aplikasi tindakan perawatan metode kanguru...

81
APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP FUNGSI FISIOLOGIS PADA ASUHAN KEPERAWATAN BAYI Ny. F DENGAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUANG HIGH CARE UNIT (HCU) NEONATUS RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA Disusun Oleh: DENNY MAYASARI NIM. P.12 074 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Upload: danghuong

Post on 03-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP

FUNGSI FISIOLOGIS PADA ASUHAN KEPERAWATAN BAYI Ny. F

DENGAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUANG

HIGH CARE UNIT (HCU) NEONATUS RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Disusun Oleh:

DENNY MAYASARI

NIM. P.12 074

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

1

APLIKASI TINDAKAN METODE KANGURU TERHADAP FUNGSI

FISIOLOGIS PADA ASUHAN KEPERAWATAN BAYI Ny. F

DENGAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUANG

HIGH CARE UNIT (HCU) NEONATUS RSUD

Dr. MOEWARDI SURAKARTA

Karya Tulis Ilmiah

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Dalam menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan

Disusun Oleh:

DENNY MAYASARI

NIM. P.12 074

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 3: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

2

Page 4: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

3

Page 5: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

4

Page 6: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

5

HALAMAN PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati

Karya Tulis Ilmiah Ini saya persembahkan untuk orang yang kusayangi

Ayah dan Ibu ku tercinta yang tiada henti-hentinya memberi doa

restu,

Kasih sayang, perhatian dan dukungan untuk menjadikanku orang yang

sukses.

Kedua kakakku Didik Jumadi dan Deni Hartanti tersayang yang selalu

memberikan motivasi dan support setiap langkahku.

Orang-orang yang tersayang “ Yanuar Dwi Putra, hachi-hachi Fitri Nur

Rizqiana, Febriana S. Putri, Rita Puspitasari, Rizky Ramadhan, sahabat

dan temen-teman lainnya”, semoga perjalanan yang kita tempuh selama

ini mampu menjadikan

kita lebih baik, bijaksana dan dewasa.

Temen-temen seperjuangan angkatan 2012 terutama kelas 3B.

Bu. Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M. Kep. Terimakasih atas

bimbingannya

selama ini.

Almamaterku tercinta.

Page 7: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

6

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat, rahmat dan karunia-Nya, Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan

dengan baik, tepat pada waktunya dengan judul “Aplikasi Tindakan Metode

Kanguru Terhadap Fungsi Fisiologis Pada Asuhan Keperawatan Bayi Ny. F

Dengan Kelahiran Prematur di Ruang High Care Unit (HCU) Neonatus RSUD Dr.

Moewardi Surakarta”.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah penulis banyak mendapat bimbingan

dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang

terhormat:

1. Atiek Murharyati, S. Kep., Ns. M. Kep., selaku Ketua Program Studi D III

Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu

di STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Meri Oktariani, S. Kep., Ns., M. Kep., selaku Sekretaris Ketua Program Studi

DIII Keperawatan dan sekaligus dosen pembimbing yang telah membimbing

dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman

dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya Karya Tulis Ilmiah

ini.

3. Noor Fitriyani, S.Kep., Ns. Selaku penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

vi

Page 8: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

7

4. Joko Kismanto, S.Kep., Ns. Selaku penguji yang telah membimbing dengan

cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam

bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini.

5. Semua dosen Program Studi D III Keperawatan dan Staf Perpustakaan Stikes

Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar

dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat.

6. RSUD Dr. Moewardi Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk

dapat mengambil kasus di Ruang HCU Neonatus dan memperbolehkan

mengaplikasikan jurnal yang penulis ambil.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu

keperawatan dan kesehatan. Amin.

Surakarta, Mei 2015

Penulis

vi

Page 9: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

8

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i

PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME .................................................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii

DAFTAR BAGAN .......................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 6

C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................ 9

1. Bayi Prematur......................................................................... 9

2. Konsep Asuhan Keperawatan ................................................ 15

3. Fungsi Fisiologis Bayi Prematur ............................................ 20

4. Metode Kanguru..................................................................... 24

B. Kerangka Teori .......................................................................... 29

C. Kerangka Konsep ....................................................................... 30

vii

Page 10: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

9

BAB III METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset ................................................................. 31

B. Tempat dan Waktu ..................................................................... 31

C. Media dan Alat yang digunakan ................................................ 31

D. Prosedur Tindakan Berdasarkan Aplikasi Riset ......................... 32

E. Alat Ukur Evaluasi Tindakan Aplikasi Riset .............................. 33

BAB IV LAPORAN KASUS

A. Identitas Klien ............................................................................ 34

B. Pengkajian .................................................................................. 34

C. Perumusan Masalah Keperawatan .............................................. 40

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan ................................................ 40

E. Intervensi Keperawatan ............................................................. 41

F. Implementasi Keperawatan ........................................................ 42

G. Evaluasi Keperawatan ................................................................ 44

BAB V PEMBAHASAN

A. Pengkajian .................................................................................. 47

B. Diagnosa Keperawatan .............................................................. 51

C. Intervensi Keperawatan ............................................................. 54

D. Implementasi Keperawatan ........................................................ 56

E. Evaluasi Keperawatan ................................................................ 59

vii

Page 11: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

10

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 61

B. Saran .......................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

vii

Page 12: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

11

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 : Prosedur Metode Kanguru .......................................................... 32

Tabel 3.2 :Alat Ukur Fungsi Fisiologis Bayi Prematur ................................. 33

viii

Page 13: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

12

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Bagan 2.1 : Pathway ....................................................................................... 14

Bagan 2.2 : Kerangka Teori............................................................................ 29

Bagan 2.3 : Kerangka Konsep ....................................................................... 30

Bagan 4.1 : Genogram ................................................................................... 38

ix

Page 14: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Riwayat Hidup

Lampiran 2 : Surat Pernyataan

Lampiran 3 : Loog Book

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 5 : Format Pendelegasian Pasien

Lampiran 6 : Asuhan Keperawatan

Lampiran 7 : Jurnal Pengaruh Perawatan Metode Kanguru Terhadap Fungsi

Fisiologis Bayi Prematur Dan Kepercayaan Diri Ibu Dalam

Merawat Bayinya.

Page 15: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bayi prematur terutama yang lahir di usia kehamilan < 32 minggu,

mempunyai resiko kematian yaitu 70 kali lebih tinggi, hal tersebut

dikarenakan mereka mempunyai kesulitan untuk beradaptasi akibat

ketidakmatangan sistem organ tubuhnya yaitu seperti paru-paru, jantung,

ginjal, hati dan pada sistem pencernaannya. Bayi prematur secara umum

belum mempunyai kematangan dalam sistem pertahanan tubuhnya untuk

beradaptasi dengan lingkungan. Bayi prematur dengan Berat Badan Lahir

Rendah cenderung mengalami Hipotermi. Hal ini dikarenakan tipisnya

Lemak Subkutan pada kulit bayi sehingga bayi prematur sangat mudah

dipengaruhi suhu lingkungan (Widjayanegara, 2009).

Setiap tahun di perkirakan lahir sekitar 20 juta Bayi prematur

(WHO, 2003). Menurut WHO 17% dari 25 juta persalinan pertahun adalah

bayi prematur dan hampir semua terjadi di Negara berkembang (Dinkes,

2009). Kejadian berat badan lahir rendah yang tinggi menunjukkan bahwa

kualitas kesehatan dan kesejahteraan masyarakat itu masih rendah.

Indonesia sebagai salah satu Negara di Asia, memiliki jumlah

kematian bayi tertinggi di ASEAN. Menurut survey Demografi Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2007 menyebutkan bahwa 401 bayi baru lahir di

Indonesia meninggal sebelum berumur satu tahun setiap harinya,

Page 16: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

15

diperkirakan 10 bayi barulahir meninggal setiap jamnya dan bayi baru

lahir meninggal setiap 6 menit. Kematian bayi berusia 0- 6 hari di

Indonesia sebesar 32,4% disebabkan oleh prematuritas (Sulani, 2009).

Berdasarkan data yang diperoleh dari RSDM Surakarta jumlah pasien bayi

prematur yang lahir di RSDM Surakarta pada tahun 2014-2015 sebanyak

413 pasien.

Menurut Depkes RI (2003), bayi prematur merupakan faktor resiko

yang mempunyai kontribusi terhadap kematian dan kelahiran pada bayi

khususnya pada masa perinatal. Dampak kelahiran Bayi prematur

berpengaruh pada generasi mendatang, ditandai dengan lambatnya

pertumbuhan dan perkembangan anak dan akan berpengaruh penurunan

kecerdasan (Andi, 2013).

Bayi yang lahir dengan berat badan rendah rentan mengalami

berbagai hal komplikasi, jika tidak langsung segera mendapatkan

penanganan perawatan yang tepat. Bayi prematur diharuskan dirawat di

dalam incubator, karena bayi dengan berat badan yang rendah belum

mempunyai kematangan untuk beradaptasi dengan suhu lingkungan

disekitar. Incubator sangat berguna untuk menjaga suhu tubuh bayi agar

tetap dalam kondisi stabil, akibat sistem pengaturan suhu dalam tubuh bayi

prematur belum sempurna, yang dapat membahayakan kondisi

kesehatannya (Mochtar, 2004).

Suhu tubuh normal pada bayi baru lahir yang diukur pada Suhu

axilla 36,5°C- 37,5°C, sedangkan pada suhu ruangan dipertahankan 24-

Page 17: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

16

25°C WHO (2009), salah satu ciri bayi prematur yang mempunyai berat

badan lahir rendah yaitu cenderung mengalami hipotermi. Hal tersebut

disebabkan karena tipisnya lemak subkutan pada bayi sehingga bayi

prematur sangat mudah dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Pada umumnya

bayi prematur dan mempunyai berat badan lahir rendah harus dirawat

dalam incubator (Priya, 2004).

Bayi prematur cenderung suhu tubuhnya hipotermi disebabkan

mekanisme tubuh terjadinya kehilangan panas. Adapun mekanisme

kehilangan panas dapat terjadi secara konduksi, konveksi, radiasi dan

evaporasi. Konduksi adalah perpindahan panas sebagai akibat perbedaan

suhu antara kedua obyek. Kehilangan panas terjadi ketika adanya kontak

langsung antara kulit bayi dengan permukaan yang lebih dingin. Proses

perpindahan panas yang lain adalah konveksi dan radisi kedua proses yang

menggunakan udara sebagai media perpindahan panas. Konveksi adalah

perpindahan panas yang terjadi apabila ada selisih suhu antara permukaan

kulit bayi, dan aliran udara yang dingin di permukaan tubuh bayi,

sedangkan radiasi adalah pepindahan suhu butuh dari suatu obyek yang

dingin dengan cara memancar (Yunanta, 2010).

Menurut Proverawati (2010), diagnosa keperawatan yang sering

muncul pada pasien dengan kondisi prematur yaitu hipotermi karena di

dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan

stabil yaitu 36,5°- 37,5°C. Segera setelah lahir bayi dihadapkan dengan

Page 18: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

17

suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Perbedaan suhu tersebut

memberi pengaruh pada kehilangan panas pada bayi.

Perawatan metode kanguru (PMK) adalah cara yang sederhana

untuk merawat bayi baru lahir dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya

untuk menghangatkan bayinya. Perawatan metode kanguru merupakan

cara yang efektif untuk memenuhi kebutuhan bayi yang paling mendasar

yaitu kehangatan bagi bayi, ASI secara eksklusif, perlindungan dari

infeksi, keselamatan dan kasih sayang (Maryunani, 2013).

Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi kecil yang

secara terus-menerus dilakukan kontak langsung dengan ibu dan diberi

ASI secara eksklusif (idealnya). Ini adalah cara terbaik untuk

mempertahankan bayi kecil tetap hangat dan juga membantu pelaksanaan

menyusui. PMK dapat dimulai di rumah sakit segera setelah kondisi bayi

memungkinkan (Subekti, 2008).

