apklin aritmia

4
1. Aritmia jantung a. Definisi Aritmia adalah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat waktu inspirasi dan menjadi lebih lambat pada waktu ekspirasi. Keadaan ini menjadi lebih nyata ketika pasien disuruh menarik nafas dalam (Selwyn at all, 2012). b. Etiologi Aritmia dapat terjadi karena hal-hal yang mmpengaruhi kelompok sel-sel yang mmpunyai automatisitas dan sistem penghantarannya. a. Persarafan autonom dan obat-obatan yang mempengaruhinya. b. Lingkungan sekitarnya seperti beratnya iskemia, PH dan berbadai elektrolit dalam serum, obat-obatan. c. Kelainan jantung seperti fibrosis dan sikatriks, inflamasi, metabolit-metabolit dan jaringan abnormal/degeneratif dalam jantung seperti amiloidosis, kalsifikasi dan lain-lain. Rangsangan dari luar jantung seperti pacemaker (Selwyn at all, 2012). c. Manifestasi klinis Manifestasi klinis dapat berupa simptomatik ataupun asimptomatik. Sebagian mengeluh berdebar-debar, sakit dada pada saat beraktifitas, sesak napas, cepat lelah, sinkop atau gejala tromboemboli (Selwyn at all, 2012). d. Klasifikasi

Upload: tibia-yudisa

Post on 28-Sep-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

apklin

TRANSCRIPT

1. Aritmia jantunga. DefinisiAritmia adalah kelainan irama jantung dimana irama sinus menjadi lebih cepat waktu inspirasi dan menjadi lebih lambat pada waktu ekspirasi. Keadaan ini menjadi lebih nyata ketika pasien disuruh menarik nafas dalam (Selwyn at all, 2012).b. EtiologiAritmia dapat terjadi karena hal-hal yang mmpengaruhi kelompok sel-sel yang mmpunyai automatisitas dan sistem penghantarannya. a. Persarafan autonom dan obat-obatan yang mempengaruhinya.b. Lingkungan sekitarnya seperti beratnya iskemia, PH dan berbadai elektrolit dalam serum, obat-obatan.c. Kelainan jantung seperti fibrosis dan sikatriks, inflamasi, metabolit-metabolit dan jaringan abnormal/degeneratif dalam jantung seperti amiloidosis, kalsifikasi dan lain-lain.Rangsangan dari luar jantung seperti pacemaker (Selwyn at all, 2012).c. Manifestasi klinisManifestasi klinis dapat berupa simptomatik ataupun asimptomatik. Sebagian mengeluh berdebar-debar, sakit dada pada saat beraktifitas, sesak napas, cepat lelah, sinkop atau gejala tromboemboli (Selwyn at all, 2012).d. Klasifikasia. Supraventrikular takikardiTakikardi ventrikel adalah ekstrasistol ventrikel yang timbul berturut-turut 4 kali atau lebih (Trisnohadi, 2009).Supraventrikuler takikardi berarti berasal dari atas ventrikel. Pada episode SVT, irama jantung tidak diatur oleh nodus SA, pencetus impuls pada SVT berada di atas ventrikel. Jantung kemudian berkontraksi lebih cepat dan regular. Kondisi lain yang menyebabkan irama jantung cepat tetapi tidak teratur yang disebabkan oleh impuls yang abnormal dari atrium disebut atrial fibrilasi (Aliance, 2006).Takikardi supraventrikel timbul dari atrium atau sambungan atrioventrikel. Kompleks QRS normal kecuali bila terdapat pula cabang serabut (Selwyn at all, 2012).

b. Ventrikel ekstra sistoleVentrikel ekstra sistole ialah gangguan irama di mana timbul denyut jantung prematur yang berasal dari fokus yang terletak di ventrikel. Ekstrasistol ventrikel dapat berasal dari satu fokus atau lebih (multifokal). Ekstrasistol ventrikel merupakan kelainan irama jantung yang paling sering ditemukan dan dapat timbul pada jantung yang normal. Biasanya frekuensinya bertambah dengan bertambahnya usia, terlebih bila banyak minum kopi, merokok atau emosi (Selwyn at all, 2012).c. Atrial vibrilasi Pada Fibrilasi atrial terjadi eksitasi dan rekoveri yang sangat tidak teratur dari atrium. Oleh karena itu impuls listrik yang timbul dari atrium juga sangat cepat dan sama sekali tidak teratur (Selwyn at all, 2012).e. Tata laksanaa. Non medika mentosaPeriksa kadar kalium serum, ekokardiogram dan fungsi tiroid. Tujuannya adalah mengembalikan irama sinus atau pengendalian kecepatan ventrikel untuk meminimalkan resiko embolisasi. Kardioversi arus searah (DC cardioversion) mengembalikan irama sinus pada 90% pasien, namun relaps sering timbul (Selwyn at all, 2012).b. Terapi medikamentosaKina, flekainid, dan amiodaron telah lama digunakan untuk mengembalikan dan mempertahankan irama sinus (Selwyn at all, 2012).

REFERENSIHanafi B. Trisnohadi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI ; 2009