area pelayanan menteng untuk kelompok...

104
PENGARUH JUMLAH PlfLANGGAN PLN DAN JUMLAH KWH (KILOWATT HOUR) TERHADAP PEMUNGUTAN PAJAK PENERANGAN JALAN (Studi Empiris Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI Diajukan Kepada Fakulas Elwnomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Cuna Meraih Ge/at Sarjana Ekonomi Ill Ill Ill !'DD 111 Universitas Islam Negeri SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA Oleh: ENDANG WITANTRf 111 c1n. NIM: 104082002754 .arl JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF Hlll)A YA TULLAH JAKARTA

Upload: hoangdung

Post on 12-Mar-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

PENGARUH JUMLAH PlfLANGGAN PLN DAN JUMLAH

KWH (KILOWATT HOUR) TERHADAP PEMUNGUT AN

PAJAK PENERANGAN JALAN

(Studi Empiris Pada PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·.

SKRIP SI

Diajukan Kepada Fakulas Elwnomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-syarat Cuna Meraih Ge/at Sarjana Ekonomi

Ill Ill Ill !'DD

111 Universitas Islam Negeri

SYARIF HIDAYATULLAH .JAKARTA

Oleh:

ENDANG WITANTRf111c1n.

NIM: 104082002754 .arl

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSIT AS ISLAM NEGERI SY ARIF Hlll)A YA TULLAH

JAKARTA

Page 2: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

PENGARUH .JUMLAH PELANGGAN PLN DAN

.JlJMLAH PEMAKAIAN KWH TERHADAP PEMUNGUTAN

P A.JAK PENERAN~AN .JALAN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi

Pembimbing I

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS. NIP. 131474891

Oleh:

Endaog Witantri NIJ\1: 104082002754

Di Bawah Bimbingan

Rah awati, SE.,MM NIP. 150 377 441

JURUSAN AKUNT ANSI FAKUL TAS EKONOI\11 DAN lLMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SY ARIF HIDAY A TULLAH

Page 3: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Hari ini Tanggal 24 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Delapan telah dilakukan Ujian

Kompn:hensif atas nama Endang Witantri NIM: 104082002754 dengan Judul

Skripsi "Pengaruh Jmillah Pelanggan PLN dan .Jumlah Pemalrnian Kwh

Terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan". Memperhatikan penampilan

mahasiswa tersebut selama masa ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat

diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

'

.r--A · n, SE.,Ak.,Msi

Ketua

Jakarta, 24 Maret 2008

Tim Penguji Ujian Komprehensif

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli

Afif Sulfa, SE.,Ak.,Msi Sekretaris '

Page 4: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Hari ini Jumat Tanggal 28 Bulan November Tahun Dua Ribu Delapan telah

dilakukan Ujian Skripsi atas nama Endang Witantri NIM: 104082002754 dengan

judul Skripsi "Pengaruh Jumlah Pelanggan PLN dan Jlumlah Pemakaian

Kwh Terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan". Memperhatikan

penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah

dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 28 November 2008

Tim Pengujian Ujian Skripsi

Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Ke tu a

Yessi Fitri, SE.,Ak.,Msi Penguji Ahli

Juhmawati, SE.,MM Sekretaris

Page 5: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

DAFTAR RIW AYAT HIDlfP

IDENTITAS PRIBADI

• Nama : Endang Witantri

• Jenis Kelamin : Perempuan

• Tempat!Tanggal Lahir : Jakarta/ 18Desember1985

• Agama : !slam

• Alamat : JL. H. Kamang, RT 09 I RW 010 No.50,

Kel. Pondok La bu, Kee. Cilandak, Jakarta

Selatan 12450

• Te!epon 085697173165

• Email : [email protected]

PENDIDIKAN FORMAL

• Ml. Miftahul Umam

• MTs. Miftahul Umam

• MA. Miftahul Umam

• Universitas Islam Negeri Syarif H!dayatullah Jakarta

LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Sahuri

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Kediri, 31 ,Januari 1B57

3. Alamat : JI. H. Kamang No. SO

4. Telepon :08157471!>818

5. lbu : Nani

6. Tempat dan Tanggal lahir : Jakarta, 18 Juli 1959 .., /\ ! ................ , · II t..I V ~m~n,.. f\ln t~n

: 1993-1998

: 1998- 2001

: 2001 - 2004

: 2004-2008

Page 6: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Abstract

Endang Wi!antri: 'The Effect of The Number of PLN's Customer and 1/ie Kwh (Kilowall Hour) Use toward 7/1e Road Lighting Tax Collection".

The aim of this research is intended to know the effect of the number of PLN's Customer and the kWh used toward the road lighting tax collected by PLN (Perusahaun Listrik Negara). 1'l1e lype of data in !his research is quanlilalive data by using the secondmy data that oblained fi'om PT P LN (Persero) .Jakarta Raya and Tangerang Distribution of Area of Service of Menteng.171e sampling method is purposive sampling. The sample was taken with data of the number PLN's customer and the kWh used.from the business group from year 2002 until 2007. nie method used is classical assumption analysis and hypotheses analysis using multiple tinier regression.

The research proved that all variables fulfilled the classical assumption. The result of hypotheses analysis show !hat !he number of PLN's customer and !he kWh used fi'om the business group have significantly effected toward the road lighting tax collected by P LN of Area of Service of A4enteng for business consumption.

Keyword~: nie number of PLN's customer, The Kwh used, Road Lighting Taxes

Page 7: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Abstrak

Endang Witantri: "Pengaruh Jumlah Pelanggan PLN dan Jumlah Pemakaian Kwh (Kilowatt Hour) terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan".

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh j umlah pelanggan PLN dan Jumlah kwh terhadap pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang dilakukan oleh PLN (Perusahaan Listrik Negara). Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari PT. PLN Distribusi Jaya dan Tangerang Area Pelayanan Menteng. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metocle purposive sampling. Sampel yang diambil adalah data jumlah pelanggan clan jumlah kwh dari kelompok bisnis dari tahun 2002 sampai 2007. Metode analisis data yang cligunakan aclalah uji asumsi klasik dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji regresi linier berganda.

Penelitian ini membuktikan bahwa semua variabel dinyatakan memenuhi asumsi klasik. Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa jumlah pelanggan PLN clan jumlah Kwh dari kelompok bisnis berpengaruh secara signifikan terhadap pemungutan Pajak Penerangan Jalan untuk keperluan bisnis yang dilakukan oleh PLN Area Pelayanan Menteng.

Kata Kunci: Pelanggan PLN, Jumlah Pemakaian Kwh, Pajak Penerangan Jalan.

Page 8: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

7. Seluruh dosen Fakultas Ekonomi dan llmu Sosial yang telah banyak

memberikan ilmu yang bermanfaat bagi penulis.

8. Staf akademik FEIS UIN yang telah banyak membantu

9. Rekan-rekan seperjuangan di Akuntansi E, terima kasih telah memberikan

semangatnya.

I 0. Seluruh rekan Akuntansi angkatan 2004.

11. Sahabat-sahabat terbaik penulis, terimakasih atas dukungannya.

Mohon maaf apabila ada pihak-pihak yang namanya tidak tercantum.

Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan kepada pihak­

pihak yang selama ini telah banyak membantu penulis.

Jakarta, Oktober 2008

Endang Witantri

Page 9: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

DAFTARISI

Lembar Pengesahan Skripsi ....................................................................................... i

Lembar Pengesahan Ujian Komprehensif ................................................................. ii

Lembar Pengesahan Ujian Skripsi ............................................................................ .iii

Daftar Riwayat Hidup ................................................................................................ iv

Abstract ...................................................................................................................... v

Abstrak ....................................................................................................................... vi

Kata Pengantar ........................................................................................................... vii

Daftar lsi .................................................................................................................... ix

Daftar Tabel ............................................................................................................... xii

Daftar Gambar ........................................................................................................... xiv

Daftar Lampiran ......................................................................................................... xv

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A Latar Belakang Penelitian ..................................................................... l

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 9

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ............................................................ 9

BAB II TINJAUAN PUST AKA ........................ .................................................. 11

A Pajak Secara Umum .............................................................................. 11

l. Definisi dan Ciri-ciri Pajak .............................................................. 11

3. Paradigma Perpajakan ..................................................................... J !

3 J ... j). k -2 . ems-Jems aJa .............................................................................. 1

4. Fungsi Pajak ................................................................................. 13

5. Sistem Pemungutan Pajak ............................................................... 14

6. Struktur PerpajBkan di Indonesia ....................................... 15

B. Pajak Daerah ......................................................................................... 19

1. Kebijakan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah ............................. 19

2. Paradigma Baru Pajak Daerah di Indonesia .................................... 20

Page 10: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

4. Jenis-jenis Pajak Daerah ................................................................. 21

8. Kriteria Pajak Daerah ..................................................... 22

C. Pajak Penerangan Jalan ........................................................................ 25

l. Definisi Pajak Penerangan Jalan ..................................................... 25

2. Objek dan Subjek Pajak Penerangan Jalan ..................................... 26

3. Dasar Pengenaan Pajak Penernngan Jalan ...................................... 27

4. Tarif Pajak Penerangan Jalan ........................................................ 27

5. Cara Perhitungan Pajak Penerangan Jalan ..................................... 28

6. Tata Cara Pemungutan Pajak Penerangan Jalan ............................. 30

7. Kewajiban Pemerintah Daerah Terhadap

Penerimaan PPJ ............................................................................ 34

8. Sistem Pembayaran Rekening Listrik Lampu

Jalan ............................................................................................. 35

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pajak

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan .................................................. 37

1. Jumlah Pelanggan PLN ................................................................... 3 7

2. Jumlah Pemakaian Kwh .................................................................. 38

E. Kerangka Pemikiran .............................................................................. 39

F. Hipotesis ............................................................................................... 4 l

BAR Ill METODOLOGI PENELITIAN ............................................................. .42

A Ruang Lingkup Penelitian ................................................................... 42

B. Metode Penentuan Sampel.. ................................................................ .42

C. Metode Pengumpulan Data .................................................................. .43

D. Metode Analisis Data ............................................................................ 43

I. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 43

a. Uji Multikolinearitas ................................................................. 43

b. Uj i Heteroskedastisitas ............................................................ .44

~~i~~~ ....................................................................... M

d. Uji Autokorelasi ....................................................................... .44

Page 11: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

E. Operasional Variabel Penelitian ........................................................... 46

1. Jumlah Pelanggan Kelompok Bisnis ............................................. .46

2. Jumlah Pemakaian Kwh Pelanggan

Kelompok Bisnis ............................................................................. 46

3. Pemungutan Pajak Penerangan Jalan ............................................. .47

BAB IV PEN EMU AN DAN PEMBAHASAN ...................................................... 48

A. Gambaran Um um Objek Penelitian ..................................................... .48

1. PT PLN (Persero) Distribusi Jaya dan

Tangerang ....................................................................................... 48

2. PT PLN (Perssero) Area Pelayanan

Menteng ..................................................................................... : .... 56

B. Deskripsi Data ....................................................................................... 60

C. Statistik Deskriptif ................................................................................ 64

D. Uji Asumsi Klasik ................................................................................. 66

1. Uji Multikolinearitas ....................................................................... 66

2. Uji Heteroskedastisitas .................................................................... 66

3. Uji Nonnalitas ................................................................................. 67

4. Uji Autokorelasi .............................................................................. 68

E. Peneujian Hipotesis .............................................................................. 68

I. Hasil Uji Koefisien Detem1inasi ................................................. 68

2. Hasil Uji Signifikansi Simultan ...................................................... 70

3. Hasil Uji Signifikan Parameter

Individual ........................................................................................ 71

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI.. ..........................................•..•......... 77

A. Kesimpulan ........................................................................................ 77

B. lmplikasi ........................................................................................... 77

DAFT AR PUSTAKA .............................................................................................•. 79

Page 12: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

DAFT AR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran I Hasil Uji Asumsi Klasik ................................................................... 82

Lampiran 2 Hasil Uji Hipotesis ............................................................................. 92

Lampiran 3 Surat Riset dan Data Hasil Riset.. ...................................................... 95

Page 13: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

A. Latar Belakang Masalah

BABI

PENDAHULUAN

Dalam rangka memenuhi dan merealisasikan belanja negara yang

telah dianggarkan untuk penyelenggaraan pemerintah dan pelaksanaan

pembangunan diperlukan dana yang tidak sedikit. \Tolwne dana yang

ditentukan oleh pemerintah Indonesia untuk penyelenggaraan pemerintahan

dan pelaksanaan pembangunan setiap tahun terus meningkat sejalan dengan

globalisasi perekonomian dan dinamika pembangunan.

Sumber pendapatan negara dalam rangka pemenuhan belanja negara

terdiri dari dua sumber, yaitu penerimaan dalam negeri dan hibah. Penerimaan

dalam negeri terbagi rnenjadi penerimaan pajak dan bukan pajak. Jika kedua

sumber penerimaan tersebut belum cukup untuk rnenutupi jumlah belanja

negara, maka untuk menutupi defisit anggaran pemerintah mencari sumber

pembiayaan eksternal berupa pinjaman luar negeri

Cara untuk mengurnng1 ketergantungan dari sumber pembiayaan

eksternal tersebut, pemerintah Indonesia secara terus-menerus berusaha

meningkatkan sumber pembiayaan intemai. Sumber pembiayaan internal yang

sedang ditingkatkan peranannya adalah penerimaan pajak.

Hampir semua negara di dunia ini menganclalkan pajak sebagai

penyumbang utama penclapatan dalam negeri. Begitu juga halnya dengan

pemerintah lndonesia, pajak merupakan sumber penerimaan negara yang

Page 14: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

paling besar bagi penenmaan negara terutama sejak harga minyak bumi

semakin menurun pada dekade 1980-an. Kondisi ini memaksa pemerintah

mengambil kebijakan untuk menyelamatkan penerimaan negara, yakni dengan

menggali penerimaan di luar sektor migas. Kebijakan yang ditempuh adalah

menjadikan penenmaan pajak sebagai andalan penenmaan negara

(Sya' dullah, 1999:27).

Pajak adalah suatu kewajiban kenegaraan dan pengabdian serta peran

aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya untuk membiayai berbagai

keperluan negara berupa Pembangunan Nasional yang pelaksanaannya diatur

dalam Undang-undang dan peraturan-peraturan untuk tujuan kesejahteraan

bangsa dan negara (Judisseno, 1997:7). Pemungutan pajak dilakukan

pemerintah pada setiap jenjang yang ada mulai dari pemerintah pusat, yang

disebut pajak pusat seperti Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai

(PPN), Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPn-BM), Bea Materai dan pajak

lainnya (Saleh, 2005 :20). Dalam hal tersebut, pemerintah pusat lebih

mengurusi semua kepentingan negara pada umumnya.

Pemerintah Daerah (Pemda) juga memungut pajak yang disebut

dengan pajak daerah seperti Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) dan Bea Balik

Nama Kendaraan Bennotor (BBNKB) untuk daerah tingkat I (Provinsi) dan

Pajak Reklame, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan Pajak

Penerangan Jalan merupakan contoh pajak daerah tingka.t II (Kabupaten/Kota)

(Saleh, 2005:20). Berbeda dengan pajak pusat, pajak daerah dikelola dn

Page 15: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

dipungut oleh Pemda, di mana Pemda hanya mengurusi kepentingan

daerahnya saja.

Digulirkannya otonomi daerah yang dimulai 1 Januari 200 I melalui

dua Undang-undang yang saling terkait (Undang-undang No. 22 Tahun 1999

dan Undang-undang No. 25 Tahun 1999) mengantar bangsa Indonesia

memasuki gerbang barn dalam tatanan pemerintahan, terutama dengan

perubahan yang mendasar pada sistem pengelolaan keuangan dan

pembangunan daerah. Desentralisasi fiskal sebagai bagian penting dari

otonomi daerah terutama dalam bidang keuangan dan pembangunan

memberikan kewenangan lebih luas kepada daerah untuk mengelola keuangan

daerah di sisi penenmaan maupun pengeluaran untuk kepentingan

pembangunan daeralmya. Peningkatan kewenangan tersebut memberi

implikasi besarnya tuntutan agar daerah mampu mengelola keuangan secara

efektif sehingga tttjuan-tujuan pembangunan dapat tercapai (Isdijoso, 2001 ).

Undang-undang tersebut menegaskan bahwa otonomi daerah

memberikan penekanan pada daerah. Artinya pemerintah dan masyarakat di

daerah dipersilahkan mengurus rumah tangganya sendiri secara bertanggung

jawab. Peran pemerintah pusat hanya rnelakukan supervisi, memantau,

mengawasi dan mengevaluasi peiaksanaan otonomi daerah (Azra, 2003: 156).

Sebagai konsekuensi dengan diserahkannya kewenangan kepada

Pemda dalam pelaksanaan otonomi daerah tersebut, maka tanggungjawab

pembiayaan pelaksanaan demi kelancaran pembangunan bertumpu pada

Pemda. Untuk memberikan pelayanan publik yang baik Pemda membutuhkan

Page 16: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

kemampuan keuangan yang cukup agar dapat mengatur dan mengurus rmnah

tangganya sendiri. Oleh karena itu guna mewujudkan kemampuan keuangan

yang cukup Pemda perlu memperhatikan potensi daerah yang dimilikinya

(lsmartani, 2003:2).

Berbicara mengenai potensi, Pemda perlu mencari upaya untuk

menggali dan mengembangkan sumber pendapatan daerahnya. Salah satu

potensi yang dapat digali oleh Pemda untuk mengembangkan sumber

pendapatan daerahnya adalah dengan memungut pajak daerah.

Pajak Penerangan Jalan (PPJ) adalah salah satu diantara pajak-pajak

daerah yang memberikan kontribusi besar terhadap Pendapatan Asli Daerah

(PAD). Secara um um PP J sampai dengan pertengahan l 990-an merupakan

salah satu pajak pemerintah daerah yang paling besar. Pajak ini dibebankan

langsung pada rekening listrik sehingga pengumpulannya dilakukan oleh

Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Ismail, 2005:206). Acuan Pemda untuk

memungut PPJ adalah Undang-undang No. 34 Tahun 2000 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah serta Peraturan Pelaksana:annya yaitu Peraturan

Pemerintah No. 65 Tahun 200 I tentang Pajak Daerah (Supit, 2007).

