aritmia ventrikel2
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN ARITMIA VENTRIKEL
A. DefinisiAritmia ventrikel adalah suatu kelainan irama jantung yang terjadi akibat dari
Gangguan pembentukan impuls di ventrikel sebagai akibat dari penguatan
automatisitas dibawah nodus atrioventrikular sehingga menyebabkan perubahan
dalam kecepatan denyut ventrikel ( Buku ajar Kardiologi, FK UI, hal 275 )B. EtiologiPenyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah penyakit miokard
( iskemia dan infark ), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,
gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme koroner. Karena impuls
berasal dari ventrikel, maka tidak melalui sistem konduksi yang normal, melainkan
jaringan otot ventrikel, hal ini menimbulkan gambaran kompleks
QRS yang lebar ( lebih dari 0, 12 detik )
Peyebab dasar suatu aritmia sering sulit dikenali, tetapi beberapa factor aritmogenik
berikut ini dapat menjadi perhatian :
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen menjadi iritabel
2. Iskemia: infark miokardium dan angina menjadi pencetus
3. Stimulasi simpatis : menguatnya tonus otot karena penyebab apapun ( hyper-
tiroid, gagal jantung kongestif, latihan fisik dll ) dapat menimbulkan
aritmia
4. Obat obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis atau bahkan obat-obat
anti aritmia sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
6. Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi pre-
disposisi aritmia
7. Regangan ( stretch ): hipertrofi ventrikel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus ditanggulangi adalah:
- Ketidak stabilan elektris atau aritmia
Disfungsi mekanik atau kegagalan pompa jantung
( Klasifikasi:
Jenis jenis aritmia ventrikel adalah :
1. Ventrikel ekstrasistol ( VES, PVB , PVC )
2. Ventrikel takikardi VT )
3. Ventrikel fibrilasi VF )
Ad 1. Ventrikel extrasistol ( VES, PVB, PVC )
Aritmia ventrikel yang terjadi sewaktu tempat ektopik di ventrikel
mengalami depolarisasi spontan dan menyebabkan kontraksi ventrikel. Biasanya terjadi bila suatu bagian ventrikel mengalami iritasi atau cedera akibat kekurangan oksigen. QRS tidak hanya lebar, tetapi timbul premature dengan gelombang T yang berlawanan defleksinya dengan kompleks QRS.
Ventrikel ekstra sistol dapat mengakibatkan berkurangnya volume sekuncup,
karena ventrikel yang belum terisi penuh oleh darah saat sebelum kontraksi
akibat dari VES yang biasanya timbul setiap saat dalam siklus jantung.
Bentuk Ves yang berbahaya adalah :
Ves lebih dari 6 kali permenit
VES bigemini yaitu satu sinus satu VES secara bergantian
VES multifokal yaitu memiliki dua atau lebih bentuk yang berbeda
VES konsekutif yaitu muncul VES berurutan, dua atau lebih
VES R on T yaitu VES yang jatuh pada gelombang T denyut se -
Belumnya
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Ad 2. Ventrikel takikardi VT )
Ventrikel takikardi adalah aritmia ventrikel yang terjadi sewaktu kecepatan denyut ventrikel mencapai 100 sampai 200 kali permenit.
Volume sekuncup akan berkurang akibat waktu pengisian yang sangat terbatas. VT yang berlangsung lama merupakan keadaan gawat darurat yang
menjadi pertanda henti jantung.
Tiga atau lebih VES yang berturut-turut dapat disebut Ventrikel
takikardia. Irama biasanya teratur , gelombang P tidak ada dan gelombang QRS yang lebar. VT dapat terjadi sebagai irama yang pendek dan tidak terus-
menerus atau lebih panjang dan terus- menerus.
Ad 3. Ventrikel Fibrilasi ( VF )
Ventrikel fibrilasi merupakan aritmia ventrikel yang sangat ekstrim,
paling sering mendahului kematian mendadak pada orang dewasa. VF terjadi
bila ventrikel mengalami depolarisasi secara kacau dan cepat , sehingga ventrikel tidak berkontraksi sebagai satu unit tetapi bergetar secara inefektif. Mekanisme yang terjadi pada VF adalah jantung tidak dapat menghasilkan curah jantung , tekanan darah tidak terukur dan cardiac arrest.
