apindo & forum komunikasi asosiasi – asosiasi nasional jakarta, 14 juli 2010
DESCRIPTION
P ermen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010 : Memperburuk Iklim Usaha. APINDO & Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional Jakarta, 14 Juli 2010. Masalah Serius Dunia Usaha. 1. Daya saing Bunga Bank Kebijaksanaan Energi ( Energi Priman & TDL) Ekonomi Biaya Tinggi - PowerPoint PPT PresentationTRANSCRIPT
APINDO &Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi
NasionalJakarta, 14 Juli 2010
Permen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010 :
Memperburuk Iklim Usaha
Masalah Serius Dunia Usaha
1. Daya saing• Bunga Bank• Kebijaksanaan Energi (Energi Priman & TDL)• Ekonomi Biaya Tinggi
2. Perlindungan Pasar• SNI & Label• Pengamanan Pasar Dalam Negeri • Peningkatan Penggunaan Tingkat KDN
3. Peningkatan Ekspor
Di Era Perdagangan Bebas permasalahan daya saing semakin serius.
Penjelasan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 11 Juni 2010 di APINDO kepada Asosiasi – Asosiasi :
PERTIMBANGAN RENCANA KENAIKAN TDLPERTIMBANGAN RENCANA KENAIKAN TDL
• Tarif Dasar Listrik (TDL) yang berlaku sampai dengan saat ini adalah
berdasarkan Keppres 104 Tahun 2003.
• TDL yang ditetapkan tersebut tidak dapat menutup Biaya Pokok
Penyediaan (BPP) tenaga listrik dan margin yang diperlukan untuk
investasi, sehingga kekurangannya dipenuhi melalui subsidi.
• Sesuai UU Nomor 2 Tahun 2010 tentang APBN-P 2010, alokasi
anggaran subsidi listrik Rp 55,1 triliun dengan asumsi penyesuaian TDL
melalui kenaikan rata-rata 10% pada bulan Juli 2010 untuk menutup
kekurangan kebutuhan subsidi Rp 4,8 triliun.
• Penundaan kenaikan TDL sebesar 10% akan menambah anggaran
subsidi Rp 800 miliar/bulan4
-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 11 Juni 2010- tanggal 11 Juni 2010-
RENCANA KENAIKAN TDLRENCANA KENAIKAN TDL RATA-RATA 10% RATA-RATA 10%
5
No. Pelanggan Opsi 1(% Kenaikan)
Opsi 2(% Kenaikan)
1 450 VA s.d. 900 VA Tidak naik 5%
2 6.600 VA ke atas (R, B, P) dengan batas hemat 30% (semula 50%) Tidak naik Tidak naik
3 Pelanggan Rumah Tangga (R) 18% 15%
4 Pelanggan Bisnis (B) 12% - 16% 12% - 15%
5 Pelanggan Industri (I) 6% - 15% 6% - 13%
Catatan:
1. Penerapan tarif untuk pelanggan Industri (I), dipertahankan tetap kompetitif dengan tarif Industri di negara ASEAN.
2.Pelanggan dengan daya 6.600 VA ke atas (Rumah Tangga/R, Bisnis/B, dan Pemerintah/P) tidak mengalami kenaikan, oleh karena tarif pelanggan tersebut telah mencapai keekonomian.
3.Dengan ditetapkannya TDL 2010, maka segala kebijakan tarif (a.l.: Dayamax Plus dan Multiguna) yang selama ini diterapkan kepada pelanggan Industri dicabut.
-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 11 Juni 2010- tanggal 11 Juni 2010-
Penjelasan Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada tanggal 22 Juni 2010 kepada Forum Komunikai Asosiasi Asosiasi :
1. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang Ketenagalistrikan
Pasal 4:Untuk penyediaan tenaga listrik, Pemerintah dan Pemerintah Daerah menyediakan dana untuk:
“kelompok masyarakat tidak mampu”.
Pasal 34:• Pemerintah sesuai kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.• Tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangan
konsumen dan pelaku usaha.
2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN penjelasan pasal 66 ayat 1 (mengenai Kewajiban Pelayanan Umum/KPU):BUMN diberikan penugasan khusus oleh Pemerintah, apabila penugasan tersebut menurut kajian
secara finansial tidak fisibel, Pemerintah harus memberikan kompensasi atas semua biaya yang telah dikeluarkan oleh BUMN tersebut termasuk margin yang diharapkan”.
