pdeode berbasis multiple intelligenceslib.unnes.ac.id/26663/1/4201412003.pdf · 8. drs. cahyo...

51
uji IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN PDEODE BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA Skripsi disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika oleh Soviana Fauziah 4201412003 JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: vominh

Post on 29-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

uji

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN

PDEODE BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES

UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP

SISWA

Skripsi

disusun sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

oleh

Soviana Fauziah

4201412003

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

ii

iii

iv

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

1. Man Jadda Wajada, “Siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil”.

2. Man Shabara Zhafira, “Siapa yang bersabar pasti beruntung”.

3. Man Sara Ala Darbi Washala, “Siapa menapaki jalan-Nya akan sampai

ketujuan”.

PERSEMBAHAN

1. Untuk ayah dan Ibu tercinta yang tak pernah

berhenti mendoakan dan mendukungku.

2. Untuk adik tersayang yang selalu memberi

semangat.

3. Untuk sahabat-sahabat seperjuangan di kost

CK.

4. Untuk teman-teman Pendidikan Fisika

angkatan 2012.

5. Untuk semua pihak yang telah membantu.

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan petunjuk, kekuatan, dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Implementasi Model Pembelajaran

PDEODE Berbasis Multiple Intelligences Untuk Meningkatkan Pemahaman

Konsep Siswa”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan pada progam Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari

bantuan, bimbingan, dan dukungan berbagai pihak. Untuk itu penulis

menyampaikan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang.

3. Ketua Jurusan Fisika Universitas Negeri Semarang.

4. Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D., Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Wali

yang telah memberikan bimbingan, motivasi, dan arahan pada penulis.

5. Sunarno, S.Si M.Si., Dosen Pembimbing Pendamping yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan pada penulis.

6. Drs. Sukiswo Supeni Edie, M.Si., Dosen Penguji yang telah memberikan

bimbingan dan pengarahan pada penulis.

vii

7. Dwi Yuliati Mulyaningsih, S.Pd, M.M., Kepala SMA Negeri 1 Bawang yang

telah memberikan ijin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

8. Drs. Cahyo Setyono, Guru Fisika SMA Negeri 1 Bawang yang telah membantu

terlaksananya penelitian ini.

9. Seluruh siswa kelas XI IPA 4 dan XI IPA 5 SMA Negeri 1 Bawang tahun

pelajaran 2015/2016 yang telah membantu dan berkenan menjadi sampel

penelitian.

10. Kedua orang tua dan adik tercinta atas doa dan motivasinya.

11. Teman-teman mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika UNNES angkatan

2012, atas kerja sama dan semangat dalam menempuh studi di kampus UNNES.

12. Semua pihak yang turut membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Terimakasih.

Semarang, 9 Agustus 2016

Penulis

viii

ABSTRAK

Fauziah, Soviana. 2016. Implementasi Model Pembelajaran PDEODE Berbasis

Multiple Intelligences untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa. Skripsi.

Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas

Negeri Semarang. Pembimbing Utama Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph.D dan

Pembimbing Pendamping Sunarno, S.Si M.Si.

Kata kunci : PDEODE, Multiple Intelligences, pemahaman konsep.

Hasil observasi di SMA Negeri 1 Bawang, diketahui bahwa kegiatan

pembelajaran cenderung berpusat pada guru dan jarang melakukan kegiatan

percobaan. Siswa hanya mendapatkan pengetahuan yang bersifat informatif dan

lebih banyak belajar secara individual, sehingga pemahaman konsep siswa kurang.

Siswa akan lebih mengingat pemahaman konsep yang diperoleh dari hasil

mengkonstruksi pemahamannya sendiri dibandingkan secara informatif. Penelitian

ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan

model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences, dan mengetahui

keefektifan model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences dalam

peningkatan pemahaman konsep siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

siswa kelas XI IPA SMA Negeri 1 Bawang. Pengambilan sampel dilakukan dengan

teknik Cluster Sampling, yaitu kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan kelas

XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Kelas eksperimen mendapat perlakuan dengan

model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences dan kelas kontrol

mendapat perlakuan dengan model pembelajaran eksperimen verifikasi. Metode

pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode tes, dokumentasi,

angket, dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan (1) besarnya peningkatan rata-

rata nilai pemahaman konsep siswa untuk kelas eksperimen sebesar 68,79% dan

kelas kontrol sebesar 51,35%; (2) hasil uji perbedaan rata-rata menunjukkan bahwa

rata-rata nilai pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada

kelas kontrol; (3) kemampuan pemahaman konsep siswa dapat mencapai

ketuntasan belajar klasikal yaitu 79,41% siswa telah mencapai KKM; (4) aktivitas

siswa selama proses pembelajaran memiliki persentase 81,60% dengan kriteria

baik; (5) tanggapan siswa terhadap pembelajaran memiliki persentase 80,90%

dengan kriteria baik. Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa

model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences dapat meningkatkan

pemahaman konsep siswa. Model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple

Intelligences juga efektif untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa.

ix

ABSTRACT

Fauziah, Soviana. 2016. Implementation of PDEODE Multiple Intelligences Based

Learning Model to Increase Students Concepts Understanding. Final project.

Deparment of Physics. Mathematics and Natural Sciences Faculty. State University

of Semarang. The first advisor Prof. Drs. Nathan Hindarto, Ph. D and second

advisor Sunarno, S.Si M.Si.

Keywords: PDEODE, Multiple Intelligences, conceptss understanding.

Observation result in SMA Negeri 1 Bawang, we realize that

learning process is mostly teacher-centered and seldom having attempted activities.

Students only get informative knowledge and mostly doing individual learning

activities, and makes low the students concepts understanding. Students will mostly

remember the concept which they construct by themselves than informatively. This

research was purposed to improve students concepts understanding after the

implementation of PDEODE Multiple Intelligence-based learning model and unveil

the effectiveness of this learning model. Population in this research were all

students of XI IPA class of SMA Negeri 1 Bawang. Sampling was done by Cluster

Sampling, which was XI IPA 4 class as experiment class and XI IPA 5 class as

control class. Experiment class which received a treatment using PDEODE

Multiple Intelligences based model and control class which received a treatment

using verification experiment model. Methods of data collection in this research

were test method, documentation,questionnaire, and observation. The research’s

findings showed, (1) the improvement of students’ understanding was 68.79% for

the experimental class and 51.35% for the control class; (2) the average test

distribution showed that the average concepts understanding of the students in

experimental class is better than the control class; (3) the concepts understanding

of the students after the experiment was able to make them pass the classical

learning in 79.41%; (4) the students’ activity in the learning process categorized

as good with the percentage of 81.60%; (5) the students’ impression to the learning

process was good in the percentage of 89.00%. Based on the research’s result, it

can be concluded that the PDEODE learning model based on Multiple Intelligences

can improve students’ concepts understanding and effective to improve students’

overall understanding.

