appendicitis
TRANSCRIPT
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 1/10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Appendicitis merupakan penyakit yang sering dijumpai sehingga harus
dicurigai sebagai keadaan yang paling mungkin menjadi penyebab nyeri akut
abdomen. Penyakit ini sering ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
Insidensi pada laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Insidensi tertinggi
pada laki-laki pada usia 10-14 tahun, sedangkan pada perempuan pada usia
15-19 tahun. Penyakit ini jarang ditemukan pada anak-anak usia di bawah
2 tahun.(1)
Diagnosis appendicitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang. Ketepatan diagnosis dan penanggulangannya
tergantung dari kemampuan melakukan analisis pada data-data tersebut. Tak
jarang kasus-kasus appendicitis yang lolos dari diagnosis bahkan ada yang salah
didiagnosis. Kadang-kadang untuk menegakkan diagnosis appendicitis sulit
karena letak appendix di abdomen sangat bervariasi.(2,3)
Penatalaksanaan appendicitis dilakukan dengan appendectomi, yaitu
suatu tindakan bedah dengan mengangkat appendix. Keputusan untuk
melakukan tindakan bedah harus segera diambil karena setiap keterlambatan
akan menimbulkan penyulit yang berakibat meningkatkan morbiditas dan
mortalitas, seperti dapat menyebabkan terjadinya perforasi atau ruptur pada
appendix.(1)
B. Tujuan Penulisan
Penulisan referat ini bertujuan agar dokter umum dapat mengetahui
secara dini definisi, anatomi, fisiologi, patologi, gejala klinis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan penunjang,diagnosis banding dan penatalaksanaan appendicitis.
1
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 2/10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Appendicitis adalah suatu peradangan pada appendix. Peradangan ini
pada umumnya disebabkan oleh infeksi yang akan menyumbat appendix.(3,4)
B. Anatomi
Appendix adalah suatu pipa tertutup yang sempit yang melekat pada
secum (bagian awal dari colon). Bentuknya seperti cacing putih.Secara anatomi
appendix sering disebut juga dengan appendix vermiformis atau umbai cacing.(3)
Appendix terletak di bagian kanan bawah dari abdomen. Tepatnya di
ileosecum dan merupakan pertemuan ketiga taenia coli. Muara appendix berada
di sebelah postero-medial secum.Dari topografi anatomi, letak pangkal appendix
berada pada titik Mc.Burney, yaitu titik pada garis antara umbilicus dan SIAS
kanan yang berjarak 1/3 dari SIAS kanan.(4,5)
Seperti halnya pada bagian usus yang lain, appendix juga mempunyai
mesenterium. Mesenterium ini berupa selapis membran yang melekatkan
appendix pada struktur lain pada abdomen. Kedudukan ini memungkinkan
appendix dapat bergerak. Selanjutnya ukuran appendix dapat lebih panjang
daripada normal. Gabungan dari luasnya mesenterium dengan appendix yang
panjang menyebabkan appendix bergerak masuk ke pelvis (antara organ-organ
pelvis pada wanita). Hal ini juga dapat menyebabkan appendix bergerak
ke belakang colon yang disebut appendix retrocolic.(3)
Appendix dipersarafi oleh saraf parasimpatis dan simpatis. Persarafan
parasimpatis berasal dari cabang n. vagus yang mengikuti a. mesenterica
superior dan a. appendicularis. Sedangkan persarafan simpatis berasal dari n.
thoracalis X. Karena itu nyeri viseral pada appendicitis bermula disekitar
umbilicus.Vaskularisasinya berasal dari a.appendicularis cabang dari
a.ileocolica, cabang dari a. mesenterica superior.(2)
2
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 3/10
C. Fisiologi
Fungsi appendix pada manusia belum diketahui secara pasti. Diduga
berhubungan dengan sistem kekebalan tubuh. Lapisan dalam appendix
menghasilkan lendir. Lendir ini secara normal dialirkan ke appendix dan secum.
Hambatan aliran lendir di muara appendix berperan pada patogenesis
appendicitis.(1,3,5)
Dinding appendix terdiri dari jaringan lymphe yang merupakan bagian
dari sistem imun dalam pembuatan antibodi. Immunoglobulin sekretoar yang
dihasilkan oleh GALT (Gut Associated Lymphoid Tissue) yaitu Ig A.