Memiliki irama tidak teratur dengan frekwensi yang tidak dapat dihitung, gelombang P tidak ada dan kompleks QRS lebar seta tidak teratur. Tidak ada jarak kompleks yang terlihat, hanya ada oksilasi tidak teratur dari garis dasar.
Terdapat jenis VF kasar ( coarse VF ) dan VF halus ( fine VF ).
( Mengenal tanda-tanda aritmia Ventrikel
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengenal tanda-tanda aritmia,
sehingga kita tahu kapan kita harus mewaspadai seseorang yang dapat atau sedang men-
derita aritmia ?
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
A. Gambaran klinis
Pasien dengan aritmia, gejala awal yang sering ditemukan adalah:
( Palpitasi, yaitu orang tersebut merasakan denyut jantungnya sendiri bertambah cepat atau melambat
( Tanda-tanda penurunan curah jantung, seperti:
pasien mengeluh pusing yang disertai sinkop ( pingsan )
pulsasi lemah, hemodinamik menurun, akral dingin
( Pasien kejang dan kesadaran menurun
B. Gambaran Elektrokardiogram
Ventrikel Ekstrasistol
Karena denyut berasal dari ventrikel, maka tidak melalui sistim konduksi yang normal. QRS tidak hanya premature, tetapi melebar dengan gelombang T yang berlawanan defleksinya dengan kompleks QRS. VES digambarkan melalui pola dan frekwensinya, timbulnya bisa jarang, kadang-kadang atau sering.
( Test diagnostik aritmia
Test yang dilakukan untuk mendeteksi aritmia adalah:
1. Elektrokardiogram ( EKG )
a). Resting EKG : rekaman EKG yang dibuat pada saat pasien berbaring atau
istirahat
b). Exercise EKG ( stress test ) : menggunakan tread mill test atau ergocycle
sementara irama jantung tetap dimonitor
c). Holter monitoring : monitor irama jantung yang dilakukan selama 24 jam
dengan memasang electrode di tubuh ( dada ) pasien, sementara pasien
tetap melakukan aktifitas harian.
d). Transtelephonic monitoring : pasien menggunakan tape recorder untuk
merekam irama jantung dalam beberapa hari/minggu, jika pasien
merasakan tanda- tanda aritmia, maka ia menghubungi stasiun
monitoring.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
2. Pemeriksaan laboratorium:
a). Elektrolit : peningkatan atau penurunan kalium, kalsium dan magnesium
dapat menyebabkan aritmia.
b). Toksisitas obat : kelebihan dosis obat-obat seperti digitalis, quinidin
dapat menyebabkan aritmia
c). Hormon tyroid : peningkatan atau penurunan kadar tyroid serum dapat
menyebabkan aritmia
d). Laju sedimentasi: peningkatannya dapat menunjukkan proses inflamasi
akut : endokarditis yang dapat mencetuskan aritmia
e). Analisa gas darah : hypoksemia dapat menyebabkan aritmia
3. Pemeriksaan foto : foto thorax dapat menunjukkan pembesaran jantung se-
hubungan dengan disfungsi ventrikel / katup
4. Stress test : dapat dilakukan untuk mendemonstrasikan latihan yang dapat
menyebabkan aritmia
5. Elektrophysiologic study ( EPS )
Untuk mengetahui jenis, tipe, tempat aritmia dan respon terhadap
pengobatan dengan menggunakan catheterisasi jantung.
( Penatalaksanaan
A. Penatalaksanaan medis pada aritmia ventrikel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Obat-obatan anti aritmiaPenggunaan obat-obatan anti aritmia harus berhati-hati, karena efek obat tersebut juga bisa menyebabkan aritmia atau memperburuk aritmia. Obat anti aritmia diberikan pada kondisi pasien dengan hemodinamik yang stabil.
Jenis obat-obatan yang digunakan sebagai anti aritmia ventrikel adalah:
a). Amiodaron
Pada VT atau VF tanpa nadi diberikan 300 mg iv bolus diencerkan
20-30 cc, dapat diulang dengan dosis 150 mg selang waktu 3-5
menit sampai dosis maksimal 2,2 gram dalam 24 jam. Dapat
diberikan secara drip dengan dosis 0,5 mg/ menit
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Vebtrikel
b). Lidokain
Pada cardiac arrest dosis 1,0 1,5 mg/kg BB iv bolus dan dapat
diulang dengan dosis 0,5 0, 75 mg/kg BB. Dapat diberikan
perdrip dengan dosis 1-4 mg / menit.
c). Magnesium sulfat
Pada ventrikel fibrilasi diberikan dengan dosis 1-2 gr diencerkan
dalam 10 cc iv bolus dan diberikan cepat dengan memperhatikan
efek hipotensi dan asistol.