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................... iii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

ABSTRAK ........................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

BAB I

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 6

1.3 Pembatasan Masalah ..................................................................................... 6

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 7

xi

1.5.1 Manfaat Teoritis ...................................................................................... 7

1.5.2 Manfaat Praktis ....................................................................................... 8

1.6 Penegasan Istilah ........................................................................................... 8

1.6.1 Model Pembelajaran PDEODE .............................................................. 8

1.6.2 Multiple Intelligences ............................................................................. 9

1.6.3 Pemahaman Konsep ................................................................................ 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10

2.1 Model Pembelajaran PDEODE ................................................................... 10

2.2 Multiple Intelligences .................................................................................. 13

2.3 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences ................ 16

2.4 Model Pembelajaran Eksperimen Verifikasi ............................................... 18

2.5 Pemahaman Konsep .................................................................................... 19

2.6 Tinjauan Materi Teori Kinetik Gas ............................................................. 21

2.6.1 Gas Ideal ............................................................................................... 21

2.6.2 Hukum-Hukum Tentang Gas Ideal ....................................................... 22

2.6.3 Persamaan Keadaan Gas Ideal .............................................................. 24

2.7 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 25

2.8 Hipotesis ...................................................................................................... 28

xii

BAB III

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 29

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................................... 29

3.2 Populasi dan Sampel ................................................................................... 29

3.3 Desain Penelitian ......................................................................................... 30

3.4 Variabel Penelitian ...................................................................................... 30

3.5 Prosedur Penelitian ...................................................................................... 31

3.5.1 Tahap Persiapan .................................................................................... 31

3.5.2 Tahap Pelaksanaan ................................................................................ 31

3.5.3 Tahap Akhir .......................................................................................... 32

3.6 Metode Pengumpulan Data ......................................................................... 32

3.6.1 Metode Dokumentasi ............................................................................ 32

3.6.2 Metode Observasi ................................................................................. 32

3.6.3 Metode Angket ..................................................................................... 32

3.6.4 Metode Tes ........................................................................................... 33

3.7 Instrumen Penelitian .................................................................................... 33

3.7.1 Soal Tes................................................................................................. 33

3.7.2 Lembar Observasi ................................................................................. 33

3.7.3 Angket ................................................................................................... 34

3.8 Analisis Instrumen Penelitian ...................................................................... 34

xiii

3.8.1 Uji Validitas .......................................................................................... 34

3.8.2 Uji Reliabilitas ...................................................................................... 35

3.8.3 Tingkat Kesukaran ................................................................................ 36

3.8.4 Daya Pembeda ...................................................................................... 37

3.9 Metode Analisis Data .................................................................................. 38

3.9.1 Analisis Data Tahap Awal .................................................................... 38

3.9.1.1 Uji Normalitas ................................................................................ 38

3.9.1.2 Uji Homogenitas ............................................................................ 39

3.9.2 Analisis Data Tahap Akhir ................................................................... 40

3.9.2.1 Analisis Pemahaman Konsep ......................................................... 40

3.9.2.2 Uji Gain .......................................................................................... 40

3.9.2.3 Uji Perbedaan Rata-rata ................................................................. 41

3.9.2.4 Uji Keefektifan ............................................................................... 42

3.9.2.4.1 Ketuntasan Belajar .................................................................. 42

3.9.2.4.2 Analisis Aktivitas Siswa .......................................................... 43

3.9.2.4.3 Analisis Angket Tanggapan Siswa .......................................... 43

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 45

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................................ 45

4.1.1 Analisis Data Tahap Awal .................................................................... 45

xiv

4.1.1.1 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 45

4.1.1.2 Hasil Uji Homogenitas ................................................................... 46

4.1.2 Analisis Data Tahap Akhir ................................................................... 46

4.1.2.1 Hasil Analisis Pemahaman Konsep ............................................... 46

4.1.2.2 Hasil Uji Gain ................................................................................ 48

4.1.2.2.1 Peningkatan Pemahaman Konsep............................................ 48

4.1.2.2.2 Peningkatan Pemahaman Konsep Tiap Aspek Kognitif ......... 49

4.1.2.3 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata ....................................................... 50

4.1.2.4 Hasil Ketuntasan Belajar ................................................................ 50

4.1.2.5 Hasil Aktivitas Siswa ..................................................................... 51

4.1.2.6 Hasil Angket Tanggapan Siswa ..................................................... 52

4.2 Pembahasan ................................................................................................. 52

4.2.1 Pemahaman Konsep .............................................................................. 52

4.2.2 Keefektifan Model Pembelajaran ......................................................... 60

BAB V

PENUTUP ............................................................................................................. 64

5.1 Simpulan ...................................................................................................... 64

5.2 Saran ............................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 66

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Tahap Model Pembelajaran PDEODE ................................................. 12

Tabel 3.1 Desain Penelitian Nonequivalent Control Group Design ..................... 30

Tabel 3.2 Hasil Analisis Validitas Soal ................................................................ 35

Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal ................................................ 37

Tabel 3.4 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal ....................................................... 38

Tabel 3.5 Hasil Perhitungan Uji Normalitas ......................................................... 39

Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas ............................................................................. 45

Tabel 4.2 Hasil Uji Homogenitas .......................................................................... 46

Tabel 4.3 Hasil Uji Gain ....................................................................................... 48

Tabel 4.4 Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Pemahaman Konsep ............................. 50

Tabel 4.5 Hasil Uji Ketuntasan Belajar Klasikal .................................................. 51

Tabel 4.6 Hasil Analisis Aktivitas Siswa .............................................................. 51

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences ...... 17

Gambar 2.2 Kerangka Berpikir ............................................................................. 27

Gambar 4.1 Hasil Pretest Siswa............................................................................ 47

Gambar 4.2 Hasil Posttest Siswa .......................................................................... 47

Gambar 4.3 Hasil Tiap Aspek Pemahaman Konsep ............................................. 48

Gambar 4.4 Hasil Uji Gain Tiap Aspek Kognitif ................................................. 49

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Kisi-kisi Soal Uji Coba ......................................................................................... 69

Soal Uji Coba ........................................................................................................ 70

Kunci Jawaban Soal Uji Coba............................................................................... 72

Hasil Analisis Soal Uji Coba................................................................................. 81

Perhitungan Validitas Soal .................................................................................... 83

Perhitungan Reliabilitas Soal ................................................................................ 85

Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal .................................................................... 87

Perhitungan Daya Pembeda Soal .......................................................................... 88

Silabus ................................................................................................................... 90

RPP Kelas Eksperimen ......................................................................................... 93

RPP Kelas Kontrol .............................................................................................. 108

LKS Kelas Eksperimen ....................................................................................... 120

LKS Kelas Kontrol .............................................................................................. 137

Kisi-kisi Soal Pretest dan Posttest ...................................................................... 145

Soal Pretest ......................................................................................................... 146

Soal Posttest ........................................................................................................ 148

Kunci Jawaban Soal Pretest ................................................................................ 150

Kunci Jawaban Soal Posttest .............................................................................. 154

Kisi-kisi Pengamatan Aktivitas Siswa ................................................................ 158

Rubrik Penilaian Aktivitas Siswa........................................................................ 159

Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ................................................................. 165

xviii

Angket Tanggapan Siswa .................................................................................... 167

Nilai Ulangan Tengah Semester (UTS) .............................................................. 169

Uji Normalitas ..................................................................................................... 171

Uji Homogenitas ................................................................................................. 174

Daftar Kode Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol .................................. 175

Daftar Nilai Pretest dan Posttest ......................................................................... 176

Hasil Analisis Pemahaman Konsep .................................................................... 178

Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep .................................................................... 186

Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep Kelas Eksperimen dan Kontrol ................. 188

Hasil Uji Gain Pemahaman Konsep Tiap Aspek Kognitif ................................. 189

Hasil Uji Perbedaan Rata-rata Kelas Eksperimen dan Kontrol .......................... 191

Hasil Ketuntasan Belajar ..................................................................................... 193

Hasil Analisis Aktivitas Siswa ............................................................................ 195

Hasil Analisis Tanggapan Siswa ......................................................................... 201

Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing ................................................ 203

Surat Ijin Penelitian ............................................................................................. 204

Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............................................. 205

Dokumentasi Penelitian ...................................................................................... 206

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Fisika merupakan bagian dari sains yang pada hakikatnya adalah kumpulan

pengetahuan, cara berpikir, dan penyelidikan. Menurut Permendiknas nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah,

salah satu tujuan pembelajaran Fisika di SMA/MA adalah mengembangkan

kemampuan bernalar dalam berpikir analisis induktif dan deduktif dengan

menggunakan konsep dan prinsip fisika untuk menjelaskan berbagai peristiwa alam

dan menyelesaikan masalah baik secara kualitatif maupun kuantitatif.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui, bahwa pembelajaran fisika

bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan

permasalahan secara kuantitatif maupun kualitatif, sehingga dapat terbentuk suatu

pemahaman. Kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat mutlak dalam

mencapai keberhasilan belajar fisika. Hanya dengan penguasaan konsep seluruh

permasalahan fisika dapat dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam

kehidupan sehari-hari maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika di

sekolah. Hal ini menunjukkan bahwa pelajaran fisika bukanlah pelajaran hafalan

tetapi lebih menuntut pemahaman konsep bahkan aplikasi konsep tersebut

(Sugiharti, 2005).

