apresiasi iklim untuk pertanian

22
APRESIASI IKLIM UNTUK MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI PERTANIAN O L E H Ir. IDWAR, M.S PROGRAM STUDI AGROBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU 2014

Upload: mia-decnita

Post on 06-Nov-2015

17 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Iklim

TRANSCRIPT

  • APRESIASI IKLIM UNTUK MEMAKSIMUMKAN PRODUKSI PERTANIANOLEH

    Ir. IDWAR, M.S

    PROGRAM STUDI AGROBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS RIAU2014

  • PEMANFATAN IKLIM UNTUK PERTANIANBaik langsung maupun tidak langsung, tidak satupun unsur iklim yang tidak berperan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman . Namun demikian hujan, penyinaran/radiasi surya, suhu, kelembaban udara dan angin merupakan unsur iklim yang sering diamati untuk pertanian, karena unsur iklim tersebut mempunyai peranan nyata terhadap budidaya, pertumbuhan dan hasil tanaman.

    Kondisi iklim suatu wilayah akan menentukan kegiatan yang dapat dilakukan di wilayah tersebut seperti untuk pertanian. Biasanya, watak iklim dapat digunakan untuk menentukan komoditi yang cocok untuk ditanam, pengaturan jadwal dan pola tanam untuk wilayah tersebut.

  • ADA EMPAT ASPEK PEMANFATAN IKLIM UNTUK PERTANIANAspek Penyesuaian Kalau kita ingin memanfaatkan iklim makro, maka langkah yang dilakukan adalah memilih tanaman yang cocok (sesuai). Namun kita harus ingat bahwa sesuai belum tentu tidak ada masalah, karena kita tahu bahwa iklim adalah purata dari cuaca, berarti ada nilai -nilai ekstrim. Misalnya kita ketahui suatu daerah beriklim dg bulan kering 4 bln, ini mungkin memp kisaran 2 6 bln. Bila kita memanfaatkan daerah tsb dg memilih tanaman yang tahan kekeringan selama 4 bln, mk akan mengandung resiko. Memang bila bulan keringnya kurang dari 4 bln tidak ada masalah, tetapi bila bln keringnya >4 bln, mk akan menanggung resiko, tanaman akan mati.

    Dalam pertanian dikatakan bahwa usaha itu berhasil (sesuai) bila 75 % berhasil. Jadi bila memanfaatkan iklim dengan aspek penyesuaian saja masih menanggung resiko.

    r

  • Keberhasilan dan efektifitas suatu penyesuaian budidaya tanaman dalam memaksimumkan produksinya sangat tergantung kepada kejelian kita memahami sifat dan pola iklim dan cuaca. Oleh sebab itu pemahaman tsbmerupakan langkah pertama untuk mengapresiasikan iklim yang dapat diejawantahkan dalam bentuk interpretasi dan pradugaan iklim dan cuaca pada setiap lokasi dan waktu.

    Interpretasi iklim adalah melakukan penafsiran terhadap iklim suatu lokasi melalui pendekatan kuantitatif . Secara sederhana pendekatan kuantitatif adalah pendekatan data pengamatan rata-rata dan atau peluang berdasarkan data pengamatan jangka panjang. Dalam kaitan ini makin lama periode pengamatan akan semakin baik hasil interpretasi yg dilakukan.

  • Kebanyakan interpretasi iklim (utk terapan) dilakukan dg periode bulanan, seperti curah hjn pada klasifikasi-klasifikasi iklim. Bagi tanaman semusim, klasifikasi dengan periode tsb mengandung resiko yg besar.

    FAO menyarankan agar analisa hujan dilakukan dalam periode dekade (10 harian) sehingga antisipasi thdp cekaman air lebih efektif. Bahkan untuk tanah bertekstur ringan atau di daerah beriklim kering dipakai periode 5 harian (pentade) atau mingguan.

    .

