api hal fase kerja.doc
TRANSCRIPT
ANALISA PROSES INTERAKSI
Inisial klien : Tn. B
Status interaksi perawat-klien : Fase kerja
Lingkungan : Perawat dan klien duduk dalam satu ruangan rawat kelas 3 di ruang rawat inap TETA, duduk berhadapan. Klien
duduk di tempat tidur, perawat duduk di kursi di samping tempat tidur klien, scherem terpasang sehingga
lingkungan tenang.
Deskripsi klien : Ekspresi klien tampak murung, gelisah.
Tujuan (berorientasi pada klien) : Klien dapat melakukan cara mengontrol dan menghardik halusinasi
Dx Keperawatan : halusinasi pendengaran
Nama Mahasiswa : Nofia Mustika
Tanggal : 04 Juli 2015
Jam : 11.00-11.30 WIB
Tempat : Ruang rawat inap Teta RSJD Jambi
Komunikasi Verbal Komunikasi non verbalAnalisa Berpusat Pada
PerawatAnalisa Berpusat Pada
Klien/KeluargaRasional
P : “Selamat siang, Pak!” P : menyapa, K
K : melihat perawat lalu
tersenyum
P berharap K mau
menerima P karena ini
sudah interaksi kedua
K senang ada yang
mengajaknya berbicara
Ucapan salam merupakan
penghargaan dan perhatian
perawat terhadap klien atau
keluarga
K : “Iya, siang, buk” K : tersenyum kepada
perawat
P senang karena K mau
menerima kehadiran P
Keluarga klien menerima
sapaan dari perawat
Keluarga klien menanggapi
sapaan perawat. Hal tersebut
P : membalas senyuman
keluarga klien
mengindikasikan bahwa kakak
klien bisa menerima kehadiran
perawat
P : “kek mano kabarnyo
hari ini pak?
P : memandang K, badan
condong ke depan
K : menatap P kadang
menunduk
P berharap K mau
mengutarakan sesuatu
pada P
K tampak masih malas
berbicara dengan P
Pertanyaan pembuka memberi
kesempatan klien untuk bebas
mengungkapkan isi hati/
pikirannya
K : “alhamdulillah baik
buk”
K : menatap perawat
P : memperhatikan klien
P merasa senang K mau
mulai menceritakan apa
yang dirasakan
K menginginkan P
mengerti akan
kondisinya
Dengan menanyakan kabar
maka keluarga akan lebih
rileks
P : “syukurlah, kalo baik
pak?
Kek mano pak, masih
sering dengar bisikan dak.?
P : tersenyum, menatap klien
K : tersenyum, memandang
perawat
P berharap keluarga mau
menceritakan kondisi klien
K merasa senang P mau
mengerti kondisinya
Pertanyaan terbuka
memberikan kesempatan pada
keluarga untuk
mengungkapkan pendapat atau
cara pandang keluarga
terhadap kondisi klien
K : “masihlah buk kadang-
kadang, pas siang jam duo
buk, masih sering.
K : menatap perawat sebentar
kemudian menunduk
P : memperhatikan K, badan
condong ke depan
P merasa senang keluarga
mau berbagi cerita tentang
keadaan klien
K masih kurang terbuka
terhadap P
Mengetahui kondisi klien yang
sebenarnya sangat penting
untuk menentukan intervensi
selanjutnya
P : “Oooo begitu pak.
Baiklah, Hari ini kito akan
mulai berdiskusi tentang
P : mengangguk-anggukkan
kepala memandang klien
P berharap keluarga mau
berdiskusi
K masih kurang terbuka
terhadap P
Kontrak tujuan yang jelas
membantu keluarga
memahami maksud interaksi
masalah yang Bapak B
alami.
K : menunduk
K : “Oh iyo buk, baiklah
buk.
K : mengangguk-anggukkan
kepala memandang perawat
P : kontak mata terhadap
klien
P lega karena keluarga
mau diajak berdiskusi
K merasa senang ada
teman yang bisa diajak
cerita untuk menangani
kondisi klien
Tujuan interaksi yang jelas
sangat penting dalam proses
interaksi untuk menentukan
arah pembicaraan
P : “Berapo lamo kiro-kiro
kito biso ngobrol? Bapak
maunyo berapa menit? Kek
mano kalo kalau 10 menit?
Bisa?”