3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2010 tentang APBN-P 2010
Pasal 8:• Subsidi dalam tahun anggaran 2010 diperkirakan sebesar Rp 55,1 triliun• Pengendalian anggaran subsidi listrik dalam Tahun Anggaran 2010 dilakukan melalui: - Penerapan TDL sesuai harga keekonomian dengan batas hemat 30% konsumsi rata-rata nasional
tahun 2009 bagi pelanggan rumah tangga (R), bisnis (B), dan pemerintah (P) untuk daya 6.600 VA ke atas;
- Penyesuaian TDL ditetapkan oleh Pemerintah setelah mendapat persetujuan dari DPR RI.
LLANDASAN HUKUMANDASAN HUKUM
7
-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-
Pada dasarnya Biaya Pokok Penyediaan (BPP) tenaga listrik sama dengan Tarif Dasar Listrik (TDL) yang dibayar oleh konsumen, namun saat ini TDL masih dibawah BPP.
Kementerian ESDM selaku regulator menjaga agar penyediaan tenaga listrik dilakukan secara efisien dan menjaga keseimbangan kepentingan penyedia listrik (PLN) dan konsumen.
Pemerintah melakukan evaluasi BPP PLN, dengan berprinsip pada Allowable Cost dan memaksimalkan efisiensi melalui diversifikasi energi primer dan penurunan losses.
Subsidi listrik diprioritaskan bagi konsumen tidak mampu (450 s.d 900 VA), tarif lainnya ditetapkan sesuai BPP dan keekonomian secara bertahap.
Subsidi diperlukan apabila tingkat TDL dibawah nilai semestinya (biaya pokok penyediaan + margin).
DASAR SUBSIDI LISTRIKDASAR SUBSIDI LISTRIK
8
-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-
538
634 685
782
1.104
811
486
604
724 746
840 805
641
529
795
907 908
767 790
916 878
737
608
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
1.000
1.100
1.200
1.300
1.400
1.500
TDL [Rp/kWh]
Konsumen
TDL Lama TDL Baru
B.1/450 VA
B.1/900 VA
B.1/1300 VA
B.1/
≤5500 VAB.2/
≤ 200 VAI.1/
450 VAI.1/
900 VAI.1/
1300 VAI.1/
2200 VAI.1/
≤14 kVAI.2/
≤200 kVA
B.3/> 200 kVA
I.3/
>200 kVA
I.4/
>30.00 kVA
9
Bisnis (B) Industri (I)
PERBANDINGAN TDLPERBANDINGAN TDL 2010 2010
16% 16
%
12%
6% 6%
9% 9%
15%
15%
Penerapan tarif untuk pelanggan Industri (I), dipertahankan tetap kompetitif dengan tarif Industri di negara ASEAN. Pelanggan dengan daya 6.600 VA ke atas (R, B dan P) tidak mengalami kenaikan, oleh karena tarif pelanggan tersebut
telah mencapai keekonomian. Dengan ditetapkannya TDL 2010, maka segala kebijakan tarif (a.l Dayamax Plus dan Multiguna) yang selama ini
diterapkan kepada pelanggan Bisnis dan Industri dicabut.
TM TM TTTRTRTRTRTR TR TR TR TR TR TR
-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-
Apabila konsumen membutuhkan penyediaan listrik namun oleh karena sesuatu hal tidak dapat dikenakan menurut tarif baku (Sosial, Rumah Tangga, Bisnis, Industri, Pemerintah, Traksi dan Curah), yaitu:
a.ekspor impor, dengan pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik lainnya dan pemegang izin operasi;
b.bersifat sementara maksimum 3 (tiga) bulan, khusus untuk kegiatan konstruksi maksimum 24 (dua puluh empat) bulan dan dapat diperpanjang;
c.untuk kawasan bisnis dan kawasan industri yang memerlukan tingkat keandalan khusus, atau hanya sebagai cadangan pasokan;
d.untuk keperluan bisnis dan industri yang mempunyai wilayah kerja tersebar dan menginginkan pembayaran terpusat; atau
e.adanya bisnis para pihak yang saling menguntungkan dengan kualitas layanan tertentu, khusus untuk keperluan bisnis dan industri dengan daya di atas 200 kVA.