2. Terapi dengan listrik, meliputi:
a).Defibrilasi
- Pengobatan dengan menggunakan aliran listrik dalam waktu yang
singkat secara unsinkron
- Indikasi : Ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi
- Energi pertama adalah 200 joule, kedua 200-300 joule, ketiga 360
joule
- Jenis alat : selain defibrillator yang biasa digunakan di rumah sakit, ada jenis lain dari alat ini yaitu:
Automatic External defibrillator ( AED )
Yaitu defibrillator otomatis yang dapat dipakai oleh orang awam,
Tanpa harus mengenali gambaran EKG, karena defibrillator
tersebut akan secara otomatis menganalisa dan menginstrusikan
perlu tidaknya dilakukan defibrilasi.
AICD ( automatic implantable cardioverter defibrillators )
yaitu alat defibrilasi yang ditanam dibawah kulit pasien, dan jika
VT atau VF terdeteksi maka AICD mengeluarkan 0,05 sampai 34
Joule listrik dan dapat berulang sampai 4 kali jika aritmia menetap.
Menurut penelitian Robert Sheldon, seorang doctor dari Universitas
di Kanada, AICD lebih baik dibanding pengobatan untuk pasien
lansia, terbukti dapat menurunkan angka kematian 30 % pada pen-
derita VF/VT.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
b). Cardioversi
Pengobatan yang menggunakan aliran listrik dalam waktu
singkat secara sinkron
Indikasi pada aritmia ventrikel : Ventrikel takikardi dengan
nadi ( + ) dan hemodinamik tidak stabil
Energi pertama adalah 100 joule, kedua 200 joule, ketiga 300
joule dan keempat 360 joule.
3. PTCA ( Percutaneous Transluminal Coronary Angioplasty )
Bertujuan membuka pembuluh darah koroner yang me-
nyempit dengan cara dilatasi dengan kateter balon
sehingga aliran darah pulih kembali.
Indikasi: ventrikel takikardi dan ventrikel fibrilasi ber-
ulang yang berhubungan dengan iskemik miokard, syok
kardiogenik
Adapun penatalaksanaan menurut jenis aritmia adalah :
a). Ventrikel Ekstra sistol ( VES )
1. Mengatasi penyebab aritmianya, misalnya karena gangguan elektrolit , maka elektrolit dikoreksi terlebih dahulu.
2. Jika VES jarang sekali biasanya, biasanya tidak memerlukan agen
anti aritmia.
3. Jika VES sering atau > 6 x/ mnt, berurutan atau multiform diatasi
dengan agen anti aritmia seperti amniodaron atau lidokain
b). Ventrikel takikardia ( VT )
1. Jika pasien secara hemodinamik stabil, maka diatasi dengan agen antiaritmia
2. Jika pasien menjadi tidak stabil, tetapi nadi (+ ) , maka dilakukancardioversi ( sinkronisasi ) dengan energi mulai dari 100 joule
3. Jika nadi tidak teraba, maka dilakukan defibrilasi dengan energi mulai dari 200 joule.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
c). Ventrikel fibrilasi
1. Pada keadaan emergency dimana alat defibrilasi tidak siap, maka dapat dilakukan prekordial thump ( pukulan )
2. Jika alat defibrilasi sudah siap, segera lakukan defibrilasi dengan energi awal 200 joule, lalu 300 joule dan 360 joule
3. Jika tidak terjadi perubahan, dapat dilakukan kompresi eks-
ternal sambil menunggu alat siap
4. Jika aritmia terjadi secara kontinue, maka untuk jangka panjang dapat digunakan AICD.
B. Penatalaksanaan perawatan secara umum bertujuan untuk :
1. Mencegah atau mengobati aritmia yang mengancam jiwa
2. Mencegah komplikasi lebih lanjut yang terjadi akibat aritmia dan
penatalaksanaannya.
3. Mendukung pasien atau keluarga dalam menerima kecemasan atau takut terhadap resiko situasi yang mengancam hidup.
4. Membantu mengidentifikasi penyebab atau factor pencetus
5. Mengkaji informasi sehubungan dengan kondisi/ prognosis / program
pengobatan.