Lahirnya PP.I adalah atas dasar pertimbangan bahwa pemerintah

rnembutuhkan biaya yang cukup besar untuk perluasan pernbangunan

penerangan jalan yang selama ini biaya tersebut ditanggung oleh Pemda.

Sarana penerangan jalan disediakan oleh Pemda dimaksudkan untuk

rneningkatkan kesejahteraan masyarakat, khususnya keamanan, ketertiban,

keindahan dan kesegaran kehidupan kota (Sugianto, 2002: I).

Page 17: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Secara teori, PPJ adalah pajak alas penggunaan tenaga listrik, dengan

ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan jalan, yang

rekeningnya dibayar oleh Pemda. Penerangan jalan yang dimaksud adalah

penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan umum yang rekeningnya

dibebankan kepada Pemda. Selanjutnya, biaya tersebut dibebankan kepada

masyarakat pelanggan listrik dalam bentuk PPJ. PPJ ini wajib dibayar oleh

orang pribadi atau badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna

tenaga listrik (Kumalasari, 2005:3).

PPJ yang dipungut oleh PLN dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan. Tabel dibawah ini memperlihatkan besarnya PP J yang dipungut

oleh PT PLN (Persero) Area Pelayanan (APL) Menteng untuk kelompok

bisnis.

-No Tahun Pajak Penerangan Jalan

I 2002 193.353.211.100

------ --·-2 2003 231.746.142.860

-3 2004 254.487.692.535

4 2005 268.139.994.165

5 2006 298.237.967.275

6 2007 320.976.372.690

Sumber: PT PLN APL Menteng, data d10lah kembah

Dari data diatas dapat dilihat bahwa dari tahun 2002 sampai dengan tahun

2007 PPJ yang dipungut oleh PLN Distribusi Jaya dan Tangerang APL

Page 18: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Ada beberapa faktor yang diduga berpengaruh dalam kenaikan PPJ

yang dipungut tersebut. Faktor yang pertama adalah subjek pajak yang

dibebankan PPJ adalah orang pribadi atau badan yang memakai tenaga listrik

atau dengan kata lain adalah pelanggan PLN (Ismartani, 2003:47). Pelanggan

PLN dalam ha! ini bertindak sebagai wajib pajak, maka muncul suatu prediksi

bahwa jumlah pelanggan PLN dapat mempengaruhi besarnya pemungutan

PPJ.

Jumlah pelanggan listrik yang sudah terdaftar dari tahun ketahun

mengalami peningkatan terns ml!nerus. Begitu halnya dengan konsumen listrik

kelompok bisnis. Walaupun konsumen kelompok rumah tangga yang paling

besar mengkonsumsi tenaga listrik dari PLN tapi seiring dengan

berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi menyebabkan terjadinya

perkembangan pada dunia bisnis.

Sebagai lbukota negara, Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi,

hal ini menjadikan para investor cenderung untuk memulai bisnisnya di

Jakarta karena sarana dan prasarana yang menunjang dan peluang pasar yang

cukup terbuka dan menjanjikan keuntungan (Kismono, 200 l ). Oleh karena itu

sudah banyak lahan di Jakarta yang dijadikan bangunan untuk kegiatan bisnis.

Dunia bisnis yang terns berkembang berdampak terhadap konsumsi

penggunaan energi listrik. Listrik merupakan penunjang dan kebutuhan yang

vital bagi kegiatan ekonomi dari sektor bisnis. Konsumsi listrik yang

dilakukan oleh sektor bisnis itu berarti akan berpengaruh terhadap besarnya

jumlah PPJ yang dipungut.

Page 19: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Selainjumlah pelanggan PLN dari kelompok bisnis,jumlah pemakaian

kwh yang digunakan oleh pelanggan kelompok bisnis juga diprediksi dapat

mempengaruhi pemungutan PPJ. Sebenamya perkembangan penerimaan PPJ

berkaitan langsung dengan Tarif Dasar Listrik (TDL) (Ismartani, 2003:57).

Namun data tentang pengenaan TDL untuk tiap-tiap kelompok pelanggan

PLN khususnya kelompok bisnis tidak dapat diperoleh secara rinci. Hal ini

disebabkan karena pelanggan kelompok bisnis berbeda-beda dalam

penggunaan tarif sesuai dengan golongan tarifnya masing-masing, sehingga

tidak dapat dimasukkan ke dalam variabel yang dapat mempengaruhi

pemungutan PPJ.

Jumlah pemakaian kwh diprediksi dapat mempengaruhi pemungutan

PPJ karena dalam melakukan pembayaran rekening listrik, total tagihan listrik

pelanggan berpatokan kepada jumlah pemakaian kwh yang dipakai dikalikan

dengan tarif dasar listrik (lsmartani, 2003:56) Hastl perkalian tersebut

merupakan bagian dari perhitungan nilai jual tenaga listnk yang menjadi dasar

pengenaan pajak penerangan jalan. Semakin besar pemakaian kwh akan

menyebabkan nilai jual tenaga listrik (OPP penerangan jalan) meningkat.

Dengan kata lain semakin besar dasar pengenaan pajaknya, maka PP.I yang

terutangpun akan ikut meningkat.

Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa jumlah pelanggan

PLN dan jumlah pemakaian kwh merupakan faktor-faktor yang diperkirakan

dapat mempengaruhi pemungutan PPJ. Teori tersebut diperkuai dengan

oenelitian yang dilakukan oleh Virny Kumalasari yang menganalisa faktor-

Page 20: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

faktor yang mempengaruhi penenmaan pajak penerangan jalan. Penelitian

tersebut menguji pengaruh dua faktor, yaitu jumlah pelanggan PLN dan

penerimaan PLN dari tagihan rekening listrik pelanggannya yang diperkirakan

dapat mempengaruhi penerimaan PPJ khususnya di Kota Surabaya. Sampel

yang digunakan dalam penelitian sebelumnya adalah pelanggan PLN

kelompok rumah tangga.

Namun dari hasil penelitian sebelumnya jumlah pelanggan PLN

kelompok rumah tangga tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

penerimaan PPJ karena disebabkan oleh kenaikan taiif dasar listrik

(Kumalasari, 2005:38). Kenaikan tarif dasar listrik tersebut terjadi pada tahun

2003 berlaku sejak Januari 2003 yang diputuskan melalui Keppres No. 89

Tahun 2002 tangga! 31 Desember 2002 sebagaimana telah diubah dengan

Keppres No. 76 Tahun 2003 dan terakhir sampai dengan saat ini yaitu tahun

2008 harga jual tenaga listrik atau besamya tarif dasar listrik mengacu pada

Keppres No. 104 Tahun 2003 (lsmartani, 2003:57). Kenaikan tersebut

menyebabkan pelanggan PLN kelompok rJmah tangga khususnya di kota

Surabaya tidak mampu menanggung beban pembayaran rekening tagihan

listrik.

Kenaikan tarif dasar listrik tersebut belum tentu berdampak buruk

terhadap konsumsi energi listrik yang digunakan oleh pelanggan PLN

kelompok lain. Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini ingin meneliti lebih

lanjut tentang analisa pengaruh jumlah pelanggan PLN dan jumlah pemakaian

kwh terhadao oemungutan PPJ. Dalam oenelitian ini, aki:n diambil sampel

Page 21: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

pelanggan PLN kelompok bisnis di daerah Jakmia, khusu:mya pelanggan yang

terdaftar di PT PLN Distribusi Jaya dan Tangerang Area Pelayanan Menteng.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penehti mengambil judul

"Analisis Pengaruh .Jumlah Pelanggan PLN dan Jumlah Pemakaian Kwh

Terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan"

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalal1 diatas, maka masalah dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah jumlah pelanggan PLN kelompok bisnis berpengaruh signifikan

terhadap pemungutan Pajak Penerangan Jalan?

2. Apakah jumlah pemakaian kwh berpengaruh signifikan terhadap

pemungutan Pajak Penerangan Jalan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

I. Tuju~m Penelitian

a. Untuk mengetahui pengaruh jumlah pelanggan PLN kelompok bisnis

terhadap pemungutan Pajak Penerangan Jalan.

b. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penerimaan PLN dari tagihan

rekening listrik pelanggan sektor bisnis terhadap pemungutan Pajak

Penerangan J alan.

Page 22: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

2. Manfaat Penelitian

a. Bagi penulis, untuk memperluas wawasan berfikir serta menambah

pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemungutan

Pajak Penerangan Jalan yang dilakukan oleh PLN.

b. Bagi pembaca, menambah wawasan dan referensi ilmiah tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pemungutan Pajak Penerangan

Jalan.

Page 23: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

A. Pajak Secara Um um

BABH

TINJAUAN PUST AKA

1. Definisi dan Ciri-ciri Pajak

Pajak secara umum adalah suatu kewajiban kenegaraan berupa

pengabdian serta peran aktif warga negara dan anggota masyarakat lainnya

untuk membiayai berbagai keperluan negara berupa Pembangunan

Nasional yang pelaksanaannya diatur dalam Undang-undang dan

peraturan-peraturan untuk kes~jahteraan bangsa dan negara (Judisseno,

1997:7).

Ciri-ciri yang mdekat pada pengertian pajak adalah sebagai berikut

(Marsyahrul, 2006:2):

a. Pajak dipungut berdasarkan Undang-undang;

b. Jasa timbal tidak dapat d1tunjukkan secara langsung;

c. Pajak <lipungut oleh pemerintah, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah:

<l. Pajak <lipergunakan untuk membiayai pengeluaran umum pemerintah;

e. Dapat dipaksakan (bersifat yuridis ).

2. Paradigma Perpajakan

Sejak awal dekade 2000 modernisasi telah menjadi salah satu

kunci yang melekat di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak dan

Deoartemen Keumrnan. Hal ini dilaksanakan bertuiuan untuk menernpkan

Page 24: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

good governance dan pelayanan prima kepada masyarakat, demikian

juga dengan tuntutan pelayanan yang lebih baik dari stakeholders

perpajakan. Konsep modernisasi perpajakan Indonesia. disesuaikan dengan

iklim, kondisi dan sumber da.ya yang ada (Pandiangan, 2008:6).

Adapun paradigma perpajakan Indonesia saat 1111 yaitu

(Pandiangan, 2008:9):

a. Organisasi berubah dari berdasarkan ')enis pajak" menjadi

berdasarkan "fungsi" dalam rangka client oriented;

b. Sistem dan proses kerja berubah dari "manual" menjadi berdasarkan

"sistem", Sistem Informasi Direktorat Jenderal Pajak (SIDJP) dengan

ca.ve rnanagernent;

c. Lebih mengedepankan aspek pelayanan kepada wajib pajak dengan

adanya help desk maupun Account Representative (AR);

d Adanya unit khusus yang menangani keluhan;

e. Tuntutan profesional Sumber Daya Manusia dalarn bekerja;

f. Adanya "kode etik pegawai".

3. Jenis-jenis Pajak

Terdapat berbagai macam jenis pajak, yang dapat dikelompokkan

menjadi tiga, yaitu pengelompokkan menurut golongannya, menurut

sifatnya dan menurut lembaga pemungutnya (Resmi, 2003:6).

a. Menurut Golongannya

Page 25: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

I) Pajak Langsung, adalah pajak yang harus dipikul atau ditanggung

sendiri oleh wajib pajak dan tidak dapa1 dilimpahkan atau

dibebankan kepada orang lain atau pihak lain;

2) Pajak Tidak Langsung, adalah pajak yang pada akhimya dapat

dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain atau pihak ketiga.

b. Menurut Sifatnya

I) Pajak Subjektif, adalah pajak yang pengenaannya memerhatikan

pada keadaan pribadi wajib pajak atau pengenaan pajak yang

memerhatikan keadaan subjeknya;

2) Pajak Objektif, adalah pajak yang pengenammya memerhatikan

pada objeknya baik berupa benda, keadaan, perbuatan atau

peristiwa yang mengakibatkan timbulnya kewajiban membayar

pajak, tanpa memperhatikan keadaan pribadi subjek pajak maupun

tempat tinggal.

c. Menurut Lembaga Pemungutnya

I) Pajak Negara (Pajak Pusat), adalah pajak yang dipungut oleh

pemerintah pusat dan digunakan untuk mernbiayai rumah tangga

negara pada umumnya;

2) Pajak Daerah, yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah

baik daerah tingkat l maupun daerah tingkat II dan digunakan

untuk membiayai rumah tangga daerah masing-masing.

4. Fungsi Pajak

Terdapat dua fungsi pajak (Suandy, 2000: 14), yaitu:

Page 26: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

a. Fungsi Budgetair1Financial, yaitu memasukkan uang sebanyak­

banyaknya ke kas negara dengan tujuan untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran Negara;

b. Fungsi Reguleren (fungsi mengatur), yaitu pajak digunakan sebagai

alat untuk mengatur masyarakat baik dibidang ekonomi, sosial maupun

politik dengan tujuan tertentu

5. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam memungut pajak dikenal beberapa system pemungutan,

Yaitu ( Resmi, 2003:10):

a. Official Assesment System

Suatu system pemungutan pa,jak yang memberikan kewenangan

aparatur perpajakan untuk menentukan sendiri jumlah pajak yeng

terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang

perpajakan yang berlaku;

b. Self Assesment System

Suatu sistem pemungutan pajak yang membe1i wewenang kepada

Wajib Pajak (WP) untuk menentukan sendiri jumlah pajak yang

terutang setiap tahunnya sesuai dengan ketentuan undang-undang

perpajakan yang berlaku;

c. With Holding System

Suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada

pihak ketiga untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh WP

sesuai dengan undang-undang perpajakan yang berlaku.

Page 27: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

6. Struktur Perpajakan di Indonesia

Indonesia telah lama menempatkan pajak sebagai sumber

penerimaan Negara, baik itu di masa pendudukan penjajah hingga

sekarang ini. Sejak awal kemerdekaan, para pendiri Negara telah

menempatkan dalam Pasal 23 ayat (2) UUD 1945 bahwa "Segala pajak

untuk keperluan Negara berdasarkan undang-undang ". Sehingga dasar

hukum pengenaan pajak di Indonesia telah kuat. Untuk menyesuaikan

pajak dengan iklim dan perkembangan yang dialami oleh Negara kita,

pemerintah telah melakukan reformasi terhadap perpajakan, baik itu atas

pajak pusat maupun pajak daerah (Pandiangan, 2002: 11 ).

Pajak telah mengalami masa-masa sulit dan gemilang di Indonesia,

yang indikasinya terlihat dari persentase penerimaan pajak dalam

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) maupun Anggaran

Pendapatan Belanja Daerah (APBD). Untuk menyesuaikan pajak dengan

iklim dan perkembangan yang dialami oleh Negara Indonesia, pemerintah

telah melakukan refonnasi terhadap perpajakan, baik itu atas pajak pusat

maupun pajak daerah. Dengan refonnasi tersebut diharapkan terciptanya

fonnat perpajakan yang Jebih ideal untuk dapat dilaksanakan oleh

pemerintah dan masyarakat. Di samping itu juga sebagai reposisi pajak

sebagai sumber penerimaan, baik itu penerimaan untuk pusat maupun

untuk daerah (Pandiangan, 2002: 11 ).

Refonnasi perpajakan yang pertama dilakukan oleh pemerintah

terhadap pajak pusat pada tahun 1983 melalui pengaiuan dan

Page 28: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

ditetapkannya 3 Undang-undang (UU) Perpajakan nasional sebagai pilar

pelaksanaan pajak pusat, yaitu UU No. Tahun 1983 tentang Ketentuan

Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak

Penghasilan dan UU No. 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai

dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah. Dengan langkah reformasi

perpajakan ini, telah memberi sejarah dan mengantarkan perpajakan

nasional ke suatu iklim barn, baik dalam ha! sistem (:>ystem), aturan dasar

(regulation), maupun kelembagaan (institution). Kemudian telah

dikeluarkan lagi UU Perpajakan di bidang Pajak Bumi dan Bangunan, Bea

Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Bea Materai, Bea Masuk, Cukai,

masalah Penagihan Pajak hingga Badan Penyelesaian Sengketa Pajak bila

masyarakat mengajukan banding atas Ketetapan Pajak (Pandiangan,

2002: l l ).

Selanjutnya pada tahun 1997 juga dilakukan reformasi terhadap

pajak daerah, yaitu melalui UU No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah

dan Retribusi Daerah. Namun pcngaturan secara regulasi atas pajak

tersebut tidaklah kaku dan monoton, melainkan dinamis dan berkembang

terns. Hal ini terlihat dari dilakukannya beberapa kali pernbahan atas UU

perpajakan yang ada, untuk menyesuaikan aturan pengenaan pajak dengan

perkembangan yang terjadi yang dialami oleh suatu negara. Sehingga

antara pajak dan perkembangan negara tidak berjalan sendiri-sendiri,

melainkan berjalan seirama dan selaras (Pandiangan, 2002: 11 ).

Page 29: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Saat ini Undang-undang tentang Ketentuan Uinum dan Tata Cara

Perpajakan, PPh, PPN dan PPn-BM serta Pajak dan Retribusi Daerah

tersebut sudah tidak berlaku. Perubahannya yaitu Undang-undang No. 16

Tahun 2000, mulai sekarang berlaku UU No. 28 Tahun 2007 tentang

Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, UU No. 17 Tahun 2000

tentang Pajak Penghasilan, UU No. 18 Tahun 2000 tentang Pajak

Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan UU No.

34 Tahun 2000 tentang Pajak daerah dan retribusi daerah.

Selain itu, perubahan atas UU Perpajakan yang ada dilakukan

untuk memberikan keseimbangan antara beban pajak dan tingkat

pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak. Hal ini pada akhirnya akan

memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pembangunan daerah

serta nasional pada umumnya (Ismail, 2005: 174).

Dampak positif itu tidak akan tercapai meskipun semua peluang

investasi dibuka lebar dan berbagai kemudahan serta intensif ditawarkan

kepada m11syarakat dan investor, apabila paradif,,'lna paj<ik pusat maupun

pajak daerah itu sendiri tidak diubah sesuai dengan perkembangan dan

kebutuhan (Ismail, 2005: 174 ).

