ariesandi setyono rahasia mendidik dan membesarkan anak dengan tersenyum dan bebas stress

24
Rahasia Mendidik dan Membesarkan Anak dengan Tersenyum dan Bebas Stres By Ariesandi Setyono C.Ht Ebook gratis ini bisa Anda dapatkan melalui www.sekolahorangtua.com dimana Anda juga bisa mendapatkan newsletter dan artikel gratis tentang mendidik dan mengasuh anak menjadi yang terbaik. Ijin untuk mengutip sebagian atau seluruh isi ebook ini bisa diberikan selama Anda mencantumkan sumbernya yaitu dari www.SekolahOrangtua.com . Silakan email ke [email protected] untuk memperoleh ijin ini. Copyright © 2007 SekolahOrangtua ® . Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.

Upload: akang-pur

Post on 29-Jul-2015

100 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

Rahasia Mendidik dan Membesarkan Anak dengan Tersenyum dan

Bebas Stres

By

Ariesandi Setyono C.Ht

Ebook gratis ini bisa Anda dapatkan melalui www.sekolahorangtua.com dimana Anda juga bisa mendapatkan newsletter dan artikel gratis tentang

mendidik dan mengasuh anak menjadi yang terbaik.

Ijin untuk mengutip sebagian atau seluruh isi ebook ini bisa diberikan selama Anda mencantumkan sumbernya yaitu dari www.SekolahOrangtua.com .

Silakan email ke [email protected] untuk memperoleh ijin ini.

Copyright © 2007 SekolahOrangtua®. Hak Cipta Dilindungi Undang-undang.

Page 2: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

2

Misi Kami

• Mendidik Orangtua Menjadi yang Terbaik demi Kesuksesan Anak dan Generasi Akan Datang.

• Membantu Peningkatan Pendidikan di Indonesia dengan memberikan beasiswa pendidikan anak-anak tidak mampu dari sebagian keuntungan usaha.

Kegiatan Kami

• Memberikan Pendidikan pada orangtua melalui seminar, workshop dan materi multimedia DVD / CD yang dikirim ke rumah.

• Memfasilitasi tanya jawab, konseling dan terapi terhadap berbagai permasalahan orangtua.

• Menyelenggarakan gathering dari para orangtua yang tergabung dalam Parents Club

Daftarkan Email Anda di www.SekolahOrangtua.com untuk mendapatkan Ebook & Artikel Gratis secara rutin mengenai :

• Mendidik dan mengasuh anak • Berbagai tips dalam mengatasi masalah emosi anak • Mengerti kepribadian anak • Cara berkomunikasi dengan anak secara efektif • Cara mengajarkan kecerdasan keuangan pada anak • Dan masih banyak lagi.

Page 3: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

3

DAFTAR ISI

Persepsi yang benar ..................................................................................................... 4

Persepsi dan tindakan.................................................................................................. 8

Persepsi orangtua tentang anak ................................................................................ 9

Pengaruh persepsi orangtua terhadap perilaku dan sikap anak.......................11

Pengaruh persepsi yang benar terhadap karier dan bisnis.............................. 12

Untuk direnungkan...................................................................................................... 14

Anda ingin mengubah hidup? .................................................................................... 15

Kenali Tipe Anda sebagai Orangtua........................................................................ 16

Tipe Orangtua ............................................................................................................. 17

Orangtua Tipe 1: Doraemon / Pencegah Masalah............................................ 18

Orangtua Tipe 2 : Detektif / Pencari Solusi.................................................... 19

Orangtua Tipe 3 : Mesin Cuci / Tahu Beres.....................................................20

Orangtua Tipe 4 : Penyedot Debu / Apa yang sedang terjadi ya?.............. 21

Meningkatkan Kontrol Diri dan Wawasan..............................................................22

Page 4: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

4

PERSEPSI YANG BENAR

Henry adalah seorang anak yang tampan dan periang. Ia duduk di kelas 3 SD. Tetapi akhir-akhir ini ia sering termenung sedih dan menyendiri. Ia sepertinya kehilangan semangat untuk melakukan apapun. Nilai-nilai pelajarannya secara perlahan tapi pasti

makin turun.

Mamanya yang memperhatikan hal ini sangat bingung. Ketika tiga bulan sebelumnya Henry pertama kali mendapatkan nilai 75 ia sudah mencarikan guru les. Ia ingin nilai anaknya kembali seperti semula yaitu diatas 90. Akhirnya sejak tiga bulan lalu Henry harus merelakan waktu bermainnya hilang.

Sejak hari Senin sampai Jumat setiap pukul 4 sore ia harus les pelajaran bahasa Indonesia, matematika, bahasa Inggris, sains dan ilmu sosial. Belum lagi kursus menggambar yang dilanjutkan dengan kursus piano setiap hari Sabtu.

Ketika nilainya makin jelek maka mamanya makin bingung dan Henry diberi tambahan lagi dengan mengikuti les pelajaran di rumah wali kelasnya.

Ketika diikutkan les pelajaran di rumah wali kelasnya nilainya mulai mengalami perbaikan. Tetapi masih tetap tidak bisa kembali seperti semula. Mamanya semakin menekan Henry agar belajar lebih keras lagi. Ia semakin sering dimarahi dan dihukum oleh mamanya.

Puncaknya adalah ketika ia mendapatkan nilai 55 saat ulangan matematika. Mamanya marah besar. Tak pernah terbayangkan di benak Henry mamanya akan marah sebesar itu.

Keesokan paginya ia malas sekali bangun. Hari ini ia harus mengikuti remidi ulangan matematika. Mamanya sudah berteriak berulangkali untuk membangunkannya. Ia masih ogah sekali. Sampai tiba-tiba ............ brak!

Page 5: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

5

Sang mama yang perkasa telah berdiri di depan pintu yang telah terbuka. ”Cepat bangun dan siap-siap ke sekolah!” demikian hardik sang mama.

Henry menangis tak berdaya. Ia berusaha mengucapkan sesuatu. Namun bibirnya tak mampu digerakkan. Lidahnya terasa kaku sekali. Ia paksakan bicara di depan mamanya.

