pdeode berbasis multiple intelligenceslib.unnes.ac.id/26663/1/4201412003.pdf · 8. drs. cahyo...
TRANSCRIPT
uji
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN
PDEODE BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES
UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP
SISWA
Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
oleh
Soviana Fauziah
4201412003
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
1. Man Jadda Wajada, “Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil”.
2. Man Shabara Zhafira, “Siapa yang bersabar pasti beruntung”.
3. Man Sara Ala Darbi Washala, “Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai
ketujuan”.
PERSEMBAHAN
1. Untuk ayah dan Ibu tercinta yang tak pernah
berhenti mendoakan dan mendukungku.
2. Untuk adik tersayang yang selalu memberi
semangat.
3. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan di kost
CK.
4. Untuk teman-teman Pendidikan Fisika
angkatan 2012.
5. Untuk semua pihak yang telah membantu.
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran
PDEODE Berbasis Multiple Intelligences Untuk Meningkatkan Pemahaman
Konsep Siswa”.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada progam Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang.
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.
3. Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang.
4. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D., Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Wali
yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan pada penulis.
5. Sunarno, S.Si M.Si., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan pada penulis.
6. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si., Dosen Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan pada penulis.
vii
7. Dwi Yuliati Mulyaningsih, S.Pd, M.M., Kepala SMA Negeri 1 Bawang yang
telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.
8. Drs. Cahyo Setyono, Guru Fisika SMA Negeri 1 Bawang yang telah membantu
terlaksananya penelitian ini.
9. Seluruh siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 SMA Negeri 1 Bawang tahun
pelajaran 2015/2016 yang telah membantu dan berkenan menjadi sampel
penelitian.
10. Kedua orang tua dan adik tercinta atas doa dan motivasinya.
11. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UNNES angkatan
2012, atas kerja sama dan semangat dalam menempuh studi di kampus UNNES.
12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terimakasih.
Semarang, 9 Agustus 2016
Penulis
viii
ABSTRAK
Fauziah, Soviana. 2016. Implementasi Model Pembelajaran PDEODE Berbasis
Multiple Intelligences untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Skripsi.
Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D dan
Pembimbing Pendamping Sunarno, S.Si M.Si.
Kata kunci : PDEODE, Multiple Intelligences, pemahaman konsep.
Hasil observasi di SMA Negeri 1 Bawang, diketahui bahwa kegiatan
pembelajaran cenderung berpusat pada guru dan jarang melakukan kegiatan
percobaan. Siswa hanya mendapatkan pengetahuan yang bersifat informatif dan
lebih banyak belajar secara individual, sehingga pemahaman konsep siswa kurang.
Siswa akan lebih mengingat pemahaman konsep yang diperoleh dari hasil
mengkonstruksi pemahamannya sendiri dibandingkan secara informatif. Penelitian
ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan
model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences, dan mengetahui
keefektifan model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences dalam
peningkatan pemahaman konsep siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bawang. Pengambilan sampel dilakukan dengan
teknik Cluster Sampling, yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas
XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan
model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences dan kelas kontrol
mendapat perlakuan dengan model pembelajaran eksperimen verifikasi. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, dokumentasi,
angket, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) besarnya peningkatan rata-
rata nilai pemahaman konsep siswa untuk kelas eksperimen sebesar 68,79% dan
kelas kontrol sebesar 51,35%; (2) hasil uji perbedaan rata-rata menunjukkan bahwa
rata-rata nilai pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada
kelas kontrol; (3) kemampuan pemahaman konsep siswa dapat mencapai
ketuntasan belajar klasikal yaitu 79,41% siswa telah mencapai KKM; (4) aktivitas
siswa selama proses pembelajaran memiliki persentase 81,60% dengan kriteria
baik; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran memiliki persentase 80,90%
dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa
model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences dapat meningkatkan
pemahaman konsep siswa. Model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple
Intelligences juga efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.
ix
ABSTRACT
Fauziah, Soviana. 2016. Implementation of PDEODE Multiple Intelligences Based
Learning Model to Increase Students Concepts Understanding. Final project.
Deparment of Physics. Mathematics and Natural Sciences Faculty. State University
of Semarang. The first advisor Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph. D and second
advisor Sunarno, S.Si M.Si.
Keywords: PDEODE, Multiple Intelligences, conceptss understanding.
Observation result in SMA Negeri 1 Bawang, we realize that
learning process is mostly teacher-centered and seldom having attempted activities.
Students only get informative knowledge and mostly doing individual learning
activities, and makes low the students concepts understanding. Students will mostly
remember the concept which they construct by themselves than informatively. This
research was purposed to improve students concepts understanding after the
implementation of PDEODE Multiple Intelligence-based learning model and unveil
the effectiveness of this learning model. Population in this research were all
students of XI IPA class of SMA Negeri 1 Bawang. Sampling was done by Cluster
Sampling, which was XI IPA 4 class as experiment class and XI IPA 5 class as
control class. Experiment class which received a treatment using PDEODE
Multiple Intelligences based model and control class which received a treatment
using verification experiment model. Methods of data collection in this research
were test method, documentation,questionnaire, and observation. The research’s
findings showed, (1) the improvement of students’ understanding was 68.79% for
the experimental class and 51.35% for the control class; (2) the average test
distribution showed that the average concepts understanding of the students in
experimental class is better than the control class; (3) the concepts understanding
of the students after the experiment was able to make them pass the classical
learning in 79.41%; (4) the students’ activity in the learning process categorized
as good with the percentage of 81.60%; (5) the students’ impression to the learning
process was good in the percentage of 89.00%. Based on the research’s result, it
can be concluded that the PDEODE learning model based on Multiple Intelligences
can improve students’ concepts understanding and effective to improve students’
overall understanding.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iii
PENGESAHAN ..................................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
PRAKATA ............................................................................................................. vi
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
ABSTRACT ........................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6
1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7
xi
1.5.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 7
1.5.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 8
1.6 Penegasan Istilah ........................................................................................... 8
1.6.1 Model Pembelajaran PDEODE .............................................................. 8
1.6.2 Multiple Intelligences ............................................................................. 9
1.6.3 Pemahaman Konsep ................................................................................ 9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10
2.1 Model Pembelajaran PDEODE ................................................................... 10
2.2 Multiple Intelligences .................................................................................. 13
2.3 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences ................ 16
2.4 Model Pembelajaran Eksperimen Verifikasi ............................................... 18
2.5 Pemahaman Konsep .................................................................................... 19
2.6 Tinjauan Materi Teori Kinetik Gas ............................................................. 21
2.6.1 Gas Ideal ............................................................................................... 21
2.6.2 Hukum-Hukum Tentang Gas Ideal ....................................................... 22
2.6.3 Persamaan Keadaan Gas Ideal .............................................................. 24
2.7 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25
2.8 Hipotesis ...................................................................................................... 28
xii
BAB III
METODE PENELITIAN ...................................................................................... 29
3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 29
3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 29
3.3 Desain Penelitian ......................................................................................... 30
3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 30
3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 31
3.5.1 Tahap Persiapan .................................................................................... 31
3.5.2 Tahap Pelaksanaan ................................................................................ 31
3.5.3 Tahap Akhir .......................................................................................... 32
3.6 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 32
3.6.1 Metode Dokumentasi ............................................................................ 32
3.6.2 Metode Observasi ................................................................................. 32
3.6.3 Metode Angket ..................................................................................... 32
3.6.4 Metode Tes ........................................................................................... 33
3.7 Instrumen Penelitian .................................................................................... 33
3.7.1 Soal Tes................................................................................................. 33
