa Ke Mana Pancasila Kita ? Negara Indonesia yang kita cintai ini, memiliki sebuah ideologi negara yang menjadi dasar dan falsafah negara, pandangan hidup dan jiwa bangsa Indonesia. Ideologi negara tersebut ialah PANCASILA. Seperti kita ketahui dalam sejarah, Pancasila diusulkan Ir.Soekarno sebagai dasar negara pada sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Untuk merumuskan Pancasila ini bukanlah perkara yang mudah, perlu perjuangan lama untuk mencapainya, mengingat kita pernah berabad-abad dijajah oleh para penjajah. Namun jika kita lihat pada era haus globalisasi ini, Pancasila yang dibuat dengan penuh pengorbanan sebagai pijakan bernegara sudah tidak lagi dilakukan secara utuh dan murni. Yang terjadi saat ini sangat tidak sesuai dengan ajaran Pancasila yang sesungguhnya. Bahkan, Pancasila banyak disalah gunakan untuk kepentingan politik pemerintah. Padahal lima dasar dalam Pancasila bukanlah sembarang kalimat yang terdiri dari kata-kata. Tetapi semua itu memiliki makna yang sangat besar dan mendalam. Di mana, di dalamnya itu terdapat sebuah tujuan, cita-cita, dan impian negara

Upload: nismar09

Post on 17-Nov-2015

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Nama : Nisa MardiyahNim : 131424018Kelas : 1A- Teknik Kimia Produksi BersihTanggal Pengumpulan : 12 Juni 2014Tugas : Artikel Pkn

Mau Di Bawa Ke Mana Pancasila Kita ?