”Mama aku tidak mau berangkat ”, suaranya terputus oleh tangis yang meledak. ”Pokoknya aku tidak mau ke sekolah. Aku takut!”

”Apa yang kamu takutkan? Kamu harus siap-siap sekarang! Cepat!” hardik mamanya seraya kehabisan kesabarannya.

”Aku takut mengecewakan Mama! Aku takut ulanganku jelek lagi dan Mama akan kecewa. Aku anak yang bodoh. Aku tidak mau masuk sekolah!” serunya dibarengi tangis yang semakin meledak.

Sang mama diam terpaku. Tak tahu harus mengatakan apa. Kemarahan besar yang tadi menguasainya mendadak hilang. Lidahnya pun terasa kelu. Kakinya gemetar. Matanya nanar. Kepalanya pusing. Napasnya menjadi tersengal-sengal menahan emosi yang tak jelas ujung pangkalnya.

Perkataan Henry menusuk hatinya. Perlahan ia merendahkan badannya. Tangannya meraih pundak Henry yang bersimpuh di kakinya. ”Kamu anak yang pintar, Sayang! Berapapun nilai yang kau dapatkan akan Mama terima dengan senang hati. Berusahalah sebaik yang kamu bisa. Ayo kita siap-siap”, demikian perkataan lembut yang berusaha dia lontarkan untuk menentramkan hati Henry.

”Tidak Ma, aku takut mengecewakan Mama. Aku takut membuat Mama sedih. Lebih baik aku tidak ikut ulangan agar Mama tidak kecewa dengan nilaiku!”

Berbagai bujukan dilontarkan mamanya namun Henry tetap tidak mau ke sekolah. Ketika telah berselang dua minggu mereka menemui saya untuk konseling. Mamanya meminta bantuan saya untuk memulihkan kondisi mental Henry. Ia menceritakan semua kejadian yang kemudian berakhir dengan pemogokan 2 minggu tersebut.

Page 6: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

6

Apakah yang bisa kita petik dari kasus Henry di atas? Kasus semacam Henry banyak sekali saya tangani. Sayapun sampai tak habis pikir mengapa banyak orangtua memperlakukan anaknya seperti itu. Saya tahu maksud mereka baik namun cara menyampaikannya menimbulkan pemaknaan yang berbeda di pihak anak. Terjadi distorsi makna di sini.

Permasalahan di atas bermula dari salah persepsi tentang pendidikan dan kesuksesan. Orangtua Henry berpandangan bahwa nilai akademik sangat menentukan masa depan. Ia juga ingin anaknya punya semangat belajar tinggi. Oleh karena itu ia memacunya berharap Henry tidak seperti dirinya yang nilainya jelek. Ia tidak ingin anaknya mengulangi kejadian yang menimpa dirinya. Pokoknya segala cara, positif, harus ia lakukan agar nilai anaknya tinggi.

Pertanyaannya adalah apakah nilai tinggi sama dengan pintar? Jika jawabannya benar, nilai manakah yang dimaksud? Nilai yang diberikan untuk pelajaran akademik atau nilai untuk pelajaran menghadapi hidup? Apakah nilai yang diberikan untuk pelajaran sekolah sama dengan nilai pelajaran menghadapi hidup? Nilai manakah yang menurut Anda lebih penting?

Bagaimana dengan Anda? Apakah persepsi Anda tentang anak? Apakah persepsi Anda tentang mendidik anak? Apakah persepsi Anda tentang belajar? Apakah persepsi Anda tentang mencintai anak? Apakah persepsi Anda tentang sukses?

Bagaimanakah cara memeriksa persepsi kita? Mudah sekali!! Lanjutkan lah pernyataan berikut tanpa berpikir lama:

- Anak adalah .................................................................................... - Belajar adalah ..................................................................................... - Mencintai anak adalah ....................................................................... - Kesuksesan adalah ............................................................................. - Hidup adalah ........................................................................................

Bisakah Anda merasakan beda dari persepsi X dan Y berikut : X memiliki persepsi : ’anak adalah individu yang harus dididik dengan baik sehingga bisa menjadi gantungan hidup bagi orangtua saat tua’

Page 7: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

7

Y memiliki persepsi : ’anak adalah individu yang kesadaran dirinya harus dikembangkan sesuai dengan potensi yang ada dalam dirinya’

Berikut adalah petikan karya Kahlil Gibran dalam bukunya ”The Prophet” mengenai anak :

Anak

Anakmu bukan milikmu

Mereka adalah putra-putri sang hidup,

yang rindu akan dirinya sendiri

Mereka lahir lewat engkau tetapi bukan dari engkau

Mereka ada padamu, tetapi bukan milikmu

Berilah mereka kasih sayang,

namun jangan berikan pemikiranmu

Karena pada mereka ada alam pikiran sendiri

Patut kau berikan rumah bagi raganya,

namun tidak bagi jiwanya

Sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan

yang tiada dapat kau kunjungi,

sekalipun dalam mimpimu

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,

namun tidak boleh membuat mereka menyerupai engkau

Sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur

ataupun tenggelam ke masa lampau

Engkaulah busur tempat anakmu,

anak panah hidup, melesat pergi

( Kahlil Gibran )

Page 8: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

8

PERSEPSI DAN TINDAKAN

Apakah hubungan persepsi dengan tindakan? Ketika kita mempunyai suatu persepsi tertentu maka hal ini akan memicu serentetan pemikiran. Misalnya masalah klien saya, sepasang suami istri, yang mempunyai persepsi bahwa kesuksesan anak di jaman sekarang diawali dengan kemampuan menguasai bahasa asing. Pemikiran selanjutnya yang timbul adalah, ’apakah anak saya diajarkan bahasa asing dengan porsi yang cukup di sekolah?’

Jika ternyata jawabannya tidak maka akan dicari solusi atas permasalahan ini. Mungkin menghadap kepala sekolah dan menyampaikan usul agar porsi pelajaran bahasa asing ditambah. Atau mungkin pindah sekolah.