2

Sesuai dengan kondisi pembelajaran fisika di SMA N 1 Bawang Kabupaten

Banjarnegara, pembelajaran cenderung berpusat pada guru atau teacher centered

yang merupakan sistem pembelajaran dimana guru menjadi pusat dari kegiatan

belajar mengajar sehingga terjadi komunikasi satu arah. Cara pembelajaran

demikian, lebih mengedepankan Teacher Time Talking dari pada Student Time Talking,

sehingga kesempatan siswa untuk mengembangkan kemampuannya sangat terbatas.

Masalah pada proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk

mengembangkan kemampuan berpikir dalam proses penemuan konsep, siswa

hanya mendapatkan pengetahuan konsep yang bersifat informatif. Dalam

pembelajaran cenderung menekankan kemampuan matematis, kemampuan siswa

dalam berpendapat juga cenderung masih rendah. Siswa belajar dengan melihat dan

mendengarkan saja kemudian mengerjakan latihan soal, tanpa melakukan kegiatan

percobaan untuk membuktikan konsep yang diajarkan. Pembelajaran yang

demikian menjadikan siswa pasif, karena proses pembelajaran bersifat teoritis.

Dalam pembelajaran tidak cukup bersifat transfer pengetahuan dari guru kepada

siswa, tetapi lebih bersifat konstruksi pengetahuan melalui berbagai aktivitas

berpikir dan pengalaman langsung yaitu bersentuhan dengan berbagai objek

belajar.

Siswa belajar 10% dari apa yang dibaca, 20% dari yang didengar, 30% dari

yang dilihat, 50% dari yang dilihat dan didengar, 70% dari yang dikatakan, 90%

dari yang dilakukan dan dikatakan (Dryden & Jeannete, 2000). Hal tersebut

menunjukkan ketika guru mengajar dengan ceramah, maka siswa akan mengingat

dan menguasai hanya 20% karena siswa hanya mendengarkan. Apabila guru

3

meminta siswa untuk melakukan sesuatu dan melaporkannya maka siswa akan

mengingat dan menguasai sebanyak 90%. Dapat diketahui bahwa aktivitas untuk

melakukan dan mengatakan memiliki kedudukan yang penting dalam proses

pembelajaran.

Dalam pembelajaran siswa lebih banyak belajar secara individual dengan

menerima, mencatat, dan menghafal materi pelajaran, sehingga berakibat pada

kurangnya interaksi diantara siswa. Interaksi sesama siswa ternyata sangat

diperlukan dalam pembelajaran, karena siswa dapat bertukar pikiran mengenai

suatu konsep yang diajarkan sehingga dapat tercapai suatu pemahaman.

Agar tujuan pembelajaran fisika dapat tercapai, maka diperlukan adanya

inovasi dalam proses pembelajaran fisika. Inovasi tersebut berupa model

pembelajaran yang bisa membuat siswa menjadi lebih aktif dalam melakukan

proses pembelajaran. Adapun model pembelajaran yang dapat digunakan adalah

model pembelajaran berbasis Multiple Intelligences. Teori Multiple Intelligences

adalah teori fungsi kognitif yang menandaskan bahwa setiap orang memiliki semua

kapasitas kecerdasan, dan semua kecerdasan tersebut bekerja dengan cara yang

berbeda-beda tetapi berfungsi bersama-sama secara khas dalam diri seseorang

(Armstrong, 1994: 11). Teori Multiple Intelligences merupakan strategi kunci untuk

meningkatkan prestasi siswa bahkan bagi mereka yang tidak berprestasi (Septiana

& Ikhsan, 2014). Berdasarkan penelitian Fitria et al. (2014), pembelajaran berbasis

Multiple Intelligences merupakan pembelajaran aktif yang berpusat pada siswa

(student oriented). Penelitian Sugiharti (2005) menyebutkan bahwa pembelajaran

berbasis Multiple Intelligences dapat meningkatkan kreativitas dan aktivitas siswa

4

dalam pembelajaran. Dengan pembelajaran tersebut siswa dapat aktif dalam

pembelajaran dengan mengoptimalkan kecerdasan yang dimilikinya. Dalam

penelitian ini kecerdasan yang dioptimalkan yaitu kecerdasan logis-matematis dan

kecerdasan interpersonal. Dengan kecerdasan tersebut siswa dapat berpikir secara

logis dalam proses penemuan konsep, dan siswa dapat berinteraksi dengan bertukar

gagasan dengan sesama siswa.

Salah satu model pembelajaran yang juga dapat meningkatkan keaktifan

siswa dan pemahaman konsep adalah model pembelajaran PDEODE (Predict-

Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain). Model pembelajaran PDEODE dapat

digunakan sebagai sarana untuk menyelusuri pemahaman siswa tentang suatu

konsep ilmu (Niaz, 2012). Model pembelajaran PDEODE terdiri dari enam tahapan

kegiatan pembelajaran, yaitu predict, discuss, explain, observe, discuss, dan

explain.

Model pembelajaran PDEODE merupakan model pembelajaran yang

berlandaskan atas teori konstruktivisme (Smith, dalam Costu, 2008:3). Teori

konstruktivisme menyatakan bahwa siswa mengkonstruksikan pengetahuannya

sendiri melalui interaksi dengan lingkungannya (Anni & Rifa’i, 2012:115). Siswa

harus aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep dan memberi

makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari (Siregar & Nara, 2010:41).

Pembelajaran konstruktivisme menekankan siswa terlibat langsung untuk

menemukan sendiri pengetahuan baru, kemudian memeriksa pengetahuan baru

yang berkaitan dengan pengetahuan lama, dan merevisi pengetahuan tersebut jika

terjadi ketidaksesuaian (Anni & Rifa’i, 2012:115).

5

Model pembelajaran PDEODE dapat melatih siswa untuk mengembangkan

konsep-konsep ilmiah dimana siswa dapat berpikir mandiri, aktif berbicara, aktif

menulis, mengkomunikasikan idenya kepada siswa yang lain, melakukan dan

mengamati percobaan secara langsung, mempertahankan, mengembangkan, dan

menjelaskan pikiran siswa (Sugiarti & Nasrudin, 2015).

Model pembelajaran PDEODE telah diterapkan oleh beberapa peneliti

dalam melakukan penelitian pendidikan, diantaranya Kolari et al. (2005) pada

program teknik lingkungan, Costu & Ayas (2005) pada penelitian konsepsi tentang

penguapan pada berbagai zat, Costu et al. (2007) pada konsep mendidih pada

mahasiswa tingkat satu pendidikan sains, Costu (2008) pada penelitian perubahan

konseptual terhadap peristiwa penguapan dalam kehidupan sehari- hari. Dalam

penelitian tersebut menyebutkan bahwa model pembelajaran PDEODE merupakan

model pembelajaran yang efektif dalam memfasilitasi suatu pemahaman konsep.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis melakukan

penelitian tentang penerapan model pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa pada mata pelajaran fisika. Penelitian

tersebut berjudul “Implementasi Model Pembelajaran PDEODE (Predict-

Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) Berbasis Multiple Intelligences

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa”.

