aplikasi sistem pendukung keputusan penjadwalan kuliah berdasarkan kesediaan waktu dosen mengajar

65
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELOMPOK I MULYONO AGUS SAPUTRA SISKA RAYUSMI NELVIA ROZA NURMAINI OPI AJI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER

Upload: june-you-nie

Post on 02-Aug-2015

353 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

KELOMPOK IMULYONO AGUS SAPUTRA

SISKA RAYUSMINELVIA ROZA

NURMAINIOPI AJI

SISTEM INFORMASI

FAKULTAS ILMU KOMPUTERUNIVERSITAS LANCANG KUNING

PEKANBARU

2011

Page 2: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

1. APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENJADWALAN KULIAH

BERDASARKAN KESEDIAAN WAKTU DOSEN MENGAJAR (Studi Kasus

Pada STIE SBI Yogyakarta)

proses pengambilan keputusan melalui tahapan :

1) Tahap Penelusuran ( Intelligence)

Dari penelitian yang dilakukan melahirkan rumusan masalah penelitian berupa

Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan

Preferensi Kesediaan Waktu Dosen Untuk Mengajar, hasil tahapan penelitian ini

tertuang pada (Yuhilda, 2007).

2) Tahap Perancangan ( Design)

Setelah perumusan masalah, dilanjutkan dengan pencarian data-data dan

informasi berupa sistem dan prosedur penjadwalan kuliah yang telah dipakai, data-

data dosen, data-data matakuliah, data-data kelas, data-data ruang dan dampak dari

hasil penjadwalan. Pencarian dan pengumpulan data didominasi melalui wawancara

dengan staf pada Bagian Akademik yang mengurusi penjadwalan kuliah. Dari

kesemua informasi yang diperoleh, kemudian dapat dibuat penetapan kriteria-kriteria

evaluasi untuk calon dosen yang diutamakan penjadwalannya melalui pertimbangan

jabatan dosen, status dosen, pertimbangan diampu, jumlah SKS matakuliah yang

diampuh dan kebutuhan fasilitas dan ruang kelas yang disesuaikan dengan kebutuhan

matakuliah (Yuhilda, 2007).

3) Tahap Pemilihan (Choice)

Dengan mengacu pada kriteria-kriteria penilaian yang telah ditetapkan, dibuat

model-model penilaian secara matematis, sejumlah model penilaian seperti ditunjukan

pada gambar 1 yang masing-masing akan diuraikan pada pembahasan.

4) Tahap Implementasi (Implementation)

Struktur Sistem Pendukung Keputusan yang ditunjukan pada gambar 1

diimplementasikan dengan bahasa pemrograman Visual Basic 6.0 dengan Microsoft

SQL Server 2000 sebagai databasenya, yang secara detail dibahas pada (Yuhilda,

Page 3: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

2007). Sedangkan komponen-komponen Sistem Pendukung Keputusan yang

digunakan adalah :

a. Subsistem manajemen data, menyediakan data bagi sistem yang berasal dari data

internal dan data eksternal.

b. Subsistem manajemen model, berfungsi sebagai pengelola berbagai model.

c. Subsistem antar muka pengguna, merupakan fasilitas yang mampu

mengintegrasikan sistem terpasang dengan pengguna secara interaktif.

Perancangan basis data sistem pendukung keputusan yang akan memberikan

pemahaman secara keseluruhan berupa hubungan antar objek data, aliran informasi

dan transformasi dari data input menjadi output yang digambarkan secara grafik

berupa Entitas

Relationship Diagram dan Data Flow Diagram yang secara lengkap dibahas pada

(Yuhilda, 2007).

Secara keseluruhan Sistem Pendukung Keputusan yang akan dibangun,

memperhatikan kriteria-kriteria dengan bobot tertentu, yang dapat digambarkan

seperti tabel-tabel dibawah ini:

2.1 Model dan Bobot Penilaian Sistem Pendukung Keputusan

Model Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah berdasarkan

preferensi kesediaan waktu dosen untuk mengajar, dibuat dalam 7 jenis penilaian,

yaitu model penilaian status dosen, model penilaian jabatan (untuk dosen tetap),

model penilaian tingkat pendidikan dosen, model penilaian masa kerja, model

penilaian jenis matakuliah, model penilaian SKS matakuliah, dan model penilaian

kebutuhan ruang. Dimana masing-masing unsur tersebut memiliki beberapa elemen

penilaian yang akan menentukan hasil akhir sistem pendukung keputusan yang akan

digunakan oleh para pengguna dalam menentukan suatu keputusan.

Setiap elemen berbobot penilaian yang berbeda-beda tergantung dari hasil

penilaian kriteria yang ada. Batasan penilaian dimulai dari angka 40 sebagai yang

terendah sampai dengan nilai 100 sebagai yang tertinggi. Sedangkan bobot

penilaiannya sudah ditentukan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh si

peneliti dengan bersumber pada hasil penelitian, namun hal ini untuk seterusnya bisa

diadakan perubahan-perubahan searah dengan tuntutan kebutuhan. Bahwa sistem ini

proses penilaiannya mengacu kepada pemenuhan kriteriakriteria yang telah ditetapkan

serta mengacu pada beberapa kasus yang telah terjadi, sehingga benar-benar

mempunyai tolak ukur yang baik.

Page 4: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

2.1.1 Model Penilaian Status Dosen

Penilaian elemen ini dilakukan dengan memanfaatkan hasil pengambilan data

status dosen. Penilaian kebutuhan ini berbobot 20%, dengan nilai 100 untuk

klasifikasi dosen tetap, 80 untuk tidak tetap dan 60 untuk dosen tamu seperti

ditunjukkan pada tabel 1

2.1.2 Model Penilaian Jabatan Internal

Model penilaian jabatan internal yang ditujukan untuk dosen tetap dengan

bobot penilaian 15 %, dengan pembagian kriteria penilaian untuk ketua 100,

Pembantu Ketua (Puket) 90, Ketua Jurusan (Kajur) 80, Kepala Bagian (Kabag) 70,

dan Staff biasa 60 seperti

ditunjukkan pada tabel 2.

2.1.3 Model Penilaian Tingkat Pendidikan

Model penilaian tingkat pendidikan dosen dengan bobot 15%, dengan

pembagian kriteria penilaian untuk tingkat pendidikan S3 100, S2 80, dan S1 70

seperti ditunjukkan pada tabel 3.

Page 5: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

2.1.4 Model Penilaian Masa Kerja

Model penilaian masa kerja dosen dengan bobot 10 %, dengan pembagian

kriteria penilaian untuk masa kerja >10 tahun 100, 8-10 tahun 80, 5-7 tahun 60 dan 1-

4 tahun 40 seperti ditunjukkan pada tabel 4.

2.1.5 Model Penilaian Jenis Matakuliah

Model penilaian jenis matakuliah dengan bobot 20 %, dengan pembagian

kriteria penilaian untuk matakuliah wajib 100 dan matakuliah pilihan 50 seperti

ditunjukkan pada tabel 5.

2.1.6 Model Penilaian SKS Matakuliah

Model penilaian SKS matakuliah dengan bobot 10 %, dengan pembagian

kriteria penilaian untuk 4 SKS 100, 3 SKS 80 dan 2 SKS 70 seperti ditunjukkan pada

tabel 6.

Page 6: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

2.1.7 Model Penilaian Kebutuhan Ruang Kelas Matakuliah

Model penilaian Kebutuhan ruang kelas matakuliah dengan bobot 10 %,

dengan pembagian kriteria penilaian untuk kebutuhan ruang tipe A 100, tipe B 90 dan

Tipe C 80 seperti ditunjukkan pada tabel 7.