Dari perkembangan pengaturan pajak tersebut, hingga saat ini

struktur perpajakan Indonesia sebagaimana terlihat dalam bagan berikut:

(Pandiangan, 2002: 11)

Page 30: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

1. Direktorat Jenderal Pajak a. Pajak Penghasilan b. Pajak Pertambahan Nilai c. Pajak Penjualan atas Barang

Mewah d. Pajak Bumi dan Bangunan e. Bea Materai f. Bea Perolehan Hak atas Tanah

- Pajak dan bangunan Pu sat

2. Direktorat Jendernk Bea dan Cukai a. Beamasuk b. Cukai

I. Propinsi a. Pajak Kendaraan Bem1otor dan

Kendaraan di atas Air

I PAJAK I b. Bea Batik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air

c. Pajak Bah an Bakar Kendaraan Bermotor

d. Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air di bawah Tanah dan Air Permukaan

Pajak -~

Daerah ~upaten/Kota Pajak Hotel

b. Pajak Restoran c. Pajak Hiburan d. Pajak Reklame e. Popk P'•cra•g<m fafa• j f. Pajak Pengambilan Ballan Galian

Golongan C g. Pajak Parkir

Page 31: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

B. Pajak Daerah

1. Kebijakan dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah

Untuk dapat mewujudkan otonomi bagi daerah agar memiliki

kekuasaan dalam penyelenggaraan pemerintahan di daerah, maka menurut

Agus ( 1999) dalam Nugroho (2000: 13) hams mempunyai hal-hal berikut:

a. Self Regulating Power, yaitu kemampuan mengatur dan melaksanakan

otonomi daerah demi kesejahteraan mesyarakat di daerahnya;

b. Self Modifying Power, yaitu kemampuan melakukan penyesuaian­

penyesuaian dari peraturan yang ditetapkan secara nasional dengan

kondisi daerah;

c. Local Political Support, yaitu penyelenggaraan pemerintahan daerah

yang mempunyai legitimasi luas dari rnasyarakat, baik pada posisi

Kepala Daerah sebagai unsur eksekutif maupun DPRD sebagai unsur

legislatit;

d. Financial Recourse, yaitu mengembangkan kemampuan dalam

mengelola sumber-sumber penghasilan dan keuangan yang memadai

untuk membiayai kegiatan-kegiatan pemerintahan, pembangunan dan

pelayanan masyarakat yang segera menjadi kebutuhannya;

e. Developing Brain Power, yaitu membangun sumber daya manus1a

aparatur pemerintah dan masyarakat yang handal yang hertumpu pada

kapabilitas intelektual dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Page 32: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

2. Paradigma Baru Pajak Daerah di Indonesia

Seiring dengan tujuan otonomi daerah yang mendekatkan

pelayanan pemerintah dengan rakyatnya, maka fungsi pajak daerah tidak

semata-mata untuk mengisi daerah (APBD). Karena ha! tersebut tidak

sesuai dengan tujuan otonomi daerah. Dalam definisi pajak sebagai pengisi

kas daerah ir.i, titik berat pajak diletakkan pada fungsi budgeter meskipun

terdapat fungsi lain, yaitu fungsi mengatur (reguleren~. Dari kedua fungsi

paja.1< tersebut yang lebih mendekati makna otonomi daerah dan hams

lebih dieksploitasi atau dikembangkan adalah fungsi mengalur, yang

dalam hal ini berkaitan erat dengan upaya meningkatkan pelayanan

(Ismail, 2005:176).

Fungsi mengatur pajak tersebut tidak semata-mata dalam lingkup

fungsi budgeter atau taxation for revenue only, tetapi juga untuk mengatur

tingkat pendapatan di sektor swasta yaitu mengadakan redistribution

pendapatan tersebut dan mengatur volume pengeluaran swasta. Bahkan

seiring dengan perkembangan sistem pemerintahan dan sistem demokrasi,

fungsi mengatur dari pajak daerah ini hams diarahkan pada fungsi

pelayanan pemerintah daerah kepada rakyatnya. Dengan demikian,

paradigma pajak daerah yang selama ini melekat pada pajak, yaitu tanpa

imbalan/kontraprestasi hams diubah dan diarahkan pada fungsi pajak yang

diarahkan pada fungsi pajak yang memberikan imbalan kepada sektor

pajak bersangkutan. Dengan demikian, pungutan pajak daerah hendaknya

Page 33: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

memenuhi rasa keadilan dan ditujukan tmtuk kemanfaatan dan

kesejahteraan rakyat (Ismail, 2005: 177).

3. Definisi dan Tujuan Pelaksanaan Pajak Daerah

Kewenangan daerah untuk memungut pajak daerah dan retribusi

diatur dalam UU Nomor 34 Tahun 2000, yang merupakan penyempumaan

UU Nomor 18 Tahun 1997, Undang-undang itu ditindaklanjuti dengan

Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

Pendefinisian pajak daerah menurut UU No. 34 Tahun 2000 adalah:

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan penmdang-undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan pembangunan daerah.

Tujuan Pelaksanaan Pajak Daerah yang merupakan salah satu

bentuk perwujudan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) diharapkan

menjadi salah satu sumber pembiayaan penyelenggaraan pemerintah dan

pembangunan daerah untuk meningkatkan dan memeratakan kesejahteraan

masyarakat. Dengan demikian daerah mampu melaksanakan otonominya,

yaitu rnampu mengatur dan mengurus rurnah tangganya sendiri

(Kurnalasari, 2005: 13).

4. Jenis-jenis Pajak Daerah

Pajak daerah dibedaknn menjadi dua jenis pajak, yaitu (Prakosa,

2003:3):

a. Pajak Propinsi yang terdiri dari:

Page 34: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

b.

2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di atas Air;

3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bem10tor;

4) Pajak Pengembilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air

Permukaan.

Pajak Kabupaten/ Kota yang terdiri dari:

I) Pajak Hotel;

2) Pajak Restoran;

3) Pajak Hiburan;

4) Pajak Reklame;

5) Pajak Penerangan Jalan;

6) Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C;

7) Pajak Parkir.

5. Kriteria Pajak Daerah

Untuk menilai potensi dan kinerja suatu jenis pungutan, diperlukan

seperangkat kriteria. Secara umum kriteria-kriteria ini dapat digolongkan

ke dalam enam butir, yal<ni: (Ismail, 2005: 197).

a. Kecukupan dan Elastisitas

Pernyataan yang pertama dari suatu sumber penerimaan tentu

saJa kecukupan dari perolehan sumber tersebut terutama apabila

dikaitkan dengan biaya pelayanan yang harus diberikan. Akan tetapi

tidak boleh dilupakan bahwa berbagai biaya cenderung tidak stabil

karena berbagai sebab, seperti inflasi, pertumbuhan penduduk, naiknya

standar hidup yang menuntut standar pelayanan yang lebih tinggi.

Page 35: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Oleh karena itu, sumber-sumber penerimaan seyogyanya cukup

elastis, yakni kapasitas untuk meningkatkan pendapatan cukup besar

sebagai respon terhadap tekanan meningkatnya permintaan belanja

publik. Basis pajak juga seyogyanya meningkat seiring meningkatnya

harga, bertambah penduduk dan ekspansi ekonomi.

b. Keadilan

Keadilan atau pemerataan yakni bahwa 'beban untuk belanja

publik seyogyanya ditanggung oleh mesyarakat secara proporsional

dengan kekayaan mereka. Dengan demikian, siswm perpajakan akan

baik apabila progresif, yaitu apabila presentase pendapatan seseorang

yang dibayarkan sebagai pajak meningkat seiring; dengan peningkatan

pendapatan.

Dalam ha! pajak daerah, persoalan keadilan haris dilihat dari

tiga dimensi, yaitu:

1) Behan pajak hams seimbang; antara kelompok masyarakat yang

berada ditingkat pendapatan yang berbeda;

2) Beban hams seimbang antara kelompok dan sumber pendapatan

yang berbeda; orang yang menerima pendapatan tetap seyogyanya

tidak diberi beban lebih jika dibandingkan dengan mereka yang

mempunyai pendapatan sama tetapi dari usaha sendiri;

3) Beban pajak seharusnya tidak boleh berbeda hanya karena

seseorang tinggal di daerah yang berbeda.

Page 36: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

c. Kapasitas Administratif

Tuntutan kemampuan administrasi dalam ha! keahlian,

integritas dan determinasi sangat bervariasi untuk berbagai sumber

penerimaan. Biaya administrasi untuk menilai dan menghimpun pajak

langsung dari masyarakat yang mempunyai karakteristik demikian

cenderung sangat tinggi, walaupun perolehan rata-ratanya sangat

mungkin rendah. Di sisi lain perolehan sangat signifikan bisa diperoleh

dari pajak atas bahan bakar, misalnya dengan biaya administratif yang

relatif rendah.

d. Kesepakatan Politis

Membayar pajak merupakan kewajiban bagi masyarakat

dengan konsekuensi hukum bagi pelanggarnya. Oleh karena itu,

dibutuhkan suatu kesepakatan bersama jika dirasakan perlu dalam

pengambilan keputusan perpajakan.

e. Efisiensi Ekonomi

Perpajakan pada dasarnya memiliki dua tujuan, yaitu untuk

menyediakan dana bagi kepentingan publik dan mempengaruhi

perilaku ekonorni. Misalnya, pajak penjualan sangat mempengaruhi

harga pembelian pakaian. Oleh karena itu, peni:laian atas suatu pajak

juga harus dilihat dari pengaruhnya atas keputusan wajib pajak.

Kriteria efisiensi ekonomi secara urnurn lebih bermanfaat untuk

digunakan dalam menilai pajak pusat daripada pajal< daerah.

Page 37: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Menurut Pasal 2 ayat (4), menyatakan bahwa kriteria pajak daerah

adalah sebagai berikut (Ismail, 2005: 178):

a. Bersifat pajak dan bukan retribusi;

b. Objek pajak terletak atau terdapat di wilayah daerah kabupaten/kota

yang bersangkutan dan mempunyai mobilitas yang cukup rendah serta

hanya melayani masyarakat di wilayah daerah kabupatenlkota yang

bersangkutan;

c. Objek dan dasar pengenaan pajak tidak bertentangan dengan

kepentingan umum;

d. Objek pajak bukan merupakan objek pajak provinsi dan atau objek

pajak pusat;

e. Potensinya memadai;

f. Tidak memberikan dampak ekonomi yang negatif;

g. Memperhatikan aspek keadilan dan kemampuan masyarakat;

h. Menjaga kelestarian lingkungan.

C. Pajak Penerangan Jalan

1. Definisi Pajak Penerangan Jalan

Menurut Prakosa (2003) dalam Kumalasari (2005:13) Pajak

Penerangan Jalan (PPJ) adalah pajak atas penggunaan tenaga listrik

dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah tersebut tersedia penerangan

jalan yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah. Penerangan Jalan

Page 38: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

yang dimaksud adalah penggunaan tenaga listrik untuk menerangi jalan

umum yang rekeningnya dibayar oleh Pemerintah Daerah.

2. Objek Pajak dan Subjek Pajak Penerangan Jalan

Menurut Peraturan Daerah Khusus lbu Kota Jakarta Nomor 9

Tahun 2003 yang menjadi objek Pajak Penera:ngan Jalan adalah

penggunaan tenaga listrik di propinsi OKI Jakarta. Pengecualian Objek

Pajak Penerangan Jalan:

a. Penggunaan tenaga listrik oleh instansi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah;

b. Penggunaan tenaga listrik pada tempat-tempat yang digunakan oleh

kedutaan, konsulat, perwakilan asmg dan lembaga-lembaga

internasional dengan asas timbal balik;

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN dengan

kapasitas tertentu yang tidak memerlukan izin dari instansi teknis

terkait

d. Penggunaan tenaga listrik lainnya yang ditetapkan dengan keputusan

Gubernur.

Sedangkan yang menjadi subjek pajak menurut Undang-undang

tersebut adalah orang pribadi atau badan yang memakai tenaga listrik. Jadi

yang menjadi wajib Pajak Penerangan Jalan adalah orang pribadi atau

badan yang menjadi pelanggan listrik dan atau pengguna listrik.

Page 39: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

3. Dasar Pengenaan Pajak Penerangan Jalan

Oasar pengenaan pajak yang dimaksud dalam hal ini adalah Nilai

Jual Tenaga Listrik. Menurut Peraturan Oaerah Propinsi OKI Jakarta

Nomor 9 Tahun 2003 Pasal 5 tentang Pajak Penerangan Jalan, Dasar

Pengenaan pajak Penerangan Jalan yang berlaku di OKI Jakarta ditetapkan

sebagai berikut:

a. Oalam hal tenaga listrik berasal dari PLN dengan pembayaran, nilai

jual tenaga listrik adalah jumlah tagihan biaya beban ditambah dengan

biaya pemakaian kwh yang ditetapkan dalam rekening listrik;

b. Dalam hal tenaga listrik berasal dari bukan PLN dengan tidak dipungut

bayaran, nilai jual tenaga listrik dihitung berdasarkan kapasitas

tersedia, penggunaan listrik atau taksiran penggunaan listrik, dan harga

satuan listrik yang berlaku di wilayah Propinsi DK! Jakarta.

4. Tarif Pajak Penerangan Jalan

Berdasarkan Peraturan Oaerah Nomor 9 Tahun 2003 Pasal 6,

ditetapkan tarif Pajak Penerangan Jalan yang berlaku di Propinsi DK!

Jakarta sebagai berikut:

a. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN,. untuk bukan industri

sebesar 3%;

b. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari PLN, untuk industri,

pertambangan minyak bumi dan gas alam sebesar 8%;

c. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN untuk bukan

industri sebesar 3%;

Page 40: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

d. Penggunaan tenaga listrik yang berasal dari bukan PLN, untuk industri

sebesar 8%.

5. Cara Perhitungan Pajak Penerangan jalan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 Pasal 7

besarnya Pajak Penerangan Jalan yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pungutan Pajak Penerangan Jalan dengan dasar

pengenaan pajaknya.

Contoh perhitungan pajak penerangan jalan:

a. Pelanggan PLN kelompok rumah tangga

Biaya rekening listrik terdiri dari Biaya beban dan biaya

pemakaian. Biaya beban adalah biaya yang besamya tetap, dihitung

berdasarkan daya tersambung. Sedangkan biaya p~makaian merupakan

biaya pemakaian energi. Untuk pelanggan-pelanggan golongan

tertentu, yaitu R-1 dan R-2, perhitungan tariff biaya pemakaian

dikenakan sistem blok. Artinya, untuk pemakaian sampai jumlah

tertentu, yaitu 60 jam pe1tama mendapat tarif yang lebih murah dan

selebihnya tariff yang lebih mahal. Diba.wah ini tabel tarif dasar listrik

kelompok mmah tangga berdasarkan Keputusan Presiden RI No. l 04

Tahun 2003:

I GOL Bl BLOK I Biaya

TAR!f Be ban (Rp/kWh)

1· 1 l I.

s.d450 VA

lo-3okWhr ~ 11000 .

] 1 I

I

Biaya Pemakaian (Rp/kWh)

169 I 360 J

Page 41: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

. -@iQJ{ji'li] I 2101

~ I 445 I 900VA h

20.000

l>60kWhl [ 495 I ~-20 kWh]cr __ 385 -- l

1300 VA ~ 30 100 11 445 I cl (>60kWhi I 495 _J 10-20 kWh[ ·11 390 I

2200 VA ~ h 30.200

I 445 I 1>60kWhi I 495 I

B > 2200 VA sd Cl 30.400s ][ 560 I 6600VA

I R-3 II >6600VA II -11 34.260 JI 621 I Contoh perhitungan untuk Golongan Tarif R-1 450 VA, pemakaian 90

kwh (Penghitungan tarif listrik, 2008):

Biaya Beban = (450/1000) x Rp 11.000

Biaya Pemakaian =

Blok I = 30kWh xRp 169 = Rp 5.070

Blok II = 30 kWh x Rp 360 = Rp l 0.800

Blok Ill= 30 kWh x Rp 495 = Rp 27.720 (+)

Total Tagihan =

=Rp 4.950

=BJ230.720(+) Rp 35.670 + PPJU .

Pajak penerangan yang dipungut adalah 3% x Rp. 35.670 "" Rp. 1.070

b. Pelanggan PLN kelompk bisnis

Dibawah ini tabel tarif dasar listrik kelompok bisnis:

~ -

GOL Biaya Biaya ~~l~I\ Behan l Pemakaian E_jL.:_:__JL::_l1 (Rp/kWh~ (RplkWh)

Page 42: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

~-~·-.--

I --__ =:it> 30 kwiiJ[~---rc420 =i [ 900 v A 11 O-l 08 J~Wh]\ 26.500 I 420 I

J> 10s~ I 465 I

I 1300 v~I 0-

146kWh11 2s.200 I 410 I

[> 146 kWh I J 473 =:J

I 2200 v ~I 0-

264 kWh I\ 29.200 J 480 I

I 518 _J . -·

. ~64kWhJ __

0-100 jam

I 520 I B-2 2200 VA s.d nyala 30.000

200 kVA > IOOjam L I nyala 545

:_ ___

Bl >200kVA 11

WBP IEJ' 452 J LWBP I 2s.400 [ 452 I !

Keterangan: WBP = Waktu Beban Puncak, LWBP = Luar Waktu

Beban Puncak.

Contoh perhitungan untuk Golongan TarifB-1 450 VA, pemakaian

120 kWh:

Biaya Beban = ( 450/1000) x Rp 23.500

Biaya Pemakaian =

Blok I = 30 kWh x Rp 254 = Rp 7.620

Blok lI = 90 kWh x Rp420 = Rp 37.800 (+)

Total Tagihan =

= Rp 10.575

=-Rn 45.420 \ +) Rp 55.995 + PPJU

6. Tllta Cllra Pemungutan Pa_jak Penerangan Jalan

Sesuai dengan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2003 Pasal 7

pemungutan Pajak Penerangan Jalan dilakukan oleh PLN dalam hal tenaga

listrik yang disediakan oleh PLN dan Dinas Pendapa.tan Daerah dalam hal

tenaga listrik yang disediakan bukan oleh PLN.

