artikel

Download Artikel

If you can't read please download the document

Upload: mulmulyadiawezome

Post on 17-Sep-2015

2 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

jurnal penelitian

TRANSCRIPT

3

PENDAHULUANPendidikan merupakan faktor yang sangat penting di dalam peningkatan mutu sumber daya manusia. Melalui pendidikan, diharapkan mampu melahirkan manusia Indonesia yang berkompeten di bidangnya. Pendidikan diharapkan mampu membantu siswa untuk mengenali potensi yang ada di dalam dirinya, tetapi tidak hanya itu pendidikan pun diharapkan mampu untuk membantu siswa menggali dan mengembangkan potensi yang dimilikinya. Sehingga tercipta manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab seperti yang tercantum di dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak dapat lepas dari upaya peningkatan hasil belajar siswa di sekolah. Berbagai upaya telah dilakukan untuk memecahkan masalah mengenai rendahnya hasil belajar siswa di sekolah, antara lain perbaikan kurikulum, penerapan berbagai model pembelajaran agar siswa mampu mencapai hasil belajar yang maksimal. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan hal yang sebaliknya. Berdasarkan hasil observasi di beberapa sekolah, masih banyak siswa yang belum mencapai hasil belajar yang sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan. Masih banyak siswa yang harus mengikuti remedial setelah pelaksanaan ulangan harian maupun ulangan akhir semester. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah.Berdasarkan hasil observasi, selain hasil belajar yang rendah hal lain yang menarik perhatian adalah rendahnya kecerdasan emosional dan regulasi diri siswa masih rendah. Hal tersebut tergambar dari perilaku-perilaku siswa di sekolah antara lain perkelahian antar siswa baik di dalam maupun di luar sekolah, beberapa siswa sering membolos saat jam pelajaran, sering menggunakan handphone di saat pelajaran sedang berlangsung serta kurangnya perhatian siswa di dalam pengerjaan tugas yang diberikan.Banyak faktor yang mempengaruhi tercapainya hasil belajar siswa. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan menjadi faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal antara lain adalah metode belajar, metode mengajar yang digunakan oleh guru, kurikulum dan lain sebagainya. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa antara lain jasmani, psikologis (inteligensi, minat, bakat, motif) dan lain-lain.Terkadang faktor internal kurang menjadi pusat perhatian, salah satu yang menjadi fokus perhatian adalah faktor eksternal seperti model dan metode yang digunakan guru dalam mengajar, padahal faktor internal pun memiliki peranan yang sangat penting karena merupakan dorongan dari dalam diri siswa itu sendiri untuk mencapai kesuksesan antara lain hasil belajar yang maksimal. Faktor-faktor internal yang berperan penting antara lain adalah kecerdasan emosional dan regulasi diri.Menurut Goleman (1995), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional memegang peranan yang cukup penting karena dengan kecerdasan emosional yang baik maka, siswa dapat mengatur emosi mereka untuk memotivasi dan tetap menjaga semangat serta mengarahkannya kepada hal yang positif untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dan tetap optimis jika mengalami kesulitan dan halangan.Faktor lain yang berperan terhadap pencapain hasil belajar adalah regulasi diri. Zimmerman (1990) menuturkan regulasi diri menekankan pentingnya tanggungjawab personal dan mengontrol pengetahuan dan keterampilan keterampilan yang diperoleh.Mengapa regulasi diri penting di dalam pencapaian hasil belajar yang maksimal karena melalui regulasi diri yang baik maka siswa mampu untuk mengontrol proses belajarnya dan pemahaman terhadap tugas-tugasnya serta motivasi dan pengambilan keputusan. Mengingat banyak hal yang dapat menurunkan minat dan motivasi siswa di dalam belajar dan mengerjakan tugas, antara lain begitu banyak hal menarik yang dapat dilakukan dibandingkan belajar dan mengerjakan tugas antara lain, menonton TV, bermain games, berinteraksi dengan teman-teman melalui media sosial elektronik seperti facebook, twitter dan lain-lain.Tujuan penelitian yang ingin dicapai yaitu 1) Untuk mengetahui kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 2) Untuk mengetahui regulasi diri siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 3)Untuk mengetahui hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 4) Untuk mengetahui antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 5) Untuk mengetahui hubungan antara regulasi diri dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar. 6) Untuk mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dan regulasi diri secara bersama-sama dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar.METODE PENELITIANJenis penelitian penelitian ex-post facto bersifat korelasional karena diselidiki hubungan antara variabel. Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri di Kota Makassar. seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri di Kota Makassar tahun ajaran 2013/2014 dan dilakukan pemilihan sampel secara stratified random sampling dan terpilih dua sekolah yaitu SMA Negeri 9 Makassar mewakili sekolah standar nasional (SSN) dan SMA Negeri 1 Makassar mewakili sekolah kategori mandiri (SKM). Teknik pengumpulan data variabel kecerdasan emosional dan regulasi diri dengan menggunakan instrumen berupa kuesioner, data hasil belajar diperoleh dari nilai semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 dengan menggunakan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis dianalisis secara kuantitatif, yakni dengan menggunakan teknik statistik, baik statistik deskriptif maupun inferensial.HASIL DAN PEMBAHASANDeskripsi Hasil Analisis DataDeskripsi Kecerdasan Emosional