2.2 Hasil Pemrosesan Sistem Pendukung Keputusan

Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan dibangun untuk menentukan prioritas

urutan dosen dalam menentukan penjadwalan kuliah berdasarkan preferensi kesediaan

masing-masing dosen untuk mengajar pada perguruan tinggi STIE SBI Yogyakarta,

dalam menghasilkan keluaran tersebut sistem secara keseluruhan melakukan

pemrosesan sebagai berikut :

- Pemrosesan Input, terdiri dari pemasukan data dosen, pemasukan data matakuliah,

pemasukan data kelas, pemasukan data ruang dan pemasukan data kesediaan

berisikan sebagian data yang menjadi syarat-syarat untuk penjadwalan kuliah

berdasarkan preferensi kesediaan waktu masing-masing dosen.

- Pemrosesan Penilaian yang terdiri dari Penilaian berbagai macam bobot nilai kriteria

atau parameter.

- Hasil Penilaian berdasarkan hasil perhitungan bobot kriteria penilaian yang ada

untuk setiap matakuliah seperti nampak pada gambar 2.

Page 7: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Dari hasil yang telah ditunjukkan diatas dapat diketahui bahwa total

keseluruhan hasil penilaian untuk untuk masing-masing dosen Izzah dan dosen

Wawan adalah 91,50 dan 88,00. Sehingga untuk mengukur prioritas penjadwalan,

dosen yang diutamakan penjadwalannya terlebih dahulu adalah dosen dengan point

tertinggi. Baru kemudian diikuti dengan dosen-dosen berikutnya. Disini dosen dengan

point tertinggi yang dimaksudkan adalah Izzah. Gambar 3

Pada gambar diatas menerangkan bahwa dosen Izzah di prioritaskan

penjadwalannya karena mempunyai urutan point tertinggi. Disusul oleh dosen Wawan

dan seterusnya sesuai dengan urutan point masing-masing dosen. Jika ada dua dosen

yang secara kebetulan mempunyai kesediaan waktu mengajar yang sama, maka dosen

dengan point yang lebih tinggi di prioritaskan untuk dijadwalkan sesuai dengan

kesediaannya. Sedangkan dosen berikutnya dijadwalkan berikutnya sesuai dengan

urutan point tersebut. Seperti terlihat pada gambar 4.

Page 8: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Mengacu pada gambar 2 yang menunjukkan point dosen Izzah 91,50 lebih

tinggi dari point dosen Marwadi 73,00, maka kesediaan dosen Izzah lebih

diprioritaskan untuk dijadwalkan terlebih dahulu dibandingkan dengan dosen

Marwadi. Mengacu pada gambar 3 dapat kita lihat bahwa penjadwalan untuk dosen

Izzah sesuai dengan waktu kesediaannya. Yakni mengajar pada hari selasa dan kamis.

Sedangkan hasil penjadwalan final untuk dosen Marwadi dapat dilihat pada gambar 5.

3. Penutup

Beberapa kesimpulan yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah :

1. Sistem Pendukung keputusan ini dibuat dengan pemodelan yang memperhatikan

berbagai faktor yang dipakai sebagai kriteria penilaian dan pemberian bobot

diantaranya penilaian status dosen, jabatan, tingkat pendidikan, masa kerja,

matakuliah, SKS matakuliah, dan penilaian kebutuhan ruang yang dianggap relevan

dengan kondisi dan realita pada STIE SBI Yogyakarta.

2. Sistem Pendukung Keputusan ini memiliki kriteria-kriteria yang dapat dirubah bobot

nilainya sesuai dengan kesepakatan dan kebutuhan

3. Hasil yang diperoleh dari sistem yang terbentuk, akan memberikan alternatif penilaian

bagi para pengambil keputusan untuk menentukan penjadwalan kuliah yang sesuai

dengan pereferensi kesediaan waktu dosen yang bersangkutan untuk mengajar.

Page 9: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

2. ANALISIS PENERIMAAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN (SIPUS)

TERPADU VERSI 3 DI LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA (UGM)

Latar Belakang Masalah

Penggunaan sistem informasi Perpustakaan saat ini sudah tidak asing lagi.

Banyak perpustakaan mulai menggunakan sistem informasi perpustakaan sebagai bagian

penting untuk meningkatkan kinerja staf perpustakaan dan organisasi perpustakaan.

Sistem informasi perpustakaan pun berkembang sedemikian pesat baik yang disediakan

secara gratis atau tidak sampai dengan sistem yang dikembangkan sendiri oleh

perpustakaan. Perpustakaan diberi kebebasan untuk memilih sistem informasi

perpustakaan yang paling baik dan sesuai dengan kebutuhan perpustakaan. Pemilihan

sistem informasi menjadi pertaruhan bagi perpustakaan dalam menghadapi globalisasi

informasi dan perkembangan teknologi informasi. Perpustakaan harus dapat menentukan

sistem informasi yang mampu terimplementasi dengan baik dan mampu diterima

penggunanya.

Unit Penunjang Umum (UPU) Perpustakaan Universitas Gadjah Mada (UGM)

melalui PT. Gamatechno telah mengembangkan sebuah sistem informasi perpustakaan

yaitu Sistem Informasi Perpustakaan (SIPUS) Terpadu versi 3 (tiga) untuk menjawab

kebutuhan internal akan adanya sistem informasi perpustakaan yang baik dan sesuai

kebutuhan. SIPUS dikembangkan sejak tahun 2000 hingga saat ini yakni mulai dari

SIPUS versi 1 (satu) tahun 2000/2001, versi 2 (dua) tahun 2002/2003, versi 3 (tiga) tahun

2004/2006 dan versi web yang merupakan versi 4 (empat) tahun 2006/2007, sehingga

sudah 6 tahun sistem ini dikembangkan. Dari keempat sistem informasi perpustakaan,

SIPUS Terpadu versi 3 (tiga) atau SIPUS versi 3 ternyata merupakan program yang saat

ini paling realibel diterapkan pada perpustakaan di lingkungan UGM. Hal ini juga

disebabkan SIPUS versi 4 (empat) yang dikembangkan baru dalam tahap ujicoba pada

dua perpustakaan di lingkungan UGM. Namun dari studi awal yang dilakukan oleh

peneliti, ternyata pemakaian SIPUS versi 3 belum begitu menggembirakan atau

mendapat sambutan dari perpustakaan-perpustakaan di lingkungan UGM. Dari total

perpustakaan yang mencapai 60 perpustakaan yang terdiri dari perpustakaan fakultas,

perpustakaan pasca sarjana, perpustakaan pusat studi dan perpustakaan jurusan, ternyata

hanya ada 4 (empat) perpustakaan yang menggunakan SIPUS versi 3 ini.

Page 10: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Landasan Teori

Definisi Teoritis

Lucas (1987) mengartikan sistem sebagai suatu kumpulan atau himpunan dari unsur,

komponen, atau variabel-variabel yang terorganisasi, saling berinteraksi, saling bergantung

satu sama lain dan terpadu2. Sedangkan Indrajit3 mendefinisikan sistem sebagai kumpulan

dari komponen-komponen yang memiliki unsur keterkaitan antara satu dan lainnya.

Sedangkan Zwass4 menyatakan sistem adalah “Set of components (subsystems or elementary

parts) that operate together to achieve a common objective (or multiple objectives).”

Sehingga dapat dikatakan bahwa sistem adalah merupakan suatu hal yang saling terkait satu

sama lain untuk mencapai sebuah tujuan yang sama.

Istilah informasi, menurut Davis5 adalah data yang telah diolah menjadi sebuah

bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini

atau mendatang. Sedangkan menurut Zwass6 adalah “an increment in knowledge. May be

obtained by processing data into meaningful and useful content and form.” Berdasar definisi

di atas maka dapat dikatakan bahwa sebuah informasi adalah data yang mempunyai makna,

artinya ketika sesuatu hal (data) tidak mempunyai makna maka belum dapat dikatakan

sebagai sebuah informasi.