Immunoglobulin ini sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi.(2,3)
D. Patofisiologi
Appendicitis pada umumnya disebabkan oleh obstruksi dan infeksi pada
appendix. Beberapa keadaan yang dapat berperan sebagai faktor pencetus antara
lain sumbatan lumen appendix oleh mukus yang terbentuk terus menerus atau
akibat feses yang masuk ke appendix yang berasal dari secum. Feses ini
mengeras seperti batu dan disebut fecalith. (3)
Adanya obstruksi berakibat mukus yang diproduksi tidak dapat keluar
dan tertimbun di dalam lumen appendix. Obstruksi lumen appendix disebabkan
oleh penyempitan lumen akibat hiperplasia jaringan limfoid submukosa. Proses
selanjutnya invasi kuman ke dinding appendix sehingga terjadi proses infeksi.
Tubuh melakukan perlawanan dengan meningkatkan pertahanan tubuh terhadap
kuman-kuman tersebut. Proses ini dinamakan inflamasi. Jika proses infeksi dan
inflamasi ini menyebar sampai dinding appendix, appendix dapat ruptur. Dengan
ruptur, infeksi kuman tersebut akan menyebar mengenai abdomen, sehingga
akan terjadi peritonitis. Pada wanita bila invasi kuman sampai ke organ pelvis,
maka tuba fallopi dan ovarium dapat ikut terinfeksi dan mengakibatkan
obstruksi pada salurannya sehingga dapat terjadi infertilitas. Bila terjadi invasi
kuman, tubuh akan membatasi proses tersebut dengan menutup appendix dengan
omentum, usus halus atau adnexsa, sehingga terbentuk massa peri-appendicular.
Di dalamnya dapat terjadi nekrosis jaringan berupa abses yang dapat mengalami
perforasi. Appendix yang ruptur juga dapat menyebabkan bakteri masuk
ke aliran darah sehingga terjadi septicemia.(1,3,6,7)
3
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 4/10
Appendix yang pernah meradang tidak akan sembuh sempurna tetapi
akan membentuk jaringan parut yang menyebabkan perlengketan dengan
jaringan sekitarnya. Perlengketan ini menimbulkan keluhan berulang di perut
kanan bawah. Pada suatu ketika organ ini dapat meradang lagi dan disebut
mengalami eksaserbasi akut (2).
E. Gejala Klinis
Gambaran klinis yang sering dikeluhkan oleh penderita, antara
lain (4,5,6,7):
1. Nyeri abdominal. Nyeri ini merupakan gejala klasik appendicitis. Mula-mula nyeri
dirasakan samar-samar dan tumpul yang merupakan nyeri viseral di daerah
epigastrium atau sekitar umbilicus. Setelah beberapa jam nyeri berpindah
dan menetap di abdomen kanan bawah (titik Mc. Burney). Nyeri akan
bersifat tajam dan lebih jelas letaknya sehingga berupa nyeri somatik
setempat. Bila terjadi perangsangan peritoneum biasanya penderita akan
mengeluh nyeri di perut pada saat berjalan atau batuk.
2. Mual-muntah biasanya pada fase awal.3. Nafsu makan menurun.
4. Obstipasi dan diare pada anak-anak.
5. Demam, terjadi bila sudah ada komplikasi, bila belum ada komplikasi
biasanya tubuh belum panas. Suhu biasanya berkisar 37,7°-38,3°C.
Gejala appendicitis akut pada anak tidak spesifik. Gejala awalnya sering
hanya rewel dan tidak mau makan. Anak sering tidak bisa melukiskan rasa
nyerinya. Karena gejala yang tidak spesifik ini sering diagnosis appendicitis
diketahui setelah terjadi perforasi (1,2).
F. Pemeriksaan Fisik
1. Inspeksi
Kadang sudah terlihat waktu penderita berjalan sambil bungkuk dan
memegang perut. Penderita tampak kesakitan. Pada inspeksi perut tidak
ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita
dengan komplikasi perforasi. Penonjolan perut kanan bawah bisa dilihat
pada massa atau abses appendiculer (2,6).
