apbn investasi dan tabungan umi hanik

3
umihanik.blogspot.com umihanik.blogspot.com APBN, INVESTASI, DAN TABUNGAN UMI HANIK, SE, ME* Dalam ranah akademik, analisis mengenai Pendapatan dan Belanja Negara, Investasi dan Tabungan Nasional Bruto kerapkali menjadi topik favorit dalam skripsi, tesis, maupun disertasi. Topik cukup diminati dengan harapan mendapatkan nilai yang optimal sekaligus untuk menyandang gelar yang diidamkan pada tiaptiap level dimaksud. Tidak jauh dengan dunia akademisi, dalam kebijakan publik, pemerintah juga merasa perlu untuk melakukan analisis terkait topik tersebut guna menentukan atau tepatnya mengukur kondisi keuangan pemerintah. Menurut Anwar, Arsjad (2003), analisis keuangan pemerintah umumnya mencakup empat aspek sebagai berikut, yaitu : 1. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit / surplus anggaran dan sumbersumber pembiayaannya 2. Dampak operasi keuangan pemerintah terhadap kegiatan sektor riil melalui pengaruhnya terhadap Pengeluaran Konsumsi dan Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah 3. Dampak rupiah operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar 4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih Selama periode 1998/99 – 2002, operasi keuangan pemerintah telah menyebabkan terjadinya defisit anggaran antara lain dijelaskan dalam tabel berikut: Perkiraan Defisit Anggaran Tahun 1998/992002 Tahun Nominal (Rp) % PDB 1998/99 16,20 triliun 1,59 % 1999/2000 44,06 triliun 3,88 % April – Desember 2000 16,13 triliun 1,66 % 2001 40,48 triliun 2,79 % 2002 27,68 triliun 1,72 % Diolah dari berbagai sumber Dalam periode 1998/99 – April – Desember 2002 bagian terbesar sumber pembiayaan defisit berasal dari luar negeri, sedangkan untuk tahun 2001 dan 2002 sumber pembiayaan defisit yang berasal dari dalam negeri lebih besar daripada yang berasal dari dalam negeri. Tegasnya, sumber pembiayaan netto dari luar negeri pada tahun 2001 dan 2002 adalah masingmasing Rp. 10,27 triliun (0,71 % PDB) dan Rp. 7,12 triliun (0,44 % PDB). Adapun komponen Konsumsi Pemerintah dalam stimulus fiskal sejak tahun 2001 terdiri dari : (1) belanja pegawai dalam negeri; (2) belanja barang dalam negeri; (3) sebagian besar dari Dana Alokasi Umum; (4) Dana Alokasi Khusus dan Penyeimbang; dan (5) pengeluaran rutin lainnya. Sementara itu, komposisi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTDB) pemerintah terdiri dari : (1) pengeluaran pembangunan yang dikelola pemerintah pusat (Pembelanjaan dalam Rupiah dan Pinjaman Proyek); (2) sebagian dari Dana Alokasi Umum; dan (3) seluruh Dana Bagi Hasil dan Dana Alokasi Khusus. Tampaknya baik untuk tahun 2001 maupun tahun 2002 telah diasumsikan bahwa 19,6 % dari Dana Alokasi Umum dikeluarkan sebagai pengeluaran pembangunan oleh daerah. Sebagai konsekuensinya, jumlah pengeluaran untuk PMTDB pemerintah pada tahun 2001 dan 2002 diperkirakan masingmasing sebesar Rp. 74,11 triliun (5.11 % PDB) dan Rp. 79,44 triliun (4.93% PDB)