C. Patofisiologi Seperti yang sudah disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya
disebabkan oleh iskemia atau infark myokard.Lokasi terjadinya infark
turut mempengaruhi proses terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika
terjadi infark di anterior, maka stenosis biasanya barada di right coronary
artery yang juga berperan dalam memperdarahi SA node sehingga
impuls alami jantung mengalami gangguan.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Akibat dari kematian sel otot jantung ini, dapat menimbulkan
gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempe-
ngaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel
dan ion kalium serta penimbunan asam laktat , maka jalur-jalur hantaran
listrik jantung terganggu. Hal ini dapat menyebabkan hambatan
depolarisasi atrium atau ventrikel serta timbulnya aritmia.
Penurunan kontraktilitas myokard akibat kematian sel juga dapat men-
stimulus pangaktifan katekolamin yang meningkatkan rangsang system
saraf simpatis, akibatnya akan terjadi peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan kebutuhan oksigen dan vasokonstriksi.
Selain itu iritabilitas myokard ventrikel juga menjadi penyebab
munculnya aritmia ventrikel, baik VES< VT maupun VF.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
WEB OF CAUTION
Iskemia / Infark myokard
Kematian sel otot jantung
Pelepasan berbagai
enzim intrasel , ion kalium Gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi Penurunan kontrak-
dan penimbunan asam laktat tilitas myokard
Gangguan pada jalur- jalur Aritmia
hantaran listrik jantung
Menstimulus kateko-
lamin
Hambatan depolarisasi atrium/
ventrikel
Peningkatan rangsang
system saraf simpatis
Aritmia
Peningkatan frekuensi
jantung
Peningkatan kebutuhan oksigen asotriksi
dan vasokonstriksi
Irritabilitas myokard infark
Aritmia ventrikel ( VES, VT dan VF )
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
D. Pengkajian
Pengkajian didasarkan pada data:
a). Aktifitas / istirahat : kelemahan, kelelahan, perubahan frekuensi
jantung/ BP dengan aktifitas atau olah raga
b). Sirkulasi: perubahan BP, nadi tidak teratur, bunyi jantung tidak
teratur, kulit lembab, pucat, sianosis, diaphoresis, edema, produk-
si urine kurang
c) Elektrokardiografi : gelombang P tidak ada, kompleks QRS lebar
d). Psikologis : perasaan cemas, takut, palpitasi
e) Makanan / cairan : anoreksia, untolerate, nousea,vomit, perubahan
berat badan
f) Neurosensori : pusing, sakit kepala, disorientasi, bingung, perubahan
perilaku, perubahan pupil
g). Nyeri / kenyamanan :nyeri dada ringan sampai berat, gelisah
h). Respirasi : nafas pendek, bunyi nafas, hemoptisis
i). Faktor resiko : riwayat penyakit sebelumnya, riwayat keluarga, intok-
sikasi digitalis, gangguan elektrolit
j). Komplikasi yang dapat timbul : Heart failure, dari VES atau VT men-
jadi VF.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji berdasarkan jenis aritmia ventrikel adalah:
1. Ventrikel ekstra sistol:
Palpitasi, nyeri dada, pusing, lemah, penurunan kesadaran
yang reversible, irama tidak teratur, rate atrial normal, ventrikel
cepat, PR interval tidak dapat diukur, QRS kompleks pada VES lebar lebih dari 0,12 second
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
2. Ventrikel takikardi
Ansietas, palpitasi, pusing, lemah, sianosis, syncope, perubahan
tingkat kesadaran, frekuensi 100-200 x/ menit, gelombang P tidak
ada, PR interval tidak dapat dihitung, QRS kompleks lebar dan lebih dari 0,12 second
3. Ventrikel fibrilasi
Ansietas, palpitasi, pusing, sianosis, nafas pendek, perubahan tingkat kesadaran, pulsasi tidak ada, irama ireguler, frekuensi
lebih dari 350 x/ menit sehingga tidak dapat dihitung, QRS
kompleks lebar.