3.7.2 Lembar Observasi ................................................................................. 33
3.7.3 Angket ................................................................................................... 34
3.8 Analisis Instrumen Penelitian ...................................................................... 34
xiii
3.8.1 Uji Validitas .......................................................................................... 34
3.8.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 35
3.8.3 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 36
3.8.4 Daya Pembeda ...................................................................................... 37
3.9 Metode Analisis Data .................................................................................. 38
3.9.1 Analisis Data Tahap Awal .................................................................... 38
3.9.1.1 Uji Normalitas ................................................................................ 38
3.9.1.2 Uji Homogenitas ............................................................................ 39
3.9.2 Analisis Data Tahap Akhir ................................................................... 40
3.9.2.1 Analisis Pemahaman Konsep ......................................................... 40
3.9.2.2 Uji Gain .......................................................................................... 40
3.9.2.3 Uji Perbedaan Rata-rata ................................................................. 41
3.9.2.4 Uji Keefektifan ............................................................................... 42
3.9.2.4.1 Ketuntasan Belajar .................................................................. 42
3.9.2.4.2 Analisis Aktivitas Siswa .......................................................... 43
3.9.2.4.3 Analisis Angket Tanggapan Siswa .......................................... 43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 45
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 45
4.1.1 Analisis Data Tahap Awal .................................................................... 45
xiv
4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 45
4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 46
4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir ................................................................... 46
4.1.2.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep ............................................... 46
4.1.2.2 Hasil Uji Gain ................................................................................ 48
4.1.2.2.1 Peningkatan Pemahaman Konsep............................................ 48
4.1.2.2.2 Peningkatan Pemahaman Konsep Tiap Aspek Kognitif ......... 49
4.1.2.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata ....................................................... 50
4.1.2.4 Hasil Ketuntasan Belajar ................................................................ 50
4.1.2.5 Hasil Aktivitas Siswa ..................................................................... 51
4.1.2.6 Hasil Angket Tanggapan Siswa ..................................................... 52
4.2 Pembahasan ................................................................................................. 52
4.2.1 Pemahaman Konsep .............................................................................. 52
4.2.2 Keefektifan Model Pembelajaran ......................................................... 60
BAB V
PENUTUP ............................................................................................................. 64
5.1 Simpulan ...................................................................................................... 64
5.2 Saran ............................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Tahap Model Pembelajaran PDEODE ................................................. 12
Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ..................... 30
Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Soal ................................................................ 35
Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ................................................ 37
Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ....................................................... 38
Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ......................................................... 39
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 45
Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 46
Tabel 4.3 Hasil Uji Gain ....................................................................................... 48
Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Pemahaman Konsep ............................. 50
Tabel 4.5 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal .................................................. 51
Tabel 4.6 Hasil Analisis Aktivitas Siswa .............................................................. 51
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences ...... 17
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 27
Gambar 4.1 Hasil Pretest Siswa............................................................................ 47
Gambar 4.2 Hasil Posttest Siswa .......................................................................... 47
Gambar 4.3 Hasil Tiap Aspek Pemahaman Konsep ............................................. 48
Gambar 4.4 Hasil Uji Gain Tiap Aspek Kognitif ................................................. 49
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Kisi-kisi Soal Uji Coba ......................................................................................... 69
Soal Uji Coba ........................................................................................................ 70
Kunci Jawaban Soal Uji Coba............................................................................... 72
Hasil Analisis Soal Uji Coba................................................................................. 81
Perhitungan Validitas Soal .................................................................................... 83
Perhitungan Reliabilitas Soal ................................................................................ 85
Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal .................................................................... 87
Perhitungan Daya Pembeda Soal .......................................................................... 88
Silabus ................................................................................................................... 90
RPP Kelas Eksperimen ......................................................................................... 93
RPP Kelas Kontrol .............................................................................................. 108
LKS Kelas Eksperimen ....................................................................................... 120
LKS Kelas Kontrol .............................................................................................. 137
Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ...................................................................... 145
Soal Pretest ......................................................................................................... 146
Soal Posttest ........................................................................................................ 148
Kunci Jawaban Soal Pretest ................................................................................ 150
Kunci Jawaban Soal Posttest .............................................................................. 154
Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Siswa ................................................................ 158
Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa........................................................................ 159
Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................................................................. 165
xviii
Angket Tanggapan Siswa .................................................................................... 167
Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) .............................................................. 169
Uji Normalitas ..................................................................................................... 171
Uji Homogenitas ................................................................................................. 174
Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................. 175
Daftar Nilai Pretest dan Posttest ......................................................................... 176
Hasil Analisis Pemahaman Konsep .................................................................... 178
Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep .................................................................... 186
Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 188
Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep Tiap Aspek Kognitif ................................. 189
Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 191
Hasil Ketuntasan Belajar ..................................................................................... 193
Hasil Analisis Aktivitas Siswa ............................................................................ 195
Hasil Analisis Tanggapan Siswa ......................................................................... 201
Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ................................................ 203
Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 204
Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................................. 205
Dokumentasi Penelitian ...................................................................................... 206
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisika merupakan bagian dari sains yang pada hakikatnya adalah kumpulan
pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Menurut Permendiknas nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,
salah satu tujuan pembelajaran Fisika di SMA/MA adalah mengembangkan
kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan
menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam
dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui, bahwa pembelajaran fisika
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan
permasalahan secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga dapat terbentuk suatu
pemahaman. Kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak dalam
mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan penguasaan konsep seluruh
permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam
kehidupan sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di
sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan
tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut
(Sugiharti, 2005).
