aph

33
Perdarahan Antepartum Perdarahan Antepartum

Upload: anitacharis

Post on 27-Dec-2015

9 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

plasenta

TRANSCRIPT

Page 1: APH

Perdarahan AntepartumPerdarahan Antepartum

Page 2: APH

Perdarahan AntepartumPerdarahan Antepartum

Page 3: APH
Page 4: APH

Plasenta PreviaPlasenta PreviaPlasenta yang berimplantasi pada segmen bawah rahim

demikian rupa sehingga menutupi seluruh atau

sebagian dari ostium uteri internum

Page 5: APH

Plasenta PreviaPlasenta Previa

Page 6: APH

Plasenta PreviaPlasenta Previa

Page 7: APH

Plasenta PreviaPlasenta Previa

Page 8: APH

Plasenta PreviaPlasenta Previa

Page 9: APH

Plasenta PreviaPlasenta PreviaGejala klinis

◦Gejala utama plasenta previa adalah perdarahan melalui vagina tanpa rasa nyeri.

◦Tanda dari plasenta previa adalah perdarahan melalui vagina, malpresentasi, dan hipotonus uterus

◦Perdarahan pertama berlangsung tidak banyak dan berhenti sendiri. Perdarahan kembali terjadi tanpa sesuatu sebab

Page 10: APH

Plasenta PreviaPlasenta PreviaPenataksanaan

Page 11: APH

Plasenta PreviaPlasenta Previa

Page 12: APH

Plasenta PreviaPlasenta Previa

Page 13: APH
Page 14: APH

Solusio PlasentaSolusio Plasenta

Page 15: APH

Klasifikasi

Page 16: APH

Solusio PlasentaSolusio Plasenta

Sebagian akan menyelundup di bawah selaput ketuban keluar dari vagina atau menembus selaput ketuban masuk ke dalam kantong ketuban, atau

mengadakan ekstravasasi di antara serabut otot uterus

Dalam beberapa kejadian pembentukan hematom retroplasenta disebabkan oleh putusnya a. spiralis dalam

desidua

Dalam banyak kejadian, perdarahan berasal dari kematian sle yang disebabkan oleh iskemia dan hipoksia

Page 17: APH

Solusio PlasentaSolusio Plasenta

Makin lama sejak terjadinya solusio placenta sampai persalinan selesai, makin hebat komplikasinya.

Apabila sebagian besar atau seluruhnya terlepas, anoksia akan mengakibatkan kematian janin. Apabila sebagian kecil yang lepas,

mungkin tidak berpengaruh sama sekali atau mengakibatkan gawat janin

Akibatnya, terjadi hipofibrinogenemi yang menyebabkan gangguan pembekuan darah pada uterus maupun alat-alat tubuh

lainnya

Page 18: APH

Solusio PlasentaSolusio Plasenta

Page 19: APH

Solusio PlasentaSolusio Plasenta

Page 20: APH

Solusio PlasentaSolusio Plasenta

Page 21: APH
Page 22: APH

Ruptur UteriRuptur Uteri

Definisi

Ruptur Uteri adalah robekan

pada rahim sehingga rongga

uterus dan rongga peritoneum dapat

berhubunganInsiden

si

Di negara maju, 1 dalam 1280 (1931-

1950) menurun menjadi 1 dalam

15000 tahun 1996. di Indonesia 1

dalam 93 persalinan

Page 23: APH

Klasifikasi

Page 24: APH

Pada waktu his korpus uteri berkontraksi & mengalami retraksi

Segmen atas rahim menjadi lbh tebal & volume korpus uteri menjadi kecil

Tubuh janin terdorong ke segmen bawah rahim

Segmen bawah rahim jd lbh lebar & tipis krn tertarik ke atas , berulang & sering shg lingkaran retaksi smkn tinggi

Segmen bawah rahim ditempati tubuh janin, bgn terbawah terdorong ke jalan lahir

Bila bgn terbawah janin tdk dpt turun,volume korpus yg mengecil hr diimbangi dgperluasan SBR ke atasLingkaran retraksi

fisiologik meninggi ke arah pusat menjadi patologik, disebut lingkaran bandl

Krn segmen bawwah rahim terus tertarik ke proksimal, tp tertahan oleh ligamen

Jika his terus menerus & bgn terbawah janin tidak turun, lingkaran retraksi semakin meninggi

Patofisiologi Patofisiologi

Page 25: APH

Pada saatnya dinding segmen bawah rahim tersebut akan robek, terjadi perdarahan

Darah sbgn mengalir ke dalam rongga peritoneum sbgn mengalir ke vagina

Peristiwa robekan tsb dipercepat jika ada manipulasi dari luar

Ketika terjadi robekan, pasien merasa amat nyeri , & his terakhir yg mash kuat mendorong tubuh janin ke rongga peritoneum

Page 26: APH

Gejala KlinisGejala KlinisNyeri Abdomen dapat tiba-tiba,

tajam dan seperti disayat pisau.