Page 43: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Pelaksanaan pemungutan PPJ belum dapat dilakukan secara sistem

se(l assessment mumi, karena kebanyakan penanggung pajak atau WP

didominasi oleh konsumen rumah tangga yang sangat tidak

memperdulikan atau memperhatikan daya/tenaga listrik terpakai serta

tidak membukukan atau mencatatnya sehingga tidak dapat menghitung

sendiri jumlah PPJ yang harus dibayar. Oleh karena itu, penetapan PPJ

dilakukan oleh instansi yang bekerjasama dengan Pemerintah Propinsi

DK! Jakarta, yaitu Kantor Cabang PT. PLN (Persero) Distribusi Jaya dan

Tangerang, yang melakukan pelayanan kepada masyarakat WP dalam

memenuhi kewajiban perpajakan daerah yaitu PPJ (Sugianto, 2000:59).

Pelayanan yang dilakukan oleh Kantor Cabang PT. PLN (Persero)

Distribusi Jaya dan Tangerang khususnya PT PLN (Persero) Area

Pelayanan Menteng meliputi penghitungan jumlah PPJ yang terutang,

pemungutan pajak yang dilaksanakan bersamaan dengan tagihan rekening

listrik PLN. Setelah itu melakukan penyetoran PPJ kepada Kantor

Pembendaharaan dan Kas Daerah Propinsi DK! Jakarta melalui Bank DK!

Cabang Utama.

Besarnya ketetapan PP.I sangat berkaitan dengan besamya tagihan

pemakaian tenaga listrik sebagai dasar pengenaan pajak. Oleh karena itu,

penetapan PPJ dilakukan oleh Kantor Cabang PT PLN (Persero) Distribusi

Jaya dan Tangerang, di mana proses penetapan PPJ dapat diuraikan

sebagai berikut (Sugianto, 2000:60) :

Page 44: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

a. Petugas PLN setiap bulannya mendata pelanggan dan mencatat

pemakaian tenaga listrik;

b. Secara berjenjang data pemakaian tenaga listrik disampaikan kepada

Kantor Cabang PT PLN (Persero) Distribusi Jaya dan Tangerang;

c. Data direkam di bagian Tata Usaha Langganan (TUL) dan kemudian

diterbitkan tagihan listrik termasuk jumlah PPJ yang terutang;

d. Dalam proses perekaman terjadi penghitungan:

I) Jumlah tagihan rekening listrik sebagai DPP PPJ, yaitu bi a ya beban

ditambah biaya pemakaian kwh;

2) PPJ terutang sebesar 3% dari DPP atau jumlah tagihan rekening

listrik PLN;

3) Bia ya penggantian administrasi untuk PT PLN sebesar 5% dari PP J

yang dipungut;

4) Upah pungut PPJ untuk PT PLN sebesar 1,8% dari PPJ yang

dipungut;

5) Jumlah PPJ yang harus disetor oleh FT PLN sebesar 93,2% dari

PP J yang di pun gut kepada Kantor Perbendaharaan dan Kas Daerah

Propinsi DK! Jakarta.

e. Penerbitan lembar tagihan rekening listrik yang sudah termasuk jumlah

PPJ yang terutang kemudian didistribusikan kepada loket-loket

pembayaran, yaitu sebanyak 234 loket inkaso dan akses data kepada

414 Kantor Bank yang tersebar di Propinsi DK! Jakarta.

Page 45: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Pelaksanaan pemungutan PPJ dan penyetoran pajak tersebut

kepada Kantor Perbendaharaan dan Kas Daerah DK! Jakarta adalah

sebagai berikut (Sugianto, 2000:62):

a. Lembaran tagihan Iistrik yang sudah dibayar pelanggan pada loket­

loket pembayaran atau pada Bank yang ditunjuk oleh PT PLN

kemudian disetor kepada rekening bank Kantor Cabang PT PLN

(Persero) Distribusi Jaya dan Tangerang yaitu Kantor Cabang Utama

Bank Mandiri Gambir;

b. PLN Distribusi Jaya dan Tangerang secara aktif memantau rekening

Koran dan memperhitungkan kewajiban menyetor PPJ kepada

Pemerintah Propinsi DK! Jakarta, Kabupaten Bekasi, Kabupaten

Bogor, Kabupaten Tangerang dan Kota Administratif Depok;

c. Pada awal bulan, kantor cabang PT PLN melaporkan penerimaan dan

kewajiban menyetor PPJ serta mentransfor se!uruh penerimaan tagihan

Jistrik kepada rekening Bank Kantor Pusat PLN;

d. Setelah mendapat persetujuan atau perintah Kantor Pusat PLN, maka

dilakukan transfer jumlah pajak yang dipungut setelah dikurangi biaya

penggantian administrasi dan upah pungut sebesar 6,8% kepada

rekening Bank kantor cabang PT PLN (Persero) Distribusi Jaya dan

Tangerang, kemudian kantor cabang PT PLN (Persero) Distribusi Jaya

dan Tangerang membuat perintah kepada bank tersebut untuk

mentransfer sejumlah uang tertentu kepada rekening Kantor

Page 46: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Perbendaharaan dan Kas Daerah DK! Jakmia di Bank DK! sebagai

penyetor PP J;

e. Setelah ada pemberitahuan atau penerimaan nota !credit dari Bank DK!

maka Kantor Perbendaharaan dan Kas Daerah DK! Jakarta baru

mengakui adanya penerimaan PP J;

f Dinas Pendapatan daerah Propinsi DKI Jakarta mengakui adanya

penerimaan PPJ setelah ada bukti transfer.

7. Kewajiban Pemerintah Daerah Terhadap Penerimaan PPJ

Lampu penerangan jalan adalah tanggungjawab Pemda setempat.

Dalam ha! ini PLN hanya bertugas untuk menarik PPJ untuk kemudian

disetorkan ke Pemda dan mensup!ai aliran listrik ke penerangan jalan

tersebut. Sementara untuk pemasangan baru, pemeliharaan dan

penanganan gangguan penarangan jalan adalah tanggungjawab Pemda,

dalam hai ni Dinas Penerangan Jalan Umum (Suryt Online, 2007).

Kebijakan yang terkait pengelolaan Pajak Penerangan Jalan Umum

(PPJU) ini didasarkan Surat Keputusan Bersama (8KB) Menteri Dalam

Negeri dan Menteri Pertambangan dan Energi Nomor 71.A Tahun 1993

dan Nomor 2862.K/84 l!M.PE/1993 tanggal 31 Agustus 1993, serta

diperkuat dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 65 Tahun 2001

tentang Pajak Daerah yang diikuti Peraturan Daerah (Perda). Dengan

demikian, pengelolaan PJU dapat dirumuskan sebagai berikut (Surya

Online, 2007):

a. PJU dibangun, dipelihara dan rekening listrik ya dibavar oleh Pemda;

Page 47: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

b. PJU swadaya masyarakat yang tidak didaftarkan ke PLN adalah

pencurian listrik sekalipun itu untuk kepentingan umum;

c. Pajak Penerangan Jalan Umum (PPJU) dihitung, ditetapkan dan ditagih

oleh PT. PLN bersamaan dengan tagihan rekening listrik pelanggan;

d. Hasil pemungutan PPJU disetor ke kas Pemda.

Adapun kewajiban Pemda setelah menelima haknya berupa

pembayaran PPJU, adalah (Surya Online, 2007):

a. Mengadakan material PJU, dari mulai bola lampu, tiang-tiang hingga ke

jaringan kabel yang ada di wiiayah pengeiolaannya;

b. Mengurus penyambungan tenaga listrik ke kantor cabang PLN;

c. Merawat serta memelihara seluruh perlengkapan PJU;

d. Membayar seluruh rekening listrik yang terpakai PJU tersebut kepada

PLN.

8. Sistem Pembayaran Rekening Listrik Lampu Jalan

Penyusunan perhitungan daya adalah sangat menentukan biaya

pemeliharaan dan operasional di lapangan. Adapun beberapa perhitungan

daya atau sistem pembayaran rekening listrik lampu jalan sebagai berikut

(Erminton, 2005:70):

a. Perhitungan pemakaian daya dengan aturan pelepas gas

Perhitungan dengan memakai sistem perhitungan pe\epas gas khusus

aturan yang dikeluarkan oleh PLN pusat terha,dap pemakaian \ampu

pelepas gas untuk penerangan jalan umum di kota-kota seluruh

Indonesia dengan memakai rumus sebagai berikul:

Page 48: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Jumlah titik Iampu x daya x 2 x 12 jam x 30 hari Daya x Rp. 630

1000

Keterangan : Angka 2 = Faktor pelepas gas

b. Perhitungan daya dengan metode meterisasi dan kapasitor

Perhitungan daya dengan menggunakan K wh meter adalah menghitung

daya dengan menggunakan meteran pengukur yang tidak dibatasi oleh

jam nyala lampu dan perhitungan daya yang terpakai dalam perbulan

berjalan dikalikan dengan harga per K wh. Di sini akan terjadi

penghematan pemakaian daya baik rnelalui meteran maupun yang

dihemat oleh kapasitor yang terhubung dengan komponen Jampu yang

terletak dalam rangkaian lampu. Untuk rnenghemat daya yang terpakai

dengan rurnus sebagai berikut:

1) Perhitungan daya tanpa Kwh meter misalkan lmpu 150 watt

Daya= 500/1000 x 375 x Rp. 630

2) Perhitungan daya dengan Kwh tanpa kapasitor

Daya= 150/1000 x 375 x 2 VA x Rp. 630

3) Perhitungan daya Kwh meter ditambah kapasitor

Daya= 150/1000 x 375 x 1,18 VA x Rp. 630

Keterangan : Angka 2 dan 1, 18 faktor pengali.

Data Dinas Penerangan Jalan Umum dan Sarana Jalan Utilitas (PJU-

SJU), di Jakarta kini terdapat 205.582 unit larnpu. Dari jurnlah itu, 10.250 di

antaranya atau sekitar 5% dipastikan padarn setiap pekannya. Banyaknya

larnpu penerangan jalan yang padam, umumnya diakibatkan kare11a usia

Page 49: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

pemakaiannya yang sudah tua. Jronisnya, ha! ini justru menyebabkan

anggaran pembayaran listrik pemerintah Provinsi DK! Jakarta mubazir

setiap tahunnya. Sistem pambayaran rekening listrik lampu jalan

menggunakan sistem tarif tetap (jix rate). Artinya, Pemprov tetap membayar

dengan jumlah yang telah disepakati walaupun tidak digunakan. Walaupun

jumlah lampu penerangan yang mati mencapai ribuan, pemakaian tetap

dihitung 12 jam per hari (Nusantara, 2008).

Sistem perhitungan daya di Dinas PJU DK! Jakarta masih banyak

yang menggunakan sistem perhitungan pelepas gas. Akibatnya, besaran

listrik bertambag dua kali lipat. Oleh karena itu, Dinas PJU DK! berusaha

mencegah pemborosan lebih lanjut. Caranya, dengan mengubah strategi

pembayaran melalui kesepakatan barn dengan PLN, yakni dengan

memasang meteran. Penggunaan meteran pada gardu penerangan jalan, akan

membuat perhitungan penggunaan listrik lebih tepat dan hemat (Nusantara,

2008) ..

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak Penerangan Jalan

I. .Jumlah Pelanggan PLN

Menurut Keputusan Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi Nomor

16-12/43/600.3/2003 yang dimaksud dengan pelanggan PLN adalah setiap

orang atau badan usaha yang menggunakan listrik yang disediakan oleh

Perusahaan Perseroan PT Perusahaan Listrik Negara berdasarkan

perianiian iual beli tenaga listrik. Pelanggan PLN dike!omookkan meniadi

Page 50: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

beberapa golongan, yaitu: golongan sosial, rnmah tangga, bisnis, industri

dan pemerintah (Kumalasari, 2005:17).

Penggolongan konsumen pelanggan listrik im dimaksudkan untuk

memenuhi kriteria penetapan tarif yang baik ya.itu keadilan dalam

menanggung beban biaya konsumsi tenaga listrik. Biaya yang harus

ditanggung oleh pelanggan listrik ini tidak mungkin dilakukan dengan

menggunakan tarif yang sama, karena itu diperlukan tarif yang berbeda

untuk setiap golongan (lsmartani, 2003:61 ).

Dalam konteks PPJ, pelanggan PLN bertindak sebagai wajib pajak

atau pembayar PPJ. .lumlah pelanggan PLN khususnya kelompok bisnis

diduga menjadi salah satu faktor yang dapat mempengarnhi penerimaan

PPJ yang dipungut oleh PLN. Hal ini seiring dengan berkembangnya

dunia bisnis yang berdampak terhadap konsumsi penggunaan energi

listrik. Listrik merupakan penunjang dan kebutuhan yang vital bagi

kegiatan ekonomi dari sektor bisnis. Konsumsi listrik yang dilakukan oleh

sektor bisnis itu berarti akan berpengaruh terhadap pemungutan PP J yang

dipungut oleh PLN.

2. Jumlah Pemakaian Kwh

Kwh (kilowatt-hour) berarti energi yang digunakan selama satu

Jam pemakaian. Dalam melakukan pembayaran rekening listrik, total

tagihan listrik pelanggan berpatokan kepada jumlah pemakaian kwh yang

dipakai dikalikan dengan tarif dasar listrik (Jsmartani, 2003 :56)s. Basil

perkalian tersebut ditambah biaya beban menjadi nilai jual tenaga listrik.

Page 51: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Dengan kata lain nilai jual tenaga listruk merupakan dasar pengenaan

pajak penerangan jalan.

Dalam penelitian ini jumlah pemakaian kwh diperkirakan sebagai

salah satu faktor yang dapat mendukung pemungutan PPJ. Apabila jumlah

pemakaian kwh yang digunakan oleh pelanggan PLN khususnya

kelompok bisnis meningkat maka pemungutan pajak penerangan jalanpun

ikut meningkat. Hal ini disebabkan karenajwnlah pernakaian kwh me1tjadi

bagian dari perhitungan nilai jual tenaga listrik yang merupakan dasar

pengenaan pajak penerangan jalan. Khusus pada kelompok bisnis tarif

pungutan PPJ sebesar 3% dari dasar pengenaan pajaknya. Apabila dasar

pengenaan pajak meningkat maka pajak yang terutangpun akan meningkat.

Berapapun dasar pengenaan pajaknya dalam hal ini nilai jual

tenaga listrik, tarif PPJ tetap. Oleh karena itu, tarif PPJ tersebut dapatjuga

disebut sebagai tarif proporsional, yaitu tarif yang persentasenya tetap dan

jumlah pajak yang terutang tentu akan berubah sesuai dengan dasar

pengenaan pajaknya (Lubis, 2006: 19).

E. Kerangka Pemikiran

Salah satu Pajak Daerah yang berpotensi besar terhadap penerimaan

daerah adalah Pajak Penerangan .lalan (PP J). Lahirnya PPJ adalah atas dasar

pertimbangan bahwa Pemda membutuhkan biaya yang cukup besar untuk

perluasan pembangunan penerangan jalan yang selama ini ditanggung oleh

Pemda. Oleh karena itu, pungutan PPJ terhadap masvarakat pengguna listrik

Page 52: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

dimaksudkan untuk membiayai perluasan pembangunan dan membayar

pemakaian daya listrik PLN untuk peneranganjalan.

Sebagai lbukota negara, Jakarta merupakan pusat kegiatan ekonomi,

hal ini menjadikan para investor cenderung untuk memulai bisnisnya di

Jakarta karena sarana dan prasarana yang menunjang dan peluang pasar yang

cukup terbuka dan menjanjikan keuntungan (Kismono, 2001 ). Oleh karena itu

sudah banyak lahan di Jakarta yang dijadikan bangunan untuk kegiatan bisnis.

Dari keterangan diatas dapat disimpulkan bahwa dunia bisnis yang

terus berkembang berdampak terhadap konsumsi penggunaan energi listrik.

Listrik merupakan penunjang dan kebutuhan yang vital bagi kegiatan ekonomi

dari sektor bisnis. Konsumsi listrik yang dilakukan oleh sektor bisnis itu

berarti akan berpengaruh terhadap besamyajumlah PPJ yang dipungut.

Selain jumlah pelanggan PLN, jumlah pemakaian kwh juga diduga

dapat mempengaruhi penerimaan Pajak Penerangan Jalan. Hal ini disebabkan

karena jumlah pemakaian kwh menjadi bagian dari perhitungan nilai jual

tenaga listrik merupakan dasar pengenaan Pajak Penernngan Jalan. Jumlah

pemakaian kwh yang besar dapat menyebabkan nilai jual tenaga listrik

meningkat yang berdampak pada besamya pungutan Pajak Penerangan Jalan

yang dilakukan oleh PLN.

Kerangka berfikir ini dapat dituangkan dalam sebuah model penelitian

sebagai berikut:

Page 53: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Gambar 1 Model Penelitian

Pengaruh Jumlah Pelanggan PLN dan Jumlah Pemakaian Kwh Terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

.Tumlah pelanggan PLN kelompok bisnis (X 1)

Jumlah pemakaian kwh (X2)

F. Hipotesis

Pemungutan Pajak Pe:nerangan Jalan

kelompok bisnis(Y)

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

H1: Jumlah pelanggan PLN kelompok bisnis berpengaruh signifikan

terhadap pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang dipungut oleh PLN.

H2: Jumlah pemakaian kwh pelanggan kelompok bisnis berpengaruh

signifikan terhadap pemnngutan Pajak Penerangan Jalan yang dipungut

oleh PLN.

Page 54: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

BAB HI

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa adanya pengarnh jumlah

pelanggan PLN kelompok bisnis dan jumlah pemakaian kwh pelanggan

kelompok bisnis terhadap pemungutan Pajak Penerangan Jalan kelompok

bisnis di PT PLN (Persero) Distribusi Raya dan Tangerang Area Pelayanan

Menteng.

B. Metode Penentuan Sampel

Sampel yang digunakan adalah pelanggan PLN, pemakaian kwh dan

jumlah Pajak Penerangan Jalan yang dipungut oleh PLN kelompok bisnis dari

tahun 2002 sampai 2007. Pengambilan sampel dengan menggunakan

purposive sampling (pe111ilihan sampel bertujuan) dengan metode judgment

sampling yang merupakan tipe pemiliha1~ secara tidak acak yang informasinya

diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang sesuai dengan

tujuan dan rnasalah penelitian (lndriantoro dan Bambang, 2002: 131 ).