Perawatan Metode Kanguru (PMK) bermanfaat dalam

menstabilkan suhu tubuh bayi, stabilitas denyut jantung dan pernafasan,

perilaku bayi lebih baik, kurang menangis dan sering menyusu,

penggunaan kalori berkurang, kenaikan berat badan bayi lebih baik, waktu

tidur bayi lebih lama, hubungan lekat bayi terhadap ibu lebih baik dan

akan mengurangi infeksi pada bayi (Perinasia, 2008).

Menurut Ruth (2002), mengatakan bahwa perawatan metode

kanguru mempunyai dampak positif dan signifikan terhadap

perkembangan motorik dan persepsi kognitif pada bayi dalam proses

Page 19: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

18

pengasuhan. Metode kanguru dapat berdampak baik terhadap

perkembangan neurofisiologis pada bayi, meningkatkan interaksi orangtua

terhadap bayi, dan membantu keluarga dalam perkembangan bayinya.

Perawatan metode kanguru dapat dilakukan ibu pada bayinya yang

prematur dengan pengarahan dari perawat. Kepercayaan diri ibu akan

membaik seiring dengan peningkatan kemampuan ibu dalam merawat

bayinya. Ibu yang telah melahirkan bayi prematur bahwa tidak terdapat

perasaan tidak mampu memberi perawatan yang adekuat, oleh karena itu

diperlukan pengetahuan dan ketrampilan untuk meningkatkan kepercayaan

dirinya (Lowdemik, & Jensen, 2005).

Penelitian yang terkait PMK, diantaranya yaitu telah

membandingkan perawatan metode kanguru dengan keperawatan

konvensional terhadap bayi yang lahir prematur. Hasil penelitian tersebut

menyebutkan bahwa frekuensi nafas, suhu tubuh dan saturasi oksigen

lebih baik pada bayi yang menjalani perawatan metode kanguru

dibandingkan dengan bayi yang tidak dilakukan PMK. Dalam perawatan

metode kanguru juga meningkatkan kedekatan antara ibu dengan bayinya,

mengurangi perasaan stress terhadap ibu sebagi hal nya terhapap bayi, dan

bayi dapat merasa lebih tenang (Andi, 2013).

Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada

bayi Ny. F dengan kelahiran prematur di Rumah Sakit Dr. Moewardi,

berat badan bayi Ny. F didapatkan hasil yaitu 1600 gram, suhu tubuh bayi

Ny. F didapatkan hasil yaitu 35,5°C. Untuk menindaklanjuti hasil

Page 20: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

19

penelitian yang telah dilakukan Hikmah dkk (2011). Berdasarkan refrensi

serta hasil pengkajian yang dilakukan penulis maka, penulis tertarik untuk

melakukan aplikasi jurnal yang mengenai Aplikasi Tindakan Metode

Kanguru Terhadap Fungsi Fisiologis Bayi Prematur Pada Asuhan

Keperawatan bayi Ny. F dengan Kelahiran Prematur di Ruang High Care

Unit (HCU) Neonatus Rumah Sakit Dr. Moewardi Surakarta.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas penulis tertarik

untuk mengaplikasikan tentang pemberian perawatan metode kanguru

terhadap fungsi fisiologis pada bayi prematur.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Mengaplikasikan tindakan metode kanguru terhadap fungsi

fisiologis pada bayi Ny. F dengan kelahiran prematur di Ruang High

Care Unit (HCU) Neonatus RSDM Dr. Moewardi Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Penulis mampu melakukan pengkajian keperawatan pada bayi Ny.

F dengan kelahiran prematur.

b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada bayi Ny.

F dengan kelahiran prematur.

c. Penulis mampu menyusun intervensi keperawatan pada bayi Ny. F

dengan kelahiran prematur.

Page 21: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

20

d. Penulis mampu melakukan implementasi keperawatan pada bayi

Ny. F dengan kelahiran prematur.

e. Penulis mampu melakukan evaluasi keperawatan pada bayi Ny. F

dengan kelahiran prematur.

f. Penulis mampu menganalisis hasil pengaplikasian tindakan metode

kanguru terhadap fungsi fisiologis pada Asuhan Keperawatan bayi

Ny. F dengan kelahiran prematur.

C. Manfaat Penulisan.

1. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman tentang perawatan bayi

prematur dan aplikasi riset melalui proses keperawatan aplikasi

tindakan PMK pada bayi prematur terhadap fungsi fisiologis.

2. Bagi Pendidik

Sebagai referensi dan wacana dalam ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang keperawatan anak pada bayi prematur terhadap fungsi

fisiologis dimasa yang akan datang dan acuan bagi pengembangan

laporan sejenis

3. Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan wawasan baru terhadap pengembangan pada

keperawatan anak khususnya bayi prematur dengan gangguan

fisiologis.

Page 22: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

21

4. Bagi Rumah Sakit

Sebagai peningkatan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif terutama pada bayi prematur dengan

kolaborasi pemberian perawatan metode kanguru.

Page 23: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

22

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Bayi Prematur

a. Pengertian

Bayi prematur adalah bayi yang lahir dengan usia

kehamilan kurang dari 37 minggu dibandingkan dengan bayi

cukup bulan, bayi prematur kurang mampu menghisap,

mempertahankan suhu tubuh, menelan, makan, dan

mempertahankan ventilasi (Molika, 2014).

Bayi prematur adalah bayi yang berumur kehamilan

kurang dari 37 minggu tanpa memperhatikan berat badan.

Sebagian besar bayi prematur lahir dengan berat badan kurang

dari 2500 gram (Pantiawati, 2010).

Menurut Arief, (2009) bayi prematur adalah bayi dengan

masa kehamilan kurang dari 37 minggu dan berat badan sesuai

dengan berat badan untuk usia kehamilan atau disebut neonates

kurang bulan sesuai masa kehamilan.

Bayi prematur adalah bayi baru lahir yang berat badannya

saat lahir kurang dari 2.500 gram atau sama dengan 2.500 gram

(Surasmi, 2003 dalam buku Maryunani, 2013).

Page 24: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

23

b. Klasifikasi

Menurut Widjayanegara, (2009) klasifikasi bayi prematur yaitu :

1) Prematur preterm: Usia kehamilan 32-36 minggu.

2) Very preterm: Usia kehamilan 28- 32 minggu.

3) Extremely preterm: Usia kehamilan 20-27 minggu

c. Manifestasi klinik

Menurut Pantiawati (2010), tanda dan gejala bayi prematur yaitu :

1) Umur kelahiran sama dengan atau kurang 37 minggu.

2) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram.

3) Panjang badan sama dengan atau kurang 46 cm.

4) Kuku panjangnya belum melewati ujung jari.

5) Lingkar kepala sama dengan atau kurang 33 cm.

6) Lingkar dada sama dengan atau kurang 30 cm.

7) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.

8) Rambut lanugo masih banyak.

9) Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.

10) Tumit mengkilap, telapak kaki halus.

11) Testis belum turun ke dalam skrotum (bayi laki-laki), klitoris

menonjol dan labia mayora belum tertutup labio minora (bayi

perempuan).

12) Tonus otot lemah.

13) Fungsi saraf belum atau kurang matang.

Page 25: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

24

d. Penyebab

Kelahiran prematur menurut Molika (2014), disebabkan karena:

1) adanya masalah pada ibu hamil.

2) adanya masalah pada janin.

3) letak plasenta yang menutupi jalan lahir.

4) lepasnya plasenta sebelum waktunyamelahirkan.

5) pendarahan sebelum melahirkan.

6) ketuban pecah dini.

e. Komplikasi

Menurut Molika (2014), komplikasi partus prematur yaitu

terjadinya pendarahan plasenta dengan pembentukan

prostaglandin dan mungkin induksi stress, janin mati, dan

kelainan congenital dan komplikasi partus prematur yaitu :

1) Sindrom gawat janin.

2) Ketidakmatangan pada system saraf.

3) Rentang terjadinya pendarahan otak atau serangan apneu

(tidak adanya pernapasan).

4) Intoleransi pemberian makanan.

5) Retinopati dan gangguan penglihatan atau kebutaan

(fibroplasia retrolental).

6) Dysplasia bronkopulmoner (peradangan dan jaringan parut

pada paru-paru).

7) Penyakit jantung.

Page 26: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

25

8) Jaundice (penyakit kuning).

9) Infeksi atau septicemia (kondisi dimana dalam darah terdapat

bakteri).

10) Anemia (suatu keadaan yang menggambarkan kadar

hemoglobin atau jumlah eritrosit dalam darah kurang dari

nilai standar).

11) Perkembangan dan pertumbuhan yang terlambat.

Keterbelakangan mental dan motoric.

f. Penatalaksanaan

Menurut Maryuani (2013), pelaksanaan bayi premature sebagai

berikut :

1) Pengaturan suhu tubuh bayi.

2) Terapi oksigen dan bantuan oksigenasi (jika perlu).

3) Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit.

4) Pemberian nutrisi yang cukup.

5) Pencegahan dan penanganan infeksi.

g. Patofisiologi

Secara umum bayi baru lahir rendah ini berhubungan dengan

usia kehamilan yang belum cukup bulan (prematur) disamping itu

juga disebabkan dismaturitas. Biasanya hal tersebut terjadi karena

adanya gangguan pertumbuhan sewaktu dalam kandungan yang

disebabkan oleh penyakit ibu seperti adanya kelainan plasenta,

infeksi,hipertensi dan keadaan- keadaan yang dapat mnyebabkan

Page 27: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

26

suplai makanan ke bayi jadi berkurang. Ibu dengan kondisi kurang

gizi kronis pada masa kehamilannya sering melahirkan bayi

prematur, vitalitas yang rendah dan kematian yang tinggi, terlebih

lagi jika ibu menderita anemia. Pada ibu hamil yang menderita

anemia berat dapat meningkatkan resiko morbiditas maupun

mortalitas ibu dan bayi, kemungkinan melahirkan bayi prematur juga

lebih besar. Kekurangan zat besi dapat juga menimbulkan gangguan

atau hambatan pada pertumbuhan janin baik sel tubuh maupun sel

otak (Maryunani, 2013).

Pada minggu pertama dari kehidupan, bayi preterm

memperlihatkan fluktuasi nyata dalam suhu tubuh dan hal-hal yang

berhubungan dengan fluktuasi suhu lingkungan. Keadaan ini

disebabkan oleh mekanisme keringat yang cacat, demikian juga tidak

adanya lemak subkutan. Kehilangan panas yang meningkat karena

adanya permukaan tubuh yang relatif besar dan tidak adanya lemak

subkutan, tidak adanya pengaturan panas bayi sebagian disebabkan

oleh panas immatur dari pusat pengatur panas dan sebagai akibat

kegagalan untuk memberikan respon terhadap stimulus dari luar.

Kegagalan untuk menghasilkan panas yang adekuat disebabkan tidak

adanya jaringan adeposa coklat (yang mempunyai aktifitas metabolic

yang tinggi), pernafasan yang lemah dengan pembakaran oksigen

yang buruk, dan masukan makanan yang rendah. bayi prematur

cenderung memiliki suhu yang abnormal disebabkan oleh produksi

Page 28: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

27

panas yang buruk dan adanya peningkatan kehilangan panas

(Maryunani, 2013).

h. Pathway

Prematur

i.

j.

k.

l.

m.

n.

o.

p.

q.

r.

s.

Gambar 2.1 Pathway

Faktor Ibu (< 20 tahun,

paritas, ras, infertilitas,

riwayat kelahiran tidak

baikrahim abnormal

Faktor Plasenta, penyakit

vaskuler, kehamlan ganda,

malformasi tumor

Dinding otot rahim bagian

bawah rahim lemah

Bayi: lahir prematur

Permukaan tubuh

relatif lebih luas

Jaringan lemak

subkutan lebih tipis Prematuritas

Penguapan

berlebihan

Kehilangan

Volume Cairan

Pemaparan dengan

suhu luar

↓ Kehilangan panas

↓ Resiko

ketidakseimbangan

suhu tubuh

Hipotermi

Kehilangan panas

melalui kulit Kekurangan

cadangan energi

Ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Page 29: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

28

2. Konsep Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan merupakan bentuk layanan keperawatan

profesional kepada klien dengan menggunakan metodologi proses

keperawatan, asuhan keperawatan diberikan untuk memenuhi

kebutuhan hidup dasar klien pada semua tingkatan usia dan tingkatan

fokus (Asmadi, 2005).

a. Pengkajian

Pengkajian adalah proses sistematis dari pengumpulan, verivikasi

dan komunikasi data tentang klien yang bertujuan untuk menetapkan

dasar data tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang

berkaitan, praktik kesehatan, tujuan, nilai dan nilai gaya hidup yang

dilakukan klien (Potter & Perry, 2005).