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana peningkatan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model

pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-

Explain) berbasis Multiple Intelligences?

2. Bagaimana keefektifan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-

Explain-Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa?

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap permasalahan dalam

penelitian ini, maka perlu diberikan batasan-batasan masalah sebagai berikut:

1. Dalam penelitian ini yang dikaji adalah penerapan model pembelajaran

PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-Explain) berbasis

Multiple Intelligences untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa yang

diberikan pada kelas eksperimen, dan model pembelajaran eksperimen

verifikasi yang diberikan pada kelas kontrol.

2. Jenis kecerdasan yang digunakan yaitu kecerdasan logis matematis dan

kecerdasan interpersonal, namun dalam penelitian ini tidak dilakukan

pengukuran terhadap keduanya.

3. Pemahaman konsep dalam penelitian ini mencakup hasil belajar kognitif

siswa, yaitu pemahaman, aplikasi, dan analisis.

7

4. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori kinetik gas, dengan

sub bagian hukum-hukum tentang gas dan persamaan keadaan gas ideal.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pemahaman konsep siswa setelah diterapkan model

pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-Discuss-

Explain) berbasis Multiple Intelligences.

2. Mengetahui keefektifan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-

Explain-Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences dalam

peningkatan pemahaman konsep siswa.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini dijabarkan dalam manfaat

teoritis dan manfaat praktis adalah sebagai berikut:

1.5.1 Manfaat Teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memberikan pengetahuan tentang

pembelajaran fisika, terutama untuk pembelajaran pada materi teori kinetik gas.

Selain itu, dapat memberikan informasi tentang penerapan model pembelajaran

PDEODE berbasis Multiple Intelligences dalam peningkatan pemahaman konsep

siswa.

8

1.5.2 Manfaat Praktis

Adapun manfaat penelitian secara praktis adalah sebagai berikut:

Bagi Siswa:

1. Membantu siswa untuk meningkatkan pemahaman konsep pada mata

pelajaran fisika

2. Memberikan pengalaman belajar yang menarik dan meningkatkan motivasi

belajar siswa.

Bagi Guru:

1. Memberikan informasi tentang alternatif model pembelajaran yang bisa

diterapkan guna meningkatkan pemahaman konsep

2. Mengembangkan kreativitas guru dalam melakukan variasi pada proses

pembelajaran.

Bagi Peneliti:

1. Mendapatkan pengalaman langsung dalam proses pembelajaran

menggunakan model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple

Intelligences.

1.6 Penegasan Istilah

1.6.1 Model Pembelajaran PDEODE

Model pembelajaran PDEODE dapat digunakan sebagai sarana untuk

menyelusuri pemahaman siswa tentang suatu konsep ilmu (Niaz, 2012). Model

pembelajaran PDEODE memiliki enam tahapan pembelajaran, yaitu predict

(prediksi), discuss (diskusi), explain (menjelaskan), observe (pengamatan), discuss

9

(diskusi), dan explain (menjelaskan). Model pembelajaran PDEODE dalam

penelitian ini digunakan untuk mengajarkan siswa dalam proses penemuan konsep

dari suatu peristiwa sains, sehingga didapatkan suatu pemahaman konsep dalam diri

siswa tersebut.

1.6.2 Multiple Intelligences

Teori Multiple Intelligences adalah teori fungsi kognitif yang menandaskan

bahwa setiap orang memiliki semua kapasitas kecerdasan, dan semua kecerdasan

tersebut bekerja dengan cara yang berbeda-beda tetapi berfungsi bersama-sama

secara khas dalam diri seseorang (Armstrong, 1994: 11). Multiple Intelligences

yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kecerdasan logis matematis dan

kecerdasan interpersonal. Setiap kecerdasan memiliki beberapa indikator dan

indikator tersebut diterapkan dalam proses pembelajaran.

1.6.3 Pemahaman Konsep

Pemahaman merupakan suatu jenjang di ranah kognitif yang menunjukkan

kemampuan menjelaskan hubungan yang sederhana antara fakta dan konsep

(Arikunto, 2013: 131). Konsep merupakan ide yang mengkombinasikan beberapa

unsur berbeda ke dalam satu gagasan tunggal (Suprijono, 2009: 15). Pemahaman

yang dimaksud dalam penelititian ini adalah suatu kemampuan untuk mengerti

secara benar konsep-konsep atau fakta-fakta. Pada penelitian ini diharapkan siswa

dapat memahami konsep tentang teori kinetik gas. Dari pemahaman tersebut siswa

dapat mendefinisikan suatu konsep, dan dapat menggunakan konsep-konsep yang

telah dipelajari untuk diterapkan dalam pemecahan masalah ataupun untuk

dikembangkan.

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran PDEODE

Model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-Observe-

Discuss-Explain) pertama kali dianjurkan oleh Savander-Rane & Kolari (2003) dan

untuk pertama kalinya digunakan oleh Kolari et al. (2005) dalam pendidikan teknik.

Model pembelajaran PDEODE merupakan pengembangan dan modifikasi dari

model pembelajaran POE (Predict-Observe-Explain) yang pada awalnya

dikembangkan oleh White dan Gustone pada tahun 1992. Model pembelajaran

POE memiliki tiga tahapan pembelajaran, yaitu tahap pertama siswa harus

memprediksi suatu peristiwa sains dan harus memberikan alasan terhadap

prediksinya (predict), tahap kedua siswa melakukan pengamatan pada percobaan

(observe), tahap ketiga siswa menyelesaikan konflik antara prediksi dan observasi

(explain) (Costu et al., 2010).

Model pembelajaran PDEODE mengacu pada teori belajar konstruktivisme

yaitu pengetahuan yang baru dibangun di atas pengetahuan yang sudah ada dengan

mengkonstruksi pengetahuan dari fenomena-fenomena yang ada di sekitar kita

(Costu, 2008). Menurut teori belajar konstruktivisme, siswa membuat hubungan

antara apa yang mereka sudah ketahui dengan materi yang mereka pelajari.

Kemudian membuat hubungan konseptual antara konsep-konsep baru dengan

11

pengetahuan yang mereka miliki melalui proses asimilasi dan akomodasi (Costu et

al., 2010).

Pembelajaran yang berlandaskan teori belajar konstruktivisme berkaitan

dengan pengetahuan awal, belajar melalui pengalaman, melibatkan interaksi

soasial, dan kepahaman (Isjoni, 2007: 22).

Model pembelajaran PDEODE memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengemukakan pengetahuan awal mereka terkait materi yang diberikan,

adanya kerjasama antar siswa selama diskusi berlangsung, adanya tukar pendapat

antara siswa satu dengan siswa yang lain, dan adanya perubahan konseptual pada

pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. Perubahan konseptual yang terjadi adalah

perubahan konsep awal yang di pegang oleh siswa dengan pengetahuan yang baru

terbukti kebenarannya melalui demonstrasi atau percobaan (Costu et al., 2010).

Model pembelajaran PDEODE memiliki enam tahapan kegiatan pembelajaran

yaitu predict (prediksi), discuss (diskusi), explain (menjelaskan), observe (observasi),

discuss (diskusi), dan explain (menjelaskan). Tahap-tahap model pembelajaran

PDEODE dapat dilihat penjelasannya dalam Tabel 2.1.