Upload: umi-hanik

Post on 07-Jun-2015

1.088 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Apbn investasi dan tabungan umi hanik

umihanik.blogspot.com

umihanik.blogspot.com

APBN, INVESTASI, DAN TABUNGAN UMI HANIK, SE, ME* 

 Dalam ranah akademik, analisis mengenai Pendapatan dan Belanja Negara,  Investasi dan Tabungan Nasional Bruto kerapkali menjadi  topik  favorit dalam  skripsi,  tesis, maupun disertasi. Topik  cukup diminati dengan harapan mendapatkan nilai yang optimal sekaligus untuk menyandang gelar yang diidamkan  pada  tiap‐tiap  level  dimaksud.  Tidak  jauh  dengan  dunia  akademisi,  dalam  kebijakan publik,  pemerintah  juga  merasa  perlu  untuk  melakukan  analisis  terkait  topik  tersebut  guna menentukan atau tepatnya mengukur kondisi keuangan pemerintah.   Menurut  Anwar,  Arsjad  (2003),  analisis  keuangan  pemerintah  umumnya mencakup  empat  aspek sebagai berikut, yaitu : 1. Operasi keuangan pemerintah dalam hubungan dengan defisit  /  surplus anggaran dan  sumber‐

sumber pembiayaannya 2. Dampak  operasi  keuangan  pemerintah  terhadap  kegiatan  sektor  riil  melalui  pengaruhnya 

terhadap  Pengeluaran  Konsumsi  dan  Pembentukan  Modal  Tetap  Domestik  Bruto  (PMTDB) pemerintah 

3. Dampak  rupiah  operasi  keuangan  pemerintah  atau  pengaruh  operasi  keuangan  pemerintah terhadap ekspansi bersih pada jumlah uang yang beredar 

4. Dampak Valuta Asing operasi keuangan pemerintah atau pengaruh operasi keuangan pemerintah terhadap aliran devisa masuk bersih 

 Selama periode 1998/99 – 2002, operasi keuangan pemerintah telah menyebabkan terjadinya defisit anggaran antara lain dijelaskan dalam tabel berikut:  

Perkiraan Defisit Anggaran Tahun 1998/99‐2002 Tahun  Nominal (Rp)  % PDB 

1998/99  16,20 triliun  1,59 % 1999/2000  44,06 triliun 3,88 %April – Desember 2000  16,13 triliun  1,66 % 2001  40,48 triliun  2,79 % 2002  27,68 triliun  1,72 %  

Diolah dari berbagai sumber  

Dalam periode 1998/99 – April – Desember 2002 bagian terbesar sumber pembiayaan defisit berasal dari luar negeri, sedangkan untuk tahun 2001 dan 2002 sumber pembiayaan defisit yang berasal dari dalam negeri  lebih besar daripada yang berasal dari dalam negeri. Tegasnya,  sumber pembiayaan netto dari  luar negeri pada  tahun 2001 dan 2002 adalah masing‐masing Rp. 10,27  triliun  (0,71 % PDB) dan Rp. 7,12 triliun (0,44 % PDB).  Adapun  komponen Konsumsi Pemerintah dalam  stimulus  fiskal  sejak  tahun 2001  terdiri dari  :  (1) belanja pegawai dalam negeri; (2) belanja barang dalam negeri; (3) sebagian besar dari Dana Alokasi Umum; (4) Dana Alokasi Khusus dan Penyeimbang; dan (5) pengeluaran rutin lainnya.   Sementara  itu, komposisi Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto  (PMTDB) pemerintah  terdiri dari  :  (1) pengeluaran pembangunan yang dikelola pemerintah pusat  (Pembelanjaan dalam Rupiah dan Pinjaman Proyek);  (2) sebagian dari Dana Alokasi Umum; dan  (3) seluruh Dana Bagi Hasil dan Dana  Alokasi  Khusus.  Tampaknya  baik  untuk  tahun  2001 maupun  tahun  2002  telah  diasumsikan bahwa 19,6 % dari Dana Alokasi Umum dikeluarkan sebagai pengeluaran pembangunan oleh daerah. Sebagai konsekuensinya, jumlah pengeluaran untuk PMTDB pemerintah pada tahun 2001 dan 2002 diperkirakan masing‐masing sebesar Rp. 74,11 triliun (5.11 % PDB) dan Rp. 79,44 triliun (4.93% PDB) 