Definisi ini menggambarkan adanya interaksi diantara elemen yang sistematis dan

teratur untuk menciptakan dan membentuk aliran informasi yang mendukung pembuatan

keputusan dan melakukan control terhadap jalannya perusahaan (perpustakaan). Sedangkan

Indrajit (2000) mendefinisikan sistem informasi sebagai suatu kumpulan dari komponen-

komponen dalam perusahaan atau organisasi yang berhubungan dengan proses penciptaan

dan pengaliran informasi

Tingkatan Sistem Informasi

Setiap jenis sistem informasi berbasis teknologi informasi (komputer) dikembangkan

berdasarkan lini manajerial. Masing-masing sistem informasi tersebut memiliki fungsi dan

manfaat bagi tiap tingkatan manajerial14. Hal ini menentukan tingkatan dari setiap sistem

informasi yang dikembangkan. Tingkatan system informasi terdiri dari:

1. Sistem pemrosesan transaksi atau Transaction Processing Systems (TPS) merupakan

bentuk perkembangan dari kantor elektronik, dimana sebagian dari pekerjaan rutin

diotomatisasi termasuk untuk pemrosesan transaksi. TPS ini merupakan pemrosesan data

Page 11: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

transaksi yang menghasilkan informasi yang akurat yang akan digunakan sesuai

kebutuhan. Pada kasus perpustakaan, maka tingkatan sistem ini adalah untuk memenuhi

kebutuhan transaksi yang dilakukan di bagian pengadaan, pengolahan, sirkulasi dan

keanggotaan.

2. Sistem informasi manajemen disini adalah sebuah kelengkapan pengelolaan dari proses-

proses yang menyediakan informasi untuk manajer guna mendukung operasi-operasi

pembuatan keputusan dalam organisasi. Pada tingkatan ini masukan yang diberikan berupa

data transaksi yang telah diproses yang akan dijadikan sebuah laporan ringkas, keputusan-

keputusan rutin, dan jawaban dari permintaan yang diberikan.

3. Sistem pendukung keputusan (SPK) merupakan peningkatan dari SIM dengan penyediaan

prosedur-prosedur khusus dan pemodelan yang unik yang akan membantu manajer dalam

memperoleh alternative-alternatif keputusan.

4. Sistem Informasi E-Business dibangun karena ada kebutuhan untuk menjawab tantangan

pengintegrasian data dan informasi dari proses bisnis berbasis internet atau jaringan

global.

Penerimaan terhadap Sistem Informasi

Salah satu unsur penting dalam penerapan sebuah sistem informasi adalah penerimaan

terhadap sistem informasi tersebut. Bagi sebuah organisasi, sistem informasi berfungsi

sebagai alat bantu untuk pencapaian tujuan organisasi melalui penyediaan informasi.

Metode Analisis

Hasil penelitian yang diambil dengan menggunakan kuesioner mendapatkan data

kualitatif yang diukur berdasarkan skala Likert.. Skala pengukuran variabel data kualitatif

bisa nominal, ordinal atau persepsi yang dirubah dalam bentuk skala interval. Contoh dalam

penelitian ini variabel kebermanfaatan, kemudahan, dan penerimaan terhadap TI akan diukur

dalam skala interval: 1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 =

Sangat Setuju

Uji prasyarat (instrumen/kuesioner) dilakukan dengan menggunakan uji validitas data

dan uji realibiltas data. Pengujian validitas dilakukan untuk mengetahui apakah semua

pertanyaan (instrumen) penelitian yang diajukan untuk mengukur variabel penelitian adalah

valid. Uji validitas dilakukan dengan melihat nilai signifikansi masing-masing instrumen.

Sedangkan pengujian realibilitas digunakan untuk mengukur konsistensi jawaban responden.

Kriteria pengujian dilakukan dengan menggunakan pengujian Cronbach Alpha (CA).

Page 12: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

3. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN MAHASISWA

BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY

PROCESS (AHP)

1.1. Latar Belakang

Setiap individu mahasiswa memiliki hard skills dan soft skills yang berpotensi dalam

menunjang masa depannya. Namun, tidak semua individu tersebut memiliki kemauan dan

kemampuan dalam mengekplorasi potensi yang dimilikinya tersebut.

Dalam era persaingan bebas, dibutuhkan lulusan yang memiliki kemampuan hard

skills dan soft skills yang seimbang, sehingga mahasiswa dituntut dapat aktif dan memiliki

prestasi di bidang akademik dan non akademik, ekstra dan intra kurikuler. Oleh karena itu,

disetiap perguruan tinggi perlu diidentifikasi mahasiswa yang dapat melakukan keduanya

dan diberikan penghargaan sebagai mahasiswa yang berprestasi, yakni dengan melakukan

pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat perguruan tinggi.

Proses pemilihan mahasiswa berprestasi yang dilakukan secara manual memiliki

bebebrapa kelemahan sehingga menimbulkan beberapa persoalan, diantaranya sebagai

berikut.

Proses pengolahan data pemilihan yang memakan waktu lama. Hal ini dapat

mempengaruhi terhadap proses penetapan kebijakan pihak perguruan tinggi untuk

menentukan mahasiswa yang benar-benar pantas mengikuti proses selanjutnya, yakni

proses pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat nasional yang akan dilakukan oleh

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

Memungkinkan terjadinya human error dalam proses pengolahan data-data yang

digunakan dalam proses pemilihan.

Memungkinkan terjadinya ekplorasi informasi yang minim. Informasi yang

dimaksudkan adalah informasi dari hasil proses pemilihan mahasiswa berprestasi yang

telah dilakukan. Informasi yang diperoleh dari hasil proses pemilihan mahasiswa

seharusnya dapat dipergunakan dengan baik, sehingga memungkinkan untuk memudahkan

pihak perguruan tinggi untuk melakukan kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan dimasa

mendatang.

Dalam pelaksanaannya pemilihan mahasiswa berprestasi ini menggunakan beberapa

komponen atau kriteria (multikriteria) yang nantinya akan dinilai. Perumusan kriteria-

kriteria tersebut dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-Departemen

Pendidikan Nasional (DIKTI). Kriteria-kriteria tersebut memiliki intensitas kepentingan

Page 13: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

(bobot) yang berbeda. DIKTI telah menetapkan komponen-komponen atau kriteria-kriteria

yang akan dinilai pada pemilihan mahasiswa berprestasi ini. Kriteria-kriteria tersebut

adalah sebagai berikut.

Tabel 1. 1 Parameter atau Kriteria yang Digunakan Dalam Pemilihan

N

o

Nama Kriteria Bobot

1. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 20%

2. Karya Tulis 30%

3. Kegiatan Intra-Ekstrakurikuler 25%

4. Kemampuan Bahasa Inggris 25%

Keempat komponen atau kriteria di atas digunakan sejak tahun 2006, yakni awal

diadakannya pemilihan mahasiswa berprestasi diseluruh perguruan tinggi di Indonesia.

Salah satu metode sistem pendukung keputusan yang multikriteria adalah Analytical

Hierarchy Process (AHP). AHP ini cukup efektif dalam menyederhanakan dan mempercepat

proses pengambilan keputusan dengan memecahkan persoalan tersebut ke dalam bagian-

bagiannya.

Dengan metode AHP ini penulis membuat sebuah sistem pendukung keputusan

pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat perguruan tinggi yang berbasis komputer yang

diharapkan nantinya dapat membantu para pembuat keputusan di suatu perguruan tinggi

dalam memutuskan alternatif-alternatif terbaik dalam pemilihan mahasiswa berprestasi.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, diperoleh dua rumusan masalah untuk melakukan

penelitian tentang sistem pendukung keputusan untuk pemilihan mahasiswa berprestasi

menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ini, yakni sebagai berikut.

Bagaimana metode AHP dapat memberikan solusi dalam permasalahan pemilihan

mahasiswa berprestasi ? Bagaimana model sistem pendukung keputusan pemilihan

mahasiswa berprestasi yang berbasis komputer dengan menggunakan metode AHP ?

1.3. Batasan Masalah

Untuk memfokuskan penelitian, maka dibuat batasan dari perumusan masalah di atas,

diantaranya sebagai berikut.

Page 14: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

1. Sistem pendukung keputusan yang dibuat adalah sistem pendukung keputusan yang

hanya membantu memberikan alternatif mahasiswa berprestasi tingkat perguruan tinggi.

