apa beda silpa dengan silpa

4
Struktur APBD Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari : a. Pendapatan Daerah; b. Belanja Daerah; c. Pembiayaan Daerah a. Pendapatan Daerah Pendapatan Daerah selanjutnya dikelompokan atas : - Pendapatan Asli Daerah (PAD) - Dana Perimbangan - Lain-lain Pendapatan daerah yang sah b. Belanja Daerah Belanja Daerah selanjutnya dikelompokan atas : - Belanja Tidak langsung - Belanja langsung c. Pembiayaan Daerah Pembiayaan Daerah terdiri dari : - Penerimaan Pembiayaan - Pengeluaran Pembiayaan Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan surplus atau defisit APBD. Selanjutnya pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Jika terjadi defisit, maka jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran. Sedangkan SILPA tahun berjalan merupakan selisih antara surplus/defisit APBD dengan pembiayaan neto. Selanjutnya secara garis besar struktur APBD tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Upload: ayeshabhiels

Post on 24-Oct-2015

76 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

SILPA

TRANSCRIPT

Page 1: Apa Beda SilPA Dengan SILPA

Struktur APBD

Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari :a. Pendapatan Daerah;b. Belanja Daerah;c. Pembiayaan Daerah

a. Pendapatan Daerah     Pendapatan Daerah selanjutnya dikelompokan atas  :    - Pendapatan Asli Daerah (PAD)    - Dana Perimbangan    - Lain-lain Pendapatan daerah yang sah

b. Belanja Daerah    Belanja Daerah selanjutnya dikelompokan atas :    - Belanja Tidak langsung    - Belanja langsung

c. Pembiayaan Daerah    Pembiayaan Daerah terdiri dari :    - Penerimaan Pembiayaan    - Pengeluaran Pembiayaan

Selisih antara anggaran pendapatan daerah dengan anggaran belanja daerah mengakibatkan surplus atau  defisit APBD. Selanjutnya pembiayaan neto merupakan selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran pembiayaan. Jika terjadi defisit, maka jumlah pembiayaan neto harus dapat menutup defisit anggaran. Sedangkan SILPA tahun berjalan merupakan selisih antara surplus/defisit APBD dengan pembiayaan neto.  Selanjutnya secara garis besar struktur APBD tersebut di atas dapat digambarkan sebagai berikut :

Page 2: Apa Beda SilPA Dengan SILPA

Apa beda SilPA dengan SILPA?

Bicara tentang SiLPA maupun SILPA akan selalu berhubungan dengan  pembiayaan. Pembiayaan  adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. 

Pembiayaan untuk menutup defisit anggaran sering disebut sebagai penerimaan pembiayaan. Sebaliknya, pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut dengan pengeluaran pembiayaan.

Kembali ke pertanyaan pada judul di atas, sekilas pertanyaan tersebut adalah biasa saja. Tapi tunggu dulu, yang satu SilPA (dengan huruf i kecil) dan yang satu lagi SILPA (dengan  huruf  i besar/kapital). Apa perbedaanya hanya pada huruf  "i" itu? Tentu saja tidak.

SiLPA (dengan huruf i kecil) adalah  Sisa Lebih Perhitungan Anggaran, yaitu selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu periode anggaran. Misalnya realisasi penerimaan daerah tahun anggaran 2008 adalah Rp571 milyar sedangkan realisasi pengeluaran  daerah adalah Rp524 milyar, maka SiLPA-nya adalah Rp47 milyar.

Sedangkan SILPA  (dengan  huruf  i besar/kapital) adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenan. Yaitu selisih antara surplus/defisit anggaran dengan pembiayaan netto. Dalam penyusunan APBD angka SILPA ini seharusnya sama dengan nol. Artinya bahwa  penerimaan pembiayaan harus dapat menutup defisit anggaran yang terjadi.

Jika angka SILPA-nya positif berarti bahwa ada pembiayaan netto setelah dikurangi dengan defisit   anggaran , masih tersisa (misalnya (Rp2 milyar). Atau dengan penjelasan lain bahwa secara anggaran masih ada dana dari penerimaan pembiyaan yang Rp2 milyar tersebut  yang belum dimanfaatkan untuk membiayai Belanja Daerah dan/atau Pengeluaran Pembiayaan Daerah.

Bagaimana pula jika SILPA angkanya negarif? Jika angka SILPA-nya negatif berarti bahwa pembiayaan netto belum dapat menutup defisit anggaran yang terjadi. Untuk itu perlu dicari jalan keluarnya. Misalnya dengan mengusahakan sumber-sumber penerimaan pembiayaan yang lain seperti utang dan lain sebagainya. Atau dengan mengurangi Belanja dan atau pengeluaran pembiayaan sehingga angka SILPA ini sama dengan nol.Defisit Anggaran adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja. Untuk APBD, Defisit Anggaran Daerah adalah selisih kurang antara pendapatan daerah dan belanja daerah. Misalnya Kabupaten A total seluruh Pendapatan Daerahnya adalah Rp659 milyar dan Belanja Daerahnya Rp706 milyar, maka defisit APBDnya adalah Rp47 milyar.

Page 3: Apa Beda SilPA Dengan SILPA

Bagaimana untuk menutup defisit tersebut? Defisit APBD dapat ditutup dari sumber-sumber penerimaan  pembiayaan yang meliputi :

a.    sisa lebih perhitungan anggaran (SiLPA) daerah tahun sebelumnya;b.    pencairan dana cadangan;c.    hasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan; d.    penerimaan pinjaman; dan/ataue.    penerimaan kembali pemberian pinjaman. 

Dari uraian di atas tergambar bahwa salah satu sumber pembiayaan daerah untuk menutup defisit anggaran adalah Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) daerah tahun sebelumnya. Sesuai dengan data dari  website Dirjen  Perimbangan Keuangan Departemen Keuangan RI  (http://www.djpk.depkeu.go.id/linkdata/apbd2009/A2009.htm) pada  tahun anggaran 2009, hampir semua APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota di Indonesia APBDnya mengalami defisit. Namun setelah ditelusuri lebih lanjut kebanyakan (tidak semua) defisit tersebut ternyata sama dengan SilPA tahun anggaran sebelumnya (2008). Apa artinya ini? Artinya bahwa defisit APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota tersebut "aman" dalam arti telah tertutup tanpa melakukan pinjaman atau upaya lain seperti pencairan dana cadangan, menjual kekayaan daerah yang dipisahkan atau penerimaan kembali pemberian pinjaman.