TARIF LAYANAN KHUSUS (L)TARIF LAYANAN KHUSUS (L)
10
-Penjelasan resmi Pemerintah / -Penjelasan resmi Pemerintah / Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral pada pada tanggal 22 Juni 2010- tanggal 22 Juni 2010-
KETENTUAN TARIF DASAR LISTRIK (TDL)
KEPPRES RI No.104 Tahun 2003 vs
PERMEN ESDM No. 07 Tahun 2010
I. Menurut UU No. 30 Pasal 34 tentang ketenagalistrikan
Pasal 34:
• Pemerintah sesuai kewenangannya menetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia.
• Tarif tenaga listrik untuk konsumen ditetapkan dengan memperhatikan keseimbangan konsumen dan pelaku usaha.
sehingga Permen No. 7 tahun 2010 CACAT HUKUM, karena seharusnya berdasarkan KEPPRES
II. Ada 3 (tiga)Ketentuan TDL
1. TDL KEPPRES No. 104 tahun 2003
2. TDL versi PLN Pelanggaran UU No. 30 tahun 2009 Pasal 34, karena tidak ditetapkan oleh Pemerintah bersama DPR
3. TDL Permen 2010 CACAT HUKUM
Simulasi Perhitungan TDL dari Asosiasi berdasarkan :
KEPPRES RI No.104 Tahun 2003 vs
PERMEN ESDM No. 07 Tahun 2010
Simulasi kenaikan Tdl 2010 (I-2 - 131 kva )
PT. A (gol I-2 <200kva) -Simulasi kenaikan Golongan I-2 dengan 131 kva
tarif lama dengan Dayamax = Keppress 76 Th. 2003 Bila beban dihapus, koef k=1,4 = Permen ESDM 07 Th. 2010 Kenaikan
Biaya Beban Rp32,500
131 4,257,500 Biaya Beban dihapus -
Penalti KVAmax Rp32,500 -
- Penalti KVAmax dihapus -
Biaya LWBP Rp440
42,758 18,813,520 Biaya LWBP Rp800 42,758 34,206,400
Biaya WBP x koef k Rp880
4,249 3,739,120 Biaya WBP x k=1,4 Rp1,120 8,405 9,413,376
Biaya WBP2 (x 2 x 1.5) Rp1,320
4,156 5,485,656 - -
Pemakaian Tenaga Listrik 32,295,796 Pemakaian Tenaga
Listrik
43,619,776
PPJ (2,5% * Pemakaian) 804,165 PPJ (2,5% * Pemakaian)
1,086,132
TOTAL TAGIHAN : 33,099,961 44,705,908 11,605,947
NAIK: 35.06%
RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp874
Sebelum Naik (Rp/ Kwh) ------> Rp647
Biaya beban (Rp./kVA/bulan Keppress RI No. 76 Th. 2003
Blok LWBP = 440Keppress RI No. 76 Th. 2003
Blok WBPK x 440 = WBP 2 x 440 = 880
Keppress RI No. 76 Th. 2003
Blok WBP2(WBP x 2) x pinalti dayamax = WBP2
440 x 2 x 1.5 = 1,320
Blok LWBP = 800Permen ESDM 07 Th. 2010
Blok WBPK x 800 = WBP
1.4 x 800 = 1,120Permen ESDM 07 Th. 2010
Golongan I-2/TRPemakaian pada
rekening
Prosentase Kenaikan (setelah menggunakan
Permen ESDM 07 Th. 2010
Selisih biaya antara perhitungan Keppres RI No.