  • Pada Ekosistem Sawah, air diperlukan utk evapotranspirasi dan perkolasi. Diduga bahwa laju evapotranpirasi berkisar antara 3- 7 mm/hari dan perkolasi 1 2 mm/bln. Dengan peluang curah hujan 75 %, jumlah air diperlukan itu dapat dipenuhi dg curah hujan sebesar 183 366 mm/bln. Pada klasifikasi Oldman digunakan batas terendah curah hujan buat padi > 200 mm/bln, bulan dengan curah hujan > 200 mm disebut bulan basah.Pada Ekosistem Gogo, laju perkolasi lebihbesar dari ekosistemsawah. Tetapi pada ekosisten gogo, perkolasi terhenti setelah trcapai kapasitas lapang. Air yg tersimpan di pori2 tanah msh bisa dmanfaatkan akar tan. Sebab itu perkolasi diabaikan shg evapotranpirasi pada padi gogo diduga sebesar 90 200 mm/bln atau curah hujan sebesar 146-293 mm/bln.

  • Dalam klasifikasi Oldeman ditetapkan batas terendah curah hujan untuk padi gogo dan palawija adalah > 100 mm/bln. Bulan dgn curah hujan < 100 mm/bln disebut bulan kering. Ekosistem gogorancah menggabungkan ekosistem gogo selama 1,5 2 bulan, dan selanjutnya memperlakukan padi sebagaimana halnya ekosistem sawah. Persyaratan kebutuhan curah hujan, sesuai dengan ekosistem gogo (1,5 2 bulan) dan ekosistem sawah selama sisa periode tumbuh padi. Waktu tanam merupakan masalah pd keadaan tadah hujan. Padi gogo selalu ditanam di musin hujan. Contoh :Berdasarkan informasi di atas coba anda menginterpretasi data curah hujan di Inhu untuk menyusun pola tanam padi.

  • Kenyataan di lapangan dan hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi sebagian besar tanaman (pangan) di Indonesia masih jauh di bawah potensi genetiknya, demikian juga jika dibandingkan dg daerah subtropis dan temperate. Hal tersebut di samping disebabkan oleh problem tanah dan tingkat pengelolaan yang belum optimal, juga disebabkan oleh berbagai faktor iklim seperti kekeringan.

  • Keadaan kering (Aridity) : Biasanya dilihat dari pandangan iklim, misalnya wilayah itu scr global termasuk daerah kering seperti yg diklasifikasikan menurut Koppen yaitu ; daerah B, dan klasifikasi menurut Smith & Ferguson yaitu daerah F, G dan H.

    Kekeringan(Drought) : adanya kesenjangan antara kebutuhan air utk tan dg air yg tersedia. Jadi kekeringan ini dpt terjadi dimana-mana. Di daerah2 kering umumnya bahaya kering justru jarang terjadi . Sedangkan yg umumnya sering terjadi kekeringan justru di daerah basah, seperti Gunung Kidul, Sumbawa, di Ethiophia di daerah Habersynia).

    Proses terjadi kekeringan di Ethiophia adalah : terjadi variasi hujan yg sangat besar dari tahun ke tahun yaitu 3 7 th kering sedang 10 15 th basah.

  • 2) Aspek PeramalanPradugaan iklim memegang peranan penting terhadap keberhasilan penyesuaian. Pradugaan /Peramalan iklim dilakukan atas dsr pengamatan yg lalu, interpretasi dan pewilayahan iklim. Semua hal tsb di atas sangat tergantung pada pengumpulan data iklim. Di negara yg sdh maju, pradugaan iklim sdh berperan dalam perencanaan dan pengembangan pertanian. Ramalan jangka panjang > 1 bln, sedang ramalan jangka pendek maksimum 1 minggu. Kalau penyesuaian dan ramalan ini kita kerjakan bersama-sama mk resikonya dapat dikurangi. Contoh: Tollenar seorang pakar agroklimatologi, meramalkan permulaan hujan di Klaten utk merencanakan pennaman tembakau cerutu vesterland di klaten. Tembakau menghendaki hujan sesaat sebelum dipanen.Peramalan yaitu bila pada akhir bln juli tekanan udara di Kupang dan jakarta normal, mk dpt diramalkan bahwa awal musim hujan di Klaten maju pada dekade III bln Oktober, ttp bila tekanan udara dari kedua kota tsb adalah di atas normal, mk dpt diramalkan bahwa awal hujan diklaten akan mundur.Dgn adanya peramalan kita dpt mengurangi resiko. Namun bila penyesuaian dan peramalan ini dikerjakan bersama, mk produksi totalnya masih kurang memuaskan, shg perlu diperhatikan aspek-aspek yg lain.