12

Tabel 2.1 Tahap Model Pembelajaran PDEODE

Tahap Kegiatan

Tahap ke-1

Predict (prediksi)

Guru menyajikan suatu peristiwa sains kepada siswa dan

memberikan kesempatan kepada siswa untuk membuat

prediksi terhadap akibat (outcome) dari peristiwa sains

tersebut secara individu dan memberikan alasan terhadap

prediksi tersebut.

Tahap ke-2

Discuss (diskusi)

Siswa melakukan kegiatan diskusi tentang prediksinya

dalam kelompok, saling bertukar gagasan dan

mempertimbangkan secara hati-hati prediksi tersebut.

Tahap ke-3

Explain

(menjelaskan)

Siswa dari setiap kelompok diminta untuk mencapai suatu

kesepakatan tentang peristiwa sains tersebut, dan

membaginya dengan kelompok lain pada saat diskusi kelas.

Setelah itu, setiap siswa bekerja dalam kelompoknya

masing-masing untuk melakukan kegiatan hand-on,

kemudian secara mandiri mencatat pengamatan mereka.

Tahap ke-4

Observe

(observasi)

Siswa melakukan kegiatan percobaan dan guru memandu

siswa untuk mencapai pada target-target konsep yang

diharapkan.

Tahap ke-5

Discuss (diskusi)

Siswa melakukan kegiatan diskusi tentang prediksi mereka

sebelumnya dengan hasil observasi yang telah dilakukan.

Tahap ke-6

Explain

(menjelaskan)

Siswa menghadapkan semua ketidaksesuaian antara

prediksi dan observasi. Setelah melakukan hal tersebut,

siswa mulai bisa menanggulangi kontradiksi-kontradiksi

yang mungkin muncul pada pemahaman mereka.

(Costu, 2008).

Model pembelajaran PDEODE menempatkan siswa pada suatu lingkungan

untuk memunculkan ide atau gagasan awal, dilanjutkan dengan pengujian ulang ide

atau gagasan tersebut dengan diskusi kelompok dan diskusi kelas, akhirnya

berusaha untuk memecahkan kontradiksi yang terjadi antara pemahaman awal

dengan hasil observasi. Selama proses ini terjadi dapat memacu pada perubahan

konseptual dan mempertinggi pemahaman konseptual.

13

2.2 Multiple Intelligences

Teori Multiple Intelligences pertama kali dikemukakan oleh Dr. Howard

Gardner dalam bukunya Frame of Mind yang diterbitkan pada tahun 1982. Teori

Multiple Intelligences adalah teori fungsi kognitif yang menandaskan bahwa setiap

orang memiliki semua kapasitas kecerdasan, dan semua kecerdasan tersebut bekerja

dengan cara yang berbeda-beda tetapi berfungsi bersama-sama secara khas dalam

diri seseorang (Armstrong, 1994: 11).

Gardner mengemukakan bahwa kecerdasan yaitu kemampuan yang hakiki

pada manusia dan setiap orang memilikinya secara berbeda untuk mencapai sukses

dan menyelesaikan masalah (Gardner, 1993: 14). Kecerdasan merupakan

keberhasilan yang dapat dicapai individu dalam pengembangan dan penggunaan

kemampuannya yang mempengaruhi penyesuaian emosional, hubungan antar

pribadi, serta konsep diri yang dimiliki seseorang (Anastasi & Urbina, 2006: 333).

Dapat disimpulkan bahwa kecerdasan merupakan suatu kemampuan pada

diri seorang individu, dan setiap individu memiliki kemampuan berbeda-beda yang

dapat dikembangkan untuk memecahkan suatu masalah ataupun untuk mencapai

suatu keberhasilan yang diinginkan.

Teori Multiple Intelligences menyatakan bahwa dalam diri seorang individu

terdapat suatu kecerdasan. Setidaknya terdapat sembilan jenis kecerdasan yang

dapat berkembang seiring dengan berjalannya waktu. Kesembilan jenis kecerdasan

tidak pasti semuanya akan nampak pada diri seorang individu, namun tergantung

dengan bagaimana individu tersebut dapat mengoptimalkan kecerdasan tersebut.

Kecerdasan-kecerdasan bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks dan selalu

14

berinteraksi satu sama lain, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam

kehidupan sehari-hari. Seorang individu memiliki kemampuan mengoptimalkan

kecerdasan apabila ia mendapatkan cukup dukungan dalam pengajaran (Armstrong,

2004). Seorang indvidu yang memperoleh dukungan positif dan fasilitas yang

mendukung dari orang tua, serta bimbingan yang optimal dari guru akan

memberikan peluang yang lebih baik untuk mengembangkan kecerdasan yang

dimiliki.

Menurut Gardner dalam teori Multiple Intelligences terdapat sembilan jenis

kecerdasan yaitu: (1) Kecerdasan Linguistik, (2) Kecerdasan Logis-Matematis,

(3) Kecerdasan Visual-Spasial, (4) Kecerdasan Musikal, (5) Kecerdasan Kinestetis,

(6) Kecerdasan Interpersonal, (7) Kecerdasan Intrapersonal, (8) Kecerdasan

Naturalis, (9) Kecerdasan Eksistensialis (Chatib, 2015: 49).

Jenis kecerdasan majemuk yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1) Kecerdasan Interpersonal

Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan menciptakan, membangun

dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling

menguntungkan (Safaria, 2005: 23). Menurut Armstrong (2005: 21), kecerdasan

interpersonal adalah kemampuan untuk memahami dan bekerja dengan orang lain,

kecerdasan interpersonal mencakup kemampuan membaca orang atau menilai

orang lain, kemampuan berteman, dan keterampilan berinteraksi dengan orang

dalam lingkungan baru. Jadi dapat disimpulkan bahwa kecerdasan interpersonal

adalah kemampuan seseorang untuk berinteraksi dan memahami dengan baik orang

15

lain, seperti memahami dalam hal berkomunikasi sehingga dapat menjaga

hubungan dan mengetahui berbagai perasaan yang terdapat dalam suatu kelompok.

Terdapat tiga indikator kecerdasan interpersonal, yaitu (Safaria, 2005: 24):

a) Kepekaan sosial, kemampuan individu dalam mengamati perubahan reaksi pada

orang lain, dimana perubahan tersebut ditunjukan secara verbal ataupun non

verbal. Individu yang mempunyai sensitivitas tinggi akan cepat dan mudah

menyadari perubahan reaksi dari orang lain.

b) Pemahaman sosial, kemampuan individu dalam mencari pemecahan masalah

yang efektif dalam interaksi sosial, sehingga masalah tersebut tidak lagi menjadi

penghambat dalam relasi sosial yang telah dibangun individu.

c) Komunikasi sosial, kemampuan individu untuk masuk dalam proses komunikasi

dalam mejalin hubungan antar pribadi yang sehat. Sarana yang digunakan dalam

menjalin komunikasi yang sehat yaitu mencakup komunikasi verbal, non verbal,

maupun komunikasi melalui penampilan fisik.

2) Kecerdasan Logis-Matematis

Kecerdasan logis-matematis adalah kemampuan seseorang dalam berfikir

secara induktif dan deduktif, berfikir menurut aturan logika, memahami dan

menganalisis pola angka, serta memecahkan masalah dengan menggunakan

kemampuan berfikir (Hamzah, 2010: 11). Seorang individu yang memiliki

kecerdasan logis-matematis yang tinggi cenderung menyukai kegiatan

menganalisis dan mempelajari sebab akibat terjadinya sesuatu, dan menyukai

berfikir secara konseptual.

