app

13
LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP MEDIS 1. Definisi Apendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat. Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. 2. Etiologi Penyebab pasti belum diketahui, namun faktor pencetusnya adalah: a. Obstruksi 1) Hiperplasia kelenjar limpfoid 2) Fekalit, benda asing 3) Tumor, struktur, kinking apendiks 4) Obstruksi fungsional: tekanan intra sekal tinggi akibat konstipasi b. Infeksi E. Coli, Streptococcus, B. Histolitica 3. Klasifikasi Klasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :

Upload: rirind

Post on 27-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

LP APENSIDITIS

TRANSCRIPT

LAPORAN PENDAHULUAN

A. KONSEP MEDIS1. DefinisiApendisitis akut adalah penyebab paling umum inflamasi akut pada kuadran bawah kanan rongga abdomen, penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat.Apendisitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing (apendiks). Infeksi ini bisa mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum). Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun, lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. 2. EtiologiPenyebab pasti belum diketahui, namun faktor pencetusnya adalah:a. Obstruksi1) Hiperplasia kelenjar limpfoid2) Fekalit, benda asing3) Tumor, struktur, kinking apendiks4) Obstruksi fungsional: tekanan intra sekal tinggi akibat konstipasib. InfeksiE. Coli, Streptococcus, B. Histolitica3. KlasifikasiKlasifikasi apendisitis terbagi atas 2 yakni :a. Apendisitis akut, dibagi atas: Apendisitis akut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Appendisitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.b. Apendisitis kronis, dibagi atas: Apendisitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan timbul striktur lokal. Apendisitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya ditemukan pada usia tua. Anatomi dan Fisiologi Appendiks merupakan organ yang kecil dan vestigial (organ yang tidak berfungsi) yang melekat sepertiga jari.a. Letak apendiks.Appendiks terletak di ujung sakrum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara klinik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3 tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat. b. Ukuran dan isi apendiks.Panjang apendiks rata-rata 6 9 cm. Lebar 0,3 0,7 cm. Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase dan musin. c. Posisi apendiks.Laterosekal: di lateral kolon asendens. Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen. Pelvis minor.4. PatofisiologiApendiksitis biasa disebabkan oleh adanya penyumbatan lumen apendiks oleh hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, striktur karena fibrosis akibat peradangan sebelumnya, atau neoplasma. Feses yang terperangkap dalam lumen apendiks akan menyebabkan obstruksi dan akan mengalami penyerapan air dan terbentuklah fekolit yang akhirnya sebagai kausa sumbatan. Obstruksi yang terjadi tersebut menyebabkan mukus yang diproduksi mukosa mengalami bendungan. Semakin lama mukus semakin banyak, namun elastisitas dinding apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebabkan peningkatan tekanan intralumen. Tekanan tersebut akan menghambat aliran limfe yang mengakibatkan edema, diapedesis bakteri, dan ulserasi mukus. Pada saat ini terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri epigastrium. Sumbatan menyebabkan nyeri sekitar umbilicus dan epigastrium, nausea, muntah. invasi kuman E Coli dan spesibakteroides dari lumen ke lapisan mukosa, submukosa, lapisan muskularisa, dan akhirnya ke peritoneum parietalis terjadilah peritonitis lokal kanan bawah. Suhu tubuh mulai naik. Bila sekresi mukus terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat. Hal tersebut akan menyebabkan obstruksi vena, edema bertambah, dan bakteri akan menembus dinding. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat sehingga menimbulkan nyeri di area kanan bawah. Keadaan ini yang kemudian disebut dengan apendisitis supuratif akut.Bila kemudian aliran arteri terganggu akan terjadi infark dinding apendiks yang diikuti dengan gangren. Stadium ini disebut dengan apendisitis gangrenosa. Bila dinding yang telah rapuh pecah, akan menyebabkan apendisitis perforasi.Bila proses tersebut berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan bergerak ke arah apendiks hingga timbul suatu massa lokal yang disebut infiltrate apendikularis. Peradangan apendiks tersebut akan menyebabkan abses atau bahkan menghilang.Pada anak-anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks lebih tipis. Keadaan demikian ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang memudahkan terjadinya perforasi. Sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi karena telah ada gangguan pembuluh darah.5. Manifestasi klinika. Sakit, kram di daerah periumbilikus menjalar ke kuadran kanan bawahb. Anoreksiac. Muald. Muntah,(tanda awal yang umum, kuramg umum pada anak yang lebih besar).e. Demam ringan di awal penyakit dapat naik tajam pada peritonotis.f. Nyeri lepas.g. Bising usus menurun atau tidak ada sama sekali.h. Konstipasi.i. Diare.j. Disuria.k. Iritabilitas.l. Gejala berkembang cepat, kondisi dapat didiagnosis dalam 4 sampai 6 jam setelah munculnya gejala pertama.Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri berpindah ke perut kanan bagian bawah. Jika dokter menekan daerah ini, penderita merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. Demam bisa mencapai 37,8-38,8 Celsius.Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua bagian perut. Pada orang tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu terasa. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok. 6. Komplikasia. Perforasi.b. Peritonitis.c. Infeksi luka.d. Abses intra abdomen.e. Obstruksi intestinum.Komplikasi utama apendisitis adalah perforasi apendiks, yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses. Insiden perforasi adalah 10% sampai 32%. Insiden lebih tinggi pada anak kecil dan lansia. Perforasi secara umum terjadi 24 jam setelah awitan nyeri. Gejala mencakup demam dengan suhu 37,7C atau lebih tinggi, penampilan toksik dan nyeri atau nyeri tekan abdomen yang kontinyu.7. Penatalaksanaan medikPenatalaksanaan apendiksitis menurur Mansjoer, 2000 :a. Sebelum operasi1) Pemasangan sonde lambung untuk dekompresi2) Pemasangan kateter untuk control produksi urin.3) Rehidrasi4) Antibiotic dengan spectrum luas, dosis tinggi dan diberikan secara intravena.5) Obat-obatan penurun panas, phenergan sebagai anti menggigil, largaktil untuk membuka pembuluh pembuluh darah perifer diberikan setelah rehidrasi tercapai.6) Bila demam, harus diturunkan sebelum diberi anestesi.b. Operasi1) Apendiktomi.2) Apendiks dibuang, jika apendiks mengalami perforasi bebas,maka abdomen dicuci dengan garam fisiologis dan antibiotika.3) Abses apendiks diobati dengan antibiotika IV,massanya mungkin mengecil,atau abses mungkin memerlukan drainase dalam jangka waktu beberapa hari. Apendiktomi dilakukan bila abses dilakukan operasi elektif sesudah 6 minggu sampai 3 bulan.c. Pasca operasi1) Observasi TTV.2) Angkat sonde lambung bila pasien telah sadar sehingga aspirasi cairan lambung dapat dicegah.3) Baringkan pasien dalam posisi semi fowler.4) Pasien dikatakan baik bila dalam 12 jam tidak terjadi gangguan, selama pasien dipuasakan.5) Bila tindakan operasilebih besar, misalnya pada perforasi, puasa dilanjutkan sampai fungsi usus kembali normal.6) Berikan minum mulai15ml/jam selama 4-5 jam lalu naikan menjadi 30 ml/jam. Keesokan harinya berikan makanan saring dan hari berikutnya diberikan makanan lunak.7) Satu hari pasca operasi pasien dianjurkan untuk duduk tegak di tempat tidur selama 2x30 menit.8) Pada hari kedua pasien dapat berdiri dan duduk di luar kamar.9) Hari ke-7 jahitan dapat diangkat dan pasien diperbolehkan pulang.8. Prognosis Prognosis baik bila dilakukan diagnosis dini sebelum ruptur, dan diberi antibiotik yang lebih baik. Apendisitis akut tanpa perforata memiliki mortalitas sekitar 0,1%, dan mencapai 15% pada orang tua dengan perforata. Umumnya, mortalitas berhubungan dengan sepsis, emboli paru, ataupun aspirasi