Nah pemikiran ini mendorong tindakan, bukan? Maka bertindaklah orangtua tersebut. Tindakan orangtua ini jelas akan mempengaruhi si anak. Orangtua menempuh tindakan dengan memindahkan si anak, kelas 2 SD, dari sekolahnya ke suatu sekolah yang menggunakan 2 bahasa asing sebagai bahasa pengantar.

Apakah hal ini mempengaruhi si anak? Jelas pengaruhnya besar sekali. Pengaruh ini bisa positif atau sebaliknya. Klien saya mendapati anaknya kian bermasalah, jika tidak bermasalah mungkin ia tidak akan pernah menemui saya. Ulangannya jelek, banyak dimarahi gurunya dan akhirnya merasa sekolah itu membosankan dan memberatkan. Ujung-ujungnya adalah perasaan malas dan rasa diri tidak berharga.

Dari contoh di atas jelas sekali bahwa persepsi orangtua mempengaruhi cara pikir orangtua. Cara pikir ini selanjutnya mempengaruhi tindakan. Dan tindakan orangtua tersebut direspon oleh anak. Celakanya lagi kemampuan berpikir anak masih terbatas dan sangat linier. Akhirnya anak menarik makna bahwa sekolah itu memberatkan dan membosankan. Ketika ini berlanjut maka si anak jadi punya persepsi baru bahwa mungkin juga ia yang tidak mampu menyerap pelajaran di sekolanya. Akhirnya ia menarik kesimpulan, di bawah sadar, bahwa dirinya tidak layak untuk berhasil.

Dan jika persepsi si anak terus dipegang sampai ia dewasa bisakah anda membayangkan ia akan tumbuh dengan sikap mental seperti apa?

Page 9: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

9

Walaupun tidak ada orangtua yang menginginkan anaknya sengsara namun persepsi salah yang dimiliki orangtua bisa mengakibatkan kesengsaraan anak.

PERSEPSI ORANGTUA TENTANG ANAK

Pernahkah anda berada dalam sebuah kereta api kilat? Coba bayangkan anda berada dalam kereta api kilat yang semua tirai jendelanya ditutup rapat. Sejauh-jauhnya kereta tersebut berjalan maka yang bisa anda lihat hanyalah apa yang ada dalam gerbong kereta tersebut. Seandainya kereta melalui sebuah rel melingkar yang membawanya kembali ke tempat semula pun anda tidak akan pernah tahu.

Setelah keluar dari pintu kereta barulah anda menyadari ternyata anda tidak kemana-mana alias kembali ke tempat semula.

Begitulah persepsi bekerja mengunci pemikiran kita. Ketika kita mempunyai persepsi tentang suatu hal maka pemikiran kita akan mengikuti alur tertentu seperti kereta yang berjalan di atas rel.

Dan yang lebih bahaya lagi adalah kita sering menganggap bahwa yang tidak ada dalam jalur pemikiran kita maka itu berarti tidak masuk akal. Ini seperti anda berada dalam kereta api kilat yang tertutup tirainya. Apakah anda bisa melihat apa saja yang telah dilalui kereta selama perjalanan? Apakah anda bisa melihat deretan pohon? Apakah anda bisa melihat barisan pegunungan?

Ya, tentu tidak bisa karena tirai tertutup rapat. Tetapi apakah yang tidak bisa anda lihat berarti tidak ada? Tidak!

Persepsi adalah cara pandang kita terhadap suatu hal. Persepsi terbentuk karena pengalaman hidup yang mengkristal menjadi pemikiran-pemikiran. Dan pemikiran ini akhirnya tersimpan dalam pikiran bawah sadar kita menjadi semacam sistem operasi yang menggerakkan tindakan kita.

Setelah suatu persepsi tentang suatu hal terbentuk maka kita sering dibelenggu olehnya. Kita jadi seperti berada dalam gerbong kereta api yang tirai jendelanya ditutup rapat. Sejauh mata memandang yang terlihat adalah deretan kursi penumpang beserta penumpang yang ada saat itu.

Page 10: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

10

Bagaimana hubungannya dengan mendidik dan mengasuh anak? Persepsi kita sangat memengaruhi cara kita mendidik dan mengasuh anak.

Orangtua A memiliki persepsi bahwa anak adalah titipan Tuhan yang harus dijaga dan dipelihara dengan penuh kebijaksanaan serta dicintai dengan sepenuh hati.

Orangtua B memiliki persepsi bahwa anak akan menimbulkan masalah dan merepotkan dirinya. Oleh karena itu mereka harus dididik dengan penuh kekerasan sehingga mampu mandiri di usia kecil. Seorang ibu yang saya kenal memiliki pandangan seperti ini sehingga ia meminta anaknya yang kelas 1 SD untuk pulang pergi sekolah dengan naik angkota sendiri. Padaha jarak sekolahnya dari rumah sekitar 8 kilometer dan si anak harus 2 kali naik angkutan kota.

Orangtua C mungkin memiliki persepsi bahwa anak adalah hasil samping dari sebuah perkawinan. ”Pak jika kita sudah memutuskan untuk menikah maka punya anak itu sih wajar. Mau gak mau kita harus terima. Setelah itu tinggal beri makan dan penuhi segala kebutuhannya bereslah tugas saya!”, demikian salah satu pendapat dari peserta seminar saya.

Apakah persepsi anda sendiri tentang anak anda? Makna apakah yang anda berikan pada anak anda? Apakah anda sering, dalam hati, mengharapkan anak memahami anda? Atau bahkan meminta anak untuk memahami anda?

Ambillah waktu bersama pasangan anda untuk merenungkan kembali makna anak bagi anda berdua. Tuliskan di secarik kertas dan diskusikan dengan pasangan anda. Ini adalah hal yang sangat penting dan mendasar. Jika anda ingin melihat anak anda bahagia dalam menjalani hidupnya lakukan hal ini.