Menurut Maryunani (2013) pengkajian bayi prematur antara lain :

1) Ukuran umum

a) Umur kehamilan kurang dari 37 minggu.

b) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2.500 gram.

c) Panjang badan kurang dari 46 cm.

d) Lingkar dada kurang dari 30 cm.

e) Rambut lanugo masih banyak.

f) Tonus otot lemah.

g) Lapisan lemak subkutan tipis.

Page 30: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

29

2) Tanda – tanda vital

a) Suhu axilla 36,5°C- 37,5°C.

b) Denyut jantung rata-rata antara 120 – 160 kali/ menit.

c) Respirasi rata-rata antara 40 – 60 kali/ menit.

3) Kulit

a) Kulit tampak mengkilat, kering.

b) Kulit berwarna merah muda.

c) Rambut lanugo di sekitar/ di sekujur tubuh.

d) Kurus, kulit tampak transparan, halus.

e) Edema yang menyeluruh, atau di bagian tertentu yang terjadi

saat kelahiran.

4) Mata

Mata mungkin tertutup dan mengantup apabila umur

kehamilannya belum mencapai 25 – 26 minggu.

5) Telinga

Tulang kartilago telingga belum tumbuh dengan sempurna,

lembut dan lunak.

6) Genitalia

a) Bayi perempuan klitoris menonjol, labia mayora belum

berkembang.

b) Pada bayi laki- laki skrotum yang belum berkembang

sempurna dengan ruga yang kecil, testis belum turun ke

skrotum.

Page 31: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

30

7) Paru

a) Pernafasan tidak teratur dengan flaring nasal (nasal melebar),

dengkuran.

b) Terdengar suara gemerisik.

8) Jantung

a) Ritme teratur

b) Pada saat kelahiran kebisimgan jantung terdengar pada

setengah bagian intercostal, yang menunjukkan aliran darah

dari kanan ke kiri karena hipertens.

9) Abdomen

a) Reflek menelan lemah.

b) Reflek menghisap lemah.

c) Ada atau tidaknya anus, ketidaknormalan kogenital lain.

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinik mengenai respon

individu, keluarga dan komunitas terhadap masalah kesehatan/

proses kehidupan yang actual atau potensial klien terhadap masalah

kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten

mengatasinya (Potter & Perry, 2005).

Menurut Pantiawati (2010) diangnosa keperawatan yang

muncul pada bayi prematur antara lain yaitu :

1) Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan prematuritas atau

perubahan suhu lingkungan.

Page 32: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

31

2) Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan

prematuritas.

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran

yang disebabkan oleh imaturitas.

4) Resiko infeksi berhubungan dengan kurang kekebalan tubuh.

c. Intervensi

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana

tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan

ditetapkan dan intervensi keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan

tersebut (Potter & Perry, 2005).

1) Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan prematuritas atau

perubahan suhu lingkungan.

Kriteria hasil (NOC)

a) Suhu tubuh dalam batas normal (36,5°C sampai 37,5°C).

b) Akral teraba hangat.

c) Bibir bayi tidak sianosis.

Intervensi (NIC)

a) Kaji tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian metode

kanguru.

b) Berikan perawatan metode kanguru.

c) Tempatkan bayi di bawah penghangatan radian atau

incubator.

d) Selimuti pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh.

Page 33: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

32

2) Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan

prematuritas.

Kriterian Hasil (NOC)

a) Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan.

b) Berat badan normal 2.000 gram

c) Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

d) Tidak terjadi penurunan berat badan.

Intervensi (NIC)

a) Timbang berat badan.

b) Bemberian ASI/ Pasi.

c) Edukasi ibu untuk memberi ASI secara eksklusif.

d) Diskusi dengan ahli gizi.

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran

yang disebabkan oleh imaturitas.

Kriteria Hasil (NOC).

a) Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan Berat

Badan.

b) Tanda-tanda vital dalam batas normal.

c) Tidak ada tanda-tanda dehidrasi, Elastisitas, turgor kulit baik,

membrane mukosa lembab.

Intervensi (NIC).

a) Awasi dan hitung kebutuhan cairan bayi.

b) Timbang bayi setiap hari.

Page 34: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

33

c) Pantau dan catat asupan dan pengeluaran cairan bayi.

d) Dorong ibu untuk menyusui bayinya.

4) Resiko infeksi berhubungan dengan kurang kekebalan tubuh.

Kriteria Hasil (NOC).

a) Tidak ada tanda-tanda infeksi.

b) Jumlah leukosit dalam batas normal 5.0 – 19.5.

c) Menunjukkan perilaku hidup sehat.

Intervensi (NIC).

a) Kaji adanya tanda dan gejala infeksi.

b) Pantau ulang hasil penelitian leukosit.

c) Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawata.

3. Fungsi fisiologis bayi prematur

Pengaruh perawatan metode kanguru tehadap fungsi fisiologis

bayi lahir prematur meliputi suhu tubuh, frekuensi denyut jantung dan

saturasi oksigen. Variabel yang diukur pada axsilla dan frekuensi

denyut jantung (Rustian, 2011).

Tingkat kematangan fungsi sistem organ neonatus merupakan

syaraf untuk beradaptasi dengan kehidupan diluar rahim. Penyakit

yang terjadi pada bayi prematur berhubungan dengan belum

matangnya fungsi organ tubuhnya.hal tersebut berhubungan dengan

umur kehamilan saat bayi dilahirkan. Makin muda kehamilan, makin

tidak sempurna organnya. Konsekuensi dari anatomi dan fisiologi

Page 35: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

34

yang belum matang, bayi prematur cenderung mengalami hipotermi,

dalam kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal

dan stabil yaitu 36,5°C- 37,5°C. Segera setelah lahir bayi dihadapkan

pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Selain itu

hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk mempertahankan

panas dan kesanggupan menambah produksi panas sangat terbatas

karena lemak subkutan yang sedikit, belum matangnya sistem saraf

pengatur suhu tubuh, luas permukaan suhu tubuh relatif lebih besar

dibanding dengan berat badan sehingga mudah kehilangan panas

(Pantiawati, 2010).

Menurur Soedirman (2013), fungsi fisiologis pada aplikasi

tindakan metode kanguru yaitu :

a) Suhu tubuh

Suhu tubuh normal pada bayi baru lahir yang diukur pada

Suhu axilla 36,5°C-37,5°C, sedangkan pada suhu ruangan

dipertahankan 24-25°C (WHO, 2009). Salah satu ciri bayi

prematur adalah mempunyai suhu tubuh yang tidak stabil dan

cenderung mengalami hipotermi (suhu <36,5°C). Stress dingin

dapat meningkatkan angka kematian dan menghambat

pertumbuhan, sedangkan hipertermia dan suhu tubuh berfluktuasi

dapat menimbulkan apneu (Perinasia, 2003 dalam tesis Deswita,

2010).

Page 36: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

35

Bayi prematur cenderung mengalami hipotermi, dalam

kandungan bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan

stabil yaitu 36,5°C- 37°C. Segera setelah lahir bayi dihadapkan

pada suhu lingkungan yang umumnya lebih rendah. Selain itu

hipotermi dapat terjadi karena kemampuan untuk

mempertahankan panas dan kesanggupan menambah produksi

panas sangat terbatas karena lemak subkutan yang sedikit, belum

matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan

suhu tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan

sehingga mudah kehilangan panas (Pantiawati, 2010).

Hipotermi adalah suhu tubuh rendah, hipotermi dapat

disebabkan karena terpapar dengan lingkungan yang dingin (suhu

lingkungan rendah, permukaan yang dingin atau basah) atau bayi

dalam keadaan basah tidak berpakaian. Hipotermi dapat

disebabkan oleh terpapar dengan lingkungan yang hangat (suhu

lingkungan panas, paparan sinar matahari atau paparan panas

yang berlebihan dari incubator atau alat pemancaran panas)

(Khoirunnisa, 2010).

Perubahan suhu tubuh ketika bayi lahir bayi berada pada

suhu lingkungan yang lebih rendah dari suhu didalam rahim ibu.

Apabila bayi dibiarkan dalam suhu kamar 25°C maka bayi akan

kehilangan panas melalui konveksi, radiasi dan evaporasi

sebanyak 200 kal/kg bb/menit. Sedangkan produksi panas yang

Page 37: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

36

dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10 nya. Keadaan ini menyebabkan

penurunan suhu tubuh sebanyak 2°C dalam waktu 15 menit,

akibat suhu yang rendah metabolism jaringan meningkat dan

kebutuhan oksigen pun meningkat (Kristiyanasari, 2009).

b) Frekuensi denyut jantung

Frekunsi denyut jantung bayi normal dalam keadaan tidur

adalah terkisar antara 80- 160 x/menit, sedangkan keadaan tidak

tidur adalah sekitar 100- 180 x/menit. Bayi yang sedang

mengalami deman mempunyai frekuensi denyut jantung lebih dari

220 x/menit (Hockenbery & Wilson, 2009).

Frekuensi denyut jantung oada bayi prematur bertanggung

jawab untuk mempertahankan Cardiak output. Cardiak output

yang tidak adekuat, akan mengakibatkan insufiensi pertukaran

oksigen, zat nutrisi dan sisa, metabolism tubuh kurang efisien,

terganggunya fungsi fisiologis tubuh, bias terjadi kurang

terkontrolnya fungsi persyarafan (Dodd, 2003 dalam tesis

Deswita, 2010).

c) Saturasi oksigen

Oksigen adalah sumber sumber bahan bakar untuk

keperluan metabolism terutama kebutuhan otak. Oksigen saturasi

adalah pengukuran non infasif tapi terlihat nyata bagi bayi

prematur. Terjadinya kekurangan oksigen akan menjadi ancaman

serius bagi metabolism dan fungsi fisiologis, yang bias

Page 38: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

37

mengakibatkan kurang optimalnya fungsi jantung dan dapat

menimbulkan kerusakan jaringan sebelum akhirnya meninggal.

Secara klinis saturasi oksigen normalnya terkisar 90- 100%.

Oksigen harus diberikan bila saturasi oksigen dibawah 90%

(WHO, 2009).

4. Metode Kanguru

a) Pengertian

Metode kanguru adalah suatu metode perawatan bayi baru

lahir dengan meletakkan bayi diantara kedua payudara ibu

sehingga terjadi kontak langsung kulit ibu dengan kulit bayi

(Arora, 2008).

KMC ( kangaroo Mother Care) adalah kontak kulit diantara

ibu dan bayi secara dini, terus-menerus dan dikombinasi dengan

pemberian ASI eksklusif. Tujuannya adalah agar bayi kecil tetap

hangat. Dapat dimulai setelah lahir atau setelah bayi stabil

(Sudarti & Khoirunnisa, 2010).

Perawatan metode kanguru adalah perawatan bayi kecil

yang secara terus-menerus dilakukan kontak langsung dengan ibu

dan diberi ASI secara eksklusif (idealnya). Ini adalah cara terbaik

untuk mempertahankan bayi kecil tetap hangat dan juga

membantu pelaksanaan menyusui. PMK dapat dimulai di rumah

sakit segera setelah kondisi bayi memungkinkan (Subekti, 2008).