2. Parameter atau kriteria pemilihan pengambilan keputusan yang digunakan merupakan

hasil dari kebijakan yang telah ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi-

Departemen Pendidikan Nasional (DIKTI), yakni IPK, Karya Tulis, Kegiatan Intra-

Ekstrakurikuler, Kemampuan bahasa Inggris.

3. Untuk pemilihan mahasiswa berprestasi ini ditetapkan alternatif paling banyak adalah

12 orang (calon mahasiswa berprestasi), sedangkan paling sedikit 7 orang.

4. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan model Analytical Hierarchy Process

(AHP) dengan skala kepentingan 1-6.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini, diantaranya sebagai berikut.

Menerapkan metode AHP dalam membangun sistem pendukung keputusan pemilihan

mahasiswa berprestasi. Membangun suatu prototype sistem pendukung keputusan untuk

pemilihan mahasiswa berprestasi menggunakan metode Analytical Hierarchy Process.

1.5. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat memberikan manfaat, diantaranya.

1. Memodelkan sistem pendukung keputusan pemilihan mahasiswa berprestasi tingkat

perguruan tinggi dengan metode AHP.

2. Memudahkan para pengambil keputusan dalam mengambil keputusan untuk memilih

mahasiswa berprestasi yang diharapkan.

3. Memotivasi untuk melakukan penelitian berikutnya, baik untuk permasalahan serupa

maupun permasalahan lainnya dengan menggunakan metode yang sama.

1.6. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini meliputi, metode pengumpulan data dan

metode pengembangan perangkat lunak.

1. Metode pengumpulan data

a. Metode studi literatur

Page 15: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Dengan mengumpulkan dan mempelajari literatur yang berkaitan dengan teori

sistem pendukung keputusan yang berbasis komputer, mekanisme pemilihan

mahasiswa berprestasi tingkat universitas, dan metode AHP.

b. Metode wawancara

Dengan melakukan wawancara dengan lembaga atau instansi yang dijadikan objek

penelitian, yakni untuk mendapatkan data-data atau

informasi-informasi yang diperlukan untuk penelitian dan pembangunan perangkat

lunak.

2. Metode pengembangan perangkat lunak

a. Metode pendekatan perangkat lunak

Metode yang digunakan adalah metode pendekatan terstruktur, yakni analisis

yang terfokus pada aliran data. Pendekatan terstruktur mengenalkan beberapa alat

untuk mengembangkan sistem terstruktur. Alat-alat tersebut diantaranya, data

dictionary, entity relationship diagram (ERD), data flow diagram (DFD), process

specification (Pspec).

b. Model Proses

Model proses yang digunakan untuk pembangunan perangkat lunak adalah model

sekuensial linier.

Dasar-dasar Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Simon (Suryadi dan Ramdhani,2002,h.15-16) model yang menggambarkan proses

pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari tiga fase, yaitu sebagai berikut.

a. Intelligence

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta

proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses, dan diuji dalam rangka

mengindentifikasi masalah.

b. Design

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan, dan menganalisis alternatif

tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk mengerti masalah,

menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

c. Choice

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif tindakan yang

mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian diimplementasikan dalam proses

pengambilan keputusan.

Page 16: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak berpendapat

bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah guna menggambarkan

hubungan antar fase secara lebih komprehensif.

Dari tahapan-tahapan diatas disimpulkan bahwa konsep sistem pendukung keputusan

terdiri dari.

a. Masalah terstruktur

Merupakan masalah yang memiliki struktur masalah pada 3 tahapan Simon. Hasil akhir

ditentukan oleh proses terkomputerisasi tanpa campur tangan manajer.

b. Masalah semi struktur

Merupakan masalah yang memiliki struktur yang memiliki salah satu atau dua

tahapan Simon. Penggabungan antara kebijakan manajer dengan rujukan dari proses

terkomputerisasi.

c. Masalah tidak terstruktur

Merupakan masalah yang tidak memiliki struktur pada tahapan Simon. Masalah yang

hanya mampu diselesaikan dengan kebijakan seorang manajer.

Proses pemilihan mahasiswa berprestasi ini merupakan masalah semi-struktur,

karena sistem yang akan dibangun merupakan tools pembantu pihak perguruan tinggi

untuk menentukan 3 alternatif dengan nilai tertinggi mahasiswa berprestasi tingkat

perguruan tinggi.

Karakteristik Sistem Pendukung Keputusan

Menurut Suryadi dan Ramdhani (2002,h.30-31) peranan SPK dalam konteks keseluruhan

sistem informasi ditujukan untuk memperbaiki kinerja melalui aplikasi teknologi informasi.

Terdapat sepuluh karakteristik dasar SPK yang efektif, yaitu sebagai berikut.

a. Mendukung proses pengambilan keputusan, menitikberatkan pada management of

perception.

b. Adanya interface manusia-mesin dimana manusia (user) tetap mengontrol proses

pengambilan keputusan.

c. Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah-masalah terstruktur,

semi terstruktur, dan tidak terstruktur.

d. Output ditujukan untuk personil organisasi dalam semua tingkatan.

Page 17: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

e. memiliki subsistem-subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat

berfungsi sebagai kesatuan sistem.

f. Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi

seluruh tingkatan manajemen.

g. Pendekatan easy to use. Ciri suatu SPK yang efektif adalah kemudahannya untuk

digunakan, dan memungkinkan keleluasaan pemakai untuk memilih atau

mengembangkan pendekatan-pendekatan baru dalam membahas sistem yang

dihadapi.

h. Kemampuan sistem beradaptasi secara cepat, dimana pengambil keputusan dapat

menghadapi masalah-masalah baru, dan pada saat yang sama dapat menanganinya

dengan cara mengadapatasikan sistem terhadap kondisi-kondisi perubahan yang

terjadi.

4. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIAN KARYAWAN BERPRESTASI

BERDASARKAN KINERJA ( Studi kasus pada UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK )

Pendahuluan

Perkembangan suatu Perguruan tinggi sangat dipengaruhi oleh jumlah mahasiswa

yang masuk. Dari tahun ketahun UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK berkembang

pesat dengan ditandainya jumlah mahasiswa baru. Dengan betambahnya jumlah mahasiswa

maka bertambah pula jumlah karyawan yang bekerja, baik karyawan edukatif maupun

karyawan non edukatif. Bertambahnya karyawan ini sangat berpengaruh pada pengambilan

keputusan untuk menentukan karyawan berprestasi. Selain jumlah yang banyak,

keheterogenan karyawan juga semakin komplek sehingga sangat sulit memilih karyawan

yang berprestasi menurut lembaga dan sulitnya menentukan prioritasnya.

Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan langkah-langkah seperti berikut:

1. Alat dan bahan

Nama Karyawan UNIVERSITAS GUNADARMA Depok

Page 18: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Faktor-faktor yang menentukan pemilihan karyawan berprestasi

Ms. Access

Ms. Visual Basic 6.0

2. Langkah-langkah dan cara penelitian:

Studi pustaka

Pengumpulan data karyawan dan faktor-faktor yang menentukan pemilihan

karyawan berprestasi diambil dari departemen PSDM UNIVERSITAS

GUNADARMADepok

Analisis dan perencangan menggunakan AHP

Implementasi perancangan ke dalam software Ms. Access dan Visual basic 6.0

Pengujian untuk memilih karyawan berprestasi

Konsep Sistem Pendukung Keputusan

Konsep sistem pendukung keputusan diperlenalkan pertama kali oleh Michael S.

Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision System

(Sprague,1982). SPK dirancang untuk mendukung seluruh tahap pengambilan keputusan

mulai dari mengidentifikasi masalah, memilih data yang relevan, dan menentukan pendekatan

yang digunakan dalam proses pengambilan keputusan, sampai mengevaluasi pemilihan

alternatif.