2
Sesuai dengan kondisi pembelajaran fisika di SMA N 1 Bawang Kabupaten
Banjarnegara, pembelajaran cenderung berpusat pada guru atau teacher centered
yang merupakan sistem pembelajaran dimana guru menjadi pusat dari kegiatan
belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Cara pembelajaran
demikian, lebih mengedepankan Teacher Time Talking dari pada Student Time Talking,
sehingga kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuannya sangat terbatas.
Masalah pada proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk
mengembangkan kemampuan berpikir dalam proses penemuan konsep, siswa
hanya mendapatkan pengetahuan konsep yang bersifat informatif. Dalam
pembelajaran cenderung menekankan kemampuan matematis, kemampuan siswa
dalam berpendapat juga cenderung masih rendah. Siswa belajar dengan melihat dan
mendengarkan saja kemudian mengerjakan latihan soal, tanpa melakukan kegiatan
percobaan untuk membuktikan konsep yang diajarkan. Pembelajaran yang
demikian menjadikan siswa pasif, karena proses pembelajaran bersifat teoritis.
Dalam pembelajaran tidak cukup bersifat transfer pengetahuan dari guru kepada
siswa, tetapi lebih bersifat konstruksi pengetahuan melalui berbagai aktivitas
berpikir dan pengalaman langsung yaitu bersentuhan dengan berbagai objek
belajar.
Siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari
yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dikatakan, 90%
dari yang dilakukan dan dikatakan (Dryden & Jeannete, 2000). Hal tersebut
menunjukkan ketika guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat
dan menguasai hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Apabila guru
3
meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka siswa akan
mengingat dan menguasai sebanyak 90%. Dapat diketahui bahwa aktivitas untuk
melakukan dan mengatakan memiliki kedudukan yang penting dalam proses
pembelajaran.
Dalam pembelajaran siswa lebih banyak belajar secara individual dengan
menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran, sehingga berakibat pada
kurangnya interaksi diantara siswa. Interaksi sesama siswa ternyata sangat
diperlukan dalam pembelajaran, karena siswa dapat bertukar pikiran mengenai
suatu konsep yang diajarkan sehingga dapat tercapai suatu pemahaman.
Agar tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai, maka diperlukan adanya
inovasi dalam proses pembelajaran fisika. Inovasi tersebut berupa model
pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan
proses pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan adalah
model pembelajaran berbasis Multiple Intelligences. Teori Multiple Intelligences
adalah teori fungsi kognitif yang menandaskan bahwa setiap orang memiliki semua
kapasitas kecerdasan, dan semua kecerdasan tersebut bekerja dengan cara yang
berbeda-beda tetapi berfungsi bersama-sama secara khas dalam diri seseorang
(Armstrong, 1994: 11). Teori Multiple Intelligences merupakan strategi kunci untuk
meningkatkan prestasi siswa bahkan bagi mereka yang tidak berprestasi (Septiana
& Ikhsan, 2014). Berdasarkan penelitian Fitria et al. (2014), pembelajaran berbasis
Multiple Intelligences merupakan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa
(student oriented). Penelitian Sugiharti (2005) menyebutkan bahwa pembelajaran
berbasis Multiple Intelligences dapat meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa
4
dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran tersebut siswa dapat aktif dalam
pembelajaran dengan mengoptimalkan kecerdasan yang dimilikinya. Dalam
penelitian ini kecerdasan yang dioptimalkan yaitu kecerdasan logis-matematis dan
kecerdasan interpersonal. Dengan kecerdasan tersebut siswa dapat berpikir secara
logis dalam proses penemuan konsep, dan siswa dapat berinteraksi dengan bertukar
gagasan dengan sesama siswa.
Salah satu model pembelajaran yang juga dapat meningkatkan keaktifan
siswa dan pemahaman konsep adalah model pembelajaran PDEODE (Predict-
Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain). Model pembelajaran PDEODE dapat
digunakan sebagai sarana untuk menyelusuri pemahaman siswa tentang suatu
konsep ilmu (Niaz, 2012). Model pembelajaran PDEODE terdiri dari enam tahapan
kegiatan pembelajaran, yaitu predict, discuss, explain, observe, discuss, dan
explain.
Model pembelajaran PDEODE merupakan model pembelajaran yang
berlandaskan atas teori konstruktivisme (Smith, dalam Costu, 2008:3). Teori
konstruktivisme menyatakan bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuannya
sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya (Anni & Rifa’i, 2012:115). Siswa
harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi
makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari (Siregar & Nara, 2010:41).
Pembelajaran konstruktivisme menekankan siswa terlibat langsung untuk
menemukan sendiri pengetahuan baru, kemudian memeriksa pengetahuan baru
yang berkaitan dengan pengetahuan lama, dan merevisi pengetahuan tersebut jika
terjadi ketidaksesuaian (Anni & Rifa’i, 2012:115).
5
Model pembelajaran PDEODE dapat melatih siswa untuk mengembangkan
konsep-konsep ilmiah dimana siswa dapat berpikir mandiri, aktif berbicara, aktif
menulis, mengkomunikasikan idenya kepada siswa yang lain, melakukan dan
mengamati percobaan secara langsung, mempertahankan, mengembangkan, dan
menjelaskan pikiran siswa (Sugiarti & Nasrudin, 2015).
Model pembelajaran PDEODE telah diterapkan oleh beberapa peneliti
dalam melakukan penelitian pendidikan, diantaranya Kolari et al. (2005) pada
program teknik lingkungan, Costu & Ayas (2005) pada penelitian konsepsi tentang
penguapan pada berbagai zat, Costu et al. (2007) pada konsep mendidih pada
mahasiswa tingkat satu pendidikan sains, Costu (2008) pada penelitian perubahan
konseptual terhadap peristiwa penguapan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam
penelitian tersebut menyebutkan bahwa model pembelajaran PDEODE merupakan
model pembelajaran yang efektif dalam memfasilitasi suatu pemahaman konsep.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis melakukan
penelitian tentang penerapan model pembelajaran yang bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran fisika. Penelitian
tersebut berjudul “Implementasi Model Pembelajaran PDEODE (Predict-
Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Berbasis Multiple Intelligences
Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa”.
6
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model
pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-
Explain) berbasis Multiple Intelligences?
2. Bagaimana keefektifan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-
Explain-Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa?
1.3 Pembatasan Masalah
Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap permasalahan dalam
penelitian ini, maka perlu diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah penerapan model pembelajaran
PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) berbasis
Multiple Intelligences untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang
diberikan pada kelas eksperimen, dan model pembelajaran eksperimen
verifikasi yang diberikan pada kelas kontrol.