Berdasarkan hasil penelitian mengenai kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 1Tabel 1. Distribusi Frekuensi dan Persentase Kecerdasan Emosional Siswa SMA Negeri di Kota MakassarKategoriNilai skorFrekuensi%Sangat tinggi 120198,6Tinggi110 1195725,8Sedang100 1098739,36Rendah91 994219Sangat rendah 89167,24Jumlah

221100Data kecerdasan emosional yang diperoleh melalui pemberian angket pada responden memiliki rentang skor 79 127. Skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 127 dan skor terendah yang diperoleh responden adalah 79. Skor rata-rata yang diperoleh responden adalah 105. Berdasarkan Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar kecerdasan emosional responden berada pada kategori sedang sebesar 39,36% dengan rentang skor 100-109. Berikut disajikan histogram frekuensi kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di kota Makassar.Chart1

8.6

25.8

39.36

19

7.24

Series 1

Sheet1

Series 1Series 2Series 3

Sangat Tinggi8.62.42

Tinggi25.84.42

Sedang39.361.83

Rendah192.85

Sangat Rendah7.24

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

Gambar. 1 Histogram Persentase Kecerdasan Emosional Siswa SMA Negeri di Kota MakassarDeskripsi Regulasi Diri

Data regulasi diri yang diperoleh melalui pemberian angket regulasi diri pada responden. Hasil angket regulasi diri memiliki rentang skor 69 138. Skor tertinggi yang diperoleh responden adalah 138 dan skor terendah yang diperoleh responden adalah 69. Skor rata-rata yang diperoleh responden adalah 105. Untuk lebih jelas mengenai distribusi frekuensi dan persentase kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 2Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Regulasi Diri Siswa SMA Negeri di Kota Makassar

KategoriNilai skorFrekuensi%Sangat tinggi 127177,69Tinggi113 1266228,05Sedang99 1127835,29Rendah84 984821,72Sangat rendah 83167,29Jumlah

221100Berikut disajikan histogram frekuensi regulasi diri siswa SMA Negeri di kota Makassar.

Chart1

7.69

28.05

35.29

21.72

7.29

Series 1

Sheet1

Series 1Series 2Series 3

Sangat Tinggi7.692.42

Tinggi28.054.42

Sedang35.291.83

Rendah21.722.85

Sangat rendah7.29

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

Gambar. 2 Histogram Persentase Regulasi Diri Siswa SMA Negeri di Kota MakassarDeskripsi Hasil Belajar

Data hasil belajar biologi diperoleh dari nilai semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 yang diberikan oleh guru mata pelajaran dari setiap sekolah. Nilai tertinggi yang diperoleh responden adalah 94 dan nilai terendah yang diperoleh responden adalah 50. Nilai rata-rata yang diperoleh responden adalah 73. Untuk lebih jelas mengenai distribusi frekuensi dan persentase hasil belajar siswa SMA Negeri di Kota Makassar dapat dilihat pada Tabel 4.5