Perdarahan Pervaginam dapat simptomatik karena perdarahan aktif dari pembuluh darah yang robek.

Berhentinya persalinan dan terjadi syok

Page 27: APH

KomplikasiKomplikasiSyok hipovolemik karena

perdarahan yang hebat Sepsis akibat infeksi

Page 28: APH

Penanganan Penanganan Rujuk ke RS yang mempunyai

fasilitas yang memadaiHisterektomi, resusitasi &

pemberian antibiotik yg sesuai

Page 29: APH

Ruptur Sinus MarginalisRuptur Sinus Marginalis

Terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak, sama sekali tidak mempengaruhi keadaan ibu ataupun janinnya

Perdarahan pervaginam, kehitam-hitaman dan sedikit. Perut agak sakit, atau agak tegang. Bagian-bagian janin masih mudah teraba.

Kehamilan kurang dari 36 minggu, dan perdarahannya kemudian berhenti, konservatif di rumah sakit dengan observasi ketat

Page 30: APH

Insersio Velamentosa (Vasa Previa)

Keadaan dimana pembuluh darah janin berada di dalam selaput ketuban dan melewati ostium uteri internum untuk kemudian sampai ke dalam insersinya di tali pusat

Faktor resiko: plasenta bilobata, plasenta suksenturiata, plasenta letak rendah, kehamilan pada fertilisasi in vitro, kehamilan ganda

Perdarahan segera setelah ketuban pecah dan karena perdarahan ini berasal dari anak dengan cepat bunyi jantung anak menjadi buruk bisa juga menyebabkan bayi tersebut meninggal.

Page 31: APH

PLASENTA SIRKUMVALATAPLASENTA SIRKUMVALATA•Plasenta sirkumvalata adalah plaseta yang pada permukaan fetalis dekat pinggir terdapat cincin putih. Cincin ini menandakan pinggir plasenta, sedangkan jeringan di sebelah luarnya terdiri dari villi yang tumbuh kesamping dibawah desidua. •Diduga bahwa corionfrondosum terlalu kecil dan untuk mencukupi kebutuhan, villi menyerbu kedalam desidua di luar permukaan frondosum, plasenta jenis ini tidak jarang terjadi.

Page 32: APH

•Diagnosis plasenta sirkumvalata baru dapat ditegakan setelah plasenta lahir tetapi dapat diduga bila ada perdarahan intermiten

Page 33: APH

DAFTAR PUSTAKADAFTAR PUSTAKA Dinkes Propinsi Sumatera Utara, 2004. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara

Tahun 2005. Medan. Djaja, S., 2005. The Determinant of Maternal Morbidity in Indonesian.WHO South

East Asia New Region vol 4 number 1 and 2. New Delhi. WHO, 2007. Maternal Mortality in 2005. http://www.who.int. Diakses pada

tanggal 11 September 2012.  Rukmini, LK, 2008. Gambaran Penyebab Kematian Maternal di Rumah Sakit:

Studi di RSUD Pesisir Selatan, RSUD Padang Pariaman, RSUD Sikka, RSUD Larantuka dan RSUD Serang, 2005. http://www.kalbe.co.id. Cermin Dunia Kedokteran vol 34 no.5/158 Sep-Okt 2007. Diakses pada tanggal 11 September 2012. 

Winkjosastro, H., 1999. Ilmu Kebidanan. Edisi ketiga cetakan V. Penerbit Yayasan Bina Pustaka, Jakarta. 

Bader, Thomas J. 2005. Ob/Gyn Secrets, Updated Edition, 3rd Edition. http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters diakses tanggal 11 September 2012. 

Kumara, Karuna. 2011. Antepartum hemorrhage. Seminar. Jakarta.  Prawihardjo, Sarwono. 2008. Ilmu Kebidanan Edisi Keempat. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.  Cunningham, F Gary. 2006. Obstetri William Edisi 21. Jakarta: EGC