76 Th. 2003 dan Permen ESDM 07 Th. 2010
Dayamax
Sumber : API 2010Sumber : API 2010
Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.800/kwh, biaya beban dihapus)
asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=2
tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=2 Kenaikan
Biaya Beban Rp32,500 131 4,257,500 Biaya Beban dihapus -
Penalti KVAmax Rp32,500 - - Penalti KVAmax dihapus -
Biaya LWBP Rp440 42,758 18,813,520 Biaya LWBP Rp800 42,758 34,206,400
Biaya WBP x koef k Rp880 4,249 3,739,120 Biaya WBP x k=2 Rp1,600 8,405 13,447,680
Biaya WBP2 (x 2 x 1.5) Rp1,320 4,156 5,485,656 - -
Pemakaian Tenaga Listrik 32,295,796 Pemakaian Tenaga Listrik 47,654,080
PPJ (2,5% * Pemakaian) 804,165 PPJ (2,5% * Pemakaian) 1,191,352
TOTAL TAGIHAN : 33,099,961 48,845,432 15,745,471
NAIK: 47.57%
RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp955
Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I-2 - 131 kva )
Sumber : API 2010Sumber : API 2010
PT.X --Simulasi kenaikan Golongan I - 3 dengan 6930 kvatarif lama dengan Dayamax = = Keppress 76 Th. 2003 Bila beban dihapus, koef k=1,4 Kenaikan
Biaya Beban Rp29,500 6,930
204,435,000 Biaya Beban dihapus -
Penalti KVAmax Rp29,500 3,930
115,935,000 Penalti KVAmax dihapus -
Biaya LWBP Rp439 3,584,136 1,573,435,70
4 Biaya LWBP Rp680 3,584,136 2,437,212,480
Biaya WBP x koef k Rp439 251,580
110,443,620 Biaya WBP x k=1,4 Rp952 719,680 685,135,360
Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 468,100
308,243,850 - -
Pemakaian Tenaga Listrik
2,312,493,17
4 Pemakaian Tenaga Listrik
3,122,347,840
PPJ (2,5% * Pemakaian)
57,812,329 PPJ (2,5% * Pemakaian)
77,746,461
TOTAL TAGIHAN :
2,370,305,503
3,200,094,301 829,788,798
NAIK: 35.01%
RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp744
Rata2 Sebelum Naik (Rp/ Kwh) ------> Rp551
Biaya beban (Rp./kVA/bulan Golongan I-3/TR
Keppress RI No. 76 Th. 2003
Blok WBP (diatas 350 jam nyala 439
Keppress RI No. 76 Th. 2003
Blok WBP (0 sd 350 jam nyala) K x 439 = WBP1 x 439 = 439
Keppress RI No. 76 Th. 2003
Blok WBP2 (0 sd 350 jam nyala) (WBP x K) x 1.5 = WBP2
439 x 1 x 1.5 = 659
Golongan I-3/TRBlok LWBP = 680
Permen ESDM 07 Th. 2010
Blok WBPK x 680 = WBP 1.4 x 680 = 952
Permen ESDM 07 Th. 2010
Golongan I-2/TRPemakaian pada
rekening
Prosentase Kenaikan (setelah menggunakan
Permen ESDM 07 Th. 2010
Selisih biaya antara perhitungan Keppres RI No.
76 Th. 2003 dan Permen ESDM 07 Th. 2010
PT.X --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -6930kva )
Dayamax
Sumber : API 2010Sumber : API 2010
Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.680/kwh, biaya beban dihapus)
asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=2
tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=2 k=1,4 = Permen ESDM 07 Th. 2010 Kenaikan
Biaya Beban Rp29,500 6,930 204,435,000 Biaya Beban dihapus -
Penalti KVAmax Rp29,500 3,930 115,935,000 Penalti KVAmax dihapus -
Biaya LWBP Rp439 3,584,136 1,573,435,704 Biaya LWBP Rp680 3,584,136 2,437,212,480
Biaya WBP x koef k Rp439 251,580 110,443,620 Biaya WBP x k=2 Rp1,360 719,680 978,764,800
Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 468,100 308,243,850 - -
Pemakaian Tenaga Listrik 2,312,493,174 Pemakaian Tenaga Listrik 3,415,977,280
PPJ (2,5% * Pemakaian) 57,812,329 PPJ (2,5% * Pemakaian) 85,399,432
TOTAL TAGIHAN : 2,370,305,503 3,501,376,712 1,131,071,209
NAIK: 47.72%
RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp814
PT.X --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -6930kva )
Sumber : API 2010Sumber : API 2010
PT.Y --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -2180kva ) data sesuai tagihan real Juni 2010
Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.680/kwh, biaya beban dihapus)
asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=1,4
tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=1,4 Kenaikan
Biaya Beban Rp29,500 2,180 64,310,000 Biaya Beban dihapus -
Penalti KVAmax Rp29,500 986 29,087,000 Penalti KVAmax dihapus -
Biaya LWBP Rp439 1,040,760 456,893,640 Biaya LWBP Rp680 1,040,760 707,716,800
Biaya WBP x koef k Rp439 75,190 33,008,410 Biaya WBP x k=1,4 Rp952 210,720 200,605,440
Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 135,530 89,246,505 - -
Pemakaian Tenaga Listrik 672,545,555 Pemakaian Tenaga Listrik 908,322,240
PPJ (2,5% * Pemakaian) 16,813,639 PPJ (2,5% * Pemakaian) 22,617,224
TOTAL TAGIHAN : 689,359,194 930,939,464 241,580,270
NAIK: 35.04%
RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp744
Sebelum Naik (Rp/ Kwh) ------> Rp551
Sumber : API 2010Sumber : API 2010
Simulasi Perhitungan rek.PLN (Skema PLN - tarif TDL Rp.680/kwh, biaya beban dihapus)
asumsi bahwa tarif WBP dikenakan koefisien k=2
tarif lama dengan Dayamax Bila beban dihapus, koef k=2 Kenaikan
Biaya Beban Rp29,500 2,180 64,310,000 Biaya Beban dihapus -
Penalti KVAmax Rp29,500 986 29,087,000 Penalti KVAmax dihapus -
Biaya LWBP Rp439 1,040,760 456,893,640 Biaya LWBP Rp680 1,040,760 707,716,800
Biaya WBP x koef k Rp439 75,190 33,008,410 Biaya WBP x k=2 Rp1,360 210,720 286,579,200
Biaya WBP2 (x 1,5) Rp659 135,530 89,246,505 - -
Pemakaian Tenaga Listrik 672,545,555 Pemakaian Tenaga Listrik 994,296,000
PPJ (2,5% * Pemakaian) 16,813,639 PPJ (2,5% * Pemakaian) 24,857,400
TOTAL TAGIHAN : 689,359,194 1,019,153,400 329,794,206
NAIK: 47.84%
RATA-RATA TARIF/ Kwh DIHITUNG BERDASARKAN TOTAL TAGIHAN dibagi Total KWH ---> Rp814
PT.Y --Simulasi kenaikan Tdl 2010 ( I3 -2180kva ) data sesuai tagihan real Juni 2010
Sumber : API 2010Sumber : API 2010
PERHITUNGAN REKENING PLN- 2010Kategori : Industri Makanan
Grand Total Pembayaran Rekening LPLN Bulan Januari – Mei 2010:
Grand Total Lama : Rp.859.951.029,-
Grand Total Baru : Rp. 1. 121.378.007,-
Kenaikan : 30 %.
Asosiasi Kaca Lembaran dan Kaca Pengaman
PERHITUNGAN REKENING PLN- 2010Industri Besi dan Baja
• Kategori : I3
• Kategori I4
PERHITUNGAN REKENING PLN- 2010Industri Hotel
Hotel A ( 5 stars ) Jakarta
Existing Billing NEW Billing
( K=2 ) ( K=2 )
A. Main cost :
(kWh) (Price) (%) (Price) (%)WBP : 18.00 - 22.00 492,880 904 445,563,520 1,600 788,608,000
LWBP : 22.00 - 18.00 2,215,200 452 1,001,270,400 800.0 1,772,160,000
kWh usage 2,708,080
Total main cost : 1,446,833,920 2,560,768,000 76.99%
B. Additional cost :
Disincentive energy 180,992,850 12.51%
48,564,000 3.36%
PPJU 55,966,043 3.87%
Fixed Load Cost 189,144,000 13.07% Minimum Usages
Total additional cost : 474,666,893 32.81%
Total A + B 1,921,500,813 2,560,768,000 33.27%
Capacity : 6,660 kVACategory : B3 / TM
Keppres 104 / 2003 Permen ESDM 07 / 2010
(Rp.) (Rp.)
Disincentive Kva max
Rekomendasi :
Apabila ketentuan TDL baru tetap dipaksakan, yang terjadi adalah :
1 .Timbulnya multiplier effect, dimana terjadi kenaikan pada harga-harga barang kebutuhan pokok, transportasi, dan kenaikan inflasi
2. Menurunnya daya saing produksi dalam negeri baik di dalam negeri maupun di pasar ekspor
3. Terjadinya peningkatan penggunaan produk impor, karena produk impor akan lebih stabil dan jauh lebih bersaing dari produk dalam negeri
4. Terhambatnya investasi baru / perluasan usaha
5. Pengurangan produksi sampai dengan terhentinya produksi yang berujung pada Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
6. Peningkatan Inflasi
Rekomendasi :
- Untuk itu, Forum Komunikasi Asosiasi – Asosiasi Nasional meminta kepada Pemerintah untuk :
membatalkan Permen ESDM No. 07 Tahun 2010 tentang Kenaikan TDL 2010-Membahas kembali bersama pelaku usaha untuk mendapatkan angka kenaikan yang tetap kompetitif, dan mendorong pertumbuhan Ekonomi- Pemerintah agar lebih fokus dalam meningkatkan daya saing industri dalam negeri.
Terima Kasih