Page 39: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

38

b) Manfaat metode kanguru

Manfaat metode kanguru secara klinis, dengan cara ini

detak jantung bayi stabil dan pernapasannya teratur, sehingga

penyebaran oksigen ke seluruh tubuhnya pun lebih baik. Selain

itu, cara ini mencegah bayi kedinginan. Bayi dapat tidur dengan

nyanyak dan lama, lebih tenang, lebih jarang menangis, dan

kenaikan berat badannya menjadi lebih cepat. Pertumbuhan dan

perkembangan motorik pun menjadi lebih baik. Cara ini juga

mempermudah pemberian ASI, mempererat ikatan batin antara

ibu dan anak, serta mempersingkat masa perawatan secara

keseluruhan. Bagi orang tua hal ini turut menumbuhkan rasa

percaya diri dan kepuasan bekerja. Perawatan bayi lekat atau

metode kanguru ini sederhana, praktis, efektif, dan ekonimis,

sehingga bisa dilakukan oleh setiap ibu atau pengganti ibu di

rumah ataupun di puskesmas (Priya, 2004 dalam jurnal Andi

(2013).

c) Jenis PMK (Perawatan Metode Kanguru)

Menurut Maryunani (2013) terdapat 2 jenis perawatan

metode kanguru (PMK), yaitu sebagai berikut :

a) PMK Intermiten :

1) Metode PMK biasanya dilakukan di fasilitasUnit

Perawatan Khusus (level II) dan Intensif (level III).

2) PMK tidak diberikan pada sepanjang waktu.

Page 40: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

39

3) PMK hanya dilakukan jika ibu dating mengunjungi

bayinyayang masih berada dalam perawatan incubator

dengan durasi minimal 1 jam.

4) PMK intermiten dapat dimulai pada yang sakit,yang

dalam proses penyembuhan tetapi juga masih memerlikan

pengobatan medis (misalnya infus, tambahan oksigen

dengan konsetrasi rendah).

b) PMK kontinyu:

1) Metode PMK kontinyu dapat dilakukan di unit rawat

gabung atau ruangan yang di gunakan untuk perawatan

metode kanguru atau di rumah.

2) PMK diberikan sepanjang waktu.

3) Pada bayi dalam kondisi sakit, PMK kontinyu dapat di

terapkan apabila kondisi bayi harus dalam keadaan stabil.

4) Bayi juga harus bernapas secara alami tanpa bantuan

oksigen.

d) Mekanisme Kerja Perawatan Metode Kanguru

Pada dasarnya mekanisme kerja perawatan metode kanguru

adalah sama seperti perawatan canggih dalam incubator yang

berfungsi sebagai termoregulator memberikan lingkungan yang

termonetral bagi setiap neonatus melalui aliran panas konduksi

dan radiasi. Lingkungan termoral adalah lingkungan suhu agar

bayi dapat mempertahankan optimal (36,5°C-37,5°C) dengan

Page 41: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

40

mengeluarkan energi/ kalori yang minimal, terutama bagi bayi

prematur yang persediaan atau sumber kalorinya sangat terbatas

(Muslihatun, 2010).

Pengaliran panas melalui konduksi adalah identic kontak

kulit ibu-bayi seperti dalam incubator konduksi panas dari badan

incubator ke kulit bayi. Pengaliran panas melalui radiasi adalah

udara hangat di dalam incubator seperti udara hangat dalam/

antara selimut / baju kanguru dan bayi (Usman, 2001 dalam jurnal

Muslihatun, 2010).

Kriteria perawatan metode kanguru adalah suhu tubuh bayi

stabil dan optimal (36,5°C-37,5°C), kenaikan berat badan stabil,

produksi ASI adekuat, bayi tumbuh dan berkembang optimal

(Nur Muslihatun,2010).

e) Pengaruh PMK terhadap fungsi fisiologis bayi

1) Pengaruh PMK Pada suhu tubuh bayi

Rata-tata suhu bayi sebelum dan sesudah dilakukan PMK

menunjukkan perbedaan yang bermakna dari 36,6°C-36,8°C.

Hal ini sejalan dengan penelitian Ali (2009).

Penelitian lain yang mendukung ditemukan kenaikan suhu

tubuh bayi prematur setelah 1 jam dilakukan PMK, rata-rata

kenaikan suhu tubuh 0,3°C. Penelitian dilakukan 16 responden

(Begum, 2008). Penelitian menyimpulkan bahwa PMK

ditemukan dapat meningkatkan suhu tubuh bayi, dan dan

Page 42: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

41

mengurangi terjadinya hipotermi pada bayi prematur (Andi,

2013).

2) Pengaruh PMK pada frekuensi denyut jatung

Peneliti yang menggunakan alat monitor kontinyu, telah

menemukan bahwa selama perawatan menggunakan metode

kanguru, laju frekuensi denyut jantung bayi relative stabil dan

konstan (Ludington-Hoe et al, dalam PERINASIA, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan, pola respirasi dan frekuensi

denyut jantung bayi selama perawatan metode kanguru lebih

stabil dibanding perawatan dalam box atau perawatan

konvensional (PERINASIA, 2008).

3) Pengaruh PMK pada saturasi oksigen

Hasil penelitian menyebutkan bahwa PMK dapat menaikkan

level saturasi oksigen secara signifikan rerata sebelum

dilakukan PMK adalah 87,9% dan setelah di lakukan PMK

yaitu 89, 6%. Responden pada penelitian ini sebanyak 30 bayi

berat badan bayi rendah. Hasil penelitian mengatakan PMK

dapat menjaga kestabilan saturasi oksigen. PMK secara

bermakna mengurangi frekuensi nafas dan meningkatkan

saturasi oksigen. Hal ini bias disebabkan oleh posisibayi yang

tegak, sehingga dipengaruhi oleh gravitasi bumi dan berefek

pada ventilasi dan perfusi respirasi (Ali, 2009).

Page 43: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

42

Ketidakmatangan organ

tubuh :

- suhu tubuh

- Frekuensi denyut

jantung

- saturasi oksigen

Perawatan Metode

Kangguru

Peningkatan fungsi

fisiologis

B. Kerangka Teori

Prematur

Gambar 2.2 Kerangka Teori

Page 44: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

43

Hipotermi Perawatan Metode

Kangguru

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.3 Kerangka Konsep

Page 45: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

44

BAB III

METODE PENYUSUNAN KTI APLIKASI RISET

A. Subjek Aplikasi Riset

Subyek aplikasi ini adalah aplikasi tindakan metode kanguru

terhadap fungsi fisiologis bayi prematur di Ruang High Care Unit (HCU)

Neonatus di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

B. Tempat dan waktu

1. Waktu

Apikasi tindakan metode kanguru ini di lakukan selama 3 haripada

tanggal 14-16 Maret 2015 dengan durasi waktu pelaksanaan selama 2

jam.

2. Tempat

Aplikasi tindakan metode kanguru di lakukan di Ruang High Care

Unit (HCU) Neonatus RSUD Dr. Moewardi Surakarta.

C. Media dan alat yang digunakan

Dalam aplikasi riset ini media dan alat yang digunakan yaitu :

1. Alat pengukur suhu dengan thermometer digital untuk aksila.

2. Pulse oxymetri untuk monitor jantung serta saturasi oksigen.

3. Penggendong bayi model kanguru untuk mempermudah ibu

menggendong bayi dan untuk menghangatkan suhu tubuh bayi.

Page 46: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

45

D. Prosedur tindakan berdasarkan aplikasi riset

Prosedur tindakan yang akan dilakukan pada aplikasi riset tentang

pemberian perawatan metode kanguru terhadap fungsi fisiologis bayi

prematur adalah:

Table 3.1 Prosedur Metode Kanguru

A FASE ORIENTASI

1 Memberi salam/ menyapa ibu

2 Memperkenalkan diri

3Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan

4 Menjelaskan langkah prosedur

5 Menanyakan kesiapan Ibu

B FASE KERJA

1 Mencuci tangan

2 Berilah bayi topi, popok dan kaos kaki yang telah dihangatkan lebih dulu.

3 Letakkan bayi di dada ibu

a) Dengan posisi tegak langsung ke kulit ibu, dan lihat kepala bayi

sudah terfiksasi pada dada ibu.

b) Posisikan bayi dalam “frog position” yaitu fleksi pada siku dan

tungkai, kepala dan dada bayi terletak di dada ibu dengan kepala

agak ekstensi.

4 Tutupi bayi dengan pakaian ibu ditambah selimut yang sudah

dihangatkan sebelumnya.

a) Tidak perlu baju khusus bila baju yang di kenakan sudah cukup

hangat dan nyaman selama bayi kontak dengan kulit ibu.

b) Pada waktu udara dingin, kamar harus hangat.

c) Bila baju ibu tidak dapat menyongkong bayi, dia dapat

menggunakan handuk/ kain (dilipat diagonal, dan difiksasi dengan

ikatan atau peniti yang aman di baju ibu) kain lebar yang elastic,

atau kantong yang dibuat sedemikian untuk menjaga tubuh bayi

d) Dapat pula memakai baju dengan ukuran lebih besar dari badan

ibu, bayi diletakkan diantara payudara ibu, baju ditangkupkan.

Kemudianibu memakai selendang yang dililitkandi perut ibu agar

bayi tidak jatuh.

C FASE TERMINASI

1 Melakukan evaluasi tindakan

2 Menyampaikan rencana tindak lanjut

3 Berpamitan

4 4 Mencuci tangan

Sumber: Khoirunisa (2010).

Page 47: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

46

E. Alat ukur

Alat ukur yang digunakan penulis dalam pengaplikasian tindakan

metode kanguru terhadap fungsi fisiologis pada Asuhan Keperawatan bayi

Ny. F dengan kelahiran prematur di Ruang High Care Unit (HCU) RSUD

Dr. Moewardi Surakarta, yaitu :

Table 3.2

Alat ukur untuk mengevaluasi fungsi fisiologis bayi prematur.

No Fungsi Fisiologis Keterangan

1. Suhu Suhu tubuh antara lain :

a) Normal 36,5°C

sampai 37,5°C.

b) Hipotermi kurang dari

36,5°C.

c) Hipertermi lebih dari

37,5°C.

2. Frekuensi denyut jantung Normalnya dalam keadaan

tidur 80- 160x/menit.

Dalam keadaan tidak tidur

100-180x/menit.

3. Saturasi Oksigen Normalnya 90- 100%

Sumber: Deswita (2010)

Page 48: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

47

BAB IV

LAPORAN KASUS

Pada bab ini menjelaskan tentang laporan pengelolaan asuhan keperawatan

yang dilakukan pada bayi Ny. F di Ruang High Care Unit (HCU) RSUD Dr.

Moewardi Surakarta, dilaksanakan pada tanggal 14-16 Maret 2015. Asuhan

keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi,

implementasi dan evaluasi.

A. Identitas Klien

Pasien bernama By. S berumur 14 hari dengan jenis kelamin

perempuan lahir pada tanggal 01 Maret 2015. Penanggung jawab pasien

adalah Ny. F berumur 23 tahun, lulusan SMA, beralamat di Grogol,

Sukoharjo, hubungan dengan pasien adalah sebagai Ibu dan Tn. A berumur

27 tahun, pekerjaan swasta hubungan dengan pasien sebagai Ayah.

Didapatkan diagnosa medis Bayi Baru Lahir Rendah Sectio Caesaria.

B. Pengkajian

Pengkajian dilakukan pada jam 07.00 WIB tanggal 13 Maret 2015 dengan

metode Auto anamnese dan Allo aamnese, pengamatan, observasi

langsung, pemeriksaan fisik menelaah catatan medis, dan catatan perawat.

1) Riwayat Bayi

Page 49: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

48

Hasil pengkaian yang didapatkan APGAR SCORE warna kulit

pada menit ke 1, 5, 10 berwarna pink, pernafasan pada menit ke 10

yaitu 40 kali per menit, nadi pada menit ke 1, 5, 10 yaitu 160 kali per

menit, tonus otot pada menit ke 5, 10 yaitu sedang, usia gestasi 28

minggu dengan berat badan 1600 gram,dengan komplikasi

persalinan ketuban pecah dini. Selama 1 hari, dan didapatkan

perdarahan pervaginam.