  • 3). Aspek Subtitusi/Suplesi Suatu daerah dari berbagai unsur iklim cocok untuk suatu tan, ttp keadaan airnya hanya cukup mensuplai sbgian dari siklus hidup tan tsb. Utk itu kekurangan air dapat dipenuhi dg membuat irigasi (Subtitusi).Dg aspek subtitusi ini , bila dpt dikerjakan bersama2 aspek yang lain, kita dapat memperluas daerah yang diusahakan dengan tanaman yg sama, sehingga akan dapat memperbesar produksi akhir.Aspek subtitusi ini akan lebih banyak/memastikan hasil. Biasanya usaha ini memerlukan biaya yg besar, namun dampaknya terhadap masyarakat akan lebih memberikan kepastian hasil.

  • PENGARUH CAHAYA MATAHARIJIKA AIR TERSEDIAINTENSITAS CAHAYA TINGGI EFEK PUPUK TINGGIINTESITAS CAHAYA RENDAH EFEK PUPUK RENDAHMusim panasMusim hujanTakaran pupukhasil

  • 4) Aspek Modifikasi MODIFIKASI IKLIM/CUACA : Kemampuan manusia untuk mengendalikan iklim dan cuaca masih sangat terbatas, namun ada beberapa usaha yang dapat dilakukan. seperti irigasi, penahan angin, penaungan, rumah kaca dsb yg dapat memodifikasi iklim/cuaca pada skala mikro.

    Suatu wilayah keadaan iklimnya dianalisis secara mendalam , demikian juga kebutuhan iklim tan yg akan ditanam dipelajari dg seksama. Hasil akhir dari kedua analisis tadi salah satu kemungkinan adalah adanya anasir iklim yg kurang sesuai, misalnya radiasi matahari yg terlalu intensif. Untuk tetap dpt memanfaatkan keadaan iklim tsb, maka diadakan modifikasi, misalnya dengan naungan.

    Naungan dpt sepanjang waktu, misalnya pd tan kopi dg pohon pelindung, atau hanya pada waktu tanaman masih muda, mis: tanaman tembakau dengan pelepah pisang, daun kelapa, dsb.

  • Kasus 1.Tanaman tebu yang ditanam pada kemarau 1982 dan 1986 rusak berat akibat kemarau terik yang berkepanjangan Namun di antara sekian banyak tebu, ada yg dpt melampau masa kritikal tsb. Yang berhasil survive ialah tanaman yang pada musim kemarau terik berumur kurang dari 2 bln atau apabila daunnya direntangkan ke atas tdk melebihi setinggi pinggang. Yg lebih tua dari itu semuanya menderita kekeringan dan sebagian besar mati.Tanaman tebu yang berumur lebih dari dua bulan memiliki dedaunan yg banyak dan luas. Transpirasi adalah tinggi belum lagi ditambah dg penguapan air dari permukaan tanah. Karena suplai air dari tanah sedikit, tanaman mengalami stres air. Akibatnya tan menderita kekeringan. Selain usia tebu, ada lagi yg dpt menolong tebu melampau masa sulit akibat kemarau, yaitu serasah yg menutupi permukaan tanah. Serasah (mulsa), menekan penguapan air dari tanah. Selain serasah, jumlah pupuk yg diberikan pd tebu dpt menolongnya melewati masa sulit tsb. Pupuk N yg diberikan dlm jumlah sedikit dpt menekan pertumbuhan menjelang masa kemarau terik. Pemberian ppk N tidak lebih dari 50 % jatahnya berhasil mengantar tebu muda melampaui masa kritikal kemarau terik. Jika pemberian pupuk N sesuai jatah menjelang kemarau terik akan merangsang pertumbuhan yang hebat. Pertumbuhan demikian perlu dihindari agar kebutuhan air tanaman tebu dpt ditekan.

  • Soemarno, 2007*Tanaman dapat menyerap bau busuk secara langsung, pepohonan mampu menahan gerakan angin yang mengalir dari sumber bau. Tanaman tertentu dapat mengeluarkan bau harum yang dapat menetralisir bau busuk; jenis tanaman ini seperti Cempaka dan Tanjung.

    Tumbuhan yang banyak didatangi burung adalah (1) Ficus spp., (2) dadap, (3) Dangdeur berbunga merah, (4) aren, dan (5) Bambu.

    Apa yang terjadi bila lahan yang ditumbuhi beragam tumbuhan menjadi monoculture dari aspek lingkungan

    ***