AHP (Analytic Hierarchy Process)

Untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh Departemen Sumber Daya

Manusia di UNIVERSITAS GUNADARMA DEPOK digunakan pendekatan AHP. Salah

satu teknik pengambilan keputusan/ optimasi multivariate yang digunakan dalam analisis

kebijaksanaan. Pada hakekatnya AHP merupakan suatu model pengambil keputusan yang

komprehensif dengan memperhitungkan hal- hal yang bersifat kualitatif dan kuantitatif.

Dalam model pengambilan keputusan dengan AHP pada dasarnya berusaha menutupi semua

kekurangan dari model-model sebelumnya. AHP juga memungkinkan ke struktur suatu

sistem dan lingkungan kedalam komponen saling berinteraksi dan kemudian menyatukan

mereka dengan mengukur dan mengatur dampak dari komponen kesalahan sistem

(Saaty,2001)

Peralatan utama dari model ini adalah sebuah hirarki fungsional dengan input

utamanya adalah persepsi manusia. Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model

Page 19: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

lainnya terletak pada jenis inputnya. Terdapat 4 aksioma-aksioma yang terkandung dalam

model AHP

1. Reciprocal Comparison artinya pengambilan keputusan harus dapat memuat

perbandingan dan menyatakan preferensinya. Prefesensi tersebut harus memenuhi syarat

resiprokal yaitu apabila A lebih disukai daripada B dengan skala x, maka B lebih disukai

daripada A dengan skala 1/x

2. Homogenity artinya preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas

atau dengan kata lain elemen- elemennya dapat dibandingkan satu sama lainnya. Kalau

aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen- elemen yang dibandingkan tersebut tidak

homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru

3. Independence artinya preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak

dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini

menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya

perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh

elemen-elemen pada tingkat diatasnya

4. Expectation artinya untuk tujuan pengambil keputusan. Struktur hirarki diasumsikan

lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka pengambil keputusan tidak memakai

seluruh kriteria atau objectif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang

diambil dianggap tidak lengkap

Selanjutnya Saaty (2001) menyatakan bahwa proses hirarki analitik (AHP)

menyediakan kerangka yang memungkinkan untuk membuat suatu keputusan efektif atas isu

kompleks dengan menyederhanakan dan mempercepat proses pendukung keputusan. Pada

dasarnya AHP adalah suatu metode dalam merinci suatu situasi yang kompleks, yang

terstruktur kedalam suatu komponen-komponennya. Artinya dengan menggunakan

pendekatan AHP kita dapat memecahkan suatu masalah dalam pengambilan keputusan.

Prinsip Kerja AHP

Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak

terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu

hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif

tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel lain. Dari

berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang

Page 20: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

memiliki prioritas tinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut

(Marimin, 2004).

Prosedur AHP

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi :

1. Menyusun hirarki dari permasalahan yang dihadapi.

Persoalan yang akan diselesaikan, diuraikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria

dan alternatif, kemudian disusun menjadi struktur hierarki seperti Gambar 1. di bawah ini

2. Penilaian

kriteria dan alternatif

Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan. Menurut Saaty

(1988), untuk berbagai persoalan, skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam

mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala perbandingan

Saaty dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Goal

Objectives

Sub-Objectives

Alternatives

Page 21: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Intensitas

Kepentingan

Keterangan

1 Kedua elemen sama pentingnya

3 Elemen yang satu sedikit lebih penting daripada

elemen yang lainnya

5 Elemen yang satu lebih penting daripada yang lainnya

7

Satu elemen jelas lebih mutlak penting daripada

elemen lainnya

9 Satu elemen mutlak penting daripada elemen lainnya

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan-

pertimbangan yang berdekatan

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai

tingkat kepentingan satu elemen terhadap elemen lainnya Proses perbandingan

berpasangan, dimulai dari level hirarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria,

misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misal A1, A2, dan A3.

Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut akan tampak seperti pada

gambar matriks di bawah ini :

Tabel 2. Contoh matriks perbandingan berpasangan

A1 A2 A3

A1 1

A2 1

A3 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan

dari 1 sampai 9 seperti pada Tabel 1., Penilaian ini dilakukan oleh seorang pembuat

Page 22: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai

kepentingan terhadapnya.

Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai 1. Jika

elemen i dibandingkan dengan elemen j mendapatkan nilai tertentu, maka elemen j

dibandingkan dengan elemen i merupakan kebalikannya.

Dalam AHP ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung

(direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-

nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian

yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si pengambil keputusan memiliki

pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi,

maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternatif.

3. Penentuan prioritas

Untuk setiap kriteria dan alternatif, perlu dilakukan perbandingan berpasangan

(pairwise comparisons). Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk

menentukan peringkat alternatif dari seluruh alternatif.

Baik kriteria kualitatif, maupun kriteria kuantitatif, dapat dibandingkan sesuai dengan

penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan proritas. Bobot atau

prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan

matematik.

Pertimbangan-pertimbangan terhadap perbandingan berpasangan disintesis untuk

memperoleh keseluruhan prioritas melalui tahapan-tahapan berikut:

a. Kuadratkan matriks hasil perbandingan berpasangan.

b. Hitung jumlah nilai dari setiap baris, kemudian lakukan normalisasi matriks.

4. Konsistensi Logis

Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingatkan secara konsisten

sesuai dengan suatu kriteria yang logis.

Matriks bobot yang diperoleh dari hasil perbandingan secara berpasangan tersebut

harus mempunyai hubungan kardinal dan ordinal. Hubungan tersebut dapat ditunjukkan

sebagai berikut (Suryadi & Ramdhani, 1998):

Hubungan kardinal : aij . ajk = aik

Page 23: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Hubungan ordinal : Ai > Aj, Aj > Ak maka Ai > Ak

Hubungan diatas dapat dilihat dari dua hal sebagai berikut :

a. Dengan melihat preferensi multiplikatif, misalnya bila anggur lebih enak empat kali

dari mangga dan mangga lebih enak dua kali dari pisang maka anggur lebih enak

delapan kali dari pisang.

b. Dengan melihat preferensi transitif, misalnya anggur lebih enak dari mangga dan

mangga lebih enak dari pisang maka anggur lebih enak dari pisang.

Pada keadaan sebenarnya akan terjadi beberapa penyimpangan dari hubungan

tersebut, sehingga matriks tersebut tidak konsisten sempurna. Hal ini terjadi karena

ketidakkonsistenan dalam preferensi seseorang.

Penghitungan konsistensi logis dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai

berikut :

a. Mengalikan matriks dengan proritas bersesuaian.

b. Menjumlahkan hasil perkalian per baris.

c. Hasil penjumlahan tiap baris dibagi prioritas bersangkutan dan hasilnya dijumlahkan.

d. Hasil c dibagi jumlah elemen, akan didapat λmaks.

e. Indeks Konsistensi (CI) = (λmaks-n) / (n-1)

f. Rasio Konsistensi = CI/ RI, di mana RI adalah indeks random konsistensi. Jika rasio

konsistensi ≤ 0.1, hasil perhitungan data dapat dibenarkan.

Daftar RI dapat dilihat pada Tabel 3..

Tabel 3. Nilai Indeks Random

Ukuran Matriks Nilai RI

1,2 0,00

3 0,58

4 0,90

5 1,12

6 1,24

7 1,32

Page 24: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

8 1,41

9 1,45

10 1,49

11 1,51

12 1,48

13 1,56

14 1,57

15 1,59

Gambaran Umum Sistem

Sistem yang dikembangkan adalah sebuah sistem yang berupa perangkat lunak yang

membantu pengambil keputusan yakni Departemen Sumber Daya Manusia untuk pemilihan

karyawan berprestasi berdasarkan kinerjanya. Dari analisis dokumen penilaian kinerja yang

diisi oleh seluruh karyawan dan kepala bagian dari tiap-tiap departemen lalu diproses melalui

pemodelan menggunakan AHP. Satu karyawan menilai teman se departemennya, dan seorang

kepala bagian menilai seluruh karyawan yang ada di UNIVERSITAS GUNADARMA

Depok.