4
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 5/10
2. Palpasi
Dengan palpasi di daerah titik Mc. Burney didapatkan tanda-tanda
peritonitis lokal yaitu:
- Nyeri tekan di Mc. Burney.
- Nyeri lepas.
- Defans muscular lokal. Defans muscular menunjukkan adanya
rangsangan peritoneum parietal (2,5,6).
Pada appendix letak retroperitoneal, defans muscular mungkin tidak
ada, yang ada nyeri pinggang
(2,5,6)
.3. Auskultasi
Peristaltik usus sering normal. Peristaltik dapat hilang karena ileus
paralitik pada peritonitis generalisata akibat appendicitis perforata (2).
Pemeriksaan Colok Dubur
Akan didapatkan nyeri kuadran kanan pada jam 9-12. Pada appendicitis
pelvika akan didapatkan nyeri terbatas sewaktu dilakukan colok dubur (5).
Tanda-Tanda Khusus
1. Psoas Sign
Dilakukan dengan rangsangan m.psoas dengan cara penderita dalam
posisi terlentang, tungkai kanan lurus ditahan pemeriksa, penderita disuruh
hiperekstensi atau fleksi aktif. Psoas sign (+) bila terasa nyeri di abdomen
kanan bawah (5,6).
2. Rovsing Sign
Perut kiri bawah ditekan, akan terasa sakit pada perut kanan
bawah (5,6).
3. Obturator Sign
Dilakukan dengan menyuruh penderita tidur terlentang, lalu
dilakukan gerakan fleksi dan endorotasi sendi panggul. Obturator sign (+)
bila terasa nyeri di perut kanan bawah (5,6).
5
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 6/10
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
- Pemeriksaan darah : akan didapatkan leukositosis pada kebanyakan
kasus appendisitis akut terutama pada kasus dengan komplikasi. Pada
appendicular infiltrat, LED akan meningkat (4,7).
- Pemeriksaan urin : untuk melihat adanya eritrosit, leukosit dan bakteri
di dalam urin. Pemeriksaan ini sangat membantu dalam menyingkirkan
diagnosis banding seperti infeksi saluran kemih atau batu ginjal yang
mempunyai gejala klinis yang hampir sama dengan appendicitis (4).
2. Abdominal X-Ray
Digunakan untuk melihat adanya fecalith sebagai penyebab appendicitis.
Pemeriksaan ini dilakukan terutama pada anak-anak (4).
3. USG
Bila hasil pemeriksaan fisik meragukan, dapat dilakukan pemeriksaan USG,
terutama pada wanita, juga bila dicurigai adanya abses. Dengan USG dapat
dipakai untuk menyingkirkan diagnosis banding seperti kehamilan ektopik,
adnecitis dan sebagainya (4).
4. Barium enema
Yaitu suatu pemeriksaan X-Ray dengan memasukkan barium ke colon
melalui anus. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan komplikasi-komplikasi
dari appendicitis pada jaringan sekitarnya dan juga untuk menyingkirkan
diagnosis banding.(4)
5. CT-Scan
Dapat menunjukkan tanda-tanda dari appendicitis. Selain itu juga dapat
menunjukkan komplikasi dari appendicitis seperti bila terjadi abses.(4,5)
6. Laparoscopi
Yaitu suatu tindakan dengan menggunakan kamera fiberoptic yang
dimasukkan dalam abdomen, appendix dapat divisualisasikan secara
langsung.Tehnik ini dilakukan di bawah pengaruh anestesi umum. Bila pada
saat melakukan tindakan ini didapatkan peradangan pada appendix maka
pada saat itu juga dapat langsung dilakukan pengangkatan appendix.(4)
6
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 7/10
H. Diagnosis Banding
1. Gastroenteritis
Pada gastroenteritis, mual-muntah dan diare mendahului rasa sakit. Sakit
perut lebih ringan dan tidak berbatas tegas. Hiperperistaltik sering
ditemukan. Panas dan leukositosis kurang menonjol dibandingkan dengan
appendicitis.(2)
2. Limfadenitis mesenterica
Biasanya didahului oleh enteritis atau gastroenteritis. Ditandai dengan nyeri
perut yang samar-samar terutama disebelah kanan, dan disertai dengan