16

Terdapat tiga indikator kecerdasan logis-matematis, yaitu (Lwin & Adam,

2008):

a) Berpikir logis, kemampuan berpikir dengan menggunakan logika, rasional,

dan sistematis.

b) Pemahaman pola, kemampuan dalam menganalisa urutan-urutan secara logis

dan konsisten dari suatu peristiwa.

c) Analogi, kemampuan dalam melakukan penalaran berdasarkan pengamatan

terhadap gejala umum-khusus dengan membandingkan suatu objek yang

sudah teridentifikasi secara jelas terhadap objek yang dianalogikan sampai

dengan kesimpulan.

2.3 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences

Model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences merupakan

suatu model pembelajaran yang memiliki enam tahap pembelajaran, terdiri dari

predict, discuss, explain, observe, discuss, dan explain, yang mana dalam proses

pelaksanaannya terdapat unsur kecerdasan majemuk.

Kecerdasan majemuk yang digunakan yaitu kecerdasan matematis logis

yang memiliki indikator kemampuan perhitungan, berpikir logis, analogi, dan

pemahaman pola, serta kecerdasan interpersonal yang memiliki indikator

pemahaman sosial, komunikasi sosial, dan kepekaan sosial.

Dalam penerapan model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple

Intelligences untuk setiap tahapan pembelajarannya diterapkan dengan mengacu

17

pada indikator kecerdasan matematis logis dan interpersonal. Berikut gambaran

model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences:

Gambar 2.1 Model Pembelajaran PDEODE Berbasis Multiple Intelligences

Predict

Discuss

Explain

Observe

Discuss

Explain

Berpikir logis

Pemahaman pola

Analogi

Kepekaan sosial

Pemahaman sosial

Komunikasi sosial

Kepekaan sosial

Pemahaman sosial

Komunikasi sosial

Berpikir logis

Pemahaman pola

Analogi

18

2.4 Model Pembelajaran Eksperimen Verifikasi

Eksperimen merupakan cara penyajian pelajaran dimana siswa melakukan

percobaan dengan mengalami serta membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari

(Djamarah, 2006: 136). Dalam pembelajaran dengan model eksperimen, siswa

diberi kesempatan untuk mengalami sendiri dalam mengikuti suatu proses untuk

mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan, dan menarik kesimpulan

sesaui proses yang dialaminya.

Eksperimen berbasis verifikasi merupakan proses sebuah penelitian untuk

memberikan pengertian kepada siswa terhadap teori atau konsep yang telah guru

berikan melalui suatu eksperimen, sehingga siswa dapat mengerti dan memahami

betul atas konsep dan teori tersebut (Sintia, 2008: 1). Pada eksperimen verifikasi,

guru berperan menerangkan suatu teori kemudian siswa dapat membuktikannya

melalui sebuah eksperimen. Eksperimen verifikasi merupakan sarana bagi siswa

untuk dapat membuktikan ulang konsep atau teori yang telah dipelajarinya, dan

pada akhirnya siswa dapat menarik kesimpulan bahwa hasil percobaan sesuai atau

tidak dengan teori atau konsep yang telah dipelajari.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat diketahui bahwa eksperimen

verifikasi merupakan kegiatan pengamatan, analisis, dan penarikan kesimpulan

yang bertujuan untuk membuktikan teori atau konsep yang telah dipelajari.

19

Dalam eksperimen verifikasi, terdapat beberapa manfaat, yaitu (Sintia,

2008:1):

Untuk Siswa:

1) Siswa dapat membentuk kepribadian yang jujur, teliti, ulet, dan cerdas,

2) Siswa dapat berpikir secara kritis terhadap eksperimen yang dilakukan,

3) Siswa dapat menjalin kerja sama bersama teman-temannya,

4) Siswa dapat memahami sebuah teori dan konsep dengan lebih mendalam,

5) Meningkatkan keahlian siswa dalam bekerja secara ilmiah.

Untuk Guru:

1) Guru dapat lebih kreatif dalam menerangkan suatu konsep dan teori

terhadap siswanya,

2) Guru lebih mengetahui kemampuan siswa dalam bekerja secara ilmiah,

3) Guru dapat memahami konsep dan teori lebih mendalam setelah para siswa

melakukan eksperimen.

2.5 Pemahaman Konsep

Pemahaman berasal dari kata “paham” dalam KBBI diartikan menjadi

benar. Seseorang dikatakan paham apabila orang tersebut mengerti benar dan

mampu menjelaskanya. Pemahaman merupakan suatu jenjang di ranah kognitif

yang menunjukan kemampuan menjelaskan hubungan yang sederhana antara fakta

dan konsep (Arikunto, 2013: 131).

20

Pemahaman memerlukan kemampuan menangkap makna atau arti dari

sesuatu konsep. Konsep merupakan ide yang mengkombinasikan beberapa unsur

berbeda ke dalam satu gagasan tunggal (Suprijono, 2009: 15). Pemahaman yang

dimaksud dalam penelititian ini adalah suatu kemampuan untuk mengerti secara

benar konsep-konsep atau fakta-fakta. Setiap konsep tidak dapat berdiri sendiri

tetapi dapat dihubungkan dengan konsep-konsep lain dan mempunyai makna bila

dikaitkan dengan konsep-konsep lain.

Pemahaman konsep merupakan hasil belajar pada ranah kognitif. Pada

ranah kognitif dikenal suatu teori dari Benjamin Bloom yang disebut Taksonomi

Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari enam aspek yaitu (Anderson & Krathwohl,

2001):

1) Pengetahuan (knowledge) / C1

Pengetahuan didefinisikan sebagai perilaku mengingat atau menggali

informasi (materi pembelajaran) yang telah dipelajari sebelumnya.

2) Pemahaman (comprehension) / C2

Pemahaman didefinisikan sebagai kemampuan memperoleh makna dari materi

pembelajaran.

3) Penerapan (application) / C3

Penerapan mengacu pada kemampuan menggunakan materi pembelajaran

yang telah dipelajari di dalam situasi baru dan kongkrit.

4) Analisis (analysis) / C4

Analisis mengacu pada kemampuan memecahkan materi kedalam bagian-

bagian dalam sehingga dapat dipahami struktur organisasinya.

21

5) Evaluasi (Evaluate) / C5

Evaluasi berkaitan dengan proses kognitif memberikan penilaian berdasarkan

kriteria dan standar yang sudah ada.

6) Menciptakan (Create) / C6

Menciptakan mengarah pada proses kognitif meletakan unsur-unsur secara

bersama-sama untuk membentuk kesatuan yang koheren dan mengarahkan

siswa untuk menghasilkan suatu produk baru.

Untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa pada penelitian

ini, maka instrumen hasil belajar ranah kognitif menggunakan C2 sampai C4, yaitu

pemahaman, penerapan, dan analisis.

2.6 Tinjauan Materi Teori Kinetik Gas

2.6.1 Gas Ideal

Gas dinamakan sebagai gas ideal apabila memenuhi sifat- sifat sebagai

berikut:

a) Suatu gas terdiri dari partikel-partikel yang disebut molekul yang sangat

banyak dan jarak antar meolukul lebih besar daripada ukurannya.

b) Molekul-molekul mengikuti Hukum Newton tentang gerak, namun dalam

skala besar, molekul-molekul bergerak secara acak.

c) Molekul berinteraksi hanya dengan gaya-gaya berjarak pendek selama

tumbukan lenting.

d) Molekul bertumbukan lenting sempurna dengan dinding.

e) Gas ideal adalah zat murni, dimana semua molekulnya identik.

22

Gas ideal sebenarnya tidak ada dalam kehidupan sehari-hari; yang ada dalam

kehidupan sehari-hari adalah gas riil atau gas nyata. Gas ideal hanya bentuk

sempurna yang sengaja dibuat untuk membantu dalam analisis.