Negara Indonesia yang kita cintai ini, memiliki sebuah ideologi negara yang menjadi dasar dan falsafah negara, pandangan hidup dan jiwa bangsa Indonesia. Ideologi negara tersebut ialah PANCASILA. Seperti kita ketahui dalam sejarah, Pancasila diusulkan Ir.Soekarno sebagai dasar negara pada sidang BPUPKI pada tanggal 1 Juni 1945. Untuk merumuskan Pancasila ini bukanlah perkara yang mudah, perlu perjuangan lama untuk mencapainya, mengingat kita pernah berabad-abad dijajah oleh para penjajah.Namun jika kita lihat pada era haus globalisasi ini, Pancasila yang dibuat dengan penuh pengorbanan sebagai pijakan bernegara sudah tidak lagi dilakukan secara utuh dan murni. Yang terjadi saat ini sangat tidak sesuai dengan ajaran Pancasila yang sesungguhnya. Bahkan, Pancasila banyak disalah gunakan untuk kepentingan politik pemerintah.Padahal lima dasar dalam Pancasila bukanlah sembarang kalimat yang terdiri dari kata-kata. Tetapi semua itu memiliki makna yang sangat besar dan mendalam. Di mana, di dalamnya itu terdapat sebuah tujuan, cita-cita, dan impian negara Indonesia. Namun, tujuan dan cita-cita tersebut tidak teraplikasikan secara tegas dan frontal di kehidupan masyarakat. Kata-kata tersebut hanya dijadikan kata mutiara saja, hanya dipajang dengan figura berbingkai di dinding kelas pada sekolah, perkantoran, bahkan pemerintahan. Kata-kata tersebut hanya terlewati dan ditempati oleh debu. Huruf P, huruf A, N, C, A, S, I, L, A, lama-lama mulai tal tampak, bahkan rusak dimakan rayap, itupun jika rayap menyukainya. Pertanyaannya pengurus sang Pancasila, kemanakah mereka ? teganya mengabaikan kata-kata itu, teganya tidak menghargai perjuangan siapa yang membuatnya.Implementasi-implementasi yang ada pada Pancasila kini menjadi kebalikan, tidak sesuai dengan kenyataan. Ketuhanan Yang Maha Esa, sila pertama itu tidak sesuai dengan keadaan saat ini. Sebagai bukti banyak tindakan kriminal di mana-mana, yang artinya apa ? bahwa sudah banyak masyarakat yang tidak ingat akan Tuhannya, sehingga mereka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu.Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, implementasi itu tertutup oleh keadaan yang tak selaras. Kita lihat pada kenyataan sosial yang terjadi di sekitar kita. Di salah sati sisi ada anak beserta ayah dan bundanya pergi ke suatu restoran yang mewah, dengan lampu yang terang menderang bertegangan tinggi, beralaskan kursi jati, bermejakan kaca kristal atau mungkin yang sejenisnya, memiliki rumah yang mewah dengan taman yang luas dan pagar yang menjulang tinggi hingga menembus atmosfer bumi. Namun di sisi lain, kita melihat ada orang-orang tertentu dengan pakaian kucal seperti tidak dicuci berbulan-bulan, makan seadanya, berpiringkan kertas dan bersendokkan tangan. Tinggal di hamparan luas beratapkan langit beralaskan tanah dengan lampu berupa bulan, bintang, dan matahari.Terlihat kesenjangan antara si kaya dan si miskin di sini. Akibatnya, sila ketigapun ikut retak. Persatuan Indonesia tak lagi terbukti. Bentrokan di mana-mana, penyelesaian masalah dengan urat leher dan emosi yang membara bagaikan api neraka, tidak ada lagi musyawarah secara hati jernih untuk mencapai mufakat. Hal ini pula yang meluluh lantahkan sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan.Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, seperti halnya pada sila kedua tidak sesuai dengan zaman ini. Pendidikan yang menjadi prioritas utama untuk membentuk generasi penerus bangsa yang diharapkan saja tidak berjalan dengan semestinya.Banyak anak-anak yang tidak mendapatkan pendidikan secara layak bahkan tidak sama sekali mendapatkan pendidikan di negeri ini. Mereka malah membanting tulang membantu orang tuanya demi sesuap nasi yang diharapkannya setiap harinya. Ada rasa keinginan di dalam hatinya untuk bersekolah, tetapi keadaan tidak memungkinkannya. Dan ini menjadi masalah besar di negeri ini.Masalah ini terus saja berkembang, saat orang-orang terlantar dan anak-anak tidak mengecap pendidikan, saat itu pula sebuah dajjal sesungguhnya, penghancur negeri sesungguhnya, perusak moral bangsa sesungguhnya, perusak Pancasila sesungguhnya, sibuk dengan benda yang ada digenggamannya. Uang korupsi ! Ya, Koruptor ! . Bisa kita lihat korupsi di negara ini begitu merajalela, pemimpin korupsi, wakil rakyat korupsi, pelayanan pendidikan korupsi, semua korupsi !Tak henti-hentinya berita itu menghiasi kertas koran dan layar televisi. Suap ! suap ! dan suap yang dibahas. Hingga kapan kita harus seperti ini ? dimaki oleh negeri tetangga ? tak ada kemerdekaan yang sesungguhnya ? Harumnya bangsa menjadi bau busuk yang tak sedap untuk dihirup, lalat saja enggan menghampirinya.Namun satu hal yang penting,Hikmah dibalik cobaan itulah yang sebenarnya harus kita cari, badai ini pasti akan berakhir. Untuk itu,kita harus sadar sebagai generasi muda penerus bangsa. Mulai bergerak dengan mempelajari kesalahan-kesalahan yang ada sebagai bekal dan koreksi untuk melanjutkan kepemimpinan di negara tercinta ini. Melanjutkan perjuangan pahlawan-pahlawan terdahulu untuk merealisasikan mengenai tujuan dan cita-cita yang terimplementasi dalam Pancasila. Singsingkan lengan baju, bangkit untuk menjunjung tinggi nilai dasar pancasila dan mengembalikan Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia. Mari kita berjuang, hingga pias wajah dan kering air mata. Merdeka !