perasaan mual dan muntah. (2)
3. Peradangan pelvis
Tuba Fallopi kanan dan ovarium terletak dekat appendix. Radang kedua
oergan ini sering bersamaan sehingga disebut salpingo-ooforitis atau
adnecitis.Untuk menegakkan diagnosis penyakit ini didapatkan riwayat
kontak sexsual. Suhu biasanya lebih tinggi daripada appendicitis dannyeri
perut bagian bawah lebih difus. Biasanya disertai dengan keputihan. Pada
colok vaginal jika uterus diayunkan maka akan terasa nyeri. (2,3)
4. Kehamilan Ektopik
Ada riwayat terhambat menstruasi dengan keluhan yang tidak menentu. Jika
terjadi ruptur tuba atau abortus diluar rahim dengan perdarahan akan timbul
nyeri yang mendadak difus di daerah pelvis dan mungkin akan terjadi syok
hipovolemik. Pada pemeriksaan colok vaginal didapatkan nyeri dan
penonjolan kavum Douglas, dan pada kuldosentesis akan didapatkan darah. (2)
5. Diverticulitis
Meskipun diverticulitis biasanya terletak di perut bagian kiri, tetapi kadang-
kadang dapat juga terjadi disebelah kanan. Jika terjadi peradangan dan ruptur
pada diverticulum gejala klinis akan sukar dibedakan dengan gejala-gejala
appendicitis. (3)
6. Batu Ureter atau Batu Ginjal
7
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 8/10
Adanya riwayat kolik dari pinggang ke perut menjalarr ke inguinal kanan
merupakan gambaran yang khas. Hematuria sering ditemukan. Foto polos
abdomen atau urografi intravena dapat memestikan penyakit tersebut. (2)
H. Penatalaksanaan
Bila diagnosis appendicitis akut telah ditegakkan, maka harus segera
dilakukan appendektomi. Hal ini disebabkan perforasi dapat terjadi dalam waktu
< 24 jam setelah onset appendicitis.Penundaan tindakan pembedahan ini sambil
diberikan antibiotik dapat mengakibatkan terjadinya abses atau perforasi (1,5,7)
Appendectomi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan cara terbukadan laparoscopi. Dengan cara terbuka dilakukan insisi di abdomen kanan bawah
kemudian ahli bedah mengeksplorasi dan mencari appendix yang
meradang.Setelah itu dilakukan pengangkatan appendix, dan abdomen ditutup
kembali.
Tindakan laparoscopi merupakan suatu tehnik baru untuk mengangkat
appendix dengan menggunakan lapariscop.Tindakan ini dilakukan pada kasus-
kasus yang meragukan dalam menegakkan diagnosis appendicitis. Padaappendicitis tanpa komplikasi biasanya tidak diperlukan pemberian antibiotik,
kecuali pada appendicitis perforata.(1,2,3,4)
8
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 9/10
BAB III
RINGKASAN
Appendicitis adalah peradangan pada appendix yang disebabkan oleh obstruksi
dan infeksi.Diagnosis appendicitis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik dan pemeriksaan penunjang.Keterlambatan dalam mendiagnosis dan melakukan
tindakan dapat menyebabkan terjadinya abses atau perforasi.Penatalaksanaan
appendicitis dilakukan dengan tindakan appendectomi, yaitu suatu tindakan bedah
dengan mengangkat appendix.Appendectomi dapat dilakukan dengan cara terbuka
atau dengan laparoscopi
9
5/12/2018 Appendicitis - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/appendicitis-55a4d0ec64f00 10/10
DAFTAR PUSTAKA
1. Helwick, CA, Appendicitis, Gale Encytopedia of medicine. htm.
2. Hamami, AH, dkk, Usus Halus Appendiks, Kolon, dan Anorektum, dalam
Sjamsuhidajat, R, De jong. W, Buku Ajar Ilmu bedah, Edisi Revisi, EGC,
Jakarta, 1997, hal 865-75.
3. Anonim, Appendectomy, Medicine Net. Com.
4. Anonim, Appendicitis, Medicine Net. Com.
5. Anonim, Appendicitis, The Merck Manual Sec 3, htm.
6. O’rourke. R, Acute Appendicitis, The Iowaclinic. Com.
7. Anonim , Appendicitis, The Merck Manual, Sec 9, htm.
10