Pertimbangan yang digunakan adalah pelanggan PLN dan pemakaian kwh

dengan kriteria pelanggan kelompok bisnis, karena pelanggan kelompok bisnis

memberikan kontribusi paling besar terhadap Pajak Penerangan Jalan yang

dipungut oleh PLN.

Page 55: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

C. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui studi

pustaka, terutama yang berhubungan dengan data-data sekunder. Data

sekunder terdiri dari (Jndriantoro dan Barn bang, 2002: 149 ):

1. Data Internal

Data internal diperoleh dengan melakukan pengumpulan data yang berasal

dari PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang Area Pelayanan

Menteng.

2. Data Eksternal

Data eksternal diperoleh melalui buku, jurnal, artikel, terbitan yang

dipublikasikan oleh instansi pemerintah, terbitan yang dikeluarkan oleh

media masa danjuga data yang diperoleh dari internet.

D. Metode Analisis Dara

I. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Multikolineaiitas

Uji multikolinearitas berfungsi untuk me:nguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali,

2001:91 ). Deteksi terhadap ada tidaknya multikolinearitas yaitu

dengan menganalisis nilai tolerance serta nilai Variance Inflation

Fae/or (VIF). Jika nilai tolerance >0,10 atau sama dengan nilai V!F

<10, maka model terbebas dari multikolinearitas (Ghozali, 2001 :92).

Page 56: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas berfungsi untuk menguji apakah ada

kesamaan atau ketidaksamaan varians dari model regresi dari satu

pengamatan ke pengamatan lain. Pedoman suatu model regresi bebas

dari heteroskedastisitas adalah tidak ada pola yang jelas serta titik-titik

menyebar di atas dan di bawah angka no! pada sumbu Y (Santoso,

2001:210).

c. Uji Normalitas

Ujt Normalitas berfungsi untuk melihat penyebaran data

apakah normal atau tidak, karena data diperoleh langsung dari pihak

pertama dilakukan dengan uji normal probability plot dimana data

dikatakan normal jika nilai sebaran data berada di sekitar garis lurus

diagonal (Ghozali, 2001:112).

d. Uji Autokorelasi

Ujt autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam mod~! regresi

linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelurnnya (Ghozali, 2001:

95). Pengujian ini menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).

Pedoman terjadinya problem autokorelasi jika terjadi korelasi antar

kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode

t-1. Bila hasil uji DW dibawah -2 bera11i terjadi autokorelasi positif.

Hasil DW yang menunjukkan nilai berkisar -2 sampai 2 maka tidak

Page 57: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

tagihan listrik pelanggan berpatokan kepada jumlah pemakaian kwh yang

dipakai dikalikan dengan tarif dasar listrik. Jumlah Pemakaian kwh

diperoleh dari PT PLN Distribusi Jaya dan Tangerang Area Pelayanan

Menteng

3. Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang dipungut oleh PLN berasal

dari penggunaan tenaga listrik dengan ketentuan bahwa di wilayah daerah

tersebut tersedia penerangan jalan yang rekeningnya dibayar oleh

Pemerintah Daerah yang dibebankan kepada orang pribadi atau badan

yang menjadi pelanggan listrik. Jumlah pemungutan Pajak Penerangan

Jalan kelompok bisnis juga diperoleh PT PLN Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang Area Pelayanan Menteng.

Page 58: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

BAB IV

PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PT PLN (Persero) Disjaya dan Tangerang

a. Data Perusahaan

Nama

Ditetapkan

Kantor lnduk

Bisnis Uta.ma

PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang

16 Januari 2003, sesuai SK Direksi PT PLN

(Persero) No. 0lO.KJO1 O/DIR/2003

Jl. M.l. Ridwan Rais No. I Jakarta 10110

Indonesia

-Penjualan Tenaga. Listrik

-Pengoperasia.n, pemeliharaan & pengembang

Jaringan Tenaga Listrik Sistem Tegangan

Menengah (20 KV) dan Jaringan Tegangan

Rendah (220 V).

b. Sejarah Singkat PT PLN Distribusi Jaya dan Tangerang

Sejarah berdirinya PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

diawali pada tahun 1897, yaitu dengan mulai digarapnya bidang listrik

oleh salah satu perusahaan Belanda (NV NIGM) yang ditandai dengan

pendirian pusat Pembangkitan Tenaga Listrik (PTL) yang berlokasi di

Gambir. Seialan dengan oasang surutnva seiarah oeriuangan bangsa.

Page 59: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

maka pada masa pemerintahan Jepang NV NIGM (Belanda) diambil

alih oleh Pemerintah Jepang yang pada akhirnya dialihkan ke

perusahaan Djawa Denki Jogyosha Djakarta Shisha.

Dengan berakhirnya kekuasaan Jepang pada 17 Agustus 1945,

maka dibentuklah Djawatan Listrik dan Gas Tjabang Djakarta yang

selanjutnya dikembalikan lagi kepada pemilik asal (NV NIGM) pada

tahun 1947 dan namanya berubah menjadi NV OGEM. Kemudian

dengan berakhirnya masa konsesi NV OGEM Cabang Jakarta yang

selanjutnya diikuti dengan nasionalisasi oleh Pemerintah Indonesia

sesuai Keputusan Menteri PU dan Tenaga No. 161911 tanggal 30

Desember 1953, maka pada tanggal 01 Januari 1954 dilakukan serah

terima dan pengelolaannya diserahkan ke Perusahaan Listrik Jakarta

dengan wilayah kerjanya adalah meliputi Jakarta Raya dan Ranting

Kebayoran & Tangerang.

Seiring dengan berjalannya waktu, maka perubahanpun terns

bergulir sesuai kroaologi bedkut ini:

I) Berdasarkan UU No. 19 tahun 1960 dan PP No. 67 tahun 1961,

dibentuk Badan Pimpinan Umum Pernsahaan Listrik Negara (BPU

PLN) khusus untuk wilayah Jakaiia dengan nama Perusahaan

Listrik Negara Exploitasi XII;

2) Berdasarkan SK Direksi BPU PLN No. Kpts/030/DIRPLN/62

tanggal 21 Desember 1962, wilayah kerja PLN Exploitasi XII

dibagi menjadi 7 buah distrik dengan kelas yang berbeda-beda;

Page 60: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

3) Pada tahun 1965 terjadi perubahan tanggung jawab, dimana PLN

Exploitasi Xll meliputi Cabang Gambir & Cempaka Putih, Jakarta

Kota, Kebayoran, Jatinegara & Cawang, Tangerang dan Cabang

Tanjung Priok pada tahun 1970;

4) Berdasarkan PP No. 18 tahun 1972, status Perusahaan Listrik

Negara dirubah menjadi Perusahaan Umum Listrik Negara;

5) Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. OJ/Prt/1973 tanggal 23

Maret 1973, PLN Exploitasi XI! dirubah menjadi Penun Listrik

Negara Distribusi IV yang meliputi Cabang Gambir, Kota,

Kebayoran, Jatinegara, Tanjung Priok, Tangerang dan Bengkel

Karet;

6) Berdasarkan penjelasan dan pengumuman Pemerintah tentang

pembentukan Kabinet Pembangunan III tanggal 29 Maret 1978,

PLN yang semula bemaung di bawah Departemen PUTL dialihkan

menjadi di bawah naungan Departemen Pertambangan dan Energi;

7) Pada kurun waktu 1984 sampai dengan I 988 terjadi beberapa

penambahan Unit Kerja, sehingga PLN Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang memiliki tujuh cabang sebagai unsur pelaksana, satu

unit pengatur distribusi dan satu bengkel pemeliharaan kelistrikan.

Dua yang disebut terakhir adalah sebagai unsur penunjang;

8) Berdasarkan SK Menteri PUTL No. 45/Kpts/1976 tanggal 8

Agustus 1976, nama PLN Distribusi IV dirubah menjadi PLN

Distribusi Jakarta Rava dan Tangerang ( sesuai SE Direksi PLN No.

Page 61: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

025/PST/1976 tanggal 17 April 1976);

9) Berdasarkan PP No. 23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994, PLN

yang dulunya dikenal sebagai PERUM berubah statusnya menjadi

PERSERO, sehingga namanya berubah menjadi PT PLN (Persero)

Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang;

I 0) Berdasarkan White Paper Mentamben Agustus 1998, maka

Pemerintah meluncurkan kebijakan Restrukturisasi Sektor

Ketenagaiistrikan sesuai Keputusan Menko WASP AN No.

39/KEP/MK.WASPAN/9/1998 serta kebijakan PT PLN (Persero)

Kantor Pusat, maka PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya &

Tangerang diarahkan kepada Stategic Business Unit-Investment

Center;

11) Sehubungan dengan butir no. IO di atas, maka Direksi PLN telah

mengeluarkan SK No. 16 l.K/010/D!R/2000 tanggal 05 September

2000 tentang organisasi PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi

Jakarta Raya dan Tangerang.

c. Visi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Sebagai satu kesatuan usaha PLN. PT. PLN (Persero) Distribusi

.Jakarta Raya dan Tangerang memiliki Visi "Menjadi perusahaan

distribusi tenaga listrik yang handal, tangguh clan berkembang".

d. Misi PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

Misi yang diemban adalah:

1) Melaksanakan bisnis distribusi tenaga listrik yang berorientasi

Page 62: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

kepada pelanggan, karyawan dan pemilik;

2) Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia;

3) Menjadikan bisnis tenaga listrik sebagai sarana pendorong

pertumbuhan ekonomi nasional;

4) Melaksanakan usaha sesuai kaidah bisnis.

e. Tujuan PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

I) Korporatisasi (kelayakan keuangan) sebagai perusahaan yang

mandiri;

2) Transparansi atau akuntabilitas dalam bidang peran, tugas,

tanggungjawab dan wewenang.

3) Peningkatan efisiensi dan pengembangan usaha.

f Sasaran PLN Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

I) Menyiapkan Strategi Unit Bisnis menjadi anak perusahaan yang

mandiri;

2) Meningkatkan Customer Value, Share holder Value dan Employee

Value;

3) Meningkatkan kompetensi dan efektifitas kinerja SDM;

./) Mengupayakan penerapan tarif tena.ga listrik sesuai dengan nilai

ekonominya (Customer Oriented Compony);

5) Menyediakan tenaga listrik dengan jumlah dan kualitas yang

memadai sesuai dengan kaidah bisnis yang wajar.

Dalam rangka program peningkatan pelayanan pelanggan

tersebut PLN Disiava dengan 35 unit Area Pela.vanan sebagai uiung

Page 63: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

tombak di lapangan yang langsung berhubungan dengan pelanggan

serta 4 unit Area Jaringan dan 1 unit Area Pengatur Distribusi selaku

unit yang hams menjaga stabilitas jaringan hams dapat

menterjemahkan tuntutan pelanggan tersebut. Adapun visi clan 1111s1

pelayanan pelanggan adalah sebagai berikut:

a. Visi Pelayanan Pelanggan

1) Pelayanan melalui satu pintu (one stop service);

2) Tingkat pelayanan melebihi harapan pelanggan;

3) Kemitraan dengan pelanggan;

4) Paradigma pelayanan prima di selumh jajaran pemsahaan;

5) Menjamin kepuasan dan kesetiaan pelanggan;

6) Menjamin pertumbuhan pemsahaan yang berkesinambungan;

7) Berbasis sistem teknologi informasi.

b. Misi Pelayanan Pelanggan

I) Mengembangkan paradigma pelayanan prima di seluruh jajaran

pemsahaan;

2) Mengembangkan konsep atau produk pelayanan secara

berkesinambungan;

3) Mensosialisasikan konsep atau produk pelayanan ke seluruh

jajaran pemsahaan, melakukan koordinasi dan memotivasi

dalam implementasinya;

4) Memonitor pelaksanaan pelayanan kepada pelanggan.

Dalam rangka peningkatan pelayanan pelanggan sebagai

Page 64: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

implementasi dari visi dan misi tersebut PLN Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang membuat "Peduli Pela11gga11" dengan motto "Kepedulia11

Kami Kepuasan Anda"·

PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang

merupakan salah satu ujimg tombak PLN dalam melayani pelanggan di

wilayah DKI Jakarta. Kotamadya Tangerang, Kabupaten Tangerang, serta

sebagian Kabupaten Bogor, Kabupaten Depok dan Kabupaten Bekasi.

Total luas wilayah operasi adalah 2.067 km2.

Tugas pokok PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya dan

Tangerang. meliputi distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan

pelanggan. Operasionalisasi tugas pokok tersebut dikendalikan melalui

unsur pelaksana yang terdiri dari 35 Area Pelayanan yang tersebar

dipenjuru Jakarta dan Tangerang, didukung oleh 4 Area Jaringan dan I

Area Pengatur Distribusi.

Pengembangan bisnis dilakukan dengan berpedoman pada konsep

retail dan wire, dimana retail menekaPkan pada aktivitas bisnis

berorientasi pelanggan dan wire memfokuskan pada pengembangan

jaringan fisik untuk mendukung layanan bagi pelanggan.

Dari sisi retail kegiatan dilaksanakan oleh Area Pelayanan dengan

tujuan untuk meningkatkan kualitas dan kecepa1an layanan melalui

peningkatan efektivitas dan efisiensi proses bisnis yang saling berkaitan.

Model pelayanan yang dibangun adalah one stop service. Dari sisi wire

kegiatan dilaksanakan o!eh Area Jaringan dengan tujuan mcnjaga mutu

Page 65: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

dan keandalan pasokan tenaga listrik.

Dengan didukung oleh aplikasi sistem informasi yang berbasis

teknologi mutakhir, menjadikan sistem pelayanan pelanggan PLN Disjaya

& Tangerang menjadi lebih mudah, sehingga pelanggan dapat menikmati

kemudahan-kemudahan proses pelayanan seperti:

a. Komunikasi antara Area Pelayanan (AP) dan Area Jaringan (AJ), serta

tempat pembayaran (bank), sehingga program pelayanan satu atap (one

stop service.1) dapat dengan mudah dilaksanakan;

b. Pelanggan dapat mengetahui/monitor starus rekening (berjalan atau

tunggakan) secara online melalui aplikasi info rekening yang tersedia.

c. Penelusuran data lebih mudah, terutama jika ada complaint dari

pelanggan;

d. Sesuai dengan visi PLN, yaitu menjadi perusahaan pelayanan berkelas

dunia yang bertumbuh kembang, unggul dan terpercaya dengan

bertumbuh pada potensi insani, PT PLN (Persero) Disjaya dan

Tangerang terus berusaha meningkatkan kualitas manajemen mutu dan

memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pelanggannya. Berkat

keseriusan menjalankan proses bisnisnya, PT PLN (Persero) Disjaya

dan Tangerang berhasil dalam meningkatkan prestasi kerja dan

mendapatkan beberapa penghargaan, diantaranya:

!. Memperoleh Sertifikat ISO 900 I: 2000 oleh sepuluh unit Area

Pelayanan (APL) dan Area Jaringan (AJ) di akhir Deseraber 2004

oleh Badan Sertifikasi SAi Global Indonesia (SAI Global) dau PT

Page 66: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

'1

PLN (Persero) Jasa Sertifikasi. Pemberian sertifikat ISO 9001:

2000 diberikan sehubungan dengan prestasi yang telah dicapai oleh

unit Area Pelayanan di bidang pelayanan peLanggan, pembacaan

meter, pembuatan rekening, pembukuan pelanggan, penagihan dan

pengawasan kredit.

2. Di Bulan Maret 2005, berdasarkan riset yang dilakukan oleh

Quadrant Positioning and Branding, Call Center 123 PLN

Distribusi Jakarta dan Tangerang memperoleh penghargaan

sebagai call center terbaik pada kategori perusahaan public service

oleh Majalah Marketing dan Center of Customer Satisfaction &

Loyalty.

Salah satu Area Pelayanan yang terkait dengan penelitian m1

adalah PT PLN (Persero) Area Pelayanan Ment-eng. Di bawah 1m

merupakan gambaran umum tentang PT PLN Area Pelayanan Menteng.

2. PT PLN (Persero) Area Pelayanan Menteng

a. Sekilas PT PLN Area Pelayanan Menteng

PT PLN (Persero) Area Pelayanan Menteng melayani pelanggan di

Daerah Pusat Pemerintahan (lstana Presiden, Departemen), Pusat

Bisnis (Grand Indonesia, Plaza Indonesia, Plaza Semanggi), Pusat

Perkantoran dan Kedutaan Besar Negara Asing yakni Daerah

Sudirman, Kuningan, Gambir dan sekitar Martraman dengan luas

daerah 23 km2.