Sebanyak-banyaknya pengetahuan kita tentang tumbuh kembang anak jika persepsi awal kita salah maka kita tak akan pernah mendapatkan apa yang kita inginkan. Ingat cerita tentang kereta api tadi. Sejauh-jauhnya kereta tersebut berjalan jika semua tirai jendelanya ditutup rapat maka kita hanya bisa melihat deretan kursi dan penumpang yang ada dalam kereta saat itu!

Page 11: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

11

PENGARUH PERSEPSI ORANGTUA TERHADAP PERILAKU DAN SIKAP ANAK

Anda mungkin bertanya-tanya apa pengaruhnya ya persepsi saya terhadap perilaku anak? Bukankah anak sudah mempunyai karakteristik bawaan sendiri? Mengapa persepsi ini begitu penting? Mungkinkah persepsi tentang

mendidik anak yang benar akan mempengaruhi karier dan bisnis saya?

Baiklah mari kita lakukan analisa sederhana. Cara pandang atau persepsi kita tentang mendidik anak akan memengaruhi tindakan kita. Coba perhatikan contoh di depan tentang orangtua A, B ataupun C. Menurut anda apakah anak mereka akan mengalami perlakuan yang berbeda?

Ya tentu saja. Anak dari orangtua A akan mengalami perlakuan yang berbeda dibanding dengan dengan anak orangtua B ataupun C. Dan ini semua dikarenakan perbedaan persepsi atau cara pandang yang ada pada ketiga orangtua tersebut.

Nah sekarang coba perhatikan bahwa sebenarnya anak hanyalah bereaksi terhadap tindakan, yang merupakan hasil pemikiran, orangtuanya. Jika orangtuanya memperlakukannya dengan cara berbeda maka si anak akan bereaksi atau menanggapi hal itu dengan cara berbeda pula.

Reaksi anak terhadap tindakan orangtua inilah yang akan menghasilkan pola perilaku. Dan pola perilaku ini akan menghasilkan sebuah pembiasaan dan akhirnya menjadi sikap keseharian si anak. Jika ini dilanjutkan maka terbentuklah karakter anak tersebut.

Apakah pengaruh karakter yang terbentuk dari rentetan reaksi berantai ini terhadap masa depan anak ? Karakter anak yang telah terbentuk karena stimulasi dari tindakan orangtua ini akan menentukan sikap, cara pikir dan keyakinan si anak terhadap hidup. Dan kesemuanya ini pada gilirannya akan menentukan nasib anak.

Page 12: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

12

PENGARUH PERSEPSI YANG BENAR TERHADAP KARIER DAN BISNIS

Apakah anda bisa tenang menjalankan karier dan bisnis jika anda masih terus dirongrong masalah anak? Bisakah anda tenang bekerja jika anak anda malas belajar? Atau tak punya semangat untuk melakukan apapun? Atau mungkin seringkali membuat keributan karena tidak mudah menuruti nasihat anda?

Tujuan orangtua bekerja adalah demi kebahagiaan sang anak. Atau agar mampu membiayai pendidikan anak. Atau agar mampu menyenangkan anak. Tetapi apalah arti semua itu jika akhirnya anak tidak bahagia dengan dirinya sendiri dan menjadi bertingkah laku jelek karena kita tidak tahu cara berkomunikasi yang benar dengannya?

Seringkali maksud baik orangtua ditangkap dan dimaknai dengan salah oleh anak. Ini disebabkan banyak hal. Bisa jadi karena orangtua tidak mengerti cara komunikasi yang benar sesuai kepribadian anak. Bisa juga karena orangtua tidak memahami teknik motivasi yang benar. Atau bisa juga karena orangtua sendiri tidak memahami diri sendiri sehingga penuh konflik diri.

Mengapa semua itu bisa terjadi? Setiap orang memiliki profesi yang berbeda-beda. Ada yang berprofesi sebagai guru, notaris, pengacara, dokter, akuntan, konsultan teknik dan sebagainya. Mereka semua itu menempuh pendidikan profesi yang berjenjang. Mereka mendalami profesinya demi kemajuan karier.

Namun demikian ada satu profesi yang paling penting dan paling mulia yang belum ada pendidikannya. Profesi ini pasti dimiliki setiap orang yang telah memutuskan untuk menikah dan akhirnya memiliki anak. Profesi ini adalah ’orangtua’. Profesi orangtua adalah profesi yang paling mulia dan paling banyak dijabat oleh manusia. Namun demikian pendidikan berjenjang dan sistematis untuk profesi ini belum ada.

Saya menemui banyak orangtua yang mengalami kesulitan menangani anaknya meminta bantuan saya. Mereka datang dari latar belakang pendidikan dan profesi yang berbeda-beda.

Page 13: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

13

Mereka kesulitan menangani anaknya dan dalam kebingungan besar. Akhirnya masalah ini mempengaruhi kinerja profesional mereka. Bagaimana bisa tenang membangun bisnis dan karier jika dirongrong masalah anak?

Banyak perusahaan memiliki staf dan karyawan yang tidak bisa optimal karena masih diributkan dengan masalah anak dan problem rumah tangga lainnya.

Perusahaan hanya memberikan training dan pelatihan tentang team work, melayani pelanggan dengan baik, meningkatkan motivasi karyawan, peningkatan keterampilan manajerial dan berbagai hal teknis yang semua berhubungan dengan aspek bisnis atau produksi.

Di Indonesia jarang sekali ada sebuah perusahaan memberikan pelatihan profesional bagi stafnya untuk menjadi orangtua yang baik di rumah. Padahal keterampilan ini sangat penting artinya. Karyawan akan merasa diperhatikan secara pribadi dan efek sampingnya adalah peningkatan kinerja yang luar biasa di kantor. Pendidikan untuk menjadi orangtua yang baik dan profesional adalah mata rantai yang hilang dalam pendidikan anak dan pembinaan perusahaan profesional di Indonesia.

Bagaimana jika kita seorang pengusaha atau memiliki bisnis sendiri? Sama saja bahkan kita dituntut untuk memiliki pengetahuan yang lebih dalam lagi tentang mendidik anak sehingga bisa mempersiapkan mereka dengan penuh kebijaksanaan untuk meneruskan apa yang sudah dirintis.