P : mempertahankan kontak
mata dengan klien sambil
menunjukkan jam
K : menoleh ke arah jam
dinding
P berharap K mau
menanggapi ucapan P
K mengikuti arahan dari
P
Kontrak waktu penting dalam
interaksi untuk memberikan
arahan selama interaksi
K : “Iya biso buk. sekarang
sayo jugo lagi dak do yang
nak di kerjokan”
K : menatap perawat
P : memandang klien
P merasa senang karena K
mau menanggapi ajakan P
K menunjukkan
kesediaannnya untuk
berinteraksi dengan P
Kesepakan sebelum interaksi
penting untuk meningkatkan
hubungan saling percaya
P : “Kito mau ngobrol
dimano? Kek mano kalau di
sini be?”
P : memandang klien
K : menatap perawat
P berharap K mau
menerima ajakan P
K tampak berkonsentrasi
pada pembicaraan
Kontrak awal penting dalam
memberi arahan selama proses
interaksi
K : “Iyolah buk, disini be
dak?”
K : tersenyum sambil
membenarkan posisi duduk
P : menatap klien
P merasa lega K menerima
ajakan P
K menunjukkan
kesediaannya untuk
berinteraksi
Kesepakan sebelum interaksi
penting untuk meningkatkan
hubungan saling percaya
P : “Oh iyolah pak. Pak B,
bapak tahu dak apo
sebenarnya yang bapak
P : badan condong ke depan,
menatap klien
P ingin menggali
pengetahuan K terhadap
kondisi K saat ini
K konsentrasi terhadap
pertanyaan perawat
Pertanyaan terfokus dan
terbuka berguna untuk
mendapatkan informasi yang
dengar tu? K : memperhatikan perawat,
mempertahankan kontak mata
spesifik tentang suatu hal
K : “kurang tahu jugo buk,
kadang dak jelas yang di
bisikannyo tu.
K : mengerutkan dahi,
menatap perawat
P : memperhatikan respon
klien
P senang karena keluarga
dapat mengugkapkan
pengetahuannya
K memberikan respon
terhadap pertanyaan
perawat
Pengetahuan awal keluarga
tentang kondisi klien dapat
menentukan penddidikan
kesehatan yang harus
diberikan
P : “hmmm sebenarnyo
yang pak B dengar itu dak
ado pak, itu perasaan bapak
be, Cuma bpak yang
dengar, kami dak ado
dengar, nah itu namonyo
halusinasi pak.
P : menatap klien sambil
memberikan penjelasan
dengan gerakan tangan
K : memperhatikan perawat
P ingin menjelaskan
kepada klien tentang
kondisi yang dialami kien
K mulai fokus dan
senang atas penjelasan P
Teknik informasi meruapakn
teknik komunikasi terapeutik
dengan memberikan informasi
yang diperlukan klien
K : “gitu yo buk, biasonyo
sayo dengar bisikan tu siang
buk, sekitar jam duo, dan
jam duo malam buk.
K : mengangguk-anggukkan
kepala, kontak mata ada
P : memperhatikan klien
P senang karena keluarga
dapat memberikan
tanggapan dari penjelasan
yang sudah diberikan
K mulai bersemangat
terhadap topik
pembicaraan
Tanggapan dari keluarga dapat
digunakan sebagai validasi
atas kondisi klien
P : “iyo pak, jadi
sebenarnyo dak ado suaro
yang bapak dengar tu, itu
perasaan bapak be.
P : menatap klien,
K : memperhatikan perawat
P berharap pemberian
tambahan penjelasan dapat
menambah pemahaman
klien terhadap penjelsan
sebelumnya
K mulai bersemangat
terhadap topik
pembicaraan
Focusing merupakan salah
satu komunikasi terapeutik
yang bertujuan memusatkan
perhatian klien pada satu
pokok bahasan
K : “Oo gitu ya buk, dak
ado lah suaro tu.
K : mengangguk-anggukkan
kepala, mengubah posisi
duduk
P : mempertahankan kontak
mata dengan klien
P senang karena keluarga
dapat memberikan
tanggapan dari penjelasan
yang sudah diberikan
K mulai focus dan
senang terhadap
penjelasan P
Tanggapan dari keluarga dapat
digunakan sebagai validasi
atas kondisi klien
P : “Iyo pak, dak ado suaro
tu, biasonyo suaro tu dating
kalo bapak lagi diam
dewean kan pak.?