Page 67: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

PT PLN (Persero) Area Pelayanan telah menerapkan Manajemen Mutu

ISO 9001-2000 sejak Maret 2004 untuk melayani 83.120 pelanggan,

dengan penjualan Kwh rata-rata sebesar 246 Gwh perbulan,

pendapatan sebesar Rp. 185 M perbulan serta daya rata-rata terpasang

17.5 Kva per pelanggan. Jumlah pelanggan bisnis adalah 14% dari

total jumlah pelanggan, namun pendapatan yang diperoleh mencapai

72.2% dari total pendapatan.

b. Visi PT PLN (Persero) Area Pelayanan Menteng

Diakui sebagai perusahaan public utility dengan kinerja kelas dunia

yang unggul, tumbuh berkembang bertumpu kepada potensi insani.

c. Misi PT PLN (persero) Area Pelayanan Menteng

Melaksanakan distribusi clan penjualan tenaga listrik serta

mengembangkan usaha dalam bisnis yang terkait berdasarkan kaidah

industri dan usaha yang sehat yang berorientasi kepada kepuasan

pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham.

d Kawasan Pelanggan PT PLN (Persero) APL Ment•eng

Dalam rangka peningkatan pelayanan pelanggan untuk menuju "Word

Class Service" PT PLN (Persero) Distribu;i Jaya dan Tangerang tel ah

menetapkan PLN APL Menteng dan APL Bulungan menjadi Kawasan

Etalase Pelayanan (KEP), yang dibagi menjadi empat tahapan wilayah,

yaitu KEP I, KEP II, KEP III dan KEP IV. KEP ini secara bertahap

sampai dengan tahun 2008 akan dirubah menjadi "Kawasan Pelayanan

Prima". Pembagian KEP tersebut adalah sebagai berikut:

Page 68: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Batas Wilayah KEP-I

Utara : JI. Veteran

Selatan : JI. Latuharhari/ Kali Ciliwung

Barat : JI. Abdul Muis, Budi Kemuliaan dan Tharnrin

Timur : Rel KA Gambir-Menteng Jaya Jl. Sindanglaya

Batas Wilayah KEP-U

Utara : JL Fachrudin dan abdul Mnis

Selatan : JI. Gatot Subroto

Barat : JI. KH. Mas Mansyur- Jenderal Sudinnan

Timur : Kali Cideng- Karet Setia Budi

Batas Wilayah KEP-III

Utara : JI. Zainudin Arifin, Sarnanhudi, Laksana dan Bungur

Selatan : JL Veteran, Prapatan Kwitang

Baral : JI. Cideng Timur

Timur : Rel KA Jatinegara Senen

Batas Wilayah KEP-IV

Utara : Prapatan K witang

Selatan : JI. Karet Kubur, Dr. Sahardjo dan Pramuka

Barat : Kali Cideng- Karet Setia Budi

Timur : Rel KA Jatinegara Senen

Page 69: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

e. Jajaran Manajemen PT PLN APL Menteng

Manajer

I I I I Asman Asman Asman Asman I Asman

Komersi Dallos Adkeu Cater Sar PP

f. Fasilitas Pelayanan

Dalam rangka mencapai pelayanan Kawasan Pelayanan Prima, upaya

yang dilakukan serta fasilitas yang telah dibangun antara lain:

l) CIS RISI, dengan sistem ini seluruh proses bisnis di APL Menteng

terintegrasi dalam satu sistem melalui komputerisasi;

2) Call Center 123 yang dapat dihubungi melaJui melalui Telp 123

atau HP 021123 selama 24 jam untuk memberikan informasi

produk layanan, Gangguan Listrik dan keluhan lainnya;

3) SMS Peduli Pelanggan, dengan layanan i11i, pelanggan dapat

menyampaikan seluruh masalahnya melalui 0812-123-7-123, dan

akan mendapatjawaban melalui SMS;

4) Pembacaan Meter dengan AMR (Automatic Meter Reading),

Portable Data Terminal (PDT), PLC Tuter/GSM dan Camera;

5) Layanan i-SMS yakni layanan yang dapat menginformasikan

tagihan rekening listrik dengan mengirim SMS ke 8123;

6) SMS Banking yakni layanan yang dapat menginforrnasikan tagihan

rekaning listrik serta media pembayaran rekening listrik;

Page 70: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

dengan 33 Bank. Pembayaran dapat dilakukan melalui ATM,

Phone Banking, Internet Banking;

8) Mengurangi antrian di loket-loket Bank pada saat pelunasan

rekening, telah diterapkan pembayaran secara gelombang (SS-

TUL);

9) Dinas Gangguan 24 jam: melayani langsung dilokasi pelanggan

jika ada gangguan listrik;

I 0) Gardu dan Gensel Mobile disiapkan untuk pelanggan yang

mengalami gangguan listrik secara spesifik;

11) Tim PDKB merupakan tim yang dapat bekerja pada jaringan

bertegangan.

B. Deskripsi Data

Penelitian ini mengambil objek PT PLN (Persero) Area Pelayanan

Menteng yang merupakan salah satu pelaksana dari PT PLN (Persero)

Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang yang memiliki tugas pokok meliputi

distribusi, penjualan tenaga listrik dan pelayanan pelanggan. Pengambilan data

dimulai pada tanggal 4 Agustus 2008 dan selesai pada tanggal 4 September

2008. Data yang diambil dalam penelitian ini adalah jumlah pelanggan,

jumlah Kwh dan jumlah PPJ dari pelanggan kelompok bisnis yang dipungut

oleh PLN APL Menteng dari tahun 2002 sampai 2007 (data diambil per

bulan). Data yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Page 71: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

NO

--1

2

3

4

5

6

7 --8 9

~-

10

11

'12

13

'14

15

16 -17

18 --19

20

21

22

23

24

25

26 --27

28

29

30

31

32

Tabel 4.1 .Jumlah Pelanggan PLN kelompok bisnis, Jumlah Kwh kelompok

bisnis dan Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Jurnlah TotalPajak Bulan

Pelangggan Jurnlah KWH Kel. Penerangan Jalan PLN Kel. Bisnis

(Rp) Bisnis

2002 m2 10,947 131,309,358 2,022,344,080

2002 m3 10,990 108, 112,297 1,757,012,310 --

2002 m4 11,000 119,467,062 1,889,824,925

-

2002 m5 11,022 135,787,056 2,144,000,120

2002 ma 11,067 136,562,004 2, 151,638,685

2002 m7 11,093 133,883,494 2,121,874,960

2002 ma 11,165 138,972,968 2,239,288,330

2002 mo 11,203 133,689,300 2,181,230,275

2002 m10 11,197 133,952,782 2, 169,648,915

2002 m,, 11,222 138,407,058 2,299,037,230

2002 m,2 11,245 126,385,470 2, 147,234,245

2003 m1 11,264 131,331,875 2,210,303,240

-

2003 m2 11,271 134,989,243 2,296,085,435

2003 m3 11,297 120,542, 127 2, 113,911,480

2003 m. 11,298 130,376,108 2,237,453,205

2003 m5 11,685 141,519,618 2, 479, 152, 125 -

2003 m6 11,334 133,577,545

I 2,379,588,675

2003my 1'1,342 146,024,013 2,547,233,02~ 2003 m8

11,360 141,528,163 2,594,942,885

2003 mg 11,357 139,464,389 2,569,872,440

2003 m10 11,366 140,322,984 2,587,156,050

2003 m11 11,358 143,492,823 2,631,810, 7 45

2003 m,2 11,351 132,099,324 2,479, 116,535

2004 m, 11,310 133, 139,807 2,494 565,455 ---

2004 m2 11,336 136, 794,087 2,605,276, 770

2004 m3 11,345 138,233,352 2,630,680,525

2004 m. 11,363 142,946,469 2,699,458,030 -2004 m, 11,390 143,734,900 2,712,710,495

2004 ma 11,402 145,942,762 2,747,536,230

2004 my 11,417 141,393,357 2,677,944, 185

2004 ma 11,415 144,401,972 __ 2_,_?292'_1_!:!,_61 ~--·--

2004 mg 11,431 148,808,991 2,791,642,700

Page 72: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

34 2004m11 11,444 161,282,408 2,982,031,715

35 2004 mt? 11,468 141,398,944 2,688, 705,430

36 2005 m1 11,443 149,975,6132 2,680, 106,800

37 2005 m2 11,443 140,550,443 2,815,415,335

38 2005 m3 11,437 131,688,302 2,554,253,520 .

39 2005 m4 11,454 152,549,079 2,860,350,655

40 2005 m5 11,455 153,558,465 2,880,362,540

41 2005 ms 11,481 159, 182,375 2,959,467,290

42 2005 m1 11,471 156,253,899 2,922, 139,045

43 2005 m8 11,492 153,321,211 2,884, 166,030

44 2005 mg 11,487 151,155,143 3,016,225,920

45 2005 m10 11,504 152,487 ,843 3,033,480,580

46 2005 m11 11,499 150,144,907 3,409,490,295

47 2005 m,2 11,507 144,430,054 3, 193,279, 195

48 2006 m1 I 11,511 150,908,645 3, 193,279, 195 --·-~----·

49 2006 m2 11,538 148,223,694 3,265,540,900

50 2006 m3 11,535 142,444,772 3, 159,972, 105

51 2006 m4 11,569 154,302,709 3,343,389,760

52 2006 m, 11,606 151,801,790 3,302,246,860

53 2006 ms 11,630 160,414,688 3,494,221,630

54 2006 m1 11,649 158,221,420 3,419,743,830

55 .. 2006 m!L_ 11,652 163,560,143 3,507,155,045 ---- -· .

56 2006 mg 11,655 155,272,918 3,374,095,615 -·

57 2006 mw 11,666 158,525,666 3,417' 179,205

58 2006 m11 11,650 152,430,224 3,380, 117,545

59 2006 m,2 11,646 170,412,253 3,652,446, 135

60 2007 m1 11,647 163,801,351 3,557,139,530 ·--·

61 2007 m2 11,688 169,718,732 3,665,6·12,725

62 2007 m3 11,704 148, 767 ,593 3,256,787,810

63 2007 ffi4 11,699 167,861,137 3,628,204,775

64 2007 ms 11,710 166,320,504 3,638,617,205

65 2007 ms 11, 713 173,509,421 3,788,313,095

66 2007 m1 11,711 169,556,920 3,699,243, 725

67 2007 m8 11,709 176,394,965 3,835,301,590

68 2007 mg 11,716 178, 152,149 3,896,997,245

69 2007 m1o 11,715 175,406,496 3,841,388,955

70 2007 m11 11,728 164,377,865 3,644,700,940

71 2007 m11 11,731 180,035,959 3,939,558,285 I ..

Page 73: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah pelanggan dan jumlah

pemakaian kwh untuk konsumsi bisnis dari bulan ke bulan rata-rata

mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena aktivitas perekonomian

berkembang seiring dengan kebutuhan fasilitas listrik. Kebutuhan listrik sudah

hampir sama dengan kebutuhan pokok. Listrik merupakan penunjang dan

kebutuhan vital bagi kegiatan ekonomi dari sektor bisnis.

Dari tabel diatas tersebut juga dapat dilihat bahwa terjadi penurunan

jumlah pelanggan dan jumlah pemakaian kwh yang terjadi pada Bulan Juni

2003. Hal ini disebabkan karena terjadi kenaikan tarif dasar listrik tahun 2003

yang berlaku sejak I Januari 2003 yang diputuskan melalui Keppres No. 89

Tahun 2002 tanggal 31 Desember 2002, yang menyebabkan besarnya beban

tagihan listrik yang harus dibayar oleh pelanggan, khnsusnya pelanggan

bisnis.

Walaupun terjadi kenaikan tarif dasar listrik, pelanggan listrik yang

berasal dari sektor bi$nis ternyata tidak mengalami penurunan secara terus

menerus dan lebil1 cenderung tidak terpengaruh oleh kenaikan tarif dasar

listrik tersebut. Hal ini dapat dilihat dari semakin membaiknya atau terjadi

pemulihan kenaikan jumlah pelanggan dan jumlah pemakaian kwh pada

golongan bisnis setelah terjadi penurunan pada Bulan Juni 2003. Pada Bulan

Juli 2003 sampai Desember 2007 jumlah pelanggan dan jumlah pemakaian

kwh terus mengalami kenaikan. Hal ini membuktikan bahwa listrik

merupakan kebutuhan pokok yang vital untuk memmjang kegiatan bisnis.

Page 74: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

C. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, Varian, maksimum,

minimum, dan total (.mm). Hasil perhitungan dari statistik deskriptif disajikan

dalam tabel 4.2, tabel 4.3 dan tabel 4.4 dibawah ini:

Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Jumlah Pelanggan

Descriptive Statistics

N Ranae Minimum ~Jlaximum Sum Mean Std. Deviation pelanggan 71 784 10947 11731 812642 11445.66 202.163 Valid N (listwise 71

Dari tabel 4.2 menunjukkan jumlah pelanggan kelompok bisnis dari 71

bulan, yaitu dari tahun 2002 sampai 2007. Rata-rata jumlah pelanggan dari 71

bulan adalah 11.446 pelanggan dengan standar deviasi 202, 163. Total jumlah

pelanggan seluruhnya adalah 812.642 pelanggan dengan jumlah pelanggan

terkecil sebesar 10. 947 pelanggan yang terjadi pada Bulan Februari 2002 dan

jumlah pelanggan terbesar 11. 731 pelanggan yang terjadi pada Bulan Desember

tahun 2007. Standar deviasi yang sangat kecil (hanya 1 % dari mean)

menunjukkan variasi yang sangat kecil atau tidak adanya kesenjangan yang cukup

besar antara jumlah pelanggan terbesar dan terendah.

Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Jumlali Kwh

Descriptive Statistics

N Ranae Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation KWH 71 71923662 1.1E+G8 1.8E+08 1.0E+10 1.SE+08 4852943.936 Valid N (listwise) 71

Page 75: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Tabel 4.3 menunjukkan jumlah kwh yang dipakai oleh pelanggan PLN

kelompok bisnis dari 71 bulan. Rata-rata pemakaian kwh dari 71 bulan adalah

1,5 (ratusan juta) kwh dengan standar deviasi 1,4 (puluhan juta). Total

pemakaian kwh seluruhnya sebesar 1,0 (puluhan milyar) kwh dengan

pemakaian kwh terkecil 1,1 (ratusan juta) kwh dan pemakaian kwh terbesar

1,8 (ratusab juta) kwh. Standar deviasi yang kecil (kurang dari 10% dari

mean) menunj ukkan variasi yang sangat kecil atau ti dale adanya jarak yang

cukup besar antara jumlah pemakaian kwh terbesar dengan pemakaian kwh

terkecil.

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Descriptive Statistics

N RanQe Minimum Maximum Sum Mean Std. Deviation PPJ 71 2.2E+09 1.8E+09 3.9E+09 2.0E+11 2.9E+09 565015371.8 Valid N (listwise) 71

Tabel 4.4 menunjukkan jumlah penenmaan pajak penerangan jalan

yang dipungut PLN untuk kelompok bisnis dari 71 bulan. Rata-rata

pemungutan PPJ dari 71 bulan adalah 2,9 (milyaran) dengan standar deviasi

sebesar 5 (ratusan juta). Total pemungutan PPJ seluruhnya sebesar 2,0

(ratusan milyar) dengan pemungutan terkecil 1,8 (milyaran) dan pemungutan

tcrbesar 3,9 (milyaran). Standar deviasi yang sangat kecil (kurang dari 20%

dari mean) menunjukkan variasi yang kecil atau tidak adanya kesenjangan

yang cukup besar antara PPJ yang terbesar yang dipungut dengan PPJ yang

terkecil yang dipungut oleh PLN.

Page 76: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Hasil uji multikolinearitas terlihat pada tabel.4.5.

Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas Pengaruh Jumlah Pelanggan dan Jumlah

Kwh Terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan Coefficients '

Collinear;f Statistics

Model Tolerance VIF

1 KWH ,283 3,531

Pe!anggan ,283 3,531

a. Dependent Variable· PPJ

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa semua variabel independen (jumlah

pelanggan dan jumlah pelanggan) mempunyai nilai Variance Inflation

Factor (VIF) kurang dari IO dan nilai tolerance !ebih dari 0, I 0. Hal ini

mengindikasikan bahwa tidak ada multikolinieritas antar variabel dalam

model regresi.

2. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji Heteroskedastisitas dapat dihhat pada Garn bar 4.1.

Gambar 4.1 Basil Uji Heteroskedastisitas

Pengaruh Jumlah Pelanggan dan Jumlah Kwh terhadap Pemungutan Pajak Penernngan Jalan

2 0

-3

Scatterplot Dependent Variable: PPJ

-2 -1 0 2

Page 77: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Dari gambar 4. J menunjukkan titik-titik menyebar secara acak dan

tidak membentuk suatu pola tertentu, serta tersebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, berarti tidak terjadi heteroskediastisitas pada model

regresi, sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi

pemungutan Pajak Penerangan Jalan yang dipengaruhi oleh jumlah

pelanggan danjumlah Kwh.

3. Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan normal probability

p/01, dimana suatu model dikatakan terdistribusi nonnal jika titik-titik

sebaran terletak di sekitar garis diagonal. Hasil uji nonnalitas dapat dilihat

pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas

Pengaruh Jumlah Pelanggan dan Jumlab Kwh Terhadap Pemungutan Pajak Penerangan Jalan

Normal P-P Plot of Regreission Standardized Residual

Dependent Variable: PPJ .Q 1.0

e a. 0.8

E :I 0.6 (.)

'ti Q) 0.4 .... (.) Q) 0.. 0.2 ><

UI 0.0-?l--~-~--~·--1

0.2 0.4 0.6 0.8 1.0

Page 78: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Hasil

pengujian hipotesis dapat dilihat pada tabel 4.7.

Tabel.4.7 Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summary

Adjusted Std. Error of Model R R Sauare R Sauare the Estimate 1 ,969• ,938 ,936 142714378

a. Predictors: (Constant), Pelanggan, KWH

Berdasarkan Tabel 4. 7 diperoleh nilai koefisien determinasi

(Adjusted R Square) sebesar 0,936. Artinya 93,6% pemungutan Pajak

Penerangan Jalan dapat dijelaskan oleh jumlah pelanggan dan jumlah

K wh. Sedangkan sisanya 6,4% dijelaskan oleh variabel lain di luar model.

Variabel lain yang dapat mempengaruhi PPJ antara lain dapat berupa

faktor internal dan fakior eksternal (Sugianto, 2000:43).

Menurut Sugianto (2000) faktor eksternal adalah faktor lingkungan

dari pcmungutan PPJ sedangkan faktor internal adalah kebijakan

perpajakan yang tertuang khususnya dalam peraturan perundang-undangan

baik ditingkat nasional maupun ditingkat daerah. Adapun faktor eksternal

menurut Widjayanti (1998) dalam Ismartani (2003:44) salah satunya dapat

berupa jumlah penduduk. Sedangkan faktor internal dapat berupa tarif

dasar I istrik.

Perttunbuhan penduduk merupakan salah satu indikator penting

untuk mengetahui potensi suatu daerah. Berkembangnya jum !ah penduduk

akan menyebabkan bertambahnya penerimaan pajak daerah, disamping

Page 79: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Pertumbuhan jumlah penduduk terns bertambah berdampak terhadap

konsumsi penggunaan energi listrik yang berarti akan menambah jumlah

pemungutan PPJ (Ismartani, 2003:45).

Faktor internal yang rhempengaruhi penerimaan PP J adalah tarif

listrik. Tarif listrik perlu mengalami penyesuaian untuk mengefisienkan

penggunaan energi listrik agar masyarakat berhemat. Penyesuaian tarif

dasar listrik secara keseluruhan memberikan dampak kontribusi terhadap

penerimaan PPJ. Kenaikan tarif dasar listrik justru akan meningkatkan

penerimaan PPJ (Ismartani, 2003:47).