2. Jenis kecerdasan yang digunakan yaitu kecerdasan logis matematis dan
kecerdasan interpersonal, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan
pengukuran terhadap keduanya.
3. Pemahaman konsep dalam penelitian ini mencakup hasil belajar kognitif
siswa, yaitu pemahaman, aplikasi, dan analisis.
7
4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kinetik gas, dengan
sub bagian hukum-hukum tentang gas dan persamaan keadaan gas ideal.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model
pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-
Explain) berbasis Multiple Intelligences.
2. Mengetahui keefektifan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-
Explain-Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences dalam
peningkatan pemahaman konsep siswa.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dijabarkan dalam manfaat
teoritis dan manfaat praktis adalah sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang
pembelajaran fisika, terutama untuk pembelajaran pada materi teori kinetik gas.
Selain itu, dapat memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran
PDEODE berbasis Multiple Intelligences dalam peningkatan pemahaman konsep
siswa.
8
1.5.2 Manfaat Praktis
Adapun manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut:
Bagi Siswa:
1. Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata
pelajaran fisika
2. Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan meningkatkan motivasi
belajar siswa.
Bagi Guru:
1. Memberikan informasi tentang alternatif model pembelajaran yang bisa
diterapkan guna meningkatkan pemahaman konsep
2. Mengembangkan kreativitas guru dalam melakukan variasi pada proses
pembelajaran.
Bagi Peneliti:
1. Mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran
menggunakan model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple
Intelligences.
1.6 Penegasan Istilah
1.6.1 Model Pembelajaran PDEODE
Model pembelajaran PDEODE dapat digunakan sebagai sarana untuk
menyelusuri pemahaman siswa tentang suatu konsep ilmu (Niaz, 2012). Model
pembelajaran PDEODE memiliki enam tahapan pembelajaran, yaitu predict
(prediksi), discuss (diskusi), explain (menjelaskan), observe (pengamatan), discuss
9
(diskusi), dan explain (menjelaskan). Model pembelajaran PDEODE dalam
penelitian ini digunakan untuk mengajarkan siswa dalam proses penemuan konsep
dari suatu peristiwa sains, sehingga didapatkan suatu pemahaman konsep dalam diri
siswa tersebut.
1.6.2 Multiple Intelligences
Teori Multiple Intelligences adalah teori fungsi kognitif yang menandaskan
bahwa setiap orang memiliki semua kapasitas kecerdasan, dan semua kecerdasan
tersebut bekerja dengan cara yang berbeda-beda tetapi berfungsi bersama-sama
secara khas dalam diri seseorang (Armstrong, 1994: 11). Multiple Intelligences
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kecerdasan logis matematis dan
kecerdasan interpersonal. Setiap kecerdasan memiliki beberapa indikator dan
indikator tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran.
1.6.3 Pemahaman Konsep
Pemahaman merupakan suatu jenjang di ranah kognitif yang menunjukkan
kemampuan menjelaskan hubungan yang sederhana antara fakta dan konsep
(Arikunto, 2013: 131). Konsep merupakan ide yang mengkombinasikan beberapa
unsur berbeda ke dalam satu gagasan tunggal (Suprijono, 2009: 15). Pemahaman
yang dimaksud dalam penelititian ini adalah suatu kemampuan untuk mengerti
secara benar konsep-konsep atau fakta-fakta. Pada penelitian ini diharapkan siswa
dapat memahami konsep tentang teori kinetik gas. Dari pemahaman tersebut siswa
dapat mendefinisikan suatu konsep, dan dapat menggunakan konsep-konsep yang
telah dipelajari untuk diterapkan dalam pemecahan masalah ataupun untuk
dikembangkan.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Model Pembelajaran PDEODE
Model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-
Discuss-Explain) pertama kali dianjurkan oleh Savander-Rane & Kolari (2003) dan
untuk pertama kalinya digunakan oleh Kolari et al. (2005) dalam pendidikan teknik.
Model pembelajaran PDEODE merupakan pengembangan dan modifikasi dari
model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) yang pada awalnya
dikembangkan oleh White dan Gustone pada tahun 1992. Model pembelajaran
POE memiliki tiga tahapan pembelajaran, yaitu tahap pertama siswa harus
memprediksi suatu peristiwa sains dan harus memberikan alasan terhadap
prediksinya (predict), tahap kedua siswa melakukan pengamatan pada percobaan
(observe), tahap ketiga siswa menyelesaikan konflik antara prediksi dan observasi
(explain) (Costu et al., 2010).
Model pembelajaran PDEODE mengacu pada teori belajar konstruktivisme
yaitu pengetahuan yang baru dibangun di atas pengetahuan yang sudah ada dengan
mengkonstruksi pengetahuan dari fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita
(Costu, 2008). Menurut teori belajar konstruktivisme, siswa membuat hubungan
antara apa yang mereka sudah ketahui dengan materi yang mereka pelajari.
Kemudian membuat hubungan konseptual antara konsep-konsep baru dengan
11
pengetahuan yang mereka miliki melalui proses asimilasi dan akomodasi (Costu et
al., 2010).
Pembelajaran yang berlandaskan teori belajar konstruktivisme berkaitan
dengan pengetahuan awal, belajar melalui pengalaman, melibatkan interaksi
soasial, dan kepahaman (Isjoni, 2007: 22).
Model pembelajaran PDEODE memberikan kesempatan kepada siswa
untuk mengemukakan pengetahuan awal mereka terkait materi yang diberikan,
adanya kerjasama antar siswa selama diskusi berlangsung, adanya tukar pendapat
antara siswa satu dengan siswa yang lain, dan adanya perubahan konseptual pada
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Perubahan konseptual yang terjadi adalah
perubahan konsep awal yang di pegang oleh siswa dengan pengetahuan yang baru
terbukti kebenarannya melalui demonstrasi atau percobaan (Costu et al., 2010).
Model pembelajaran PDEODE memiliki enam tahapan kegiatan pembelajaran
yaitu predict (prediksi), discuss (diskusi), explain (menjelaskan), observe (observasi),
discuss (diskusi), dan explain (menjelaskan). Tahap-tahap model pembelajaran
PDEODE dapat dilihat penjelasannya dalam Tabel 2.1.
12
Tabel 2.1 Tahap Model Pembelajaran PDEODE
Tahap Kegiatan
Tahap ke-1
Predict (prediksi)
Guru menyajikan suatu peristiwa sains kepada siswa dan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat
prediksi terhadap akibat (outcome) dari peristiwa sains
tersebut secara individu dan memberikan alasan terhadap
prediksi tersebut.