Banyak sekali pemilik bisnis mandiri yang merintis bisnisnya dengan susah payah akhirnya berakhir ketika mereka sendiri meninggal. Anak-anaknya tidak siap untuk meneruskan atau bahkan tidak berminat. Atau jika anak-anak mereka meneruskannya maka tidak jarang bisnis itu merosot bahkan akhirnya hancur.

”Pendidikan untuk menjadi orangtua yang baik adalah mata rantai yang hilang dalam pendidikan anak dan pembinaan perusahaan profesional di Indonesia”

Ariesandi S

Page 14: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

14

Akhirnya misi mulia orangtua yang bekerja demi anaknya banyak yang tidak tercapai. Atau tercapai setengahnya saja.

Karena pengetahuan tentang mendidik dan mengasuh anak di rumah sangat penting dan memiliki pengaruh besar terhadap kemajuan karier dan bisnis kita maka sudah selayaknya orangtua benar-benar mempersiapkan dirinya untuk menjalani profesi tersebut.

Kita tidak bisa hanya meminta anak yang menyiapkan diri dengan baik menyongsong masa depannya. Kita menginvestasikan banyak uang untuk pendidikan anak. Memintanya kursus demi nilai yang baik di sekolah. Tetapi kita sendiri tidak pernah menginvestasikan uang untuk mendidik diri sendiri. Mendidik diri kita untuk dapat lebih mudah memahami anak-anak kita.

Mengapa begitu? Dengan pengetahuan yang dalam tentang anak maka kita akan dengan mudah memberikan nasihat bijaksana pada mereka untuk mengembangkan potensi terpendamnya. Kita akan mampu mengarahkan mereka dan memotivasi mereka sehingga mereka akan bertindak dengan senang hati dan selalu dalam keadaan berbahagia.

UNTUK DIRENUNGKAN

Jelaslah sudah persepsi adalah kunci perubahan. Banyak sekali klien saya berhasil mengatasi masalah anaknya dengan cara mengubah persepsi atau cara pandang mereka sendiri terhadap anak. Saya membantu mereka melihat masalah anaknya dari sudut pandang yang lain. Dan ketika mereka melakukannya maka anak mereka berubah tanpa perlu diterapi.

Mengapa bisa begitu? Ketika persepsi kita berubah maka tindakan kita berubah. Ketika tindakan kita berubah maka reaksi anak akan berubah. Dan ketika reaksi anak berubah maka mulai terbentuk suatu pola baru. Jika kita mengulang terus tindakan kita maka si anak juga akan mengulang reaksi yang sama. Pengulangan dari kedua pihak ini akhirnya membentuk kebiasaan baru dalam diri anak yang menetap menjadi karakternya.

Page 15: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

15

“Orangtua adalah bagian tak terpisahkan dari permasalahan anak. Dalam tingkat tertentu orangtua ikut menentukan nasib anaknya melalui cara dan sikapnya saat menghadapi anak”

Ariesandi S

Jadi sekarang tugas kita sebagai orangtua adalah mencari dan menemukan persepsi kita tentang anak. Tentang pendidikannya, tentang bagaimana harus memperlakukannya dan tentang bagaimana kita harus memperlakukan pasangan kita di depan anak-anak.

ANDA INGIN MENGUBAH HIDUP?

Tuliskan kembali persepsi Anda tentang segala hal dalam hubungannya dengan mendidik dan mengasuh anak. Setelah itu minta pasangan Anda melakukan hal yang sama. Kemudian cocokkan persepsi Anda berdua dan diskusikan. Carilah titik temu dan redefinisi dan satukan lagi persepsi Anda berdua tentang mendidik anak dan juga tentang berbagai hal dalam hidup.

Ingatlah sebagai sebuah keluarga Anda harus mempunyai kesatuan gerak dan langkah dalam mencapai tujuan hidup keluarga Anda. Rasakan bagaimana hidup Anda akan meluncur mulus begitu kesatuan dan kesepakatan telah tercapai.

Page 16: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

16

KENALI TIPE ANDA SEBAGAI ORANGTUA

Seorang ibu menelepon saya bermaksud untuk meminta waktu konsultasi. Saya menanyakan masalah apa yang dihadapinya. Ia menjawab bahwa anaknya sangat benci sekolah dan tidak mudah menuruti perintahnya. Yang membuat saya kaget adalah anaknya baru berusia 4 tahun. Ia berharap saya bisa membantunya mengatasi hal ini dengan kemampuan terapi saya.

Saya mengatakan bahwa saya bisa membantunya asalkan kedua orangtua juga turut mau berpartisipasi dan ambil bagian secara aktif dalam proses terapi. Saya mensyaratkan keduanya datang pada saat sesi terapi.

Singkat cerita ibu tersebut menyanggupi untuk mengajak suaminya. Pada hari yang telah disepakati kami bertemu. Pada sesi wawancara saya mendapati bahwa ternyata kedua orangtua ini menginginkan saya melakukan terapi hanya pada anaknya saja. Mereka seolah-olah menyalahkan si anak atas semua hal yang telah terjadi.

Mereka tidak menyadari bahwa karena tindakan orangtualah maka si anak menjadi seperti sekarang ini. Tidak ada suatu akibat tanpa sebab. Setiap permasalahan anak bermula dari sikap dan cara pandang orangtua yang tidak tepat dan kemudian berkembang menjadi makin rumit sejalan dengan waktu dan stimulasi lingkungan.

Kembali pada kasus di atas orangtua menginginkan saya melakukan terapi pada anaknya agar kasusnya segera selesai. Saya hanya bisa mengatakan bahwa saya tidak mau melakukan hal itu. Perubahan yang baik adalah perubahan yang dimulai dari kesadaran diri si klien. Saya mengatakan pada pasangan suami isteri tersebut bahwa mereka juga harus mengubah diri. Karena merekalah penyebab semua ini.