B. KONSEP DASAR KEPERAWATANa. Riwayat keperawatan1. Aktivitas/ istirahat: Malaise2. Sirkulasi : Tachikardi3. Eliminasia) Konstipasi pada awitan awalb) Diare (kadang-kadang)c) Distensi abdomend) Nyeri tekan/lepas abdomene) Penurunan bising usus4. Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah5. KenyamananNyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalam6. Keamanan : demam7. Pernapasana) Tachipneab) Pernapasan dangkalb. Pemeriksaan fisik keperawatanDemam biasanya ringan, dengan suhu sekitar 37,5-38,5C. Bila suhu lebih tinggi, mungkin sudah terjadi perforata. Bisa terdapat perbedaan suhu aksilar dan rektal sampai 1C. Pada inspeksi perut tidak ditemukan gambaran spesifik. Kembung sering terlihat pada penderita dengan komplikasi perforata. Apendisitis infiltrat atau adanya abses apendikuler terlihat dengan adanya penonjolan di perut kanan bawah.Apendisitis yang tidak terobati berlanjut dengan perforata dalam 48-72 jam; karenanya, lamanya gejalanya sangat penting dalam mengintepretasi tanda fisik dalam menentukan strategi pengobatan .Pemeriksaan fisik harus dimulai dengan inspeksi tingkah laku anak dan keadaan perutnya. Anak dengan apendisitis sering bergerak perlahan dan terbatas, membungkuk kedepan, dan sering dengan sedikit pincang. Anak tersebut akan memegang kuadran kanan bawah dengan tangan dan enggan untuk naik ke meja periksa. Apendisitis dini perut rata. Perubahan warna dan bekas luka memar harus dipikirkan trauma perut. Perut kembung menunjukkan suatu komplikasi seperti perforata atau obstruksi. Auskultasi bisa menunjukkan suara usus normal atau hiperaktif pada apendisitis dini diganti dengan suara usus hipoaktif ketika menjelek menjadi perforata.Pemeriksaan nyeri lepas harus dikerjakan dengan hati-hati supaya bermakna. Palpasi perut yang dalam dan kemudian dilepaskan dengan tiba-tiba akan menyebabkan nyeri dan rasa takut pada semua anak dan hal ini tidak dianjurkan. Perkusi jari dengan lembut pada semua kuadran merupakan pemeriksaan yang lebih baik dari iritasi peritoneum berulang pada semua kelompok umur tetapi terutama pada anak yang takut.c. Diagnostik test1) Pemeriksaan Laboratorium Pada darah lengkap didapatkan leukosit ringan umumnya pada apendisitis sederhana. Lebih dari 13.000/mm3 umumnya pada apendisitis perforata. Tidak adanya leukositosis tidak menyingkirkan apendisitis. Hitung jenis leukosit terdapat pergeseran kekiri. Pada pemeriksaan urin, sedimen dapat normal atau terdapat leukosit dan eritrosit lebih dari normal bila apendiks yang meradang menempel pada ureter atau vesika.2) Pemeriksaan Radiologi Pemeriksaan pencitraan yang mungkin membantu dalam mengevaluasi anak dengan kecurigaan apendisitis adalah foto polos perut atau dada, ultrasonogram, enema barium, dan kadang-kadang CT scan. Temuan apendisitis pada foto perut meliputi apendikolit yang mengalami kalsifikasi, usus halus yang distensi atau obstruksi, dan efek massa jaringan lunak.Foto polos pada apendisitis perforata: a) Gambaran perselubungan lebih jelas dan dapat tidak terbatas di kuadran kanan bawah.b) Penebalan dinding usus disekitar letak apendiks, sperti sekum dan ileum.c) Garis lemak pra peritoneal menghilang d) Skoliosis ke kanan Tanda-tanda obstruksi usus seperti garis-garis permukaan cairan-cairan akibat paralisis usus-usus lokal di daerah proses infeksi.

C. DIAGNOSA KEPERAWATANPRA OPERASI1. Nyeri berhubungan dengan danya proses inflamasi2. Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual3. Kecemasan berhubungan dengan keadaannyaPOST OPERASI1. Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan2. Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan rasa mual akibat dan operasi3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan gerakD. INTERVENSI KEPERAWATANPRA OPERASINODIAGNOSA KEPERAWATANRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA TINDAKAN)