2) Riwayat Ibu

Hasil pengkajian yang dilakukan penulis didapat riwayat ibu, ini

merupakan anak pertama dan kehamilan pertama, diketahui usia

kehamilan 28 minggu, dan persalinan pertama, tidak pernah

melakukan abortus. Pada masa kehamilannya, ibu pasien selalu

memeriksakan kehamilannya ke bidan terdekat dan tidak ada

masalah saat hamil. Ibu pasien mengatakan di dalam keluarga tidak

ada yang mempunyai penyakit menular.

Jenis persalinan section caesaria karena mengalami perdarahan.

Didapatkan komplikasi kehamilan rupture plasenta terjadi

perdarahan selama 4 hari dengan jenis persalinan prematur 28

minggu.

3) Pengkajian Fisik Neonatus

Pada pengkajian reflek moro didapatkan hasil moro ada dan

negatif. Reflek menghisap lemah. Reflek meggenggam didapatkan

Page 50: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

49

lemah. Pada tonus otot didapatkan hasil lemah, kekuatan menangis

lemah.

Pada pemeriksaan kepala dan leher didapatkan hasil fontanel

anterior lunak, sutura sagitalis tepat didapatkan pula gambaran wajah

simetris dan terlihat pucat, molding (tulang kepala tumpang tindih)

didapatkan hasil tidak tumpang tindih. Pada caput succedenum tidak

ada pembengkakan pada kepala bayi akibat tekanan dari Rahim.

Pada pemeriksaan cephalhematom didapatkan hasil tidak ada

pembengkakan pada kepala bayi, karena penumpukan darah akibat

perdarahan pada sub periosteum.

Pada pemeriksaan fisik mata didapatkan hasil mata bersih,

simetris antara kanan dan kiri, skela tidak ikterik. Pada pemeriksaan

telinga hasil pemeriksaan normal simetris antara kanan dan kiri,

tidak terdapat cairan yang keluar dari telinga.

Pada pemeriksaan hidung didapatkan lubang hidung ada simetris

antara hidung kanan dan kiri, tidak ada pernapasan cupping hidung

dan tidak terpasang oksigen.

Pemeriksaan mulut didapatkan mulut sianosis, membran mukosa

kering dan mulut simetris antara kanan dan kiri. Pemeriksaan

abdomen didapatkan hasil abdomen lunak tidak ada jejas berbentuk

simetris kanan dan kiri, lingkar perut 28 cm.

Page 51: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

50

Pemeriksaan thoraks terdapat hasil thoraks berbentuk simetris

kanan dan kiri tidak ada jejas, tidak ada suara tambahan dan tidak

menggunakan alat bantu pernapasan.

Pada pemeriksaan paru-paru didapatkan hasil auskultasi paru

kanan dan kiri vasikuler, suara napas bersih respirasi pernapasan

tidak spontan dan terdapat hasil saturasi oksigen 90%.

Pemeriksaan jantung yaitu didapatkan hasil bunyi jantung

regular frekuensi jantung 160 kali/ menit, jantung saat di auskultasi

terdengan lup dup, dan pada denyut nadi perifer brakial kanan,

brakial kiri, femoral kanan dan kiri didapatkan hasil keras.

Pada pemeriksaan Ekstremitas yaitu gerakan ekstremitas bebas,

ektremitas atas normal terdapat jari-jari tangan lengkap sedangkan

pada ekstremitas bawah didapatkan hasil yang normal, jari-jari kaki

lengkap dan tidak terdapat kelainan pada ektremitas, juga akral

teraba dingin.

Pada umbilicus dihasilkan umbilicus normal dan juga terlihat

bersih, tali pusat sudah lepas.

Pada pemeriksaan genetal dihasilkan berjenis kelamin

perempuan labia mayora belum tertutup labia minora.

Pemeriksaan kulit didapatkan hasil kulit berwarna pink tidak

terdapat sianosis pada kulit bayi, warna kulit tidak kemerahan dan

tidak terdapat tanda lahir. Turgor kulit elastis rambut lanugo tampak

banyak.

Page 52: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

51

Pada pemeriksaan suhu yaitu didapat hasil suhu axilla 35,5°C,

dan bayi berada dilingkungan incubator.

4) Riwayat Sosial

a) Struktur keluarga (genogram)

Gambar 4.1

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Garis pernikahan

: Garis keturunan

: Pasien

: Tinggal Serumah

Ny. F lahir sebagai anak pertama dari 2 bersaudara adik

Ny. F berjenis kelamin perempuan. Ny. F menikah dengan Tn. A

anak pertama dari 2 bersaudara, adik Tn A berjenis kelamin

Page 53: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

52

perempuan. Ny. F dan Tn. A setelah menikah memiliki

keturunan anak pertama yang berjenis kelamin perempuan

sebagai pasien atau By. S.

b) Berbudaya jawa, suku jawa, dan beragama Islam, untuk bahasa

utama yang digunakan yaitu bahasa Indonesia, perencanaan

makanan bayi yaitu ASI/ Pasi, hubungan orang tua dengan bayi

terlihat baik Ibu menyentuh, memeluk, berbicara, berkunjung,

memanggil nama dan kontak mata pada bayinya.

5) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada tanggal 09 Maret

2015 didapatkan hasil pemeriksaan diagnostic sebagai berikut :

Hemoglobin 15,6 g/dL (nilai normal 15,0- 24,6), Hematokrit 4,3 %

(47- 75), Leukosit 17,1 ribu/uL (5,0-19,5), Trombosit 437 ribu/uL

(150- 450), Eritrosit 5,02 juta/uL (3,70- 6,80), MCV 85,4 /um (80,0-

96,0), MCH 21,1 pg (28,0- 33,0), MCHC 36,5 g/dL (33,0-36,0), Row

16,6% (11,6- 14,6), How 4,1 g/dL (2,2- 3,2), MPV 8,6 fL (7,2-11,1),

Limfosit 26,50 % (60,00- 66,00), Basofil 0,9 % ( 0,00- 1,00),

Eosinofil 2,80 % (0,0- 4,00), Gula darah sewaktu 90 mg/dL (50-

80), Bilirubin Total 5,55 mg/dL (0.00- 1,00).

6) Terapi obat

Mendapatkan terapi obat yaitu Ampicillm dengan dosis 80 mg 2x

pemberian golongan penisilin dan kandungan obatnya ampisilin

berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, obat lainnya

Page 54: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

53

Aminophilin dengan dosis 3,2 mg 3x pemberian golongan Anti asma

sedangkan golongannya Teofilin etilendiamin yang fungsinya asma

bronkial dan asma kardial, kejang coroner, depresi pernapasan,

pasien juga mendapat terapi obat Erytromicin dengan dosis 3 mg

diberikan 4x golongan obat Antibiotik kandungannya Eritrcmisin,

Etilsubsinat fungsinya mengatasi infeksi akibat bakteri.

C. Perumusan Masalah Keperawatan

Pengkajian dilakukan pada tanggal 14 Maret 2015 pukul 08.00

WIB di ruang High Care Unit (HCU) Neonatus RSUD Dr. Moewardi

Surakarta. Hasil pengkajian ditemukan analisa data sebagai berikut: data

obyektif bayi Ny. F lahir 28 minggu, berat badan 1600 gram, terpasang

NGT, reflek menghisap lemah, dari data tersebut penulis

memprioritaskan diagnosa keperawatan yaitu ketidakefektifan pola

makan bayi berhubungan dengan prematuritas bayi.

Analisa data yang kedua ditemukan masalah sebagai hipotermi

berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin. Dengan data

obyektif bayi. Ny.F akral teraba dingin, suhu tubuh 35,5°C, bibir bayi

tampak sianosis, suhu linkungan 28°C.

D. Prioritas Diagnosa Keperawatan

Hasil analisa diatas maka penulis membuat prioritas diagnosa

keperawatan yang pertama yaitu Ketidakefektifan pola makan bayi

Page 55: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

54

berhubungan dengan prematuritas, dan yang kedua Hipotermi

berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin.

E. Intervensi Keperawatan

Rencana keperawatan yang akan dilakukan dengan diagnosa

keperawatan Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan

prematuritas yaitu dengan tujuan setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 3 x 24 Jam diharapkan kebutuhan nutrisi bayi dapat

terpenuhi dengan kriteria hasil yaitu mempertahankan berat badan tetap

1600- 2.000 gram, berat badan dalam batas normal (2500 gram), tidak

terjadi penurunan berat badan, membran mukosa tidak kering. Intervensi

yang dilakukan penulis meliputi timbang berat badan bayi rasionalnya

untuk mengetahui berat badan bayi setiap harinya, beri ASI/Pasi

rasionalnya untuk meningkatkan nutrisi pasien, Edukasi ibu untuk

memberi Asi rasionalnya untuk memenuhi kebutuhan ASI bayi,

kolaborasi dengan ahli gizi rasionalnya untuk memperbaiki nutrisi bayi.

Pada diagnosa kedua, tujuan yang kriteria hasil yang akan dicapai

adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Jam

masalah hipotermi dapat teratasi dengan kriteria hasil suhu badan

meningkat, suhu badan dalam batas normal (36,5°C-37,5°C), akral

hangat, bibir tidak sianosis, tidak ada cupping hidung Intervensi yang

dibuat penulis meliputi observasi tanda-tanda vital pasien sebelum dan

sesudah pemberian metode kanguru, rasionalnya untuk mengetahui

Page 56: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

55

tanda-tanda vital pasien. Berikan metode kanguru rasionalnya untuk

memberi kehangatan tubuh pasien, berikan perawatan pada bayi di

incubator rasionalnya untuk mengatur suhu tubuh agar tetap stabil,

berikan selimut pada bagian tubuh bayi yang terbuka rasionalnya untuk

memberi kehangatan pada bayi, kolaborasi dengan tim medis untuk

pemberian obat sesuai advice rasionalnya untuk proses penyembuhan

pasien.

F. Implementasi Keperawatan

Implementasi yang dilakukan penulis selama 3 hari yaitu pada

diagnosa pertama Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan

dengan prematuritas adalah sebagai berikut :

Pada tanggal 14 Maret 2015 yang dilakukan penulis berdasarkan

masalah yang muncul pada diagnosa pertama yaitu pada jam 07.15 wib

menimbang berat badan bayi respon obyektif Berat Badan bayi 1600

gram. Jam 07. 20 wib memberikan ASI/Pasi respon obyektif bayi

minum ASI/Pasi 8x (10-15) ml, reflek menghisap lemah. Jam 07.35 wib

mengedukasi ibu untuk pemberian ASI respon subyektif ibu mengatakan

bersedia dan respon obyektif ibu tampak ingin segera menyusui bayinya.

Jam 07.47 wib melakukan kolaborasi dengan dokter respon obyektif

bayi minum ASI/Pasi.

Pada tanggal 15 Maret 2015 yang dilakukan penulis yaitu jam

07.35 wib menimbang berat badan bayi respon obyektif berat badan bayi

Page 57: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

56

1600 gram. Jam 07.48 wib memberikan ASI/Pasi respon obyektif bayi

tampak minum, ASI/Pasi 8x (15-20) ml, reflek menghisap lemah.

Pada tanggal 16 Maret 2015 jam 07.26 wib menimbang berat badan

bayi respon obyektif berat badan bayi bertambah menjadi 1660 gram.

Jam 07.39 wib memberi ASI/Pasi respon obyektif bayi minum 8x (20-

30) ml, reflek menghisap mulai kuat.

Implementasi yang dilakukan penulis pada diagnosa keperawatan

yang kedua Hipotermi berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang

dingin yaitu :

Pada tanggal 14 Maret 2015 yang dilakukan penulis berdasarkan

diagnosa keperawatan yang kedua yaitu pada jam 08.00 wib mengkaji

tanda-tanda vital pasien respon obyektif suhu 35,5°C, Spo2 90 %, HR

155 x/menit. Jam 08.20 wib memberikan metode kanguru respon

subyektif ibu mengatakan bersedia melakukan metode kanguru, respon

obyektif bayi tampak nyaman didekapan ibu. Jam 10.20 wib mengkaji

ulang tanda-tanda vital pasien suhu 36°C, Spo2 91 %, HR 160 x/menit.