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa perawatan :
1. Aktual / Risti penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan penurunan kontraktilitas myokard, ditandai dengan :
DS: - Pasien mengatakan lemah, lelah
Pasien mengatakan pusing, sakit kepala
DO : Nadi tidak teraba/ lemah, kulit pucat , sianosis, edema, produksi
Urine < -1 cc / kg/BB/ jam, syncope, gambaran EKG aritmia
Tujuan: Curah jantung adekuat
Kriteria hasil :
Hemodinamik stabil dan normal
Urine output - 1cc/ kg/BB/ jam
Pulsasi perifer kuat / besar
Aritmia teratasi
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Intervensi
Rasionalisasi
Palpasi nadi radial, femoralis, carotis dan
- Mengetahui kelainan pulsasi dan
kaji kelainan yang timbul kelainan irama yang timbul
- Auskultasi bunyi jantung, kaji irama jantung - Mengetahui kelainan bunyi jantung
- Ukur tanda-tanda vital : TD, Nd, RR tiap jam - Dapat memonitor setiap perubahan
hemodinamik secara cepat
Tentukan adanya gangguan irama jantung dan
- Mengetahui jenis aritmia ventrikel
jenisnya ( ventrikuler disritmia, total AV blok )
yang terjadi untuk menentukan pengobatan/
tindakan yang tepat
- Kaji dan dokumentasikan kelelahan intoleran aktifitas, - Mengetahui timbulnya tanda-tanda dyspnea, nyeri dada, palpitasi, sakit kepala, mual
penurunan cardiac output
- Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai indikasi - Jika terjadi VF atau VT tanpa nadi
Siapkan dan bantu tindakan defibrilasi/ pemasangan
- Untuk mencegah henti jantung dan membantu
pace maker sesuai indikasi.
pompa dan membantu pompa jantung
Beri oksigen sesuai kebutuhan dan kolaborasi
- Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
Kolaborasi pemasangan IV line
- Untuk memberikan obat-obatan yang di-
perlukan secara cepat
- Kolaborasi pantau pemeriksaan laboratorium ( elektrolit )- Untuk mengetahui kemungkinan gangguan
elektrolit sebagai penyebab aritmia
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Kolaborasi untuk pemberian obat antidisritmia
- Untuk menghentikan aritmia
- Kolaborasi untuk prosedur diagnostic invasive /
- Untuk memperbaiki aliran darah koroner
bedah sesuai indikasi
2. Aktual / Risti gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnya
daya pompa jantung ditandai dengan :
DS: - Pasien mengatakan pusing, lemah
- Pasien mengatakan nyeri dada
DO : - Daerah perifer dingin, sianosis, pucat, EKG disritmia, tekanan darah
menurun, HR meningkat > 100 x/ menit, RR > 28 X/ menit, perubahan
tingkat kesadaran, gangguan orientasi, kapilary refill > 3 detik
Tujuan : Perfusi adekuat, ditandai dengan :
Kriteria hasil :
Akral hangat, capillary refill < 3 detik
Kulit kering/ tidak lembab
Kesadaran atau orientasi pasien baik
Tidak ada nyeri dada
Tidak terjadi disritmia
TTV dalam batas normal.
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Intervensi
Rasionalisasi
Monitor perubahan EKG
- Mengetahui perubahan irama jantung
secara continue
Monitor tanda-tanda vital, timbulnya distress pada
- Untuk memonitor gangguan hemodinamik
pernafasan tiap jam
dan pernafasan secara cepat
Kaji bunyi jantung terhadap S3 dan S4 dan
- Untuk mengetahui timbulnya bunyi
hilangnya S1 dan S2
jantung yang abnormal
- Kaji akral pasien dan periksa capillary refill
- Untuk mengkaji gangguan perfusi perifer
Monitor intake dan output cairan tiap shift
- Untuk mengetahui keseimbangan cairan
dan memonitor kelebihan cairan
Kaji adanya nyeri dada
- Untuk mengetahui adanya gangguan
perfusi ke koroner / jantung
Kaji tingkat kesadaran dan orientasi
- Untuk mengetahui adanya gangguan
( waktu, tempat dan orang )
perfusi ke otak
- Pertahankan pemberian infus untuk emergency
- Untuk memberikan obat-obatan dan
cairan secara cepat dan tepat
- Berikan posisi semifowler
- Untuk mengurangi penekanan diafragma
dan melancarkan jalan nafas
- Batasi pengunjung
- Mengurangi beban kerja jantung
- Bila BAB berikan bed side commode
- Mengurangi beban kerja jantung
- Kolaborasi pemberian obat anti disritmia,
- Untuk menghentikan aritmia dan mengatur
pace maker dan pemberian diet
kebutuhan kalori pasien
3. Aktual Risti anxietas berhubungan dengan takut terhadap ancaman kematian, lingkungan perawatan dan pengobatan kritis ditandai dengan :
DS: - Pasien mengatakan takut mati
- Pasien menanyakan apakah masih bisa sembuh
DO: Ekspresi wajah tegang, gelisah, berkeringat dingin, pasien menangis, pasien
tidak kooperatif dalam pengobatan, tekanan darah dan HR meningkat.