Setiap form isian dianalisis berdasarkan kriteria- kriteria penilaian. Analisis dokumen-

dokumen penilaian ini menghasilkan keluaran berupa nilai prioritas karyawan. Kemudian

setelah semua penilaian dianalisis, setiap penilaian diberi bobot, untuk selanjutnya dilakukan

analisis pada setiap karyawan.

Pengambil keputusan dalam hal ini departemen SDM melakukan proses komunikasi

dengan sistem lewat dialog (GUI) yang telah disediakan. Departemen SDM dapat melakukan

pengolahan data dan memberi perintah pada sistem untuk mengolah data yang ada sesuai

model yang digunakan dan meminta sistem memberikan alternatif solusi setelah dimasukkan

beberapa kriteria dan bobot yang diperhitungkan. Keluaran informasi sistem bisa dijadikan

pertimbangan untuk menentukan karyawan yang berprestasi berdasarkan prioritas.

Page 25: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

T

Y

mulai

Form penilaian

Analisis dokumen lagi?

SPK pemilihan karyawan berprestasi

selesai

Diagram Alir (Flowchart) SPK

Untuk menggambarkan diagram alir algoritma semua proses yang dijalankan Sistem

Pendukung Keputusan pemilihan karyawan berprestasi dapat dilihat pada diagram alir

berikut:

Diagram Alir Utama

Dalam diagram alir utama ini digambarkan algoritma secara umum semua proses

yang ada dalam Sistem Pendukung Keputusan. Proses diawali dengan pengisian form

penilaian, kemudian proses selanjutnya adalah proses Sistem Pendukung pemilihan karyawan

berprestasi. Algoritma utama ini dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Utama

Diagram alir Sistem Pendukung Keputusan pemilihan karyawan berprestasi

Diagram alir yang digambarkan merupakan diagram alir Sistem Pendukung

Keputusan pemilihan karyawan berprestasi. Proses AHP ini digunakan untuk menghitung

nilai intensitas kriteria dan karyawan. Proses yang terdapat dalam Sistem Pendukung

Page 26: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

AHP Kriteria Penilaian

AHP Karyawan

Hasil Analisis Penilaian

selesai

mulai

Input Kriteria Penilaian

Set Skala Perbandingan

Analisis Kriteria Penilaian

selesai

Keputusan pemilihan karyawan berprestasi ini adalah proses AHP kriteria penilaian, proses

AHP karyawan dan proses hasil analisis.

Gambar 3. Diagram Alir Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan Berprestasi

Diagram alir AHP kriteria

Diagram alir ini berfungsi untuk menggambarkan algoritma untuk proses AHP

kriteria Penilaian. Gambaran umum algoritma pada proses AHP kriteria ini dapat dilihat pada

Gambar 4. Proses yang terdapat dalam AHP kriteria ini adalah input kriteria penilaian, set

skala perbandingan berpasangan, dan analisis kriteria Penilaian. Dalam AHP kriteria

Penilaian ini, pengguna harus memasukkan kriteria-kriteria penilaian yang akan dipakai pada

form penilaian karyawan.

Page 27: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

selesai

i = 1

i <= n

j = 1

T

Y

j <= n

i = j

skala_perbandingan [j,i] = 0

j = j +1

skala_perbandingan [i,j]=1

skala_perbandingan [i,j]= 1/skala_perbandingan [j,i]

i = i + 1

T

T

Y

Y

T

Y

Tampil skala_perbandingan [i,j]

Input skala_perbandingan [i,j]

Simpan skala_perbandingan [i,j]

Gambar 4. Diagram Alir AHP Kriteria Penilaian

Penghitungan nilai intensitas kriteria ini diawali dengan melakukan perbandingan

berpasangan dari tiap-tiap kriteria. Gambar 5. menjelaskan algoritma umum dari proses set

skala perbandingan.

Page 28: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

n = banyaknya kriteria Penilaian

Kuadrat matriks

Normalisasi Matriks

Menghitung Konsistensi Rasio

selesai

Gambar 5. Diagram Alir Set Skala Perbandingan

Setelah perbandingan berpasangan dilakukan, kemudian proses selanjutnya adalah

proses perhitungan nilai intensitas kriteria. Proses perhitungan nilai intensitas kriteria

penilaian ini dimulai dengan melakukan pengkuadratan matriks yang dihasilkan pada saat

perbandingan berpasangan, kemudian dilanjutkan proses normalisasi matriks kuadrat

tersebut, dan penghitungan konsistensi rasio. Gambaran umum mengenai proses analisis

kriteria penilaian ini dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Diagram Alir Analisis Kriteria Penilaian

Hasil dari normalisasi matriks kuadrat ini adalah nilai intensitas kriteria penilaian.

Sedangkan gambaran umum mengenai proses kuadrat matriks dan normalisasi matriks

berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 7. dan Gambar 8.

Page 29: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

selesai

i = 1

i <= n

j = 1

j <= n

kuadrat[i,j] = 0; k = 1

i = i + 1

T

T

Y

Y

kuadrat[i,j]=kuadrat[i,j] + (skala_perbandingan[i,k]*skala_perbandingan[k,j])

k = k+1

k <= n j = j + 1T

Y

Gambar 7. Diagram Alir Kuadrat Matriks

Page 30: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

selesai

jumlah = 0;i = 1

i <= n

temp[i] = 0;j = 1

j <= n

temp[i] = temp[i] + kuadrat[i,j]

j = j +1

jumlah = jumlah + temp[i]

i = i + 1T

T

Y

Y

intensitas_kriteria_ penilaian [k] = temp[k] / jumlah

Tampilintensitas_kriteria_ penilaian [k]

k = 1

k <= n T

Y

k=k+1

Simpanintensitas_kriteria_ penilaian [k]

Gambar 8. Diagram Alir Normalisasi Matriks

Page 31: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

selesai

jumlah [i] = 0;j = 1

j <= n

jumlah[i]= jumlah[i]+( skala_perbandingan [i,j]* intensitas_kriteria_ penilaian [j]);

j = j+ 1T

i = 1, jumlah_rata=0

i <= n

temp[i]= jumlah[i] / intensitas_kriteria_ penilaian [i];jumlah_rata=jumlah_rata+temp[i];

Y

Y

i = i+ 1

T

rata=jumlah_rata/n;ci=(rata-n)/(n-1);

cr=ci/ri[n]

Pada proses analisis kriteria ini juga terdapat proses untuk menghitung nilai konsistesi

rasio dari perbandingan berpasangan yang telah dilakukan. Nilai konsistensi rasio ini

bergantung pada banyaknya kriteria penilaian yang ada. Gambaran umum algoritma untuk

menghitung nilai konsistensi rasio ini dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 10. Diagram Alir Konsistensi Rasio

Diagram Alir AHP Karyawan

Setelah nilai intensitas kriteria penilaian diketahui, maka proses selanjutnya adalah

proses AHP karyawan. Gambaran umum algoritma AHP karyawan ini dapat dilihat melalui

Page 32: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

m = banyaknya kriteria Penilaian

k = 1

k <= m

TY

Tampil kriteria Penilaian

Tampil karyawan

Kriteria Penilaian

karyawan

n = banyaknya karyawan

Input Bobot karyawan

Bobot Terhitung karyawan

selesai

k= k + 1

Gambar 10. Proses-proses yang terdapat dalam AHP karyawan ini adalah input bobot

karyawan per kriteria dan hitung nilai intensitas karyawan per kriteria.

Gambar 10. Diagram Alir AHP Karyawan

Proses AHP karyawan ini dimulai dengan proses memasukkan nilai bobot karyawan tiap

kriteria. Gambaran algoritma untuk input bobot karyawan ini dapat dilihat pada Gambar 11.