2.6.2 Hukum-Hukum Tentang Gas Ideal

Ketiga hukum ini hanya berlaku untuk gas riil yang memiliki tekanan dan

massa jenis yang tidak terlalu besar. Ketiga hukum ini juga hanya berlaku untuk

gas riil yang suhunya tidak mendekati titik didih.

a) Hukum Boyle

Pernyataan Hukum Boyle “Apabila suhu gas yang berada dalam bejana

tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas berbanding terbalik dengan

volumenya”. Pernyataan ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut.

𝑃~1

𝑉 → 𝑃𝑉 = 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.1)

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan berada pada temperatur

konstan, maka diperoleh:

𝑃1𝑉1 = 𝑃2𝑉2 (2.2)

dengan:

P1 : tekanan gas pada keadaan awal (N/m2)

P2 : tekanan gas pada keadaan akhir (N/m2)

V1 : volume gas pada keadaan awal (m3)

V2 : volume gas pada keadaan akhir (m3)

b) Hukum Charles

Pernyataan Hukum Charles “Apabila tekanan gas yang berada dalam bejana

tertutup konstan, maka volume gas sebanding dengan suhu mutlaknya”. Pernyataan

23

ini dapat dituliskan secara matematis sebagai berikut:

𝑉~𝑇 →𝑉

𝑇= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.3)

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada

tekanan konstan, maka diperoleh:

𝑉1

𝑇1=

𝑉2

𝑇2 (2.4)

dengan:

V1 : volume gas pada keadaan awal (m3)

V2 : volume gas pada keadaan akhir (m3)

T1 : suhu mutlak gas pada keadaan awal (K)

T2 : suhu mutlak gas pada keadaan akhir (K)

c) Hukum Gay Lussac

Pernyataan Hukum Gay Lussac “Apabila volume gas yang berada dalam

bejana tertutup dipertahankan konstan, maka tekanan gas sebanding dengan suhu

mutlaknya”. Pernyataan ini dapat kita tuliskan secara matematis sebagai berikut.

𝑃~𝑇 →𝑃

𝑇= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛 (2.5)

Untuk gas yang berada dalam dua keadaan keseimbangan yang berbeda pada

volume konstan, maka diperoleh:

𝑃1

𝑇1=

𝑃2

𝑇2 (2.6)

dengan:

P1 : tekanan gas pada keadaan awal (N/m2)

P2 : tekanan gas pada keadaan akhir (N/m2)

24

T1 : suhu mutlak gas pada keadaan awal (K)

T2 : suhu mutlak gas pada keadaan akhir (K)

d) Hukum Boyle-Gay Lussac

Apabila hubungan antara tekanan, volume, dan suhu gas dalam Persamaan

Boyle, Charles, dan Gay Lussac digabungkan, maka diperoleh hubungan:

𝑃1𝑉1

𝑇1=

𝑃2𝑉2

𝑇2 (2.7)

2.6.3 Persamaan Keadaan Gas Ideal

Beberapa istilah kimia dalam persamaan gas ideal, yaitu:

a) Massa atom relatif (Ar) adalah perbandingan massa atom suatu unsur

terhadap massa atom unsur lain.

b) Massa molekul relatif (Mr) adalah jumlah seluruh massa atom relatif (Ar)

dan atom-atom penyusun suatu senyawa.

c) Mol (n) adalah perbandingan massa (m) suatu zat terhadap massa relatifnya

(Ar atau Mr).

d) Bilangan Avogadro (NA) adalah bilangan yang menyatakan jumlah partikel

dalam satu mol (NA = 6,02 x 1023 partikel/mol).

Hubungan antara mol (n), massa (m), dan jumlah partikel (N ) sebagai berikut:

𝑛 =𝑚

𝑀𝑟 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑚 = 𝑛𝑀𝑟 (2.8)

𝑁𝐴 =𝑁

𝑛 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑁 = 𝑛𝑁𝐴 (2.9)

Persamaan keadaan gas ideal adalah:

𝑃𝑉 = 𝑁𝑘𝑇 (2.10)

25

Dengan mensubtitusikan persamaan (2.9) dalam persamaan (2.10) maka

persamaan keadaan gas ideal menjadi:

𝑃𝑉 = 𝑛𝑁𝐴𝑘𝑇 (2.11)

Dimana 𝑘𝑁𝐴 = 𝑅, sehingga didapatkan persamaan:

𝑃𝑉 = 𝑛𝑅𝑇 (2.12)

dengan:

P : tekanan gas ( N/m2 atau Pa)

V : volume gas (m3)

T : suhu gas (K)

N : Bilangan Avogadro (6,022 x 1023 molekul/mol)

R : konstanta umum gas (8,31 J/mol K)

k : konstanta Boltzmann (1,381 x 10-23 J/K)

2.7 Kerangka Berpikir

Sesuai dengan permasalahan yang ada disekolah bahwa pemahaman konsep

siswa pada mata pelajaran fisika masih rendah dilihat dari hasil belajar siswa. Hal

ini disebabkan kurangnya minat belajar siswa karena proses pembelajaran yang

bersifat informatif dan teoritis, sehingga terkesan sebagai materi hafalan dan

menjadi pengetahuan yang abstrak bagi siswa. Pembelajaran lebih berpusat pada

guru dan menjadikan siswa pasif. Selain itu interaksi sesama siswa dalam proses

pembelajaran juga masih kurang, terutama interaksi dalam bertukar gagasan.

Salah satu alternatif pembelajaran fisika yang dapat dijadikan untuk

menanamkan pemahaman konsep agar materi yang disampaikan tidak terkesan

26

abstrak bagi siswa yaitu melalui pembelajaran konstruktivisme. Melalui

pembelajaran konstruktivisme siswa harus terlibat langsung untuk menemukan

sendiri pengetahuan-pengetahuan baru dan kemudian dikaitkan dengan

pengetahuan-pengetahuan lama yang telah dimiliki siswa. Selain itu pendekatan

Multiple Intelligences bisa diterapkan dalam pembelajaran yaitu dengan

mengoptimalkan jenis kecerdasan majemuk yang dimilikinya, salah satunya

dengan mengembangkan kecerdasan interpersonal yang menjadikan siswa dapat

berinteraksi (aktif) dengan baik dalam pembelajaran, serta mengembangkan

kecerdasan logis matematis yang menjadikan siswa dapat berpikir logis dalam

pembelajaran.

Model pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran konstruktivisme

yaitu model pembelajaran PDEODE. Model pembelajaran ini terdiri dari enam

tahap proses pembelajaran yang terdiri dari tahap predict, discuss, explain, observe,

discuss, explain. Dalam penerapan model pembelajaran PDEODE untuk setiap

tahapan pembelajarannya diterapkan dengan mengacu pada indikator kecerdasan

logis matematis dan interpersonal. Dengan model pembelajaran tersebut

diharapkan dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa.

27

Guna memperjelas kerangka berpikir, berikut digambarkan bagan kerangka

berpikir:

Gambar 2. 2 Kerangka Berpikir

Model Pembelajaran PDEODE Berbasis

Multiple Intelligences

Peningkatan pemahaman

konsep

Dibutuhkan model pembelajaran yang dapat

menjadikan siswa aktif dalam pembelajaran.

Permasalahan:

1. Pemahaman konsep siswa rendah.

2. Pembelajaran Teacher Centered 3. Pembelajaran bersifat teoritis dan informatif.

4. Interaksi sesama siswa kurang.

Pelaksanaan:

1. Siswa menemukan konsep sendiri.

2. Siswa aktif dalam bertanya dan mengemukakan

pendapat tentang materi pelajaran.

3. Mengembangkan sikap kebersamaan dan kerja sama

dalam kelompok untuk mengkonstruksi pengetahuan.