Asuhan Keperawatan Pasien dengan Aritmia Ventrikel
Tujuan : Rasa cemas dapat diatasi/ berkurang dengan menggunakan mekanisme
koping yang positif, ditandai dengan :
Kriteria hasil :
Pasien dapat menyatakan kecemasan yang dirasakannya
Pasien dapat beristirahat dengan tenang
Ekspresi wajah rileks/ ceria
TD/HR normal
Pasien berpartisipasi dalam perencanaan pengobatan
Pasien mengerti tentang penyakit dan pengobatannyaIntervensi Rasionalisasi
Kaji rasa takut klien
- Untuk mengetahui penyebab kecemasan/
ketakutan
Kaji koping pasien dalam mengidentifikasikan
- Untuk mengetahui apakah pasien meng-
dan mengatasi masalah
gunakan koping positif dalam mengatasi
masalah
Bantu pasien dalam mengungkapkan ke- - Untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien cemasan
Berikan dorongan terhadap tahap-tahap proses
- Untuk membantu pasien melalui tahap-tahap
kehilangan yang timbul kehilangan dengan baik
Berikan privacy dan lingkungan yang nyaman
- Untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien
Observasi bahasa non verbal dari
- Untuk bisa memahami kecemasan yang tidak
gejala-gejala kecemasan
diungkapkan secara verbal
Hindari konfrontasi dengan pasien
- Untuk mencegah meningkatnya kecemasan
Berikan informasi tentang procedure tindakan,
- Untuk mengetahui kecemasan pasien dengan
pengobatan dan lain- lain yang mencemaskan pasien mengetahui prosedur pengobatan dll
Berikan intervensi komunikasi terapeutik
- Komunikasi terapeutik akan mem-
bantu pasien mengungkapkan kecemasan
sehingga mengurangi rasa takutnya
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Hargai setiap pendapat dan keputusan pasien
- Untuk meningkatkan harga diri dan rasa
percaya diri pasien
Libatkan keluarga dalam memberikan dorongan - Untuk memberikan dorongan psikologis
kepada pasien
yang akan mengurangi kecemasan pasien
DAFTAR PUSTAKA :
1. Wood, SL Froelicher, ES ( 2000 ). Cardiac Nursing, Philadelphia:
Lippincott and Wilkins
2. Tucker, RN, BSN< PHN, Susan Martin, ( 1988 ), Patient care standards, The CV Mosby Company, ST . Louis, Washington DC, Toronto.
3. Cummins, MD, MPH, MSC, Richard, ( 1999 ). Advance Cardiac
life support American heart association
4. Doengoes, Marrilyn E, ( 2000 ), Nursing Care Plans : guidelines for
Planning and documenting patient care, EGC , Jakarta
5. Hudak, RN, PHD, Carolyn M, Gallo, RN< MS< Barbara M 1987 )
Critical care nursing : aholistic approach, EGC, Jakarta
6. Donna D Ignatavicius, MS, RN, ( 1991 ), Medical Surgical Nursing:
A nursing process approach, Philadelpia : WB Saunders Company
7. Thaler, Malcom S, The only ECG book youll ever need ( 1995 ),
JB. Lippincott company : Philadelphia, USA
8. Rilantono, Lili Ismudiati, dkk ( 2001 ), Buku ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIKAL
JUDUL :
1. Asuhan Keperawatan pasien dengan Hematemeses Melena
2. Asuhan Keperawatan pasien dengan Syok
3. Asuhan Keperawatan pasien dengan ARDS
4. Asuhan Keperawatan pasien dengan Diabetik Ketoasidosis
5. Asuhan Keperawatan pasien dengan Gagal Ginjal Akut
6. Asuhan Keperawatan pasien dengan Infark Myokard Akut
7. Asuhan Keperawatan pasien dengan Odema Paru
8. Asuhan Keperawatan pasien dengan Aritmia Ventrikel