P : memandang klien,
bertanya sambil
menggerakkan tangan
K : memperhatikan perawat
P berharap keluarga dapat
memberikan penjelasan
yang lebih dalam
mengenai kondisi klien
K mulai focus pada
interaksi
Penggalian data lebih
mendalam penting untuk
validasi data
K : “kadang iyo buk, tapi
kadang idak jugolah buk.
K : menggelengkan kepala
P : memperhatikan klien
P cukup senang terhadap
tanggapan klien
K tampak rileks dan
mulai terbuka terhadap
perawat
Penjelasan keluarga penting
sebagai pemahaman keluarga
terhadap kondisi klien
P : “Oo gitu. Nah kagek
bapak dak boleh lagi diam
dewek dewek, biak bisikan
dak dating pak.
P : menatap klien
K : kontak mata dengan
perawat
P berharap K mengerti
penjelasan yang diberikan
K tampak mengerti
penjelasan yang
diberikan
Penguatan terhadap penjelasan
penting untuk meningkatkan
pemahaman
K : “Iyo-iyo buk, dak mau
lagi sayo duduk diam
K : mengangguk-anggukkan P senang K mengerti akan K tampak paham dari Anggukan kepala meruapakn
dewean lagi” kepala
P : tersenyum, focus pada
klien
penjelasan yang diberikan penjelasan respon noverbal yang dapat
memnandakan bahwa klien
(keluarga) mengerti akan
penjelasan yang diberikan
P : “biasonyo kalo bapak
lah dengar bisikan apo yang
bapak lakuin pak?”
P : menjaga kontak mata
K : menatap perawat
P berharap K dapat
memiiki cara yang tepat
dalam menangani klien
K tampak berkonsentrasi
terhadap pertanyaan yang
diajukan
Pertanyaan terfokus dan
terbuka berguna untuk
mendapatkan informasi yang
spesifik tentang suatu hal
K : “biasonyo sayo diam
buk, kadang sayo ikutin
jugo apo yang dibisikan tu,
kayak nyuruh nendang
pintu buk”
K : mengangkat bahu dengan
tetap memandang perawat
P : mempertahankan kontak
mata
P senang mendapatkan
respon dari pertanyaannya
K berusaha
mengungkapkan hal yang
dilakukan
Tanggapan dari keluarga dapat
digunakan sebagai bahan
acuan untuk
mempertimbangkan
penjelasan yang akan
diberikan selanjutnya
P : “hmm, kalo kagek bapak
dengar bisikan lagi jangan
diikutin ya pak, cubo bapak
usir bisikan tu, dengan tutup
kuping dan bilang “pergi-
pergi kamu suara palsu”
ngerti pak?
P : memandang klien dengan
memberikan penjelasan
melaluii gerak tangan
K : Memperhatikan perawat
P berharap klien paham
akan penjelasan yang
diberikan
K tampak berusaha focus
dan memahami
penjelasan perawat
Teknik informasi meruapakn
teknik komunikasi terapeutik
dengan memberikan informasi
yang diperlukan klien
K : “Iyo buk, ngerti, kagek
sayo praktekkanlah, kalo
K : tersenyum sambil P senang K menyetujian K menyetujui saran Keluarga klien tampak siap
ado bisikan lagi. menganggukkan kepala
P : memperhatikan respon
klien
saran yang diberikan perawat dalam merawat klien
P : “Bapak B jangan sering
nian duduk diam dewean,
seringlah ngobrol-ngobrol
dengan kawan dalam
ruangan tu.”
P : memandang klien dengan
memberikan penjelasan
melaluii gerak tangan
K : Memperhatikan perawat
P berusaha memberikan
penguatan dan informasi
tambahan untuk
meningkatkan pemahaman
K berkonsentrasi
terhadap penjelasan yang
diberikan
Penguatan atau informasi
tambahan penting untuk lebih
meningkatkan pemahaman
keluarga atau klien
K : “Iyo buk, biasonyo sayo
sering cerito-cerito dengan
kawan di ruangan tu”
K : tersenyum, mengubah
posisi duduk sambil
menunjuk ke arah belakang
P : memperhatikan klien
P senang K memberikan
tanggapan yang positif
K dapat memahami
penjelasan yang
diberikan
Tanggapan yang positif
menunjukkan pemahaman
klien terhadap penjelasan yang
diterima
P : “Nah sekarang kek
mano perasaan bapak
sesudak kito diskusi ni
tentang apo yang bapak
alami?”