Jam 10.30 wib memberi perawatan pada bayi di incubator respon

obyktif bayi tampak nyaman. Jam 10.35 wib memberi selimut pada

bagian tubuh bayi yang terbuka respon obyektif bayi tampak tertidur.

Jam 11.00 wib melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk

pemberian obat sesuai advice respon obyektif obat masuk peroral

ampicillim 80 mg, aminophilin 3,2 mg, erytromicin 3 mg.

Page 58: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

57

Pada tanggal 15 Maret 2015 Jam 08.35 wib mengkaji tanda-tanda

vital pasien respon obyektif suhu 36,4°C, Spo2 92 %, HR 100 x/menit.

Jam 09.00 wib memberi metode kanguru respon subyektif ibu

mengatakan bersedia, respon obyektif pasien tampak nyaman. Jam 11.00

wib mengkaji ulang tanda-tanda vital pasien respon obyektif suhu

36,6°C, Spo2 95 %, HR 160 x/menit. Jam 11.15 wib memberi perawatan

bayi di incubator respon obyektif bayi tampak tertidur. Jam 12.04 wib

melakukan kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat sesuai

advice respon obyektif obat masuk peroral ampicillim 80 mg,

aminophilin 3,2 mg, erytromicin 3 mg.

Pada tanggal 16 Maret Jam 08.15 wib mengkaji tanda-tanda vital

pasien respon obyektif suhu 36,5°C, Spo2 97 %, HR 142 x/menit. Jam

08.30 wib memberikan metode kanguru respon subyektif Ibu

mengatakan bersedia melakukan metode kanguru, respon obyektif bayi

tampak nyaman, tertidur didekapan ibu. Jam 10.30 mengkaji ulang

tanda-tanda vital pasien respon obyektif suhu 36,9°C, Spo2 99 %, HR

159 x/menit. Jam 10.45 wib memberi perawatan bayi di incubator

respon obyektif bayi tampak tenang, akral hangat.

G. Evaluasi Keperawatan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 hari hasil

evaluasi pada diagnosa pertama yaitu Ketidakefektifan pola makan bayi

berhubungan dengan prematuritas adalah :

Page 59: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

58

Pada tanggal 14 Maret 2015 didapatkan hasil evaluasi dengan

metode SOAP yaitu Jam 13.50 wib, Obyektif berat badan 1600 gram,

bayi minum ASI/Pasi 8x (10-15) ml, reflek menghisap lemah, lahir 28

minggu, Analisa masalah belum teratasi, Planning lanjutkan intervensi

yang meliputi meninbang berat badan setiap hari, memberi ASI/Pasi.

Pada tanggal 15 Maret 2015 didapatkan hasil evaluasi jam 14.00

wib, Obyektif bayi minum ASI/Pasi 8x (15-20) ml, Berat Badan 1600

gram, reflek menghisap lemah, Analisa masalah belum teratasi,

Planning lanjutkan intervensi meliputi memingkatkan pemberian

ASI/Pasi, menimbang berat badan bayi.

Pada tanggal 16 Maret 2015 hasil evaluasi yang didapatkan didapat

jam 13.55 wib, Obyektif bayi minum ASI/Pasi 8x (20-30) ml, berat

badan 1660 gram, reflek menghisap mulai kuat, Analisa masalah

keperawatan belum teratasi, Planning lanjutkan intervensi meliputi

menimbang berat badan, memberi ASI/Pasi, mengedukasi ibu untuk

memberi ASI yang cukup.

Setelah dilakukan tindakan keperawatan hasil evaluasi pada

diagnosa kedua yaitu Hipotermi berhubungan dengan pemajanan

lingkungan yang dingin hasil evaluasi yang di dapat penulis adalah :

Pada tanggal 14 Maret 2015 dengan metode SOAP, pada diagnosa

kedua didapatkan hasil jam 14.05 wib Obyektif suhu tubuh 36°C, Spo2

91 %, HR 160 x/menit, bayi tampak nyaman didekapan ibu, akral

dingin, suhu lingkungan 28°C, Analisa masalah belum teratasi, Planning

Page 60: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

59

lanjutkan intervensi meliputi mengkaji tanda-tanda vital pasien sebelum

dan sesudah metode kanguru, memberi metode kanguru, memberi

perawatan di incubator, memberi selimut pada bagian tubuh bayi yang

terbuka.

Pada tanggal 15 Maret 201 didapatkan hasil pada diangnosa kedua

jam 14.15 wib, Obyektif suhu 36,6°C, Spo2 95 %, HR 160 x/menit, bayi

tampak nyaman, akral hangat, Analisa masalah teratasi sebagian,

Planning lanjutkan intervensi yang meliputi mengkaji tanda-tanda vital

pasien sebelum dan sesudah metode kanguru, memberi metode kanguru,

memberi perawatan di incubator.

Pada tanggal 16 Maret 2015 diagnoasa kedua didapatkan hasil

evaluasi jam 14.10 wib, Obyektif suhu 36,9°C, Spo2 99 %, HR 159

x/menit, Analisa masalah keperawatan teratasi, Planning pertahankan

intervensi meliputi memberi metode kanguru.

Page 61: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

60

BAB V

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan membahas tentang “Aplikasi Tindakan

metode kanguru terhadap fungsi fisiologis pada Asuhan keperawatan bayi

Ny. F dengan kelahiran prematur di ruang High Care Unit (HCU) Neonatus

RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Asuhan keperawatan yang dilakukan

melalui tahap : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi

dan evaluasi. Penulis dalam bab ini membahas tentang adanya kesesuaian

maupun kesenjangan antara teori dan hasil aplikasi pada kasus.

A. Pengkajian

Menurut Potter & Perry (2005) pengkajian adalah suatu proses

sistematis dari pengumpulan verivikasi dan komunikasi data tentang

pasien atau klien yang bertujuan untuk menetapkan data tentang

kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman yang berkaitan, praktik

kesehatan, tujuan, nilai dan nilai gaya hidup yang dilakukan pasien atau

klien. Pengkajian pada bayi prematur meliputi pengumpulan riwayat

bayi, riwayat ibu, pengkajian fisik (Pantiawati, 2010).

Pada riwayat bayi didapatkan hasil pengkjian bayi Ny. F yaitu

warna kulit pink atau merah muda, pernapasan 40 x/menit, nadi 160

x/menit, tonus otot lemah, reflek rangsangan menangis. Menurut teori

Verney, (2007) nilai apgar score pada bayi prematur yaitu : skor

Apperance (warna kulit) 0 : pucat, 1 : badan merah ekstremitas biru, 2 :

Page 62: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

61

seluruh tubuh kemerah-merahan. Nilai Pulse rate I (Frekuensi nadi) 0 :

tidak ada, 1 : kurang dari 100, 2 : lebih dari 100. Nilai Grimace (reaksi

rangsangan) 0 : tidak ada, 1 : meringis, 2 : menangis. Nilai Activity

(tonus otot) 0 : lemah, 1 : sedang, 2 : gerakan aktif. Nilai Respration 0 :

tidak ada, 1 : lemah/ tidak teratur, 2 : baik/ teratur.

Dalam pengkajian pemeriksaan fisik yang dilakukan oleh penulis

pada pasien didapatkan data yaitu reflek menghisap lemah, tonus otot

lemah. Menurut Pantiawati (2010), pada bayi prematur tonus otot

lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah hal

tersebut karena fungsi saraf yang belum atau kurang matang, hal

tersebut juga mengakibatkan reflek menghisap, menelan masih lemah.

Pada pemeriksaan tanda-tanda vital suhu tubuh 35,5°C, frekuensi

jantung 160 x/menit, pernafasan 40 x/menit, saturasi oksigen 90%.

Pada pemeriksaan fisik tanda-tanda vital didapatkan hasil

pengkajian pada bayi Ny. F dengan suhu 35,5°C. Menurut Maryunani

(2013) pada bayi prematur mengalami hipotermi hal tersebut

diakibatkan karena kurangnya jaringan lemak dibawah kulit atau

jaringan lemak bawah kulit lebih sedikit, hipotermi juga terjadi karena

hanya sedikitnya lemak tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada

bayi baru lahir belum matang.

Pada saturasi oksigen penulis mendapatkan hasil saturasi oksigen

yaitu 90 %. Menurut WHO (2009) dalam tesis Deswita (2010), saturasi

oksigen normal terkisar 90-100 %. Selain itu pemantauan saturasi

Page 63: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

62

oksigen berarti mencegah terjadinya retinopathy bagi bayi prematur.

Oksigen harus diberikan bila saturasi oksigen di bawah 90 %.

Pada pemeriksaan paru auskultasi didapatkan suara bersih,

respirasi 40 kali per menit, tidak menggunakan alat bantu pernafasan,

hal ini sesuai dengan teori Pantiawati, (2010) pada pemeriksaan paru

jumlah pernafasan rata rata antara 40-60 kali permenit.

Pada pemeriksaan jantung didapatkan bunyi jantung regular

frekuensi jantung 160 kali permenit, saat diauskultasi terdengar suara

jantung lup dup. Hal ini sesuai dengan teori Pantiawati, (2010) yaitu

denyut jantung bayi prematur rata rata 120-160 kali per menit.

Kebisingan jantung terdengar pada seperempat bagian intercostal.

Pada pemeriksaan kulit bayi Ny. F didapatkan hasil kulit

berwarna pink atau merah muda, turgor kulit tidak elastis dan terdapat

rambut lanugo banyak. Menurut Pantiawati (2010), pada bayi prematur

kulit berwarna merah muda atau merah, atau campuran bermacam

warna, dengan rambut lanugo disekujur tubuh, kulit tampak transparan,

halus dan mengkilat.

Penulis melakukan pengkajian pada kasus ini data yang telah

diperoleh dengan cara autoanamnesa dan alloanamnesa. Pengkajian

pada bayi Ny. F dilakukan pada tanggal 14 Maret 2015 jam 07.55 WIB,

untuk keluhan utama yaitu : Hipotermi bayi Ny. F pasien tampak akral

teraba dingin, suhu tubuh 35,5°C, bibir bayi tampak sianosis. Data yang

didapat oleh penulis di dukung oleh teori bahwa pada pasien bayi

Page 64: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

63

prematur yang mengalami hipotermi ditandai dengan ciri-ciri sebagai

berikut : Suhu tubuh dibawah normal, akral dingin, kulit dingin dan

sianosis (Pantiawati, 2010).

Berdasarkan kasus bayi Ny. F dengan teori tidak terdapat

kesenjangan, hipotermi pada bayi prematur diakibatkan karena

kurangnya jaringan lemak dibawah kulit atau jaringan lemak bawah

kulit lebih sedikit, hipotermi juga terjadi karena hanya sedikitnya lemak

tubuh dan sistem pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum

matang. (tatalaksana metode kanguru dengan kontak kulit dengan kulit

membantu bayi prematur tetap hangat) (Maryunani, 2013).

Hasil pengkajian ketidakefektifan pola makan bayi yaitu Berat

badan 1600 gram, reflek hisap lemah, terpasang NGT, usia gestasi 28

minggu, bayi minum ASI/Pasi 8x (10-15) ml. berdasarkan dari data

tersebut, kondisi bayi Ny. F mengalami ketidakefektifan pola makan

bayi. Menurut Maryunani (2014) bayi prematur mengalami gangguan

masalah nutrisi karena pada bayi prematur reflek menelan dan

menghisap bayi yang lemah atau buruk terutama sebelum 34 minggu.

Berdasarkan pada kasus bayi Ny. F didapatkan tidak ada

kesenjangan teori, pada bayi prematur yang mengalami

Ketidakefektifan pola makan bayi dikarenakan pada bayi prematur alat

pencernaa yang masih belum sempurna, lambung bayi yang kecil,

enzim pencernaan yang belum matang. Sedangkan kebutuhan protein 3-

5 gr/kg BB dan kalori 110 gr/ BB (Proverawati & Cahyo, 2010).

Page 65: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

64

B. Diagnosa keperawatan

Menurut Kusuma, H dan Nurarif (2012) diagnosa keperawatan

merupakan sebuah label singkat yang menggambarkan kondisi pasien

yang diobservasi di lapangan.