Sikap dan perilaku anak yang bermasalah adalah akibat dari sikap dan perlakuan orangtua. Jika kita ingin mengatasi akibatnya maka sebabnya

”Tidak ada suatu akibat tanpa sebab. Setiap permasalahan anak bermula dari sikap dan cara pandang orangtua yang tidak tepat ....”

Page 17: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

17

harus dibereskan juga. Jika tidak maka kemungkinan besar masalah itu akan terulang lagi.

Namun demikian di lain waktu saya mendapati juga orangtua yang sangat peduli dengan anaknya. Mereka berdua datang dan mau mengubah pendekatan mereka pada anaknya. Orangtua seperti inilah yang akhirnya berhasil membantu anaknya keluar dari permasalahannya. Mereka juga berhasil membantu diri mereka sendiri untuk naik ke tingkat kesadaran yang lebih tinggi lagi.

TIPE ORANGTUA

Melalui pengalaman yang cukup panjang, sejak 1995, bekerja sama dengan para orangtua dan anak-anak saya jadi menyadari adanya 3 tipe orangtua berdasarkan cara mereka menghadapi masalah anak-anaknya.

Ketiga tipe orangtua ini muncul karena adanya perbedaan cara pandang atau persepsi mereka terhadap masalah anak. Bisa dikatakan tidak ada yang benar ataupun salah dalam hal ini. Bahkan bisa juga dikatakan tidak ada yang lebih baik di antara ketiganya.

Yang ada hanyalah kecocokan kita dengan cara pandang tersebut dan hasil seperti apa yang kita inginkan dalam kehidupan sehari-hari. Jika yang kita inginkan berbeda dengan kenyataannya itulah saatnya harus memperbaiki persepsi atau cara pandang.

Selain itu yang perlu kita sadari adalah bahwa cara pandang ini juga terbentuk karena pengalaman dan situasi lingkungan serta kondisi yang kita alami. Kita cenderung mengikuti suasana hati kita. Atau bisa juga dikatakan situasi luar yang mendikte tindakan kita. Kita hanya bereaksi terhadap situasi yang tersaji dengan manis di depan kita.

Akhirnya seringkali anak hanya menjadi sarana untuk menumpahkan emosi. Atau bisa juga anak menjadi lahan percobaan ide-ide baru yang sepotong-potong. Asalkan ide itu bagus maka kita comot.

Berdasarkan pengamatan sampai sejauh ini terdapat 3 tipe orangtua yang saya bisa kenali. Yang pertama adalah tipe pencegah masalah, yang kedua adalah tipe pencari solusi dan yang ketiga adalah tipe orangtua yang tahu beres.

Page 18: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

18

Orangtua Tipe 1: Doraemon / Pencegah Masalah

Anda tahu Doraemon? Doraemon mempunyai kantung ajaib yang bisa menyediakan apa saja yang diperlukan. Tetapi terkadang mempunyai peralatan lengkap saja tidaklah cukup.

Mungkin anda berpikir inilah tipe ideal. Karena memang biasanya orangtua pencegah masalah suka belajar. Tapi tunggu dulu! Ada dua jenis masalah yang bisa timbul. Yang satu masalah positif dan satunya lagi masalah negatif. Jika yang dicegah masalah negatif maka tidak jadi masalah. Contoh dari masalah negatif adalah anak yang kurang percaya diri, anak yang tidak punya motivasi, anak yang suka memaksakan kehendaknya dan lain sebagainya.

Pada titik ekstrem orangtua pencegah masalah negatif bisa jadi sangat protektif dan akhirnya malah menjadi pencegah masalah positif. Contoh masalah positif adalah percaya diri, kemandirian, rasa ingin tahu dan kemauan untuk bekerja sama.

Di sinilah diperlukan kesadaran diri untuk menentukan titik imbang. Di sinilah terletak seni bermain layang-layang. Ya betul tarik ulur. Kita perlu mengetahui kapan harus menarik benang layang-layang kita dan pada lain kesempatan kita juga perlu mengulur benang layang-layang tersebut.

Kapan kita harus mengubah pendekatan kita? Kapankah titik imbang itu terjadi? Mudah sekali! Perhatikan saat anak anda mulai bersikap lain dari pada biasanya. Ketika seorang anak yang tadinya baik dan menurut pada orangtua tiba-tiba berubah menjadi pembangkang atau bersikap nakal seringkali orangtua bingung apa yang sedang terjadi.

Ya itulah saatnya kita harus menyesuaikan diri. Itulah saatnya menetapkan titik imbang yang baru. Apa yang biasanya disebut sebagai ”masalah negatif” itulah sebenarnya tanda dari anak-anak. Anak-anak bermaksud mengatakan pada kita bahwa titik imbang sudah harus disesuaikan lagi. Misalnya seorang anak yang merasakan perutnya sakit karena mama papanya larut dalam kesibukan mengurus adik bayinya. Atau seorang anak laki-laki yang bersikap nakal dan kasar, suka membentak dan marah-marah misalnya, di sekolah maupun di rumah supaya mendapat

Page 19: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

19

perhatian lebih dari papanya yang tenggelam dalam lautan kesibukan mencari uang.

Kita bisa mengatakan,”Mama mengerti perasaanmu dan keinginanmu untuk bermain di luar saat hujan seperti ini. Lain kali pada saat yang tepat mama akan ajak kamu hujan-hujan. Tidak untuk saat ini karena badanmu lagi dalam kondisi yang kurang baik. Bagaimana kalau Mama bantu kamu mencari sesuatu yang sangat asyik yang bisa kita mainkan sama-sama?”

Di sini kita berperan mencegah masalah negatif dan mengarahkan anak untuk sesuatu yang positif yaitu sikap demokratis, kontrol diri dan empati.

Akan berbeda halnya jika kita mengatakan, ”Pokoknya kamu tidak boleh bermain di luar saat hujan seperti ini. Mama tidak suka kamu bantah! Mengerti!” Di sini kita mencegah masalah negatif sekaligus masalah positif.

