aristoteles.docx
TRANSCRIPT
ARISTOTELES (384 – 322) SM.
Aristoteles adalah seorang Filosof sekaligus Ilmuwan (IPA). Ilmu
dikembangkannya berdasar pengamatan (bukan eksperimen) dan menarik
kesimpulan hanya dengan menggunakan pikiran mendalam atau akal/logika
yang bersifat apriori (bukan matematis/teoritis) sebagai “gaya” filosofis.
Pandangan Aristoteles terhadap materi/benda, tersusun atas elemen-
elemen. Elemen material mempunyai kualitas/sifat tertentu. Sifat tertentu
selalu berpasangan dan berlawanan (oposisi), panas-dingin, berat ringan-
kering-lembab dsb. Dikenal ada 4 (empat) elemen material : tanah (kering dan
dingin), air (dingin dan lembab), udara (lembab dan panas) dan api (panas dan
kering).
Salah satu prinsip filosofis yang dianut (pada zaman) Aristoteles adalah
aliran vitalisme. Aliran vitalisme berpandangan bahwa benda-benda
mempunyai gaya hidup (vis viva). Perbedaan antara benda hidup dan benda
mati tidak diskrit (hidup – mati), melainkan kontinyu/malar, yakni berbeda
kadar kehidupannya. Benda hidup mempunyai ruh dan benda mati mempunyai
vis viva. Paham vitalisme menimbulkan berbagai kosekuensi, misalnya, orang
pada zaman itu percaya bahwa benda hidup bisa “lahir” (muncul secara
spontan) dari benda-benda mati, sperti ulat bisa lahir dari daging yang busuk.
api
Udara
air
Tanah
Semua material/benda-benda di sekitar bumi tersusun atas paling tidak 2
(dua) elemen dari 4 elemen teresebut di atas. Benda-benda langit/angkasa
tersusun atas eter. Jadi benda-benda dibedakan atas benda bumi dan benda
langit yang mempunyai cara gerak yang berbeda. Gerak benda bumi
ditentukan oleh 2 (dua) faktor, internal dan eksternal. Faktor internal berupa
vis viva (kehendak, gaya hidup), yaitu selalu ingin “pulang” kerumahnya, ke
tempat asalnya sesuai kandungan elemen yang dominan. Faktor eksternal
berupa pengaruh dari luar benda, misalnya dorongan kita, lemparan, dst.
Adanya faktor luar ini akan mengubah (arah) gerak dari “kehendak” benda itu.
Pandangan Aristoteles terhadap jagad raya berdasar pengamatannya
yang tajam dan pemikirannya yang kuat dan mendalam, sehingga cukup
mudah dipahami. Jagad raya berlapis-lapis yang berbentuk kulit bola. Secara
filosofis, bola merupakan bentuk yang paling sempurna dalam ruang dimensi 3
(matematis : bervolume maksimum dengan luas permukaan tertentu. Untuk
ruang dimensi 2, bentuk paling sempurna adalah lingkaran, memiliki luas
maksimum untuk panjang keliling tertentu). Lapisan pertama adalah
permukaan bumi, dengan pusat bumi sebagai pusat jagad raya (geosentris).
Sangat filosofis (logis, masuk akal) jika bumi merupakan pusat jagad raya,
karena di situ tinggal manusia sebagai makhluk yang paling istimewa. Pusat
bumi sebagai pusat jagad raya diyakini dalam keadaan diam mutlak.
Lapisan kedua adalan bola bulan (the lunar sphere), yakni tempat
beredarnya (lintasan) bulan mengelilingi bumi yang berbentuk lingkaran.
Lapisan ketiga disebut bola bintang (the sphere of fixed stars). Pada bola
bintang inilah bintang-bintang beredar mengitari bumi pada lintasan masing-
masing berbentuk lingkaran. Bola bintang merupakan batas jagad raya. Di
antara bola bulan dan bola bintang terletak benda-benda langit yang lain,
seperti matahari, dengan garis edar yang juga berbentuk lingkaran berpusat di
pusat bumi.
Ternyata terlihat adanya benda-benda langit (hanya beberapa) yang garis
edarnya bukan lingkaran sederhana. Lintasannya kelihatan berpindah-pindah,
lalu disebut planet (bintang mengembara). Disimpulkan bahwa planet-planet
bergerak melingkar, akan tetapi pusat lingkarannya juga bergerak melingkar
mengitari pusat bumi.