Tahap ke-2
Discuss (diskusi)
Siswa melakukan kegiatan diskusi tentang prediksinya
dalam kelompok, saling bertukar gagasan dan
mempertimbangkan secara hati-hati prediksi tersebut.
Tahap ke-3
Explain
(menjelaskan)
Siswa dari setiap kelompok diminta untuk mencapai suatu
kesepakatan tentang peristiwa sains tersebut, dan
membaginya dengan kelompok lain pada saat diskusi kelas.
Setelah itu, setiap siswa bekerja dalam kelompoknya
masing-masing untuk melakukan kegiatan hand-on,
kemudian secara mandiri mencatat pengamatan mereka.
Tahap ke-4
Observe
(observasi)
Siswa melakukan kegiatan percobaan dan guru memandu
siswa untuk mencapai pada target-target konsep yang
diharapkan.
Tahap ke-5
Discuss (diskusi)
Siswa melakukan kegiatan diskusi tentang prediksi mereka
sebelumnya dengan hasil observasi yang telah dilakukan.
Tahap ke-6
Explain
(menjelaskan)
Siswa menghadapkan semua ketidaksesuaian antara
prediksi dan observasi. Setelah melakukan hal tersebut,
siswa mulai bisa menanggulangi kontradiksi-kontradiksi
yang mungkin muncul pada pemahaman mereka.
(Costu, 2008).
Model pembelajaran PDEODE menempatkan siswa pada suatu lingkungan
untuk memunculkan ide atau gagasan awal, dilanjutkan dengan pengujian ulang ide
atau gagasan tersebut dengan diskusi kelompok dan diskusi kelas, akhirnya
berusaha untuk memecahkan kontradiksi yang terjadi antara pemahaman awal
dengan hasil observasi. Selama proses ini terjadi dapat memacu pada perubahan
konseptual dan mempertinggi pemahaman konseptual.
13
2.2 Multiple Intelligences
Teori Multiple Intelligences pertama kali dikemukakan oleh Dr. Howard
Gardner dalam bukunya Frame of Mind yang diterbitkan pada tahun 1982. Teori
Multiple Intelligences adalah teori fungsi kognitif yang menandaskan bahwa setiap
orang memiliki semua kapasitas kecerdasan, dan semua kecerdasan tersebut bekerja
dengan cara yang berbeda-beda tetapi berfungsi bersama-sama secara khas dalam
diri seseorang (Armstrong, 1994: 11).
Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan yaitu kemampuan yang hakiki
pada manusia dan setiap orang memilikinya secara berbeda untuk mencapai sukses
dan menyelesaikan masalah (Gardner, 1993: 14). Kecerdasan merupakan
keberhasilan yang dapat dicapai individu dalam pengembangan dan penggunaan
kemampuannya yang mempengaruhi penyesuaian emosional, hubungan antar
pribadi, serta konsep diri yang dimiliki seseorang (Anastasi & Urbina, 2006: 333).
Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu kemampuan pada
diri seorang individu, dan setiap individu memiliki kemampuan berbeda-beda yang
dapat dikembangkan untuk memecahkan suatu masalah ataupun untuk mencapai
suatu keberhasilan yang diinginkan.
Teori Multiple Intelligences menyatakan bahwa dalam diri seorang individu
terdapat suatu kecerdasan. Setidaknya terdapat sembilan jenis kecerdasan yang
dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kesembilan jenis kecerdasan
tidak pasti semuanya akan nampak pada diri seorang individu, namun tergantung
dengan bagaimana individu tersebut dapat mengoptimalkan kecerdasan tersebut.
Kecerdasan-kecerdasan bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks dan selalu
14
berinteraksi satu sama lain, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam
kehidupan sehari-hari. Seorang individu memiliki kemampuan mengoptimalkan
kecerdasan apabila ia mendapatkan cukup dukungan dalam pengajaran (Armstrong,
2004). Seorang indvidu yang memperoleh dukungan positif dan fasilitas yang
mendukung dari orang tua, serta bimbingan yang optimal dari guru akan
memberikan peluang yang lebih baik untuk mengembangkan kecerdasan yang
dimiliki.
Menurut Gardner dalam teori Multiple Intelligences terdapat sembilan jenis
kecerdasan yaitu: (1) Kecerdasan Linguistik, (2) Kecerdasan Logis-Matematis,
(3) Kecerdasan Visual-Spasial, (4) Kecerdasan Musikal, (5) Kecerdasan Kinestetis,
(6) Kecerdasan Interpersonal, (7) Kecerdasan Intrapersonal, (8) Kecerdasan
Naturalis, (9) Kecerdasan Eksistensialis (Chatib, 2015: 49).
Jenis kecerdasan majemuk yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1) Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan menciptakan, membangun
dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling
menguntungkan (Safaria, 2005: 23). Menurut Armstrong (2005: 21), kecerdasan
interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain,
kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan membaca orang atau menilai
orang lain, kemampuan berteman, dan keterampilan berinteraksi dengan orang
dalam lingkungan baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal
adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan memahami dengan baik orang
15
lain, seperti memahami dalam hal berkomunikasi sehingga dapat menjaga
hubungan dan mengetahui berbagai perasaan yang terdapat dalam suatu kelompok.
Terdapat tiga indikator kecerdasan interpersonal, yaitu (Safaria, 2005: 24):
a) Kepekaan sosial, kemampuan individu dalam mengamati perubahan reaksi pada
orang lain, dimana perubahan tersebut ditunjukan secara verbal ataupun non
verbal. Individu yang mempunyai sensitivitas tinggi akan cepat dan mudah
menyadari perubahan reaksi dari orang lain.
b) Pemahaman sosial, kemampuan individu dalam mencari pemecahan masalah
yang efektif dalam interaksi sosial, sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi
penghambat dalam relasi sosial yang telah dibangun individu.
c) Komunikasi sosial, kemampuan individu untuk masuk dalam proses komunikasi
dalam mejalin hubungan antar pribadi yang sehat. Sarana yang digunakan dalam
menjalin komunikasi yang sehat yaitu mencakup komunikasi verbal, non verbal,
maupun komunikasi melalui penampilan fisik.
2) Kecerdasan Logis-Matematis
Kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan seseorang dalam berfikir
secara induktif dan deduktif, berfikir menurut aturan logika, memahami dan
menganalisis pola angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan
kemampuan berfikir (Hamzah, 2010: 11). Seorang individu yang memiliki
kecerdasan logis-matematis yang tinggi cenderung menyukai kegiatan
menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu, dan menyukai
berfikir secara konseptual.