Masalah positif apa yang kita batasi untuk tumbuh? Ketika anak diperlakukan seperti ini maka lain kali dia tidak akan berani mengungkapkan pendapatnya. Karena orangtua bersikap otoriter. Dia akan menjadi anak ”penurut” yang tidak berani mengungkapkan idenya. Karena pengalamannya membuktikan bahwa orangtuanya bisa saja meledak dan ia tidak tahu kapan itu bisa terjadi. Jadi lebih baik ia diam saja supaya tidak beresiko mendapat ”ledakan” emosi orangtuanya. Dan ada lebih banyak resiko dari sikap dan perkataan orangtua seperti ini. Kita akan membahas masalah ini lebih dalam pada topik tentang tangki cinta dan disiplin.

Orangtua Tipe 2 : Detektif / Pencari Solusi

Kategori ini bisa dipecah jadi dipecah jadi dua bagian juga. Orangtua pencari solusi untuk mencegah timbulnya masalah negatif. Misalnya sekarang anaknya berusia 2 tahun. Ia membayangkan bagaimana ketika nanti anaknya berusia 4 tahun dan mulai belajar membaca dan menulis. Apa yang harus ia siapkan agar anaknya bisa lancar melewati fase itu?

Kategori berikutnya adalah orangtua pencari solusi untuk mengatasi masalah negatif yang telah terjadi, orangtua seperti inilah yang biasanya muncul di ruang konsultasi saya. Mereka datang dengan perasaan galau,

Page 20: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

20

sedih dan bingung. Mereka merasa telah melakukan semuanya tetapi mengapa sikap dan perilaku anaknya tidak seperti yang diharapkannya.

Mereka merasa telah mencintai anaknya tetapi mengapa anaknya tetap berperilaku buruk. Mereka kehilangan akal sehat. Mereka membentak, memukul dan berteriak pada anaknya padahal dalam hati mereka menyesal melakukan hal tersebut.

Mereka ingin menjerit karena kebingungan tetapi nanti anaknya akan merasa tersaingi. Dan ....... ketika mereka tak tahan dan menjerit juga anaknya yang bingung dan dalam hati mungkin bertanya, ”Mamaku / papaku saja bingung dengan dirinya sendiri bagaimana mereka bisa menangani aku yang imut dan tak berdosa ini ya ?”

Itulah gambaran orangtua yang sering datang menemui saya. Ada juga yang datang dengan perasaan menyesal dan berdosa. Mereka menyesali mengapa melakukan begitu banyak kesalahan pada anaknya. Mereka merasa dulunya terlalu sibuk mengejar karir dan membangun bisnis. Mereka mengabaikan perasaan anaknya. Secara tidak sengaja mereka menekan perasaan anaknya. Dan pada satu saat si anak tidak kuat menahan beban emosi tersebut. Terjadilah ledakan yang terlihat melalui penyimpangan perilaku atau penyimpangan karakter.

Beberapa tanda penyimpangan adalah sikap malas, keras kepala, mudah tersinggung, suka menuntut, tidak bisa bersosialisasi dengan mudah, dan merasa tidak layak untuk sukses.

Orangtua Tipe 3 : Mesin Cuci / Tahu Beres

Berikutnya adalah orangtua yang mau tahu beres. Kemungkinan mereka tidak akan membaca buku ini. Orangtua yang tahu beres ini juga banyak yang datang ke klinik terapi saya. Mereka membawa anaknya ke tempat saya layaknya membawa kain ke tukang jahit. Apa yang mereka inginkan adalah : datang ke tempat terapi, menyerahkan anak untuk diterapi, keluar dari ruang terapi dan permasalahan selesai.

Orangtua yang tahu beres ini sering mengirimkan anaknya ke tempat kursus ataupun sekolah dengan harapan bahwa dengan uang yang telah dibayarkan maka anaknya akan pulang ke rumah dalam kondisi sempurna.

Page 21: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

21

Apapun yang terjadi orangtua tahu beres ini mungkin benar. Paling tidak menurut mereka sendiri. Resiko yang ada di balik tindakannya tetap ada. Mengingat hukum sebab akibat bekerja dengan sempurna.

Inilah resiko yang mungkin terjadi di balik sikap orangtua yang tahu beres :

• Anak kehilangan figur dalam diri orangtua • Respek berkurang • Suka membantah • Ada bahaya laten ketika sudah bisa mandiri nasihat orangtua

cenderung diabaikan Orangtua yang tahu beres ini perlu menyeimbangkan sikapnya.

Keterlibatan yang cukup intens dengan kegiatan anak sangat diperlukan untuk mengimbangi pandangan anak terhadap pola asuh yang mereka terima.

Hal terbaik yang bisa kita harapkan dari pola asuh orangtua tahu beres ini adalah kemandirian anak. Namun semuanya dengan catatan bahwa orangtua perlu bekerja ekstra keras agar resiko negatif di atas bisa dinetralisir.

Orangtua Tipe 4 : Penyedot Debu / Apa yang sedang terjadi ya?

Tipe orangtua seperti ini dari luar tampak memperhatikan anak. Mereka juga sesekali mengikuti seminar mendidik dan mengasuh anak. Dan tak jarang juga membaca buku tentang pendidikan anak. Mereka menjalankan hidup seperti biasa. Semua kebutuhan anaknya dapat dipenuhinya dengan baik. Si anak tak perlu bersusah payah minta berbagai hal yang diperlukannya.

Sampai suatu ketika ..... tiba-tiba anak kita menjadi terlibat dalam kenakalan remaja. Kita dipanggil oleh pihak sekolah karena kita terlibat narkoba atau mungkin kejahatan remaja. Tingkatan yang ringan mungkin tidak termotivasi belajar dan cenderung suka berbohong.

Anda mungkin berpikir,”Apa yang salah ya? Rasa-rasanya saya sudah cukup memenuhi segala kebutuhannya?” Anda bingung apa yang sedang terjadi. Semuanya terjadi begitu cepat. ”Kemarin ia masih anak-anak yang sekarang ia sudah berubah total seakan saya tidak pernah mengenalnya” demikian dalam hati Anda.