Diagnosa yang muncul pada pasien bayi prematur ada 4 yaitu

Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan prematuritas,

hipotermi berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin,

kekurangan volume cairan berhubungan dengan pengeluaran yang

disebabkan oleh imaturitas, resiko infeksi berhubungan dengan kurang

kekebalan tubuh (Pantiawati, 2010).

Sedangkan diagnosa yang di temukan berdasarkan data

pengkajian bayi Ny. F yaitu diagnosa keperawatan

pertamaKetidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan

prematuritas. Diagnosa kedua Hipotermi berhubungan dengan

pemajanan lingkungan yang dingin. Penulis menegakkan prioritas

diagnosa keperawatan yang pertama yaitu Ketidakefektifan pola makan

bayi berhubungan dengan prematuritas berdasarkan “Hirarki Maslow”

kebutuhan manusia ada 5 tahap antara lain yaitu fisiologis, rasa aman

dan nyaman, sosial, harga diri, aktualisasi diri. Nutrisi adalah

merupakan kebutuhan fisiologis (respirasi, sirkulasi, suhu, nyeri, cairan,

perawatan kulit, mobilisasi dan eliminasi), kebutuhan manusia yang

paling diutamakan (Wahyanti 2014).

Page 66: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

65

Prioritas diagnosa kedua yaitu Hipotermi berhubungan dengan

pemajanan lingkungan yang dingin. Pengaturan suhu dan keterbatasan

lemak subkutan juga termasuk dalam kebutuhan dasar manusia

fisiologis. Teori Maslow mengatakan kebutuhan tingkat dasar tersebut

harus terpenuhi dahulu sebelum beralih ke kebutuhan tingkat yang lebih

tinggi.kebutuhan fisiologis biasanya sebagai prioritas yang utama bagi

pasien dari kebutuhan lainnya (Dermawan, 2012).

Penulis menegakkan prioritas diagnosa yang pertama yaitu

Ketidakefektifan pola makan bayi berhubungan dengan prematuritas.

Pada saat pengkajian didapatkan hasil data Obyektif Berat badan 1600

gram, reflek hisap lemah, terpasang NGT, lahir 28 minggu. Batasan

karakteristik pada diagnosa tersebut yaitu Ketidakmampuan untuk

memulai menghisap yang efektif, Barat badan kurang dari 20% atau

dibawah berat badan ideal untuk tinggi badan dan rangka tubuh,

kehilangan berat badan dengan asupan makanan yang tidak adekuat.

Ketidakefektifan pola makan bayi adalah asupan nutrisi yang tidak

mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic (Wilkinson & Ahern,

2012). Penulis mengangkat diagnosa tersebut karena tanda dan gejala

yang muncul pada pasien sesuai dengan batasan karakteristik dalam

teori.

Pada diagnosa kedua yaitu penulis menegakkan diagnosa

keperawatan Hipotermi berhubungan dengan pemajanan lingkungan

yang dingin. Didapatkan hasil pengkajian data Obyektif pasien tampak

Page 67: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

66

akral teraba dingin, suhu tubuh 35,5°C, bibir agak kebiruan, suhu

lingkungan 38°C,. Hipotermi adalah suhu tubuh dibawah kisaran

normal, batasan karakteristik suhu normal yaitu 36,5°C- 37,5°C, akral

dingin, kulit dingin dan sianosis. (Pantiawati, 2010). Perumusan

masalah keperawatan yang diambil penulis hipotermi di karenakan

tanda dan gejala yang ada pada pasien sesuai dengan batasan

karakteristik dalam teori.

Pada diagnosa Kekurangan volume cairan berhubungan dengan

pengeluaran yang disebabkan oleh imaturitas tidak terdapat pada bayi

Ny. F. diagnosa ini tidak terangkat karena hasil dipengkajian tidak

ditemukan. Kekurangan volume cairan adalah peningkatan retensi

cairan isotonik. Batasan karakteristik kekurangan volume cairan yaitu

gangguan elektrolit, ansietas perubahan pola nafas, edema, penambahan

berat badan dalam waktu singkat. (Hermand, 2013).

Diagnosa Resiko infeksi berhubungan dengan kurang kekebalan

tubuh. Tidak terjadi pada bayi Ny. F karena hasil pengkajian tidak

ditemukan. Resiko infeksi merupakan peningkatan resiko terserang

organisme patogenik. Batasan karakteristik resiko infeksi antara lain

yaitu terdapat tanda-tanda infeksi (rubor, dolor, kalor, tumor,

fungsiolesa), perubahan suhu tubuh, leukosit meningkat (Herdman,

2013).

Page 68: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

67

C. Intervensi keperawatan

Perencanaan atau intervensi adalah suatu proses di dalam

pemecahan masalah yang merupakan keputusan awal tentang sesuatu

apa yang akan dilakukan, bagaimana dilakukan, kapan dilakukan, dan

siapa yang melakukan dari semua tindakan keperawatan (Dermawan,

2012).

Penulis menyusun rencana tindakan sesuai dengan kriteria NIC

(Nursing Intervention Classification) dengan menggunakan metode

ONEC (Observasi, Nursing, Intervention, Education, Collaboration).

Tujuan dan kriteria hasil ini disusun berdasarkan NOC (Nursing,

Outcomes, Classification) dengan menggunakan metode SMART

(Specific, Meausrable, achievable, realistic, time). (Dermawan, 2012).

Berdasarkan diagnosa pertama intervensi yang dilakukan penulis.

Dengan tujuan dan kriteria hasil pada diagnosa pertama, setelah

dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 Jam diharapkan nutrisi

terpenuhi dengan kriteria hasil : nutrisi dapat dipenuhi, berat badan

meningkat, reflek menghisap kuat. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil

tersebut penulis membuat rencana tindakan keperawatan meliputi

timbang berat badan bayi tujuannnya untuk mengetahui peningkatan

berat badan bayi (Pantiawati, 2014). Pemberian ASI/Pasi dan Edukasi

ibu pasien pentingnya pemberian ASI, tujuannya untuk mencegah

kekurangan nutrisi (Preverawati, 2010). Melakukan kolaborasi

pemberian nutrisi dengan dokter, tujuannya untuk menentukan

Page 69: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

68

kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan

protein atau kehilangan protein (Wilkinson & Ahern, 2012).

Pada diagnosa kedua, tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai

penulis yaitu setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24

Jam diharapkan hipotermi dapat teratasi dengan kriteria hasil : suhu

tubuh dalam batas normal 36,5°- 37°C, kulit dan akral hangat, tidak

terjadi sianosis. Berdasarkan tujuan dan kriteria hasil tersebut penulis

membuat rencana tindakan keperawatan yaitu meliputi observasi suhu

yang meliputi suhu tubuh, denyut nadi, frekuensi pernafasan, saturasi

oksigen, yaitu untuk mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh,

perubahan tanda-tanda vital dapat terjadi apabila tubuh dalam kondisi

aktivitas atau dalam keadaan sakit dan perubahan tersebut sebagai

indikator adanya gangguann tubuh (Hidayat, 2005). Memberikan

metode kanguru untuk menjaga kehangatan pasien, Perawatan Metode

Kanguru adalah cara yang paling sederhana untuk merawat bayi

prematur dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk

menghangatkan bayinya, Metode kanguru tidak hanya sekedar

mengantikan peran incubator, namun juga memberikan berbagai

keuntungan yang tidak dapat di berikan incubator (Maryuni, 2014).

Berikan perawatan bayi di incubator untuk mengatur suhu tubuh agar

tetap stabil (Ismawati, 2010). Berikan selimut pada bagian tubuh bayi

yang terbuka untuk memberi kehangatan pasien (Wong, 2009).

Page 70: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

69

D. Implementasi keperawatan

Implementasi adalah pelaksanaan rencana keperawatan oleh

perawat dan pasien. Implementasi merupakan tahap yang ke empat dari

proses keperawatan yang dimulai setelah perawat menyusun rencana

keperawatan atau tindakan keperawatan. Implementasi keperawatan

serangkaian tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu

pasien dari masalah status kesehatan yang di hadapi kesetatus kesehatan

yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.

Fokus utama dari komponen implementasi adalah pemberian asuhan

keperawatan yang aman dan individual dengan pendekatan multifocal

implementasi perencanaan berupa penyelesaian tindakan yang

diperlukan untuk memenuhi kriteria hasil seperti yang digambarkan

dalam rencana tindakan. Tindakan dapat dilaksanakan yaitu oleh

perawat, pasien, anggota keluarga, anggota tim kesehatan lainnya

(Dermawan, 2012).

Penulis melakukan tindakan keperawatan berdasarkan diagnosa

keperawatan yang muncul pada klien dan sesuai rencana yang

ditetapkan. Penulis melakukan tindakan keperawatan selama 3 hari.

Pada diagnosa pertama tindakan keperawatan yang dilakukan penulis

adalah menimbang berat badan, memberikan ASI/Pasi, mengedukasi

ibu pasien pentingnya pemberian ASI. Melakukan kolaborasi

pemberian nutrisi dengan dokter. Hasil respon baik subyektif maupun

Page 71: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

70

obyektif setelah diberikan diatas berat badan pasien menjadi 1660 gram,

reflek menghisap mulai kuat.

Mengkaji berat badan bayi, menurut Pantiawati (2014) bertujuan

untuk mengetahui peningkatan berat badan bayi. Pemberian ASI/Pasi

dan Edukasi ibu pasien pentingnya pemberian ASI, tujuannya untuk

mencegah kekurangan nutrisi (Preverawati, 2010). Kolaborasi

pemberian nutrisi dengan ahli gizi, tujuannya untuk menentukan

kebutuhan protein pasien yang mengalami ketidakadekuatan asupan

protein atau kehilangan protein (Wilkinson & Ahern, 2012).

Pada diagnosa kedua tindakan keperawatan yang dilakukan

penulis adalah mengobservasi tanda-tanda vital pasien. Menurut Hidayat

(2005), pemeriksaan tanda-tanda vital merupakan suatu cara untuk

mendeteksi adanya perubahan sistem tubuh. Selanjutnya tindakan yang

dilakukan penulis yaitu memberikan metode kanguru. Perawatan

Metode Kanguru adalah cara yang paling sederhana untuk merawat bayi

prematur, dimana ibu menggunakan suhu tubuhnya untuk

menghangatkan bayinya (Maryunani, 2014). Memberikan perawatan

pada bayi di incubator untuk mengatur suhu tubuh agar tetap stabil

(Ismawati, 2010). Memberikan selimut pada bagian tubuh bayi yang

terbuka untuk memberi kehangatan pasien (Wong, 2009). Melakukan

kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat sesuai advice untuk

proses penyembuhan pasien (Mitayani, 2012).

Page 72: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

71

Pemberian Perawatan metode kanguru merupakan perawatan bayi

kecil yang secara terus-menerus dilakukan kontak langsung dengan ibu

dan diberi ASI secara eksklusif (idealnya). PMK dapat dimulai di

rumah sakit segera setelah kondisi bayi memungkinkan (Subekti, 2008).

Pada tanggal 14 maret 2015 penulis mendapatkan data sahu tubuh

35,5°, terpasang NGT, berat badan 1600 gram, tidak terpasang oksigen.

Mekanisme kerja perawatan metode kanguru adalah berfungsi

sebagai termoregulator dalam memberikan lingkungan yang termonetral

bagi setiap neonatus melalui aliran panas konduksi dan radiasi.

Lingkungan termoral adalah lingkungan suhu agar bayi dapat

mempertahankan optimal (36,5°- 37,5°C) dengan mengeluarkan energi

atau kalori yang minimal, terutama bagi bayi prematur yang persediaan

atau sumber kalorinya sangat terbatas. Data yang didapatkan penulis

yaitu berat badan bayi 1600 gram.

Kriteria perawatan metode kanguru adalah suhu tubuh bayi stabil

dan optimal (36,5°- 37,5°C), kenaikan berat badan stabil, produksi ASI

adekuat, bayi tumbuh dan berkembang optimal (Muslihatun, 2010).