Tabel. 3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kota MakassarKategoriNilai skorFrekuensi%Sangat tinggi85 1004319,5Tinggi65 8412857,9Sedang55 643817,2Rendah35 54125,4Sangat rendah0 3400Jumlah

221100Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa hasil belajar responden berada pada kategori tinggi dengan persentase sebesar 57,9% dengan rentang nilai 65 84. Berikut disajikan histogram persentase hasil belajar siswa SMA Negeri di kota Makassar.Chart1

19.5

57.9

17.2

5.4

0

Series 1

Sheet1

Series 1Series 2Series 3

Sangat Tinggi19.52.42

Tinggi57.94.42

Sedang17.21.83

Rendah5.42.85

Sangat Rendah0

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

Gambar 4.5 Histogram Persentase Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kota MakassarUji HipotesisHubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Biologi

Analisis korelasi sederhana terhadap skor kecerdasan emosional (X1) dan skor hasil belajar Biologi (Y) menunjukkan koefisien korelasi ry1 sebesar 0,38. Pengujian koefisien korelasi tersebut menggunakan uji t yang disajikan pada tabel 4Tabel 4 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ry1Cacah Observasi (df)Koefisien Korelasit hitungt Tabel

= 0.05= 0.012200.386.0791.652.33Tabel di atas menunjukkan bahwa t hitung = 6,079 lebih besar dari t tabel pada =0,05 dan =0,01. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan kecerdasan emosional (X1) terhadap hasil belajar ( Y ) adalah signifikan

Hubungan Regulasi Diri dengan Hasil Belajar Biologi

Analisis korelasi sederhana terhadap skor regulasi diri (X2) dan skor hasil belajar biologi (Y) menunjukkan koefisien korelasi ry2 sebesar 0,656. Pengujian koefisien korelasi tersebut menggunakan uji t yang disajikan pada Tabel 5 berikut ini.

Tabel 5 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ry2Cacah Observasi (df)Koefisien Korelasit Hitungt Tabel

= 0.05= 0.012200.65612.8671.652.33

Tabel di atas menunjukkan bahwa t hitung = 12,867 lebih besar dari t tabel pada =0,05 dan =0,01. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan regulasi diri (X2) terhadap hasil belajar ( Y ) adalah signifikan.

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Regulasi Diri Secara Bersama-samas dengan Hasil Belajar Biologi

Analisis korelasi sederhana terhadap skor regulasi diri (X2) dan skor hasil belajar biologi (Y) menunjukkan koefisien korelasi ry1,2 sebesar 0,656. Pengujian koefisien korelasi tersebut menggunakan uji F yang disajikan pada tabel berikut ini.Tabel 6 Uji Signifikan Koefisien Korelasi ry1,2Cacah Observasi (df)Koefisien KorelasiF HitungF Tabel

= 0.05= 0.012200.65682.5343.044.71

Tabel di atas menunjukkan bahwa F hitung = 82,534 lebih besar dari f tabel pada =0,05 dan =0,01. Hal ini berarti bahwa kekuatan hubungan antara kecerdasan emosional (X1) dan regulasi diri (X2) secara bersama-sama dengan hasil belajar (Y) adalah signifikan.