P: memandang klien
K; mendengarkan, tersenyum
P berharap K dapat
mengungkapkan perasaan
K tampat rileks dan
senang terhadap interaksi
Menggali perasaan keluarga
klien dapat digunakan sebagi
evaluasi
K : “sekarang sayo agak
tenang buk, sudah tau kek
mano caro ngusir suaro
bisikan tu”
K : tersenyum, menatap
perawat
P : memperhatikan klien
P senang K mau
mengungkapkan
perasaannya
K menunjukkan respon
positif terhadap apa yang
telah didiskusikan
Tujuan belajar dapat tercapai
ketika tidak terjadi
kesenjangan antara tujuan dan
hasil belajar
P : “Bagus pak, cubo bapak
ingat lagi kek mano caro
P : menatap klien P berharap K dapat
memahami ucapan P
K berusaha memahami
perkataan P
Evaluasi diperlukan untuk
melihat adakah kesenjangan
ngusir suaro bisikan tu.” K : memandang perawat antara apa yang dijelaskan
perawat dengan apa yang
dipahami keluarga klien
K : “Yo dengan tutup
kuping buk, bilang “pergi
pergi kamu suara palsu” ato
kalo dak tu sering ngomong
dengan kawan.
K: menjawab sambil berpikir
P: tersenyum
P menunjukkan rasa
senang terhadap jawaban
keluarga klien
K menunjukkan jawaban
positif terhadap apa yang
dibincangkan P
Mengevaluasi apakah sesuai
teori bahwa keluarga klien
telah mampu melakukan baik
dari afektif, kognitif,
psikomotor
P : “nah bagus pak, jadi lain
kali kalo ado suaro bisikan
jangan di ikuti yo pak, kan
sudah tau caro ngusir suaro
tu!”
P : memandang klien dengan
memberikan penjelasan
melaluii gerak tangan
K : Memperhatikan perawat
P berusaha memberikan
penguatan dan informasi
tambahan untuk
meningkatkan pemahaman
K berkonsentrasi
terhadap penjelasan yang
diberikan
Penguatan atau informasi
tambahan serta rencana tindak
lanjut penting untuk lebih
meningkatkan pemahaman
dan kemampuan keluarga
dalam merawat klien
K : “Iyo buk” K : tersenyum
P : memperhatikan klien
P senang K memberikan
tanggapan yang positif
K dapat memahami
penjelasan yang
diberikan
Tanggapan yang positif
menunjukkan pemahaman
klien terhadap penjelasan yang
diterima
P : “baiklah pak, kek mano
kalo besok kito ngobrol lagi
tentang caro mengontrol
halusinasi bapak?“
P : menatap klien
K : menoleh ke belakang
P berharap K mau untuk
diajak interaksi
selanjutnya
K tampak mulai bosan Terminasi dan kontrak yang
akan dating penting untuk
meningkatkan interaksi dan
membina hubungan saling
percaya
K : “Oh iyolah buk”. K : mengangguk, menatap
perawat
P : tersenyum
P merasa senang K mau
diajak interaksi
selanjutnya
K menyanggupi ajakan P Proses terminasi penting untuk
mengakhiri terminasi
P : kek mano kalo besok
jam 11 lagi pak?
P : menatap klien
K : menoleh ke belakang
P berharap mendapatkan
waktu yang pasti untuk
pertemuan se
K ingin segera
mengakhiri interaksi
Terminasi untuk menentukan
kontrak selanjutnya
K : “iyolah buk, jam segitu
be sebelum makan siang”
K : menolehh ke arah jam
dinding
P : mmperhatikan klien
P senang K memberi
tanggapan atas
pertanyaannya
K menyetujui ajakan P Kesepakatan kedua belah
pihak penting untuk
meningkatkan hubungan
saling pecaya
P : “baiklah pak, saya
permisi dulu, bapak silakan
istirahat lagi yo, selamat
siang pak B”
P : berdiri, mengulurkan
tangan untuk berjabat tangan
K : berjabat tangan
P berharap K mau berjabat
tangan
K memahami maksud P Salam merupakan tanda
perpisahan dari interaksi yang
telah dilakukan
K : “siang buk, terimo kasih
buk
K : tersenyum, berjalan ke
pintu ruangan K.
P : berjalan
P merasa lega K kooperatif
selama interaksi
K tamapak senang
selama interaksi
Proses terminasi penting untuk
mengakhiri terminasi