Page 2: Apbn investasi dan tabungan umi hanik

umihanik.blogspot.com

umihanik.blogspot.com

Sementara  itu yang dikelola oleh pemerintah pusat pada tahun tersebut adalah masing‐masing Rp. 41,58 triliun ( 2.86 % PDB) dan Rp. 40,27 triliun ( 2.50 % PDB).  Jumlah  stimulus  fiskal,  termasuk  komponen  Konsumsi  Pemerintah  ,  telah  berkembang  dari  Rp. 176,98 triliun ( 12.21 % PDB) pada tahun 2001 menjadi Rp. 196,49 triliun ( 12.21 % PDB) pada tahun 2002.  Melihat  komponen  penerimaan  rupiah  maka  dapat  dikatakan  dalam  dampak  rupiah  keuangan pemerintah akan mencakup hal berikut : (1) pajak (migas dan bukan migas); (2) penerimaan negara bukan pajak; (3) privatisasi; (4) penjualan asset program restrukturisasi perbankan; dan (5) penjualan obligasi  pemerintah.  Sementara  itu  komponen  pengeluaran  rupiah  terdiri  dari  :  (1)  operasional (belanja pegawai DN, subsidi, bunga utang DN, dan pengeluaran rutin lainnya); (2) investasi; dan (3) Dana Perimbangan. Pada tahun 2001 operasi keuangan pemerintah dalam rupiah diperkirakan telah menimbulkan dampak ekspansi bersih sebesar Rp. 32,17 triliun ( 2.22 % PDB), sedangkan pada tahun 2002 hanya sebesar Rp. 19,54 triliun (1.21 % PDB).  Komponen  dampak  valuta  asing  keuangan  pemerintah  dalam  transaksi  berjalan  pada  neraca perdagangan adalah ekspor migas dan  impor yang berasal dari pinjaman proyek,  sedangkan pada neraca jasa terdiri dari : (1) pembayaran bunga utang luar negeri; (2) belanja pegawai luar negeri; (3) belanja  barang  luar  negeri;  (4)  penerimaan  PPH  bukan  migas;  dan  (5)  hibah.  Sementara  itu komponen dalam pemasukan modal netto pemerintah terdiri dari : (1) penarikan utang luar negeri; (2)  pembayaran  cicilan  pokok  utang  luar  negeri;  (3)  privatisasi;  dan  (4)  penjualan  asset  program restrukturisasi perbankan. Diperkirakan besarnya dampak valuta asing keuangan pemerintah pada tahun 2001 dan 2002 masing‐masing adalah sebesar Rp. 33,40 triliun  ( 2.30 % PDB) dan Rp. 24,25 triliun (1.51 % PDB).  Memperhatikan bahwa aliran devisa masuk bersih sektor pemerintah baik pada tahun 2001 maupun tahun 2002 yang lebih besar dari ekspansi rupiah bersih, maka telah memungkinkan Bank Indonesia untuk menyerap seluruh ekspansi rupiah bersih tersebut melalui sterilisasi valuta asing.     Analisis Investasi dan Tabungan Nasional Bruto Terdapat  dua  sumber  data  utama  untuk memperkirakan  Investasi  dan  Tabungan Nasional  bruto, yakni  :  (1)  data  Produk  Domestik  Bruto  atas  dasar  harga  berlaku menurut  penggunaan;  dan  (2) Neraca  Arus  Dana  yang  digunakan  oleh  tim  gabungan  BPS,  Bank  Indonesia,  dan  Departemen Keuangan. Jika dibandingkan antar ketiga sumber data tersebut, maka akan nampak bahwa selama periode 1998 – 2002 baik perkiraan  Investasi maupun Tabungan Nasional Bruto yang dihitung dari Produk Domestik Bruto menurut penggunaan senantiasa lebih kecil.  Sementara  itu,  terkait  kebutuhan untuk menganalisis pertumbuhan Produk Domestik Bruto  (PDB) terlihat adanya kecenderungan untuk lebih menggunakan data PDB menurut penggunaan. Kalau kita menganggap  bahwa  perkiraan  Investasi  dan  Tabungan  Nasional  Bruto  yang  dihasilkan  oleh  Tim Gabungan BPS, Bank Indonesia, dan Departemen Keuangan  lebih mendekati kebenaran, maka data statistik  Produk  Domestik  Bruto menurut  penggunaan  yang  dipublikasikan  oleh  BPS  nampaknya layak untuk dipertanyakan.   *) Pemerhati Kebijakan Publik 