Pembahasan Hasil PenelitianHubungan Kecerdasan Emosional dengan Hasil Belajar Biologi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar berdasarkan pengkategorian oleh Slameto (1999) berada pada kategori sedang yaitu sebanyak 87 dari 221 siswa dengan persentase 39,36%. Hasil analisis deskriftif menunjukkan bahwa skor rata-rata kecerdasan emosional siswa adalah 105, dimana skor tersebut berada pada kategori sedang. Kecerdasan emosional siswa sudah cukup baik karena 25,8% siswa berada pada kategori tinggi dan 8,6% siswa berada pada kategori sangat tinggi. Namun, masih ada 19% siswa berada pada kategori rendah dan 7,24% siswa berada pada kategori sangat rendah.Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai korelasi antara kecerdasan emosional dengan hasil belajar siswa sebesar 0,38. Merujuk pada pada interpretasi dari nilai r yang dikemukakan oleh Arikunto (2005), persentase tersebut tergolong rendah. Kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 14,4% terhadap hasil belajar. Data hasil penelitian ini juga diperkuat oleh penelitian lain lain yang dilakukan oleh Daud (2010) mengenai pengaruh kecerdasan emosional terhadap prestasi belajar mahasiswa teknik. Hasil menunjukkan bahwa kecerdasan emosional memberikan kontribusi sebesar 28,7% terhadap prestasi belajar. Hasil penelitian menggambarkan bahwa prestasi belajar mahasiswa dipengaruhi oleh kecerdasan emosional, dimana makin meningkat kecerdasan emosional makin meningkat pula prestasi belajar mahasiswa. Keberhasilan seseorang tidak hanya ditentukan oleh faktor IQ semata. Masih banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan seseorang. Menurut Goleman (1995), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ). Hal senada juga dikemukakan oleh Patton (2002) bahwa kecerdasan emosional adalah kekuatan dibalik kemampuan intelektual yang merupakan pembentukan emosi yang mencakup beberapa keterampilan, dimana salah satunya adalah memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan-tujuan.

Hubungan Regulasi Diri dengan Hasil Belajar Biologi

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 78 dari 221 siswa yang menjadi sampel penelitian atau dengan persentase 35,29% memiliki regulasi diri yang berada pada kategori sedang berdasarkan pengkategorian oleh Slameto (1999). Hasil regresi menunjukkan bahwa nilai korelasi antara regulasi diri dengan hasil belajar siswa sebesar 0,656. Merujuk pada pada interpretasi dari nilai r yang dikemukakan oleh Arikunto (2005), persentase tersebut tergolong tinggi. Sementara itu, regulasi diri ini pun memberikan kontribusi sebesar 43,1% terhadap hasil belajar. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa faktor regulasi diri di dalam proses pembelajaran berperan penting. Hal serupa juga diungkapkan oleh Febrianela (2013) berdasarkan hasil penelitian regulasi diri yang dilakukan di tiga SMA yang berbeda menunjukkan bahwa korelasi antara antara regulasi diri dan prestasi akademik adalah sebesar 82,3%, 56,7% dan 61,5% . Hasil penelitian menggambarkan bahwa semakin tinggi skor regulasi diri maka prestasi akademik yang tinggi dan sebaliknya siswa dengan regulasi diri rendah memiliki prestasi akademik rendah. Hal ini dapat terjadi karena dengan regulasi diri yang tinggi, siswa mampu memilih strategi belajar yang berbeda untuk setiap mata pelajaran dengan tingkat kesulitan yang berbeda sehingga mampu meningkatkan prestasi akademik siswa tersebut.Hasil penelitian lain yang dilakukan oleh oleh Latipah (2010) dalam kajiannya mengenai jurnal penelitian beberapa jurnal pada jenjang pendidikan yang berbeda di dunia menunjukkan bahwa dalam bidang pendidikan regulasi diri telah memberikan pengaruh yang sangat signifikan khususnya untuk siswa SMP dan SMU. Regulasi diri berpengaruh terhadap emosiemosi akademik yang akhirnya dapat berpengaruh terhadap meningkatnya prestasi akademik.Zimmerman (1990) menuturkan bahwa regulasi diri menekankan pentingnya tanggungjawab personal dan mengontrol pengetahuan dan keterampilanketerampilan yang diperoleh. Regulasi diri dalam belajar juga membawa siswa menjadi master (ahli/menguasai) dalam belajarnya. Melalui regulasi diri yang baik siswa mampu untuk menetapkan strategi-strategi belajar mereka. Dimana bisa saja strategi-strategi mereka bervariasi bergantung pada mata pelajaran yang mereka hadapi karena mereka mengetahui bahwa setiap mata pelajaran memiliki tingkat kesulitan yang berbeda dan membutuhkan strategi yang berbeda pula. Seperti yang diungkapkan Chamot (dalam Ellianawati, 2009) regulasi diri adalah situasi dimana pebelajar memiliki kontrol terhadap proses pembelajaran melalui pengetahuan dan penerapan strategi yang sesuai dan pemahaman terhadap tugas-tugasnya.