Page 33: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

selesai

i <= n

jumlah[k] = jumlah[k] + bobot_karyawan [i,k]

i = i + 1

T

Y

Tampil bobot_karyawan [i,k]

Input bobot_karyawan [i,k]

jumlah[k] = 0; i = 1

Simpan bobot_karyawan [i,k]

Gambar 11. Diagram Alir Input karyawan Per Kriteria

Setelah proses pemasukkan nilai bobot karyawan tiap kriteria disimpan, kemudian

dilakukan proses penghitungan nilai intensitas akhir. Rumus penghitungan nilai intensitas

karyawan per kriteria ini adalah dengan melakukan pembagian antara bobot karyawan per

kriteria dengan jumlah bobot karyawan per kriteria yang telah dimasukkan tersebut.

Gambaran algoritma hitung nilai intensitas program ini dapat dilihat pada Gambar 12.

Page 34: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

selesai

i = 1

Baca bobot_karyawan [i,k]

bobot_terhitung_karyawan [i,k] = bobot_karyawan [i,k] / jumlah [k]

i <= n

Tampil bobot_terhitung_karyawan [i,k]

i = i + 1

T

Y

Simpan bobot_karyawan [i,k]

Gambar 12. Diagram Alir Bobot Terhitung karyawan Per Kriteria

Diagram Alir Hasil Analisis

Setelah semua karyawan diberi bobot untuk tiap kriteria, proses selanjutnya yaitu

menghitung nilai intensitas total karyawan. Gambaran umum mengenai algoritma proses

hasil analisis penilaian dapat dilihat pada Gambar 13.

Page 35: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

mulai

karyawan

Tampil karyawan

n= banyaknya karyawan

i = 1

i <= n

Y

T

bobot_total_karyawan [i] = 0

Kriteria penilaian

m= banyaknya kriteria penilaian; j = 1

j <= m Ti = i + 1

Y

bobot_total_karyawan [i] = bobot_total_karyawan [i]+ (intensitas_kriteria_ penilaian [j] * bobot_terhitung_karyawan[i,j])

selesai

Tampil bobot_total_karyawan [i]

j = j + 1

Simpan bobot_total_karyawan [i]

Gambar 13. Diagram Alir Hasil Analisis Penilaian karyawan

Page 36: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Menetukan karyawan berprestasi

Kriteria ke-1 Kriteria ke-2 Kriteria ke-n.....

karyawan ke-1 karyawan ke-2 karyawan ke-3 karyawan ke-n.....

Subsistem Manajemen Model

Subsistem manajemen model merupakan metode yang digunakan dalam proses

analisis SPK ini.

Subsistem Manajemen Model SPK Pemilihan Karyawan Berprestasi Berdasarkan

Kinerja

Analisis pemilihan karyawan berprestasi berdasarkan kinerja dimodelkan oleh metode

AHP. Tiap-tiap kriteria diperbandingkan berdasarkan metode AHP, selanjutnya masing-

masing alternatif juga dianalisis dengan metode AHP. Penentuan kriteria pada Sistem

Pendukung Keputusan pemilihan karyawan berprestasi ini dapat dilakukan oleh Departemen

SDM.

Penilaian alternatif pada Sistem Pendukung Keputusan pemilihan karyawan berprestasi

ini dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk

memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya

atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika si

pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah

keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap

alternatif.

Gambar 14. Struktur Hirarki AHP pada Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Karyawan

Berprestasi

Page 37: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Keterangan Gambar 14 :

a. Hirarki terbawah adalah nama-nama karyawan yang ada di UNIVERSITAS

GUNADARMA Depok.

b. Hirarki kedua adalah kriteria-kriteria yang dipakai untuk menganalisis karyawan.

c. Hirarki ketiga adalah hirarki yang berisi karyawan dengan prioritas tertinggi.

Karyawan inilah yang layak mendapatkan reward atau penghargaan.

Implementasi

Pada gambar 15, merupakan cara menentukan perbandingan untuk tiap kriteria sesuai

nilai perbandingannya.

Gambar 15. Form menghitung perbandingan tiap kriteria penilaian

Pada gambar 16, merupakan form untuk menilai karyawan berdasarkan tiap-tiap

kriterianya. Misalkan karyawan yang bernama armadyah, kriterianya adalah kualitas kerja,

dan nilainya sangat bagus.

Page 38: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Gambar 16. Form pengisian kriteria tiap karyawan

Kesimpulan

Adapun kesimpulan-kesimpulan yang didapatkan dalam penulisan ini:

1. Interval bobot yang dipakai dalam penilaian karyawan ini adalah 0-4, dimana 0 adalah

buruk, 1 adalah kurang dari cukup, 2 adalah cukup, 3 adalah baik, dan 4 adalah sangat

baik. Semakin tinggi nilai bobot penilaian dokumen maka semakin tinggi pula nilai

intensitas total penilaian karyawan.

2. Hasil perhitungan AHP yang diterapkan ini akan menghasilkan keluaran nilai intensitas

prioritas karyawan tertinggi sehingga karyawan yang memiliki nilai tertinggi layak untuk

mendapatkan reward atau penghargaan.

5. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MEMILIH PERGURUAN TINGGI

SWASTA JURUSAN KOMPUTER MENGGUNAKAN METODE Analytical

Hierarchy Process (AHP)

1.1 Latar Belakang

Jurusan komputer merupakan salah satu jurusan favorit saat ini dikarenakan

teknologi informasi sangat cepat berkembang maka lapangan pekerjaan dan bisnis di

bidang teknologi informasi menjadi salah satu pilihan yang diincar oleh banyak pihak.

Dengan demikian banyak berdiri perguruan tinggi baik negeri maupun swasta

membuka jurusan komputer. Banyaknya pilihan perguruan tinggi jurusan komputer

khususnya di Yogyakarta, membuat calon mahasiswa menjadi bingung dalam

memilih perguruan tinggi. Tidak sedikit calon mahasiswa di Yogyakarta berasal dari

luar Yogyakarta membuat mereka menjadi merasa asing, bingung, kekurangan

informasi mengenai perguruan–perguruan tinggi di Yogyakarta. Melalui media

internet, seseorang dapat dengan mudah mendapatkan informasi yang

Page 39: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

dibutuhkan. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta

Jurusan Komputer di Yogyakarta Menggunakan Metode AHP ini dapat dijadikan

sebuah sistem yang memberikan informasi dan mengatasi masalah kebingungan

dalam pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer di Yogyakarta. Analytical

Hierarchy Process (AHP) adalah salah satu metode dalam proses pengambilan

keputusan dengan peralatan utamanya adalah sebuah hierarki fungsional dengan input

utamanya persepsi manusia. Dengan menggunakan hierarki, suatu masalah yang

kompleks dan tidak terstruktur dapat dipecahkan ke dalam kelompok–kelompoknya.

Kemudian kelompok–kelompok tersebut diatur menjadi suatu bentuk hierarki. Oleh

karena itu, metode AHP digunakan dalam Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan

Perguruan Tinggi Swasta Jurusan Komputer di Yogyakarta.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan bagaimana

membangun suatu sistem pendukung keputusan pemilihan perguruan tinggi swasta

jurusan komputer di Yogyakarta menggunakan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP).

1.3 Batasan Masalah

Dilihat dari luas ruang lingkup permasalahan yang dapat dipecahkan dengan metode

Analytical Hierarchy Process (AHP), maka dilakukan pembatasan-pembatasan terhadap

permasalahan yang ada, yaitu :

1. Skema hirarki yang dapat diproses oleh sistem ini dikelompokkan ke dalam tiga

tingkatan (level) saja, yakni tujuan, atribut, dan alternatif.

2. Sistem ini tidak memproses bagaimana suatu kasus direpresentasikan ke dalam

bentuk hirarki, tetapi hanya mengolah bentukan hirarki dari kasus yang telah disusun

dan direpresentasikan oleh user (pengguna) sendiri.

3. Data yang diterima sebagai input oleh sistem yang nantinya akan diproses merupakan

data simulasi (data-data pengujian/percobaan), bukan berupa data riil.