16
Terdapat tiga indikator kecerdasan logis-matematis, yaitu (Lwin & Adam,
2008):
a) Berpikir logis, kemampuan berpikir dengan menggunakan logika, rasional,
dan sistematis.
b) Pemahaman pola, kemampuan dalam menganalisa urutan-urutan secara logis
dan konsisten dari suatu peristiwa.
c) Analogi, kemampuan dalam melakukan penalaran berdasarkan pengamatan
terhadap gejala umum-khusus dengan membandingkan suatu objek yang
sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai
dengan kesimpulan.
2.3 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences
Model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences merupakan
suatu model pembelajaran yang memiliki enam tahap pembelajaran, terdiri dari
predict, discuss, explain, observe, discuss, dan explain, yang mana dalam proses
pelaksanaannya terdapat unsur kecerdasan majemuk.
Kecerdasan majemuk yang digunakan yaitu kecerdasan matematis logis
yang memiliki indikator kemampuan perhitungan, berpikir logis, analogi, dan
pemahaman pola, serta kecerdasan interpersonal yang memiliki indikator
pemahaman sosial, komunikasi sosial, dan kepekaan sosial.
Dalam penerapan model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple
Intelligences untuk setiap tahapan pembelajarannya diterapkan dengan mengacu
17
pada indikator kecerdasan matematis logis dan interpersonal. Berikut gambaran
model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences:
Gambar 2.1 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences
Predict
Discuss
Explain
Observe
Discuss
Explain
Berpikir logis
Pemahaman pola
Analogi
Kepekaan sosial
Pemahaman sosial
Komunikasi sosial
Kepekaan sosial
Pemahaman sosial
Komunikasi sosial
Berpikir logis
Pemahaman pola
Analogi
18
2.4 Model Pembelajaran Eksperimen Verifikasi
Eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan
percobaan dengan mengalami serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari
(Djamarah, 2006: 136). Dalam pembelajaran dengan model eksperimen, siswa
diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dalam mengikuti suatu proses untuk
mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan
sesaui proses yang dialaminya.
Eksperimen berbasis verifikasi merupakan proses sebuah penelitian untuk
memberikan pengertian kepada siswa terhadap teori atau konsep yang telah guru
berikan melalui suatu eksperimen, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami
betul atas konsep dan teori tersebut (Sintia, 2008: 1). Pada eksperimen verifikasi,
guru berperan menerangkan suatu teori kemudian siswa dapat membuktikannya
melalui sebuah eksperimen. Eksperimen verifikasi merupakan sarana bagi siswa
untuk dapat membuktikan ulang konsep atau teori yang telah dipelajarinya, dan
pada akhirnya siswa dapat menarik kesimpulan bahwa hasil percobaan sesuai atau
tidak dengan teori atau konsep yang telah dipelajari.
Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa eksperimen
verifikasi merupakan kegiatan pengamatan, analisis, dan penarikan kesimpulan
yang bertujuan untuk membuktikan teori atau konsep yang telah dipelajari.
19
Dalam eksperimen verifikasi, terdapat beberapa manfaat, yaitu (Sintia,
2008:1):
Untuk Siswa:
1) Siswa dapat membentuk kepribadian yang jujur, teliti, ulet, dan cerdas,
2) Siswa dapat berpikir secara kritis terhadap eksperimen yang dilakukan,
3) Siswa dapat menjalin kerja sama bersama teman-temannya,
4) Siswa dapat memahami sebuah teori dan konsep dengan lebih mendalam,
5) Meningkatkan keahlian siswa dalam bekerja secara ilmiah.
Untuk Guru:
1) Guru dapat lebih kreatif dalam menerangkan suatu konsep dan teori
terhadap siswanya,
2) Guru lebih mengetahui kemampuan siswa dalam bekerja secara ilmiah,
3) Guru dapat memahami konsep dan teori lebih mendalam setelah para siswa
melakukan eksperimen.
2.5 Pemahaman Konsep
Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam KBBI diartikan menjadi
benar. Seseorang dikatakan paham apabila orang tersebut mengerti benar dan
mampu menjelaskanya. Pemahaman merupakan suatu jenjang di ranah kognitif
yang menunjukan kemampuan menjelaskan hubungan yang sederhana antara fakta
dan konsep (Arikunto, 2013: 131).
20
Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari
sesuatu konsep. Konsep merupakan ide yang mengkombinasikan beberapa unsur
berbeda ke dalam satu gagasan tunggal (Suprijono, 2009: 15). Pemahaman yang
dimaksud dalam penelititian ini adalah suatu kemampuan untuk mengerti secara
benar konsep-konsep atau fakta-fakta. Setiap konsep tidak dapat berdiri sendiri
tetapi dapat dihubungkan dengan konsep-konsep lain dan mempunyai makna bila
dikaitkan dengan konsep-konsep lain.
Pemahaman konsep merupakan hasil belajar pada ranah kognitif. Pada
ranah kognitif dikenal suatu teori dari Benjamin Bloom yang disebut Taksonomi
Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari enam aspek yaitu (Anderson & Krathwohl,
2001):
1) Pengetahuan (knowledge) / C1
Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau menggali
informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya.
2) Pemahaman (comprehension) / C2
Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi
pembelajaran.
3) Penerapan (application) / C3
Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran
yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.
4) Analisis (analysis) / C4
Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan materi kedalam bagian-
bagian dalam sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.
21
5) Evaluasi (Evaluate) / C5
Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan
kriteria dan standar yang sudah ada.
6) Menciptakan (Create) / C6
Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakan unsur-unsur secara
bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan
siswa untuk menghasilkan suatu produk baru.
Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada penelitian
ini, maka instrumen hasil belajar ranah kognitif menggunakan C2 sampai C4, yaitu
pemahaman, penerapan, dan analisis.
2.6 Tinjauan Materi Teori Kinetik Gas
2.6.1 Gas Ideal
Gas dinamakan sebagai gas ideal apabila memenuhi sifat- sifat sebagai
berikut:
a) Suatu gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul yang sangat
banyak dan jarak antar meolukul lebih besar daripada ukurannya.
b) Molekul-molekul mengikuti Hukum Newton tentang gerak, namun dalam
skala besar, molekul-molekul bergerak secara acak.
c) Molekul berinteraksi hanya dengan gaya-gaya berjarak pendek selama
tumbukan lenting.
d) Molekul bertumbukan lenting sempurna dengan dinding.
e) Gas ideal adalah zat murni, dimana semua molekulnya identik.