Hubungan Kecerdasan Emosional dan Regulasi Diri Secara Bersama-samas dengan Hasil Belajar Biologi

Hasil analisis data inferensial menggunakan uji regresi linear berganda untuk menguji hipotesis ketiga yaitu hubungan kecerdasan emosional dan regulasi diri secara bersama-sama dengan hasil belajar menunjukkan bahwa nilai korelasi adalah sebesar 0,656 yang masuk ke dalam kategori tinggi. Sementara itu, kontribusi kecerdasan emosional dan regulasi diri terhadap hasil belajar adalah sebesar 43,1%. Hasil penelitian ini didukung oleh teori yang dikemukakan oleh Goleman(1995) bahwa kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor lain. Faktor-faktor tersebut dapat berupa kecerdasan emosional dan regulasi diri.Kecerdasan emosional yang baik dan didukung oleh regulasi diri siswa yang baik pula akan membantu siswa mencapai prestasi dalam proses pembelajarannya. Kecerdasan emosional yang baik akan membantu siswa dalam membina hubungan dengan teman-temannya, tidak mudah putus asa jika mengalami stress, peduli dengan lingkungan sekitar sehingga terjadilah hubungan yang baik dengan teman-temannya, proses bertukar informasi pelajaran pun akan berlangsung dengan baik begitupun dengan pengerjaan tugas dan kegiatan pelajaran lainnya seperti diskusi dan lain-lain. Seperti yang diungkapkan oleh Patton (2002) menerangkan bahwa seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang baik akan memiliki keterampilan-keterampilan untuk tetap optimis jika berhadapan dengan kemalangan dan ketidakpastian, memotivasi dan menjaga semangat disiplin diri dalam usaha mencapai tujuan-tujuan.Caruso (2004) mengatakan bahwa kecerdasan emosional dapat membantu seseorang untuk mencapai kesuksesan. Seseorang dengan kecerdasan emosional baik dapat mengatur perasaan-perasaan gembira, kepuasan, atau sukacita yang dapat memotivasi diri saat menghadapi hambatan dan saat kesuksesan tersebut tidak datang dengan mudah.Begitupun dengan regulasi diri yang baik, siswa mampu mengelola sendiri cara belajarnya, memiliki strategi yang tepat untuk dirinya pada setiap pelajaran dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula. Menjaga pikiran mereka untuk tetap fokus, dimana saat sekarang ini begitu banyak hal-hal yang dapat mengganggu proses belajar mereka seperti media sosial yang beraneka ragam jenisnya. Melalui regulasi diri yang baik, siswa memiliki caranya masing-masing utnuk menyelesaikan tugas dan untuk mengahadapi ujian serta mengatur waktu mereka antara tugas belajar mereka dan kesempatannya dengan kegiatan-kegiatan ekstra seperti hobi, kegiatan dengan lingkungan sekitarnya maupun kegiatan ekstrakurikuler di sekolah. Seperti yang dipaparkan Zumbrunn (2011) bahwa regulasi diri adalah proses yang membantu siswa dalam mengelola pikiran mereka, perilaku, dan emosi agar berhasil menavigasi pengalaman belajar mereka. Selain kecerdasan emosional dan regulasi diri, kita tidak dapat melupakan begitu saja faktor-faktor lain yang berpengaruh dalam pembelajaran baik faktor eksternal maupun internal. Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa kontribusi kecerdasan emosional dan regulasi diri terhadap hasil belajar adalah sebesar 43,1%. Melihat data dari sumbangsih kecerdasan emosional dan regulasi diri tersebut kita tidak boleh melupakan bahwa masih banyak faktor-faktor lain yang berpengaruh pada prestasi ataupun keberhasilan siswa di dalam proses pembelajaran. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar seperti yang diungkapkan oleh Slameto (2010) terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi; faktor jasmani, psikologi dan kelelahan. Sedangkan faktor eksternal dapat datang dari keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat.PENUTUPKesimpulanBerdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah: Kecerdasan emosional siswa SMA Negeri di Kota Makassar berada pada kategori sedangRegulasi diri siswa SMA Negeri di Kota Makassar berada pada kategori sedangHasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar berada pada kategori tinggiKecerdasan emosinal berhubungan dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar pada kategori rendahRegulasi diri berhubungan dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar sebesar berada pada kategori tinggiKecerdasan emosional dan regulasi diri secara bersama-sama berhubungan dengan hasil belajar biologi siswa SMA Negeri di Kota Makassar berada pada kategori tinggi