1Nyeri berhubungan denganadanya proses inflamasiditandai dengan:DS:-Klien mengatakan sakit pada perut kanan bawah apalagi kalau batuk, mengedan, berjalan dan tarik napasDO:-Nyeri tekan-Wajah tampak meringis-Otot tegang-Perilaku distraksiT:Nyeri berkurang/hilangK:-Skala nyeri 1 - 4-Ekspresi wajah tenang-Melaporkan tidak nyeri lagi-Tidak memerlukan obat anti nyeri lagiI:-Kaji intensitas, lokasi dan karakteristik nyeri-Berikan posisi yang nyaman (semi fowler)-Ajarkan teknik relaksasi seperti latihan napas dalam-Observasi TTV-Berikan obat analgetik sesuai indikasi

2Nutrisi kurang dan kebutuhan tubuh berhubungan dengan adanya mual ditandai dengan:DS:-Klien mengatakan mual dan nafsu makannya kurangDO:-Nafsu makan menurun-Bibir kering-Lemas-Porsi makan tidak dihabiskanT:Kebutuhan nutrisi terpenuhiK:-Klien melaporkan tidak mual/ muntah lagi-Porsi makan dihabiskan-Bibir lembab dan menunjukkan peningkatan BB.I:-Anjurkan untuk makan makanan selagi masih hangat.-Berikan makan sedikit tapi sering-Ciptakan lingkungan/suasana yang tenang untuk makan-Jelaskan dan bantu tindakan untuk mengurangi mual

3Kecemasan berhubungan dengan keadaannya ditandai dengan:DS:-Klien mengatakan cemas dengan keadaannyaDO:-Klien tampak gelisah-Ekspresi wajah tegang-Klien selalu bertanya tentang keadaannyaT:Cemas tidak adaK:-Klien nampak tenang-Klien menerima keadaannya dan mengerti akan penyakitnyaI:-Kaji tingkat cemas klien-Bina hubungan saling percaya-Berikan penjelasan tentang kondisi penyakit klien-Libatkan keluarga untuk memberikan support

POST OPERASINODIAGNOSA KEPERAWATANRENCANA ASUHAN KEPERAWATAN (TUJUAN, KRITERIA RENCANA TINDAKAN)

1Nyeri berhubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan ditandai dengan:DS:-Klien mengatakan nyeri pada luka operasiDO:-Tampak meringis-Tampak lemah-Memegang area nyeri-Nyeri 4 - 6 (sedang)-TD: 110/80 mmHgN : 100 x/mntT:Nyeri teratasiK:-Klien tidak mengeluh nyeri-Tampak tenang-Skala nyeri 1-4I:-Kaji intensitas, karakteristik, lokasi nyeri-Ajarkan teknik relaksasi seperti nafas dalam-Berikan posisi yang nyaman yaitu posisi semi Fowler-Berikan obat analgetik sesuai indikasi atau instruksi dokter.

2Nutrisi kurang dan kebutuhantubuh berhubungan denganrasa mual akibat dan operasiditandai dengan:DS:-Klien mengatakan mual, mulut terasa pahit.DO:-Porsi makan tidak dihabiskan hanya 4 5 sendok-Bising usus lemah 5 x/mnt-Tampak lemahT:Kebutuhan nutrisi terpenuhiK:-Porsi makan dihabiskan-Klien tampak segar-Mulut tidak terasa pahit-Tidak ada mualI:-Berikan makan sedikit tapi sering-Sajikan makanan dalam keadaan hangat-Bantu klien untuk mengurangi mual yang dirasakannya-Anjurkan untuk membatasi cairan jangan banyak minum sebelum makan.

3Intoleransi aktivitas berhubungan dengan keterbatasan gerak ditandai dengan:DS:-Klien mengatakan hanya beraktivitas di tempat tidur dengan bantuan keluarga-Klien mengatakan kalau beraktivitas akan nyeri.DO:-Tampak lemah-Tampak tidak bergairah-Beraktivitas di tempat tidur dibantu oleh keluarga-Tonus otot menurunT:Klien dapat melakukan aktivitas sendiriK:-Klien tidak merasa takut beraktivitas-Klien dapat beraktivitas tanpa adanya bantuan dari keluarga atau perawat.I:-Kaji respon klien terhadap aktivitas yang dilakukan-Anjurkan kepada klien untuk melakukan aktivitas secara bertahap-Anjurkan kepada klien untuk merubah posisi sesering mungkin.-Anjurkan kepada keluarga klien agar membantu Mien jika tidak dapat dilakukan sendiri.