Selain itu faktor internal yang diduga dapat mempengaruhi

pemungutan PPJ adalah biaya beban. Biaya beban di<luga <lapat

mempengaruhi pemungutan PPJ karena disamping jumlah pemakaian

kwh, biaya beban juga merupakan bagian dari perhitungan total tagihan

listrik sebagai dasar pengenaan pajak penerangan jalan. Dengan kata lain,

apabila dasar pengenaan pajak dalam ha! ini total tagihan listrik meningkat

yang disebabkan oleh meningkatnya biaya beban maka pemungutan pajak

penerangan jalanpun ikut meningkat.

2. Hasil Uji Signifiksnsi Simultan (Uji Statistik F)

Tabel.4.8 Has ii Uji Statistik F

ANOVAb

Surr. of Model Sau ares di Mean Sauare F Sia. 1 Regression 2.10E+19 2 1.048E+19 514,5&7 ,oooa

ReF>idual 1.38E+18 68 2.037E+16 Total 2.23E+19 70

a. Predictors: (Constant), Pe!a;oggan, KWH

Page 80: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Dari uji Anova atau F test pada tabel 4.8 didapat nilai F hitung

sebesar 514,597 dengan probabilitas 0,000, karena probabilitas jauh lebih

kecil dari 0,005, maka model regresi dapat digunakan untuk memprediksi

penerimaan pajak penerangan jalan atau dapat dikatakan bahwa jumlah

pelanggan dan jumlah kwh secara bersama-sama berpengaruh terhadap

penerimaan pajak penerangan jalan.

3. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t)

Model 1 (Constant)

KWH Pelanggan

Tabel.4.9 Hasil Uji Statistik t

CoefficientS'

Unstandardized Stanclardized Coefficients Coefficients

B Std. Error Beta -1.6E+10 1.6E+09

19,508 2,158 ,513

1383757 158547.2 ,495

a. Dependent Variable: PPJ

I Sia. -10,190 ,000

9,040 ,000

8,728 ,000

Dari kedua variabel independen yang dimasukkan ke dalam model

regresi, yaitu jumlah pelanggan dan jumlah kwh hasilnya signifikan, ha!

ini dapat dilihat dari probabilitas signifikan untuk jumlah kwh 0,000 dan

jumlah pelanggan 0,000, nilai keduanya tidak lebih dari 0,05. dari nilai

tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel PPJ dipengaruhi oieh jumlah

kwh danjumlah pelanggan dengan persamaan matematis:

Y = -1,6 + 19,508 X1 + 1383757 X2

Dimana:

Y = Penerimaan Pajak Penerangan Jalan kelompok bisnis

'l.T _ T ____ 1_1_ 1_ ___ 1_ l__l _____ l_ 1_:_

Page 81: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

X2= Jumlah Pelanggan kelompok bisnis

Dari tabel 4.9 menunjukkan konstanta intersep sebesar -1,6

menyatakan bahwa jika tidak ada jumlah kwh dan jumlah pelanggan PLN

dari kelompok industri, maka penerimaan atau pajak penerangan jalan

yang dipungut PLN adalah Rp. -1,6 (puluhan milyar). [(oefisien regresi Xi

sebesar 19,508 menyatakan bahwa setiap 1 penambahan kwh untuk

kelompok bisnis akan meningkatkan penerimaan atau pungutan pajak

penerangan jalan yang dipungut oleh PLN sebesar RP. 19,508. Demikian

pula dengan koefisien regresi X2 sebesar 1383757 menyatakan bahwa

setiap penambahan 1 pelanggan dari kelompok bisnis,. akan meningkatkan

penerirnaan atau pungutan pajak penerangan jalan yang dipungut oleh

PLN sebesar Rp. 1.383.757.

Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian sebelurnnya

yang dilakukan oleh Kumalasari (2005), dimana hasil dari jurnlah

pelanggan berpengaruh negatif atau tidak berpengaruh signifikan terhadap

penerirnaan pajak penerangan jalan. Hasil yang berbeda ini kemungkinan

disebabkan karena objek penelitian yang berbeda dengan penelitian

sebelumnya. Pada penelitian ini rnenggunakan objek PT PLN Distribusi

Jakarta Raya dan Tangerang Area Pelayanan Menteng untuk pelanggan

kelornpok bisnis, sedangkan penelitian sebelumnya di PT PLN Distribusi

Jawa Timur untuk pelanggan kelompok rumah tangga.

Tidak berpengaruhnya jumlah pelanggan PLN kelompok rumah

tangga pada penelitian sebelumnya juga · disebabkan karena terjadi

Page 82: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

kenaikan tarif dasar listrik yang dibagi ke dalam ernpat tahap: pertama

mulai berlaku sejak I Januari 2003, kedua dilakukan kenaikan pada I

April 2003, ketiga pada 1 Juli 2003 dan terakhir dilaksanakan pada I

Oktober 2003. Di bawah ini data pelanggan PLN, pe:nerimaan PLN dari

kelompok rumah tangga dan PP J yang dipungut oleh PLN dari penelitian

sebelumnya:

Tabel.4.10 Jumlah pelanggan PLN, Jumlah penerimaan F'LN dan Jumlah

penerimaau PP.J dari kelompok rumah tangga di Kota Surabaya

Pelanggan Penerimaan P1merimaan Pajak Bulan PLN Rumah PLN rumah P1~nerangan Jalan

tangga tangga rumah tangga

2001 m7 658,175 45,427,874,432 2, 769,959,235

2001 ma 660,544 46, 165,987,243 2,614, 144,873

2001 mg 662,560 43,569,081,224 2,688,992,476

2001 m,q_ _____ 663,948 -- 44,816,541,274 _2.731,465,961

2001 m,, 665,736 45.524 432,680 3,079,809,533

2001 m12 667,433 51,330, 158,891 2,853, 187,545

2002 m, 668,332 58,508,716,055 3,510,522,963

..±QC)2 m2 669,630 56,744,686,385 3,404,681, 183 --2002 m3 1370, 175 58,216,896,770 3,493,013,806

2002 m4 671,505 65,370,498,230 3,922,829,894

2002 m5 672,944 64,031,296,495 3,841,877,790 '

2002 m6 674,498 64,661,330,908 3,879,679,854

2002 m7 676,563 65,039,296,616 3,902,357, 797

2002 ma 678,069 65,123,859,815 3,907,431,589

2002 mo 679,971 65,293,451,280 3,917,607,077

2003 m10 681,838 69,421, 100,570 4, 165,266,034

2002 m11 683,890 72,565,973,720 4,353,958,423

2002 m12 685,664 65, 766,940,620 3 946,016,437 ,

2003m1 687,439 72,738,305.860 4,364,298,352

2003 m2 689,343 72,657,076,865 4,359,424,612

2003 m3 689,921 71, 146,290,270 4,268,777,416

2003 m4 690,567 80,959,319,020 4,857,559, 141

I

Page 83: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

- - ----,.-··---- -~--------------·- ·-------·-·----

2003 m_6 694,182 _ z9,783,482,385 _ "-__ 4,78Z,IJ08,943 _._ _

2003 m7 696,021 80,040,382,970 4,802,422,979

2003 m8 574,546 81,392,438, 780 4,883,546,327

2003 m9 574,423 36,769,753,324 2,206, 185, 199

2003 m10 574,744 81,890,836,330 4,913,450,180

2003 m11 577,453 85,207,846,785 5, 112,470,807

2003 m,? 578,900 80,224,766,355 4,813,485,981 '

2004 m1 462,402 85,_376,872,595 5, 122,612,356 ·----2004 mz 463,720 85,660,087,965 5, 139,605,278

2004 m3 465,017 84,852,538,145 5,091, 152,289

2004 m4 465,979 83,555,962,005 5,013,357,720

2004 ms 468, 133 86,982,008,030 5,218,920,482

2004 m6 469,'152 87,280,717,"160 5,236,843,030

2004 m1 470,958 85,052,549,795 5, 103, 152,988

2004 ms 472,891 84,577,830, 705 5,07 4,669,842

2004 mg 475,237 84,822,537,585 5,089,352,255

2004 mm 477,629 89,756,670,085 5,385,400,205 ~

Dari data diatas, dengan adanya kenaikan tarif dasar listrik

menyebabkan berkurangnya total jumlah pelanggan PLN dari kelompok

rumah tangga di Kota Surabaya. Walaupun jumlah pelanggan PLN

tersebut berkurang tetapi tidak herpengaruh terhadap pemungutan PPJ di

Kota Surabaya. Pemungutan PP J di Kota Surabaya pada penelitian

sebelumnya dari bulan ke bulan mengalami kenaikan walaupun terjadi

penurunan jumlah pelanggan PLN dari kelompok rum ah tangga.

Padahal seharusnya, dengan adanya penurunan jumlah pelanggan

PLN kemungkinan besar yang akan terjadi adalah menurunnya jumlah

penerimaan PLN yang berarti akan berakibat terhadap menurunnya PP J

yang dipungut oleh PLN. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, penurunan

jumlah pelanggan PLN tidak mengurangi jumlah penerimaan PLN atau

Page 84: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Begitu halnya juga dengan pemakaian jumlah kwh. Walaupun

terjadi kenaikan tarif dasar listrik, tetapi ticlak membuat pemakaian kwh

menurun. Hal ini clisebabkan karena jumlah kebutuhan pemakaian listrik

kelompok bisnis semakin meningkat dengan aclanya perkembangan clalam

dunia bisnis seiring dengan kemajuan tekhnologi dan mformasi.

Page 85: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

A. Kesimpulan

BABV

KESIMPULAN DAN IMPJLIKASI

Penelitian ini bertujuan untuk menguJi: pertama, pengaruh jumlah

pelanggan PLN terhadap penerimaan Pajak Penerangan Jalan yang dipungut

o!eh PLN. Kedua, pengaruh jumlah kwh terhadap penerimaan Pajak

Penerangan Jalan yang dipungut oleh PLN. Data dalam penelitian ini diambil

dari tahun 2002 sampai 2007 yang terbagi dalam tiap-tiap bulan yang

diperoleh dari PT PLN Distribusi Jaya dan Tangera.ng Area Pelayanan

Menteng. Pengujian ini menggunakan analisis re1,rresi linier berganda.

Basil pengujian dan analisis terhadap data dapat disimpulkan bahwa:

I. Jumlah pelanggan kelompok bisnis PT PLN APL Menteng berpengaruh

terhadap penerimaan PP J yang dipungut oleh PLN tersebut, sebab nilai

signifikansinya 0,000 kurang dari 0,05, dengan demikian Hi diterima.

2. Jumlah Kwh yang dipakai oleh pelanggan kelompok bisnis PT PLN APL

Menteng juga berpengaruh terhadap penerimaan PP.I yang dipungut oleh

PT PLN tersebut, sebab nilai signifikansinya juga 0,000 kurang dari 0,05,

dengan demikian H2 diterima.

B. Implikasi

Dalam rangka meningkatkan realisasi pemungutan serta penerimaan

Page 86: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

faktor yang dapat meningkatkan penerimaan PLN seperti halnya penetapan

tarif dasar listrik, mengingat dari hasil penelitian terbukti bahwa walaupun ada

kenaikan tarif dasar listrik, tetapi penerimaan PPJ yang dipungut oleh PLN

tidak mengaiami penurunan, karena mengingat pentingnya listrik bagi

aktivitas sehari-hari. Selain itu, dengan adanya kenaikan tarif dasar listrik

dapat memberikan pendidikan kepada masyarakat agar kbih berhemat dalam

mengkonsumsi energi listrik, ha! ini juga dapat mencegah terjadinya krisis

listrik.

Selain itu, Pemerintah Daerah juga harus melakukan kewajibannya

setelah menerima haknya berupa pembayaran PPJ. Pemda wajib mengadakan

material Penerangan Jalan Umum, mengurusi penyambungan tenaga listrik ke

kantor cabang PLN, merawat dan memelihara seluruh perlengkapan PJU

seerta membayar tagihan rekening PJU ke PLN.

Begitu halnya juga dengan PT PLN Area Pelayanan Menteng maupun

Area Pelayanan lainnya diharapkan dapat memberikan pelayanan yang terbaik

kepada pelanggannya. Seperti kemudahan dan kenyaman dalaP.1 melakukan

pembayaran tagihan rekening liatrik. Sehingga kepatuhan pelanggan PLN

meningkat yang akan berdampak terhadap peningkatan pemungutan PP J.

Page 87: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

DAFT AR PUST AKA

Azra, Azyumardi. "pendidikan Kewargaan ". Tim ICCE UIN Jakarta, 2003.

Enninton. "Sistem Jnfimnasi Manajemen Pemeliharaan Penerangan Jalan Umum Kola Palembang. Tesis S-2, Universitas Sriwijaya, 2005.

Ghozali, Imam. "Ap/ikasi Analisis Multivariate dengan Progrnm SPSS". Edisi 3. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 200 l.

Hamid, Abdul. "Pedoman Penulisan Skripsi ". FEIS UIN Press, Jakarta, 2007.

lndriantoro, Nur dan Bambang Supomo. "lvfetodologi Penelilian Bisnis ". BPFE, Y ogyakarta, 2002.

Isdijono, Brahmantio, dkk. "Pr().lpek Penerapan Budget Tramparancy dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah dan Desentralisasi Fiskal di Daerah Kola dan Kabupaten di Indonesia". Center for Economic: and Social Studies (CESS), Jakarta, 2001.

Ismail, 1jip. "Pengaturan Pajak Daerah di Indonesia". Departemen Keuangan RI Badan Pengkajian Ekonomi Keuangan dan Kerjasama Internasional Pusat Evaluasi Pajak dan Retribusi Daerah, Jakarta, 2005.

lsmartani. "Faktor-jaktor yang Mempengaruhi Penerimaan Pajak l'enerangan Jal an di DK/ Jakarta". Tes is S-2, FISIP Ul, 2003.

Judisseno, Rim sky. "Pajak dan Strategi !31snis ". PT. Ikrar Mandiri Abadi, Jakarta, 2005.

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2003 Tentang Harga Jual Tenaga Listrik Tahun 2004 yang Disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara.

Kumalasari, Virny. "Analisis Faktor-faktor yang A1empengaruhi Penerimaan Pajak Penerangan Jal an Ke!ompok Rumah Tangga di Kot a Surabaya". Skripsi S-l Akuntansi, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2005.

Lubis, Irwansyah. "Hukum Pajak Indonesia Suatu Pengantar". Yayasan Pendidikan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (YP2SDM), Jakarta, 2006.

Marsyahrul, Tony. "Penganlar Perpajakan ". PT. Gra.media Widiasarana

Page 88: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Surya Online. "Penerangan .!a/an Umum Tanggungjawab Pemerinlah Daerah ". Senin, 19 Maret, 2007, artikel diakses tanggal I Desember 2008, dari http://www.surya.eo.id/web Powered by Journal.

Sya'dullah, Makmun. "Prospek Pendapatan Pemerintah dari Sektor Perpajakan". Jumal Kipas, Vol.1, No.13, Oktober, 1999.

Page 89: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

~ LAMPIRAN 1

HASIL UJI ASUMSI KLASIK

Page 90: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Multikolonieritas

Variables Entered/Removed'

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Jml_KWH,

Jml_ a Enter pelanggan

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PPJ

Model Summary

Adjusted Std. Error of Model R R Sauare R Sauare the Estimate 1 .969• .938 .936 142714378

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

ANOVJll>

Sum of Model Sauares di Mean Square F Sia. 1 Regression 2. 10E+19 2 1.048E+19 514.597 .ooo•

Residual 1.38E+18 68 2.037E+16

Total 2.23E+19 70

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

Coefficientor

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics

Model B Std. Error Beta t SiQ. Tolerance I/IF 1 (Constant) -1.6E+10 1.6E+09 -10.190 .000

Jml_pelanggan 1383757 158547.2 .495 8./'28 .000 .283 3.531 jml_KWH 19.508 2.158 .513 9.040 .000 .283 3.531

a. Dependent Var.i@le: PPJ

Coefficient Correlation!f

Jml_ Model Jml KWH pelanaoan 1 Correlations Jml_KWH 1.000 -.847

Jml_pelanggan -.847 1.000 ·--

Covariances Jml_KWH 4.657 -289668.73 Jml_pelanggan -289668.7 2.514E+10

a. Dependent Variable: PPJ

Page 91: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Collinearity Diagnostic~

Variance Prooortions

Condition Jml_ Model Dimension Eiaenvalue Index (Constant) pelannnan Jml KWH 1 1 2.994 1.000 .00 .00 .00

2 .006 22.806 .01 .00 .32 3 .000 245.234 .99 1.00 .68

a. Dependent Variable: PPJ

Heteroskedastisitas

Variables Entered/Removed'

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Jml_KWH,

Jml_ a Enter pelanggan

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PPJ

Model SummarY'

Adjusted Std. Error of Durbin Model R R Sauare R Sauare the Estimate Watso 1 .969a .938 .936 142714378

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

ANOVfJP

Sum of Model Squares df Mean Sauare F Sia. 1 Regression 2.10E+19 2 1.048E+19 514.597 .oooa

Residual 1.38E+18 68 2.037E+16 Total 2.23E+19 70

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

Coefficients

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics

Model 8 Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -1.6E+10 1.6E+09 -10.190 .000

Jml_pelanggar 1383757 158547.2 .495 8.72EI .000 .283 3.531 Jml_KWH 19 508 2.158 .513 9.0Ll(I .000 .283 3.531

Page 92: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Coefficient CorrelationS'

Jml_ Model Jml KWH oelannnan 1 Correlations Jml_KWH 1.000 -.847

Jml_pelanggan -.847 1.000 Covariances Jml_KWH 4.657 -289668.73

Jml_pelanggan -289668.7 2.514E+10

a. Dependent Variable: PPJ

Collinearity Diagnostid

Variance Prooortions

Condition Jml_ Model Dimension Ei!lenvalue Index (Constant) pelanaaan Jml KWH 1 1 2.994 1.000 .00 .DO .00

2 .006 22.806 .01 .00 .32 3 .000 245.234 .99 1.00 .68

a. Dependent Variable: PPJ

Casew!se Diagnostics>

Predicted Case Number Std. Residual PPJ Value Residual 16 -4.313 2.48E+09 3.09E+09 -6.2E+08

a. Dependent Variable: PPJ

Residuals Statistic$'

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.5E+09 3.9E+09 2.'9E+09 54722()554.6 71 Std. Predicted Vaiue -2.568 1.870 .000 1.000 71 Standard Error of

1.7E+07 5.5E+07 2.8E+07 95563!;7.406 71 Predicted Value

Adjusted Predicted Value 1.4E+09 3.9E+09 2.9E+09 549555544.6 71 Residual -6.2E+08 4.0E+08 .000 140660827.1 71 Std. Residual -4.313 2.830 .000 .986 71 Stud. Residual -4.642 2.852 .000 1.021 71 Deleted Residual -7.1 E+08 4.1E+08 -40838.1 151184796.7 71 Stud. Deleted Residual -5.576 3.017 ""l '"" 71 Mahal. Distance .051 9.448 1.972 2.180 71 Cook's Distance .ODO 1.109 .026 .136 71 Centered Leverage Value .001 .135 .028 .031 71

•0 a. Dependent Variable: PPJ

Page 93: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Charts

0

' -3

0

Scatttuplot

Dependent Variable: PPJ

0

8 0

0

0 0 ~ 0

0 0 oo 0

co 0 0 oO 6> 0 0 0

1:0 ~Cl> 0 02ieo o ct>,o

0 O><c, 0

0

I I I I

-2 -1 0 1

Regression Standardized Predicted Value

Normalitas

Variables Entered/Removed'

Variables Variables McJel Entered Removed Method 1 Jml_KWH,

Jml_ a Enter pelanggan

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PPJ

Model Summar;!'