Page 22: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

22

Hal itu seperti kita menggunakan penyedot debu. Dengan santainya kita mengarahkan penyedot debu ke segala sudut ruangan. Dan semua yang tersapa dengan moncong penyedot debu tertarik dengan sangat cepat dan kuat kedalam tabung vakum. Anda puas pekerjaan telah selesai dalam sekejap. Setiap sudut terlihat bersih. Anda berpikir semuanya telah beres! Sempurna. Tapi .........

Beberapa hari kemudian Anda mencari gunting kuku, Anda bingung tidak bisa menemukannya. Anda baru tersadar saat Anda membutuhkan gunting tersebut

MENINGKATKAN KONTROL DIRI DAN WAWASAN

Dengan pemahaman di atas siapkah kita memperbaiki diri kita? Menjadi orangtua adalah tugas mulia nan maha berat. Tantangannya datang dari berbagai arah mata angin.

Dalam dunia yang makin penuh tekanan ini maka satu-satunya cara yang bisa kita lakukan adalah meningkatkan kontrol diri. Meningkatnya kontrol diri akan memperkecil kemungkinan terjadinya kesalahan penanganan.

Cobalah berdiskusi dengan pasangan sesering mungkin. Jika memungkinkan bentuklah perkumpulan sesama orangtua untuk mendiskusikan berbagai permasalahan anak dan pasangan. Jika ada mentor yang bisa membimbing perkumpulan ini maka hasilnya akan jauh lebih terasa.

Semakin luas wawasan yang kita miliki maka semakin mudahlah kita meningkatkan kontrol diri. Dengan begitu tugas mulia kita mendidik generasi penerus akan berjalan dengan mulus.

Menjadi orangtua tampak susah karena selama ini kita tidak mendapatkan pendidikan dan pelatihan khusus untuk menjadi ahli di bidang ini. Hal ini berbeda ketika kita ingin menjadi dokter, insinyur, akuntan, notaris, mekanik atau mungkin pilot. Semua profesi di atas ditempuh melalui jenjang pendidikan profesional. Bagaimana dengan profesi ”Orangtua bagi anak-anak kita”. Darimanakah kita belajar menjadi orangtua? Kebanyakan dari pengalaman kita sendiri sewaktu dulu dibesarkan dan dididik oleh orangtua kita. Darimanakah orangtua kita belajar mendidik kita - anak-

Page 23: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

23

anaknya? Dari orangtuanya lagi – kakek nenek kita. Dari manakah kakek nenek kita belajar menjadi orangtua? Dari orangtuanya dan seterusnya. Banyak hal baik yang terdistorsi dan jika terjadi perubahan tidak didukung sebuah hasil penelitian terstruktur yang telah terbukti.

Inilah beberapa hal mendasar tentang mendidik dan mengasuh anak yang harus dikuasai agar kita menjadi orangtua yang profesional (Catatan : Setiap topik berikut dibahas mendetail beserta aplikasinya dalam SekolahOrangtua.com, sebuah sekolah jarak jauh untuk menjadi orangtua yang profesional secara sistematis yang didasarkan pada berbagai riset ilmiah para pakar pendidikan dan perkembangan anak.) :

1. Pemahaman tentang diri sendiri yang baik, banyak sekali orangtua justru minta dirinya dipahami oleh anak-anaknya. ”Kamu tidak mengerti kesibukan Papa/Mama ya?”, atau ”Kenapa sih kamu rewel melulu, Papa/Mama ini kan tidak mengurus kamu saja!” Orangtua tidak mengerti bagaimana mengelolo emosinya sendiri. Akhirnya anak sering menjadi sasaran pelampiasan.

2. Pemahaman tentang tentang proses tumbuh kembang anak. Melalui pemahaman inilah kita bisa lebih mengerti apa yang sedang terjadi dalam diri seorang anak. Dengan begitu komunikasi kita dengan anak menjadi lebih efektif.

3. Pemahaman tentang cara kerja otak dan mekanismenya yang bisa mendorong kita bertindak hati-hati dalam bersikap, bertindak dan berbicara pada anak. Melalui pengetahuan mekanisme pikiran kita bisa membantu anak mengembangkan kebiasaan baik dan mengeliminir kebiasaan buruk, fobia ataupun trauma dengan sangat cepat.

4. Pemahaman tentang komunikasi yang efektif. Tanpa pemahaman yang benar tentang komunikasi maka kita akan menghabiskan banyak waktu untuk meminta anak kita bekerja sama. Seringkali juga kesalahpahaman komunikasi memicu perilaku buruk anak kita yang tadinya tidak ada.

5. Pemahaman tentang kebutuhan emosional anak, perlu diketahui bahwa kedekatan fisik saja tidaklah cukup. Kedekatan fisik tidak berarti kedekatan emosional

6. Pemahaman tentang pasangan dan bagaimana mencintai pasangan lebih baik lagi. Hal ini akan membantu kita mempunyai visi dan misi yang sama dalam mendidik anak. Selain itu juga membantu pasangan kita untuk

Page 24: Ariesandi Setyono Rahasia Mendidik Dan Membesarkan Anak Dengan Tersenyum Dan Bebas Stress

www.SekolahOrangtua.com

24

memenuhi kebutuhan emosionalnya sehingga bisa mencurahkan dirinya untuk anak-anak dengan kondisi emosi yang sehat.

7. Pemahaman tentang bagaimana menumbuhkan motivasi internal dalam diri anak. Jika tidak maka kita akan cenderung bertindak memaksakan kehendak kita pada anak. Hal ini pada gilirannya bisa memicu pandangan bahwa orangtua itu semena-mena, hanya bisa memaksakan kehendak pada anaknya.

Kami berharap Ebook yang telah Anda baca ini dapat memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan untuk menjadi orangtua terbaik yang mampu mendidik anak Anda menjadi Sukses dan Bahagia dalam kehidupannya.

Untuk informasi lebih lanjut tentang produk, seminar, pelatihan dan Parents Club yang kami selenggarakan, silakan kunjungi website kami di www.SekolahOrangtua.com atau

email : [email protected] atau telpon ke (031) 7155 9997 atau fax (031) 5938525