28

2.8 Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah:

Ho : Penerapan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-

Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences tidak dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

Ha : Penerapan model pembelajaran PDEODE (Predict-Discuss-Explain-

Observe-Discuss-Explain) berbasis Multiple Intelligences dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa.

64

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan analisis data hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Model pembelajaran PDEODE berbsis Multiple Intelligences dapat

meningkatkan pemahaman konsep siswa. Peningkatan pemahaman konsep

dapat diketahui dari hasil uji gain terhadap nilai pemahaman konsep siswa

kelas eksperimen, dengan hasil yang diperoleh sebesar 68,79% yang

termasuk dalam kriteria sedang. Adanya peningkatan pemahaman konsep

siswa juga dapat diketahui dari uji perbedaan rata-rata, yang menyatakan

bahwa nilai rata-rata pemahaman konsep kelas eksperimen lebih tinggi dari

kelas kontrol.

2. Model pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences efektif untuk

meningkatkan pemahaman konsep siswa. Keefektifannya diketahui dari

kemampuan pemahaman konsep siswa yang dapat mencapai ketuntasan

belajar klasikal yaitu minimal 75% siswa telah mencapai KKM. Aktivitas

siswa selama proses pembelajaran memiliki persentase sebesar 81,60%, dan

tanggapan siswa terhadap pembelajaran memiliki persentase sebesar 80,90%,

kedua persentase tersebut termasuk dalam kriteria baik.

65

5.2 Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menyarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Bagi guru yang hendak melakukan penelitian dengan menggunakan model

pembelajaran PDEODE berbasis Multiple Intelligences, sebaiknya lebih

memperhatikan alokasi waktu karena model pembelajaran ini memiliki

banyak tahap pembelajaran dan harus dilakukan secara berurutan. Selain itu

hendaknya guru menggunkaan Multiple Intelligences yang dominan pada

siswa, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan hasil yang

memuaskan.

2. Hendaknya guru melakukan pengkondisian kelas dengan baik, sehingga

proses pembelajaran yang dilakukan dapat berjalan dengan lancar.

66

DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, G.P.A. 2014. Efektivitas Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan

Model Eliciting Activities (MEAs) pada Materi Persamaan dan

Pertidaksamaan Linear Satu Variabel di Kelas VII-A SMP Negeri 1

Lamongan. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 3 (2): 97-102.

Anastasi, A., & S. Urbina. 2006. Tes Psikologi. Jakarta: PT. Indeks.

Anderson, L.W., Krathwohl, D.R., eds. (2001). A taxonomy for learning, teaching,

and assessing: a revision of Bloom’s taxonomy of educational objectives;

abridged edition. NY: Addison Wesley Longman, Inc.

Anni, C.T., & A. Rifa’i. 2012. Psikologi Pendidikan. Semarang: Pusat

Pengembangan MKU-MKDK UNNES.

Arifin, Z. 2014. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Arikunto, S. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

--------------. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Armstrong, T. 1994. Multiple Intelligences in the Classroom. Alexandria VA:

Association for Supervision and Curriculum Development.

----------. 2004. Sekolah Para Juara: Menerapkan Multiple Intelligences di Dunia

Pendidikan. Bandung: Kaifa.

Chatib, M. 2015. Sekolahnya Manusia: sekolah berbasis multiple intelligences di

Indonesia. Bandung : Kaifa.

Costu, B., & A. Ayas. 2005. Evaporations in Different Liquid: Secondary Student’s

Conceptions. Eurasia Journal of Mathematics, Science, and Technology

Education, 23(1): 75-91.

Costu, B., A. Ayas, M. Niaz, U. Suat, & Calik. 2007. Facilitating Conceptual

Change in Students Understanding of Boiling Concept. International

Journal of Science Education and Technology, 16, 524-536.

Coştu, B. 2008. Learning science through the PDEODE teaching strategy: Helping

students make sense of everyday situations. Eurasia Journal of

Mathematics, Science & Technology Education, 4(1): 3-9.

Coştu, B., A. Ayas, & M. Niaz. 2010. Promoting conceptual change in first year

students’ understanding of evaporation. Chemistry Education Research

and Practice, 11(1): 5-16.

67

Depdiknas. 2006. Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi. Jakarta:

BSNP.

Djamarah. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Dryden & Jeannete. 2000. The Learning Revolution. Revolusi Cara Belajar.

Bandung: Kaifa.

Fitria, A. C., D. Sulistyaningsih, & M. Prihaswati. (2014). Keefektifan Metode

Guaided Discovery Learning Bernuansa Multiple Intelligences Untuk

Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis. JKPM, 1(2):

1-6.

Gardner, H. 1993. Multiple Intelligences: The Theory in Practice A Reader. New

York: Basic Books.

Hake, R.R. 1998. Interactive-Engagement Vs Traditional Methods : A-six

Thousand Student Survey of Mechanics Test Data for Introductory Physics

Courses. American Journal of Physics, 6 (1) : 64-80.

Hamzah. 2010. Mengelola Kecerdasan dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi

Aksara.

Isjoni. 2007. Cooperative Learning: Efektifitas Pembelajaran dalam Kelompok.

Bandung: Alfabeta.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2005. KBBI Online. Tersedia di

http://kamusbahasaindonesia.org/ [diakses 1-2-2016].

Kolari, S., E. L. Viskari, & C. Savander-Ranne. (2005). Improving student learning

in an environmental engineering program with a research study project.

International Journal of Engineering Education, 21(4), 702-711.

Lwin, M., & Adam, K. 2008. Cara Mengembangkan Berbagai Komponen

Kecerdasan. Yogyakarta: Indeks.

Niaz, M. 2012. Investigating the effectiveness of a POE-based teachinh activity on

students understanding of condensation. Journal, hal 47-67.

Safaria, T. 2005. Interpersonal Intelligences. Yogyakarta: Amara Books.

Savander-Ranne, C., & S. Kolari. 2003. Promoting the conceptual understanding of

engineering students through visualization. Global Journal of Engineering

Education, 7(2): 189-199.

68

Septiana, K. G., & J. Ikhsan. 2014. The Identification of Multiple Intelligences of

8th Grade Students of Junior High School. Proceeding of International

Conference On Research, Implementation and Education of Mathematics

and Sciences. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sintia. 2008. Eksperimen Berbasis Inkuiri Dan Eksperimen Berbasis Verifikasi.

Tersedia di http://organisasi.org/taxonomy menu/2/52. [diakses 9-5-2016].

Siregar, E., & H. Nara. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia

Indonesia.

Sugiarti, Y., & H. Nasrudin. 2015. Penerapan Model Pembelajaran Predict Discuss

Explain Observe Discuss Explain (PDEODE) Terbimbing Untuk

Mereduksi Miskonsepsi Siswa Pada Materi Laju Reaksi SMA N 1

Sumberejo Bojonegoro. UNESA Journal of Chemical Education, 4(1): 18-

26.

Sugiharti, P. 2005. Penerapan Teori Multiple Intelligence dalam Pembelajaran

Fisika. Jurnal Pendidikan Penabur, 5(4): 29-42. Tersedia di

202.147.254.252/files/2942Penerapan%20Teori%20Multiple%20Intellig

ence%20dalam%20 Pembelajaran%20Fisika.pdf [diakses 10-1-2016].

Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfa Beta.

----------. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D) .Bandung: Alfa Beta.

Suparno, P. 2005. Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan Fisika.

Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Supiyanto. 2006. Fisika 2 Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Phibeta.

Suprijono, A. 2009. Cooperative Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wulandari, R. R., Siswoyo, & F. Bakri. 2015. Pengaruh Model Pembelajaran

PDEODE Terhadap Hasil Belajar Kognitif Fisika Siswa SMA. Prosiding

Seminar Nasional Fisika. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.