Adjusted Std. Error of Durbir Model R R Square R Square the Estimate Watso 1 .969a .938 .936 142714378 Q n

.798

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

• 2

Page 94: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

ANOV~

Sum of Model Sauares df Mean Sauare F Sia. 1 Regression 2.10E+19 2 1.048E+19 514.5£17 .oooa

Residual 1.38E+18 68 2.037E+16 Total 2.23E+19 70

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

Coefficient!!

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -1.6E+10 1.6E+09 -10.190 .000

Jml_pelanggar 1383757 158547.2 .495 8.7213 .000 .283 3.531 Jml_KWH 19.508 2.158 .513 9.040 .000 .283 3.531

a. Dependent Variable: PP J

Coefficient CorrelationS'

Jml -Model Jml KWH oelannnan 1 Correlations Jml_KWH 1.000 -.847

Jml pelanggan -.847 1.000 Covariances Jml_KWH 4.657 -289668.73

Jml_pelanggan -289668.7 2.514E+10

a. Dependent Variable: PPJ

Collinearity Diagnostics

Variance Prooortions Condition Jml_

Model Dimension Einenvalue Index I Constant\ oelannnan Jml KWH 1 1 2.994 1.000 .DO .00 .OD

2 .006 22.806 .01 .00 .32 3 .ODO 245.234 .99 1.00 .68

a. Dependent Variable: PPJ

Casewise Diagnostic$'

Predicted Case Numbsr Std. Resid~al PPJ Value Residual 16 -4.313 2.48E+09 3.09E+09 -6.2E+08

a. Dependent Variable: PPJ

Page 95: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

..0 e a..

101

081

E o.6 :I

0 "C $ (.) 0.4 Q) c. J)

0.2

0.0

Dependent Variable: PP,J

0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0 Observed Cum Prob

Autokorelasi

Variables Entered/Removed'

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Jml_KWH,

Jml_ a Enter pelanggan

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PPJ

Model Summarf

Adjusted Std. Error of Durb Model R R Souare R Sauare the Estimate Wats 1 .969a

. .938 .936 142714378 Q n

8

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

Page 96: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

ANOV~

Sum of Model Squares df Mean Sauare F Sia. 1 Regression 2.10E+19 2 1.048E+19 514.5()7 .oooa

Residual 1.38E+18 68 2.037E+16

Total 2.23E+19 70

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

Coefficients

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearit Statistics

Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -1.6E+10 1.6E+09 -10.190 .000

Jml_pelanggan 1383757 158547.2 .495 8.728 .000 .283 3.531

Jml_KWH 19.508 2.158 .513 9.040 .000 .283 3.531

a. Dependent Variable: PPJ

Coefficient Correlation$'

Jml_ Model Jml KWH pelanpaan 1 Correlations Jml_KWH 1.000 -.847

Jml_pelanggan -.847 1.000

Covariances Jml_KWH 4.657 -289668.73

Jml_pelanggan -289668.7 2.514E+10

a. Dependent Variable: PPJ

Collinearity Diagnostic!!

Variance Proportions

Condition Jml_ Model Dimension Eiaenvalue Index I Constant) pelannoan Jml KWH 1 1 2.994 1.000 .00 .00 .00

2 .006 22.806 .01 .00 .32 3 .000 245.234 .99 1.00 .68

a. Dependent Variable: PPJ

Casewise Diagnostic$'

Predicted Case Number Std. Residual PPJ Value Residual 16 -4.313 2.48E+09 3.09E+G9 -6.2E+08

a. Dependent Variable: PPJ

Page 97: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Residuals Statistic$'

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value 1.5E+09 3.9E+09 2.9E+09 547226554.6 71 Residual -6.2E+08 4.0E+08 .000 140660827.1 71 Std. Predicted Value -2.568 1.870 .000 1.000 71

Std. Residual -4.313 2.830 .000 .986 71

a. Dependent Variable: PPJ

Page 98: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

~ LAMPIRAN 2

HASIL UJI HIPOTE~)IS;

Page 99: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Regression

Variables Entered/Removed>

Variables Variables Model Entered Removed Method 1 Jml_KWH,

Jml_ a Enter pelanggan

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: PPJ

Model Summarf

Adjusted Std. Error of Durbi1 Model R R Square R Square the Estimate Watsc 1 _959• .938 .936 142714378 Q in

.798

a. Predictors: (Constant), Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PPJ

ANOVN

Sum of Model Squares df Mean Square F Sin. 1 Regression 2.10E+19 2 1.048E+19 514.(i97 .000"

Residual 1.38E+18 68 2.037E+16

Total 2.23E+19 70

a. Predictors: (Constant}, Jml_KWH, Jml_pelanggan

b. Dependent Variable: PP J

Coefficient~

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearil Statistics

Model B Std. Error Beta t S!o. Tolerance VIF 1 (Constant) -1.6E+10 1.6E+09 -10.190 .000

Jml_pelanggan 1383757 158547.2 .495 8.7213 .000 .283 3.531

Jml_KWH 19.508 2.158 .513 9.041) .000 .283 3.531

a. Dependent Variable: PPJ

Coefficient Correlations>

Jml_ Model Jml KWH pelannoan 1 Correlations Jml_KWH 1.000 -.847

Jml_pelanggan -.847 1.000 Covariances Jml_KWH 4.657 -289668.73

Jml_pelanggan -289668.7 2.514E+10

a. Dependent Variable: PPJ

Page 100: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

Collinearity Diagnostics

Variance Proportions

Condition Jml_ Model Dimension EiQenvalue Index (Constant) pelanac1an Jml KWH 1 1 2.994 1.000 .00 .00 .00

2 .006 22.806 .01 .GO .32 3 .ODO 245.234 .99 1.00 .68

a. Dependent Variable: PPJ

Casewise DiagnosticS'

Predicted Case Number Std. Residual PPJ Value Residual 16 -4.313 2.48E+09 3.09E+09 -6.2E+08

a. Dependent Variable: PPJ

Residuals Statistic$'

Minimum Maximum Mean Std. D•3viation N Predicted Value 1.5E+09 3.9E+09 2.9E+09 547226554.6 71 Std. Predicted Value -2.568 1.870 .000 1.000 71 Standard Error of

1.7E+07 5.5E+07 Predicted Value 2.8E+07 9556357.406 71

Adjusted Predicted Value 1.4E+09 3.9E+09 2.9E+09 5495t>5544.6 71 Residual -6.2E+08 4.0E+08 .000 1406Ei0827.1 71 Std. Residual -4.313 2.830 .000 .986 71 Stud. Residual -4.642 2.852 .000 1.021 71 Deleted Residual -7.1E+08 4.1E+08 -40838.1 151184796.7 71 Stud. Deleted Residual -5.576 3.017 -.009 1.097 71 Mahal. Distance .051 9.448 1.972 2.180 71 Cook's Distance .000 1.139 .026 .136 71 Centered Leverage Value .001 .135 .028 .031 71

a. Dependent Variable: PPJ

Page 101: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

~ LAMPIRAN 3

SURAT RI.SET DAN

DATA HASIL RISET

Page 102: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

1mlah Petanggan PLN, Jumlah Kwh, Jumlah Tagihan Rekening Listrik dan Pajak Penerangan Jalan yang Dipungut oleh PT PLN (Persero) Distribusi Jaya dan Tangerang Area Pelayanan Menteng untuk Kelompok Bisnis

Jumlah Jumlah KWH Penjualan Penerimaan Pajak Penerangan Jalan /Rp) Total Pajak Pelanggg Ke!. Bisnis Tenaga Listrik B-1 B-2 2200 sld

B-3 > 200 KVA Penerangan

an PLN IR.ol Kai. Bisnis IR"I s/d 450 VA 900VA 1300 VA 2200VA 200 KVA Jalan {Rn\

10,947 131,309,358 67,887,760,885 812,865 1, 116,540 2,402,325 5,772,280 341,738,035 1,670,502,035 2,022,344,080

' 10,990 108, 112,297 58,984,748,650 821,820 1,161,255 2,320,325 6,069,500 315,606,215 1,431,033, 195 1,757,012,310

' 11,000 119,467,062 63,468,113,730 727,735 1,064,520 2,064,170 5,673,030 335,662,080 1,544,633,390 1,889,824,925

' 11,022 135,787,056 71,941,845,755 889,160 1,241,100 2,435, 175 6,413,710 376,616,595 1, 756,404,380 2, 144,000, 120

; 11,067 136,562,004 72,233,048,915 880,485 1,396,815 2,495,060 6,928,830 390,246,285 1, 7 49,691,210 2, 151,638,685

l 11,093 133,883,494 71,220,046,200 939,545 1,437,865 3,076,505 7, 166,725 384,276, 705 1,724,977,615 2,121,874,960

11,165 138, 972, 968 75,207,233,490 1,002,330 1,399,395 2,776,775 7,353,315 405,365,855 1,821,390,660 2,239,288,330

l 11,203 133,689,300 73,276, 172,410 991,735 1,448,420 2,875,170 7,922,835 407,323,680 1,760,668,435 2, 181,230,275

l 11, 197 133,952,782 73,2'13,260,880 1,013,410 1,508,810 3,004,970 7,686,035 402,246, 185 1,754, 189,505 2, 169,648,915

11 11,222 138, 407, 058 77, 954, 057,280 927,555 1,410,075 2,779,020 7,322,515 421,011,145 1,865,586,920 2, 299, 037, 230

12 11,245 126,385,470 72,505,848,195 948,465 1,445,225 2,836,260 7,365,280 400,704,040 1,733,934,975 2, 147,234,245

I 11,264 131,331,875 74,576,166,540 898,255 1,468,345 2,777,795 7,007, 170 382,861,080 1,815,290,595 2,210,303,240

2 11,271 134, 989,243 77,478,851, 700 999,075 1,560,620 2,962,970 1,400,920 406,625,025 1, 876, 536, 825 2,296,085,435

l 11,297 120,542, 127 71,355,084,595 978,245 1,513,865 2,861,415 7,040,210 389, 123,605 1,712,394, 140 2,113,911,480

' 11,298 130,376, 108 7 5 ,489' 465' 580 952,545 1,461,325 2,795,120 6,986,100 381, 713,940 1,843,544, 175 2,237,453,205

5 11,685 141,519,618 83,827,679,670 1,125,495 1,764,490 3,242,010 8, 137,670 470,043,400 1,994,839,060 2,479, 152, 125

l 11,334 133,577,545 80,383,663,875 966,275 1,665,110 2,930,805 7,588,060 408,470,420 -1,957,968,005 2,379!588,675

11,342 146,024,013 86,054,327,045 1,072,586 1,784,865 3.109,830 8,116,010 442,272, 100 2,090,877,635 2,547,233,026

l 11,360 141,528,163 87,703, 164,235 1,059,580 1,840,390 3,241,925 8,342,805 449,790,285 2, 130,667,900 2,594,942,885

l 11,357 139,464,389 86,823, 117,060 1,112,745 1,840,235 3,230,540 8,527,235 444,847,390 2,110,314,295 2,569,872,440

10 11,366 140,322,984 87,446,567,600 1,052,700 1,735,420 3, 195, 170 8,099,095 451,865,660 2, 121,208,005 2,587, 156,050

11 11,358 143,492,823 89,038,205,410 1,067,025 1,818,935 3,230.455 8,467,965 450,879,945 2, 166,346,420 2,631,810,745

12 11,351 132,099,324 83,788,664,345 1,070,770 1,766,950 3,217,775 8,343,610 431,259,480 2,033,457,950 2,479, 116,535

96

Page 103: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

11,606 151,801, 790 110,737,118,030 1,089,875 2,001,450 3,476,945 8,573, 140 454,335,385 2,832, 770, 065 3,302,246,860

11,630 160,414,688 117,359,615,760 1,138,660 2,066,930 3,654,000 8,984,215 499,387,465 2,978,990,360 3,494,221,630

11,649 158,221,420 114,696,767,315 1,113,605 2,158,205 3,736,170 9,144,295 501,493,410 2,902,098, 145 3,419,743,830

11,652 163,560,143 117,739,899,715 1,024,410 1,970,790 3,607,400 8,638,110 489,696, 135 3,002,218,200 3,507, 155,045

11,655 155,272,918 113,293,647,790 1,116,555 2, 136,485 3,907,680 9,318,290 503,442,480 2,854,174,125 3,37 4,095,615

11,666 158,525,666 114,748,488,050 1,084,455 2,076,710 3,831,230 8,822,810 507,239,350 2,894, 124,650 3,417, 179,205

11,650 152, 430, 224 113,748,118,485 939,575 1,799,775 3,402,895 3, 165,590 466,393,655 2, 904, 416, 055 3,380, 117,545

11,646 170,412,253 123,116,531,365 1, 147,655 2,227, 110 4,059,670 9,317,955 529, 143,000 3,106,550,745 3,652,446, 135

11,647 163,801,351 119, 189,824,930 1,050,655 2,083,300 3,845,385 8,635,425 511,530,635 3,029,994,130 3,557,139,530

11,688 169,718,732 123,239,058,350 1,087,930 2, 152,725 3,876,510 8,734, 180 510,455,670 3,138,305,710 3,665,612, 725

11,704 148,767,593 109,656,390,075 1,020,435 1,975, 190 3,619,460 8,041,335 458,065,695 2,784,065,695 3,256,787,810

11,699 167,861,137 122, 107,323,955 1,065,410 2,035,605 3,863,295 8,282,915 496,675,255 3, 116,282,295 3,628,204, 775

11,710 166,320,504 122,047,337, 160 1,061,610 2,035,245 3,888,070 8,475,970 500,429,365 3, 122, 726, 945 3,638,617,205

11, 713 173,509,421 127, 139,973,895 1, 149,590 2, 161,975 4,280, 180 9, 149,280 536, 165, 140 3,235,406,930 3,788,313,095

11, 711 169,556,920 124,152,311,660 1,076,680 2,047,225 3,893,455 8,631,270 507,662,600 3,175,932,495 3,699,243, 725

11,709 176,394,965 128,871,676,525 1,009,215 1,977,950 3,854,460 8,462,335 518,274,610 3,301,723,020 3,835,301,590

11,716 178,152,149 130,826,504,660 1,120,515 2,239,590 4,226,515 9, 127,935 524,638,965 3,355,643, 725 3,896,997,245

11,715 175,406,498 128,910,611,580 1, 142,035 2,167,450 4,024,945 9,095,695 538,077,220 3,286,881,610 3,841,388,955

11,728 164,377,865 122,380,390,525 999,455 1,970,545 3,861,105 8,384,210 488,507,320 3, 140,978,305 3,644,700,940

11, 731 180,035,959 132,593,527, 730 1,090,470 2, 117,455 4, 116, 135 9, 113,925 533,586,615 3,389,533,685 3,939,558,285

98

Page 104: Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis)repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/12521/1/ENDANG... · Area Pelayanan Menteng Untuk Kelompok Bisnis) ·. SKRIP SI

'T PLN (Persero) HSTRIBUSI JAKARTA RAY A DAN TANGERANG

IAMMAD IKHWAN RIDWAN RAIS NO. I ··JAKARTA PUSAT 10110

54000 )455000 Koiak Pus: 1141

: ~) \, /330/DISJA Y N200S : Un.01/F.08/0T.01.6/2787/2008

: Jawaban Permohonan PKL I Rise!

http : II WWW ploinya co jd Fucsimilc : (021) 3456694

Jakarta, Aguslus 2008

Kepada Yth, PUDEK BllDANG AKADEMIK FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSl"f AS ISLAMI NEGERI ( UIN ) SYARIF HIDAY A TULi.AH JAKARTA DI·

JAKARTA

Sehubungan dengan surat dari FEIS - UNIVERSITAS !SLAM NEGiERI JAKARTA SYARIF HIDAYATULLAH Nomor : Un.01/F.08/0T.01.6/2787/2008tanggal18 Juli 2008 perihal izin melaksanakan PKL/Rlset, maka dengan ini disampaikan bahwa kaml dapat menerima mahasiswi tersebut yaitu:

No. NAMA NIM JURUSAN ENDANG WITANTRI 104082002754 .AKUNTANSI

untuk melaksanakan PKL/Rlset pada perusahaan kami mulai tanggal 4 Agustus s.d 04 September 2008 dalam rangka memberi kesempatan kepada mahasiswi yang bersangkutan untuk menambah pengetahuan diperusahaan. Sebagai nara sumber dart PT PLN ( Persero ) Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang adalah sebagai berikut :

Jabatan : MANAJER PT PLN (PERSERO) DISTRIBUSI JAKARTA RAY A & TANGERANG AREA PELAYANAN MENTENG.

Demikian untuk menjadi maklum dan dipergunakan sepertunya.

Tembusan: • Manajer PT PLN (Persero) AP.Menteng.

I I I