4. Penyimpanan terhadap data kuisioner yang akan diproses maupun data yang telah

diproses bersifat temporary (sementara). Hal ini berarti bahwa suatu data akan tetap

berada di dalam basis data hanya pada saat data tersebut yang diproses. Data tersebut

akan dihapus dari basis data atau dilakukan pengosongan pada basis data pada saat

dilakukan pemrosesan terhadap data baru.

5. Sistem ini hanya memproses data kuisioner (pemberian pertimbangan indeks

kepentingan) dari 1 orang saja, tidak didapat dari multi partisan

Page 40: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan sebuah Sistem Pendukung Keputusan

memilih

perguruan tinggi swasta jurusan komputer dengan metode Analytical Hierarchy Process

(AHP), yang diharapkan dapat memberikan informasi perguruan tinggi swasta dan dapat

menyelesaikan permasalahan dalam pemilihan perguruan tinggi swasta jurusan komputer

di Yogyakarta.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penulisan ini diharapkan dapat membantu dengan memberikan

pertimbangan, mempermudah dan mempercepat proses penentuan suatu alternatif/keputusan

terbaik dari berbagai alternatif keputusan yang ada.

1.6 Metodologi Pengembangan Sistem

Metodologi yang dilakukan dalam pengembangan sistem atau pembangunan

perangkat lunak yaitu metode Waterfall (siklus air terjun). Model ini juga dikenal dengan

nama ”classic life code” (Pressman, 2002).

Tahapan dalam metode waterfall atau siklus air terjun adalah :

1. Rekayasa dan pemodelan sistem.

2. Analisis kebutuhan perangkat lunak.

3. Desain.

4. Implementasi.

5. Pengujian.

6. Pemeliharaan.

IMPLEMENTASI

Dalam bab implementasi ini akan menampilkan antarmuka halaman – halaman yang

terdapat pada sistem pendukung keputusan memilih perguruan tinggi swasta jurusan

komputer di Yogyakarta dan akan dijelaskan beberasa aturan dan penulisan program pada

saat mengimplementasikan perancangan.

Page 41: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

4.1 Perangkat Keras Yang Digunakan

Perangkat keras yang digunakan dalam pembuatan sistem ini adalah perangkat

komputer dengan spesifikasi sebagai berikut :

Processor : Pentium IV 2.4 GHz

Memory : 512 Mb DDR

Vga Card : ATI Radeon 9550

Harddisk : 1 Tb

Perangkat keras minimum yang dapat digunakan untuk menjalankan apilkasi ini adalah

sebagai berikut :

Processor : AMD Athlon XP atau Intel Pentium III

Memory : 128 Mb

Vga Card : 8Mb dengan resolusi 1024 x 768

Harddisk : 20Gb

4.2 Pembahasan Aplikasi Program

Pada bab ini akan dibahas tentang aplikasi program komponen yang dibutuhkan

program, proses – proses pada masing –masing scene program dan penulisan source

code. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Perguruan Tinggi Swasta Jurusan

Komputer di Yogyakarta mempunya 14 antarmuka utama, yaitu :

4.2.1 Halaman Utama Sistem Ini

Tampilan utama ini sebagai tampilan awal bagi pengguna sistem yang akan

menggunakan sistem ini. Tampilan pada halaman utama sistem ini dapat di lihat pada

gambar 4.1.

Page 42: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Gambar 4.1 Halaman Home

4.2.2 Halaman Pendaftaran Anggota

Halaman pendaftara anggota ini digunakan untuk melakukan proses pendaftaran bagi

pengguna sistem yang ingin melakukan proses pemilihan perguruan tinggi. Tampilan

pada halaman pendaftaran anggota dapat di lihat pada gambar 4.2.

4.2.3 Halaman Login Anggota

Halaman login anggota ini digunakan untuk melakukan proses loogin bagi pengguna

sistem yang ingin melakukan proses pemilihan perguruan tinggi. Tampilan pada

halaman login anggota dapat di lihat pada gambar 4.3.

Page 43: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

4.2.4 Halaman Info Perguruan Tinggi

Halaman infor perguruan tinggi ini hanya dapat di lihat oleh anggota yang telah

berhasil login ke dalam sistem ini, dimana data – data seputar perguruan tinggi yang akan di

pilih ada pada halaman ini. Tampilan pada halaman info perguruan tinggi dapat di lihat pada

gambar 4.4.

4.2.5 Halaman Info Anggota

Halaman info anggota ini hanya dapat di lihat oleh anggota yang telah berhasil

login ke dalam sistem ini dan data anggota tersebut yang akan di tampilkan pada

system ini. Tampilan pada halaman info anggota dapat di lihat pada gambar 4.5.

4.2.6 Halaman Ubah Profil Anggota

Page 44: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Halaman ubah profil anggota ini hanya dapat di lihat oleh anggota yang telah berhasil

login ke dalam sistem ini dan akan melakukan proses perubahan data anggota tersebut,

seperti nama, jenis kelamin, pekerjaan, alamat dan email. Tampilan pada halaman ubah

profil anggota dapat di lihat pada gambar 4.6.

4.2.7 Halaman Ganti Password Anggota

Halaman ganti password anggota ini digunakan untuk merubah password login

anggota dan hanya dapat diganti oleh anggota yang berhasil login ke dalam sistem dan

hanya merubah password anggota tersebut. Tampilan pada halaman ganti password

anggota dapat di lihat pada gambar 4.7.

4.2.8 Halaman Perbandingan Kriteria

Halaman perbandingan kriteria ini digunakan untuk langkah awal dalam proses

pemilihan perguruan tinggi dimana pada halaman ini akan dilakukan perbandingan dari

masing – masing kriteria yang disediakan yaitu biaya pendidikan, jumlah peminat, rasio

komputer dan mahasiswa, fasilitas pendukung dan kesejahteraan alumni. Tampilan

pada halaman perbandingan kriteria dapat di lihat pada gambar 4.8.

Page 45: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

4.2.9 Halaman Hasil Perhitungan

Halaman hasil perhitungan ini digunakan untuk langkah terakhir dalam proses

pemilihan perguruan tinggi dimana pada halaman ini akan dilakukan perhitungan dari

masing – masing kriteria yang telah dibandingkan dan akan di tampilkan hasil

perhitungan dan data perguruan tinggi yang seharusnya di pilih sesuai dengan kriteria

yang ditentukan oleh anggota. Tampilan pada halaman hasil perhitungan dapat di lihat

pada gambar 4.9.

Page 46: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

4.2.10 Halaman Login Administrator

Halaman login administrator digunakan untuk proses login admin yang akan

melakukan pengolahan data pada sistem ini. Tampilan pada halaman login admin

dapat di lihat pada gambar 4.10.

4.2.11 Halaman Home Administrator

Halaman home administrator digunakan untuk halaman utama administrator yang

berhasil login ke dalam sistem ini. Tampilan pada halaman home admin dapat di lihat

pada gambar 4.11.

4.2.12 Halaman Data Perguruan Tinggi

Halaman data perguruan tinggi digunakan untuk menampilkan seluruh data perguruan

tinggi yang ada pada sistem ini untuk dijadikan alternatif dalam pemilihan. Tampilan

pada halaman data perguruan tinggi dapat di lihat pada gambar 4.12.

Page 47: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

4.2.13 Halaman Data Kriteria Pilihan

Halaman data kriteria pilihan digunakan untuk menampilkan seluruh data

kriteria pilihan yang ada pada sistem ini dan akan dijadikan pertimbangan dalam

kriteri pemilihan perguruan tinggi. Tampilan pada halaman data kriteria pilihan dapat

di lihat pada gambar 4.13.

4.2.14 Halaman Data Nilai AHP

Page 48: Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan Penjadwalan Kuliah Berdasarkan Kesediaan Waktu Dosen Mengajar

Halaman data nilai AHP digunakan untuk menampilkan seluruh data intensitas

dari masing – masing kriteria pada setiap alternatif perguruan tinggi, data ini akan

digunakan pada saat penyeleksian alternatif perguruan tinggi sesuai dengan masing –

masing nilai pada alternatif. Tampilan pada halaman data nilai AHP dapat di lihat

pada gambar 4.14.