SaranKepada orang tua agar lebih memperhatikan perkembangan anak, tidak hanya dari sisi IQ semata tetapi memperhatikan kecerdasan-kecerdasan lain dan bakat yang dimiliki oleh anak.Kepada guru agar memperhatikan proses pembelajaran tidak terfokus kepada IQ semata. Tetapi ada faktor lain dari dalam diri siswa yang berperan penting dalam keberhasilan pembelajaran di kelasKepada peneliti lain agar lebih memperdalam mengenai wawasan konsep jika melakukan penelitian yang relevanKepada Kepala Sekolah agar memberikan arahan kepada guru bahwa perlu memperhatikan kecerdasan-kecerdasan lain dalam diri siswa seperti kecerdasan emosional dalam kaitannya dengan proses pembelajaranKepada Kepala Dinas Pendidikan agar senantiasa memberikan pelatihan terpadu dalam kaitannya dengan pemahaman guru terdahap kecerdasan-kecerdasan dalam diri siswa dan aplikasinya di dalam proses pembelajaranKepada siswa bahwa setiap individu memiliki kecerdasan-kecerdasan yang berbeda setiap individu dan agar tidak patah semangat dalam pembelajaran jika mengalami kegagalan

Ucapan Terima kasihSecara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Muh. Jufri, S.Psi, M.Si, M.Psi, selaku pembimbing I dan Bapak Dr. Ir. Muhammad Wiharto, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberi arahan dan bimbingannya. Penulis juga ucapkan kepada guru-guru dan Kepala Sekolah SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 9 Makassar atas bantuannya selama melakukan penelitian. Terima kasih.DAFTAR PUSTAKAArikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Caruso, David R. 2004. The Emotionally Intelligent Manager How to Develop and Use the four Key Emotional Skills of Leadership. United State of America: Library of Congress Cataloging Publication Data.Daud, Metsi. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan Fakultas Teknik Universitas Negeri Manado. Ed Vokasi: Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, 1(1), 1-7.Ellianawati. 2010. Pemanfaatan Model Self Regulated Learning Sebagai Upaya Peningkatan Kemampuan Belajar Mandiri Pada Mata Kuliah Optik. Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 1(1), 202-215.Febrianela, Refista Befris. 2013. Self Regulated Learning (SRL) Dengan Prestasi Akademik Siswa Akselerasi. Jurnal Online Psikologi, 1(1), 1-7.Goleman, Daniel. 1995. Kecerdasan Emosional. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.Latipah, Eva. 2010. Strategi Self Regulated Learning dan Prestasi Belajar: Kajian Meta Analisis. Jurnal Psikologi, 37(1), 110-129.Patton, Patricia. 2002. EQ_Pengembangan Sukses Lebih Bermakna. Bandung: Mitra Media.Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.Zimmerman, Barry J. 1990. Self Regulated Learning and Academic Achievement: An Overview. Educational Psychologist, 25(1), 3-17.Zumbrunn, Sharon. 2011. Encouraging Self-Regulated Learning in the Classroom: A Review of the Literature. Virginia Commonwealth University: Metropolitan Educational Research Consortium (MERC),