Hipotermi adalah suhu tubuh dibawah 36,5°C, pengukuran

dilakukan pada ketiak/ axilla selama 3-5 menit. (Maryunani, 2014).

Bayi prematur cenderung mengalami hipotermi, dalam kandungan

bayi berada dalam suhu lingkungan yang normal dan stabil yaitu 36,5°-

37,5°C. Segera setelah lahir bayi dihadapkan pada suhu lingkungan

yang umumnya lebih rendah. Selain itu hipotermi dapat terjadi karena

Page 73: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

72

kemampuan untuk mempertahankan panas dan kesanggupan menambah

produksi panas sangat terbatas karena lemak subkutan yang sedikit,

belum matangnya sistem saraf pengatur suhu tubuh, luas permukaan

suhu tubuh relatif lebih besar dibanding dengan berat badan sehingga

mudah kehilangan panas (Pantiawati, 2010).

E. Evaluasi keperawatan

Evaluasi didefinisikan sebagai keputusan dari efektifitas asuhan

keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah

ditetapkan dengan respon perilaku klien yang tampil. Evaluasi adalah

membandingkan suatu hasil atau perbuatan dengan standar untuk tujuan

dalam pengambilan keputusan yang tepat sejauh mana tujuan dapat

tercapai. Evaluasi keperawatan membandingkan efek atau hasil

tindakan keperawatan dengan normal atau kriteria tujuan yang sidah

dibuat (Dermawan, 2012).

Tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3 hari sudah

dilakukan sesuai dengan pengelolaan asuhan keperawatan serta

kolaborasi dengan tim medis. Hasil evaluasi yang sudah didapatkan

diagnosa pertama masalah keperawatan Ketidakefektifan pola makan

bayi pada pasien belum teratasi karena tujuan yang diharapkan belum

tercapai dan memenuhi kriteria hasil diantaranya, yaitu berat badan

meningkat, berat badan dalam batas normal (2500 gram), membran

mukosa tidak kering (Wilkinson, 2012). Evaluasi dengan metode SOAP

Page 74: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

73

yaitu bayi minum ASI/Pasi 8x (20-30), reflek menghisap mulai kuat,

berat badan meningkat menjadi 1660 gram.

Evaluasi menurut SOAP yang sudah didapatkan pada masalah

keperawatan Hipotermia akral hangat, kulit hangat, suhu sudah normal

36,9°C, Spo2 99 %, HR 159 x/menit. Hasil yang di dapatkan oleh

penulis pada pasien sudah teratasi karena tujuan yang diharapkan sudah

tercapai dan memenuhi kriteria hasil diantaranya suhu badan meningkat,

suhu badan dalam batas normal (36,5°C-37,5°C), akral hangat, bibir

tidak sianosis, tidak ada cupping hidung (Wilkinson, 2012).

Page 75: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

74

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengkajian, penentuan diagnosa,

perencanaan,implementasi dan evaluasi tentang aplikasi tindakan metode

kanguru terhadap fungsi fisiologis pada asuhan keperawatan bayi Ny. F di

ruang High Care Unit (HCU) Neonatal RSUD Dr. Moewardi Surakarta

maka dapat ditarik kesimpulan :

1. Pengkajian

Hasil pengkajian pada bayi Ny. F dengan bayi prematur

didapatkan data obyektif data obyektif Bayi, Ny. F lahir 28 minggu,

terpasang NGT, berat badan 1600 gram, reflek menghisap lemah, bayi

minum diet ASI/ Pasi 8x (10-15) ml. Pada diagnosa kedua data

obyektif bayi. Ny.F tampak akral teraba dingin, suhu tubuh 35,5°C,

bibir bayi tampak sianosis, suhu lingkungan 38°C.

2. Diagnos keperawatan

Hasil analisa diatas maka penulis membuat prioritas diagnosa

keperawatan yang pertama yaitu Ketidakefektifan pola makan bayi

berhubungan dengan prematuritas, dan yang kedua Hipotermi

berhubungan dengan pemajanan lingkungan yang dingin.

Page 76: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

75

3. Intervensi keperawatan

Pada diagnosa pertama, intervensi yang dibuat penulis meliputi

timbang berat badan bayi, beri ASI/Pasi, Edukasi ibu untuk memberi

ASI, kolaborasi dengan ahli gizi.

Pada diagnosa kedua Intervensi yang dibuat penulis meliputi

observasi tanda-tanda vital pasien sebelum dan sesudah pemberian

metode kanguru, Berikan metode kanguru, berikan perawatan pada

bayi di incubator, berikan selimut pada bagian tubuh bayi yang

terbuka, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat sesuai

advise.

4. Implementasi keperawatan

Tindakan keperawatan yang dilakukan pada bayi Ny. F selama

tanggal 14-16 Maret 2015 yaitu untuk diagnosa pertama meliputi

menimbang berat badan bayi, memberi ASI/Pasi, mrngedukasi ibu

untuk memberi ASI, melakukan kolaborasi dengan dokter. Pada

diagnosa kedua yaitu mengobservasi tanda-tanda vital pasien sebelum

dan sesudah pemberian metode kanguru, memberikan metode

kanguru, memberikan perawatan pada bayi di incubator, memberikan

selimut pada bagian tubuh bayi yang terbuka, melakukan kolaborasi

dengan tim medis untuk pemberian obat sesuai advise.

5. Evaluasi keperawatan

Hasil evaluasi pada tanggal 14 Maret 2015 dengan metode

SOAP, pada diagnosa pertama hasil yang didapat jam 13.50 wib,

Page 77: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

76

Subyektif tidak terkaji, Obyektif berat badan 1600 gram, bayi minum

ASI/Pasi 8x (10-15) ml, reflek mnghisap lemah, Analisa masalah

belum teratasi, Planning lanjutkan intervensi yang meliputi

meninbang Berat Badan setiap hari, memberi ASI/Pasi. Diagnosa

kedua didapatkan hasil jam 14.05 wib Subyektif tidak terkaji, Obyektif

suhu 36°C, Spo2 91 %, HR 160 x/menit, bayi tampak nyaman

didekapan ibu, Analisa masalah belum teratasi, Planning lanjutkan

intervensi meliputi mengkaji tanda-tanda vital pasien sebelum dan

sesudah metode kanguru, memberi metode kanguru, memberi

perawatan di incubator, memberi selimut pada bagian tubuh bayi yang

terbuka.

Pada tanggal 15 Maret 2015 pada diagnosa pertama didapatkan

hasil jam 14.00 wib, Subyektif tidak terkaji, Obyektif bayi minum

ASI/Pasi 8x (15-20) ml, Berat Badan 1600 gram, reflek menghisap

lemah, Analisa masalah keperawatan teratasi sebagian, Planning

lanjutkan intervensi meliputi memingkatkan pemberian ASI/Pasi,

menimbang Berat Badan bayi. Pada diangnosa kedua jam 14.15 wib,

Subyektif tidak terkaji, Obyektif suhu 36,6°C, Spo2 95 %, HR 160

x/menit, bayi tampak nyaman, Analisa masalah teratasi sebagian,

Planning lanjutkan intervensi yang meliputi mengkaji tanda-tanda

vital pasien sebelum dan sesudah metode kanguru, memberi metode

kanguru, memberi perawatan di incubator.

Page 78: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

77

Pada tanggal 16 Maret 2015 diagnoasa pertama hasil evaluasi

yang didapat jam 13.55 wib, Subyektif tidak terkaji, Obyektif bayi

minum ASI/Pasi 8x (20-30) ml, Berat Badan 1660 gram, reflek

menghisap mulai kuat, Analisa masalah keperawatan teratasi,

Planning pertahankan intervensi meliputi beri ASI/Pasi. Pada

diagnosa kedua jam 14.10 wib, Subyektif tidak terkaji, Obyektif suhu

36,9°C, Spo2 99 %, HR 159 x/menit, Analisa masalah keperawatan

teratasi, Planning pertahankan intervensi meliputi memberi metode

kanguru.

6. Analisa

Penulis dapat menganalisa bahwa aplikasi tindakan metode

kanguru pada bayi Ny. F terhadap fungsi fisiologis bayi prematur

dapat meningkatkan suhu tubuh. Hasil pengkajian yang dilakukan

penulis selama 3 hari dengan durasi waktu 2 jam suhu tubuh bayi Ny.

F meningkat dari 35,5°C mrnjadi 36,9°C.

B. Saran

Setelah penulis melakukan aplikasi pemberian metode kanguru

terhadap fungsi fisiologis pada asuhan keperawatan bayi Ny. F dengan

kelahiran prematur, penulis akan memberi usulan dan masukan positif

khususnya di bidang kesehatan antara lain :

Page 79: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

78

1. Bagi Rumah Sakit

Sebagai peningkatan mutu pelayanan dalam memberikan asuhan

keperawatan secara komprehensif terutama pada bayi prematur dengan

kolaborasi pemberian metode PMK (Perawatan Metode Kanguru).

2. Bagi Profesi Keperawatan

Memberikan wawasan baru terhadap pengembangan pada

keperawatan anak khususnya bayi prematur dengan ganguan fisiologis.

3. Bagi Pendidik

Sebagai referensi dan wacana dalam ilmu pengetahuan khususnya

dalam bidang keperawatan anak pada bayi prematur terhadap fungsi

fisiologis dimasa yang akan datang dan acuan bagi pengembangan

laporan sejenis.

4. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman tentang perawatan bayi

prematur dan aplikasi riset melalui proses keperawatan memberikan

PMK (Perawatan Metode Kanguru) pada bayi prematur terhadap

fungsi fisiologis.

Page 80: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

79

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2009). Profil kesehatan Indonesia

2008. Jakarta.

Dermawan, Deden 2012. Proses Keperawatan Penerapan Konsep dan Kerangka

Kerja.Yogyakarta : Gosyem Publishing.

Deswita. 2010. Tesis pengaruh perawatan metode kanguru terhadap fungsi

fisiologis bayi prematur: FKI. UI. Depok.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. 2009. Profil Kesehatan Provinsi Ed.). St.

Louis: Mosby Inc.

Effendi, S. Jusuf. 2009. Prematuritas. Bandung : Refika Aditama.

http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/profil%20kesehatan

%20Indonesia.pdf.

Kemenkes RI. (2010). Buku saku pelayanan kesehatan neonatal esensial. Jakarta :

Kemenkes RI. Jawa Tengah

Maryunani.Anik 2013.Asuhan bayi dengan berat badanrenda.DKI Jakarta :Cv.Trans Info

Media.

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta : Salemba Medika

Mohctar, P. (2004). Obsetri dan gynecologi. Edisi 5. Jakarta: EGC

Nursalam. 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik.

Jakarta : Salemba Medika

Pantiawati, S. Si.T. Ika. 2010.Bayi dengan berat badan rendah.

Yogyakarta :NuhaMedika.

PERINASIA. (2003). Perawatan bayi berat lahir rendah dengan perawatan

metode kangguru.Jakarta : Perinasia.

Perinasia. (2008). Perawatan Bayi berat lahir rendah dengan metode kanguru.

Jakarta : Perinasia.

Potter dan Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Edisi 4. Jakarta.

Buku Kedokteran : EGC

Proverawati Atika dan Cahyo Ismawati. 2010. BBLR (Berat Badan Lahir

Rendah). Yogyakarta: Nuha Medika.

Page 81: APLIKASI TINDAKAN PERAWATAN METODE KANGURU …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-dennymayas... · dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

80

Sari. S.Kep. Weni. Kristiyana. Neonatus dan asuhan keperawatan anak.

Yogyakarta : Nuha Medika.

Syamsu, Andi, Fatmawati 2013.Pengaruh perawatan metode kanguru terhadap

fungsi fisiologis bayi prematur:Politeknik Kesehatan Palu.

Wijayanegara, H. et al. (2009). Prematuritas. Bandung. Penerbit Refika Aditama.

Wilkinson dan Ahern. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta. Buku

Kedokteran: EGC

Wong, D.L., & Hockenberry, M.J. (2004). Wong’sclinical manual of pediatric

nursing (6th