artikel 1

2
Green Dentistry di Indonesia drg. Gilang Rasuna, FKG Unair Global warming sudah menjadi kenyataan sebelum isu tentang keadaan “darurat kronis” ini sampai ke penduduk bumi. Global warming sendiri bermakna kenaikan suhu bumi secara global karena efek gas rumah kaca, gas rumah kaca ini mampu menyimpan panas matahari di atmosfer kemudian menaikkan suhu atmosfer berikut suhu permukaan bumi. Salah satu dampaknya seperti badai yang akhir-akhir ini terjadi. Jumlah badai dunia berlipat dari 8 kali per tahun (awal 1970) menjadi 18 kali per tahun (tahun 2000-2004). Kita sebagai dokter gigi sebenarnya memiliki cara yang unik dalam menyikapi permasalahan dunia ini, dengan konsep green dentistry. Tempat praktik dokter gigi dapat berpotensi sebagai asal limbah yang tak kalah membahayakan bagi lingkungan berupa limbah infeksi dan limbah kimia. Limbah infeksi adalah limbah yang dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, diare, hepatitis. Sedangkan limbah kimia adalah limbah yang dapat merusak lingkungan seperti limbah tambalan amalgam (berwarna hitam), limbah pencucian film X-ray yang mengandung silver, hydroquinone. Selain kedua jenis limbah tersebut, bahan-bahan dan obat yang selalu dipakai dokter gigi dalam praktiknya juga dapat mengganggu lingkungan, seperti jarum suntik, masker, sarung tangan, alat-alat pemanas. Jika tidak ditampung di tempat khusus, bahan-bahan tersebut dapat ikut aliran pembuangan selokan dan bisa juga mengendap di sekitar saluran pembuangan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan penyakit yang menular seperti demam berdarah, diare, hepatitis.

Upload: rezkyfauziahpermatasari

Post on 17-Jan-2016

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

artikel

TRANSCRIPT

Page 1: artikel 1

Green Dentistry di Indonesiadrg. Gilang Rasuna, FKG Unair

Global warming sudah menjadi kenyataan sebelum isu tentang keadaan “darurat kronis” ini sampai ke penduduk bumi. Global warming sendiri bermakna kenaikan suhu bumi secara global karena efek gas rumah kaca, gas rumah kaca ini mampu menyimpan panas matahari di atmosfer kemudian menaikkan suhu atmosfer berikut suhu permukaan bumi. Salah satu dampaknya seperti badai yang akhir-akhir ini terjadi. Jumlah badai dunia berlipat dari 8 kali per tahun (awal 1970) menjadi 18 kali per tahun (tahun 2000-2004).

Kita sebagai dokter gigi sebenarnya memiliki cara yang unik dalam menyikapi permasalahan dunia ini, dengan konsep green dentistry. Tempat praktik dokter gigi dapat berpotensi sebagai asal limbah yang tak kalah membahayakan bagi lingkungan berupa limbah infeksi dan limbah kimia. Limbah infeksi adalah limbah yang dapat menularkan penyakit seperti demam berdarah, diare, hepatitis. Sedangkan limbah kimia adalah limbah yang dapat merusak lingkungan seperti limbah tambalan amalgam (berwarna hitam), limbah pencucian film X-ray yang mengandung silver, hydroquinone. Selain kedua jenis limbah tersebut, bahan-bahan dan obat yang selalu dipakai dokter gigi dalam praktiknya juga dapat mengganggu lingkungan, seperti jarum suntik, masker, sarung tangan, alat-alat pemanas. Jika tidak ditampung di tempat khusus, bahan-bahan tersebut dapat ikut aliran pembuangan selokan dan bisa juga mengendap di sekitar saluran pembuangan, sehingga dapat menyebabkan kerusakan lingkungan dan menimbulkan penyakit yang menular seperti demam berdarah, diare, hepatitis.

Di Indonesia keadaan ini masih sangat memprihatinkan. Oleh karena itu, Green Dentistry hadir sebagai sebuah pendekatan yang menggabungkan praktik kedokteran gigi dengan pemeliharaan lingkungan. Untuk mendukung kegiatan tersebut praktik dokter gigi perlu menggunakan bahan kedokteran gigi yang non-toksik seperti menyiapkan alat pembuangan yang aman bagi lingkungan dan menggunakan bahan lain yang lebih aman seperti menggunakan tambalan composite resinglycine (berwarna putih), penggunaan digital X-ray.

Karena konsep Green Dentistry merupakan konsep yang diadaptasi dari klinik-klinik gigi luar yang telah lebih dulu merealisasikan ide ini, maka diharapkan kita sebagai dokter-dokter gigi Indonesia dengan sepenuh hati mendukung dan turut merealisasikan konsep indah ini sebagai bentuk tanggung jawab sebagai praktisi kesehatan demi kehidupan kita dan generasi berikutnya.