Page 3: Apbn investasi dan tabungan umi hanik

Email Address : [email protected] Instant Messaging (with appointment) : [email protected] Online Page : http://umihanik.blogspot.com/ Facebook : http://www.facebook.com/umi.hanik1 Twitter : http://twitter.com/umihanik Citizenship : Indonesian

Professional Histories 1. The World Bank, Jakarta Office, May 2009 – Present; Monitoring & Evaluation (M&E)

Specialist for BOS KITA (Knowledge Improvement for Transparency and Accountability) Program 2. The House Of Representatives (DPR RI), November 2007 – June 2009; Expert Staff for

Commission VI, XI, and Budget Committee, In charge for National Awakening Party 3. National Development Planning Agency (Bappenas), April 2008 – March 2009; M&E Specialist

as a Technical Assistance for the Deputy of Development Performance Evaluation (DPE); under the AusAID-World Bank and GRS II CIDA activities

4. National Development Planning Agency (Bappenas), February 2006 – February 2008; M&E Specialist for PMU (Project Management Unit) of PNPM SPADA (Support for Poor and Disadvantage Area) Program

5. PT. Sinergi Pakarya Sejahtera (Sinergi Consulting), November 2005 – present; Associate Researcher for strategic project concerning planning and public policy research

6. National Development Planning Agency (Bappenas), March 2002 – October 2005; Assistant Specialist for State Minister Advisor on Macro Economics Studies

Educational Background Aug 1997 - Nov 2001, Bachelor of Economics, Faculty of Economics, University of Jember Aug 2007-Jan 2010, Master of Economics, Faculty of Economics, University of Indonesia

Summary Of Economics Legislation Advisory Experiences 1. Government Budget-Adjustment 2008 (APBN-P 2008) Law Draft, 2008 2. Transformation of Indonesian Export Bank to Export Financing Board (LPEI) Law Draft, 2008 3. Interruption material submission for the legislators during the interpellation of BLBI, 2008 4. Research development to support the inisiation of the interpellation for food inflation, 2008 5. Tax Package Draft Law (RUU KUP, PPh, PPN and PPn BM), 2008 6. Economic Crisis Mitigation Package Draft Law (Perpu 2, 3, 4/2008), 2008 7. RAPBN 2009 Law Draft, 2008 8. Fiscal stimulus package Law Draft to mitigate the economic crisis for the budget year of 2009 9. Free Trade Zone Law Draft, 2009 10. Research development to support the substance of interpellation for BBM subsidy issue in the

Budget Year of 2009, 2009 11. Other research and writing activities to support press conferences, discussion, public hearing.

Organization Background, Social And Community Involvement 1. 2009 – Present, Board of Forming Committee for the Indonesian Development Evaluation

Community (InDEC) 2. 2009-present, member of Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI) 3. 2009–present, Treasurer for Yayasan Pendidikan Pondok Pesantren Al-Hidayah Batu 4. 2004-present, Tresurer for The University of Jember Alumni Association, Jakarta Branch 5. March 2008-Present, Committee for the Indonesian Moslem Student Movement (PMII) Alumni

Association, National Committee 6. April 2008-June 2009, General Secretary for Expert Forum FKB DPR RI (FORTA) 7. August 2000–July2001, Chairman of Student Executive Board Faculty of Economic (FoE),

University of Jember (UoJ) 8. 2000-2001, Member of Indonesian Economics Student Senate Association (ISMEI) 9. 2000–2001, Head of External Affairs for the University Student English Forum (USEF), UoJ 10. 1999–2000, Head of Women Empowerment, Indonesian Moslem Student Movement (PMII),

Economics Branch, UoJ 11. 1998–2001, Reporter and writer for Campus Magazine ‘Tegalboto’ and News Paper ‘Tawang

Alun’, UoJ 12. 1997–2000, Presidium Committee for Islam and Environment Research Forum, FoE, UoJ

Personal Information Single, Moslem, Interested in writing, teaching, blogrolling-walking, and listening to top 40 music