22
Gas ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari; yang ada dalam
kehidupan sehari-hari adalah gas riil atau gas nyata. Gas ideal hanya bentuk
sempurna yang sengaja dibuat untuk membantu dalam analisis.
2.6.2 Hukum-Hukum Tentang Gas Ideal
Ketiga hukum ini hanya berlaku untuk gas riil yang memiliki tekanan dan
massa jenis yang tidak terlalu besar. Ketiga hukum ini juga hanya berlaku untuk
gas riil yang suhunya tidak mendekati titik didih.
a) Hukum Boyle
Pernyataan Hukum Boyle “Apabila suhu gas yang berada dalam bejana
tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan
volumenya”. Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut.
𝑃~1
𝑉 → 𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.1)
Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan berada pada temperatur
konstan, maka diperoleh:
𝑃1𝑉1 = 𝑃2𝑉2 (2.2)
dengan:
P1 : tekanan gas pada keadaan awal (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan akhir (N/m2)
V1 : volume gas pada keadaan awal (m3)
V2 : volume gas pada keadaan akhir (m3)
b) Hukum Charles
Pernyataan Hukum Charles “Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana
tertutup konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya”. Pernyataan
23
ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:
𝑉~𝑇 →𝑉
𝑇= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.3)
Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada
tekanan konstan, maka diperoleh:
𝑉1
𝑇1=
𝑉2
𝑇2 (2.4)
dengan:
V1 : volume gas pada keadaan awal (m3)
V2 : volume gas pada keadaan akhir (m3)
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan awal (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan akhir (K)
c) Hukum Gay Lussac
Pernyataan Hukum Gay Lussac “Apabila volume gas yang berada dalam
bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu
mutlaknya”. Pernyataan ini dapat kita tuliskan secara matematis sebagai berikut.
𝑃~𝑇 →𝑃
𝑇= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.5)
Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada
volume konstan, maka diperoleh:
𝑃1
𝑇1=
𝑃2
𝑇2 (2.6)
dengan:
P1 : tekanan gas pada keadaan awal (N/m2)
P2 : tekanan gas pada keadaan akhir (N/m2)
24
T1 : suhu mutlak gas pada keadaan awal (K)
T2 : suhu mutlak gas pada keadaan akhir (K)
d) Hukum Boyle-Gay Lussac
Apabila hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas dalam Persamaan
Boyle, Charles, dan Gay Lussac digabungkan, maka diperoleh hubungan:
𝑃1𝑉1
𝑇1=
𝑃2𝑉2
𝑇2 (2.7)
2.6.3 Persamaan Keadaan Gas Ideal
Beberapa istilah kimia dalam persamaan gas ideal, yaitu:
a) Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa atom suatu unsur
terhadap massa atom unsur lain.
b) Massa molekul relatif (Mr) adalah jumlah seluruh massa atom relatif (Ar)
dan atom-atom penyusun suatu senyawa.
c) Mol (n) adalah perbandingan massa (m) suatu zat terhadap massa relatifnya
(Ar atau Mr).
d) Bilangan Avogadro (NA) adalah bilangan yang menyatakan jumlah partikel
dalam satu mol (NA = 6,02 x 1023 partikel/mol).
Hubungan antara mol (n), massa (m), dan jumlah partikel (N ) sebagai berikut:
𝑛 =𝑚
𝑀𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 = 𝑛𝑀𝑟 (2.8)
𝑁𝐴 =𝑁
𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁 = 𝑛𝑁𝐴 (2.9)
Persamaan keadaan gas ideal adalah:
𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 (2.10)
25
Dengan mensubtitusikan persamaan (2.9) dalam persamaan (2.10) maka
persamaan keadaan gas ideal menjadi:
𝑃𝑉 = 𝑛𝑁𝐴𝑘𝑇 (2.11)
Dimana 𝑘𝑁𝐴 = 𝑅, sehingga didapatkan persamaan:
𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 (2.12)
dengan:
P : tekanan gas ( N/m2 atau Pa)
V : volume gas (m3)
T : suhu gas (K)
N : Bilangan Avogadro (6,022 x 1023 molekul/mol)
R : konstanta umum gas (8,31 J/mol K)
k : konstanta Boltzmann (1,381 x 10-23 J/K)
2.7 Kerangka Berpikir
Sesuai dengan permasalahan yang ada disekolah bahwa pemahaman konsep
siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah dilihat dari hasil belajar siswa. Hal
ini disebabkan kurangnya minat belajar siswa karena proses pembelajaran yang
bersifat informatif dan teoritis, sehingga terkesan sebagai materi hafalan dan
menjadi pengetahuan yang abstrak bagi siswa. Pembelajaran lebih berpusat pada
guru dan menjadikan siswa pasif. Selain itu interaksi sesama siswa dalam proses
pembelajaran juga masih kurang, terutama interaksi dalam bertukar gagasan.
Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang dapat dijadikan untuk
menanamkan pemahaman konsep agar materi yang disampaikan tidak terkesan
26
abstrak bagi siswa yaitu melalui pembelajaran konstruktivisme. Melalui
pembelajaran konstruktivisme siswa harus terlibat langsung untuk menemukan
sendiri pengetahuan-pengetahuan baru dan kemudian dikaitkan dengan
pengetahuan-pengetahuan lama yang telah dimiliki siswa. Selain itu pendekatan
Multiple Intelligences bisa diterapkan dalam pembelajaran yaitu dengan
mengoptimalkan jenis kecerdasan majemuk yang dimilikinya, salah satunya
dengan mengembangkan kecerdasan interpersonal yang menjadikan siswa dapat
berinteraksi (aktif) dengan baik dalam pembelajaran, serta mengembangkan
kecerdasan logis matematis yang menjadikan siswa dapat berpikir logis dalam
pembelajaran.
Model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran konstruktivisme
yaitu model pembelajaran PDEODE. Model pembelajaran ini terdiri dari enam
tahap proses pembelajaran yang terdiri dari tahap predict, discuss, explain, observe,
discuss, explain. Dalam penerapan model pembelajaran PDEODE untuk setiap
tahapan pembelajarannya diterapkan dengan mengacu pada indikator kecerdasan
logis matematis dan interpersonal. Dengan model pembelajaran tersebut
diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.
27
Guna memperjelas kerangka berpikir, berikut digambarkan bagan kerangka
berpikir:
Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir
Model Pembelajaran PDEODE Berbasis
Multiple Intelligences
Peningkatan pemahaman
konsep
Dibutuhkan model pembelajaran yang dapat
menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran.
