appendicitis

3
APPENDICITIS DEFINISI Appendictis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis akibat adanya obstruksi pada lumen Appendix. EPIDEMIOLOGI dan INSIDENSI Appendix merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering dan kasus emergensi bedah yang umum ditemukan. Sering terjadi pada anak-anak berusia enam sampai sepuluh tahun dan dewasa muda. Ratio insidensi laki-laki dibandingkan dengan perempuan sekitar 1,3 :1 ETIOLOGI Obstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendicitis acuta. Fecalith merupakan penyebab umum obstruksi Appendix, yaitu sekitar 20% pada anak dengan Appendicitis acuta dan 30-40% pada anak dengan Appendicitis perforata. Penyebab lainnya adalah hyperplasia jaringan limfoid di sub mukosa Appendix, barium yang mongering pada pemeriksaan sinar x, biji-bijian, gallstone, cacing usus terutama Oxyuris. MANIFESTASI KLINIS

Upload: utari-rahardjo

Post on 14-Nov-2015

4 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

appendicitis

TRANSCRIPT

APPENDICITISDEFINISIAppendictis adalah peradangan yang terjadi pada Appendix vermicularis akibat adanya obstruksi pada lumen Appendix.

EPIDEMIOLOGI dan INSIDENSIAppendix merupakan penyebab akut abdomen yang paling sering dan kasus emergensi bedah yang umum ditemukan. Sering terjadi pada anak-anak berusia enam sampai sepuluh tahun dan dewasa muda. Ratio insidensi laki-laki dibandingkan dengan perempuan sekitar 1,3 :1ETIOLOGIObstruksi lumen adalah penyebab utama pada Appendicitis acuta. Fecalith merupakan penyebab umum obstruksi Appendix, yaitu sekitar 20% pada anak dengan Appendicitis acuta dan 30-40% pada anak dengan Appendicitis perforata. Penyebab lainnya adalah hyperplasia jaringan limfoid di sub mukosa Appendix, barium yang mongering pada pemeriksaan sinar x, biji-bijian, gallstone, cacing usus terutama Oxyuris.MANIFESTASI KLINIS

Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan dengan menjumlah setiap skor, kemudian kemungkinan diagnosis apendisitis adalah berdasarkan pembagian interval nilai yang diperoleh tersebut adalah :1. Skor > 8, menyatakan seseorang berkemungkinan besar menderita apendisitis. Pasien ini dapat langsung diambil tindakan pembedahan tanpa pemeriksaan lebih lanjut. Kemudian perlu dilakukan konfirmasi dengan pemeriksaan patologi anatomi2. Skor 2 8, menyatakan tingkat kemungkinan sedang untuk terjadinya apendisitis. Pasien ini sbaiknya dikerjakan pemeriksaan penunjang seperti foto polos abdomen ataupun CT scan3. Skor < 2, menyatakan kecil kemungkinan pasien ini menderita apendisitis. Pasien ini tidak perlu untuk di evaluasi lebih lanjut dan pasien dapat dipulangkan dengan catatan tetap dilakukan follow up pada pasien ini.KLASIFIKASIBerdasarkan perjalanan patofisiologisnya, apendisitis terbagi menjadi 4, yaitu :

1. Appendisitis MukosaAppendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Saat dalam keadaan normal, lendir dicurahkan ke dalam lumen dan mengalir ke sekum. Namun, karena obstruksi, sekresi mukosaakan terbendung, lalu menyebabkan distensi lumen akut. Kemudian terjadi kenaikkan tekanan intraluminer yang dapat mengganggu drainase limfe dan menekan pembuluh darah. Keadaan tersebut menyebabkan mukosa appendiks menjadi edema, resistensi selaput lendir berkurang, terjadi kongesti vena dan iskemia arteri. Appendiks rentan mengalami iskemia karena pembuluh darahnya merupakan end artery. Kondisi ini dapat menimbulkan luka atau ulserasi mukosa appendiks yang mengundang invasi bakteri dari usus besar dan menyebabkan proses radang akut yang disebut appendisitis mukosa, terjadi proses irreversibel meskipun faktor obstruksi telah dihilangkan.

2. Appendisitis supuratifTekanan dalam lumen yang terus bertambah menimbulkan trombosis pembuluh darah appendiks dan memperberat iskemia serta edema. Invasi bakteri terus terjadi ke dalam dinding appendiks menimbulkan infeksi serosa. Selanjutnya, eksudasi netrofil pada dinding appendiks semakin banyak sampai lapisan muskularis yang disebut appendisitis akut flegmonosa, pada kondisi ini terdapat fokus-fokus purulen dan nekrosis pada mukosa. Bertambah buruknya reaksi inflamasi menyebabkan pembentukan abses pada dinding dan pus dalam lumen serta terjadi ulserasi. Tahap ini lapisan serosa dilapisi oleh eksudat fibrinoid supuratif disertai nekrosis lokal dan disebut apendisitis supuratif akut.3. Appendisitis ganggrenosaKelanjutan dari reaksi diatas adalah pada appendiks terjadi hiperemi berlebihan dan edema dengan tanda-tanda perdarahan dibawah lapisan serosa, dari luar tampak eksudat bercampur fibrin dan mesoappendiks yang membengkak. Iskemia dan nekrosis sepanjang dinding sampai lapisan serosa akan semakin parah yang kemudian mengakibatkan terjadinya infark. Infark pun terus berlanjut menjadi gangren warnanya menjadi hitam kehijauan yang sangat potensial ruptur, tahap ini disebut appendisitis akut gangrenosa

4. Appendisitis perforasiTahap ini appendiks telah ruptur, pecah atau berlubang, dan pus yang terdapat didalam lumen dapat keluar menyebar ke organ-organ lain maupun di dalam fossa appendiks vermiformis yang dapat mengakibatkan peritonitis. Pus yang tercurah ke rongga peritoneum menyebabkan terjadinya peradangan peritoneum parietal