Permasalahan:
1. Pemahaman konsep siswa rendah.
2. Pembelajaran Teacher Centered 3. Pembelajaran bersifat teoritis dan informatif.
4. Interaksi sesama siswa kurang.
Pelaksanaan:
1. Siswa menemukan konsep sendiri.
2. Siswa aktif dalam bertanya dan mengemukakan
pendapat tentang materi pelajaran.
3. Mengembangkan sikap kebersamaan dan kerja sama
dalam kelompok untuk mengkonstruksi pengetahuan.
28
2.8 Hipotesis
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah:
Ho : Penerapan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-
Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences tidak dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
Ha : Penerapan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-
Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa.
64
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Model pembelajaran PDEODE berbsis Multiple Intelligences dapat
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep
dapat diketahui dari hasil uji gain terhadap nilai pemahaman konsep siswa
kelas eksperimen, dengan hasil yang diperoleh sebesar 68,79% yang
termasuk dalam kriteria sedang. Adanya peningkatan pemahaman konsep
siswa juga dapat diketahui dari uji perbedaan rata-rata, yang menyatakan
bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi dari
kelas kontrol.
2. Model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences efektif untuk
meningkatkan pemahaman konsep siswa. Keefektifannya diketahui dari
kemampuan pemahaman konsep siswa yang dapat mencapai ketuntasan
belajar klasikal yaitu minimal 75% siswa telah mencapai KKM. Aktivitas
siswa selama proses pembelajaran memiliki persentase sebesar 81,60%, dan
tanggapan siswa terhadap pembelajaran memiliki persentase sebesar 80,90%,
kedua persentase tersebut termasuk dalam kriteria baik.
65
5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan hal-hal
sebagai berikut:
1. Bagi guru yang hendak melakukan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences, sebaiknya lebih
memperhatikan alokasi waktu karena model pembelajaran ini memiliki
banyak tahap pembelajaran dan harus dilakukan secara berurutan. Selain itu
hendaknya guru menggunkaan Multiple Intelligences yang dominan pada
siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang
memuaskan.
2. Hendaknya guru melakukan pengkondisian kelas dengan baik, sehingga
proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.
66
DAFTAR PUSTAKA
Akhmad, G.P.A. 2014. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
Model Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Persamaan dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di Kelas VII-A SMP Negeri 1
Lamongan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3 (2): 97-102.
Anastasi, A., & S. Urbina. 2006. Tes Psikologi. Jakarta: PT. Indeks.
Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., eds. (2001). A taxonomy for learning, teaching,
and assessing: a revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives;
abridged edition. NY: Addison Wesley Longman, Inc.
Anni, C.T., & A. Rifa’i. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat
Pengembangan MKU-MKDK UNNES.
Arifin, Z. 2014. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:
Remaja Rosdakarya.
Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
--------------. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Armstrong, T. 1994. Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria VA:
Association for Supervision and Curriculum Development.
----------. 2004. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia
Pendidikan. Bandung: Kaifa.
Chatib, M. 2015. Sekolahnya Manusia: sekolah berbasis multiple intelligences di
Indonesia. Bandung : Kaifa.
Costu, B., & A. Ayas. 2005. Evaporations in Different Liquid: Secondary Student’s
Conceptions. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology
Education, 23(1): 75-91.
Costu, B., A. Ayas, M. Niaz, U. Suat, & Calik. 2007. Facilitating Conceptual
Change in Students Understanding of Boiling Concept. International
Journal of Science Education and Technology, 16, 524-536.
Coştu, B. 2008. Learning science through the PDEODE teaching strategy: Helping
students make sense of everyday situations. Eurasia Journal of
Mathematics, Science & Technology Education, 4(1): 3-9.
Coştu, B., A. Ayas, & M. Niaz. 2010. Promoting conceptual change in first year
students’ understanding of evaporation. Chemistry Education Research
and Practice, 11(1): 5-16.
67
Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:
BSNP.
Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Dryden & Jeannete. 2000. The Learning Revolution. Revolusi Cara Belajar.
Bandung: Kaifa.
Fitria, A. C., D. Sulistyaningsih, & M. Prihaswati. (2014). Keefektifan Metode
Guaided Discovery Learning Bernuansa Multiple Intelligences Untuk
Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. JKPM, 1(2):
1-6.
Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences: The Theory in Practice A Reader. New
York: Basic Books.
Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Vs Traditional Methods : A-six
Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics
Courses. American Journal of Physics, 6 (1) : 64-80.
Hamzah. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi
Aksara.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran dalam Kelompok.
Bandung: Alfabeta.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. KBBI Online. Tersedia di
http://kamusbahasaindonesia.org/ [diakses 1-2-2016].
Kolari, S., E. L. Viskari, & C. Savander-Ranne. (2005). Improving student learning
in an environmental engineering program with a research study project.
International Journal of Engineering Education, 21(4), 702-711.
Lwin, M., & Adam, K. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen
Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks.
Niaz, M. 2012. Investigating the effectiveness of a POE-based teachinh activity on
students understanding of condensation. Journal, hal 47-67.
Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligences. Yogyakarta: Amara Books.
Savander-Ranne, C., & S. Kolari. 2003. Promoting the conceptual understanding of
engineering students through visualization. Global Journal of Engineering
Education, 7(2): 189-199.
68
Septiana, K. G., & J. Ikhsan. 2014. The Identification of Multiple Intelligences of
8th Grade Students of Junior High School. Proceeding of International
Conference On Research, Implementation and Education of Mathematics
and Sciences. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Sintia. 2008. Eksperimen Berbasis Inkuiri Dan Eksperimen Berbasis Verifikasi.
Tersedia di http://organisasi.org/taxonomy menu/2/52. [diakses 9-5-2016].
Siregar, E., & H. Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sugiarti, Y., & H. Nasrudin. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Predict Discuss
Explain Observe Discuss Explain (PDEODE) Terbimbing Untuk
Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Laju Reaksi SMA N 1
Sumberejo Bojonegoro. UNESA Journal of Chemical Education, 4(1): 18-
26.
Sugiharti, P. 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran
Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur, 5(4): 29-42. Tersedia di
202.147.254.252/files/2942Penerapan%20Teori%20Multiple%20Intellig
ence%20dalam%20 Pembelajaran%20Fisika.pdf [diakses 10-1-2016].
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.
----------. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D) .Bandung: Alfa Beta.
Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.
Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.
Supiyanto. 2006. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.
Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Wulandari, R. R., Siswoyo, & F. Bakri. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran
PDEODE Terhadap Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa SMA. Prosiding
Seminar Nasional Fisika. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.